Anda di halaman 1dari 104

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU POST PARTUM

TENTANG PERAWATAN LUKA PERINEUMDENGAN


PENYEMBUHAN LUKA DI BIDANPRAKTEK
MANDIRI PERASIMALINGKAR B
TAHUN 2018

SKRIPSI

Oleh :

FUTRI OCTAVIA GULTOM


1701032104

PROGRAM STUDI D4 KEBIDANAN


FAKULTAS FARMASI DAN KESEHATAN
INSTITUT KESEHATAN HELVETIA
MEDAN
2018
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU POST PARTUM
TENTANG PERAWATAN LUKA PERINEUMDENGAN
PENYEMBUHAN LUKA DI BIDANPRAKTEK
MANDIRIPERASIMALINGKAR B
TAHUN 2018

SKRIPSI

Diajukan Sebagai SyaratUntuk Menyelesaikan Pendidikan


Program Studi D4 Kebidanan dan Memperoleh
Gelar Sarjana Terapan Kebidanan (S.Tr.Keb)

Oleh:

FUTRI OCTAVIA GULTOM


1701032104

PROGRAM STUDI D4 KEBIDANAN


FAKULTAS FARMASI DAN KESEHATAN
INSTITUT KESEHATAN HELVETIA
MEDAN
2018
HALAMAN PENGESAHAN

Judul Skripsi : HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP


IBU POST PARTUM TENTANG
PERAWATAN LUKA PERINEUM DENGAN
PENYEMBUHAN LUKA DI BIDAN
PRAKTEK MANDIRI PERA SIMALINGKAR
B TAHUN 2018
Nama Mahasiswa : FUTRI OCTAVIA GULTOM
Nomor Induk Mahasiswa : 1701032104
Minat Studi : D4 Kebidanan

Menyetujui
Komisi Pembimbing :

Medan, 23 Oktober 2018

Pembimbing I Pembimbing II

(Dian Zuiatna, SST, M.Kes) (Novalita Oriza, SST, M.Kes)

Diketahui Oleh :
Fakultas Farmasi Dan Kesehatan
Institut Kesehatan Helvetia
Dekan,

(H. Darwin Syamsul, S.Si, M.Si, Apt)


Telah diuji pada tanggal : 23 Oktober 2018

PANITIA PENGUJI SKRIPSI


Ketua : Dian Zuiatna, SST, M.Kes
Anggota : 1. Novalita Oriza, SST, M.Kes
2. Rina Riyanti. S.Tr.Keb, M.K.M
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS DIRI
Nama : FUTRI OCTAVIA GULTOM
Tempat/Tanggal lahir : Medan, 18 Oktober 1995
Agama : Protestan
Jenis Kelamin : Perempuan
Anak ke : 3 (Tiga) dari 5 (Lima) bersaudara
Alamat : Jl. Seser No. 41 Medan

II. IDENTITAS ORANG TUA


Nama Ayah : Mangandar Gultom
Pekerjaan : PNS
Nama Ibu : Rosmeri Manalu
Pekerjaan : PNS

III. RIWAYAT PENDIDIKAN


1. Tahun 2001-2006 : SD RK Makmur Budi Murni 7 Medan
2. Tahun 2006-2010 : SMP Negeri 27 Medan
3. Tahun 2010-2013 : SMK Negeri 2 Medan
4. Tahun 2013-2016 : Pendidikam D-III Akademi Kebidanan Sehati
Medan
5. Tahun 2017-2018 : D-IV Kebidanan Institut Kesehatan Helvetia
Medan
LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa :


1. Asli dan belum pernah diajukan untuk mendapatkan gelar akademik
Sarjana Terapan Kebidanan (S.Tr.Keb) di Fakultas Farmasi dan Kesehatan
Institut Kesehatan Helvetia.
2. Skripsi ini adalah murni gagasan, rumusan dan penelitian saya sendiri,
tanpa bantuin pihak lain, kecuali arahan tim pembimbing dan masukan tim
penelaah/tim penguji.
3. Isi skripsi ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau
dipublikasikan orang lain,kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan
sebagai acuan naskah dengan disebutkan nama pengarang dan
dicantumkan dalam daftar pustaka.
4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila di kemudian
hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini,
maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar
yang telah diperoleh karna karya ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan
norma yang berlaku di perguruan tinggi.

Medan, 23 Oktober 2018


Penulis,
Materai
6000

(FUTRI OCTAVIA GULTOM)


NIM. 1701032104
i
ABSTRAK

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU POST PARTUM


TENTANG PERAWATPERINEUM LUKA PERINEUM DENGAN
PENYEMBUHAN LUKA DI BIDAN PRAKTEK
MANDIRI PERA SIMALINGKAR B
TAHUN 2018

FUTRI OCTAVIA GULTOM


1701032104

Perawatan perineum suatu pemenuhan kebutuhan untuk menyehatkan


daerah antara paha yang dibatasi vulva dan anus pada ibu dalam masa antara
kelahiran plasenta sampai kembalinya organ genetik seperti pada waktu sebelum
hamil. Perawatan luka perineum yang dilakukan dengan baik dapat mempercepat
penyembuhan luka perineum, sedangkan perawatan luka perineum yang dilakukan
secara tidak benar dapat menyebabkan infeksi. Tujuan penelitian untuk
mengetahui Hubungan Pegetahuan Dan Sikap Ibu Post Partum Tentang
Perawatan Luka Perineum Dengan Penyembuhan Luka Di Bidan Praktek Mandiri
Pera Simalingkar B Tahun 2018.
Penelitian ini menggunakan desain survei analitik dengan pendekatan
Cross Sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu post partum
yang mengalami penyembuhan luka perineum di Bidan Praktek Mandiri Pera
Simalingkar B Tahun 2018 sebanyak 32 responden. Teknik pengambilan sampel
dalam penelitian ini dengan cara menggunakan accidential sampling. Teknik
analisa data dalam penelitian menggunakan uji Chi Square.
Hasil penelitian dengan menggunakan uji chi square, diperoleh nilai
tabulasi silang antara pengetahuan dengan penyembuhan luka yaitu, 0,000 < 0,05
dan sikap dengan penyembuhan luka 0,008 < 0,05 berarti ada hubungan
pengetahuan dan sikap ibu post partum tentang perawatan luka perineum dengan
penyembuhan luka.
Berdasarkan dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ada Hubungan
Pengetahuan Dan Sikap Ibu Post Partum Tentang Perawatan Luka Perineum
dengan Penyembuhan Luka Di Bidan Praktek Mandiri Pera Simalingkar B Tahun
2018. Diharapkan kepada tenaga kesehatan untuk dapat memberikan penyuluhan
kepada ibu post partum yang mengalami penyembuhan luka.

Kata Kunci : Pengetahuan, Sikap dan Penyembuhan Luka


Daftar Pustaka : 10 Buku, 14 Jurnal

ii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan
anugerah-Nya yang berlimpah sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi
yang berjudul “HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU POST
PARTUM TENTANG PERAWATAN LUKA PERINEUM DENGAN
PENYEMBUHAN LUKA DI BIDAN PRAKTEK MANDIRI PERA
SIMALINGKAR B TAHUN 2018 ”
Proposal ini disusun dalam rangka memenuhi salah satusyaratuntuk
mendapatkan gelar SarjanaTerapan Kebidanan (S.Tr.Keb.) padaProgramStudi D4
KebidananFakultas Farmasi Dan Kesehatan Institut Kesehatan Helvetia. Penulis
menyadari sepenuhnya bahwa proposal ini tidak dapat diselesaikan tanpa bantuan
berbagai pihak, baik dukungan moril, materil dan sumbangan pemikiran. Untuk
itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak/Ibu :
1. Dr. dr. Hj. Razia Begum Suroyo, M.Sc., M.Kes., selaku Pembina Yayasan
Helvetia Medan.
2. Iman Muhammad, SE, S.Kom, MM, M.Kes, selaku Ketua Yayasan Helvetia
Medan.
3. Dr. H. Ismail Efendy, M.Si., selaku Rektor Institut Kesehatan Helvetia.
4. Darwin Syamsul, S.Si, M.Si, Apt selaku Dekan Fakultas Farmasi Dan
Kesehatan Institut Kesehatan Helvetia
5. Elvi Era Liesmayani,S.Si.T, M.Keb, selaku Ketua Program Studi D4
Kebidanan Fakultas Farmasi Dan Kesehatan Institut Kesehatan Helvetia.
6. Dian Zuiatna, SST, M.Kes,selakuDosen Pembimbing I yang telah
meluangkan waktu dan memberikan pemikiran dalam membimbing penulis
selama penyusunan proposal ini.
7. Novalita Oriza, SST, M.Kes, selaku Dosen Pembimbing II yang telah
meluangkan waktunya untuk memberikan kritik dan saran yang membangun
dalam penyempurnaan proposal ini.
8. Rina Riyanti, S.Tr.Keb, M.K.M, selaku Dosen Penguji III yang telah
meluangkan waktunya untuk memberikan kritik dan saran yang membangun
dalam penyempurnaan proposal ini
9. Seluruh Dosen Program Studi D4 Kebidananyang telah mendidik dan
mengajarkan berbagai ilmu yang bermanfaat bagi penulis.
10. Bidan Anita Pera Wati, Am.Keb yang telah memberikan izin dan arahan
untuk melakukan penelitian di klinik Bidan Praktek Mandiri Pera
Simalingkar B selama dalam penyusunan Skripsi ini.
11. Bidan Tenang Ukur, Am.Keb yang telah memberikan izin dan arahan untuk
melakukan penelitian di klinik Bidan Praktek Mandiri Tenang Ukur
Simalingkar B selama dalam penyusunanSkripsi ini.

iii
12. Teristimewa kepada Ayahanda danIbundayang selalu memberikan
pandangan, mendukung baik moril maupun materil, mendoakan dan selalu
memotivasi penulis dalam penyelesaian skripsiini.
Penulis menyadari bahwa Skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan.
Oleh karena itu, penulis menerima kritik dan saran demi kesempurnaanSkripsi ini.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu memberikan rahmat dan hidayah-Nya atas
segala kebaikan yang telah diberikan.

Medan, Oktober 2018


Penulis

Futri Octavia Gultom

iv
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN
ABSTRACT i
ABSTRAK ii
KATA PENGANTAR iii
DAFTAR ISI v
DAFTAR GAMBAR vii
DAFTAR TABEL viii
DAFTAR LAMPIRAN ix

BAB I PENDAHULUAN 1
1.1......................................................................................Latar Belakang
.................................................................................................................1
1.2.................................................................................Rumusan Masalah
.................................................................................................................4
1.3..................................................................................Tujuan Penelitian
.................................................................................................................5
1.4................................................................................Manfaat Penelitian
.................................................................................................................5
1.4.1.........................................................................Manfaat Teoritis
..........................................................................................................5
1.4.2...........................................................................Manfaat Praktis
..........................................................................................................5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7


2.1..............................................................Tinjauan Penelitian Terdahulu
.................................................................................................................7
2.2..........................................................................................Telaah Teori
.................................................................................................................9
2.2.1..........................................................Masa Nifas (Post Partum)
..........................................................................................................9
2.2.2...........................................................................Luka Perineum
........................................................................................................16
2.2.3...................................................................Perawatan Perineum
........................................................................................................18
2.2.4................................................................................Pengetahuan
........................................................................................................23
2.2.5...........................................................................................Sikap
........................................................................................................26

v
2.3..............................................................................Hipotesis Penelitian
...............................................................................................................32

BAB III METODE PENELITIAN 33


3.1..................................................................................Desain Penelitian
...............................................................................................................33
3.2................................................................Lokasi dan Waktu Penelitian
...............................................................................................................33
3.2.1........................................................................Lokasi Penelitian
........................................................................................................33
3.2.2.........................................................................Waktu Penelitian
........................................................................................................33
3.3.............................................................................Populasi dan Sampel
...............................................................................................................34
3.3.1......................................................................................Populasi
........................................................................................................34
3.3.2........................................................................................Sampel
........................................................................................................34
3.4.................................................................................Kerangka Konsep
...............................................................................................................34
3.5.......................................Definisi Operasional dan Aspek Pengukuran
...............................................................................................................35
3.5.1...................................................................Definisi Operasional
........................................................................................................35
3.5.2......................................................................Aspek Pengukuran
........................................................................................................36
3.6..................................................................Metode Pengumpulan Data
...............................................................................................................36
3.6.1....................................................................................Jenis Data
........................................................................................................36
3.6.2.........................................................Teknik Pengumpulan Data
........................................................................................................37
3.6.3......................................................Uji Validitas dan Reliabilitas
........................................................................................................37
3.7......................................................................Metode Pengolahan Data
...............................................................................................................40
3.8.........................................................................................Analisa Data
...............................................................................................................40

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 42

vi
4.1.................................................................................Gambaran Umum
...............................................................................................................42
4.1.1............................................................................Letak Geografi
........................................................................................................42
4.2.....................................................................................Hasil Penelitian
...............................................................................................................43
4.2.1.............................................................Karakteristik Responden
........................................................................................................43
4.2.2.......................................................................Analisis Univariat
........................................................................................................43
4.2.3..........................................................................Analisa Bivariat
........................................................................................................49
4.3.........................................................................Pembahasan Penelitian
...............................................................................................................51
4.3.1........................................................................Analisa Univariat
........................................................................................................51
4.3.2..........................................................................Analisa Bivariat
........................................................................................................55

BAB V PENUTUP 58
5.1...........................................................................................Kesimpulan
...............................................................................................................58
5.2.....................................................................................................Saran
...............................................................................................................59
5.2.1..........................................................................Bagi Responden
........................................................................................................59
5.2.2.......................................................Bidan Praktek Mandiri Pera
........................................................................................................59
5.2.3.............................................Institut Kesehatan Helvetia Medan
........................................................................................................59
5.2.4...............................................................................Bagi Peneliti
........................................................................................................59
5.2.5............................................................Bagi Peneliti Selanjutnya
........................................................................................................59
DAFTAR PUSTAKA……...………………………………………………..
LAMPIRAN ………………………………………………………………..

vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman

Gambar 3.1.Kerangka Konsep Penelitiaan....................................................... 35

viii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman

Tabel 3.1. Aspek Pengukuran Variabel Penelitian..................................... 36


Tabel 3.2. Hasil Uji Validitas Pengetahuan Ibu Post Partum Tentang
Perawatan Luka Perineum........................................................ 38
Tabel 3.3. Hasil Uji Validitas Sikap Ibu Post Partum Tentang Perawatan
Luka Perineum.......................................................................... 38
Tabel 3.4. Hasil Uji Reliabilitas Pengetahuan di BPM Pera Simalingkar
B Tahun 2018............................................................................ 39
Tabel 3.5. Hasil Uji Reliabilitas Sikap di BPM Pera Simalingkar B
Tahun 2018................................................................................ 39
Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Umur, Pendidikan dan
Paritas di Bidan Praktek Mandiri Pera Tahun 2018.................. 43
Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi jawaban responden Pada Pernyataan
Pengetahuan Tentang Perawatan Luka Perineum Dengan
Penyembuhan Luka Di Bidan Praktek Mandiri Pera
Simalingkar B Tahun 2018....................................................... 44
Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Pada Pertanyaan
Sikap Tentang Perawatan Luka Perineum Dengan
Penyembuhan Luka Di Bidan Praktek Mandiri Pera
Simalingkar B Tahun 2018....................................................... 46
Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Post Partum
Tentang Perawatan Luka Perineum di Bidan Praktek Mandiri
Pera Simalingkar B Tahun2018................................................ 48
Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Sikap Ibu Post Partum Tentang
Perawatan Luka Perineum di Bidan Praktek Mandiri
Pera Tahun 2018...................................................................... 48
Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi Penyembuhan Luka Perineum di
Bidan Praktek Mandiri Pera Simalingkar B.............................. 49
Tabel 4.7. Tabulasi Silang Pengetahuan Ibu Post Partum Tentang
Perawatan Luka Perineum di Bidan Praktek mandiri

ix
Pera Simalingkar B Tahun 2018............................................... 49
Tabel 4.8. Tabulasi Silang Sikap Ibu Post Partum Tentang Perawatan
Luka Perineumdi Bidan Praktek mandiri Pera Simalingkar
B Tahun 2018............................................................................ 50

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

Lampiran 1 : Kuesioner Penelitian........................................................ 62


Lampiran 2 : Master Data Uji Validitas dan Reliabilitas........................ 64
Lampiran 3 : Master Data Penelitian...................................................... 65
Lampiran 4 : Output Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas...................... 66
Lampiran 5 : Output Hasil Penelitian..................................................... 69
Lampiran 6 : Surat Survei Awal............................................................ 73
Lampiran 7 : Surat Balasan survei Awal................................................ 74
Lampiran 8 : Surat Ijin Penelitian.......................................................... 75
Lampiran 9 : Surat Balasan Ijin Penelitian............................................ 76
Lampiran 10 : Surat Uji Validitas............................................................ 77
Lampiran 11 : Surat Balasan Uji Validitas.............................................. 78
Lampiran 12 : Permohonan Pengajuan Judul.......................................... 79
Lampiran 13 : Lembar Revisi Proposal................................................... 80
Lampiran 14 : Lembar RevisiSkripsi....................................................... 81
Lampiran 15 : Lembar Bimbingan Proposal............................................ 82
Lampiran 16 : Lembar Bimbingan Skripsi................................................ 84
Lampiran 17 : Dokumentasi Penelitian .................................................... 86

x
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Persalinan dan kelahiran merupakan fisiologi yang normal dalam

kehidupan. Kelahiran seorang bayi juga merupakan peristiwa sosial bagi ibu dan

keluarga. Peranan ibu sangat dibutuhkan untuk malahirkan bayinya sedangkan

peran dari keluarga adalah memberikan bantuan dan dukungan pada ibu ketika

proses persalinan agar seluruh rangkaian persalinan berlangsung dengan aman,

baik bagi ibu dan bayi yang dilahirkan.

Persalinan seringkali mangakibatkan perlukaan jalan lahir. Luka biasanya

ringan, tetapi kadang-kadang terjadinya luka yang luas dan berbahaya. Penyebab

dari luka perineum adanya robekan pada jalan lahir maupun karena episiotomi

pada saat melahirkan janin. Bentuk luka perineum ada 2 macam yaitu, rupture dan

episiotomi. Rupture diakibatkan oleh rusaknya jaringan karena proses desakan

kepala janin, sedangkan episiotomi sebuah irisan pada perineum untuk

memperlebar ukuran vagina yang dilakukan tepat sebelum keluarnya kepala bayi.

(1)

Perawatan perineum suatu pemenuhan kebutuhan untuk menyehatkan

daerah antara paha yang dibatasi vulva dan anus pada ibu yang dalam masa antara

kelahiran plasenta sampai dengan kembalinya organ genetik seperti pada waktu

sebelum hamil. Perawatan luka perineum yang dilakukan dengan baik dapat

mempercepat penyembuhan luka perineum, sedangkan perawatan luka perineum

yang dilakukan secara tidak benar dapat menyebabkan infeksi.

1
2

Salah satu faktor penyebab terjadinya infeksi nifas bisa berasal dari

perlukaan jalan lahir yang merupakan media yang baik untuk berkembangnya

kuman. Munculnya infeksi pada perineum dapat merambat pada saluran kandung

kemih ataupun jalan lahir yang dapat berakibat munculnya komplikasi infeksi

jalan lahir.

Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator penting dalam

menilai derajat kesehatan. Kematian ibu dapat digunakan dalam pemantauan

kematian terkait dengan kehamilan. Indikator ini dipengaruhi oleh status

kesehatan secara umum, pendidikan dan pelayanan selama kehamilan dan

melahirkan. Sensitifikasi AKI terhadap perbaikan pelayan kesehatan

menjadikannya indikator keberhasilan pembangunan sektor kesehatan.(2)

Kejadian luka perineum dari data WHO (World Health Organization) di

tahun 2015 pada ibu bersalin di dunia terdapat 2,7 juta kasus, dimana angka ini

diperkirakan akan mencapai 6,3 juta pada tahun 2050. Di Benua Asia sendiri 50%

ibu bersalin mengalami luka perineum. Di Amerika 26 juta bersalin yang

mengalami luka perineum, 40% diantaranya mengalami luka perineum karena

kelalaian bidannya.

Di Asia luka perineum juga merupakan masalah yang cukup banyak

dalam masyarakat, 50% mengalami luka perineum didunia terjadi di asia.

Pravalensi ibu bersalin yang mengalami luka perineum di Indonesia pada

golongan umur 25-30 tahun yaitu 24% sedangkan pada ibu bersalin usia 32-39

tahun sebesar 62%. Luka perineum menjadi penyebab perdarahan ibu postpartum.
3

Perdarahan postpartum menjadi penyebab utama 40% kematian ibu di Indonesia.

(3)

Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya

tindakan seseorang. Makin tinggi pengetahuan kesadaran untuk berperan dan

memberi dampak positif terhadap kesehatan seseorangyang berpengetahuan

adekuat tentang perawatan luka perineum.

Selain hal tersebut banyak hal yang mempengaruhi sikap seseorang. Sikap

dapat bersifat positif dan dapat pula bersikap negatif. Dalam sikap positif

kecenderungan untuk mendekati, menyenangi, mengharapkan objek tertentu,

sedangkan sikap negatif terdapat kecenderungan menjauhi, menghindari,

membenci atau tidak menyukai objek tertentu. Maka pengetahuan dan sikap

sebagai modal dasar untuk bertindak sehingga dapat menimbulkan tindakan pada

ibu pasca salin yang berupa pelaksanaan perawatan perineum yang baik dan benar

setelah persalinan.(4)

Berdasarkan hasil penelitian Rini Hariani Ratih yang berjudul Hubungan

Pengetahuan dan Sikap Ibu Nifas Tentang Perawatan Luka Perineum di Rumah

Bersalin Rossita Pekanbaru (2017) dengan jumlah responden 50 orang,

menyatakan adanya hubungan antara pengetahuan dan sikap pasca persalinan

terhadap perawatan luka perineum.(5)

Berdasarkan hasil penelitian Novila Ardiana Utami (2017) dengan judul

penelitian Hubungan Perawatan Perineum dengan Kesembuhan Luka Perineum

pada Ibu Nifas di Klinik Bersalin Widuri SlemanYogyakarta berjumlah 30

responden, menyatakan ada hubungan antara perawatan perineum dengan


4

kesembuhan luka perineum pada ibu nifas di Klinik Bersalin Widuri Sleman

Yogyakarta.(4)

Menurut Survey awal yang peneliti lakukan pada tanggal 21-24Agustus

2018 dalam bentuk wawancara pada saat imunisasi di Bidan Praktek Mandiri Pera

Simalingkar B terdapat 10 responden pasien post partum. Dari hasil pengkajian,

di dapatkan 4 orang pasien post partum mengalami kesembuhan 6-7 hari dengan

perawatan luka perineum yang sesuai anjuran bidan dengan menggunakan

bethadine dan mengeringan perineum dengan handuk yang bersih. Sedangkan 6

pasien ibu post partum dengan kesembuhan >7 hari karena ibu tidak melakukan

perawatan luka perineum dengan benar dan ibu kurang mengetahui tentang

perawatan perineum serta mengabaikan kebersihan perineum, kebanyakan dari

mereka takut untuk menyentuh luka jahitan dan ibu masih merasa kelelahan

setelah melahirkan.

Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti merasa tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Post

Partum Tentang Perawatan Luka Perineum dengan Penyembuhan Luka di Bidan

Praktek Mandiri Pera Simalingkar B Tahun 2018.

1.2. Rumusan Masalah

Sejalan dengan penelitian diatas maka penulis dapat merumuskan masalah

sebagai berikut “Apakah Ada Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Post Partum

Tentang Perawatan Luka Perineum dengan Penyembuhan Luka di Bidan Praktek

Mandiri Pera Simalingkar B Tahun 2018”.


5

1.3. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui distribusi frekuensi pengetahuan ibu post partum

tentang perawatan luka perineum di Bidan Praktek Mandiri Pera

Simalingkar B Tahun 2018.

2. Untuk mengetahui distribusi frekuensi sikap ibu post partum tentang

perawatan luka perineum di Bidan Praktek Mandiri Pera Simalingkar B

Tahun 2018.

3. Untuk mengetahui distribusi frekuensi penyembuhan luka di Bidan

Praktek Mandiri PeraSimalingkar B Tahun 2018.

4. Untuk mengetahui Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Post Partum

Tentang perawatan luka Perineum dengan Penyembuhan Luka di Bidan

Praktek MandiriPera Simalingkar B Tahun 2018.

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Manfaat Teoritis

1. Dapat mengembangkan ilmu pengetahuan khususnya yang berhubungan

dengan perawatan luka perineum dan penyembuhan luka.

2. Dapat menjadi bahan bacaan dan kepustakaan serta referensi bagi

pengembangan ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan perawatan

luka perineum dan penyembuhan luka.

1.4.2. Manfaat Praktis

1. Bagi Ibu Post Partum

Untuk menambah pengetahuan dan informasi tentang luka perineum

khususnya perawatan luka dan penyembuhan luka.


6

2. Bidan Praktek Mandiri Pera

Sebagai bahan informasi bagi Bidan Praktek Mandiri PeraSimalingkar B

dalam meningkatkan asuhan ibu post partum tentang perawatan luka

perineum dan penyembuhan luka.

3. Institut Kesehatan Helvetia Medan

Sebagai bahan bacaan dan referensi bagi mahasiswa di perpustakaan

Institut Kesehatan Helvetia Medan.

4. Bagi Peneliti

Untuk menambah pengetahuan dan wawasan peneliti mengenai

penyembuhan luka perineum pada masa post partum (nifas).

5. Bagi Peneliti Selanjutnya

Dapat menambah wawasan serta bahan bacaan di perpustakaan Institut

Kesehatan Helvetia Medan serta menambah wawasan bagi peneliti

selanjutnya.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Berdasarkan penelitian Nining Tyas Triatmaja dengan judul penelitian

Hubungan Pemenuhan Gizi Ibu Nifas Dengan Pemulihan Luka Perineum dengan

jumlah responden 24. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study.

Penelitian dilakukan di BPS Murtini,Amd.Keb Surabaya (2015)dengan jumlah

sampel dalam penelitian ini adalah 24 orang dan diambil secara accidental

sampling. Analisis data menggunakan uji Chi-Square. Hubungan antar variabel

dikatakan bermakna jika p-value < 0.05 Hasil: Sebagian besar responden (66.7%)

terpenuhi kebutuhan gizinya dan luka perineumnya mengalami pemulihan.

Terdapat hubungan antara pemenuhan gizi ibu nifas dengan pemulihan luka

perineum (p<0.05) maka terdapat hubungan antara pemenuhan gizi ibu nifas

dengan pemulihan luka perineum. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat

menganalisis faktor zat gizi yang paling dominan dalam pemulihan luka

perineum.(6)

Penelitian yang dilakukan oleh Ratna Feti Wulandari berjudul Hubungan

Pola Makan Dengan Proses Penyembuhan Luka Perineum Pada Ibu Nifas di BPM

Ny. Tutik Kholifah, Amd. Keb Desa Wonokerto Kecamatan Plemahan Kabupaten

Kediri (2014), menyatakan Dari 8 responden menunjukkan bahwa proses

penyembuhan luka perineum yang baik dihasilkan dari ibu mempunyai pola

7
8

makan yang sesuai 40%. Proses penyembuhan luka perineum sedang dihasilkan

oleh ibu yang mempunyai pola makan cukup sesuai 100% lebih besar dibanding
9

pola makan yang sesuai 60%. Dengan hasil uji statistik Spearman Rank

didapatkan hasil r= 0,715, t hitung= 2,503 > t tabel= 2,447 maka H0 ditolak dan

H1 diterima yang dapat diartikan bahwa ada hubungan pola makan dengan proses

penyembuhan luka perineum pada ibu nifas. Dengan tingkat hubungan kuat dan

positif, berarti semakin sesuai pola makan maka semakin baik proses

penyembuhan luka perineum pada ibu nifas.(7)

Menurut peneliti Rizki Nova Aditya dengan judul Hubungan Ibu Nifas

Tentang Gizi dengan Proses Penyembuhan luka Perineum Di BPM Ny. Nur Aeni

Farida Kecamatan Gunungpati Kota Semarang tahun (2014) dengan jumlah

responden 30. Hasil penelitian ini menunjukkan sebagian besar responden

berumur < 25 tahun sebanyak 19 (63,3%) responden. Tingkat pendidikan SMA

sebanyak 14 (46,7%) responden. Ibu yang bekerja sebagai karyawan sebanyak 12

(40,0%) responden. Pengetahuan kurang sebanyak 16 (53,3%) responden. Dan ibu

nifas yang belum sembuh luka perineumnya sebanyak 17 (56,7%) responden. Ada

hubungan tingkat pengetahuan ibu nifas tentang gizi dengan proses penyembuhan

luka perineum dengan p valuesebesar 0,03.(8)

Penelitian terdahulu yang berjudul Hubungan Vulva Hygine dengan

pencegahan Infeksi Luka Perineum Pada Ibu Post Partum di Rumah Sakit

Pancaran kasih GMIM Manado dilakukan oleh Sriani Timbawa pada bulan

Oktober 2015. Penelitian yang digunakan adalah desain deskriptif analitik dengan

menggunakan Uji Chi-Square diperoleh nilai vulva hygine yang bermakna yaitu р

= 0,001 yang lebih kecil dari α = 0,05. Kesimpulan dalam penelitian ini ada
10

hubungan vulva hygine dengan pencegahan infeksi luka perineum pada ibu post

partum.(9)

Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Trisnawati dengan judul

penelitian Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Penyembuhan Luka Jahitan

Perineum Pada Ibu Nifas di Puskesmas Mergangsan Yogyakarta Tahun

(2015)dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara

pengetahuan ibu nifas dengan penyembuhan luka jahitan perineum di Puskesmas

Mergangsan Yogyakarta 2015 dengan nilai p value = 0,004.Ada hubungan yang

signifikan antara status gizi ibu nifas dengan penyembuhan luka jahitan perineum

di Puskesmas Mergangsan Yogyakarta 2015 dengan nilai p value = 0,016. Ada

hubungan yang signifikan antara cara perawatan ibu nifas dengan penyembuhan

luka jahitan perineum di Puskesmas Mergangsan Yogyakarta 2015 dengan nilai p

value = 0,001.Tidak ada hubungan yang signifikan antara personal hygiene ibu

nifas dengan penyembuhan luka jahitan perineum di Puskesmas Mergangsan

Yogyakarta 2015 dengan nilai p value = 0,256.(10)

2.2. Telaah Teori

2.2.1. Masa Nifas (Post Partum)

1. Pengertian Masa Nifas

Masa nifas (puerperium) dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhirketika

alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil yang dari beberapa

jam setelah lahir plasenta sampai 6 minggu (42 hari), namun secara keseluruhan

akan pulih dalam waktu 3 bulan.


11

Masa nifas atau post partum disebut juga puerperium yang berasal dari bahasa

latin yaitu dari kata “puer” yang artinya bayi dan “parous” berarti

melahirkan.Puerperium disebut juga masa nifas atau masa post partum adalah

masa atau waktu sejak bayi dilahirkan fan plasenta keluar lepas dari rahim 7

sampai 6 minggu berikutnya, disertai dengan pulihnya kembali organ-organ yang

berkaitan dengan kandungan, yang mengalami perubahan seperti yang perlukan

dan lain sebagainya berkaitan saat melahirkan. Jadi masa nifas (puerperium)

adalah masa setelah keluarnya plasenta sampai alat-alatnya reproduksi pulih

seperti sebekum hamil dan secara normal masa nifas berlangsung selama 6

minggu atau 40 hari.(11)

2. Tujuan Asuhan Masa Nifas

Semua kegiatan mempunyai tujuan agar kegiatan terarah dan diadakan

evaluasi dan penilaian. Tujuan dari perawatan masa nifas ini adalah :

1) Membantu ibu dan pasangannya selama masa transisi awal pengasuh anak.

2) Menjaga kesehatan ibu dan bayi baik fisik maupun psikologisnya.

3) Melaksanakan skrining yang komprehensif.

4) Mendeteksi masalah, mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada

ibu dan bayinya.

5) Memberikan pendidikan kesehatan, tentang perawatan kesehatan diri,

nutrisi, KB, menyusui, memberikan imunisasi dan perawatan bayi sehat.

6) Memberikan pelayanan keluarga berencana. (12)


12

3. Tahapan Masa Nifas

Perode nifas (berdasarkan tingkat kepulihan):

1) Periode masa nifas (berdasarkan tingkat kepulihan )

a. Puerperium dini merupakan masa kepulihan dimna ibu telah

diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan.

b. Puerperium intermedial merupkan masa kepulihan menyeluruh alat-

alat genetalia yang lamanya 6-8 minggu.

c. Remote Puerperium merupakan masa waktu yang diperlukan untuk

pulih dan sehat sempurna, terutama bila selama hamil atau waktu

persalinan mempunyai komplikasi. Waktu sehat sempurna

membutuhkan waktu berminggu-minggu, bulanan, atau tahun-tahun,

2) Tahapan masa nifas (berdasarkan waktu):

a. Immediate puerperium merupakan sampai dengan 24 jam pasca

melahirkan.

b. Early puerperium merupakan massa setelah 24 jam sampai dengan 1

minggu pertama.

c. Late puerperium merpakan setelah 1 minggu sampai selesai.(13)

4. Perubahan Fisiologis Pada Ibu Nifas

Perubahan fisiologi pada masa nifas dapat diperhatikan sebagai berikut :

1. Perubahan serviks

Perubahan fisiologi masa nifas salah satunya terjadi pada serviks. Serviks

mengalami involusi bersma-sama uterus. Setelah persalinan, astium


13

eksterna dapat dimasuki oleh dua hingga tiga jari tangan, setelah enam

minggu serviks menutup.

2. Perubahan Vulva dan Vagina

Perubahan pada vulva dan vagina, yaitu terjadinya penekanan dan

peregangan yang sangat besar selama proses melahirkan bayi. Selain itu,

dalam beberapa hari pertama sesudah proses tersebut vulva dan vagina

tetap berada dalam keadaan kendur. Setelah tiga minggu vulva dan vagina

kembali kepada keadaan tidak hamil dan tugae dalam vagina secara

berangsur-angsur akan muncul kembali sementara labia menjadi lebih

menonjol.

3. Perubahan Perineum

Perubahan yang terjadi pada perineum, yaitu mengendurnya perineum

setelah melahirkan. Sebelumnya perineum dalam kondisi terenggang oleh

tekanan kepala bayi yang bergerak maju. Pada post natalhari kelima,

perineum sudah mendapatkan kembali sebagian besar tonusnya sekali pun

tetap lebih kendur pada keadaan sebelum melahirkan.

4. Perubahan Payudara

Pada payudara terjadi perubahan, yaitu penurunan kadar progesteron

secara cepat dengan peningkatan hormon piolaktin setelah persalinan.

Kolostrum sudah ada saat persalinan produksi ASI terjadi pada hari kedua

atau hari ketiga setelah persalinan. Payudara menjadi besar dan keras

sebagai tanda mulanya proses laktasi.


14

5. Perubahan Laktasi

Laktasi adalah pembentukan dan pengeluaran air susu ibu atau ASI yang

merupakan makanan pokok terbaik bagi bayi yang bersifat alamiah. Bagi

setiap ibu yang melahirkan akan merasa puas dalam pelukan ibunya,

merasa aman, tentram, hangat akan kasih sayang ibunya. Hal ini

merupakan faktor penting bagi perkembangan anak selanjutnya.

6. Perubahan Sistem Pencernaan

Pada sistem pencernaan juga mengalami perubahan-perubahan. Umumnya

ibu akan mengalami obstipasi setelah persalinan. Hal tersebut, disebabkan

pada saat melahirkan alat pencernaan mendapat tekanan yang

menyebabkan kolon menjadi kosong. Akibatnya pengeluaran cairan yang

berlebihan pada waktu persalinan atau dehidrasi, kurang makan, hemoroid,

laserasi jalan lahir. Rasa sakit di daerah perineum juga dapat menghalangi

keinginan ke belakang, agar buang air besar kembali teratur dapat di

berikan diet atau makanan yang mengandung serat dan pemberian cairan

yang cukup.

7. Perubahan Sistem Perkemihan

Buang air kecil sering sulit selama 24 jam pertama. Kemungkinan terdapat

spasine sfingter dan edema leher buli-buli sesudah bagian ini mengalami

kompresi antara kepala janin dan tulang pubis selama persalinan. Urin dan

jumlah yang besar akan dihasilkan dalam waktu 12-36 jam sesudah

melahirkan. Setelah plasenta dilahirkan, kadar hormon estrogen yang


15

bersifat menahan air akan mengalami penurunan yang mencolok, keadaan

ini menyebabkan cliviesis.(14)

5. Jadwal Kunjungan Rumah

Kunjungan rumah untuk ibu post partum dilakukan sebagai suatu tindakan

untuk pemeriksaan lanjutan. Semakin meningkatnya angka kematian ibu di

Indonesia pada saat nifas (sekitar 60%) mencetuskan pembuatan program dan

kebijakan yang lebih baru mengenai jadwal kunjungan masa nifas. Paling sedikit

4 kali kunjungan pada masa nifas. Dilakukan untuk menilai keadaan ibu dan bayi

baru lahir dan untuk mencegah infeksi, mendeteksi dan menangani masalah-

masalah yang terjadi.

Frekuensi kunjungan pada masa nifas adalah :

1. Kunjungan I (6-8 jam setelah persalinan)

Tujuan :

1) Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri

2) Mendeteksi dan merawat penyebab lain dari perdarahan, rujuk jika

perdarahan berlanjut.

3) Memberikan konseling kepada ibu atau salah satu anggota keluarga,

bagaimana mencegah perdarahan pada masa nifas karena atonia uteri.

4) Pemberian ASI awal.

5) Melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir.

6) Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah terjadinya hipotermi.


16

2. Kunjungan II (6 hari setelah persalinan)

Tujuan :

1) Memastikan involusi uteri berjalan normal, uterus berkontraksi

dengan baik, fundus dibawah umbilikus, tidak ada perdarahan

abnormal.

2) Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi, atau perdarahan

abnormal.

3) Memastikan ibu cukup mendapatkan makanan, cairan dan istirahat.

4) Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan

tanda-tanda penyulit.

5) Memberikan konseling kepada ibu mengenai asuhan kepada bayi, tali

pusat, menjaga bayi agar tetap hangat dan cara merawat bayi sehari-

hari.

3. Kunjungan III (2 minggu setelah persalinan)

1) Memastikan involusi uteri berjalan normal, uterus berkontraksi dengan

baik, fundus dibawah umbilikus, tidak ada perdarahan anormal.

2) Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi, atau perdarahan

abnormal.

3) Memastikan ibu cukup mendapatkan makanan, cairan dan istirahat.

4) Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan

tanda-tanda penyulit.
17

5) Memberikan konseling kepada ibu mengenai asuhan kepada bayi, tali

pusat, menjaga bayi agar tetap hangat dan cara merawat bayi sehari-

hari.

4. Kunjungan IV (6 minggu setelah persalinan)

Tujuan :

1) Menanyakan kepada ibu, penyulit yang ibu atau bayi alami

2) Memberikan konseling KB secara dini.(11)

2.2.2. Luka Perineum

1. Defenisi Luka Perineum

Lukaperineum didefenisikan sebagai adanya robekan pada jalan rahim

maupun karena episiotomi pada saat melahirkan janin.(15)

Bentuk luka perineum setelah melahirkan ada 2 macam, yaitu :

1) Rupture

Rupture adalah luka pada perineum yang diakibatkan oleh rusaknya

jaringan secara alamiah karena proses desakan kepala janin atau bahu pada

saat proses persalinan. Bentuk rupture bisanya tidak teratur sehingga

jaringan yang robek sulit dilakukan penjahitan.

2) Episiotomi

Episiotomi adalah sebuah irisan pada perineum untuk memperlebaran

ukuran vagina yang dilakukan tepat sebelum keluarnya kepala bayi.

Robekan perineum hampir terjadi pada semua persalinan pertama dan

tidak jarang juga terjadi pada persalina berikutnya. Pada proses persalinan sering

terjadi rupture perineum yang disebabkan oleh :


18

1) Kepala janin terlalu cepat

2) Persalinan tidak dipimpin sebagaimana mestinya

3) Riwayat jahitan pada perineum

4) Pada persalinan distosia bahu(16)

1. Tingkat Derajat Robekan Perineum

Terdapat 4 derajat atau tingkat luka perineum antara lain :

1) Derajat I : Robekan hanya pada mukosa vagina atau kulit perineum.

Robekan ini sering kali dibiarkan tanpa perlu dijahit

2) Derajat II :Robekan yang lebih dalam dan luas ke vagina dan perineum

dengan melukai fasial serta otot-otot diafragma urognital. Jika robekan

terjadi secara spontan, dianjurkan untuk beberapa robekan derajat dua

tidak memerlukan jahitan.

3) Derajat III : Robekan lebih luas dan dalam mengenai baik kulit lapisan

otot sampai mengenai spingter ani eksternal

4) Derajat IV : Perlukaan yang lebih luas dan lebih dalam yang

menyebabkan muskulus spingter ani eksternal sampai ke dinding rectum

anterior.(17)

2. Tanda dan Gejala

Tanda dan gejala luka jahitan perineum akan merasa nyeri, sakit pada jalan

lahir, karena adanya jahitan pada luka perineum, jahitan luka perineum tampak

lembab, perdarahan hebat, serta tampak pengeluaran lochea rubra pada perineum.
19

2.2.3. Perawatan Perineum

1. Pengertian

Perawatan perineum adalah suatu pemenuhan kebutuhan untuk menyehatkan

daerah antara paha yang dibatasi vulva dan anus pada ibu yang dalam masa antara

kelahiran plasenta sampai dengan kembalinya organ genetik seperti pada waktu

sebelum hamil. Perawatan perineum ditujukan untuk pencegahan infeksi organ-

organ reproduksi yang disebabkan oleh masuknya mikroorganisme yang masuk

melalui vulva yang terbuka.(14)

2. Faktor yang mempengaruhi Perawatan Perineum

Faktor yang mempengaruhi perawatan perineum adalah sebagi berikut :

1) Gizi

Faktor gizi terutama protein akan sangat mempengaruhi terhadap proses

penyembuhan luka perineum karena penggantian jaringan sangat

membutuhkan protein.

2) Obat-obatan

Antibiotik : Efektif bila diberikan segera sebelum pembedahan untuk

patologi spesifik atau kontaminasinbakteri. Jika diberikan setelah luka

ditutup, tidak efektif karena koagulasi intravaskular.

3) Keturunan

Sifat genetik seseorang akan mempengarhi kemampuan dirinya dalam

penyembuhan luka. Salah satu sifat genetik yang mempengaruhi adalah

kemampuan dalam sekresi insulin dapat dihambat, sehingga menyebabkan

glukosa darah meningkat. Dapat terjadi penipisan protein-kalori.


20

4) Budaya dan Keyakinan

Budaya dan keyakinan akan mempengaruhi penyembuhan luka perineum

misalnya, kebiasaan makan telur, daging ayam, ikan, akan mempengaruhi

asupan gizi ibu dan penyembuhan luka perineum.

3. Keuntungan dari Melaksanakan Perawatan Perineum

Perawatan perineum yang dilakukan dengan menghindarkan terjadinya hal

berikut ini :

1) Infeksi

Kondisi perineum yang terkena lochea dan lembab akan sangat menunjang

perkembangbiakan bakteri dan dapat menyebabkan timbulnya infeksi pada

perineum.

2) Komplikasi

Munculnya infeksi pada perineum dapat merambat pada saluran kandung

kemih ataupun pada jalan lahir yang dapat berkaitan pada munculnya

komplikasi infeksi kandung kemih maupun infeksi pada jalan lahir.

3) Kamatian Ibu Post Partum

Penanganan komplikasi yang lambat menyebabkan terjadinya kematian

pada ibu post partum mengingat kondisi fisik ibu post partum masih

lemah.
21

4. Waktu Perawatan

Waktu perawata luka perineum yang tepat dilakukan adalah :

1) Saat Mandi

Pada saat mandi ibu post partum pasti melepas pembalut, setelah terbuka

maka ada kemungkinan terjadi kontaminasi bakteri pada cairan yang

tertambung pada pembalut, demikian pula pada perineum ibu, untuk itu

diperlukan pembersihan perineum.

2) Setelah buang air kecil

Pada saat buang air kecil kemunkinan besar akan terjadi kontaminasi air

seni pada rectum, akibatnya dapat memicu pertumbuhan bakteri pada

perineum. Untuk itu diperlukan pembersihan luka perineum.

3) Setelah buang air besar

Pada saat buang air besar, diperlukan pembersihan sisa-sisa kotoran

disekitar anus. Untuk mencegah terjadinya kontaminasi bakteri dari anus

ke perineum yang letaknya bersebelahan, maka diperlukan kebersihan

anus dan perineum secara keseluruhan.

5. Penatalaksanaan Perawatan Perineum

Perawatan perineum pada ibu nifas sebaiknya dilakukan di kamar mandi

dengan posisi ibu jongkok, jika ibu telah mampu untuk berdiri maka perawatan

dapat dilakukan dengan posisi kaki terbuka.

Cara melakukan perawatan luka perineum adalah sebagai berikut :


22

1) Mencuci tangan di air mengalir dengan menggunakan sabun

2) Lepaskan pembalut dari depan ke belakang untuk menghindari penyebaran

bakteri dari anus ke vagina.

3) Bilas dengan air hangat atau cairan antiseptik area perineum setelah buang

air kecil atau besar. Keringkan dengan handuk yang kering.

4) Jangan dipegang sebelum area tersebut pulih.

5) Rasa gatal pada area sekitar jahitan merupakan tanda penyembuhan.

Namun, untuk meredakan rasa tidak enak atasi dengan merendam air

hangat atau kompres air dingin dengan menggunakan handuk.

6) Bebaring pada sisi tubuh, hindari berdiri atau duduk lama untuk

mengurangi tekanan pada daerah tersebut.

7) Ganti pembalut yang bersih 4-6 jam atau paling sedikit 3 x sehari, letakkan

dengan baik sehingga tidak tergeser.(11)

6. Penyembuhan Luka

Menurut Smeltzer, lama penyembuhan luka perineum terdiri dari :

1) Cepat

Jika luka perineum sembuh dalam waktu 1-6 hari, penutupan luka baik,

jaringan granulasi tidak tampak.

2) Normal

Jika luka perineum sembuh dalam waktu 7-14 hari, penutupan luka baik,

jaringan granulasi tidak tampak, pembentukan jaringan parut minimal,

akan tetapi waktu lebih lama.


23

3) Lama

Jika luka perineum sembuh dalam waktu ≥ 14 hari, tepi luka tidak saling

merapat, proses perbaikan kurang, kadang disertai adanya pus dan waktu

penyembuhan lebih lama.(18)

7. Fase-fase Penyembuhan Luka

Penyembuhan luka perineum adalah mulai membaiknya luka perineum

dengan terbentuknya jaringan baruyang menutupi luka perineum. Sebagian besar

luka perineum dapat digolongkan sebagai luka dalam karena trauma jaringan

melibatkan lapisan di bawah epidermis dan dermis, orang yang mengalami luka

tubuh akan memberikan reaksi atas terjainya luka tersebut. Reaksi yang terjadi

yaitu melalui fase-fase yang disebut sebagai fase penyembuhan luka,

Fase penyembuhan luka adalah sebagai berikut :

1) Fase inflamasi : berlangsung selama 1-4 hari

Fase inflamasi adalah fase peradangan. Setelah terjadi luka, pembuluh dara

yang terputus pada luka akan menyebabkan perdarahan. Peradangan

berfungsi mengisolasi jaringan yang rusak dan menurangi penyebaran

infeksi.

2) Fase proliferasi : berlangsung 5-20 hari

Proses fibroplasia yaitu penggantian parenkrim yang tidak dapat

beregenerasi dengan jaringan ikat. Fibrolast memperbanyak diri dan

membentuk jaringan-jaringan untuk sel-sel yang bermigrasi.csel-sel epitel

membentuk kuncup pada pinggir luka, kuncup ini berkembang menjadi

kapiler.
24

3) Fase Maturasi : berlangsung 21 hari sampai berbulan-bula.

Sekitar 3 minggu setelah cidera, fibrolast melai meningkatkan luka.

Jaringan parut tampak besar, sampai fibrilkolagen menyusun ke dalam

posisi yang lebih padat.(19)

2.2.4. Pengetahuan

1. Defenisi Pengetahuan

Pengetahuan (knowledge) merupakan hasil tahu dari manusia yang sekedar

menjawab pertanyaan. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui

mata dan telinga. Pengetahuan pada dasarnya terdiri dari sejumlah fakta dan teori

yang memungkinkan seseorang untuk dapat memecahkan masalah yang

dihadapinya. Hal ini mengingat bahwa peningkatan pengetahuan tidak mutlak

diperoleh dari pendidikan dari non formal saja, akan tetapi dapat diperoleh

melalui pendidikan non formal.

2. Tingkat Pengetahuan

Pengetahuan yang dicakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan,

yaitu :

1) Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai pengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya.termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat

kembali (recall) suatu spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau

rancangan yang diterima.


25

2) Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara

benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterprestasikan materi

tersebut secara benar.

3) Analisis (Analysis)

Analisis diartikan sebagai kemampuan untuk menjabarkan materi atau

suatu objek kedalam komponen-komponen tetapi masih didalam satu

struktur organisasi dan masih ada satu sama lain. Kemampuan analisis ini

dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti dapat membedakan,

memisahkan serta mengelompokkan.

4) Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang

telah ada dipelajari dengan penggunaan hukum, rumus, metode, prinsip,

dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain, sperti dapat

menggunakan rumus statistik dalam perhitungan hasil penelitian.

5) Sintesis (Synthesis)

Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang

baru, seperti dapat menyusun, dapat merencanakan, dapat meringkas,

dapat menyesuaikan terhadap suatu teori.


26

6) Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi

atau penilaian itu berdasarkan untuk kriteria yang ditentukan sendiri atau

kriteria yang telah ada.

3. Cara Memperoleh Pengetahuan

1. Cara memperoleh kebenaran non ilmiah, yaitu :

a. Cara coba-salah (Trial and Error)

Cara ini telah di pakai orang sebelum kebudayaan, bahkan sebelum

adanya peradaban. Jika seorang menghadapi persoalan atau masalah,

upaya pemecahannya dilakukan dengan coba-coba saja. Bila

percobaan pertama gagal, dilakukan percobaan yang kedua dan

seterusnya sampai masalah tersebut terpecahkan.

b. Cara Kekuasaan atau Otoriter

Dalam kehidupan sehari-hari banyak sekali kebiasaan dan tradisi yang

dilakukan oleh orang tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan

baik atau tidak. Kebiasaan ini biasanya diwariskan turun temurun.

Sumber pengetahuan dapat berupa pemimpin masyarakatbaik formal

maupun informal. Para pemegang otoritas prinsipnya adalah orang lain

menerima pendapat yang dikemukakan oleh yang mempunyai otoritas

tanpa terlebih dahulu menguji atau membuktikan kebenarannya, baik

berdasarkan perasaannya sendiri.


27

c. Berdasarkan pengalaman pribadi

Pengalaman adalah guru terbaik demikian bunyi pepatah. Pepatah ini

mengandung maksud bahwa pengalaman merupakan sumber

pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali

pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang

dihadapi.

d. Cara baru atau Ilmiah

Cara baru atau dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih

sistematis, logis dan ilmiah atau lebih populer disebut metodologi

penelitian. Kemudian diadakan penggabungan antara proses berpikir

deduktif, induktif dan verifikasi, akhirnya lahir suatu cara melakukan

penelitian yang dewasa ini kita kenal dengan metode penelitian ilmiah.

4. Kriteria Tingkat Pengetahuan

Pengetahuan seseorang dapat diketahui dan di interprestasikan dengan skala

yang bersifat kualitatif, yaitu :

1) Pengetahuan Baik, jika persentase jawaban 76-100%

2) Pengetahuan Cukup, jika persentase jawaban 56-75

3) Pengetahuan Kurang, jika persentase jawaban <56%.(20)

2.2.5. Sikap

1. Defenisi Sikap

Sikap merupakan konsep paling penting dalam psikologi sosial yang

membahas unsur sikap baik individu maupun kelompok. Banyak kajian dilakukan
28

untuk merumuskan pengertian sikap, proses terbentuknya sikap, maupun

perubahan.

2. Komponen Sikap

Struktur sikap terdiri atas 3 komponen yang saling menunjang, yaitu :

1) Komponen Kognitif (komponen perseptual), yaitu komponen yang

berkaitan dengan pengetahuan pandangan, keyakinan yaitu hal-hal yang

berhubungan dengan bagaimana orang mempersepsi terhadap sikap.

2) Komponen efektif (komponen emosional), yaitu komponen yang

hubungan dengan rasa senang atau tidak senang terhadap objek sikap.

Rasa senang merupakan hal yang positif, sedangkan rasa tidak senang

merupakan hal yang negatif. Komponen ini menunjukkan arah sikap, yaitu

positif dan negatif.

3) Komponen konaktif (komponen perilaku, atau action component), yaitu

komponen berhubungan dengan kecendrungan bertindak terhadap objek

sikap. Komponen ini menunjukkan intensitas sikap, yaitu menunjukkan

besar kecilnya kecendrungan bertindak atau berperilaku seseorang

terhadap objek sikap.

3. Tingkatan Sikap

Sikap terdiri dari berbagai tingkatan, yaitu :

1) Menerima (receiving)

Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan

stimulus yang diberikan (obyek)


29

2) Merespon (Responding)

Memberikan jawaban apabila ditanya, m,engerjakan dan menyelesaikan

tugas yang diberikan adalah suatu indikasi sikap karena dengan suatu usaha

untuk menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan. Lepas

pekerjaan itu benar atau salah adalah berarti orang itu menerima ide

tersebut.

3) Menghargai (Valuing)

Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan dengan orang

lain terhadap suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga,

misalnya seorangmengajak ibu yang lain (tetangga, saudarnya, dsb) untuk

menimbang anaknya ke posyandu atau mendiskusikan tentang gizi adalah

suatu bukti bahwa si ibu telah mempunyai sikap positif terhadap gizi anak.

4) Bertanggung jawab

Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipulihkan dengan segala

resiko adalah mempunyai sikap yang paling tinggi. Misalnya seorang ibu

mau menjadi akseptor KB, meskipun mendapatkan tantangan dari mertua

atau orang tuanya sendiri.

4. Sifat Sikap

Sikap dapat pula bersifat positif dan dapat pula bersifat negatif :

1) Sikap positif kecenderungan tindakan adalah mendekati, menyenangi,

mengharapkan obyek tertentu.

2) Sikap negatif terdapat kecenderungan untuk menjauhi, menghindari,

membenci, tidak menyukai obyek tertentu.


30

5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sikap

Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap keluarga terhadap obyek sikap antara

lain :

1) Pengalam pribadi

Untuk dapat menjadi dasar pembentukan sikap, pengalaman pribadi

haruslah meninggalkan kesan yang kuat. Karena itu, sikap akan lebih

mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut terjadi dalam situasi

yang melibatkan faktor emosional.

2) Pengaruh orang lain yang dianggap penting

Pada umumnya, individu cenderung untuk memiliki sikap yang konformis

atau searah dengan sikap orang yang dianggap penting. Kecenderunga ini

antara lain dimotivasi oleh keinginan untuk berafiliasi dan keinginan untuk

menghindari konflik dengan orang yang dianggap penting tersebut.

3) Pengaruh kebudayaan

Tanpa disadari kebudayaan telah menanamkan garis pengaruh sikap kita

terhadap berbagai masalah. Kebudayaan telah mewarnai sikap anggota

masyarakatnya, karena kebudayaanlah yang memberi corak pengalaman

individu-individu masyarakat asuhannya.

4) Media Massa

Dalam pemberitaan surat kabar maupun radio atau media komunikasi

lainnya, berita yang seharusnya faktual disampaikan secara obyektif

cenderung dipengaruhi oleh sikap penulisnya, akibatnya berpengaruh

terhadap sikap konsumennya.


31

5) Lembaga Pendidikan dan Lembaga Agama

Konsep normal dan ajaran dari lembaga pendidikan dan lembaga agama

sangat menentukan sistem kepercayaan tidaklah mengherankan jika kalau

pada gilirannya konsep tersebut mempengaruhi sikap.

6) Faktor Emosional

Kadang kala, suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang disadari

emosi yang berfungsi sebagai semacam penyaluran frustasi atau

pengalihan bentuk mekanisme pertahankan ego.

6. Pengukuran Sikap

Beberapa teknik pengukuran sikap antara lain :

1) Skala Thurstone

Metode ini menempatkan sikap seseorang pada rentangan kontinum dari

yang sangat unfavorabel hingga sangat fafovabel teradap suatu obyek

sikap. Untuk menghitung nilai skala dan memilih pernyataan sikap,

pembuat skala perlu membuat sampel pernyataan sikap sekitar lebih 100

buah atau lebih. Pernyataan-pernyataan itu kemudian diberikan kepada

beberapa orang penilai (judges). Penilai ini bertugas untuk menentukan

derajat favorabilitas masing-masing pernyataan. Favorabilitas penilai itu di

ekspresikan melalui titik skala rating yang memiliki rentang 1-11. Sangat

tidak setuju 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11. Untuk sangat setuju tugas penilai

bukan untuk menyampaikan setuju tidaknya mereka terhadap pernyataan

itu. Pembuat skala kemudian menyusun aitem mulai dari aitem yang

memiliki nilai skala terrendah hingga tertinggi. Dari aitem tersebut,


32

pembuat skala kemudian memilih aitem untuk kuesioner skala sikap yang

sesungguhnya kemudian diberikan pada responden. Responden diminta

untuk menunjukkan seberapa besar kesetujuan atau ketidaksetujuannya

pada masing-masing aitem sikap tersebut.

2) Skala Likert

Likert mengajukan metodenya sebagai alternatif yang lebih sederhana

dibandingkan dengan skala Thurstone. Skala thurstone yang terdiri dari 11

poin disederhanakan menjadi dua kelompok, yaitu yang favorable dan

unfavorabel. Sedangka aitem yang netral tidak disertakan. Untuk

mengatasi hilangnya netral tersebut, likert menggunakan teknik konstruksi

test yang lain. Masing-masing respoden diminta melakukan egreement

atau disegreemenn-nya untuk masing-masing aitem dalam skala yang

terdiri dari 5 poin ( Sangat Setuju, Setuju, Tidak Setuju, Sangat Tidak

Setuju, Ragu-ragu). Semua aitem yang favorabel kemudian diubah

nilainya dalam angka, yaitu untuk sangat setuju nilainya 5 sedangkan

untuk yang Sangat Tidak Setuju nilainya 1. Sebaliknya untuk aitem yang

unfavorabel nilai skala Sangat Setuju adalah 1 sedangkan untuk yang

sangat tidak setuju nilainya 5.

3) Unobstrusive Measures

Metode ini berakar dari suatu situasi dimana seseorang dapat mencatat

aspek-aspek perilakunyasendiri atau yang berhubungan sikapnya dalam

pertanyaan.
33

4) Multidimensional Scaling

Teknik ini memberikan deskripsi seseorang lebih kaya bila dibandingkan

dengan pengukuran sikap yang bersifat undimensional. Namun demikian,

pengukuran ini kadang kala menyebabkan asumsi-asumsi mengenai

stabilitas struktur dimensinal kurang valid terutama apabila diterapkan

pada lain orang, lain isu, dan lain skala aitem.(21)

2.3. Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban yang sifatnya sementara terhadap

permasalahan yang diajukan dalam penelitian. Hipotesis dari penelitian yaitu

sebagai berikut “Ada hubungan pengetahuan dan sikap ibu post partum tentang

perawatan luka perineum dengan penyembuhan luka di Bidan Praktek Mandiri

Pera Manurung, Simalingkar B Tahun 2018”.


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian survei analitik dengan

pendekatan cross sectional yaitu suatu penelitian yang mempelajari hubungan

antara variabel independen dengan variabel dependen, dimana melakukan

pengukuran variabel sekaligus pada waktu yang sama. Maka dalam penelitian ini

penulis ingin mencari hubungan pengetahuan dan sikap ibu post partum tentang

perawatan luka perineum dengan penyembuhan luka di Bidan Praktek Mandiri

PeraSimalingkar B Tahun 2018.

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Bidan Praktek Mandiri Pera yang berada di

Jalan Bunga Rampai No.77 Simalingkar B Kecamatan Medan Tuntungan

Sumatera Utara.

3.2.2. Waktu Penelitian

Penelitian ini mulai dilakukan pada bulan Juli sampai dengan September

2018.

34
35

3.3. Populasi dan Sampel

3.3.1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subjek/objek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini

adalah seluruh ibu post partum yang mengalami penyembuhan luka perineum di

Bidan Praktek Mandiri PeraSimalingkar B dari bulan Juli sampai Agustus

sebanyak 35 orang.

3.3.2. Sampel

Sampel adalah keseluruhan dari populasi yang dipandang representatif

terhadap populasi. Dalam penelitian ini teknik pengambilan sampel yang

digunakan adalah teknik accidential sampling, yaitu pengambilan sampel secara

kebetulan ada atau dijumpai saat dilakukan penelitian yaitu pada saat berkunjung

di klinik, yang sedang melakukan imunisasi, dan mendatangi rumah yang bisa di

jangkau oleh peneliti.(22)

3.4. Kerangka Konsep

Adapun kerangka konsep dalam penelitian ini memiliki dua variabel yaitu

variabel independen dan variabel dependen. Variabel independennya pengetahuan

dan sikap ibu post partum tentang perawatan luka perineum, variabel

dependennya penyembuhan luka.


36

Variabel Independen Variabel Dependen


- Pengetahuan Penyembuhan Luka
- Sikap

Gambar 3.1. Kerangka Konsep Penelitiaan

3.5. Definisi Operasional dan Aspek Pengukuran

3.5.1. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah mendefenisikan variabel secara operasional

berdasarkan karakteristik yang diamati, memungkinkan peneliti untuk melakukan

observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu fenomena. Definisi

operasional ditemukan berdasarkan parameter yang dijadikan ukuran dalam

penelitian.

Definisi operasional dalam penelitian ini adalah :

1. Pengetahuan ibu post partum adalah segala sesuatu yang diketahui ibu post

partum tentang perawatan luka perineum.

2. Sikap ibu post partum adalah respon ibu terhadap perawatan luka perineum.

3. Penyembuhan luka adalah proses penyembuhan luka perineum yang dialami

ibu post partum dalam penyembuhan luka.


37

3.5.2. Aspek Pengukuran

Aspek pengukuran variabel independen dan dependen sebagai berikut :

TABEL 3.1. Aspek Pengukuran Variabel Penelitian


Skala
Definisi Jumlah Cara dan Hasil
No Kategori ukur
Operasional Pertanyaan Alat Ukur Pengukuran
Variabel X
1 Pengetahuan 10 Kuesioner 76- Baik(3) Ordinal
ibu post Benar (1) 100%Skor
partum Salah (0) (8-10)
tentang Cukup
perawatan 56-75% (2)
luka perineum Skor (5-7)
Kurang(
<56% 1)
Skor (<5)
2 Sikap ibu post 10 Kuesioner 26-40 Positif Nominal
partum 10-25 Negatif
tentang
perawatan
luka perineum
Variabel Y
3 Penyembuhan 1 Kuesioner 1-6 hari Cepat Ordinal
luka perineum 7-14 hari Normal
>14 hari Lambat

3.6. Metode Pengumpulan Data

3.6.1. Jenis Data

1. Data Primer

Data yang dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner, wawancara

secara langsung terhadap responden.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang secara tidak langsung diperoleh dari

sumbernya
38

3. Data Tersier

Data tersier adalah data yang secara tidak langsung diperoleh dari referensi

seperti buku, laporan/kebijakan, program atau peraturan pemerintah.(23)

3.6.2. Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian dibagi atas 3 yaitu :

1. Data Primer

Data primer dalam penelitian ini adalah pengetahuan dan sikap ibu post

partum tentang perawatan luka perineum yang menggunakan kuesioner

yang diberi langsung kepada ibu post partum yang mengalami luka

perineum.

2. Data Sekunder

Data sekunder dalam penelitian ini di peroleh dari Bidan Praktek Mandiri

Pera Simalingkar B dengan mengambil data jumlah ibu post partum yang

mengalami luka.

3. Data Tersier

Data tersier diperoleh dari penelitian terdahulu serta jurnal ilmiah sebagai

pembandingan dan juga pendukung sebuah data yang didapatkan secara

langsung.

3.6.3. Uji Validitas dan Reliabilitas

1. Uji Validitas

Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar-benar

mengukur apa yang diukur untuk menentukan derajat ketepatan dari instrumen
39

penelitian berbentuk kuesioner. Suatu instrumen yang valid mempunyai validitas

tinggi, sebaliknya instrumen yang kurang valid memiliki validitas rendah.

Uji validitas dalam penelitian ini dilakukan di Bidan Praktek Mandiri

Tenang Ukur, Amd.Keb dengan jumlah reponden sebanyak 20 responden dengan

10 pertanyaan. Semua pertanyaan dinyatakan valid semua, dapat di lihat pada

tabel berikut :

Tabel3.2.Hasil Uji Validitas Pengetahuan Ibu Post Partum Tentang Perawatan


Luka Perineum
No Pernyataan pengetahuan
Ibu Tentang Perawatan r-tabel r- hitung Keterangan
Luka Perineum
1 Pernyataan 1 0,444 0,670 Valid
2 Pernyataan 2 0,444 0,739 Valid
3 Pernyataan 3 0,444 0,746 Valid
4 Pernyataan 4 0,444 0,774 Valid
5 Pernyataan 5 0,444 0,633 Valid
6 Pernyataan 6 0,444 0,605 Valid
7 Pernyataan 7 0,444 0,596 Valid
8 Pernyataan 8 0,444 0,674 Valid
9 Pernyataan 9 0,444 0,674 Valid
10 Pernyataan 10 0,444 0,571 Valid

Tabel3.3.Hasil Uji Validitas Sikap Ibu Post Partum Tentang Perawatan Luka
Perineum
Pernyataan Sikap Ibu
No Post Partum Tentang r-tabel r-hitung Keterangan
Perawatan Luka
Perineum
1 Pernyataan 1 0,444 0,809 Valid
2 Pernyataan 2 0,444 0,893 Valid
3 Pernyataan 3 0,444 0,838 Valid
4 Pernyataan 4 0,444 0,769 Valid
5 Pernyataan 5 0,444 0,788 Valid
6 Pernyataan 6 0,444 0,783 Valid
7 Pernyataan 7 0,444 0,871 Valid
8 Pernyataan 8 0,444 0,744 Valid
9 Pernyataan 9 0,444 0,902 Valid
10 Pernyataan 10 0,444 0,821 Valid
40

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas ialah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur

dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini berarti menunjukkan sejauh mana

hasil pengukuran itu tetap konsisten atau tetap bila dilakukan pengukuran dua kali

atau lebih terhadap gejala yang sama. Uji reliabilitas dilakukan dengan

menggunakan SPSS melalui uji Cronbach’s Alpha, yang dibandingkan dengan

menguji butir soal yang sudah valid secara bersama-sama diukur reliabilitasnya.

Untuk mengetahui reliabilitas caranya dengan membandingkan nilai r


hitung dengan
r
tabel instrumen dikatakan reliabel bila nilai rhitung lebih besar dari nilai rtabel (0,444).

Tabel3.4.HasilUji Reliabilitas Pengetahuan di BPM Pera Simalingkar B Tahun


2018.

Cronbach Alpha
Nilai r-tabel Keterangan
(r-hitung)
0,854 0,444 Reliabel
Hasil uji reliabilitas kuesioner ini dari 10 pertanyaan pengetahuan ibu post

partum tentang perawatan luka perineum menunjukkan reliabilitas tinggi dimana

hasil cronbach’s alpha ialah 0,854 berarti lebih besar dari rtabel 0,444

Tabel3.5.Hasil Uji Reliabilitas Sikap di BPM Pera Simalingkar B Tahun 2018.

Cronbach Alpha
Nilai r-tabel Keterangan
(r-hitung)
0,928 0,444 Reliabel

Hasil uji reliabilitas dari 10 pertanyaan sikap ibu post partum tentang

perawatan luka perineum menunjukkan reliabilitas tinggi dimana hasil cronbach’s

alpha ialah 0,928 berarti lebih besar dari rtabel 0,444.


41

3.7. Metode Pengolahan Data

Data yang terkumpul diolah dengan cara komputerisasi melalui langkah-

langkah sebagai berikut :

1. Collecting

Mengumpulkan data yang berisi dari kuesioner, angket maupun observasi.

2. Checking

Dilakukan untuk memeriksa kelengkapan jawaban kuesioner atau lembar

observasi dengan tujuan agar data yang diolah secara benar sehingga

pengolahan data memberikan hasil yang valid dan reliabel.

3. Coding

Pada langkah ini penulis melakukan pemberian kode pada variabel-

variabel yang diteliti.

4. Entering

Data entery, yakni jawaban dari masing-masing responden yang masih

dalam bentuk ‘kode” (angka atau huruf) di masukkan ke dalam komputer

yang digunakan penelitian yaitu program SPSS For Windows.

5. Data Processing

Suatu data yang telah di input ke dalam aplikasi komputer akan diolah

sesuai dengan kebutuhan dari peneliti.

3.8. Analisa Data

3.8.1. Analisa Univariat

Analisa univariat digunakan untuk mendiskripsikan data yang dilakukan

pada tiap variabel dari hasil penelitian. Data disajikan dalam tabel distribusi
42

frekuensi dan persentase dari tiap variabel. Teknik analisa data yang penulis

gunakan adalah ialah dengan cara menilai distribusi frekuensi pengetahuan dan

sikap ibu post partum tentang perawatan luka perineum dan distribusi frekuensi

penyembuhan luka.

3.8.2. Analisa Bivariat

Analisa bivariat digunakan untuk mengetahui hubungan (korelasi) antara

variabel bebas (independen variabel) dengan variabel terikat (dependenvariabel).

Untuk membuktikan adanya hubungan yang signifikan antara variabel bebas

dengan variabel terikat digunakan analisa Chi-Square dengan menggunakan

SPSS, pada bebas kemaknaan perhitungan statistik р value (0,05). Apabila hasil

perhitungan menunjukkan nilai р< α (0,05) maka dikatakan (H0) ditolak, artinya

kedua variabel secara statistik mempunyai hubungan yang signifikan. Kemudian

untuk menjelaskan adanya asosiasi (hubungan) antara variabel terikat dengan

variabel bebas digunakan analisa tabulasi silang.(24).


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum

Bidan Praktek Mandiri Pera yang dipimpin oleh Ibu Anita Pera Wati

Singarimbun Am.Keb merupakan klinik yang berada di Jalan Bunga Rampai

No.77 Simalingkar B Medan Tuntungan Sumatera Utara, melayani persalinan

umum dan BPJS, Keluarga Berencana, Imunisasi, USG, Baby SPA, dan Baby

Massage (pijat bayi). Klinik ini terdiri dari beberapa ruangan dan dilengkapi

dengan alat-alat yang lengkap, yaitu satu ruang anamnesa, satu ruang pemeriksaan

dengan dua tempat tidur, satu ruangan persalinan, dua ruangan rawat inap yang di

lengkapi AC, satu ruang tunggu dan terdapat 2 orang pegawai.

4.1.1. Letak Geografi

Bidan Praktek Mandiri Pera dilihat dari sudut geografi memiliki batas-

batas sebagai berikut :

1. Sebelah Utara : Gang Kamboja

2. Sebelah Selatan : Perumahan Griya

3. Sebelah Timur : Jalan Veteran

4. Sebelah Barat : Jalan Pintu Air IV

43
44

4.2. Hasil Penelitian

4.2.1. Karakteristik Responden

Tabel4.1. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Umur, Pendidikan dan Paritas di


Bidan Praktek Mandiri Pera Tahun 2018.
No Variabel Jumlah
1 Umur f %
< 25 tahun 5 15,6
25-35 tahun 20 62,5
>35 tahun 7 21,9
Total 32 100
2 Pendidikan
SD 1 3,1
SMP 8 25,0
SMA 19 59,4
Perguruan Tinggi 4 12,5
Total 32 100
3 Paritas
Primipara 17 53,1
Multipara 8 25,0
Grandemultipara 7 21,9
Total 32 100

Berdasarkan tabel 4.1 karakteristik responden dari 32 responden mayoritas

berumur 25-35 tahun sebanyak 20 responden (62,5%), dan minoritas berumur <25

tahun sebanyak 5 responden(15,6%). Dari 32 responden mayoritas pendidikan

SMA sebanyak 19 responden (59,4%), dan minoritas pendidikan SD 1 responden

(3,1%). Dari 32 responden mayoritas paritas pada primipara sebanyak 17

responden (53,1%) dan minoritas grandemultipara 7 responden (21,9%).

4.2.2. Analisis Univariat

Analisis univariat digunakan untuk mendeskripsikan data yang dilakukan

pada tiap tabel variabel dari hasil penelitian. Data yang terkumpul disajikan dalam

bentuk tabel distribusi frekuensi sebagai berikut :


45

1. Distribusi Frekuensi Jawaban Pengetahuan Responden Tentang


Perawatan Luka Perineum Dengan Penyembuhan Luka
Tabel4.2.Distribusi Frekuensi jawaban responden Pada Pernyataan Pengetahuan
Tentang Perawatan Luka Perineum Dengan Penyembuhan Luka Di Bidan Praktek
Mandiri Pera Simalingkar B Tahun 2018.

Jawaban
No Pernyataan Benar Salah Total
f % f % F %
1 Luka perineum adalah
proses penyembuhan luka
yang terjadi di daerah 21 65,6 11 34,4 32 100
kemaluan wanita karena
proses persalinan
2 Perawatan luka perineum
dilakukan untuk
mempercepat 26 81,3 6 18,8 32 100
penyembuhan luka
perineum
3 Tujuan menjahit laserasi
atau episiotomi adalah
untuk menyatukan
kembali jaringan tubuh 17 53,1 15 46,6 32 100
dan mencegah kehilangan
darah yang tidak
diperlukan
4 Perawatan luka perineum
37,
dilakukan untuk 20 62,5 12 32 100
5
mencegah infeksi
5  Waktu perawatan luka
perineum pada waktu
37,
mandi dan setelah BAK, 20 12 37,5 32 100
5
BAB dan jika pembalut
sudah tidak nyaman lagi
6 Membersihkan vagina
40, 59,
yaitu dari arah depan ke 13 19 32 100
6 4
belakang
7 Mengganti pembalut 46, 53,
15 17 32 100
yaitu 3 kali sehari 9 1
8 Sebelum membersihkan
luka perineum harus 90,
29 3 9,4 32 100
mencuci tangan terlebih 6
dahulu
46

Jawaban
No Pernyataan Benar Salah Total
f % f % F %
9 Melakukan perawatan
luka perineum di daerah
kemaluan harus
43,
dilakukan setiap hari 14 18 56,3 32 100
8
karena dapat
mempercepat proses
penyembuhan luka
10 Untuk membersihkan
luka perineum sebaiknya 21,
7 25 78,1 32 100
membilas luka dengan 9
air hangat

Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa distribusi frekuensi jawaban

pengetahuan responden tentang perawatan luka perineum dengan penyembuhan

luka dari 32 responden yang menjawab benar mayoritas berada pada pernyataan

nomor 8 sebanyak 29 responden (90,6%) dan minoritas yang menjawab benar

berada pada pernyataan nomor 10 sebanyak 7 responden (21,9%). Sedangkan

yang menjawab salah mayoritas berada pada pernyataan nomor 10 sebanyak 25

responden (78,1%) dan minoritas berada pada pernyataan nomor 8 sebanyak 3

responden (9,4%).
47

2. Distribusi Frekuensi Jawaban Sikap Responden Tentang Perawatan Luka


Perineum Dengan Penyembuhan Luka.
Tabel 4.3.Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Pada Pertanyaan Sikap
Tentang Perawatan Luka Perineum Dengan Penyembuhan Luka Di Bidan Praktek
Mandiri Pera Simalingkar B Tahun 2018.

Jawaban
Total
STS TS S SS
No Pertanyaan
f % F % f % f % F
%
1  Mengganti
pembalut yaitu 3
kali dalam sehari,
18, 43, 3 10
jika pembalut 6 18,8 6 14 6 18,8
8 8 2 0
sudah tidak
nyaman untuk di
pakai
2  Agar tidak terjadi
infeksi pada luka
37, 18, 28, 15, 3 10
perineum maka 12 6 9 5
5 8 1 6 2 0
luka harus
dibersihkan
3  Mengkonsumsi
sayuran dan lauk
pauk seperti telur
dan ikan dapat 1 34, 43, 12, 3 10
3 9,4 14 4
mempercepat 1 4 8 5 2 0
proses
penyembuhan
luka
4  Membersihkan
perineum pada
31, 6, 59, 3, 3 10
saat mandi dan 10 2 19 1
3 3 4 1 2 0
setelah BAK,
BAB
5  Merawat luka
perineum dari
anjuran tenaga
31, 12, 50, 3 10
medis dapat 10 4 16 2 6,3
3 5 0 2 0
mempercepat
penyembuhan
luka
48

Jawaban
N Total
Pertanyaan STS TS S SS
o
f % F % f % f % F %
6  Ibu nifas harus
menghindari
makanan seperti
ikan dan telur 40, 3
7 21,9 8 25,0 13 4 12,5 100
karena dapat 6 2
memperburuk
keadaan luka
perineum
7  Melakukan
aktivitas
berlebihan selama 1 31, 21, 46, 3
7 15 0 0 100
proses 0 3 9 9 2
penyembuhan
luka
8  Melakukan
perawatan
21, 18, 43, 3
perineum sendiri 7 6 14 5 15,6 100
9 8 8 2
tanpa tenaga
kesehatan
9  Tidak melakukan
vulva hygine pada 1 31, 46, 3
3 9,4 15 4 12,5 100
saat setelah Bak 0 3 9 2
dan BAB
1  Membersihkan
0 vagina dari arah 9, 1 31, 37, 3
3 12 7 21,9 100
belakang ke arah 4 0 3 5 2
depan

Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa distribusi frekuensi jawaban

responden pada pertanyaan sikap tentang perawatan luka perineum dengan

penyembuhan luka di Bidan Praktek Mandiri Pera Simalingkar B Tahun 2018

dapat dilihat dari 32 responden yang menjawab “sangat setuju” mayoritas berada

pada pertanyaan nomor 10 sebanyak 7 responden (21,9%) dan minoritas

menjawab berada pada nomor 7 sebanyak 0 responden (0%). Responden yang

menjawab “setuju” mayoritas berada pada nomor 7 sebanyak 15 responden


49

(21,9%) dan minorias berada pada nomor 2 sebanyak 9 responden (28,1%).

Responden yang menjawab “tidak setuju” mayoritas berada pada nomor 10

sebanyak 10 responden (31,3%) dan minoritas berada pada nomor 4 sebanyak 2

responden (6,3%). Responden yang menjawab “sangat tidak setuju” mayoritas

pada nomor 2 sebanyak 12 responden (37,5%) dan minoritas berada pada nomor

10 sebanyak 3 responden (9,4% responden).

Tabel4.4.Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Post Partum Tentang Perawatan


Luka Perineum di Bidan Praktek Mandiri Pera Simalingkar B Tahun2018.

No Pengetahuan Jumlah
f %
1 Baik 7 21,9
2 Cukup 10 31,3
3 Kurang 15 46,9
Total 32 100,0

Berdasarkan tabel 4.1 distribusi frekuensi pengetahuan ibu tentang

perawatan luka perineum di Bidan Praktek Mandiri Pera Simalingkar B Tahun

2018, diketahui bahwa dari 32 responden mayoritas berpengetahuan kurang

sebanyak 15 responden (46,9%) dan minoritas berpengetahuan baik sebanyak 7

orang (21,9%)

Tabel 4.5.Distribusi Frekuensi Sikap Ibu Post Partum Tentang Perawatan Luka
Perineum di Bidan Praktek Mandiri Pera Tahun 2018.

No Sikap Jumlah
f %
1 Positif 15 46,9
2 Negatif 17 53,1
Total 32 100,0

Berdasarkan tabel 4.2 distribusi frekuensi sikap ibu tentang perawatan

perineum di Bidan Praktek Mandiri Pera Simalingkar B Tahun 2018, diketahui


50

bahwa dari 32 responden mayoritas sikap negatif sebanyak 17 orang (53,1%) dan

minoritas sikap positif sebanyak 15 orang (46,9%).

Tabel4.6.Distribusi Frekuensi Penyembuhan Luka Perineum di Bidan Praktek


Mandiri Pera Simalingkar B

No Penyembuhan Luka Jumlah


f %
1 Cepat 6 18,8
2 Normal 11 34,4
3 Lambat 15 46,9
Total 32 100,0

Berdasarkan tabel 4.3 distribusi frekuensi penyembuhan luka perineum ibu

post partum di Bidan Praktek Mandiri Pera Simalingkar B Tahun 2018, diketahui

bahwa dari 32 orang mayoritas lambat 13 (40,6%) dan minoritas cepat sebanyak 7

orang (21,9).

4.2.3. Analisa Bivariat

Analisa bivariat digunakan untuk melihat hubungan (korelasi) antara

variabel independen (pengetahuan dan sikap ibu post partum) dengan variabel

dependen (penyembuhan luka) dengan menggunakan tabulasi silang (crosstab).

Tabel4.7.Tabulasi Silang Pengetahuan Ibu Post Partum Tentang Perawatan Luka


Perineum di Bidan Praktek mandiri Pera Simalingkar B Tahun 2018.

Penyembuhan Luka
Total Sig
No Pengetahuan Cepat Normal Lambat
f % f % f % f %
1 Baik 2 28,6 5 71,4 0 0 7 100,0 0,000
2 Cukup 2 20,0 6 60,0 2 20,0 10 100,0
3 Kurang 2 13,3 0 0 13 86,7 15 100,0
Total 6 18,8 11 34,4 15 46,9 32 100,0
51

Berdasarkan tabel 4.7 diketahui bahwa dari 32 responden ibu post partum di

Bidan Praktek Mandiri Pera Simalingkar B Tahun 2018, dari 7 orang yang

berpengetahuan baik tentang perawatan luka perineum, mayoritas normal

penyembuhan luka sebanyak 5 responden (71,4%) dan cepat sebanyak 2

responden (28,6%). Dari 10 responden ibu post partum berpengetahuan cukup,

mayoritas normal penyembuhan luka sebanyak 6 responden (60,0%) dan cepat

sebanyak 2 responden (20,0%). Dari 15 responden ibu post partum

berpengetahuan kurang, mayoritas lambat penyembuhan luka sebanyak 13

responden (86,7%) dan minoritas cepat sebanyak 0responden (0%).

Berdasarkan hasi uji statistik dengan menggunakan chi-square diperoleh

nilai signifikan pengetahuan adalah 0,000 lebih kecil dari dari signifikan α = 0,05.

Hal ini membuktikan bahwa ada hubungan pengetahuan ibu post partum tentang

perawatan luka perineum dengan penyembuhan luka di Bidan Praktek Mandiri

Pera Simalingkar B Tahun 2018.

Tabel4.8.Tabulasi Silang Sikap Ibu Post Partum Tentang Perawatan Luka


Perineumdi Bidan Praktek mandiri Pera Simalingkar B Tahun 2018.

Penyembuhan Luka
No Sikap Cepat Normal Lambat Total Sig
f % f % f % f %
1 Positif 3 20,0 9 60,0 3 20,0 15 100,0 0,008
2 Negatif 3 17,6 2 11,8 12 70,6 17 100,0
Total 6 18,8 11 34,4 15 46,9 32 100,0

Berdasarkan tabel 4.5 diketahui bahwa dari 32 responden ibu post partum di

Bidan Praktek Mandiri Pera Simalingkar B Tahun 2018, dari 15 orang yang

bersikap positif penyembuhan luka perineum, mayoritas normal penyembuhan

luka sebanyak 9 orang (60,0%) dan minoritas cepat sebanyak 3 orang (20,0%).
52

Dari 17 orang ibu post partum berpengetahuan negatif, mayoritas lambat

penyembuhan luka sebanyak 12 orang (70,6%) dan normal sebanyak 2 orang

(11,8%).

Berdasarkan hasi uji statistik dengan menggunakan chi-square diperoleh

nilai signifikan sikap adalah 0,008 lebih kecil darsignifikan α = 0,05. Hal ini

membuktikan bahwa ada hubungan sikap ibu post partum tentang perawatan luka

perineum dengan penyembuhan luka di Bidan Praktek Mandiri Pera Simalingkar

B Tahun 2018.

4.3. Pembahasan Penelitian

4.3.1. Analisa Univariat

1. Pengetahuan Ibu Post Partum Di Bidan Praktek Mandiri Pera


Simalingkar B Tahun 2018
Dari analisis dapat diketahui bahwa pengetahuan ibu tentang penyembuhan

luka yang berpengetahuan baik sebanyak 7 responden (21,9%), berpengetahuan

cukup sebanyak 10 responden (31,3%) dan berpengetahuan kurang sebanyak 15

responden (46,9%).

Berdasarkan hasil penelitian Penelitian Trisnawati dengan judul penelitian

Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Penyembuhan Luka Jahitan Perineum

Pada Ibu Nifas di Puskesmas Mergangsan Yogyakarta Tahun (2015) dapat

disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu nifas

dengan penyembuhan luka jahitan perineum di Puskesmas Mergangsan

Yogyakarta 2015 dengan nilai p value = 0,004.Ada hubungan yang signifikan

antara status gizi ibu nifas dengan penyembuhan luka jahitan perineum di
53

Puskesmas Mergangsan Yogyakarta 2015 dengan nilai p value = 0,016. Ada

hubungan yang signifikan antara cara perawatan ibu nifas dengan penyembuhan

luka jahitan perineum di Puskesmas Mergangsan Yogyakarta 2015 dengan nilai p

value = 0,001.Tidak ada hubungan yang signifikan antara personal hygiene ibu

nifas dengan penyembuhan luka jahitan perineum di Puskesmas Mergangsan

Yogyakarta 2015 dengan nilai p value = 0,256.(10)

Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya

tindakan seseorang. Makin tinggi pengetahuan kesadaran untuk berperan dan

memberi dampak positif terhadap kesehatan seseorang yang berpengetahuan

adekuat tentang perawatan luka perineum sehingga dapat mempercepat

penyembuhan luka yang berupa pelaksanaan perawatan perineum yang baik dan

benar setelah persalinan.(4)

Menurut asumsi peneliti bahwa ada kesesuaian antara hasil penelitian

dengan teori. Dimana pengetahuan juga diperoleh melalui pikiran, semakin maju

dan berkembangnya peradapan dan budaya maka cara pemikirannya pun mulai

sedikit mengalami perubahan dan kemajuan karena semakin tinggi tingkat

pengetahuan ibu semakin baik pula ibu melakukan perawatan luka perineum.

Maka dari ibu dapat memperoleh informasi dari tenaga medis, media elektronik

maupun cetak dan keluarga. Dilihat dari hasil penelitian bahwa terdapat 2

responden yang memiliki pengetahuan kurang tetapi penyembuhan luka cepat itu

dikarenakan responden mengikuti budaya setempat yang dimana harus

mengkonsumsi makanan yang mengandung protein seperti ikan gabus dan putih

telur.
54

2. Sikap Ibu Post Partum Tentang Perawatan Luka Perineum Dengan


Penyembuhan Luka Di Bidan Praktek Mandiri Pera Tahun 2018
Dari hasil analisis dapat diketahui bahwa sikap ibu yang positif sebanyak 15

responden (46,9%) dan yang negatif sebanyak 17 responden (53,1%).

Sikap adalah derajat efek positif atau negatif yang dikaitkan dengan satu

objek psikologi. Sikap adalah keadaan mental dan syaraf dari kesiapan yang di

dapat dari pengalaman yang memberikan pengaruh yang dinamik atau terarah

terhadap responden dan situasi yang berkaitan dengannya. Sikap pada hakekatnya

adalah tingkah laku yang tersembunyi yang terjadi secara disadari atau tidak

disadari.Tingkah laku tersembunyi di tambahkan dengan faktor-faktor yang lain

dari dalam diri seperti dorongan atau kehendak yang berupa pelaksanaan

perawatan perineum yang baik dan benar setelah persalinan.(4)

Berdasarkan hasil penelitian Rini Hariani Ratih yang berjudul Hubungan

Pengetahuan dan Sikap Ibu Nifas Tentang Perawatan Luka Perineum di Rumah

Bersalin Rossita Pekanbaru (2017) dengan jumlah responden 50 orang.

Berdasarkan analis dengan menggunakan uji statistik chi square> 0,05 diketahui

bahwa nilai p sebesar 0,02 untuk variabel pengetahuan maka nilai p value kecil

dari 0,05 makadapat menyimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara

pengetahuan dengan perawatan perineum luka. Sedangkan hasil uji statistik

diperoleh nilai P<0,05 (P = 0,04) untuk variabel sikap, maka dapat disimpulkan

bahwa ada hubungan antara sikap pasca persalinan terhadap perawatan luka

perineum.(5)

Menurut asumsi peneliti bahwa sikap merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi ibu dalam melakukan perawatan luka perineum untuk


55

mempercepat penyembuhan luka, karena sikap terhadap penyembuhan luka

adalah bagaimana penilaian atau pendapat seseorang terhadap proses

penyembuhan luka tersebut. Sikap juga merupakan salah satu faktor penilaian

atau pendapat seseorang terhadap cara-cara memelihara atau berperilaku hidup

sehat. Dilihat dari hasil penelitian bahwa terdapat 3 responden yang mempunyai

sikap positif tetapi penyembuhan luka lambat itu dikarenakan responden terlalu

sibuk mengurus bayinya sehingga responden tidak terlalu perduli terhadap diri

sendiri. Selanjutnya terdapat 3 responden yang mempunyai sikap negatif tetapi

penyembuhan lukanya cepat itu disebabkan oleh responden mengikuti anjuran

dari bidan.

3. Penyembuhan Luka Perineum Ibu Post Partum Di Bidan Praktek


Mandiri Pera Tahun 2018.

Berdasarkan tabel distribusi frekuensi penyembuhan luka dilihat dari 32

responden (100%), mayoritas responden sebanyak 15 responden (46,9%) dan

minoritas sebanyak 6 responden (18,8%).

Perawatan perineum adalah suatu pemenuhan kebutuhan untuk menyehatkan

daerah antara paha yang dibatasi vulva dan anus pada ibu yang dalam masa antara

kelahiran plasenta sampai dengan kembalinya organ genetik seperti pada waktu

sebelum hamil. Perawatan perineum ditujukan untuk pencegahan infeksi organ-

organ reproduksi yang disebabkan oleh masuknya mikroorganisme yang masuk

melalui vulva yang terbuka sehingga proses penyembuhan luka perineum cepat

pulih dan kembali normal.(14)

Menurut penelitian Menurut peneliti Rizki Nova Aditya dengan judul

Hubungan Ibu Nifas Tentang Gizi dengan Proses Penyembuhan luka Perineum Di
56

BPM Ny. Nur Aeni Farida Kecamatan Gunungpati Kota Semarang tahun (2014)

dengan jumlah responden 30. Ada hubungan tingkat pengetahuan ibu nifas

tentang gizi dengan proses penyembuhan luka perineum dengan p valuesebesar

0,03.(8)

Menurut asumsi peneliti bahwa perawatan luka perineum perlu dilakukan

oleh setiap ibu post partum karena dapat memproses penyembuhan luka dengan

cepat. Penyembuhan luka perineum sebaiknya dilakukan saat mandi, setelah BAK

maupun BAB agar tidak terjadinya kontaminasi terhadap perineum.

4.3.2. Analisa Bivariat

1. Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Post Partum Tentang Perawatan


Luka Perineum Dengan Penyembuhan Luka Di Bidan Praktek Mandiri
Pera Simalingkar B Tahun 2018.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan pengetahuan ibu post

partum tentang perawatan luka perineum dengan dengan penyembuhan luka di

Bidan Praktek Mandiri Pera Simalingkar B dengan nilai p-0,000 < 0,05, maka

diharapkan bagi ibu post partum untuk melakukan perawatan luka perineum

dengan benar agar luka dapat sembuh dengan cepat. Hasil penelitian sikap ibu

post partum tentang perawatan luka perineum dengan penyembuhan luka di Bidan

Praktek Mandiri Pera Simalingkar B Tahun 2018 dengan nilap p-0,008<0,05

menunjukkan bahwa ada hubungan sikap ibu post partum tentang perawatan luka

perineum dengan penyembuhan luka.

Hasil Penelitian Rini Hariati yang berjudul Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu

Nifas tentang Perawatan Luka Perineum di Rumah Bersalin Rossita Pekanbaru

(2017)di peroleh 50 responden menunjukan bahwa responden dengan


57

pengetahuan kurang melakukan perawatan luka perineum sebanyak 15 orang

(65,2%), sedangkan responden dengan pengetahuan baik melakukan perawatan

luka perineum sebanyak 22 orang (81,5%). Berdasarkan analisa tabel diatas

dengan menggunakan uji statistik chi squere < 0,05diketahui bahwa nilai p value

sebesar 0,02 dengan demikian p value besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan

bahwa ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan terhadap perawatan luka

perineum. 5 terlihat bahwa dari 50 orang responden yang bersikap positif dalam

melakukan perawatan luka perineum sebesar 33 orang (86,6%), sedangkan

responden yang bersikap negatif dalam melakukan perawatan luka perineum

sebesar 4orang (33,3%). Dari hasil uji statistik diperoleh nilai p<0,05 (P = 0,04),

maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara sikap ibu nifas terhadap

perawatan lukaperineum.(5)

Penyembuhan luka perineum diperlukan perawatan untuk mencegah infeksi

organ-organ reproduksi yang disebabkan oleh masuknya mikroorganisme yang

masuk melalui vulva yang terbuka.(19) Dalam penyembuhan luka perineum di

pengaruhi oleh pengetahuan dan sikap. Pengetahuan merupakan hasil tahu

seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya. Sebagian besar

pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera pendengaran (telinga) dan indera

penglihatan (mata). Sikap dapat bersifat positif dan dapat pula bersikap negatif.

Dalam sikap positif kecenderungan untuk mendekati dan sikap negatif

kecenderungan menjauhi.(21)

Menurut asumsi peneliti bahwa sikap dapat mempengaruhi ibu dalam

mengambil suatu keputusan, hak tersebut dapat dilihat sikap ibu dalam melakukan
58

perawatan setelah bersalin hal ini dapat dibuktikan bahwa ibu yang memiliki sikap

yang positif akan melakukan perawatan luka dengan baik karena wanita yang

memiliki sikap positif lebih dapat menerima dan membuka wawasannya tentang

perkembangan ilmu kesehatan yang lebih memberikan kemudahan dan resiko

yang lebih kecil pada dirinya. Dan sebaliknya ibu yang memiliki sikap yang

negatif tidak akan melakukan perawatan luka dengan baik, hal ini dikarenakan ibu

tidak memiliki wawasan yang cukup luas dan kurangnya pengetahuan dalam

perawatan luka perineum setelah selesai melahirkan.


BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan terhadap hasil penelitian,

maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Pengetahuan Ibu post partum tentang penyembuhan luka perineum diketahui

bahwa 32 responden dengan berpengetahuan kurang sebanyak 15 orang

(46,9%), berpengetahuan baik sebanyak 7 orang (21,9%) dan kurang cukup

sebanyak 10 orang (31,3%).

2. Sikap Ibu post partum tentang penyembuhan luka perineum diketahui bahwa

dari 32 responden sikap negatif sebanyak 17 orang (53,1%) dan sikap positif

sebanyak 15 orang (46,9%).

3. Penyembuhan luka perineum diketahui bahwa dari 32 responden dengan

penyembuhan lambat sebanyak 13 (46,6%) dan penyembuhan cepat sebanyak

6 orang (18,8%) dan penyembuhan normal sebanyak 11 orang (34,4%)

4. Ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu tentang perawatan luka

perineum dengan penyembuhanluka di Bidan Praktek Mandiri Pera

Simalingkar B dengan nilap sig-p 0,000 < α 0,05

5. Ada hubungan yang signifikan antara sikap ibu tentang perawatan luka

perineum dengan penyembuhan luka di Bidan Praktek Mandiri Pera

Simalingkar B dengan nilap p 0,008< α 0,05.

59
60

5.2. Saran

5.2.1. Bagi Responden

Diharapkan bagi ibu post partum dapat menerapkan tentang perawatan

luka perineum yang baik dan benar sehingga penyembuhan luka cepat pulih.

5.2.2. Bidan Praktek Mandiri Pera

Diharapkan tenaga kesehatan memberikan pendidikan kesehatan pada ibu

post partum tentang penyembuhan luka perineum sehingga kondisi ibu lebih cepat

pulih dan dapat melaksanakan aktivitas seperti mengurus bayinya.

5.2.3. Institut Kesehatan Helvetia Medan

Diharapkan dapat menjadi sebagai bahan bacaan dan referensi bagi

mahasiswa di perpustakaan Institut Kesehatan Helvetia Medan.

5.2.4. Bagi Peneliti

Diharapkan dapat menambah wawasan peneliti mengenai penyembuhan

luka perineum.

5.2.5. Bagi Peneliti Selanjutnya

Diharapkan menambah wawasan serta bahan bacaan serta lebih di

kembangkan lagi terutama tentang perawatan luka perineum dengan

penyembuhan luka
61

DAFTAR PUSTAKA

1. Nur Hasana dan Irma Damayanti. Hubungan Antara Perawatan Luka


Perineum Dengan Penyembuhan Luka Perineum Ibu Post Partum. J midpro.
2012;1:6.
2. Nurjanah S, Puspitaningrum D, Ismawati R. Hubungan Karakteristik Dengan
Perilaku Ibu Nifas Dalam Pencegahan Infeksi Luka Perineum Di Rs
Roemani. Hub Karakteristik Dengan Perilaku Ibu Nifas Dalam Pencegah
Infeksi Luka Perineum Di Rs Roemani. 2017;(September):336–47.
3. Dini Ulan Sari. Hubungan Senam Hamil Dengan Kejadian Ruptur Perineum
Pada Persalinan Normal di RSU PKU Mhammadiyah Bantul. 2017;
4. Novila Hardiana Utami. Hubungan Perawatan Perineum Dengan
Kesembuhan Luka Perineum Pada Ibu Nifas di Klinik Bersalin Widuri
Sleman. 2017;
5. Rini Hariani Ratih. Hubungan Pengetahuan dan Sikap ibu Nifas Tentang
Perawatan Luka Perineum di Rumah Bersalin Rossita Pekabbaru 2017. J
kesmas. 2018;1(1):5.
6. Rahmawati E, Triatmaja, N T. Hubungan Pemenuhan Gizi Ibu Nifas Dengan
Pemulihan Luka Perineum. J wiyata. 2015;19–24.
7. Ratna Feti Wulandari. Hubungan Pola Makan Dengan Proses Penyembuhan
Luka Perineum Pada Ibu Nifas. 2015;11–20.
8. Aditya, Rizki Nova D. Hubungan Ibu Nifas Tentang Gizi dengan Proses
Penyembuhan luka Perineum Di BPM Ny. Nur Aeni Farida Kecamatan
Gunungpati Kota Semarang. J Din Kebidanan. 2013;3(900):1–10.
9. Kundre R. Hubungan Vulva Hygine dengan pencegahan Infeksi Luka
Perineum Pada Ibu Post Partum di Rumah Sakit Pancaran kasih GMIM
Manado. J keperawatan. 2017;5:1–9.
10. Trisnawati T, Muhartati M. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan
Penyembuhan Luka Jahitan Perineum pada Ibu Nifas di Puskesmas
Mergangsan Yogyakarta Tahun 2015. STIKES’Aisyiyah Yogyakarta; 2015.
11. Yetti Anggraini. Asuhan Kebidanan Masa Nifas. 2nd ed. Yogyakarta: Pustaka
Rihama; 2017. 73-75 p.
12. Yanti D. Asuhan Kebidanan Masa Nifas. 1st ed. Yogyakart: Pustaka Baru
Press; 2011. 73-75 p.
13. Handayani E& WP. Asuhan Holistik Masa Nifas dan Menyusui. 1st ed.
Yogyakart: Transmedika; 2016. 1-22 p.
14. Buku Pintar Kebidanan & Keperawatan. 1st ed. Yogyakarta: Briliant Books;
2017.
15. Jenny J.S. Sondakh. Asuhan Kebidanan Persalinan & Bayi Baru Lahir. Sally
Carolina, editor. Penerbit Erlangga; 2013.
62

16. Rosalina S, Istiqomah D. Hubungan Asupan Kalori Dan Protein Ibu Nifas
Dengan Lama Penyembuhan Luka Perineum Di Puskesmas Balowerti Kota
Kediri Indonesia. J EDUMidwifery. 2018;1(2):87–95.
17. Wikjosastro GH, Adriaansz G, Abdul Madjid O, Soerjo Hadjono R. Asuhan
Persalinan Normal. 6th ed. Jaringan Nasional Pelatihan Klinik Kesehatan
reproduksi; 2014. 81 p.
18. Ma’rifah A, Pratiwi YD. Hubungan Perawatan Luka Perineum Pada Ibu
Nifasdengan Lama Penyembuhan Luka JahitanPerineum Ibu Nifas Diruang
Lingkungan BPM Sanadah, SST Mojogenengmojokerto. J Keperawatan Bina
Sehat. 2013;5(2).
19. Fitri E. Faktor faktor Yang Mempengaruhi Lamanya Penyembuhan Luka
Perineum Ibu Nifas Di Rumah Sakit Umum dr. Zainoel Abidin Banda Aceh
Tahun 2013. SimtakpUui [Internet]. 2013;50. Available from:
http://simtakp.uui.ac.id/dockti/ELIDA_FITRI-skrispi_elida_fitri.pdf
20. soekidjo Notoatmodjo, editor. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan.
Jakarta; 2016.
21. A. Wawan & Dewi M, editor. Teori & Pengukuran Pengetahuan, Sikap &
Perilaku Manusia. 2nd ed. Yogyakarta; 2015.
22. Ari Setiawan. Metodologi Penelitian Kebidanan. 3rd ed. Sigit Nuha, editor.
Yogyakarta: Nuha Medika; 2011.
23. Iman Muhammad, S.E., M.M. MK, editor. Karya Tulis Ilmiah Bidang
Kesehatan. 5th ed. Bandung; 2015.
24. soekidjo Notoatmodo. Metodologi Penelitian Kesehatan. 1, editor. Jakarta:
Rineka Cipta; 2010.
63

KUESIONER PENELITIAN
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU POST PARTUM TENTANG
PERAWATAN LUKA PERINEUM DENGAN PENYEMBUHAN LUKA
DI BIDAN PRAKTEK MANDIRI PERA SIMALINGKAR B
TAHUN 2018

A. IDENTITAS RESPONDEN
Nama :
Umur :
Alamat :
Pekerjaan :
Paritas :
B. PENGETAHUAN IBU POST PARTUM TENTANG PERAWATAN LUKA PERINEUM
Jawaban
NO Pertanyaan
Benar Salah
Luka perineum adalah proses penyembuhan luka yang
terjadi di daerah kemaluan wanita karena proses
1 persalinan    
 Perawatan luka perineum dilakukan untuk
2 mempercepat penyembuhan luka perineum    
 Tujuan menjahit laserasi atau episiotomi adalah untuk
menyatukan kembali jaringan tubuh dan mencegah
3 kehilangan darah yang tidak diperlukan    
 Perawatan luka perineum dilakukan untuk mencegah
4 infeksi    
 Waktu perawatan luka perineum pada waktu mandi
dan setelah BAK, BAB dan jika pembalut sudah tidak
5 nyaman lagi    
 Membersihkan vagina yaitu dari arah depan ke
6 belakang    
7  Mengganti pembalut yaitu 3 kali sehari    
 Sebelum membersihkan luka perineum harus
8 mencuci tangan terlebih dahulu    
 Melakukan perawatan luka perineum di daerah
kemaluan harus dilakukan setiap hari karena dapat
9 mempercepat proses penyembuhan luka    
 Untuk membersihkan luka perineum sebaiknya
10 membilas luka dengan air hangat    
64

C. SIKAP IBU POST PARTUM TENTANG PERAWATAN LUKA


PERINEUM
Berilah tanda chek-list (√) pada kotak jawaban yang sesuai dengan pendapat
ibu.
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju
No Pernyataan STS TS S SS
 Mengganti pembalut yaitu 3 kali dalam sehari,
1 jika pembalut sudah tidak nyaman untuk di pakai        
 Agar tidak terjadi infeksi pada luka perineum
2 maka luka harus dibersihkan        
 Mengkonsumsi sayuran dan lauk pauk seperti
telur dan ikan dapat mempercepat proses
3 penyembuhan luka        
 Membersihkan perineum pada saat mandi dan
4 setelah BAK, BAB        
 Merawat luka perineum dari anjuran tenaga
5 medis dapat mempercepat penyembuhan luka        
 Ibu nifas harus menghindari makanan seperti
ikan dan telur karena dapat memperburuk
6 keadaan luka perineum        
 Melakukan aktivitas berlebihan selama proses
7 penyembuhan luka        
 Melakukan perawatan perineum sendiri tanpa
8 tenaga kesehatan        
 Tidak melakukan vulva hygine pada saat setelah
9 Bak dan BAB        
 Membersihkan vagina dari arah belakang ke
10 arah depan        

D. PENYEMBUHAN LUKA PERINEUM PADA IBU POST PARTUM


1. Berapa lama luka ibu sembuh ?
1-6 hari 7-14 hari ≥ 14 hari

MASTER TABEL UJI VALIDITAS


65

No Resp p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 p8 p9 p10 Tot-P S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 S9 S10 Tot-S


1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 9 4 2 4 3 4 4 3 3 3 2 32
2 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 8 2 2 4 2 4 4 3 3 3 2 29
3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9 2 4 3 4 4 4 2 3 3 3 32
4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
5 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 8 2 2 2 4 2 3 3 4 3 4 29
6 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 9 2 3 4 4 4 4 3 3 3 2 32
7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
8 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 2 3 4 4 4 4 2 3 3 3 32
9 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 6 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 37
10 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 7 4 4 4 2 4 3 4 3 4 4 36
11 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 8 2 3 3 3 4 4 4 4 2 2 31
12 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 2 4 1 1 1 1 1 14
13 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 4 1 1 1 1 1 13
14 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 9 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
15 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
16 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 7 1 2 4 4 4 4 3 1 4 4 31
17 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 7 1 2 4 4 4 4 3 1 4 4 31
18 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 4 1 1 1 1 1 13
19 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 6 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
20 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 6 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
66

Output Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas


67

Correlations
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 Jumlah
P1 Pearson Correlation 1 .378 .467 *
.630 **
.200 .545 *
.378 .303 .303 .303 .670**

Sig. (2-tailed) .100 .038 .003 .398 .013 .100 .195 .195 .195 .001
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P2 Pearson Correlation .378 1 .378 .524* .630** .206 .524* .435 .435 .435 .739**
Sig. (2-tailed) .100 .100 .018 .003 .384 .018 .055 .055 .055 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P3 Pearson Correlation .467* .378 1 .378 .200 .545* .378 .545* .303 .787** .746**
Sig. (2-tailed) .038 .100 .100 .398 .013 .100 .013 .195 .000 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P4 Pearson Correlation .630 **
.524 *
.378 1 .630 **
.435 .286 .435 .663 **
.206 .774**
Sig. (2-tailed) .003 .018 .100 .003 .055 .222 .055 .001 .384 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P5 Pearson Correlation .200 .630 **
.200 .630 **
1 .061 .378 .545 *
.545 *
.061 .633**
Sig. (2-tailed) .398 .003 .398 .003 .800 .100 .013 .013 .800 .003
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P6 Pearson Correlation .545 *
.206 .545 *
.435 .061 1 .206 .121 .560 *
.341 .605**
Sig. (2-tailed) .013 .384 .013 .055 .800 .384 .612 .010 .142 .005
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P7 Pearson Correlation .378 .524 *
.378 .286 .378 .206 1 .435 .206 .206 .596**
Sig. (2-tailed) .100 .018 .100 .222 .100 .384 .055 .384 .384 .006
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P8 Pearson Correlation .303 .435 .545 *
.435 .545 *
.121 .435 1 .341 .341 .674**
Sig. (2-tailed) .195 .055 .013 .055 .013 .612 .055 .142 .142 .001
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P9 Pearson Correlation .303 .435 .303 .663 **
.545 *
.560 *
.206 .341 1 .121 .674**
Sig. (2-tailed) .195 .055 .195 .001 .013 .010 .384 .142 .612 .001
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P10 Pearson Correlation .303 .435 .787 **
.206 .061 .341 .206 .341 .121 1 .571**
Sig. (2-tailed) .195 .055 .000 .384 .800 .142 .384 .142 .612 .009
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Jumlah Pearson Correlation .670 **
.739 **
.746 **
.774 **
.633 **
.605 **
.596 **
.674 **
.674 **
.571 **
1

Sig. (2-tailed) .001 .000 .000 .000 .003 .005 .006 .001 .001 .009
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
68

Correlations
S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 S9 S10 Jumlah
S1 Pearson Correlation 1 .854 **
.621 **
.379 .506 *
.404 .816 **
.754 **
.674 **
.599** .809**
Sig. (2-tailed) .000 .004 .100 .023 .077 .000 .000 .001 .005 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
S2 Pearson Correlation .854 **
1 .584 **
.640 **
.660 **
.543 .840
* **
.747 **
.758 **
.699**
.893**
Sig. (2-tailed) .000 .007 .002 .002 .013 .000 .000 .000 .001 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
S3 Pearson Correlation .621 **
.584 **
1 .533 *
.772 **
.844 **
.671 **
.442 .820 **
.622**
.838**
Sig. (2-tailed) .004 .007 .016 .000 .000 .001 .051 .000 .003 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
S4 Pearson Correlation .379 .640 **
.533 *
1 .669 **
.701 **
.488 *
.512 .698
* **
.722**
.769**
Sig. (2-tailed) .100 .002 .016 .001 .001 .029 .021 .001 .000 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
S5 Pearson Correlation .506 *
.660 **
.772 **
.669 **
1 .801 **
.506 *
.394 .699 **
.493 *
.788**
Sig. (2-tailed) .023 .002 .000 .001 .000 .023 .085 .001 .027 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
S6 Pearson Correlation .404 .543 *
.844 **
.701 **
.801 **
1 .556 *
.542 .619
* **
.464 *
.783**
Sig. (2-tailed) .077 .013 .000 .001 .000 .011 .014 .004 .040 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
S7 Pearson Correlation .816 **
.840 **
.671 **
.488 *
.506 *
.556 *
1 .760 **
.784 **
.728**
.871**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .001 .029 .023 .011 .000 .000 .000 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
S8 Pearson Correlation .754 **
.747 **
.442 .512 *
.394 .542 .760 * **
1 .440 .488 *
.744**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .051 .021 .085 .014 .000 .052 .029 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
S9 Pearson Correlation .674 **
.758 **
.820 **
.698 **
.699 **
.619 **
.784 **
.440 1 .929 **
.902**
Sig. (2-tailed) .001 .000 .000 .001 .001 .004 .000 .052 .000 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
S10 Pearson Correlation .599 **
.699 **
.622 **
.722 **
.493 *
.464 .728
* **
.488 .929
* **
1 .821**
Sig. (2-tailed) .005 .001 .003 .000 .027 .040 .000 .029 .000 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Jumlah Pearson Correlation .809 **
.893 **
.838 **
.769 **
.788 **
.783 **
.871 **
.744 **
.902 **
.821**
1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
69

RELIABILITAS UJI VALIDITAS


Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary Pengetahuan


N %
Cases Valid 20 100.0
Excludeda 0 .0
Total 20 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics Pengetahuan

Cronbach's Alpha N of Items


.854 10

Case Processing Summary Sikap


N %
Cases Valid 20 100.0
Excludeda 0 .0
Total 20 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics Sikap

Cronbach's Alpha N of Items

.928 10
70

OUTPUT DATA HASIL PENGOLAHAN SPSS

ANALISIS UNIVARIAT

Frequency Table
Pengetahuan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Kurang 15 46.9 46.9 46.9
Cukup 10 31.3 31.3 78.1
Baik 7 21.9 21.9 100.0
Total 32 100.0 100.0

Sikap
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Positif 15 46.9 46.9 46.9
Negatif 17 53.1 53.1 100.0
Total 32 100.0 100.0

Penyembuhan_Luka
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Cepat 6 18.8 18.8 18.8
Normal 11 34.4 34.4 53.1
Lambat 15 46.9 46.9 100.0
Total 32 100.0 100.0
71

ANALISIS BIVARIAT

Crosstabs

Case Processing Summary


Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Pengetahuan * 32 100.0% 0 .0% 32 100.0%
Penyembuhan_Luka
Sikap * 32 100.0% 0 .0% 32 100.0%
Penyembuhan_Luka

Pengetahuan * Penyembuhan_Luka
Crosstab
Penyembuhan_Luka
Cepat Normal Lambat Total
Pengetahuan Kurang Count 2 0 13 15
% within 13.3% .0% 86.7% 100.0%
Pengetahuan
Cukup Count 2 6 2 10
% within 20.0% 60.0% 20.0% 100.0%
Pengetahuan
Baik Count 2 5 0 7
% within 28.6% 71.4% .0% 100.0%
Pengetahuan
Total Count 6 11 15 32
% within 18.8% 34.4% 46.9% 100.0%
Pengetahuan
72

Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2-
sided)
Pearson Chi-Square 20.354a 4 .000
Likelihood Ratio 27.149 4 .000
Linear-by-Linear Association 9.699 1 .002
N of Valid Cases 32
a. 7 cells (77,8%) have expected count less than 5. The minimum expected
count is 1,31.

Symmetric Measures
Asymp. Std. Approx. Approx.
Value Errora Tb Sig.
Interval by Pearson's R -.559 .139 -3.696 .001c
Interval
Ordinal by Spearman -.631 .143 -4.450 .000c
Ordinal Correlation
N of Valid Cases 32
a. Not assuming the null hypothesis.
b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
c. Based on normal approximation.

Sikap * Penyembuhan_Luka

Crosstab
Penyembuhan_Luka
Cepat Normal Lambat Total
Sikap Positif Count 3 9 3 15
% within Sikap 20.0% 60.0% 20.0% 100.0%
Negatif Count 3 2 12 17
% within Sikap 17.6% 11.8% 70.6% 100.0%
Total Count 6 11 15 32
% within Sikap 18.8% 34.4% 46.9% 100.0%
73

Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2-
Value df sided)
Pearson Chi-Square 9.768a 2 .008
Likelihood Ratio 10.475 2 .005
Linear-by-Linear Association 3.749 1 .053

N of Valid Cases 32
a. 2 cells (33,3%) have expected count less than 5. The minimum expected count
is 2,81.

Symmetric Measures
Asymp. Std. Approx. Approx.
Value Errora Tb Sig.
Interval by Pearson's R .348 .168 2.032 .051c
Interval
Ordinal by Spearman .397 .171 2.370 .024c
Ordinal Correlation
N of Valid Cases 32
a. Not assuming the null hypothesis.
b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
c. Based on normal approximation.
Lampiran 6
74
Lampiran 7
75
Lampiran 8
76
Lampiran 9
77
Lampiran 10
78
Lampiran 11
79
Lampiran 12
80
Lampiran 13
81
Lampiran 14
82
Lampiran 15
83
84
Lampiran 16
85
86
Lampiran 15
87
88

Anda mungkin juga menyukai