Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah blok 15 promosi kesehatan
DI SUSUN OLEH :
TA 2021/2022
KATA PENGANTAR
Makalah yang kami sajikan memang belum sempurna, hal tersebut terjadi
karena keterbatasan waktu yang ditetapkan. Meskipun demikian usaha maksimal
telah kami upayakan guna mencapai hasil terbaik. Oleh sebab itu kami
mengharapkan saran dan kritik dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Segala kesempurnaan datang dari Allah dan kesalahan datang dari penulis sendiri.
Kepada semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung telah
membantu dalam penulisan makalah ini saya mengucapkan terimakasih. Semoga
makalah ini bisa bermanfaat.
Penyusun
BAB I
TINJAUAN TEORI
A. DIABETES
1. PENGERTIAN DIABETES
Diabetes Mellitus adalah sekumpulan gejala yang timbul pada seseorang
yang mengalami peningkatan kadar gula darah (glukosa) akibat kekurangan
hormon insulin.
Diabetes Melitus adalah suatu penyakit kronik metabolik yang komplek
melibatkan gangguan metabolik karbohidrat, protein dan lemak dan
perkembangan komplikasi secara microvaskuler, macrovaskuler serta
neuropati . Diabetes Melitus merupakan kelainan heterogen , ditandai
dengan sirkulasi glukosa , lipid dan asam amino berkadar tinggi, karena tidak
memadainya insulin dalam memenuhi tuntutan metabolisme tubuh(Keith,
1996).
2. PENYEBAB DIABETES
a. Faktor genetik
Salah satu penyebab diabetes melitus yang tidak bisa dielakkan
yaitu faktor genetik. Itu sebabnya, diabetes sering disebut penyakit
keturunan.Menurut American Diabetes Association, diabetes
melitus tipe 2 memiliki hubungan yang sangat kuat dengan riwayat
dan keturunan keluarga. Pasien diabetes tipe 1 pun memiliki risiko
serupa, tapi cenderung lebih kecil.Berbagai penelitian
menunjukkan bahwa risiko seorang anak terkena penyakit diabetes
akan lebih besar ketika ibunya juga memiliki penyakit ini. Jika
kedua orangtuanya memiliki diabetes, risiko anak mengalami
diabetes setelah dewasa bahkan bisa mencapai 50 persen.Para ahli
menduga bahwa ada gen khusus penyebab diabetes melitus yang
bisa diturunkan dari orangtua ke generasi-generasi selanjutnya.
b. Faktor usia
Selain genetik, faktor usia juga bisa menjadi salah satu
penyebab penyakit diabetes melitus. Seiring bertambahnya usia,
risiko untuk terkena penyakit diabetes tipe 2 pun semakin
meningkat. Usia sebenarnya tidak hanya meningkatkan risiko
penyakit diabetes, tapi juga berbagai penyakit kronis lainnya,
seperti penyakit jantung dan stroke.Ini karena penyakit kronis dan
usia memang saling berhubungan satu sama lain. Semakin tua ,
fungsi tubuh juga akan mengalami penurunan, termasuk cara tubuh
mengolah gula darah. Fungsi sel penghasil insulin pada pankreas
kian menurun dan respons sel tubuh terhadap insulin juga tidak
sebaik dulu. Faktor penyebab diabetes melitus yang menyerang
seiring berjalannya waktu ini, membuat dokter merekomendasikan
pasiennya yang berusia 45 tahun atau lebih untuk mengikuti
pemeriksaan gula darah secara rutin.
c. Gangguan autoimun
Pertambahan usia memang menjadi salah satu faktor risiko
diabetes melitus. Namun, anak-anak dan remaja juga bisa
mengalami penyakit ini. Diabetes tipe 1 merupakan jenis diabetes
yang paling umum menyerang penderita berusia muda. Penyakit
ini disebabkan oleh hilangnya kemampuan tubuh untuk
memproduksi hormon insulin. Banyak anak-anak yang mengidap
diabetes tipe 1 mengalami gangguan autoimun. Sistem imun
mereka justru menyerang dan merusak sel pankreas yang menjadi
tempat pembentukan insulin. Rusaknya sel-sel pankreas
menyebabkan organ ini tidak dapat mengeluarkan hormon insulin
yang cukup atau berhenti total memproduksi hormon tersebut
sepenuhnya. Belum diketahui secara pasti apa yang menyebabkan
masalah autoimun ini.
Namun, para ahli menduga infeksi virus tertentu memicu sistem imun
untuk bereaksi secara berlebihan dan merusak sel sehat dari dalam
tubuh.
d. Resistensi insulin
Kombinasi antara faktor keturunan penyakit dan gaya hidup
yang buruk dapat menjadi penyebab resistensi insulin. Resistensi
insulin adalah kondisi saat sel-sel tubuh tidak merespon insulin
dengan benar alias “kebal”. Padahal, insulin berfungsi membantu
sel tubuh menyerap gula dalam darah. Jika tubuh tidak mampu
menyerap gula, kadar gula darah akan terus meningkat dan inilah
yang menjadi penyebab diabetes tipe 2.mungkin saja menghasilkan
cukup hormon insulin untuk menyalurkan glukosa ke dalam sel-sel
tubuh. Namun, tubuh kita belum tentu “mengenali” insulin dengan
benar sehingga gula tetap menumpuk di dalam darah. Jika kondisi
ini terus dibiarkan, risiko Anda terkena penyakit diabetes tipe 2
akan semakin tinggi. Jadi, bisa disimpulkan bahwa resistensi
insulin merupakan penyebab diabetes melitus tipe 2.
e. Kondisi medis tertentu
Dalam beberapa kasusu kemunculan penyakit diabetes bisa dipicu
oleh beberapa penyakit berikut.
a. Sindrom polikistik ovarium (PCOS). PCOS bisa menyebabkan
kenaikan berat badan dan obesitas. Berat badan yang tidak
terkontrol dapat meningkatkan risiko resistensi insulin dan
kondisi prediabetes.
b. Pankreatitis atau radang pankreas. Peradangan dapat
mengganggu fungsi sel pankreas dalam menghasilkan hormon
insulin yang penting untuk menjaga gula darah tetap normal.
c. Sindrom Cushing. Kondisi ini meningkatkan produksi hormon
kortisol yang akhirnya ikut meningkatkan kadar glukosa darah.
d. Glucagonoma. Penyakit ini bisa jadi penyebab diabetes melitus
karena tubuh tidak bisa menghasilkan hormon insulin yang
cukup.
3. GEJALA
Diabetes tipe 1 dapat berkembang dengan cepat dalam beberapa
minggu, bahkan beberapa hari saja. Sedangkan pada diabetes tipe 2, banyak
penderitanya yang tidak menyadari bahwa mereka telah menderita diabetes
selama bertahun-tahun, karena gejalanya cenderung tidak spesifik.
Beberapa ciri-ciri diabetes tipe 1 dan tipe 2 meliputi:
a. Sering merasa haus.
b. Sering buang air kecil, terutama di malam hari.
c. Sering merasa sangat lapar.
d. Turunnya berat badan tanpa sebab yang jelas.
e. Berkurangnya massa otot.
f. Terdapat keton dalam urine. Keton adalah produk sisa dari
pemecahan otot dan lemak akibat tubuh tidak dapat menggunakan
gula sebagai sumber energi.
g. Lemas.
h. Pandangan kabur.
i. Luka yang sulit sembuh.
j. Sering mengalami infeksi, misalnya pada gusi, kulit, vagina, atau
saluran kemih.
i. Mulut kering.
j. Rasa terbakar, kaku, dan nyeri pada kaki.
k. Gatal-gatal.
l. Disfungsi ereksi atau impotensi.
m. Mudah tersinggung.
n. Mengalami hipoglikemia reaktif, yaitu hipoglikemia yang terjadi
beberapa jam setelah makan akibat produksi insulin yang
berlebihan.
o. Munculnya bercak-bercak hitam di sekitar leher, ketiak, dan
selangkangan, (akantosis nigrikans) sebagai tanda terjadinya
resistensi insulin.
4. DIAGNOSIS
Gejala diabetes biasanya berkembang secara bertahap, kecuali diabetes
tipe 1 yang gejalanya dapat muncul secara tiba-tiba. Dikarenakan diabetes
seringkali tidak terdiagnosis pada awal kemunculannya, maka orang-orang
yang berisiko terkena penyakit ini dianjurkan menjalani pemeriksaan rutin.
Di antaranya adalah:
a. Orang yang berusia di atas 45 tahun.
b. Wanita yang pernah mengalami diabetes gestasional saat hamil.
c. Orang yang memiliki indeks massa tubuh (BMI) di atas 25.
d. Orang yang sudah didiagnosis menderita prediabetes.
5. PENGOBATAN
Pasien diabetes diharuskan untuk mengatur pola makan dengan
memperbanyak konsumsi buah, sayur, protein dari biji-bijian, serta
makanan rendah kalori dan lemak. Pilihan makanan untuk penderita
diabetes juga sebaiknya benar-benar diperhatikan.Bila perlu, pasien
diabetes juga dapat mengganti asupan gula dengan pemanis yang lebih
aman untuk penderita diabetes, sorbitol. Pasien diabetes dan
keluarganya dapat melakukan konsultasi gizi dan pola makan dengan
dokter atau dokter gizi untuk mengatur pola makan sehari-hari.Untuk
membantu mengubah gula darah menjadi energi dan meningkatkan
sensitivitas sel terhadap insulin, pasien diabetes dianjurkan untuk
berolahraga secara rutin, setidaknya 10-30 menit tiap hari. Pasien
dapat berkonsultasi dengan dokter untuk memilih olahraga dan
aktivitas fisik yang sesuai.Pada diabetes tipe 1, pasien akan
membutuhkan terapi insulin untuk mengatur gula darah sehari-hari.
Selain itu, beberapa pasien diabetes tipe 2 juga disarankan untuk
menjalani terapi insulin untuk mengatur gula darah.
Insulin tambahan tersebut akan diberikan melalui suntikan, bukan
dalam bentuk obat minum. Dokter akan mengatur jenis dan dosis
insulin yang digunakan, serta memberitahu cara menyuntiknya.Pada
kasus diabetes tipe 1 yang berat, dokter dapat merekomendasikan
operasi pencangkokan (transplantasi) pankreas untuk mengganti
pankreas yang mengalami kerusakan. Pasien diabetes tipe 1 yang
berhasil menjalani operasi tersebut tidak lagi memerlukan terapi
insulin, namun harus mengonsumsi obat imunosupresif secara
rutin.Pada pasien diabetes tipe 2, dokter akan meresepkan obat-obatan,
salah satunya adalah metformin, obat minum yang berfungsi untuk
menurunkan produksi glukosa dari hati. Selain itu, obat diabetes lain
yang bekerja dengan cara menjaga kadar glukosa dalam darah agar
tidak terlalu tinggi setelah pasien makan, juga dapat diberikan.Dokter
juga dapat menyertai obat-obatan di atas dengan pemberian suplemen
atau vitamin untuk mengurangi risiko terjadinya komplikasi.
Misalnya, pasien diabetes yang sering mengalami gejala
kesemutan akan diberikan vitamin neurotropik.Vitamin neurotropik
umumnya terdiri dari vitamin B1, B6, dan B12. Vitamin-vitamin
tersebut bermanfaat untuk menjaga fungsi dan struktur saraf tepi. Hal
ini sangat penting untuk dijaga pada pasien diabetes tipe 2 untuk
menghindari komplikasi neuropati diabetik yang cukup sering
terjadi.Pasien diabetes harus mengontrol gula darahnya secara disiplin
melalui pola makan sehat agar gula darah tidak mengalami kenaikan
hingga di atas normal. Selain mengontrol kadar glukosa, pasien dengan
kondisi ini juga akan diaturkan jadwal untuk menjalani tes HbA1C
guna memantau kadar gula darah selama 2-3 bulan terakhir.
6. KOMPLIKASI
Sejumlah komplikasi yang dapat muncul akibat diabetes tipe 1 dan 2
adalah:
1. Penyakit jantung
2. Stroke
3. Gagal ginjal kronis
4. Neuropati diabetik
5. Gangguan penglihatan
6. Katarak
7. Depresi
8. Demensia
9. Gangguan pendengaran
10. Frozen shoulder
11. Luka dan infeksi pada kaki yang sulit sembuh
12. Kerusakan kulit atau gangrene akibat infeksi bakteri dan jamur,
termasuk bakteri pemakan daging
PENUTUP
KESIMPULAN