Anda di halaman 1dari 16

Kontrasepsi Sederhana Tanpa Alat Metode Amenorhoe Laktasi (MAL), Coitus

Interptus, Metode Kalender, Metode Lendir Serviks, Metode Suhu Basal, Simptotermal

Dosen: Ika Oktaviani SST, MKM

Yang disusun oleh :

Kelompok 3
Jiihan Latiifah Azzahroh (1915201040)
Dita Siti Nurfadhilah (1915201008)
Anissawida Maharani (1915201045)
Tiara Safitri (1915201006)
Muhlina Putri (1915201014)
Rohmah (1915201037)

PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG

TAHUN 2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan Rahmat
dan Hidayah-Nyalah sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu.
Banyak hal yang akan kami sampaikan kepada pembaca mengenai “Kontrasepsi
Sederhana Tanpa Alat Metode Amenorhoe Laktasi (MAL), Coitus Interptus,
Metode Kalender, Metode Lendir Serviks, Metode Suhu Basal, Simptotermal”
untuk membaca lebih lengkap, Anda dapat membaca hasil makalah Kami.

Kami menyadari jika mungkin ada sesuatu yang salah dalam penulisan, seperti
menyampaikan informasi berbeda sehingga tidak sama dengan pengetahuan pembaca
lain. Kami mohon maaf yang sebesar-besarnya jika ada kalimat atau kata-kata yang
salah. Demikian Kami ucapkan terima kasih atas waktunya telah membaca hasil
makalah Kami.

Tangerang, 29 April 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ii

DAFTAR ISI iii

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1 Latar belakang 1

1.2 Rumusan masalah 2

1.3 Tujuan 2

1.4 Manfaat 2

BAB II PEMBAHASAN 3

2.1 Pengertian . 3

2.2 Metode Amenorhoe Laktasi (MAL) 3

2.3 Coitus Interuptus 4

2.4 Metode kalender 5

2.5Metode Lendir Serviks 6

2.6 Metode Suhu Basal 9

2.7 Metode simptothermal 10

BAB III PENUTUP 12

3.1 Kesimpulan 12

3.2 Saran 12

3.3 Daftar Pustaka 13

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Metode keluarga berencana alami telah banyak digunakan di masa lalu
oleh berbagai kelompok agama seperti penganut Katolik Roma. Metode ini dilakukan
dengan mengamati perubahan tubuh tertentu yang menandai ovulasi. Dari informasi
ini, pasangan dapat memilih pantang koitus dan menggunakannya sebagai metode
keluarga berencana mereka, atau menggunakan masa subur ini untuk melakukan
koitus sehingga meningkatkan kehamilan, yang disebut sebagai kesadaran terhadap
kesuburan. (Suzanne Everett, 2007: 37).
KB pada hakikatnya merupakan program yang turut berperan penting dalam
menciptakan generasi masa depan bangsa Indonesia yang berkualitas serta mampu
bersaing dengan bangsa lain.Beberapa pasangan suami-istri mengalami kesulitan
dalam memilih metode KB. Ada ibu yang kegemukan mengikuti suatu metode KB,
ada juga yang alergi dan sebagainya. Tentu itu bukan tujuan dari program KB, hanya
efek samping tapi kadang-kadang turut mengusik kebahagiaan rumah tangga.
Beberapa di antara mereka memperhitungkan masa subur, dimana masa subur sangat
besar artinya bagi mereka yang menginginkan hamil dan bagi yang ingin menunda
kehamilan.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Metode Amenorhoe Laktasi (MAL)?
2. Coitus Interuptus?
3. Metode Kalender?
4. Metode Lendir Serviks?
5. Metode Suhu Basal?
6. Simptotermal

1.3 Tujuan

1. Kita dapat mengetahui tentang Amenorhoe Laktasi (MAL).


2. Kita dapat mengetahui tentang Coitus Interuptus.
3. Kita dapat mengetahui tentang Metode Kalender.
4. Kita dapat mengetahui tentang Metode Lendir Serviks.
5. Kita dapat mengetahui tentang Metode Suhu Basal.
6. Kita dapa mengetahui tentang Simptotermal

1.4 Manfaat

Manfaat dari penulisan makalah ini adalah agar pembaca dapat mengetahiu
apa saja hal-hal yang terkait dengan Kontrasepsi Sederhana Tanpa Alat Metode
Amenorhoe Laktasi (MAL), Coitus Interptus, Metode Kalender, Metode Lendir
Serviks, Metode Suhu Basal, Simptotermal

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian
Metoda kontrasepsi sederhana adalah suatu cara yang dapat dikerjakan sendiri oleh
peserta keluarga berencana, tanpa pemeriksaan medis terlebih dahulu. Hasil yang
diperoleh dengan cara ini umumnya kurang efektif dibandingkan dengan cara-cara yang
lain.

2.2 Metode Amenorhoe Laktasi (MAL)

metode amenorhoe laktasi ( MAL) adalah metode kontrasepsi alami bersifat


sementara yang dapat digunakan setelah persalinan. MAL  memiliki cara kerja berupa
penekanan ovulasi. Peningkatan hormon prolaktinb (hormon pembentukan asi) usai
persalinan menyebabkan penurunan hormon lain seperti LH dan estrogen yang yang
diperlulan untuk pemeliharan siklus menstruasi sehingga ovulasi (pematangan sel telur) tidak
terjadi. Jika Ibu ingin menggunakan MAL sebagai kontrasepsi alami, berikut adalah syarat
dan hal- hal yang harus diperhatikan:

1. Ibu harus menyusui bayi secara ekslusif. Eksklusif berarti penuh atau hampir penuh selama
24 jam dalam sehari termasuk malam hari. Ibu harus menyusui bayi selama 8x sehari atau
lebih, biasanya sebanyak 10-12x dalam sehari. Hindari jarak antar menyusui lebih dari 4 jam.
Bayi harus menghisap payudara ibu secara langsung.  

2. Bayi berusia kurang dari 6 bulan. Jika bayi sudah berusia lebih dari 6 bulan maka
kebutuhan akan MPASI meningkat dan frekuensi  pemberian asi akan berkurang.

3. Ibu harus dalam masa belum mengalami menstruasi. Jika ibu sudah mengalami menstruasi
maka metode ini tidak dapat digunakan lagi karena ovulasi dapat terjadi setelah menstruasi.
Pendarahan sebelum 56 hari paska salin belum dianggap sebagai haid. Pada ibu yang
menyusui secara eksklusif ovulasi tidak akan terjadi sampai 10 minggu paska persalinan. 

MAL sebagai kontrasepsi memiliki banyak keunggulan baik bagi Ibu maupun bayi.
Bagi ibu menyusui secara ekslusif dapat mengurangi kejadian pendarahan setelah persalinan.
MAL tidak memiliki efek samping sistemik bagi ibu.  Untuk bayi pemberian ASI secara
ekslusif dapat meningkatkan daya tahan tubuh karena ASI mengandung antibodi yang

3
dibutuhkan oleh bayi. Bayi juga mendapatkan gizi yang terbaik dari nutrisi yang terdapat
pada asi. Yang paling penting, MAL meningkatkan hubungan psikologis antara ibu dan
bayi.

2.3 Coitus Interuptus

Coitus Interuptus Nama lain dari coitus interuptus ; senggama terputus atau ekspulsi
pra ejakulasi atau pancaran ekstra vaginal atau withdrawal methods atau pull-out method.
Dalam bahasa latin disebut juga interrupted intercourse. Pengertian Coitus interuptus atau
senggama terputus ; metode keluarga berencana tradisional/alamiah, di mana pria
mengeluarkan alat kelaminnya (penis) dari vagina sebelum mencapai ejakulasi. Alat kelamin
(penis) dikeluarkan sebelum ejakulasi sehingga sperma tidak masuk ke dalam vagina, maka
tidak ada pertemuan antara sperma dan ovum, dan kehamilan dapat dicegah. Ejakulasi di luar
vagina untuk mengurangi kemungkinan air mani mencapai rahim.

Efektifitas Metode coitus interuptus akan efektif apabila dilakukan dengan benar dan
konsisten. Angka kegagalan 4-27 kehamilan per 100 perempuan per tahun. Pasangan yang
mempunyai pengendalian diri yang besar, pengalaman dan kepercayaan dapat menggunakan
metode ini menjadi lebih efektif.

Manfaat Coitus interuptus memberikan manfaat baik secara kontrasepsi maupun non
kontrasepsi.

Manfaat kontrasepsi
1. Alamiah.
2. Efektif bila dilakukan dengan benar.
3. Tidak mengganggu produksi ASI.
4. Tidak ada efek samping.
5. Tidak membutuhkan biaya.
6. Tidak memerlukan persiapan khusus
. 7. Dapat dikombinasikan dengan metode kontrasepsi lain.
8. Dapat digunakan setiap waktu.

4
2.4 Metode kalender

Metode kalender atau pantang berkala merupakan metode keluarga berencana alamiah
(KBA) yang paling tua. Pencetus KBA sistem kalender adalah dr. Knaus (ahli kebidanan dari
Vienna) dan dr. Ogino (ahli ginekologi dari Jepang). Metode kalender ini berdasarkan pada
siklus haid/menstruasi wanita. Knaus berpendapat bahwa ovulasi terjadi tepat 14 hari
sebelum menstruasiberikutnya. Sedangkan Ogino berpendapat bahwa ovulasi tidak selalu
terjadi tepat 14 hari sebelum menstruasi, tetapi dapat terjadi antara 12 atau 16 hari sebelum
menstruasi berikutnya. Hasil penelitian kedua ahli ini menjadi dasar dari KBA sistem
kalender. Pantang berkala adalah cara/metode kontrasepsi sederhana yang dilakukan oleh
pasangan suami istri dengan tidak melakukan senggama atauhubungan seksual pada masa
subur/ovulasi.
a. Manfaat:
Dapat bermanfaat sebagai kontrasepsi maupun konsepsi.
1. Manfaat kontrasepsi yaitu sebagai alat pengendalian kelahiran atau mencegahk
ehamilan.
2. Manfaat konsepsi dapat digunakan oleh para pasangan untuk mengharapkan bayi
dengan melakukan hubungan seksual saat masa subur/ovulasi untuk meningkatkan
kesempatan bisa hamil.

b. Keuntungan

1. Metode kalender atau pantang berkala lebih sederhana.

2. Dapat digunakan oleh setiap wanita yang sehat.

3. Tidak membutuhkan alat atau pemeriksaan khusus dalam penerapannya.

4. Tidak mengganggu pada saat berhubungan seksual.

5. Kontrasepsi dengan menggunakan metode kalender dapat menghindari resiko


kesehatan yang berhubungan dengan kontrasepsi.

6. Tidak memerlukan biaya.

7. Tidak memerlukan tempat pelayanan kontrasepsi.

8. Keterbatasan

5
Sebagai metode sederhana dan alami, metode kalender atau pantang berkala ini juga
memiliki keterbatasan, antara lain:

1. Memerlukan kerjasama yang baik antara suami istri.

2. Harus ada motivasi dan disiplin pasangan dalam menjalankannya.

3. Pasangan suami istri tidak dapat melakukan hubungan seksual setiap saat.

4. Pasangan suami istri harus tahu masa subur dan masa tidak subur.

5. Harus mengamati sikus menstruasi minimal enam kali siklus.

6. Siklus menstruasi yang tidak teratur (menjadi penghambat).

7. Lebih efektif bila dikombinasikan dengan metode kontrasepsi lain.

c. Keefektifitas
Akan lebih efektif bila dilakukan dengan baik dan benar. Sebelum menggunakan
metode kalender ini, pasangan suami istri harus mengetahui masa subur. Padahal, masa
subur setiap wanita tidaklah sama. Oleh karena itu, diperlukan pengamatan minimal enam
kali siklus menstruasi. Selain itu, metode ini juga akan lebih efektif bila digunakan
bersama dengan metode kontrasepsi lain. Berdasarkan penelitian dr. Johnson dan kawan-
kawan di Sidney, metode kalender akan efektif tiga kali lipat bila dikombinasikan dengan
metode simptothermal. Angka kegagalan penggunaan metode kalender adalah 14 per 100
wanita per tahun.

2.5 Metode Lendir Serviks


Metode mukosa cerviks atau ovulasi billings ini dikembangkan oleh Drs. John,
Evelyn Billings dan Fr Maurice Catarinich di Melbourne, Australia dan kemudian
menyebar ke seluruh dunia. Metode ini tidak menggunakan obat atau alat, sehingga dapat
diterima oleh pasangan taat agama dan budaya yang berpantang dengan kontrasepsi
modern.
Metode mukosa serviks atau metode ovulasi merupakan metode keluarga
berencana alamiah (KBA) dengan cara mengenali masa subur dari siklus menstruasi
dengan mengamati lendir serviks dan perubahan rasa pada vulva menjelang hari-hari
ovulasi.
a) Esensi Metode Mukosa Serviks

6
Lendir/mukosa seviks adalah lendir yang dihasilkan oleh aktivitas biosintesis sel
sekretori serviksdan mengandung tiga komponen penting yaitu:
a) Molekul lendir.
b) Air.
c) Senyawa kimia dan biokimia (natrium klorida, rantai protein, enzim, dll).
Lendir/mukosa serviks ini tidak hanya dihasilkan oleh sel leher rahim tetapi juga oleh
sel-selvagina. Dalam vagina, terdapat sel intermediet yang mampu berperan terhadap
adanya lendir padamasa subur/ovulasi.
vulasi adalah pelepasan sel telur/ovum yang matang dari ovarium/indung telur. Pada
saat menjelang ovulasi, lendir leher rahim akan mengalir dari vagina bila wanita
sedang berdiri atau berjalan. Ovulasi hanya terjadi pada satu hari di setiap siklus dan
sel telur akan hidup 12-24 jam, kecuali dibuahi sel sperma. Oleh karena itu, lendir
pada masa subur berperan menjaga kelangsungan hidup sperma selama 3-5 hari.
Pengamatan lendir serviks dapat dilakukan dengan:
1. Merasakan perubahan rasa pada vulva sepanjang hari.
2. Melihat langsung lendir pada waktu tertentu.
Pada malam harinya, hasil pengamatan ini harus dicatat. Catatan ini akan
menunjukkan pola kesuburan dan pola ketidaksuburan.
Pola Subur adalah pola yang terus berubah, sedangkan Pola Dasar Tidak Subur adalah
pola yang sama sekali tidak berubah. Kedua pola ini mengikuti hormon yang
mengontrol kelangsungan hidupsperma dan konsepsi/pembuahan. Dengan demikian
akan memberikan informasi yang bisa diandalkan untuk mendapatkan atau menunda
kehamilan.

b) Manfaat
Metode mukosa serviks bermanfaat untuk mencegah kehamilan yaitu dengan
berpantangsenggama pada masa subur. Selain itu, metode ini juga bermanfaat bagi
wanita yang menginginkan kehamilan.
c) Efektifitas
Keberhasilan metode ovulasi billings ini tergantung pada instruksi yang tepat,
pemahaman yang benar, keakuratan dalam pengamatan dan pencatatan lendir serviks,
serta motivasi dan kerjasama dari pasangan dalam mengaplikasikannya. Angka
kegagalan dari metode mukosa serviks sekitar 3-4 perempuan per 100 perempuan per
tahun. Teori lain juga mengatakan, apabila petunjuk metode mukosa serviks atau
7
ovulasi billings ini digunakan dengan benar maka keberhasilan dalam mencegah
kehamilan 99 persen.
d) Kelebihan
Metode mukosa serviks ini memiliki kelebihan, antara lain:
1. Mudah digunakan.
2. Tidak memerlukan biaya.
3. Metode mukosa serviks merupakan metode keluarga berencana alami lain yang
mengamati tanda-tanda kesuburan.
e) Keterbatasan
Sebagai metode keluarga berencana alami, metode mukosa serviks ini memiliki
keterbatasan. Keterbatasan tersebut antara lain:
1. Tidak efektif bila digunakan sendiri, sebaiknya dikombinasikan dengan
metodekontrasepsi lain (misal metode simptothermal).
2. Tidak cocok untuk wanita yang tidak menyukai menyentuh alat kelaminnya.
3. Wanita yang memiliki infeksi saluran reproduksi dapat mengaburkan tanda-tanda
kesuburan.
4. Wanita yang menghasilkan sedikit lendir.
f) Hal yang Mempengaruhi Pola Lendir Serviks
Pola lendir serviks pada wanita dapat dipengaruhi oleh:
1. Menyusui.
2. Operasi serviks dengan cryotherapy atau electrocautery.
3. Penggunaan produk kesehatan wanita yang dimasukkan dalam alat reproduksi.
4. Perimenopause.
5. Penggunaan kontrasepsi hormonal termasuk kontrasepsi darurat.
6. Spermisida.
7. Infeksi penyakit menular seksual.
8. Terkena vaginitis.
g) Instruksi Kepada Pengguna/Klien
Petunjuk bagi pengguna metode ovulasi adalah sebagai berikut:
1. Cara mengenali masa subur dengan memantau lendir serviks yang keluar dari
vagina. Pengamatan dilakukan sepanjang hari dan dicatat pada malam harinya.
2. Periksa lendir dengan jari tangan atau tisu di luar vagina dan perhatikan
perubahanperasaan kering-basah. Tidak dianjurkan untuk periksa ke dalam vagina.

8
3. Pengguna metode ovulasi harus mengenali pola kesuburan dan pola dasar
ketidaksuburan.
4. Pasangan dianjurkan tidak melakukan hubungan seksual paling tidak selama satu
siklus. Hal ini bertujuan untuk mengetahui jenis lendir normal atau pola kesuburan
maupun pola dasar tidak subur.
5. Selama hari-hari kering (tidak ada lendir) setelah menstruasi, senggama
tergolongaman pada dua hari setelah menstruasi.
6. Lendir basah, jernih, licin dan elastis menunjukkan masa subur (pantang
bersenggama). Lendir kental, keruh, kekuningan dan lengket menunjukkan masa tidak
subur.
7. Berikan tanda (x) pada hari terakhir adanya lendir bening, licin dan elastis. Ini
merupakan hari puncak dalam periode subur (fase paling subur).
8. Pantang senggama dilanjutkan hingga tiga hari setelah puncak subur. Hal ini untuk
menghindari terjadinya pembuahan.
9. Periode tak subur dimulai pada hari kering lendir, empat hari setelah puncak hari
subur sehingga senggama dapat dilakukan hingga datang haid berikutnya

2.6 Metode Suhu Basal

Metode suhu basal ( termal)


 Dasar : • Peninggian suhu badan basal 0.2 - 0.5 0C pada waktu ovulasi. • Peninggian
suhu badan basal mulai 1 - 2 hari setelah ovulasi, dan disebabkan oleh peninggian
kadar hormon progesteron.

 Teknik Metode Suhu Badan Basal :


• Umumnya digunakan untuk termometer khusus dengan kalibrasi yang di perbesar
(basal termometer), meskipun termometer biasa dapat juga dipakai .
• Waktu pengukuran harus pada saat yang sama setiap pagi dan setelah tidur nyenyak
sedikitnya 3-5 jam serta masih dalam keadaan istirahat mutlak.
a) Oral (3 menit)
b) Rektal (1 menit)
c) Vaginal

9
 Faktor-faktor yang mempengaruhi suhu badan basal :
1. Influensa atau infeksi traktus respiratorius lain.
2. Infeksi/penyakit-penyakit lain yang meninggikan suhu badan.
3. Inflamasi lokal lidah, mulut atau daerah anus.
4. Faktor-faktor situasional seperti mimpi buruk, jet lag, mengganti popok bayi pukul
6 pagi,
5. Jam tidur yang ireguler
6. Pemakaian minuman panas atau dingin sebelum penngambilan suhu badan basal.
7. Pemakaian selimut elektris.
8. Kegagalan membaca termometer dengan tepat atau baik.

 Efektifitas Metode Suhu Basal


Angka kegagalan : 0.3 - 6.6 kehamilan pada 100 wanita per tahun.
Kerugian utama metode suhu badan basal ialah bahwa abstinens sudah harus dilakukan
pada masa pra-ovulasi.

2.7 Metode simptothermal

Metode Simptothermal Metode Simptothermal merupakan metode keluarga berencana


alamiah (KBA) yang mengidentifikasi masa subur dari siklus menstruasi wanita. Metode
simptothermal mengkombinasikan metode suhu basal tubuh dan mukosa serviks. Tetapi ada
teori lain yang menyatakan bahwa metode ini mengamati tiga indikator kesuburan yaitu
perubahan suhu basal tubuh, perubahan mukosa/lendir serviks dan perhitungan masa subur
melalui metode kalender. Metode simptothermal akan lebih akurat memprediksikan hari
aman pada wanita daripada menggunakan salah satu metode saja. Ketika menggunakan
metode ini bersamasama, maka tanda-tanda dari satu dengan yang lainnya akan saling
melengkapi. 

 Manfaat Metode simptothermal memiliki manfaat sebagai alat kontrasepsi maupun


konsepsi
 Manfaat Kontrasepsi Metode simptothermal digunakan sebagai alat kontrasepsi atau
menghindari kehamilan dengan tidak melakukan hubungan seksual ketika berpotensi
subur (pantang saat masa subur).

10
 Manfaat Konsepsi Metode simptothermal digunakan sebagai konsepsi atau
menginginkan kehamilan dengan melakukan hubungan seksual ketika berpotensi
subur

Efektifitas Angka kegagalan dari penggunaan metode simptothermal adalah 10-20


wanita akan hamil dari 100 pasangan setiap tahunnya. Hal ini disebabkan kesalahan dalam
belajar, saran atau tidak ada kerjasama pasangan. Namun, studi lain juga menyatakan angka
kegagalan dari metode simptothermal mempunyai angka kegagalan hanya 3 persen apabila di
bawah pengawasan yang ketat.
Hal yang Mempengaruhi Metode Simptothermal Menjadi Efektif Metode simptothermal akan
menjadi efektif apabila:
 Pencatatan dilakukan secara konsisten dan akurat.
 Tidak menggunakan kontrasepsi hormonal, karena dapat mengubah siklus menstruasi
dan pola kesuburan. 
 Penggunaan metode barier dianjurkan untuk mencegah kehamilan.

Kerja sama dengan pasangan adalah perlu, karena ia harus bersedia untuk membantu
untuk menghindari kehamilan baik dengan tidak melakukan hubungan seksual atau
menggunakan beberapa metode penghalang selama hari-hari paling subur. Hal yang
Mempengaruhi Metode Simptothermal Tidak Efektif Metode simptothermal dipengaruhi oleh
beberapa hal, antara lain:
Wanita yang mempunyai bayi, sehingga harus bangun pada malam hari. Wanita yang
mempunyai penyakit. Pasca perjalanan. Konsumsi alkohol.

11
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan.

Coitus interuptus atau senggama terputus adalah metode keluarga berencana


tradisional/alamiah,dimana pria mengeluarkan alat kelaminnya dari vagina sebelum
mencapai ejakulasi. Efektifitas coitus interuptus sangat bergantung padakesediaan
pasangan untuk melakukan senggama terputus setiapmelaksanakannya (angka kegagalan
4-27 kehamilan per 100 perempuan pertahun).Metode Amenorea Laktasi (MAL) adalah
kontrasepsi yang mengandalkan pemberian ASI secara eksklusif, yaitu hanya diberikan
ASIsaja tanpa tambahan makanan ataupun yang lainnya. (Saifuddin, dkk, 2012,hal.MK-1)
Metode kalender atau pantang berkala adalah cara/metode kontrasepsi sederhana
yang dilakukan oleh pasangan suami istri dengan tidak melakukan senggama atau
hubungan seksual pada masa subur/ovulasi.Metode kalender akan lebih efektif bila
dilakukan dengan baik dan benar. Sebelum menggunakan metode kalender ini, pasangan
suami istri harus mengetahui masa subur. Padahal, masa subur setiap wanita tidaklah
sama. Oleh karena itu, diperlukan pengamatan minimal enam kali siklus menstruasi.

3.1 Saran

1.Bagi PenulisPenulis
menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih ada kekurangan. Oleh karena itu,
penulis berharap dapat memperbaikikekurangan dalam penyusunan makalah yang akan
datang.
2.Bagi Institusi
Dengan disusunnya makalah ini, diharapkan dapat meningkatkan keefektivan dalam
belajar, pengetahuan, kemampuan, dan ketrampilanmahasiswa dalam menerapkan atau
mengaplikasi materi yang sudah didapatkan, serta untuk melengkapi sumber – sumber
buku perpustakaansebagai bahan informasi dan referensi yang penting dalam mendukung
pembuatan makalah selanjutnya.
3.Bagi Pembaca Penulis berharap pembaca dapat mengambil manfaat dari makalah ini
yang penulis buat, dan dapat menerapkannya dalam kehidupan bermsayarakat

12
DAFTAR PUSTAKA

https://pdfcoffee.com/metode-simptothermal-pdf-free.html

https://skata.info/article/detail/155/metode-amenore-laktasi-kontrasepsi-alami-selepas-
melahirkan

http://jurnalbidandiah.blogspot.com/2012/05/kb-alamiah-metode-kalender-metode-
suhu.html?m=1

https://en.wikipedia.org/wiki/Coitus_interruptus

13

Anda mungkin juga menyukai