Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

KELUARGA BERENCANA & PELAYANAN KONTRASEPSI

“KONSELING PADA KONTRASEPSI”


DOSEN MATA KULIAH : ZUHROTUNIDA, SST, M.Kes

Disusun Oleh :
Laily Zaimatul F (1915201018)
Ayu Puji Lestari (1915201031)
Siti Nurhalimah (1915201032)
Diany Safitri (1915201036)
Ayu Marhamah (1915201028)

PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG
TAHUN AJARAN 2021/2022

i
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Sholawat dan salam semoga
senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita nabi agung Muhammad SAW. Bagi penulis,
penyusunan makalah yang berjudul “KONSELING PADA KONTRASEPSI” ini merupakan
tugas yang tidak ringan. Penulis sadar banyak hambatan yang menghadang dalam proses
penyusunan makalah ini, dikarenakan keterbatasan kemampuan penulis sendiri. Kalaupun pada
akhirnya makalah ini dapat terselesaikan tentulah karena beberapa pihak yang telah membantu
dalam penulisan makalah ini.

Tidak lupa saran dan kritik yang konstruktif sangat penulis harapkan dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini. Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi
penulis pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Aamiin.

Tangerang, Juli 2021

Penyusun.

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATAPENGANTAR..................................................................................................................i

DAFTARISI...............................................................................................................................ii

BAB I.........................................................................................................................................1

A. Latar Belakang Masalah..................................................................................................1

B. Rumusan Masalah............................................................................................................1

C. Tujuan Penulisan.............................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................3

A. Konseling Pada Kontrasepsi ..........................................................................................3

B. Metode Kontrasepsi Sederhana Tanpa Alat...................................................................7

C. Barrier ............................................................................................................................9

D. Steroid..........................................................................................................................13

E. Mekanik........................................................................................................................14

F. Kimia............................................................................................................................16

G. Pembedahan..................................................................................................................16

BAB III PENUTUP..................................................................................................................19

A. Kesimpulan...................................................................................................................19

B. Saran.............................................................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................20

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Keluarga Berencana adalah upaya mengatur kelahiran anak, jarak dan usia ideal
melahirkan, mengatur kehamilan, melalui promosi, perlindungan dan bantuan sesuai
dengan hak-hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga berkualitas (UU Kependudukan
Nomor 52 tahun 2009). Keluarga Berencana merupakan suatu cara yang memungkinkan
setiap orang untuk mengatur jumlah anak yang diinginkan dan jarak kehamilan melalui
informasi, pendidikan dan penggunaan metode kontrasepsi (WHO, 2014).
Penggunaan kontrasepsi atau KB Pasca Persalinan dipengaruhi oleh beberapa
faktor diantaranya faktor pengetahuan, sikap, tingkat pendidikan, persetujuan atau
dukungan suami, informasi keluarga berencana, pelayanan keluara berencana, faktor
ekonomi, durasi menyusui, usia dan paritas (Bwazi et al., 2014;Kripa S etal., 2017;
Jalang’o et al., 2017; Widyastuti, 2010).
Pengetahuan merupakan unsur penting dalam membentuk tindakan seseorang
(Notoadmodjo, 2012).
B. RUMUSAN MASALAH
a. Bagaimana Konseling Pada Kontrasepsi?
b. Apa yang dimaksud dengan Metode Kontrasepsi Sederhana Tanpa Alat?
c. Apa yang dimaksud dengan Barrier?
d. Apa yang dimaksud dengan Steroid?
e. Apa yang dimaksud dengan Mekanik?
f. Apa yang dimaksud dengan Kimia?
g. Apa yang dimaksud Pembedahan?
C. TUJUAN PENULISAN
a. Untuk Mengetahui Konseling Pada Kontrasepsi.
b. Untuk Mengetahui Kontrasepsi Sederhana Tanpa Alat.
c. Untuk Mengetahui Metode Barrier.
d. Untuk Mengetahui Metode Steroid.
e. Untuk Mengetahui Metode Mekanik.

1
f. Untuk Mengetahui Metode Kimia.
g. Untuk Mengetahui Metode Pembedahan

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. KONSELING PADA KONTRASEPSI


Konseling menurut Sarwono adalah proses yang berjalan dan menyatu dengan
semua aspek pelayanan Keluarga Berencana dan bukan hanya informasi yang diberikan
dan dibicarakan pada satu kesempatan yakni pada saat pemberian pelayanan. Konseling
merupakan aspek yang sangat penting dalam pelayanan Keluarga Berencana (KB) dan
Kesehatan Reproduksi (KR). Dengan melakukan konseling berarti petugas membantu
klien dalam memilih dan memutuskan jenis kontrasepsi yang akan digunakan sesuai
dengan pilihannya, di samping itu dapat membuat klien merasa lebih puas (Sarwono,
2006).
Konseling kontrasepsi adalah proses pemberian informasi yang objektif dan
lengkap mengenai kontrasepsi dengan dasar pengetahuan dengan tujuan membantu
klien untuk memilih metode kontrasepsi. Konseling kontrasepsi meliputi informasi
tentang pengertian kontrasepsi, manfaat kontrasepsi, berbagai jenis kontrasepsi,
keunggulan, angka kegagalan, efek samping serta biaya dari setiap jenis kontrasepsi
(Fadjar, 2013).
1. HAK DAN PERSETUJUAN DALAM KONSELING KB
a. Informed choice
Informed choice merupakan bentuk persetujuan pilihan tentang: Metode
kontrasepsi yang dipilih oleh klien setelah memahami kebutuhan reproduksi yang
paling sesuai dengan dirinya atau keluarganya. Pilihan tersebut merupakan hasil
bimbingan dan pemberian informasi yang obyektif, akurat dan mudah dimengerti
oleh klien. Pilihan yang diambil merupakan yang terbaik dari berbagai alternatif
yang tersedia
b. Informed consent
Informed consent merupakan:
1) Bukti tertulis tentang persetujuan terhadap prosedur klinik suatu metode
kontrasepsi yang akan dilakukan pada klien.

3
2) Harus ditandatangani oleh klien sendiri atau walinya apabila akibat kondisi
tertentu klien tidak dapat melakukan hal tersebut.
3) Persetujuan diminta apabila prosedur klinik mengandung risiko terhadap
keselamatan klien (baik yang terduga atau tak terduga
sebelumnya).

Persetujuan tindakan medik (Informed Consent) berisi tentang kebutuhan


reproduksi klien, informed choice, dan prosedur klinik yang akan dilakukan. Ada
penjelasan tentang risiko dalam melakukan prosedur klinik tersebut. Informed consent
juga dilakukan pada pasangannya dengan alasan sebagai berikut:

1) Aspek hukum, hanya saksi yang mengetahui bahwa pasangannya secara sadar
telah memberikan persetujuan terhadap tindakan medik.
2) Suami tidak dapat menggantikan posisi istrinya untuk memberikan persetujuan
(atau sebaliknya) kecuali pada kondisi khusus tertentu.
3) Secara kultural (Indonesia) suami selalu menjadi penentu dalam memberikan
persetujuan tetapi secara hukum, hal tersebut hanya merupakan persetujuan
terhadap konsekuensi biaya dan pemahaman risiko (yang telah dijelaskan
sebelumnya) yang mungkin timbul dari prosedur klinik yang akan dilakukan.
2. JENIS KONSELING KB
a) Konseling umum
Konseling umum dapat dilakukan oleh Petugas Lapangan Keluarga Berencana
(PLKB) serta kader yang sudah mendapatkan pelatihan konseling yang standar.
Konseling umum sering dilakukan di lapangan (nonklinik). Tugas utama
dipusatkan pada pemberian informasi KB, baik dalam kelompok kecil maupun
secara perseorangan. Konseling umum meliputi penjelasan umum dari berbagai
metode kontrasepsi untuk mengenalkan kaitan antara kontrasepsi, tujuan dan
fungsi reproduksi keluarga.
b) Konseling spesifik
Konseling spesifik dapat dilakukan oleh dokter / bidan / konselor. Pelayanan
konseling spesifik dilakukan di klinik dan diupayakan agar diberikan secara
perorangan di ruangan khusus. Pelayanan konseling di klinik dilakukan untuk

4
melengkapi dan sebagai pemantapan hasil konseling lapangan. Konseling spesifik
berisi penjelasan spesifik tentang metode yang diinginkan, alternatif, keuntungan-
keterbatasan, akses, dan fasilitas layanan.
c) Konseling pra dan pasca Tindakan
Konseling pra dan pasca Tindakan dapat dilakukan oleh operator / konselor /
dokter / bidan. Pelayanan konseling ini juga dilakukan di klinik secara
perseorangan. Konseling ini meliputi penjelasan spesifik tentang prosedur yang
akan dilaksanakan ( pra, selama dan pasca) serta penjelasan lisan / instruksi tertulis
asuhan mandiri.
3. TEKNIK KONSELING KB
Cara suportif untuk memberikan dukungan kepada klien:

a) Bicaralah dengan suara yang menunjukkan perhatian dan minat untuk membantu
dan menunjukkan sikap bersahabat.
b) Ajukan satu pertanyaan setiap saat dan tunggulah jawaban

c) Gunakan bentuk pertanyaan terbuka, yang memungkinkan klien untuk menjawab


dalam bentuk cerita, misalnya tentang keadaan keluarganya, kesulitan hidup,
pekerjaan, dan sebagainya yang mungkin menjadi dasar keinginannya untuk
melaksanakan KB atau memilih cara KB.
d) Hindari menggunakan bentuk pertanyaan tertutup yang hanya mungkin dijawab
dengan “ya” atau “tidak”. Perhatikan pula bahwa anda mengajukan pertanyaan
yang tidak mengarahkan, tetapi mendorong agar klien mau dan merasa bebas
untuk bercerita lebih lanjut, misalnya kalimat sebagai berikut.
“Apa yang bisa saya bantu?”
“Apa yang anda ketahui mengenai ”

e) Pakailah kata-kata seperti “Lalu?”, “Dan?”, “Oooo”. Komentar kecil ini biasanya
mampu mendorong untuk terus bercerita lebih lanjut.
f) Jangan mengajukan pertanyaan bernada memojokkan seperti “mengapa begitu?”,
“kok begitu?”. Meskipun seringkali anda bermaksud mengetahui alasannya, nada
demikian dapat menimbulkan salah pengertian, misalnya ia merasa disalahkan.
g) Cari bentuk pertanyaan lain apabila ternyata klien tidak begitu mengerti maksud

5
pertanyaan anda.

4. CONTOH PEMBERIAN KONSELING KB


a. GATHER
G-Geet :Memberi salam, mengenalkan diri dan membuka komunikasi

A-Ask :Menanyakan keluhan / kebutuhan klien dan menilai apakah


keluhan / keinginan yang disampaikan memang sesuai dengan
kondisi yg dihadapi
T-Tell :Memberikan informasi dan pilihan mengenai metode KB yang
tersedia dan yang cocok untuk klien (kelebihan dan keterbatasan).
Tanyakan mengenai 4 hal berikut:
“Apakah masih ingin memiliki anak?”

“Apakah sedang menyusui anak berusai <6 bulan?”

“Apakah suami mau bekerjasama dalam menggunakan


kontrasepsi yang diinginkan? (Pantang berkala, kondom)”
“Apakah memiliki pengalaman tidak menyenangkan dengan
metode KB sebelumnya?”

H-Help :Bantu klien untuk memutuskan metode KB terbaik sesuai dengan


kebutuhan (Informed Choice). Apabila terdapat kontraindikasi
terhadap metode yang diinginkan, bantu klien untuk memilih
metode KB alternatif
E-Explain :Menjelaskan mengenai cara penggunaan metode KB yang tepat
lalu meminta klien untuk menjelaskan kembali. Ingatkan juga klien
tentang efek samping yang mungkin terjadi dan kapan diperlukan
kunjungan kembali
R- Return :Jelaskan bahwa klien perlu untuk kembali apabila :
-Ingin memakai metode yang berbeda
-Mengalami efek samping dalam menggunakan KB
-Ada tanda bahaya
-Butuh kontrasepsi darurat

6
-Kontrol dalam penggunaan AKDR
b. SATU TUJU
SA :SApa dan SAlam kepada klien secara terbuka dan sopan. Berikan
perhatian sepenuhnya kepada mereka dan berbicara di tempat yang
nyaman serta terjamin privasinya. Tanyakan kepada klien apa yang
perlu dibantu serta jelaskan pelayanan apa yang diperoleh.
T :Tanyakan kepada klien informasi tentang dirinya. Bantu klien
untuk berbicara mengalami pengalaman Keluarga Berencana.
Tanyakan kontrasepsi yang diinginkan oleh klien. Coba tempatkan
diri kita didalam hati klien.

U :Uraian dan diberi tahu apa pilihan kontrasepsi, bantu klien pada
jenis kontrasepsi yang diingini.

TU :banTUlah klien menentukan pilihannya. Bantulah klien berpikir


mengenai apa yang paling sesuai dengan keadaan dan
kebutuhannya. Doronglah klien untuk menunjukkan
keinginannya dan mengajukan pertanyaan

J :Jelaskan secara lengkap bagaimana menggunakan kontrasepsi


pilihannya

U :Perlunya dilakukan kunjungan Ulang. Bicarakan dan buatlah


perjanjian kapan klien akan kembali untuk melakukan
pemeriksaaan lanjutan atau permintaan kontrasepsi jika
dibutuhkan.
B. METODE KONTRASEPSI SEDERHANA TANPA ALAT
1. KB ALAMIAH
Metode alamiah sering juga disebut dengan metode pantang berkala, yaitu tidak
melakukan hubungan seksual pada masa subur seorang wanita yaitu sekitar waktu
terjadinya ovulasi.
2. METODE KALENDER
Metode Kalender adalah metode kontrasepsi sederhana ysng dilakukan oleh pasangan
suami istri dengan tidak melakukan s hubungan seksual pada masa subur atau ovulasi.

7
Knaus (ahli kebidanan Vienna) berpendapat bahwa ovulasi terjadi tepat 14 hari
sebelum menstrusi berikutnya. Sedangkan Ogino (ahli ginekologi Jepang) 
berpendapat bahwa ovulasi tidak terjadi tepat 14 hari sebelum menstruasi tetapi
terjadi 12 atau 16 hari sebelum menstruasi berikutnya.
3. METODE SUHU BASAL
Suhu basal adalah cara mengukur suhu badan memakai termometer, sewaktu bangun
pagi hari (dalam keadaan istirahat penuh), setiap hari. Hasil pengukiran dicatat pada
Kartu Pencatatan Suhu Badan. (Sofian Amru. 2011. Sinopsis Obstetri Jilid 2. Jakarta:
Buku Kedokteran Halaman 199).
Tujuan pencatatan suhu basal untuk mengetahui kapan terjadinya masa subur/ovulasi.
Suhu basal tubuh diukur dengan alat yang berupa thermometer basal. Thermometer
basal ini dapat digunakan secara oral, per vagina, atau melalui dubur dan ditempatkan
pada lokasi serta waktu yang sama selama 5 menit.
Suhu normal tubuh sekitar 35,5-36,0 C. Pada waktu ovulasi, suhu akan turun terlebih
dahulu dan naik menjadi 37-38,0 C kemudian tidak akan kembali pada suhu 350 C.
Pada saat itulah terjadi masa subur/ovulasi. Kondisi kenaikan suhu tubuh ini akan
terjadi sekitar 3-4 hari, kemudian akan turun kembali sekitar 2 derajat dan akhirnya
kembali pada suhu tubuh normal sebelum menstruasi. Hal ini terjadi karena produksi
progesteron menurun.
Apabila grafik (hasil catatan suhu tubuh) tidak terjadi kenaikan suhu tubuh,
kemungkinan tidak terjadi masa subur/ovulasi sehingga tidak terjadi kenaikan suhu
tubuh. Hal ini terjadi dikarenakan tidak adanya korpus luteum yang memproduksi
progesteron. Begitu sebaliknya, jika terjadi kenaikan suhu tubuh dan terus
berlangsung setelah masa subur/ovulasi kemungkinan terjadi kehamilan. Karena, bila
sel telur/ovum berhasil dibuahi, maka korpus luteum akan terus memproduksi
hormon progesteron. Akibatnya suhu tubuh tetap tinggi.
4. METODE LENDIR SERVIKS
Metode mukosa serviks atau metode ovulasi merupakan metode keluarga berencana
alamiah (KBA) dengan cara mengenali masa subur dari siklus menstruasi dengan
mengamati lendir serviks dan perubahan rasa pada vulva menjelang hari-hari ovulasi.

8
Metode lendir serviks adalah metode mengamati kualitas dan kuantitas lendir serviks
setiap hari. Periode subur ditandai dengan lendir yang jernih, encer, dan licin.
Abstinensia (tidak melakukan hubungan seksual) diperlukan selama menstruasi,
setiap hari selama periode preovulasi (berdasarkan lendir serviks), dan sampai waktu
lendir masa subur muncul sampai 3 hari setelah lendir masa subur itu berhenti.
5. METODE SYMTOTHERMAL
Metode Simptothermal merupakan metode keluarga berencana alamiah ( KBA ) yang
mengidentifikasi masa subur dari siklus menstruasi wanita. Metode simptothermal
mengkombinasikan metode suhu basal tubuh dan mukosa serviks. Metode ini
mengamati tiga indikator kesuburann yaitu perubahan suhu basal tubuh, perubahan
mukosa/ lendir serviks, dan perhitungan masa subur melalui metode kalender.
Metode simptothermal akan lebih akurat memprediksikan hari aman pada wanita
daripada menggunakan salah satu metode saja. Ketika menggunakan metode ini
bersama-sama, maka tanda-tanda dari satu dengan yang lainnya akan saling
melengkapi.
6. COITUS INTERPUTUS
Nama lain dari coitus interuptus adalah senggama terputus atau ekspulsi pra ejakulasi
atau pancaran ekstra vaginal atau withdrawal methods atau pull-out method. Dalam
bahasa latin disebut juga interrupted intercourse.
Coitus interuptus atau senggama terputus adalah penarikan penis dari vagina sebelum
terjadinya ejakulasi (Prawirohardjo Sarwono. 2011. Ilmu Kandungan. Jakarta: Bina
Pustaka Halaman 438).
7. METODE AMENOREA LAKTASI
Metode Amenorea Laktasi (MAL) atau Lactational Amenorrhea Method (LAM)
adalah metode kontrasepsi sementara yang mengandalkan pemberian Air Susu Ibu
(ASI) secara eksklusif, artinya hanya diberikan ASI saja tanpa tambahan makanan
dan minuman lainnya.
Pada periode menyusui sering wanita menjadi tidak haid akibat hormon laktasi.
Ternyata disamping haid, ovulasi juga ikut terhambat. Supaya methode ini bekerja
dengan baik, ibu-ibu harus memberikan ASI (eksklusif). Interval menyusui pada

9
malam hari tidak melebihi 6 jam dan interval siang tidak lebih 4 jam. Semakin sering
dan lama bayi menyusui maka semakin kecil ovulasi akan timbul.
C. BARRIER
Metode barrier/penghalang adalah metode kontrasepsi dengan cara menghalangi
pertemuan sperma dengan sel telur yang sifatnya sementara. Yakni menghalangi
masuknya sperma dari vagina sampai kanalis servikalis. Metode ini antara lain sebagai
berikut:
1. Kondom
a. Kondom Pria
Kondom merupakan suatu kantong berbentuk pipa yang terbuat dari karet dan
digunakan laki-laki saat melakukan hubungan seksual. karena cairan semen laki-
laki akan tertinggal di dalam kondom, maka sperma yang dikeluarkan tidak akan
masuk ke dalam tubuh perempuan. Kondom merupakan metode kontrasepsi
paling baik untuk mencegah infeksi menular seksual dan HIV.
Prinsip kerja kondom ialah sebagai perisai dari penis sewaktu melakukan koitus
dan mencegah pengumpulan sperma dalam vagina. Bentuk kondom adalah
silindris dengan pinggir yang tebal pada ujung yang terbuka, sedang ujung yang
buntu berfungsi untuk menampung sperma. Diameternya ± 31-36,5 mm dan
panjangnya ± 19 mm. kondom dilapisi dengan pelican yang mempunyai sifat
spermatisid.
Bagaimana cara menggunakan kondom:
1. Jika seorang laki-laki tidak disunat, tarik kulit pada ujung penis ke belakang.

Tekanlah ujung kondom dan kemudian masukkan


pada ujung penis yang mengeras.

2. Tetap tekan bagian ujung kondom saat melepaskan gulungannya sampai


menutup seluruh bagian penis.
Bagian ujung kondom yang agak longgar nantinya
akan menampung cairan sperma yang dikeluarkan
oleh laki-laki. Jika anda tidak dapat melonggarkan

10
bagian ujung kondom tersebut saat cairan sperma
keluar, maka kondom tersebut kemungkinan besar
akan robek.
3. Setelah laki-laki mengeluarkan cairan spermanya, maka
Dia harus memegang kondom yang dipakainya dan
mengeluarkannya dari vagina perempuan pada
saat penis masih mengeras.

4. Lepaskan kondom dari penis

Jangan sampai cairan semennya tumpah atau


merembes.

5. Ikat kondom pada bagian tengah


Buanglah pada tempat yang jauh dari jangkauan
anak-anak dan hewan.

b. Kondom Wanita
Kondom untuk perempuan, yang pas dimasukkan ke dalam vagina dan
membungkus bagian luar dari bibir kemaluan, dapat dipasang pada vagina kapan
pun sebelum melakukan hubungan seksual. Kondom ini sebaiknya hanya
digunakan sekali saja, karena jika digunakan lagi akan mudah robek. Tetapi jika
anda tidak memiliki kondom lain, anda dapat membersihkannya dan
menggunakannya lagi sampai maksimal 5 kali penggunaan. Kondom untuk
perempuan ini tidak dapat digunakan bersamaan dengan kondom laki-laki.
Kondom untuk perempuan ini merupakan alat yang paling efektif bagi perempuan
untuk mencegah kehamilan dan juga infeksi menular seksual, termasuk HIV.
Bagaimana cara penggunaan kondom perempuan:

11
1. Bukalah kemasan 2. Temukan lingkaran 3. Tekuklah lingkaran
kondom dengan hati- dalam yang terdapat dalam tersebut.
hati. pada ujung kondom.

4. Masukkan lingkaran 5. Dorong lingkaran 6. Ketika Anda


dalam ke dalam vagina. dalam tersebut ke berhubungan seksual,
dalam vagina arahkan penis masuk
menggunakan jari ke dalam lingkaran
anda. Lingkaran luar luar.
tetap berada di luar
vagina.

2. Diafragma

Diafragma merupakan sebuah alat yang menyerupai mangkok kecil yang terbuat dari
karet lunak dan digunakan perempuan pada vaginanya saat melakukan hubungan
seks. Diafragma ini menutupi leher rahim sehingga sperma laki-laki tidak dapat
masuk ke dalam rahim.

Diafragma harus digunakan bersama dengan spermisida. Jika tidak memiliki


spermisida, tetap dapat menggunakan diafragma, tetapi alat ini tidak akan bekerja
baik untuk mencegah kehamilan. Diafragma dapat berlubang, terutama setelah
digunakan lebih dari setahun. Sebaiknya kita selalu memeriksa kondisi diafragma .
Jangan gunakan diafragma yang sudah mengeras atau kering, atau jika sudah
berlubang.

12
Diafragma dapat dipasang sesaat sebelum melakukan hubungan seksual atau sampai 6
jam sebelumnya. Jika diafragma digunakan dengan benar, maka alat ini dapat
mencegah kehamilan dan juga melindungi beberapa infeksi menular seksual.

3. Kimiawi (Spermisida)

Spermisida dapat dibuat dalam berbagai bentuk, seperti busa, tablet, dan krim,
atau jeli, yang nantinya akan dimasukkan ke dalam vagina sesaat sebelum melakukan
hubungan seksual. Spermisida ini akan membunuh sperma laki-laki sebelum
mencapai rahim.

Jika spermisida ini digunakan secara terpisah/tersendiri, bahan ini kurang


efektif dibandingkan dengan metode kontrasepsi lainnya. Tetapi bahan ini dapat
membantu untuk memberikan perlindungan tambahan bersama dengan metode
kontrasepsi lain, seperti diafragma atau kondom.

D. STEROID
Kontrasepsi hormonal berisi 2 hormon steroid yaitu hormon estrogen dan
progesteron. Estrogen sintetik adalah etinil estradiol, mestranol dan progesteron sintetik
adalah progestin, norethindron, noretinodrel, etinodiol, norgestrel. Alasan utama untuk
menggunakan estrogen dan progesteron sintetik adalah bahwa hormon alami hampir
seluruhnya akan dirusak oleh hati dalam waktu singkat setelah diabsorbsi dari saluran
cerna ke dalam sirkulasi porta (Guyton, 2008).
Macam-macam kontrasepsi hormon steroid :
1) Pil Oral Kombinasi (POK)

Pil Oral Kombinasi merupakan jenis kontrasepsi hormonal yang mengandung


hormon estrogen dan progesteron sintetis yang memiliki efektifitas tinggi bila
diminum setiap hari. Pil oral kombinasi mengandung hormon estrogen yang
berperan dalam regulasi releasing factor di hipotalamus serta melalui hipotalamus
hipofisis estrogen menghambat pengeluaran folicel stimulating hormone (FSH)
sehingga perkembangan dan proses pematangan folikel de Graff tidak terjadi.
Progesteron memberikan umpan balik ke hipotalamus hipofisis sehingga
pengeluaran LH tidak terjadi dan mengakibatkan hambatan pada proses ovulasi. Pil

13
Oral Kombinasi (POK) terdiri atas tiga jenis yaitu monofasik, bifasik dan trifasik
yang dibedakan berdasarkan dosisnya. Efek samping penggunaan POK berupa mual,
muntah, perdarahan bercak, peningkatan berat badan serta gangguan suasana hati.

Terdiri dari 21-22 pil yang setiap pilnya berisi derivat estrogen dan progestin dosis
kecil, untuk penggunaan satu siklus. Pil pertama mulai diminum pada hari kelima
siklus haid selanjutnya setiap hari 1 pil selama 21-22 hari. Umumnya 2-3 hari
sesudah pil terakhir diminum akan timbul perdarahan haid yang merupakan
perdarahan putus obat (withdrawal bleeding). Penggunaan pada siklus selanjutnya
sama seperti siklus sebelumnya yaitu pil pertama ditelan pada hari kelima siklus
siklus haid (Manuaba, 1998).

2) Pil Sequential (urutan)

Pil ini mengandung komponen yang disesuaikan dengan sistem hormonal tubuh, 12
pil pertama hanya mengandung estrogen, pil ke-13 dan seterusnya merupakan
kombinasi (Manuaba, 1998).

3) Pil Serial (berangkai)

Hampir sama dengan tipe kombinasi atau tipe kombinasi atau tipe urutan di tambah
beberapa tablet (biasanya 7 buah) yang berisi vitamin atau mineral.

E. MEKANIK
Disebut kontrasepsi mekanik, karena memiliki sifat untuk melindungi.
Kontrasepsi mekanik ini bekerja dengan cara mencegah pertemuan antara sel sperma
dengan sel telur yang ada di dalam rahim. Yang termasuk dalam kontrassepsi mekanik
ini adalah :
1) Kondom

Kondom merupakan suatu kantong berbentuk pipa yang terbuat dari karet dan
digunakan laki-laki saat melakukan hubungan seksual. karena cairan semen laki-laki
akan tertinggal di dalam kondom, maka sperma yang dikeluarkan tidak akan masuk
ke dalam tubuh perempuan. Kondom merupakan metode kontrasepsi paling baik
untuk mencegah infeksi menular seksual dan HIV.

14
2) Diafragma / kondom Wanita

Diafragma merupakan sebuah alat yang menyerupai mangkok kecil yang terbuat dari
karet lunak dan digunakan perempuan pada vaginanya saat melakukan hubungan
seks. Diafragma ini menutupi leher rahim sehingga sperma laki-laki tidak dapat
masuk ke dalam rahim.

Diafragma harus digunakan bersama dengan spermisida. Jika tidak memiliki


spermisida, tetap dapat menggunakan diafragma, tetapi alat ini tidak akan bekerja
baik untuk mencegah kehamilan. Diafragma dapat berlubang, terutama setelah
digunakan lebih dari setahun. Sebaiknya kita selalu memeriksa kondisi diafragma.
Jangan gunakan diafragma yang sudah mengeras atau kering, atau jika sudah
berlubang.

Diafragma dapat dipasang sesaat sebelum melakukan hubungan seksual atau sampai 6
jam sebelumnya. Jika diafragma digunakan dengan benar, maka alat ini dapat
mencegah kehamilan dan juga melindungi beberapa infeksi menular seksual.

3) Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR/IUD)

Pengertian AKDR atau IUD atau Spiral adalah suatu benda kecil yang terbuat dari
plastic yang lentur, mempunyai lilitan tembaga atau juga mengandung hormone dan
di masukkan ke dalam rahim melalui vagina dan mempunyai benang (Handayani,
2010).

IUD adalah suatu alat kontrasepsi yang dimasukkan ke dalam rahim yang bentuknya
bermacam-macam, terdiri dari plastik (polythyline), ada yang dililit tembaga (Cu) ada
pula yang tidak, tetapi ada pula yang dililit dengan tembaga bercampur perak (Ag).
Selain itu ada pula yang batangnya berisi hormon progesterone. (Kusmarjati, 2011).

4) Spermisida

Spermisida adalah satu dari berbagai alat kontrasepsi bagi pasangan yang hendak
menunda kehamilan. Spermisida (spermicide) berfungsi untuk membunuh sel sperma,
atau menghambat pergerakan sperma sebelum sampai pada sel telur. Manfaat

15
spermisida untuk mencegah terjadinya kehamilan ini dikarenakan kandungan bahan
kimia bernama nonoxynol-9, yang mana zat ini memang diformulasikan khusus untuk
membunuh atau menghambat pergerakan sperma.

F. KIMIA

Metode kontrasepsi kimia yang digunakan sebelum melakukan hubungan seksual


diproduksi berdasarkan hormon progesteron dan estrogen. Ini biasanya dikonsumsi secara
oral dan dirancang untuk mencegah gamet betina (ovula) bertemu dengan yang jantan
(sperma). Metode kontrasepsi kimia yang digunakan setelah hubungan seksual adalah
spermisida vagina. Tujuannya adalah untuk menghancurkan sperma yang ada di vagina
berkat efek sitotoksik. Metode kontrasepsi ini juga dapat dibagi antara yang melepaskan
hormon dan yang tidak melepaskan hormon..

Saat ini, di seluruh dunia jenis metode kontrasepsi ini adalah yang paling umum
digunakan oleh wanita. Ini karena tingkat efektivitasnya yang tinggi ketika Anda ingin
mencegah kehamilan (Femenina, 2016).

G. PEMBEDAHAN
Kontrasepsi mantap adalah suatu metode kontrasepsi yang pada pria disebut
vasektomi dan pada wanita disebut tubektomi. Tubektomi ialah suatu pembedahan
dengan cara mini laparatomi (minilap) yaitu tindakan pada tuba fallopii wanita melalui
irisan kecil di dinding perut ± 2-3 cm yang dapat mengakibatkan wanita tersebut tidak
dapat hamil.
Pembedahan tubektomi minilap merupakan salah satu teknik kontap pada wanita yang
resikonya sedikit tetapi manfaatnya banyak. Teknik ini sederhana, mudah serta aman
untuk dipelajari oleh dokter umum atau calon dokter. Dan karena kelebihan-kelebihan
yang dimilikinya praktis dapat dilakukan oleh dokter-dokter umum di rumah sakit
kabupaten atau puskesmas yang mempunyai perlengkapan dan peralatan bedah
sederhana. Teknik pembedahan tubektomi (Minilap) dapat dibedakan anatara pasca
persalinan, pasca keguguran, dan masa interval berdasarkan atas saat melakukan
pembedahan, lokasi minilaparotomi untuk mencapai tuba, dan teknik pembedahan
tubektomi.

16
a. Saat Melakukan Pembedahan
1) Pasca persalinan dan pasca keguguran
Saat yang terbaik untuk melakukan pembedahan tubektomi minilaparotomi, yaitu
tidak lebih dari 48 jam pasca bersalin. Pada waktu ini rahim masih besar, tuba
Fallopii masih panjang dan dinding perut masih cukup longgar sehingga
memudahkan mencapai tuba dengan irisan kecil pada peri umbilikus yang
berdekatan fundus rahim. Apabila dilakukan lebih dari waktu tersebut, rahim
telah mengalami involusi sehingga sulit untuk mencapai tuba.
Selain itu, keadaan tuba mengalami edema dan rapuh, mudah berdarah, dan
infeksi lebih sering terjadi pada pembedahan tubektomi minilaparotomi pasca
bersalin lebih dari 48 jam oleh karena lokia merupakan media untuk tumbuhnya
infeksi sehingga lama perawatan seluruhnya menjadi lebih lama dari lama
perawatan persalinan normal. Demikian pula halnya pasca keguguran, yaitu dapat
dilakukan pada hari yang sama setelah evakuasi rahim atau keesokan harinya.
2) Masa interval
Saat yang terbaik untuk melakukan pembedahan tubektomi minilaparotomi, yaitu
segera setelah haid selesai. Pada waktu ini diyakini kehamilan belum terjadi. Dan
apabila akseptor menggunakan salah satu cara kontrasepsi dalam siklus tersebut
sebaiknya dilakukan dalam dua mjinggu pertama dari siklus haid, atau
setelahnya. Namun demikian, pembedahan tubektomi minilaparotomi masa
interval dapat dilakukan setiap saat. Apabila diragukan dan dilaksanakan dalam
fase luteal, kuretase rutin dapat dikerjakan sebelumnya. Bahkan beberapa klinik
menganjurkan melakukan kuretase rutin ini sesaat sebelum pembedahan
dilakukan.
b. Lokasi Minilaparotomi untuk Mencapai Tuba
1) Pasca persalinan
Lokasi irisan sesuai dengan tingginya fundus rahim saat itu. Jika fundus rahim
setinggi pusat atau kira-kira 1-2 jari bawah pusat, maka irisan dilakukan
setentang lipatan kulit bawah pusat atau periumbilikus melintang mengikuti garis
lekukan tepat bawah pusat. Dan jika lebih tinggi darii pusat (biasanya pada pasca
persalinan ganda atau anak besar) maka irisan dilakukan setentang lipatan kulit

17
atas pusat atau supra umbilicus melintang mengikuti garis lekukan tepat atas
pusat. Keuntungan kosmetik bekas luka/parutnya dapat tersembunyi atau tidak
nampak.
Jika fundus rahim jauh dibawah pusat (karena anak kecil atau rahim sudah
involusi) maka dilakukan irisan subumbilikus membujur mengikuti garis
tengah/mediana setinggi fundus rahim. Keuntungannya mudah diperluas apabila
perlu untuk memudahkan mencari tuba.
2) Masa interval, dan pasca keguguran
Lokasi irisan supra pubis disesuaikan fundus rahim kira-kira 2 jari atas simfisis
atau setentang batas atas rambut mons veneris, ditengah-tengah dibuat irisan
melintang. Keuntungannya bekas luka/parutnya kecil menyerupai lipatan kulit
saja atau biasanya kemudian ditutupi rambut.

18
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Konseling pada kontrasepsi dilakukan secara dua arah, dimana pihak satu
membantu pihak lain untuk mengambil keputusan yang tepat. Dalam mengambil
keputusan harus dilakukan secara sadar dengan cara menganalisa kemungkinan-
kemungkinan dari alternative, bersama dengan konsekuensi pada alat kontrasepsi, karena
metode atau alat kontrasepsi tidak selalu cocok bagi semua orang karena situasi dan
kondisi tubuh setiap individu selalu berbeda, sehingga perlu pengetahuan yang luas dan
tepat mengenai kekurangan dan kelebihan dari masing-masing meode atau alat
kontrasepsi yang kemudian disesuaikan dengan kondisi tubuh pengguna.
Diharapkan stiap pasangan harus mempertimbangkan penggunaan metode atau
alat kontrasepsi secara rasional, efisien dan efektif dengan memperoleh informai yang
objektif dan lengkap berupa pengertian kontrasepsi, manfaat kontrasepsi, berbagai jenis
kontrasepsi, keunggulan, angka kegagalan, efek samping serta biaya dari setiap jenis
kontrasepsi (Fadjar, 2013).
Bila setiap calon peserta KB sebelum memakai kontrasepsi melalui konseling yang baik,
maka kelangsungan pemakaian kontrasepsi akan lebih tinggi (Hartanto, 2004).
B. SARAN
Semoga makalah yang kami susun ini bermanfaat bagi pembaca, dan dapat
memberikan pengetahuan sedikit tentang konseling dalam kontrasepsi. Agar pemberian
konseling dalam kontrasepsi dapat dilakukan dengan baik, maka seorang bidan harus
memahami ilmu konseling dalam kontrasepsi.

19
DAFTAR PUSTAKA

Delvin, D. (19 Januari 2015). Netdoctor. Diperoleh dari kontrasepsi kimia: netdoctor.co.uk

Feminine, S. (26 April 2016). Kesehatan Perempuan. Memperoleh kontrasepsi kimia dan


hormonal: saludfemenina.net

FK, UPD, Bagian Obstetri & Ginekologi. 1980. Teknik Keluarga Berencana (Perawatan
Kesuburan). Bandung: ELSTAR OFFSET

Hartanto, Hanafi. 2004. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan

Prawirohardjo Sarwono. 2011. Ilmu Kandungan. Jakarta: Bina Pustaka Halaman 438

Rambulangi, John. (18 oktober 2018) Ahli Kebidanan dan Kandungan, Konsultan Fertilitas
Endokrin Reproduksi.

Sari Silviana Kartika, Evi Sri Suryani dan Rohmi Handayani. 2010. Hubungan Konseling
Keluarga Berencana (KB) dengan Pengambilan Keputusan Pasangan Usia Subur (Pus) dalam
Penggunaan Alat Kontrasepsi. Bidan Prada : Jurnal Ilmiah Kebidanan, Vol. 1 No. 1 Edisi
Desember 2010

Sofian Amru. 2011.Sinopsis Obstetri Jilid 2. Jakarta: Buku Kedokteran Halaman 199

Teori medis : jtptunimus-gdl-nilanikmat-7512-2-babii.pdf

Wardani, sri. 2010. Efek Samping Pemakaian Alat Kontrasepsi Hormonal pada Akseptor Kb
Hormonal di Desa Jatirowo Dawar Blandong Mojokerto. Hospital Majapahit. Vol 2. No 2.

Anonim. http://eprints.ums.ac.id/18564/2/BAB_1.pdf. Diakses pada 24 April 2021

Anonim. http://repository.unimus.ac.id/883/3/BAB%202.pdf. Diakses pada 24 April 2021

20

Anda mungkin juga menyukai