Anda di halaman 1dari 6

Metode KB Alamiah (Lendir Serviks)

1. Pengertian dan Tujuan


Metode lendir servik atau metode ovulasi merupakan metode keluarga berencana alamiah (KBA)
dengan cara mengenali masa subur dari siklus menstruasi dengan mengamati lendir serviks dan
perubahan rasa pada vulva menjelang hari-hari ovulasi. Metode ovulasi didasarkan pada
pengenalan terhadap perubahan lendir servik selama siklus menstruasi, yang menggambarkan
masa subur dalam siklus dan waktu fertilitas maksimal dalam masa subur. Perubahan lendir
servik selama siklus menstruasi merupakan akibat pengaruh estrogen (Koes
Irianto,2014).Tujuan pencatatan lendir serviks untuk mengetahui kapan terjadinya masa
subur/ovulasi
2. Manfaat
Metode lender serviks bermanfaat untuk mencegah kehamilan yaitu dengan berpantang senggama
pada masa subur. Selain itu, metode ini juga bermanfaat bagi wanita yang menginginkan kehamilan.
3. Peranan Lendir Serviks.
Lendir serviks yang diatur oleh hormon estrogen dengan progesterone ikut berperan dalam
reproduksi.
4. Macam lendir serviks, yaitu:
a. Lendir Type-E (Estrogenik):
- Di produksi pada fase akhir pra-ovulasi dan fase ovulasi
- Sifat-sifat:
1) Banyak, tipis, seperti air (jernih) dan viskositas rendah.
2) Spinnborkeit (elastisitas) besar. Spinnbakeit = sampai seberapa jauh lendir dapat
diregangkan sebelum putus.
3) Bila dikeringkan terjadi bentuk seperti daun pakis (fernlike patterns, farning,
arborization).
4) Spermatozoa dapat "menembus" lendir ini.
b. Lendir Type-G (gestagenik) :
- Diproduksi pada fase awal pra-ovulasi dan setelah ovulasi.
- Sifat-sifat:
1) Kental.
2) viskositas tinggi
3) keruh (opaque).
- Dibuat karena peninggian kadar progesterone.
- Spermatozoa tidak dapat "menembus" lendir ini.
5. Ciri-ciri lendir serviks pada berbagai fase dari siklus haid (30 hari):
a. Fase 1:
- haid.
- haid 1 - 5.
- Lendir dapat ada atau tidak, dan "tertutup" oleh darah haid.
- perasaan wanita: basah dan licin (lubrikatif).
b. Fase 2:
- pasca haid.
- 6 - 10.
6. Metode Kerja
Metode lendir serviks, seperti metode kesadaran kesuburan lain, bekerja dengan
memungkinkan perempuan untuk menghindari seks dalam periode ketika mereka subur.
Dengan demikian, sperma tidak bertemu dengan telur dan kehamilan tidak terjadi. Metode ini
cocok untuk semua wanita yang memiliki siklus menstruasi dan dapat memantau perubahan
pada lendir serviks mereka setiap hari (misalnya, mereka merasa nyaman untuk menyentuh
tubuh sendiri dan memasukkan jari ke dalam vagina). Penggunaan metode ini harus ditunda
pada wanita yang:
 Baru memakai pil kontrasepsi darurat. Pemantauan ditunda sampai cairan vagina normal
kembali, biasanya pada awal siklus menstruasi berikutnya.
 Baru melahirkan. Pemantauan ditunda sampai siklus menstruasi kembali teratur, biasanya
enam bulan bagi yang menyusui dan empat minggu bagi yang tidak menyusui.
 Memiliki keputihan. Keputihan abnormal dapat menunjukkan kondisi serius seperti infeksi
menular seksual. Wanita harus menunda penggunaan metode pemantauan lendir serviks
sampai keputihan menghilang.
7. Cara Pemakaian
Ada beberapa metode pemantauan perubahan lendir serviks. Semua metode mensyaratkan
wanita untuk menghindari seks vaginal atau menggunakan metode kontrasepsi alternatif
selama masa subur.
a. Metode ovulasi
Metode ovulasi (juga disebut metode Billings) membutuhkan pemantauan keberadaan
dan sifat lendir serviks. Wanita yang menggunakan metode ini harus:
 Menghindari hubungan seks vagina pada hari-hari perdarahan menstruasi berat, lendir
serviks dapat muncul pada masa ini (menandakan kesuburan) tetapi sulit untuk
dideteksi. Banyak wanita salah mengira bahwa mereka tidak dapat menjadi hamil
selama menstruasi. Meskipun resikonya sangat kecil, terutama bagi wanita yang
memiliki siklus menstruasi teratur, bagi mereka yang memiliki siklus pendek atau masa
perdarahan haid yang panjang, perdarahan dapat tumpang tindih dengan masa subur,
yang dimulai lima hari sebelum ovulasi. Hal ini karena sperma dapat bertahan hidup
dalam rahim sampai lima hari setelah ejakulasi.
 Memeriksa lendir serviks setiap hari, di sore hari, setelah perdarahan selesai.
 Berhubungan seks hanya di malam hari, karena keberadaan air mani dapat membuat
sulit untuk mendeteksi lendir serviks.
 Menghindari berhubungan seks dua hari berturut-turut pada periode antara perdarahan
menstruasi dan lendir serviks.
 Menganggap dirinya subur pada hari dia melihat lendir serviks dengan warna atau
konsistensi apa pun.
 Melanjutkan pemantauan lendir serviks dari saat mereka muncul, sampai setelah “hari
puncak”. Pada hari puncak, lendir serviks akan menjadi bening, basah dan lentur.
Setelah hari puncak, lendir akan menjadi lebih kering dan lengket.
 Menganggap dirinya subur selama tiga hari setelah hari puncak.
 Menghindari hubungan seksual tanpa pelindung pada hari-hari subur.
b. Metode dua hari
Metode dua hari adalah metode pemantauan lendir serviks yang disederhanakan. Tidak
seperti metode ovulasi, metode ini tidak memerlukan seorang wanita untuk memantau
perubahan dalam sifat lendir serviksnya (misalnya warna, konsistensi). Sebaliknya,
seorang wanita hanya perlu memantau kapan lendir serviks pertama kali muncul dalam
siklus menstruasinya. Wanita yang menggunakan metode ini harus:
 Memantau lendir serviks mereka setiap hari. Hal ini dapat dilakukan dengan
menggunakan jari, memeriksa cairan pada pakaian dalam, atau menggunakan tisu.
Kehadiran air mani atau darah menstruasi dapat membuat pemantauan keberadaan
lendir serviks lebih sulit.
 Menganggap dirinya subur ketika mereka menemukan lendir serviks dalam dua hari
berturut-turut.
 Menganggap dirinya subur sampai mereka tidak memiliki lendir serviks selama dua
hari berturut-turut (yaitu, sampai mereka memiliki dua hari kering).
 Menggunakan metode kontrasepsi alternatif atau menjauhkan diri dari hubungan
seksual di masa subur.
8. Efektivitas
Ketika digunakan dengan benar, metode ini 96-97% efektif dalam mencegah kehamilan
dalam tahun pertama pemakaian. Selain itu, penelitian menunjukkan bahwa wanita menjadi
lebih percaya diri dengan proses pemantauan dari waktu ke waktu, dan hal itu dapat
meningkatkan efektivitasnya dalam jangka panjang. Efektivitas menurun jika tidak digunakan
dengan benar (misalnya jika hubungan seksual tanpa kondom terjadi pada masa subur).
Efektivitas metode pemantauan lendir serviks dalam mencegah kehamilan sangat tergantung
pada kerja sama dari suami, untuk tidak bersenggama atau menggunakan kontrasepsi
alternatif saat masa subur. Oleh karenanya, perempuan yang memilih untuk menggunakan
metode pemantauan lendir serviks sebaiknya mengunjungi klinik keluarga berencana bersama
suaminya, sehingga keduanya bisa sama-sama belajar tentang metode ini.
9. Kelebihan
 Alami dan tidak menyebabkan efek samping
 Tidak memerlukan perangkat atau prosedur khusus
 Tidak ada biaya apapun
 Wanita menjadi lebih memahami siklus menstruasinya
 Cocok untuk wanita dengan panjang siklus yang tidak teratur (siklus <26 hari atau> 32
hari) yang tidak dapat menggunakan metode kalender.
10. Kekurangan
 Harus memantau perubahan lendir serviks setiap hari. Hal ini membuat metode ini tidak
tepat bagi sebagian wanita (misalnya mereka yang memiliki keputihan yang tidak biasa
atau tidak nyaman untuk memeriksa lendir).
 Mungkin memerlukan perubahan praktek seksual
 Perlu metode kontrasepsi tambahan jika pasangan ingin melakukan hubungan seks vaginal
dalam masa subur
 Tidak melindungi terhadap PMS.
Masa subur adalah suatu masa dalam siklus menstruasi perempuan dimana terdapat sel telur
yang matang yang siap dibuahi, sehingga bila perempuan tersebut melakukan hubungan seksual
maka dimungkinkan terjadi kehamilan.
Salah satu indikator masa subur adalah terjadinya perubahan lendir serviks. Perubahan ini
mungkin dikaburkan dengan adanya cairan sperma, spermisida atau infeksi vagina. Lendir
serviks yang menandakan kesuburan tinggi jumlahnya banyak, tipis, transparan, dan elastis.
Untuk lebih mengetahui perubahan lendir serviks kita, kita dapat melakukan pengamatan
melalui vulva (alat kelamin luar) dan dicatat setiap hari.
Berikut langkah-langkahnya:
a. Sensasi
Sensasi sangat penting dan sering merupakan hal tersulit untuk dipelajari. Ada atau
tidaknya lendir dikenali dengan sensasi pada vulva. Sensasi mungkin merupakan rasa yang
jelas tentang kering, lembab, lengket, basah, licin, atau lubrikasi.
b. Penampakan
Kertas tisu putih dan lembut diusapkan pada vulva. Tisu akan basah dan bila ada lendir
serviks, lendir akan terlihat menggumpal pada tisu. Warna lendir dicatat, mungkin berwarna
putih, krem, buram, atau transparan. Lendir sering terlihat pula pada celana dalam, dalam
kondisi kering sehingga karakteristiknya telah berubah
c. Tes Jari
Tes ini dapat dilakukan pada lendir yang terdapat di atas tisu dengan cara mengambil
lendir tersebut dengan ujung jari telunjuk dan ibu jari. Dengan perlahan, jari telunjuk ditarik,
untuk melihat elastisitas lendir. Lendir mungkin elastis, atau mudah pecah, atau lembut, licin
seperti putih telur yang mentah. Elastisitas ini dikenal dengan nama efek Spin dan
menunjukkan bahwa lendir subur.
- TES 1: Sensasi pada vulva : Lembab atau lengket.
tes dengan jari : Penampakan: Lendir awal sedikit tebal, putih lengket, dan
cenderung berbentuk tetap.
-TES 2 : Sensasi pada vulva : Basah
Tes dengan jari : Penampakan: Lendir pada masa transisi jumlahnya meningkat,
lebih tipis, berawan, dan sedikit elastis.
-TES 3 : Sensasi pada vulva : Licin
Tes dengan jari : Penampakan: Lendir dengan kesuburan tinggi jumlah banyak,
tipis, transparan, elastis (seperti putih telur yang mentah).
Pada pemeriksaan lendir serviks ini ada beberapa yang harus diingat:
1. Jumlah dan kualitas lendir bervariasi pada seorang perempuan dengan perempuan lain dan
pada satu siklus dengan siklus yang lain.
2. Setiap perubahan sensasi dan bahkan pada sejumlah kecil lendir harus diperhatikan.
3. Jika menemukan kesulitan dalam mendeteksi lendir dari luar, kadang-kadang lebih mudah
dikenali setelah berolahraga atau setelah buang air besar.
4. Kegel (gerakan mengerutkan otot panggul bagian bawah seperti menahan kencing) juga
kadang membantu pengeluaran lendir.

Anda mungkin juga menyukai