Kelas 3A kelompok 3
Disusun oleh :
JURUSAN KEBIDANAN
2020-2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang atas
rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah dengan
judul “Metode dan Teknik Alamiah dalam Asuhan Postnatal”. Penulisan makalah
ini merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam mata kuliah Teknologi Tepat
Guna di Politeknik Negeri Kesehatan Kemenkes Jakarta 3.
Dalam penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan, baik
pada teknis penulisan maupun materi, mengingatkan kemampuan yang kami
miliki. Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi
penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Tim Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................... ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................. 1
A. Latar Belakang.............................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................................1
C. Tujuan............................................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................... 3
C. Spa Nifas..................................................................................................................... 20
A. Kesimpulan................................................................................................................. 27
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................28
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa nifas dan menyusui merupakan komponen dalam daur hidup siklus
reproduksi seorang perempuan. Bidan mempunyai peran penting dalam
memfasilitasi dan memberikan asuhan yang aman dan efektif, memberikan
pendidikan kesehatan dan konseling serta melakukan penatalaksanaan asuhan
kebidanan. Peran bidan dalam memberikan kontribusi asuhan kebidanan yang
sensitif, aman dan efektif bagi ibu merupakan suatu kehormatan dan kebahagiaan.
Melahirkan merupakan peristiwa dramatis yang mengubah kehidupan seorang
ibu. Peristiwa ini berlanjut hingga postpartum atau masa nifas dan menyusui.
Keluarga yang ada di sekitar ibu dan mereka yang terlibat dalam setiap aspek
periode kehamilan, persalinan, kelahiran, dan postnatal memberi pengaruh positif
terhadap bagaimana persepsi terhadap peristiwa tersebut.
Namun selepas dari itu kita semua sebagai bidan harus mempunyai cara atau
metode lain dalam memberikan dampak yang positif kepada ibu setelah
melahirkan (Postnatal). Salah satunya adalah dengan melakukan metode dan
teknik alamiah dalam asuhan postnatal. Ini dilakukan agar para ibu dapat rileks
setelah melahirkan dan diharapkan tidak ada gangguan pasca persalinan. Bidan
harus menguasai Teknik dan metode ini dengan begitu bidan lebih kompeten
dalam situasi apapun dan dimanapun.
Metode dan Teknik yang digunakan dalam asuhan postnatal juga beragam.
Metode alamiah salah satunya. Metode ini digunakan karena tidak banyak alat
untuk melakukannya. Contohnya dalam melakukan relaktasi dan induksi laktasi,
melakukan masase pada masa laktasi, spa nifas, dan lain lain. Didalamnya juga
terdapat banyak Teknik yang harus dipelajari oleh kita sebagai mahasisswa
kebidanan. Maka dari itu dibuatlah makalah ini untuk mempelajari metode dan
tenik tersebut.
B. Rumusan Masalah
1
2. Bagaimana cara melakukan masase pada masa laktasi yang benar?
C. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Induksi laktasi adalah metode untuk merangsang produksi ASI pada wanita yang
tidak mengalami kehamilan. Dengan metode ini, seorang ibu yang mengadopsi
bayi memiliki kesempatan untuk menyusui buah hatinya.
Kegiatan menyusui bagi ibu adalah salah satu aktivitas yang dapat memberi
kepuasan lahir batin ibu, tetapi saat ia menyusui anaknya banyak sekali kendala
yang akan ditemui seperti minimnya pengetahuan ibu dan ayah mengenai laktasi,
tekanan dari keluarga dan sebagainya yang berakibat berkurangnya produksi air
susu ibu, sehingga ibu gagal menyusui. Jika ibu tersebut memutuskan kembali
menyusui anaknya setelah berhenti menyusui, tanpa melihat berapa lama laktasi
terhenti, hal ini disebut dengan relaktasi atau kembali menyusui. Timbulnya
keinginan ibu untuk kembali menyusui sering kali juga didasari karena pemberian
susu formula yang tidak cocok, bayinya sakit bahkan sampai menjalani perawatan
3
di RS ataupun keinginan karena melihat teman yang berhasil menyusui bayinya
secara eksklusif. Bahkan pada situasi bencana melanda, relaktasi merupakan
salah satu hal yang perlu mendapat dukungan dari semua instansi terkait dalam
penanggulangan bencana.
Tidak semua wanita beruntung dapat hamil, melahirkan dan menyusui bayi.
Berbagai macam hal dilakukan untuk mengatasi kegagalan dalam memiliki anak
antara lain dengan adopsi anak yang akhirnya akan menimbulkan keinginan ibu
untuk memenuhi salah satu kebutuhan dasar anak adopsinya, yaitu dengan
menyusuinya. Hal ini kita kenal dengan istilah induksi laktasi.
Tentunya relaktasi dan induksi laktasi perlu kita dukung, bukan hanya dengan
dukungan moril tetapi juga memberikan pengetahuan laktasi yang memadai.
Makalah ini akan membicarakan mengenai hal-hal yang berkenaan dengan
relaktasi dan induksi laktasi yang sekarang semakin menjadi tren di kalangan
masyarakat.
Telah kita ketahui proses laktasi akan melibatkan unsur hormonal di dalam
tubuh manusia. Setelah memasuki usia kehamilan 16 minggu, wanita hamil
tersebut sudah mulai memproduksi ASI, tetapi produksi ASI tidak berlanjut
karena tertahan oleh kehamilannya. Ketika bayi lahir dan plasenta keluar,
hormon yang mempengaruhi proses pembentukan ASI akan menjadi aktif,
apalagi bila tindakan inisiasi menyusu dini (IMD) dilakukan.
Hisapan bayi akan mengirim sinyal ke otak ibu untuk mempengaruhi bagian
otak yang disebut hipofisis. Hipofisis bagian depan akan mengeluarkan
hormon prolaktin yang akan masuk ke dalam aliran darah dan menimbulkan
refleks prolaktin yang berperan dalam produksi ASI. Hipofisis bagian
belakang akan mengeluarkan hormon oksitosin yang akan masuk ke dalam
aliran darah dan menimbulkan refleks oksitosin untuk kontraksi otot yang
ada di sekeliling saluran ASI, sehingga ASI yang sudah diproduksi akan
dapat dikeluarkan.
4
a. Kekhawatiran ibu bahwa ia tidak mampu menyusui atau merawat bayi
Dengan demikian kita mengetahui bahwa hal yang utama untuk proses
laktasi adalah stimulasi pada payudara, baik itu oleh hisapan bayi ataupun
kegiatan memerah ASI, baik secara manual ataupun dengan bantuan alat.
Jadi walaupun seorang wanita tidak mampu untuk hamil dan melahirkan, ia
akan dapat memproduksi ASI karena ASI tidak diproduksi dari hormon yang
berhubungan dengan proses reproduksi melainkan dari bagian otak yang
bernama hipofisis.
Hisapan bayi merupakan hal yang terbaik untuk stimulasi payudara dalam
memproduksi dan mengeluarkan ASI. Untuk dapat mengeluarkan ASI secara
efektif, bayi harus dapat melekat dengan baik pada payudara. Bayi yang
melekat dengan baik akan membuka mulut dengan lebar, dagu bayi akan
menempel pada payudara ibu, sebagian besar areola terutama areola bagian
bawah masuk ke dalam mulut bayi. Bibir bawah bayi tampak terpuntir
keluar, bayi menghisap kuat dengan irama perlahan dan ibu merasa nyaman,
tidak merasa perih pada puting payudaranya.
Pada bayi baru lahir pelekatan yang benar tergantung dari posisi bayi
menyusu pada ibu. Posisi bayi menempel menghadap ibu, satu tangan bayi
terletak di belakang badan ibu, telinga dan lengan bayi terletak pada satu
garis lurus. Kepala bayi terletak pada lengkung siku, menghadap payudara
dan puting berada di depan muka bayi. Sangga bokong bayi dengan telapak
tangan ibu, bila diperlukan gunakan bantal untuk menyangga tangan ibu.
Bayi yang lebih besar, seringkali sudah memiliki posisi menyusu yang
nyaman baik untuk bayi maupun ibunya.
5
Waktu yang dibutuhkan untuk ASI mulai berproduksi sangat bervariasi
antara wanita, umumnya produksi ASI muncul setelah 1-6 minggu kemudian,
rata-rata dalam 4 minggu. Beberapa wanita tidak pernah dapat memproduksi
ASI dalam jumlah yang cukup untuk mempertahankan laktasi ataupun untuk
mempertahankan pemberian ASI eksklusif, tetapi beberapa wanita mampu
dalam beberapa hari mencapai jumlah yang cukup. Dalam penelitiannya
Seema dkk. melaporkan keluarnya ASI antara 2-6 hari, dimana relaktasi
sebagian tercapai dalam 4-28 hari dan relaktasi penuh tercapai antara 7-60
hari.
6
minggu. Walaupun demikian Thorley melaporkan keberhasilan
relaktasi pada ibu-ibu dengan anak berusia lebih dari 12 bulan.
7
keberhasilan relaktasi dalam 2 minggu walaupun laktasi sudah
terhenti selama 14 minggu.
8
c. Sangat dianjurkan untuk sering melakukan kontak kulit dengan bayi
(skin-to-skin contact) pada saat bayi tidak menyusu antara lain dengan
melakukan metode kanguru, dimana bayi selalu berada di dada ibu.
Tidurlah bersama bayi pada siang maupun malam hari, dekap dan
gendonglah bayi sesering mungkin. Sebisa mungkin seluruh pekerjaan
yang berkaitan dengan bayi dapat dikerjakan oleh ibu sendiri, baik
memandikan bayi, mengganti popok, ataupun mengajak bayi bermain.
d. Bila bayi mau menyusu : Susuilah bayi sesering mungkin setiap 1- jam,
paling tidak 8-12 kali dalam 24 jam.
3) Monitor asupan bayi cukup atau tidak dengan memantau buang air
kecil bayi, minimal 6 kali atau lebih dalam sehari.
9
1) Pastikan bayi dalam keadaan sehat
f. Monitor asupan bayi dengan memantau urin bayi, minimal 6 kali atau
lebih dalam sehari
g. Lakukan laktasi pada saat ibu dan bayi dalam keadaan tenang dan rileks.
Jangan memaksa bayi untuk menyusu. Jika bayi menolak menyusu
tentunya hal ini akan mengganggu proses relaktasi. Tunda hingga
kondisi nyaman untuk ibu dan bayi.
1) Monitor urin dan feses bayi. Frekuensi urin 6 kali atau lebih dalam
sehari, tidak pekat ataupun bau. Dalam 4 minggu pertama, bayi
mengeluarkan feses lembik cenderung cair warna kuning
kecoklatan, beberapa kali dalam sehari. Selanjutnya frekuensi buang
air besar akan berkurang sekali sehari sampai 7-10 hari sekali.
10
Konsistensi dan warna feses akan berubah bila bayi telah mendapat
makanan pendamping ASI.
2) Bayi yang bangun setiap 2-3 jam, menyusu dengan lahap dan
terlihat aktif berinteraksi sosial sesuai dengan usianya, dapat
menjadi panduan akan kecukupan asupan yang diterimanya.
11
hamil dan melahirkan, ibu yang akan mengadopsi anak dan belum
pernah hamil, tidak memiliki kesempatan mengalami 9 bulan perubahan
hormonal tubuhnya dalam menyiapkan diri untuk laktasi, sehingga
hisapan bayi ataupun pemerahan payudara sangat diperlukan untuk
kesiapan melakukan dan mempertahankan laktasi. Sering kali obat obat
yang mengandung hormal diperlukan untuk mengatasinya.
d. Frekuensi dan lama menyusu bayi serta usia mulai diberikan makanan
pendamping bayi adalah sama seperti bayi yang lain.
1. Perawatan Payudara
a. Pengertian
Post natal breast care pada ibu nifas merupakan perawatan payudara
yang dilakukan pada ibu pasca melahirkan/nifas untuk melancarkan
sirkulasi darah dan mencegah tersumbatnya saluran susu sehingga
memperlancar pengeluaran ASI. Pelaksanaan perawatan payudara
dimulai sedini mungkin, yaitu 1-2 hari setelah bayi dilahirkan dan
dilakukan 2 kali sehari. Perawatan payudara untukibu nifas yang
menyusui merupakan salah satu upaya dukungan terhadap
pemberian ASI bagi buah hati.
12
b. Tujuan perawatan payudara
c. Persiapan
Persiapan alat
2) Kapas secukupnya
3) Waslap, 2 buah
5) Bengkok
Persiapan Ibu
13
a) Cuci tangan dengan sabun dibawah air mengalir dan keringkan
dengan handuk
c) Pasang handuk
Cara pemijatan payudara pada ibu menyusui yang dilakukan 2 kali sehari
sejak hari kedua pasca persalinan, caranya :
1) Tempelkan kapas yang sudah diberi minyak kelapa atau baby oil
selama ± 5menit, kemudian puting susu dibersihkan
5) Tangan kiri menopang payudara kiri, lalu tiga jari tangan kanan
membuat gerakan memutar sambil menekan mulai dari pangkal
payudara sampai pada puting susu. Lakukan tahap yang sama pada
payudara kanan, lakukan dua kaligerakan pada tiap payudara.
14
e. Cara merawat payudara usai menyusui
2. Pijat Oksitosin
15
Pijat oksitosin adalah suatu tindakan pemijatan tulang belakang mulai dari
nervus ke 5 – 6 sampai scapula yang akan mempercepat kerja saraf
parasimpatis untuk menyampaikan perintah ke otak bagian belakang
sehingga oksitosin keluar.Pijat oksitosin ini dilakukan untuk merangsang
refleks oksitosin atau let down reflex. Selain untuk merangsang let down
reflex manfaat pijat oksitosin adalah memberikan kenyamanan pada ibu,
mengurangi bengkak (engorgement), mengurangi sumbatan ASI, merangsang
pelepasan hormone oksitosin, mempertahankan produksi ASI ketika ibu dan
bayi sakit (Depkes RI, 2007; King, 2005).
b. Bantu ibu agar mempunyai pikiran dan perasaan baik tentang bayinya
b) Ibu miring ke kanan maupun ke kiri, lalu memeluk bantal atau bisa
d) Memasang handuk
16
h) Menekan kuat-kuat kedua sisi tulang belakang membentuk
gerakangerakan melingkar kecil-kecil dengan kedua ibu jarinya
3. Pijat Marmet
a. Kelebihan Teknik Marmet
17
bisa Moms atur sendiri gerakan serta kekuatannya, sehingga bisa
lebih efektif mengeluarkan ASI.
2) Banyak ibu lebih nyaman dengan cara memerah ASI manual dengan
alasan lebih alami.
4) Lebih nyaman.
Pindahkan ibu jari dan jari lainnya pada posisi jam 12 dan
6, kemudian posisi jam 11 dan 5, jam 2 dan 8, serta jam 3
dan 9.
19
1) Perah setiap payudara lima sampai tujuh menit.
C. Spa Nifas
1. Perawatan Tubuh
Body massage telah lama diyakini bermanfaat bagi kesehatan, mulai dari
meredakan stres hingga mempercepat waktu pemulihan setelah sakit, alergi,
depresi, masalah pernapasan, insomnia, cedera saat olahraga dan kelelahan
kronis. Body massage merupakan terapi dengan pendekatan holistik yang
berfungsi menurunkan tekanan darah, denyut jantung, memperbaiki
pernafasan, meningkatkan aliran kelenjar limphe ke dalam saluran pembuluh
darah, membantu pengeluaran sisa metabolisme, mengurangi kekakuan,
menjadikan tubuh menjadi rileks, meningkatkan tidur, meningkatkan
pergerakkan sendi, mengurangi nyeri secara alami dan memperbaiki
kesehatan pada umumnya (Nurgiwiati, 2015).
a. Meredakan stres
20
massage dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Hal ini juga akan
meredakan stres. Body massage juga bisa meningkatkan energi,
mengurangi rasa sakit serta meningkatkan performa fisik dan mental.
b. Relaksasi
Body massage bisa membantu tubuh untuk rileks, mental menjadi tenang
dan mendorong lahirnya ide kreatif. Manfaat rileks adalah memperbaiki
kondisi mental, lebih bisa mengatasi tekanan, menumbuhkan sikap
positif, dan mendorong kreativitas.
Salah satu cara terbaik untuk menurunkan tekanan darah adalah dengan
body massage. Sejumlah studi menunjukkan jika body massage yang
dilakukan teratur dapat menurunkan tekanan darah sistolik dan diastolik,
menurunkan kadar hormon stres kortisol, menurunkan sumber-sumber
depresi dan kecemasan.
21
Pengobatan Bakera untuk wanita baru melahirkan dalam versi uap yang
sarat manfaat. Tujuannya, bukan hanya merevitalisasi tubuh yang
melemah setelah bersalin, tetapi juga merawat organ kewanitaan agar
senantiasa sehat dan elastic dan melancarkan peredaran darah,
membuang toksin- toksin dan racun dalam tubuh.
22
1) Bakera dengan menggunakan uap air panas atau bahasa lokalnya
pasangu).
Cara pembuatan Bakera dengan uap air panas yaitu, disiapkan lima
lembar daun cengkeh yang sudah berwarna kekuningan, dua sendok
makan buah cengkih yang sudah kering dan berwarna kecoklatan, lima
lembar daun pala yang masih berwarna hijau, tiga biji buah pala yang
sudah kering, dua potong buah jahe merah yang berukuran sedang, dua
kayu manis, dua lembar daun pandan di potong menjadi tiga bagian, lima
lembar daun jeruk suanggi, sepuluhlimabelas lembar daun buanga
puring., dan dua batang serai. Dimasak dengan air yang banyak dalam
nampan yang ukurannya cukup besar setelah semua bahan dan rempah-
rempah sudah di masukan dalam nampan. Nampan di tutup kemudian di
biarkan mendidih di atas tunggu (perapian) atau dalam bahasa lokalnya
su putung setelah mendidih nampan di angkat dari tunggu.
3. Postpartum hydrotherapy
Hidroterapi adalah jenis terapi yang menggunakan media air dengan suhunya
tidak lebih 37 – 37,5 0 C untuk mengurangi rasa sakit, ketegangan otot, nyeri
atau cemas pada beberapa wanita. Hidroterapi juga dapat mengurangi nyeri
punggung dengan menggunakan teknik tertentu, diantaranya sebagai berikut:
a. Hip Squeeze Kedua tangan memberi tekanan pada otot gluteal (daerah
bokong) bergerak ke atas. Teknik ini mengurangi ketegangan pada sakro
iliaka dan juga pada ligamentum.
b. Knee Press. Dilakukan penekanan pada lutut dengan posisi duduk. Cara
ini dapat mengurangi nyeri punggung.
23
1) Kehadiran seorang pendamping yang terus menerus, sentuhan yang
nyaman dan dorongan dari orang yang memberikan dukungan.
8) Berendam
9) Pengeluaran suara
4. Vaginal toilet
Istilah 'vagina toilet' hendak meringkas serangkaian kegiatan atau sebut saja
standard operating procedure (SOP) tentang cara-cara membersihkan organ
intim wanita.
Caranya mudah dan tak butuh banyak biaya. Bahkan, tak butuh banyak
waktu. Paling hanya butuh 15 sampai 20 menit.Karena itu, par wanita
beruntung sekali karena teknik ini dapat dilakukan di mana pun dan kapan
pun mau. Vagina toilet yang dilakukan sendiri diberi istilah oleh Ananto
dengan sebutan "Valeri Ananto Sidohutomo" atau vagina toilet sendiri
dengan metode Ananto Sidohutomo.
Saat ini, "Valeri Ananto" diyakini merupakan salah satu andalan utama
dalam membantu upaya pencegahan kanker serviks pada wanita. Selanjutnya
diharapkan dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian wanita karena
kanker jenis ini
5. Peeling
24
Saat hamil, biasanya kulit akan mengalami perubahan warna. Perubahan
pada kulit ini disebabkan karena berbagai faktor, antara lain meningkatnya
hormon ekstrogen selama kehamilan. Perubahan warna kulit ini disebut
hiperpigmentasi. Untuk mengembalikan warna kulit yang menghitam,
lakukan peeling atau scrubbing. Peeling berguna untuk mengangkat sel kulit
mati yang tidak bisa diagkat dengan menggunakan sabun atau toner. Peeling
biasanya dilakukan dengan menggunakan scrub atau AHA (Alfa Hidroksil
Acid) yang biasa dilakukan di klinik kecantikan. Untuk lebih amannya,
sebelum melakukan peeling, konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter
karena tidak semua jenis kulit cocok dengan perawatan ini.
6. Bengkung
Bengkungan memiliki banyak jenis, bentuk serta sebutan nama. Ada yang
dikenal sebagai korset serta stagen. Bengkungan dikenal juga dengan nama
belly wrap. Bengkungan umumnya berbentuk seperti kain lebar dan panjang
dengan bahan yang melar, alias bisa mengikuti bentuk tubuh. Lilitan kain
bengkungan ini dapat digunakan mulai dari bagian tulang iga hingga ke
bagian atas pinggul.
25
kendur dan bergelambir di perut dengan adanya tekanan ringan. Tekanan ini
juga membantu rahim lebih cepat menyusut. Bengkungan jika digunakan
dengan tepat juga bisa membantu mengurangi rasa sakit, meningkatkan
mobilitas, dan menstabilkan otot dasar panggul.
26
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam makalah pembelajaran metode dan Teknik alamiah asuhan postnatal ini,
dapat diambil kesimpulan bahwa kita sebagai bidan harus sebisa mungkin
memberikan metode dan Teknik yang alamiah kepada ibu. Mulai dari kehamilan,
persalinan, hingga postnatal sebisa mungkin dilakukan tanpa bantuan alat.
Relaktasi yang tidak mudah dilakukan oleh ibu untuk mengembalikan anaknya
agar dapat menyusu lagi, menggunakan induksi laktasi sebagai tekniknya. Yaitu
dengan cara merangsang produksi ASI Ketika tidak mengalami kehamilan lagi.
Ada pun masase pada masa laktasi yang akan diberikan cara perawatan payudara,
pijat oksitosin, pijat laktasi dan pijat marmet.
Selain itu, terdapat juga spa nifas yang dapat dikuasai bidan, untuk kesejahteraan
ibu dan juga si bayi. Tekniknya berupa perawatan tubuh yang harus dikuasai,
melakukan mandi herbal dan mandi uap untuk merileksasi ibu, postpartum
hydrotherapy untuk mengurangi rasa sakit dan nyeri juga cemas. Selain itu
didalam spa nifas ini juga terdapat vaginal toilet yaitu untuk membersihkan organ
intim Wanita. Ada pula peeling dan bengkung untuk melengkapi spa nifas
tersebut.
27
DAFTAR PUSTAKA
Kementerian Kesehatan RI.2015. Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta: Kemenkes
RI.
Pollard, M.2015. ASI Asuhan Berbasis Bukti. Alih bahasa E.Elly Wiriawan. Jakarta:
EGC.
Saleha, sitti.2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika
(hlm: 105-107).
https://digilib.uns.ac.id/dokumen/download/55885/MjQ4NzEy/Pengaruh-body-
massage-terhadap-tingkat-depresi-ibu-nifas-di-bidan-praktik-mandiri-siyamtiningsih-
Karanganyar-BAB-II.pdf
28