Anda di halaman 1dari 35

PELAYANAN METODE

KONTRASEPSI SEDERHANA

IKA OKTAVIANI, SST, MKM


Metode KB Metode KB
Tanpa Alat Dengan Alat

• Metode Kalender • Kondom


• Suhu Basal • Barier Intravaginal
• Lendir Serviks • Kimiawi :
• Simtothermal Spermisid
METODE KALENDER
• Dasar :
Menentukan ovulasi dari data haid selama 6-12 bulan
• Tekhnik Metode Kalender
Mengurangi 18 hari dari siklus terpendek =>
menentukan awal masa subur Mengurangi 18 hari dari
siklus terpanjang => menentukan akhir masa subur.
Dasar :
• Ovulasi terjadi pada hari ke-14 ± 2 hari sebelum
permulaan haid berikutnya.
• Spermatozoa bertahan hidup 2-3 hari.
• Ovum hidup selama 24 jam
Lanjutan…
 Jika siklus seorang wanita berlangsung antara 28-35 hari?
=> Masa subur mulai pada hari ke-10 sampai ke-24.

 Efektifitas
Angka kegagalan 14,4-47
kehamilan pada 100 wanita/ tahun
SUHU BASAL

• Dasar:
Peninggian suhu basal badan 0.2 – 0.5 ºC pada waktu
ovulasi. Peninggian suhu basal badan mulai dari 1-2 hari
setelah ovulasi, dan disebabkan oleh peninggian kadar
hormon progesterone.

• Tehnik metode suhu basal :


Ukur suhu ibu setiap pagi (sebelum bangkit dari tempat
tidur) dan catat suhu ibu pada kartu yang disediakan selama
10 hari pertama dari siklus haid untuk menentukan suhu
tertinggi dari suhu normal, rendah.
 Tarik garis pada 0,05 – 0,1 ºC di atas suhu tertinggi dari suhu
10 hari tersebut (garis pelindung /cover line)
 Indikasi adanya ovulasi => Peningkatan suhu harus menetap
selama 3 hari dan harus meningkat sebesar paling sedikit 0.2
ºC paling tidak pada satu hari.

 Pantang sanggama mulai dari awal siklus haid sampai sore


hari ketiga berturut-turut setelah di atas garis pelindung.
 Ibu dapat berhenti mencatat sampai haid berikut mulai dan
bersanggama sampai hari pertama haid berikutnya.
 Pengukuran dilakukan secara oral(3 menit), rektal(1 menit)
dan vaginal
Lanjutan…..
•Pantang sanggama mulai dari awal siklus haid sampai sore
hari ketiga berturut-turut setelah di atas garis pelindung
(cover line)
•Ibu dapat berhenti mencatat sampai haid berikut mulai dan
bersanggama sampai hari pertama haid berikutnya.
•Pengukuran dilakukan secara oral(3 menit), rektal(1 menit)
dan vaginal

Efektifitas:
Angka kegagalan 0.3 – 6.6 kehamilan pada 100 wanita per
tahun.
LENDIR SERVIKS
• Dasar:
Perubahan siklus dari lendir serviks yang terjadi karena
perubahan kadar estrogen.
2 macam lendir serviks, yaitu:
– Lendir Type-E (Estrogenik)
Fase akhir pra-ovulasi dan fase ovulasi Sifat : banyak, tipis,
seperti air (jernih) dan bila dikeringkan terjadi bentuk
seperti daun pakis
– Lendir Type G (Gestagenik)
Awal pra ovulasi dan setelah ovulasi => karena kadar
progesteron ↑. Sifat: kental, keruh
 Ciri-ciri lendir serviks pada berbagai fase dari siklus haid
(30 hari):
 Fase 1 (hari 1-5)

Saat haid, lendir dapat ada / tidak dan tertutup oleh


darah haid. Merasa basah / licin
 Fase 2 (hari 6-10)

Pasca haid, tidak ada lendir / sedikit sekali. merasa


kering
 Fase 3 (hari 11-13)

Awal pra ovulasi, lendir keruh, kuning atau putih dan


liat. Merasa liat atau lembab
Lanjutan….
 Fase 4 (hari 14-17)
Segera sebelum, pada saat dan sesudah ovulasi. lendir
bersifat jernih, licin, basah dan dapat di regangkan. hari
terakhir dari fase ini dikenal sebagai “gejala puncak”.
Merasa basah
 Fase 5 (hari 18-21)

Pasca ovulasi, lendir sedikit keruh dan liat. Merasa liat


dan atau lembab
 Fase 6

Akhir pasca ovulasi / segera pra-haid,lendir jernih (air).


Merasa liat/lembab/basah
 Lendir awal, sedikit, tebal, putih, lengket . Merasa lembab
atau lengket
 Lendir masa transisi, jumlahnya meningkat, lebih tipis,
berawan, sedikit elastis. Merasa basah
 Lendir dengan kesuburan tinggi, banyak, tipis, transparan,
elastis. Licin.
Lanjutan…
 Untuk mencapai kehamilan =>
Bersanggama pada setiap siklus pada hari-hari terdapat
lendir yang terasa mulur, basah dan licin.
 Efektifitas

Angka kegagalan 0.4-39.7 kehamilan pada 100 wanita


pertahun
SIMTOTHERMAL
• Dasar:
Kombinasi antara bermacam metode KB alamiah untuk
menentukan masa sibur/ovulasi.
• Tehnik metode simtomtermal:
Setelah darah haid berhenti, ibu dapat bersanggama pada
malam hari pada hari kering dengan berselang sehari selama
masa tak subur. Ini adalah aturan selang hari kering (aturan
awal). Aturan yang sama dengan metode lendir serviks. Masa
subur dimulai ketika ada perasaan basah atau muncul lendir.
Berpantang bersanggama sampai masa subur berakhir.
• Efektifitas
Angka kegagalan 4.9-34.4 kehamilan pertahun.
KONDOM
• Pengertian
Kondom merupakan selubung atau sarung karet yang
dapat terbuat dari berbagai bahan di antaranya lateks
(karet), plastik (vinil), atau bahan alami seperti kulit tatu
usus domba yang dipasang pada penis saat hubungan
seksual.
Lanjutan…
• Cara kerja
Kondom menghalangi terjadinya pertemuan sperma dan sel
telur

• Manfaat kondom :
Efektif mencegah kehamilan. Tidak mengganggu produksi ASI
Tidak mengganggu kesehatan klien. Murah dan dapat dibeli secara
umum. Sebagai metode kontasepsi sementara. Mencegah terjadinya
PMS Tidak memerlukan pemeriksaan medis Pria ikut secara
aktif dalam program KB

• Efektifitas
Angka kegagalan kondom 2-12 kehamilan per 100 per tahun.
DIAFRAGMA

 Diafragma adalah kap berbentuk bulat cembung, terbuat


dari lateks (karet) yang diinsersikan ke dalam vagina
sebelum berhubungan seksual dan menutupi serviks.
 Manfaat Kontrasepsi:
Efektif bila digunakan dengan benar Tidak mengganggu
produksi ASI Tidak mengganggu hubungan seksual karena
telah terpasang sampai 6 jam sebelumnya. Tidak
mengganggu kesehatan klien Tidak mempunyai pengaruh
sistemik

 Nonkontrasepsi:
Salah satu perlindungan terhadap IMS/HIV/AIDS,
khususnya apabila digunakan dengan spermisida. Bila
digunakan pada saat haid, menampung darah menstruasi.
Cara Kerja
• Kosongkan kandung kemih dan cuci tangan
• Pastikan diafragma tidak berlubang
• Oleskan sedikit spermiside krim atau jelly pada kap
diafragma untuk memudahkan pemasangan.
• Posisi saat pemasangan diafragma: satu kaki diangkat ke
atas kursi atau dudukan toilet, berbaring atau jongkok.
• Lebarkan kedua bibir vagina
• Masukkan ke dalam vagina jauh ke belakang, dorong
bagian
depan pinggiran ke atas di balik tulang pubis.
 Masukkan jari ke dalam vagina sampai menyentuh
serviks, sarungkan karetnya dan pastikan serviks telah
terlindungi.
 Diafragma dipasang di vagina sampai 6 jam sebelum
sanggama.
 Mengangkat dan mancabut diafragma dengan
menggunakan jari telunjuk dan tengah.

 Efektifitas
Angka kegagalan 6-18 kehamilan per 100 perempuan
per tahun.
SPONS

 Berbentuk bantal, terbuat dari polyurethane yang


mengandung spermiside.
 Satu sisi spons berbentuk cekung yang dimaksudkan
untuk menutupi serviks dan mengurangi kemungkinan
perubahan letak spons selama sanggama.
 Sisi lainnya mempunyai tali untuk mempermudah
pengeluarannya.
Cara Kerja

• Melepaskan spermisid yang terkandung di dalamnya


• Merupakan barier antara sperma dan serviks
• Menjebak spermatozoa ke dalam spons

Insersi Spons :
Spons dibasahi dengan air sebanyak kira-kira 2 sendok makan, lalu
diperas. Spons kemudian dimasukkan ke dalam vagina sampai
mencapai serviks. Setelah spons terpasang dengan benar, spons
memberikan perlindungan sampai 24 jam. Spons dibiarkan minimal 6
jam insitu setelah sanggama.

Efektifitas
9-27 kehamilan per 100 wanita per tahun.
SPERMISID

• Pengertian
Spermiside adalah bahan kimia (biasanya non oksinol-9)
digunakan untuk menonaktifkan atau membunuh sperma.
Dikemas dalam bentuk aerosol (busa), tablet
vaginal/suppositoria, krim, jelly.
Cara kerja

 Menyebabkansel membran sperma terpecah,


memperlambat pergerakan sperma, dan
menurunkan kemampuan pembuahan sel telur.
MANFAAT KONTRASEPSI

• Efektif seketika (busa dan krim)


• Tidak mengganggu produksi ASI
• Bisa digunakan sebagai pendukung metode lain
• Tidak mengganggu kesehatan klien
• Mudah digunakan
• Meningkatkan lubrikasi selama hubungan seksual
MANFAAT NON KONTRASEPSI
 Merupakan salah satu perlindungan terhadap IMS termasuk
HBV dan HIV/AIDS.

 Efektifitas
(3-21 kehamilan/100 perempuan/thn)

 Cara penggunaan
• Gunakan spermiside setiap melakukan aktifitas hubungan
seksual.
• Jarak tunggu sesudah memasukkan tablet vagina atau
suppositoria adalah 10-15 menit, tak ada jarak tunggu untuk
busa dan krim.
KESIMPULAN

 Metode kontraepsi sederhana tanpa alat

 Metode kalender Menentukan waktu ovulasi dari data


haid yang dicatat selama 6-12 bulan terakhir. Mengurangi
18 hari dari siklus terpendek, untuk menentukan awal dari
masa subur dan mengurangi 11 hari dari siklus haid
terpanjang, untuk menentukan akhir dari masa subur.
Metode suhu basal badan

 Peninggian suhu basal badan 0.2 – 0.5 ºC pada


waktu ovulasi. Peninggian suhu basal badan
mulai dari 1-2 hari setelah ovulasi, dan
disebabkan oleh peninggian kadar hormon
progesterone.
Metode Lendir Serviks

 Suatu metode dengan cara mengamati


perubahan lendir serviks yang diambil melalui
vulva (alat kelamin luar) dan dicatat setiap
hari. Lendir ini dapat diamati dengan
rasa/sensasi, penampakan, dan tes dengan jari
tangan.
Simtomtermal
 Suatu metode kombinasi antara bermacam
metode KB alamiah untuk menentukan masa
sibur/ovulasi. Masa subur dimulai ketika ada
perasaan basah atau muncul lendir. Berpantang
bersanggama sampai masa subur berakhir.
 Metode kontrasepsi sederhana dengan alat

 Mekanis/barier : kondom
 Kondom terbuat dari karet sintesis yang tipis, berbentuk
silinder, dengan muaranya berpinggir tebal, yang bila
digulung berbentuk rata atau mempunyai bentuk seperti
puting susu.
DIAFRAGMA
 Diafragma adalah kap berbentuk bulat
cembung, terbuat dari lateks (karet) yang
diinsersikan ke dalam vagina sebelum
berhubungan seksual dan menutupi serviks.
Fungsinya adalah menahan sperma agar tidak
mendapatkan akses mencapai saluran alat
reproduksi bagian atas (uterus dan tuba falopii)
dan sebagai alat tempat spermisida.
SPONS

 Berbentukbantal, terbuat dari polyurethane yang


mengandung spermiside (1 gram nonoxynol-9).
Memiliki 2 sisi

 Spons mempunyai efek kontraseptif karena:


• melepaskan spermisid yang terkandung di dalamnya
• merupakan barier antara sperma dan serviks
• menjebak spermatozoa ke dalam spons
Kimiawi Spermisid

 Spermiside adalah bahan kimia (biasanya non


oksinol-9) digunakan untuk menonaktifkan
atau membunuh sperma. Dikemas dalam
bentuk aerosol (busa), tablet
vaginal/suppositoria, krim, jelly
REFERENSI

• Cuningham FG. Obstetri William Edisi 21(Bahasa


Indonesia). Jakarta : EGC. 2005 : hal 1724 – 1728
• Glasier, A. Gebbie, A. 2006. Keluarga Berencana dan
Kesehatan Reproduksi. EGC. Jakarta, hal 140-188.
• Hartanto H. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta :
Pustaka Sinar Harapan. 2004 :hal 46 - 95
• Saifuddin AB. Buku Panduan Praktis Pelayanan
Kontrasepsi. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo. 2004 : MK1 – MK26

Anda mungkin juga menyukai