Anda di halaman 1dari 29

(Diambil dari Metode Ovulasi oleh DR. J.

J Billing)

Adalah suatu cara / metode yang aman dan ilmiah untuk mengetahui kapan masa
subur wanita.

Cara ini dapat di pakai baik untuk menjadi hamil maupun untuk menghindari atau
menunda kehamilan.

Metode ini sangat sederhana, murah, dan mudah di terapkan karena berdasarkan
pengamatan diri sendiri terhadap gejala-gejala yang secara alamiah dialami oleh setiap wanita
yang normal.

Kegunaan metode ini :

1. suami istri dapat merencanakan kapan mau hamil


2. berapa lama tidak ingin hamil
3. kapan ingim hamil lagi
4. jenis kelamin anak yang diinginkan.

Metode ini bukanlah metode ramalan seperti cara KB alamiah yang di sebut Metode
Kalender atau hitung-hitungan tanggal. Terjadinya ovulasi tidak “diramalkan” dengan cara
menhitung hari-hari sebelum atau sesudah mentruasi, tetapi ditentukan atas dasar tanda-tanda
yang tampak pada saat itu juga dan mudah di kenal oleh setiap wanita yang normal.

Landasan Metode Ovulasi / hal hal yg perlu di perhatikan :

setiap wanita yang subur pasti telah / akan mengetahui bahwa diantara dua masa haid
(mentruasi) ia mengeluarkan lendir putih dari alat kelaminnya. Lendir ini berasal dari
kelenjar leher rahim.(servik).

Lendir ini menunjukkan bahwa wanita tersebut sedang subur (bukan suatu penyakit)
dan bila saat itu diadakan sanggama (kontak intim) dapat menjadi hamil. Pada permulaan
lendir tersebut sedikit dan kelihatan agak keruh, lengket, putih atau agak kekuning-
kuningan. Keluarnya lendir semakin / bertambah banyak, terasa licin pada Vulva.dari hari ke
hari menjadi makin cair, jernih, memberi rasa basah /licin dan dapat mulur seperti putih telur
mentah. Setelah beberapa hari berubah menjadi lengket / kental kembali dan akhirnya
berhenti/ kering.
Hari hari Subur : adalah hari hari adanya lendir yang terasa licin dan basah dan selama
tiga hari berikutnya . Kadang-kadang ada sedikit darah / bercak darah yang keluar dengan
lendir, biasanya hal ini menunjukkan bahwa telur sedang dikeluarkan dari indungnya dan
berarti bahwa wanita yang tersebut dalam keadaan subur.

Bila anda ingin punya anak :

Perhatikanlah hari hari dimana wanita tampak atau terasa adanya lendir yang basah
dan licin dan mulur (seperti putih telur mentah). (mungkin hal ini tidak terjadi dalam setiap
siklus).

Kesempatan untuk menjadi hamil adalah bila hari-hari ini di gunakan untuk
sanggama. Untuk mempertinggi kesuburan sebaiknya suami mengadakan pantang sanggama
selama beberapa hari sebelum mengadakan hubungan kelamin / sanggama supaya spermanya
banyak.

Bila sanggama dilakukan pada hari-hari awal adanya lendir atau disebut pada masa
perkembangan lendir (sebelum hari puncak subur), kemungkinan paling besar yang akan lahir
adalah anak perempuan. Sedang bila anda menginginkan anak lelaki , senggama dilakukan
pada hari terakhir adanya lendir basah dan licin ( hari puncak subur) dan hari berikutnya (hari
ovulasi)

Bila anda tidak menginginkan anak :

1. Jangan bersanggam pada hari Haid. Selain karena alasan kesehatan juga karena pada
akhir haid kemungkinan lendir sudah mulai keluar, tetapi tidak kelihatan / terasa karena
tercampur dengan darah Haid. Hal ini dapat terjadi pada siklus pendek.

2. Jangan ber sanggama pada waktu masa subur yaitu hari-hari waktu keluar lendir yang
licin basah, ditambah 3 hari 3 malam sesudahnya.

3. Jangan bersanggama pada hari dimana terjadi sedikit perdarahan diantara dua masa haid
dan selama tiga hari sesudahnya.

Pelaksanaan Metode Ovulasi :

Ada 2 syarat yang harus dipnuhu agar cara ini betul-betul dapat diandalkan sebagai
KB yang aman :
 Dari pihat istri : harus perlu membiasakan diri untuk memperhatikan keadaan tubuh
sendiri (khususnya dalam hal lendir) untuk dapat mengerti dan memastikan kapan
masa suburnya. Untuk itu pada tahappermulaan mutlak perlu mengadakan
pengamatan & pencatatan.
 Dari pihak suami : perlu kerelaan untuk menyesuiakan diri dengan keadaan tubuh
istrinya dalam hubungan sek / sanggama.

Yang sangat penting adalah kerjasama dan pengertian dari pihak suami.metode ini
mensyaratkan kerjasama yang kompak antara suami istri dan kerelaan untuk ” pantang ”
hubungan sek / sanggama pada hari-hari dimana istri sedang dalam masa subur.

Pedoman Pencatatan (Istri ):

Bila anda ingin mengetahui tanda-tanda lendir dengan jelas hindarilah segala bentuk
hubungan kelamin / persetubuhan kelamin selam satu siklus mentruasi / Haid.

 Mulailah dengan pengisian formulir hari ini juga. Anda tidak usah menunggu sampai
hari haid/mentruasi tiba. Sediakan buku tulis atau block note dan spidol berwarna.
 Pengamatan dapat dilakukan sewaktu-waktu sepanjang hari, tapi dianjurkan dilakukan
3 kali sehari (pagi,siang dan malam).

Pengisian form ini sebaiknya dilakukan pada malam hari, isilah tanggal dan hari lalu
tulislah apa yang anda amati atau anda rasakan pada hari itu. Lalu berilah tanda dengan spidol
berwarna sesuai dengan petunjuk berikut :

Bila HAID mulai/ tiba , tulisalah tanggal pada ruas baris ketiga dan mulailah dengan
pemberian warna dengan spidol merah pada ruas baris kedua. Meskipun sedang haid lendir
dapat keluar, HARAP WASPADA !! (terutama bila haid sudah mulai berkurang). Tulisalah
bila ada lendir dengan darah mentruasi (vlek- vlek) yang keluar pada ruang baris keempat.

Bila haid berhenti dan dirasakan kering pada alat kelamin (sekitar rongga sanggama) atau
tidak ada pengeluaran lendir maka tulislah kering dan tandailah dengan spidol berwarna
hijau pada malam harinya sampai rasa kering berhenti.

Hari-hari kering ini adalah hari hari tidak subur pertama (MASA AMAN I)hari-hari
aman dan boleh untuk bersangga tanpa ada kemungkinan hamil.Tapi untuk amanya dipakai
Peraturan Hari Awal yaitu “Selang Seling”(jangan 2 hari berturut turu ber sanggama).
Tapi kadang-kadang hari-hari kering ini tidak ada sama sekali atau panjang sekali, ini
tergantung pada panjangnya siklus mentruasi.Terutama bagi mereka yang siklus haidnya
tidak teratur kemungkinan hari-hari kering tidak ada harus mendapat perhatiaan khusus.

Banyaknya hari kering sesudah haid tidak tentu, mungkin sekitar 3-5 hari tapi
mungkin jugatidak ada sama sekali atu justru panjang sekali. Hal ini tergantung dari cepat
atau lambatnya ovulasi dan mentruasi berikutnya juga ikut di pengaruhi psikologis wanita yg
bersangkutan.

Kalau rasa kering pada alat kelamin berhenti / hilang maka ini pertanda kalau
LENDIR mulai dikeluarkan dan mengalami perubahan dari hari ke hari. Catatlah sifat lendir
yang dirasakan. Selama lendir yang keluar bersifat keruh isilah dengan warna kuning. Pada
hari-hari keluarnnya lendir ini sebaiknya jangan melakukan hubungan senggama /sek.

Menjelang Ovulasi sifat lendir yang keluar makin jernih dan cair, memberikan rasa licin dan
basah, dan bila direntangkan antara jempol dan jari merentang panjang tanpa putus (lihat
gambar). Lendir tersebut seperti putih telur mentah. Berilah kode warna putih/ biru dengan
gambar bayi. LENDIR INILAH YANG MENBUAT WANITA SANGAT SUBUR. Pada saat
ovulasi kadang-kadang dirasakan sakit disekitar lambung, pada kunci paha.

Hari terakhir pada pengeluaran lendir yang licin, basah, pada vulva adalah PUNCAK
kesuburan atau hari paling mungkin menjadi hamil.Dalam catatan di tandai X.

Hari pertama sesudah puncak ditandai dengan keluarnya lendir yang keruh lagi dan sedikit
lengket atau langsung berhenti sama sekali sehingga terasa kering kembali.Bila ini terjadi
anda dapat menentukan hari puncak dengan memberi tanda silang (X) pada hari itu. Tapi jika
bila lendir yang keluar masih licin dan basah berarti anda belum melewati puncak, walaupun
lendir yang keluar keruh / buram.

Selama 3 hari sesudah hari puncak anda masih dalam keadaan subur, jadi masih pantang ber
senggama. Seandainya dalam waktu 3 hari itu masih ada lendir yang keluar (lengket, dan
keruh) maka harus di catat dan gunakan kode berwarna kuning (gambar bayi).jika lendir
habis dan anda merasa kering gunakan warna hijau (gambar bayi).

Pada hari ke-4 sesudah hari puncak jika anda merasa kering berilah kode hijau polos. Mulai
malam hari ini, semua hari sisa siklus (sampai haid berikutnya) adalah AMAN (tidak subur)
untuk bersenggama.Walaupun masih ada lendir keruh keluar. Catatlah lendir ini dengan
warna kuning.

Haid berikutnya akan terjadi sekitar 2 minggu (12 -16 hari, minimal 10 hari) sesudah hari
puncak kesuburan. Jika haid tiba periksalah apakah penentuan anda mengenai hai puncak
sesuai dengan jangka waktu itu.

Jika Haid berikutnya mulailah mencatat siklus baru di halaman atau kolom baru. Catatlah
tanggal mulainya haid dan hari, urut mulai lagi dari satu. Jangan lupa mencatat perubahan
hari itu setiap malam. Jangan mengira bahwa bulan yang satu harus sama dengan bulan yang
lain meskipun pada wanita yang sama.

Ada baiknya setiap kali senggama di beri suatau tanda (misal tanda anak panah) dalam
catatan anda. Sekurang-kurangnya hari senggama terakhir sebelum masa subur dan senggama
pertama setelah masa subur. Dengan demikian kesalahan akan cepat diketahui dan tidak
terulang lagi.

Pada istri hamil tidak perlu melakukan pencatatan. Kira-kira 1 bulan atau 40 hari setelah
melahirkan pencatatan dilakukan lagi agar dapat diketahui kapan kembalinya kesuburan dan
supaya tidak “kesundulan” jadi jangan menunggu sampai mulai jhaid lagi.

PEMBAHASAN

2.1 Perubahan Selama Siklus Menstruasi

Kehamilan dalam satu siklus menstruasi hanya bisa terjadi dalam masa-masa subur yang
pendek. Masa subur ini biasanya sekitar lima hari dalam suatu siklus yang panjangnya 23
hingga 35 hari.

Siklus kurang daripada 23 hari dan lebih daripada 35 hari dari waktu ke waktu bisa dijumpai
pada kebanyakan perempuan, tapi masa subur hampir selalu tetap lamanya. Jumlah lendir
mungkin berbeda-beda.

Siklus tidak teratur lebih umum terjadi pada awal dan akhir masa reproduksi – masa remaja
dan masa setengah baya – daripada antara usia 20 dan 40 tahun. Menstruasi yang tak teratur
juga biasa terjadi setelah perempuan menyapih bayi atau berhenti menggunakan pil KB.
Tidak aneh bila beberapa perempuan mengalami menstruasi yang sangat tidak teratur tapi
tetap subur. Mereka tidak memerlukan pengobatan. MOB tetap berguna pada siklus yang
teratur maupun tidak.

( Billings, 2006:10)

2.1.1 Perubahan lendir serviks selama siklus menstruasi

Perubahan lendir serviks selama siklus menstruasi merupakan pengaruh estrogen. Pola yang
tidak subur dapat dideteksi baik pada fase pra-ovulasi maupun pasca-ovulasi siklus
menstruasi. Saat kedua ovarium berada dalam keadaan diam akan terlihat jumlah estrogen
dan progesteron menurun, hasilnya adalah ketiadaan sensasi atau lendir pada vulva.

Pada saat seorang wanita merasakan sensasi pada vulva dan keberadaan lendir sepanjang hari
ketika ia melakukan aktivitas hariannya, catat hasil pengamatannya sebelum hari berakhir.
Selama pencatatan siklus yang pertama tidak boleh melakukan hubungan seksual agar
familiar terhadap sensasi dan adanya lendir. Wanita tidak boleh melakukan penyemprotan
untuk membersihkan vagina karena tindakan tersebut dapat menghilangkan cairan vagina.

Perubahan lendir serviks selama siklus menstruasi adalah sebagai berikut.

1. Pada bagan terdapat beberapa hari setelah menstruasi dimana wanita memiliki pola
kering pada vulva yang tidak berubah. Beberapa wanita dapat memperlihatkan adanya
rabas tetapi biasanya karakteristik rabas sama dari hari ke hari. Keadaan ini dikenal
sebagai pola infertil dasar (basic infertil pattern – BIP). Jumlah hari beragam, lebih
lama pada siklus yang memanjang dan lebih cepat pada siklus pendek. Pada fase ini
dianggap masa tidak subur (infertil).

2. Selanjutnya fase pra-ovulasi. Wanita harus memperhatikan adanya perubahan dari


pola infertil dasar pada sensasi yang terjadi di vulva atau dari penampilan lendir.
Perubahan ini menunjukkan dimulainya masa subur dalam suatu siklus. Perubahan
sensasi dari keadaan basah menjadi licin dapat terlihat pada vulva. Jumlah lendir akan
meningkat sehingga menjadi jernih dan mudah direnggangkan, dengan konsistensi
seperti putih telur (spinnbarkeit). Hari terakhir sensasi lendir di vulva disebut hari
puncak. Ini merupakan hari yang pasti terjadi walaupun tidak terlihat perubahan
sensasi dari kering menjadi lengket. Tiga hari setelah puncak masih merupakan hari-
hari subur karena ovulasi terjadi selama 48 jam pada hari puncak dan ovum dapat
bertahan hidup sampai 24 jam.

3. Hari-hari tidak subur pascaovulasi dimulai pada hari keempat setelah masa puncak
dan berlanjut sampai menstruasi. Menstruasi dapat terjadi 11-16 hari setelah puncak.

Fase Luteal

Fase luteal terjadi sejak hari ke-4 sesudah puncak (hari terakhir rasa licin pada vulva), leher
rahim tertutup dengan gumpalan lendir kental yang mencegah sel sperma masuk ke
rongga rahim.Korpus luteum dalam indung telur memproduksi estrogen dan progesteron. Bila
tidak ada segala bentuk kontak alat kelamin sejak awal titik perubahan hingga awal harl ke-4
sesudah Puncak, maka sel telur tidak mungkin dibuahi dan akan hancur dalam saluran
telur seperti gambar dibawah ini.

Gambar 10. Pada hari ke-4 sesudah Puncak, sel telur sudah hancur. Sel-sel sperma tidak
dapat memasuki leher rahim. Sekarang stiker-stiker kuning polos atau hijau polos atau simbol
= untuk lendir atau simbol garis tebal vertikal berwarna hitam untuk kering dipakai untuk
pencatatan. Sel telur tidak ada lagi; perempuan menjadi tidak subur pada masa itu.

(www.lusa.web.id/metode-mukosa-serviks-cervical-mucus-method-or-ovulasi-billings-part-
1/)

2. 1.2 Cara mengamati lendir

SENSASI. Lendir menimbulkan sensasi pada kulit luat vagina. Sensasi inilah yang lebih
penting diperhatikan. Ketika melakukan kegiatan sehari-hari, mungkin merasa basah, lengket,
atau sama sekali tidak merasakan apa-apa(kering).

Sedikit apapun jumlahnya, bahkan mungkin sampai tidak terlihat, lendir bisa mengubah
sensasi dari kering menjadi tidak begitu kering, lengket, lembab, licin, atau basah. Beberapa
perempuan mungkin akan putus asa jika berharap bisa melihat lendir yang bening seperti
putih telur mentah dan mulur tidak putus-putus.

TAMPILAN. Kapanpun merasa ada lendir yang muncul, bisa melihat tampilannya. Setiap
perempuan punya cara sendiri untuk melakukannya.
Semua perempuan berusaha memahami hasil pengamatannya sendiri yang sangat pribadi.
Karena itu dianjurkan mencatat hasil pengamatan secara rutin.

(Billings, 2006:

2. 1.3 Beberapa petunjuk untuk menghindari kehamilan

 MASA TIDAK SUBUR PADA AWAL SIKLUS – ATURAN PRA-OVULASI.

Masa tidak subur pada awal siklus adalah hari-hari sebelum timbul perubahan pada sensasi
atau tampilan lendir. Bisa jadi pada hari-hari tersebut mengalami masa kering, tanpa tanda-
tanda lendir yang muncul; atau mungkin mengeluarkan lendir entah itu berupa serpihan,
lengket, atau pekat, dan terus seperti itu dari hari ke hari.

Kedua pola itu disebt Pola Dasar Tidak Subur (PDTS), yang pertama adalah PDTS kering
dan yang kedua adalah PDTS berlendir tanpa perubahan. Keduanya menandakan bahwa
dalam keadaan tidak subur. Perubahan pada salah satu pola ini menunjukkan kemungkinan
datangnya masa subur.

Persetubuhan pada awal siklus sebaiknya hanya dilakukan pada malam hari supaya dapat
memastikan PDTS sepanjang hari itu. Jika tidak, karena perubahan lendir subur bisa terjadi
ketika tidur nyenyak pada malam hari, maka jika ingin bersetubuh setelah bangun – karena
tidak sadar bahwa kesuburan sudah berubah – kehamilan bisa saja terjadi.

Persetubuhan yang dilakukan sengan berselang-seling (setiap dua hari sekali) lebih aman
karena air mani dan cairan vagina yang keluar sehari setalah persetubuhan akan mengaburkan
lendir leher rahim. Jangka waktu 24 jam cukup untuk menghapuskan seluruh sisa-sisa air
mani.

Jika PDTS kering, dan pada suatu hari keluar lendir atau darah, disarankan untuk tidak
berhubungan seksual pada hari itu dan tiga hari berikutnya. Tenggang waktu tiga hari ini
diperlukan untuk mengetahui apakah yang muncul selanjutnya kemungkinan masa subur atau
jelas-jelas tidak subur. Jika PDTS kering muncul lagi tanpa terjadi puncak kesuburan, maka
hubungan seksual bisa dilakukan kembali setiap dua malam sekali.

Jika PDTS berlendir tanpa perubahan, kemudian suatu saat terjadi perubahan pada ciri-ciri
lendir atau ada pendarahan, maka kembali hindarilah bersetubuh pada hari-hari itu dan tiga
hari sesudahnya. Jika PDTS berlendir muncul lagi, mungkin aman berubungan seksual setiap
dua malam. PDTS hanya terjadi sebelum puncak kesuburan.

Setelah menstruasi, leher rahim akan tertutup oleh gumpalan lendir kental dan pekat yang
berfungsi mencegah perjalanan sel-sel sperma memasuki leher rahim serta berfungsi
melindungi tubuh dari infeksi. Sel-sel sperma yang masih berada dalam vagina segera akan
kehilangan kemampuan untuk membuahi sel telur dan dihancurkan oleh sel-sel di
sekelilingnya.

Tidak ada sesuatu yang mengalir dari leher rahim, dan vulva terasa kering. Tidak ada yang
dirasakan dan tidak ada yang tampak. Pengamatan ini dicatat dengan kolom coklat (Gambar
3)

Gambar 3. Pola Dasar Tidak Subur (PDTS). Keadaan kering pada vulva. Sel-sel sperma tidak
mungkin memasuki rahim karena leher rahim tertutup oleh gumpalan lendir yang kental dan
pekat.

(www.billingsmethod.org)

Pola Dasar Tidak Subur (PDTS) adalah pola yang sama sekali tidak berubah karena leher
rahim tidak aktif. Dalam siklus-siklus biasa , pola itu diketahui lewat tanda-tanda berikut :

1. Keadaan yang tetap kering yang tidak berubah (Gambar 3), atau

2. Vulva terasa kering meskipun tampak sedikit lendir yang sifatnya tidak berubah sama
sekali setiap hari. Gambar 4 menunjukkan PDTS berlendir. Tiga siklus berturut-turut
dengan PDTS berlendir yang sama diamati (4a, 4b, dan 4c). Hal yang sangat penting
adalah kemampuan untuk mengenali dengan tepat saat titik perubahan (i) rasa atau (ii)
sifat lendir, ataupun keduanya.

Pada tahap ini, kedua indung telur beristirahat. Setelah hubungan seksual,

mengalir cairan sperma dapat berlangsung sampai 24 jam dan vulva terasa basah.

Gambar 4. Pola Dasar Tidak subur berlendir tetap sama, hari demi hari, siklus demi siklus.
Pada awal pengamatan (siklus pertama) dicatat dengan kolom krim (4a, 4b), tetapi dalam
siklus berikutnya dicatat dengan kolom coklat muda (4c). sel-sel sperma tidak mungkin
memasuki leher rahim karena gumpalan lendir.

Gambar 5 titik perubahan rasa pada vulva dari rasa kering (kolom krim) menjadi tidak kering
lagi (kolom coklat). Perubahan ini bersamaan dengan naiknya kadar estrogen yang diproduksi
oleh indung telur. Sel-sel sperma sekarang mampu memasuki leher rahim.

Gambar 5. Menunjukkan bahwa indung telur sekarang aktif dan memproduksi estrogen yang
mengaktifkan leher rahim. Dengan demikian, lendir cair mulai diproduksi sehingga
melepaskan gumpalan lendir, dan sel-sel sperma sekarang dapat memasuki leher rahim.

(www.billingsmethod.org)

Perubahan

Sekarang pada vulva terjadi perubahan rasa dari kering menjadi tidak kering lagi. Perubahan
ini dicatat dengan kolom krim. Kemungkinan lendir tampak kental dan keruh. Perasaan
lengket dan lendir yang keruh ini bukan berarti tidak subur, kenyataan munculnya lendir leher
rahim pada vulva berarti bahwa lendir sudah keluar dari leher rahim sehingga terbuka bagi
sel-sel sperma.

Sama dengan Pola Dasar Tidak Subur Berlendir (Gambar 6), indung telur telah mulai aktif.
Titik perubahan itu bisa diamati pada vulva yang mengalami perubahan rasa. Hal ini
menandakan bahwa sekarang, sel-sel sperma dapat memasuki leher rahim. Pencatatan
perubahan ini dilakukan dengan kolom krim. (Gambar 6)

Gambar 6 : Titik perubahan rasa pada vulva dari Pola Dasar Tidak Subur menjadi lembab
karena lendir yang basah dan tampak keruh. Perubahan itu bersamaan dengan naiknya kadar
estrogen yang diproduksi oleh indung telur. Sekarang sel-sel sperma dapat memasuki leher
Rahim.

 MASA-MASA SUBUR – ATURAN HARI PUNCAK.

Setiap perubahan yang terjadi, baik dalam jumlah, warna, kekentalan, maupun kebasahan
lendir, menunjukkan kegiatan indung telur dan kemungkinan bahwa dalam masa subur.
Tundalah persetubuhan bila terlihat atau terasa ada perubahan pada PDTS. Lanjutkan
berpantang selama perubahan masih berlangsung sampai hari puncak diketahui. Hari puncak
adalah hari terakhir adanya rasa licin atau munculnya lendir bening menyerupai benang. Hari
puncak bersamaan dengan ovulasi dan membengkaknya vulva.

 ATURAN PADA PUNCAK KESUBURAN.

Persetubuhan dapat dilakukan mulai pagi hari keempat sesudah puncak kesuburan hingga
hari terakhir siklus. Masa-masa tidak subur pasca-ovulasi ini merupakan hari-hari ketika
kesuburan berdua jika digabungkan adalah nol. Ovulasi telah selesai dan sel telur mati.
Setelah hari puncak diketahui dengan benar, maka tiga hari sesudahnya tidak perlu
berpantang lagi. Senggama yang dilakukan pada siang ataupun malam hari tidak akan
mengaibatkan kehamilan.

 SELAMA HAID.

Pasutri sebaiknya menunda hubunga seksual selama hari-hari tersebut. Hal ini untuk
memastikn bahwa tanda-tanda ovulasi tidak dikaburkan oleh pendarahan. Pada siklus pendek,
ovulasi mungkin terjadi sebelum pendarahan berhenti, dan disarankan untuk menunda
persetubuhan.

 SELAMA PENDARAHAN SEBELUM MASA MENSTRUASI.

Hindarilah hubungan seksual jika terjadi pendarahan dan tiga hari sesudah terjadi bercak
darah apapun. Pendarahan semacam itu mungkin bersamaan dengan ovulasi, dan membuat
lendir yang licin dan mulur berubah warna menjadi merah jambu, coklat, merah, atau kuning.
Sulit mengenali lendir secara tepat jika pendarahan cukup kuat.

 DALAM KEADAAN STRESS.

Cemas, stres, bepergian, sakit, atau perubahan lingkungan bisa menunda ovulasi dalam
satu siklus. Jika mengalami stres yang cukup berat, harus memperkirakan kemungkinan
tertundanya ovulasi dan lebih cermat dalam menentukan puncak kesuburan. Menunda
hubungan seksual bila pola lendir tidak mudah diamati akibat stres adalah langkah yang tepat.

2.1.4 Tahap – tahap Siklus Menstruasi

 TAHAP PENDARAHAN – MENSTRUASI.


Pendarahan dalam setiap siklus umumnya berlangsung selama empat atau lima hari, meski
kurang lebihnya bisa cukup besar. Pada awal tahap pendarahan, yang dianggap sebagai awal
siklus menstruasi, kedua indung telur, yang berbentuk oval dan tempat sel – sel telur jadi
matang, tidak banyak beraktivitas. Pada tahap itu hanya sedikit hormon perempuan, yakni
estrogen dan progesteron, yang beredar dalam aliran darah.

Jangka waktu antara ovulasi dan menstruasi berbeda-beda di antara perempuan, tetapi
cenderung tetap pada setiap perempuan. Panjang siklus ditentukan oleh kapan ovulasi terjadi.

(Billings, 2006:11)

 TAHAP PRA-OVULASI.

Sebagai akibat rendahnya aktivitas indung telur, hipotalamus – sekumpulan sel otak seukuran
buah kenari dengan fungsi sangat khusus – mengirimkan pesan-pesan kimiawi, yang disebut
hormon, kepada kelenjar hipofisis yang terletak di dasar otak.

Hormon – hormon hipofisis yang memengaruhi indung telur terpicu. Beberapa jaringan sel
yang disebut folikel, masing-masing mengandung telur muda, mulai terbentuk dalam indung
telur dan menghasilkan hormon golongan estrogen yang dikenal sebagai estradiol. Inilah
hormon yang membuat leher rahim mengeluarkan lendir, zat yang muncul di mulut vagina
dan menandakan masa subur.

Biasanya hanya satu folikel yang matang dalam ssetiap siklus. Yang lain, setelah aktif
beberapa saat, jadi jaringan parut dan tampaknya tidak berfungsi lagi.

Folikel matang semakin banyak mengeluarkan hormon estradiol dan karena itu menambah
jumlah lendir subur, sembari bergerak menuju permukaan indung telur. Sel telur dalam
folikel juga berkembang. Selaput dinding rahim (endometrium) mulai tumbuh.

 TAHAP OVULASI.

Ovulasi hanya berlangsung dalam satu hari tertentu dalam setiap siklus. Ovulasi adalah
proses terlepasnya sel telur dari indung telur, siap dibuahi sperma.

Dengan keluarnya estradiol dari indung telur, sel-sel pelapis leher rahim, yang menjulur dari
pangkal rahim sampai ke vagina, mengeluarkan lendir sangat khusus. Lendir ini penting
untuk mempertahankan daya pembuahan sperma. Lendir memungkinkan sperma bergerak
dalam leher rahim dengan menyediakan jalur penuntun dan lingkungan yang aman, serta
menjaga sperma tetap memperoleh nutrisi sepanjang perjalanan menuju ke saluran telur (tuba
fallopi). Lendir juga menangkap sperma yang rusak. Bukti-bukti menunjukkan, jika leher
rahim tidak menghasilkan lendir khusus ini maka pembuahan tidak akan terjadi.

Ketika sel telur meninggalkan folikel, sel-sel lain berkembang menjadi suatu struktur
berwarna kuning bernama korpus luteum, yang menghasilkan hormon progesteron selain
hormon estradiol.

Kedua hormon ini menyebabkan dinding dalam rahim terus berkembang dan menebal siap
memberi nutrisi bila terjadi kehamilan. Progesteron sangat berpengaruh terhadap ciri-ciri
lendir yang keluar dari leher rahim, sehingga perubahan lendir mudah dikenali oleh
perempuan itu sendiri. Progesteron juga meningkatkan suhu tubuh.

 TAHAP PASCA-OVULASI.

Setelah terlepas dari indung telur, sel telur hanya dapat bertahan hidup sekitar 12 jam bila
tidak dibuahi sperma. Jari-jari mirip daun pakis di ujung saluran telur yang melebar menyapu
lembut permukaan indung telur agar telur langsung masuk ke dalam saluran telur.

Dalam 12 jam sel telur bergerak melalui saluran telur berbentuk corong menuju rahim,
dengan bantuan kontraksi saluran telur yang menyerupai gelombang dan gerak menyikat
bulu-bulu halus pada dinding saluran telur.

Pembuahan – bersatunya sel telur dan sperma – terjadi di lapis luar ketiga saluran telur dalam
waktu kurang daripada sehari setelah ovulasi.

Tahap akhir kematangan sel telur tidak akan tercapai sampai terjadi pembuahan. Kenyataan
ini sungguh melegakan karena memperlihatkan daya hidup sel telur dan menghindarkan
berkembangnya sel telur rusak.

Ketika selaput sperma menyatu dengan selaput bagian luar sel telur, maka sel yang disebut
zigot (merupakan cikal bakal embrio manusia) mulai beraktivitas dan dalam lingkungan yang
mendukung, akan tumbuh dan berkembang hingga usia kira-kira 70 atau 80 tahun. Pada saat
sperma dan sel telur melebur, terbentuklah ciri-ciri individu baru yang diwarisi dari
orangtuanya, seperti warna rambut, perawakan, dan susunan kimiawi tubuh.
Sambil berkembang dengan cepat, embrio bergerak melalui saluran telur, dan setelah kira-
kira enam hari ia mulai menempel pada lapisan rahim, yaitu endometrium, yang mengandung
nutrisi. Nidasi (proses embrio menempati endometrium) selesai 12 hari setelah ovulasi.

Pertumbuhan endometrium bernutrisi dirangsang oleh hormon estrogen dan progesteron,


yakni normon yang diproduksi oleh embrio yang melekat dalam kandungan. Dalam setiap
siklus, waktu bagi endometrium untuk menebal dan mendapat nutrisi yang dibutuhkan bagi
perkembangan embrio hanya 36 jam. Kesesuaian antara pertumbuhan sel telur yang telah
dibuahi dan endometrium sangat penting bagi keberhasilan nidasi.

Jika tidak dibuahi, telur akan mati dan hancur. Sekitar 14 hari (berkisar antara 11 hingga 16
hari) kemudian. Endometrium mengelupas ketika kadar hormon estrogen dan progesteron
menurun.

Proses menstruasi mirip dengan pohon yang gugur daunnya di musim dingin, dengan
datangnya siklus baru maka petumbuhan dimulai kembali. Folikel baru berkembang, estrogen
dihasilkan, dan endometrium baru terbentuk, siap menyambut datangnya kehamilan.

Kadang-kadang terjadi pendarahan tanpa pelepasan sel telur, disebut pendarahan tanpa
ovulasi. Pendarahan ini biasa terjadi pada masa pubertas dan menopause, ketika kadar
hormon tidak cukup untuk melepaskan sel telur. Tapi, karena pengaruh estrogen, selaput
dinding rahim tetap tumbuh dan kemudian luruh menjadi pendarahan saat kadar hormon
menurun.

 LENDIR : KUNCI UNTUK MENGATUR KESUBURAN. Biasanya siklus


menstruasi dihitung dari awal pendarahan dan berakhir saat menstruasi berikutnya
tiba. Dalam siklus yang subur, perempuan berovulasi hanya dalam satu hari.
Kalaupun ada dua telur yang dihasilkan, seperti pada bayi kembar, keduanya
dilepaskan pada hari yang sama. Jika tidak terjadi kehamilan, maka ia akan
mengalami menstruasi sekitar dua minggus etelah ovulasi.

Rasa basah seperti ketika menstruasi sering menjadi penanda awal mulainya haid. Demikian
juga dengan munculnya lendir. Lendir itu dihasilkan oleh sel-sel leher rahim kira-kira enam
hari sebelum ovulasi.

Lendir yang menunjukkan ciri-ciri subur itu sangat penting untuk kesuburan. Baik penelitian
klinis maupun laboratorium menunjukkan, masa paling subur dalam suatu siklus bersamaan
dengan munculnya lendir subur, dan masa tak subur dengan pola lendir tak subur yang tidak
berubah-ubah.

Lendir subur melindungi sel-sel sperma sehingga sperma dapat mempertahankan daya
pembuahan sampai tiga hari, dan kadang mencapai lima hari (hanya jika ada lendir). Tanpa
lendir subur, sel-sel sperma cepat rusak, sekalipun hanya dalam hitungan menit, sperma akan
lumpuh bila berada dalam lingkungan vagina yang asam.

Lendir penting itu memelihara sel-sel sperma dengan memenuhi kebutuhan energinya, dan
dengan cara yang belum sepenuhnya dipahami, menjadikan sperma mampu membuahi sel
telur. Lendir berfungsi sebagai penyaring, menghancurkan sel-sel sperma rusak (dalam setiap
ejakulasi selalu terdapat sel-sel sperma rusak ini) yang kemudian akan disingkirkan oleh sel-
sel pemulung yang ada di situ.
Selain menyediakan perlindungan dan asupan gizi, lendir juga membentuk saluran yang
mengarahkan gerak sperma di sepanjang vagina, melewati leher rahim dan rahim, menuju
saluran telur. Lendir yang terdapat di luar vagina pun bisa membantu sperma mencapai sel
telur (karena itu kehamilan bisa terjadi dengan kontak kelamin tanpa harus terjadi penetrasi).

Keterangan : Biasanya kemampuan sperma membuahi bertahan hingga tiga hari (gambar 1),
namun dalam kondisi lendir yang terbaik kadangkala kemampuan tersebut bisa bertahan
sampai lima hari (gambar 2). Jika persetubuhan terjadi pada hari kering (gambar 3),
kemampuan sperma membuahi melemah. Jika persetubuhan dilakukan saat puncak
kesuburan atau segera sesudahnya (gambar 4), hampir bisa dipastikan akan terjadi
pembuahan.

Perubahan sensasi dan tampilan lendir, keduanya merupakan petunjuk penting perubahan
kesuburan. Jangan menilai masa subur atau tidak subur dari satu jenis lendir saja. Lendir
lengket, misalnya, bisa mengawali masa subur setelah masa kering berlalu. Lendir itu
menandai suatu perubahan.

Selama mempelajari metode lendir ini, diharap untuk menghindari hubungan seksual selama
dua minggu hingga empat minggu pertama pencatatan agar mendapat gambaran yang jelas
tentang pola lendir.

 Macam Pola Lendir

1. Pola Dasar Tidak Subur (PDTS) – Pola yang tidak berubah


Dalam satu pola siklus umumnya, yang terasa pada vulva setelah menstruasi adalah rasa
kering dan tidak ada lendir yang terlihat. Pola ini disebut PDTS kering.

Dalam pola lain, setelah menstruasi yang terjadi bukanlah masa-masa kering. Lendir selalu
muncul, dan biasanya pekat, berupa serpihan, serta hanya sedikit jumlahnya. Lendir ini
mungkin menimbulkan rasa lengket atau kering, dan terus seperti itu dari hari ke hari, tidak
berubah-ubah. Pola lendir yang tidak berubah sama sekali ini disebut PDTS berlendir.

Dalam siklus biasa yang berlangsung 28 hari, PDTS baik kering atau berlendir, tidak dua-
duanya, berlangsung selama dua hingga tiga hari atau lebih setelah menstruasi.

Sementara PDTS kering sudah dapat ditentukan dalam satu bulan pencatatan, untuk
menafsirkan dengan pasti PDTS berlendir dan titik perubahannya mungkin perlu pengamatan
sampai beberapa siklus.

2. Pola Kesuburan – Pola yang berubah-ubah

Tanda awal perubahan menjelang ovulasi adalah munculnya lendir lengket serupa benang
setelah masa kering berlalu atau rasa lembab setelah berhari-hari terasa lengket.

Perubahan-perubahan ini terasa pada kulit luar vagina. Anda mungkin akan melihat segumpal
lendir keruh seperti sumbat yang sebelumnya menutup leher rahim. Dalam beberapa hari,
lendir tersebut terlihat menjadi lebih cair, lebih jernih, lebih banyak, dan kemudian licin.

Para perempuan menggunakan berbagai ungkapan untuk memberikan ciri-ciri lendir subur:
seperti serabut putih telur mentah, lembut, atau licin. Bisa juga lendir tampak jernih, keruh,
atau bercampur sedikit darah bila sedang terlihat merah muda, kecoklatan, merah, atau
kuning. Lendir akan selalu terasa basah dan licin karena komposisi dan kandungan
kimiawinya, sekalipun lendir itu terlalu sedikit untuk dilihat.

Bau lendir yang khas sudah dikenali oleh banyak perempuan, dan inilah yang menjadi
perhatian terutama oleh perempuan buta.

Masa subur dimulai bersamaan dengan perubahan PDTS, sekitar enam hari sebelum ovulasi.
Tapi seberapa lama pun lendir ini muncul, itu merupakan peringatan bahwa masa ovulasi
akan segera datang. Dan diharap untuk menghindari persetubuhan atau melakukan kontak
kelamin jika tidak menginginkan kehamilan karena lendir subur akan menjaga sperma tetap
hidup dan sehat.
Sensasi dan munculnya lendir yang memperlihatkan datangnya masa subur ini bisa disertai
dengan rasa padat, lembek, atau bengkak pada jaringan di sekitar mulut vagina. Tidak ada
tanda-tanda kesuburan lain, seperti bercak darah atau rasa nyeri, yang lebih tepat dan bisa
diandalkan selain lendir.

2.2 Metode Keluarga Berencana Alamiah (KBA)

Profil KBA yaitu:

 Ibu harus belajar mengetahui kapan masa suburnya berlangsung

 Efektif bila dipakai dengan tertib

 Tidak ada efek samping

 Pasangan secara sukarela menghindari sanggama pada masa subur Ibu (ketika Ibu
tersebut dapat menjadi hamil), atau sanggama pada masa subur untuk mencapai
kehamilan.

(BP3K, 2006: MK-7)

2.2.1 Macam KBA

Metode Lendir Serviks atau lebih dikenal sebagai Metode Ovulasi Billings/MOB atau metode
dua hari mukosa serviks dan Metode Simtomtermal adalah yang paling efektif. Cara yang
kurang efektif misalnya Sistem Kalender atau Pantang Berkala dan Metode Suhu Basal yang
sudah tidak diajarkan lagi oleh kegagalan yang cukup tinggi ( >20%) dan waktu pantang yang
lebih lama. Lagi pula sudah ada cara lain yang lebih efektif dan masa pantang lebih singkat.
Di Indonesia dengan surat dari BKKBN Pusat kepada BKKBN Provinsi dengan SK
6668/K.S. 002/E2/90, Tgl. 28 Desember 1990, Metode Ovulasi Billings (MOB) sudah
diterima sebagai salah satu Metode KB (Mandiri).

(BP3K, 2006: MK-7)

2.2.2 Teknik Pantang Berkala KBA

Untuk kontrasepsi, Sanggama dihindari pada masa subur yaitu dekat dengan pertengahan
siklus haid atau terdapat tanda-tanda adanya kesuburan yaitu keluarnya lendir encer dari
liang vagina.Untuk perhitungan masa subur dipakai rumus siklus terpanjang dikurangi 11,
siklus terpendek dikurangi 18. Antara kedua waktu sanggama dihindari.
(BP3K, 2006: MK-7)

2.2.3 Manfaat KBA

1. Kontrasepsi

 Dapat digunakan untuk menghindari atau mencapai kehamilan.

 Tidak ada risiko kesehatan yang berhubungan dengan kontrasepsi.

 Tidak ada efek samping sistemik.

 Murah atau tanpa biaya.

(BP3K, 2006: MK-8)

2. Nonkontrasepsi

 Meningkatkan keterlibatan suami dalam keluarga berencana.

 Menambah pengetahuan tentang system reproduksi pada suami dan istri.

 Memungkinkan mengeratkan relasi/hubungan melalui peniingkatan komunikasi


antara suami istri/pasangan.

(BP3K, 2006: MK-8)

2.2.4 Keterbatasan KBA

 Sebagai kontrasepsi sedang (9-20 kehamilan per 100 perempuan selama tahun
pertama pemakaian). Catatan untuk Metode Ovulasi Billings bila aturan ditaati
kegagalan 0% (kegagalan metode/method failure dan 0-3% kegagalan pemakai/user’s
failure, yaitu pasangan denagn sengaja atau tanpa sengaja melanggar aturan untuk
mencegah kehamilan).

 Keefektifan tergantung dari kemauan dan disiplin pasangan untuk mengikuti instruksi.

 Perlu ada pelatihan sebagai persyaratan untuk menggunakan jenis KBA yang paling
efektif secara benar.

 Dibutuhkan pelatih/guru KBA (bukan tenaga medis).


 Pelatih/guru KBA harus mampu membantu Ibu mengenali masa suburnya,
memotivasi pasangan untuk menaati aturan jika ingin menghindari kehamilan dan
menyediakan alat bantu jika diperlukan; misalnya buku catatan khusus, thermometer
(oral atau suhu basal).

 Perlu pantang selama masa subur untuk menghindari kehamilan.

 Perlu pencatatan setiap hari.

 Infeksi vagina membuat lendir serviks sulit dinilai.

 Thermometer basal diperlukan untuk metode tertentu.

 Tidak terlindung dari IMS termasuk HBV (Virus Hepatitis B dan HIV/AIDS

(BP3K, 2006: MK-8)

2.2.5 Yang Dapat Menggunakan KBA

1. Untuk kontrasepsi

 Semua perempuan semasa reproduksi, baik siklus haid teratur maupun tidak teratur,
tidak haid baik karena menyusui maupun premenopause.

 Semua semua perempuan dengan parietas berapa pun termausk nulipara.

 Perempuan kurus ataupun gemuk.

 Perempuan yang merokok.

 Perempuan dengan alasan kesehatan tertentu a.l. hipertensi sedang, varises,


dismenorea, sakit kepala sedang atau hebat, mioma uteri, endometritis, kista ovarii,
anemia defisiensi besi, hepatitis virus, malaria, thrombosis vena dalam, atau emboli
paru.

 Pasangan dengan alasan agama atau filosofi untuk tidak menggunakan metode lain.

 Perempuan yang tidak dapat menggunakan metode lain.

 Pasangan yang ingin pantang sanggam lebih dari seminggu pada setiap siklus haid.
 Pasangan yang ingin dan termotivasi untuk mengobservasi, mencatat, dan menilai
tanad dan gejala kesuburan.

(BP3K, 2006: MK-9)

2. Untuk konsepsi

Pasangan yang ingin mencapai kehamilan, sanggama dilakukan pada masa subur untuk
mencapai kehamilan.

(BP3K, 2006: MK-8)

Table 12-1: Keadaan yang memerlukan perhatian

Keadaan Anjuran

Jelaskan kepada klien bahwa akan menjadi lebih sulit


untuk memprediksi kesuburan dengan menggunakan lendir
serviks. Jika dia kehendaki, bantu dia memilih metode lain.
Pengeluaran cairan vagina secara Pada Metode Ovulasi Billings (MOB) klien harus belajar
menetap. benar-benar untuk mengenai Pola Dasar ke-Tidak-suburan.

Jelaskan kepada klien bahwa akan menjadi lebih sulit


untuk memprediksi kesubura dengan menggunakan lendir
serviks. Jika dia kehendaki, bantu dia memilih metode lain.
Pada Metode Ovulasi Billings (MOB) klien harus belajar
Menyusui benar-benar untuk mengenai Pola Dasar ke-Tidak-suburan.

(BP3K, 2006: MK-9)

2.2.6 Yang Seharusnya Tidak Menggunakan KBA

 Perempuan yang dari segi umur, paritas atau masalah kesehatannya membuat
kehamilan menjadi suat kondisi risiko tinggi.

 Perempaun sebelum mendapat haid (menyusui, segera setelah abortus), kecuali MOB
 Perempuan dengan siklus haid yang tidak teratur, kecuali MOB.

 perempuan yang pasangannya tidak mau bekerja sama (berpantang) selama waktu
tertentu dalam siklus haid.

 Perempuan yang tidak suka menyentuh daerah genitalianya.

(BP3K, 2006: MK-10)

2.2.7 Instruksi kepada Klien

 Lendir Serviks Billings/Metode Ovulasi Billings (MOB) .Anda dapat mengenali masa
subur dengan memantau lendir serviks yang keluar dari vagina, pengamatan
sepanjang hari dan ambil kesimpulan pada malam hari. Periksa lendir dengan jari
tangan atau tisu di luar vagina dan perhatikan perubahan perasaan kering-basah. Tidak
dianjurkan untuk periksa ke dalam vagina.

 Untuk menggunakan Metode Ovulasi Billings (MOB) ini, seorang perempuan harus
belajar mengenai Pola Kesuburan dan Pola Dasar ke-Tidak-Suburannya. Untu
menghindari kekeliruan dan untuk menjamin keberhasilan pada awal masa belajar,
pasangan diminta secara penuh tidak bersanggama pada satu siklus haid, untuk
mengenali pola kesuburan dan pola ketidaksuburan.

 Pola Kesuburan adalah pola yang terus berubah, dan Pola Dasar ke-Tidak-Suburan
adalah pola yang sama sekali tidak berubah dari hari ke hari.kedua pola ini mengikuti
kegiatan hormon-hormon (khususnya Estrogen dan Progesteron) yang mengontrol
daya tahan hidup sperma dan pembuahan. Oleh karena itu, dapat memberi informasi
yang dapat diandalkan untuk mendapatkan atau menunda kehamilan.

 Suatu catatan yang sederhana dan tepat adalah kunci untuk keberhasilan. Suatu
rangkaian kode digunakan untuk melengkapi catatan. Kode ini harus cocok dengan
budaya local dan dapat digunakan oleh pengguna KBA secara luas. Di beberapa
tempat dipakai tempelan/stiker atau tinta berwarna, di tempat lain lebih praktis
membuat kode yang dapat ditulis denagn tangan; ada juga yang mengkombinasikan
keduanya yaitu kode yang ditulis tangan dengan menggunakan pensil berwarna.
Contoh berikut adalah table pencatatan kode untuk siklus normal (teratur) biasa,
berkisar antara 28 hari dan siklus normal (teratur) pendek, berkisar antara 20-25 hari.
(BP3K, 2006: MK-10)

2.2.8 Untuk Kontrasepsi/Menghindari Kehamilan

 Lendir mungkin berubah pada hari yang sama, periksa lendir setiap kali ke belakang
dan sebelum tidur, kecuali ada perasaan sangat basah waktu siang. Setiap malam
sebelum tidur, tentukan tingkat yang paling subur (lihat kode di atas) dan beri atnda
pad catatan ibu denagn kode yang sesuai.

 Pantang sanggama untuk paling sedikit satu siklus sehingga ibu akan kenali hari-hari
lendir, mengenali Pola Kesuburan dan Pola Dasar ke-Tidak-Suburan ibu dengan
bimbingan pelatih/guru KBA.

 Hindari sanggama pada waktu haid. Hari-hari ini tidak aman; pada siklus pendek,
ovulasi dapat terjadi pada hari-hari haid.

 Pada hari kering setelah haid, aman untuk bersanggama selang satu malam (aturan
selang-seling). Ini akan menghindari ibu bingung dengan cairan sperma dan lendir.

 Segera setelah ada lendir jenis apa juga atau perasaan basah muncul, hindari
sanggama atau kontak seksual. Hari-hari lendir, terutama hari-hari lendir subur adalah
tidak aman. (Aturan awal atau “jika basah Ibu akan memperoleh bayi”).

 Tandai hari terakhir dengan lendir paling licin dan mulur dengan tanda X. Ini adalah
hari puncak; ini adalah hari ovulasi dan adalah hari paling subur.

 Setelah hari puncak, hindari sanggama untuk 3 hari berikut siang dan malam. Hari-
hari ini adlah tidak aman (Aturan Puncak). Mulai dari pagi hari keempat setelah
kering, ini adalah hari-hari aman untuk bersanggama sampai hari haid berikutnya bila
ingin menghindari kehamilan.

 Pada siklus yang tidak teratur seperti pascapersalinan atau pramenopouse maka perlu
memperhatikan (Pola Dasar ke-Tidak-Suburan) di mana ada waktu 1-2 hari subur
yang menyelingi di antara hari-hari tidak subur. Ibu harus mengamati perubahan ini
dan bila PDTS sudah pulih kembali dan berlangsung minimal 3 hari berturut-turut
tanpa perubahan maka sanggama boleh dilakukan (Aturan Sabar Menunggu/Wait and
See Rule).

(BP3K, 2006: MK-12)


2.2.9 Untuk kontrasepsi/kehamilan

Bersenggama pada setiap siklus pada hari-hari terdapat lendir yang terasa mulur, basah dan
licin.

(BP3K, 2006: MK-12)

2.3 Pengertian Metode Ovulasi Billings

Dasar dari metode ini adalah pengenalan terhadap lendir. Lendir ini bisa menunjukkan,
melalui sensasi dan tampilannya, pola kesuburan seorang perempuan. Lendir itu dihasilkan
oleh leher rahim, yaitu bagian rahim yang berhubungan dengan vagina, dan diatur oleh
hormon-hormon reproduksi. Penelitian ilmiah telah menunjukkan, lendir tidak hanya
menandakan datangnya masa subur, tetapi juga penting agar terjadi pembuahan. Sebab, tanpa
lendir gerak sperma terhambat dan sel sperma sepat mati di lingkungan vagina yang asam.

Saat lendir menunjukkan kemungkinan masa subur, tundalah hubungan seksual bila tidak
menginginkan kehamilan. Buat kebanyakan pasutri, itu berarti hampir separuh jumlah hari
dalam satu siklus bisa digunakan untuk bersetubuh. Umumnya hari-hari yang aman untuk
bersetubuh itu mengelompok pada beberapa bagian siklus sehingga mereka tidak perlu
pantang lama-lama. Bila mereka ingin punya keturunan, metode ini bisa membantu
mewujudkannya. Bahkan, banyak perempuan yang kesulitan mengandung berhasil punya
keturunan setelah memerhatikan lendir itu, yang menandakan kesuburan dan bersetubuh tepat
pada saat subur.

Metode ini, yang sekarang dikenal sebagai Metode Ovulasi Billings (MOB), merupakan
metode keluarga berencana alami yang tidak memerlukan obat-obatan atau peralatan – yang
dibutuhkan cuma kemampuan mengenali perubahan lendir dan menerapkan pengetahuan itu.
Jika dilakukan dengan benar, metode ini sama manjurnya dengan berbagai metode pengatur
kesuburan yang sudah ada. Fakta – fakta ilmiah yang mendukung metode ini tidak diragukan
lagi. sama seperti beberapa metode lain, keberhasilan MOB juga bregantung pada faktor
manusia, tapi siapapun yang punya kemauan kuat untuk berhasil akan merasa metode ini
aman, andal, dan mudah diterapkan. Beberapa siklus saja biasanya sudah cukup untuk
meyakinkan keunggulan metode ini. Catatan harian sangat penting.

Keandalan metode ini selanjutnya diperlihatkan dalam uji coba pendahuluan yang
diselenggarakan oleh WHO (World Health Organization – Badan Kesehatan Dunia) di lima
negara. Hasilnya menunjukkan, keefektifan MOB mencapai 97 persen atau lebih. Uji coba
baru-baru ini menunjukkan tingkat keefektifan lebih daripada 99 persen, melampaui
keefektifan alat kontrasepsi modern dan sterilisasi.

Keluarga Berencana (KB) alamiah akan berhasil dengan baik bila baik suami maupun istri
sudah mengambil keputusan yang jelas apakah mereka menginginkan anak atau tidak. Sikap
menerima kehadiran bayi sebagai bentuk tanggungjawab kasih berdua akan terpelihara
dengan menerapkan metode ini, yang memungkinkan pasutri mengendalikan kemungkinan-
kemungkinan reproduksi mereka. Metode ini cocok untuk pasangan yang sadar bahwa
keluarga berencana adalah tanggungjawab bersama, dan karena itulah tak seorang pun di
antara mereka harus memikul beban kesehatan sendirian.

MOB dapat diterapkan dalam semua tahap reproduksi perempuan – baik yang mengalami
menstruasi teratur maupun tidak, selama masa remaja, setelah berhenti menggunakan pil KB,
sedang menyusui, atau mendekati masa menopause.

Pada Lendir Serviks.

Lendir serviks yang diatur oleh hormon estrogen dan progesteron ikut berperan dalam
reproduksi.

Pada tiap siklus haid diproduksi 2 macam lendir serviks oleh sel-sel serviks, yaitu :

Lendir Type-E (Estrogenik) :

1. Di produksi pada fase akhir pra-ovulasi dan fase ovulasi

2. Sifat-sifat :

– banyak, tipis, seperti air (jernih) dan viskositas rendah.

spinnbarkeit (elastisitas) besar. Spinnbarkeit = sampai seberapa jauh lendir dapat diregangkan
sebelum putus.

– bila dikeringkan terjadi bentuk seperti daun pakis (fernlike patterns, ferning,
arborization).

1. Spermatozoa dapat “menembus” landir ini.

(Hanafi, 2010: 50)


Lendir Type-G (Gestagenik) :

1. Diproduksi pada fase awal pra-ovulasi dan setelah ovulasi.

2. Sifat-sifat :

– kental.

– viskositas tinggi.

– keruh (opaque).

1. Dibuat karena peninggian kadar progesterone.

2. Spermatozoa tidak dapat “menembus” lendir ini.

(Hanafi, 2010: 50)

Ciri-ciri Lendir serviks pada berbagai fase dari siklus haid (30 hari) :

1. Fase 1 :

– haid.

– hari 1-5.

– lendir dapat ada atau tidak, dan “tertutup” oleh darah haid.

– perasaan wanita : basah dan licin (lubrikatif).

1. Fase 2 :

– pasca-haid.

– hari 6-10.

– tidak ada lendir atau hanya sedikit sekali.

– perasaan wanita : kering.

1. Fase 3 :

– awal pra-ovulasi.
– hari 11-13.

– lendir keruh, kuning atau putih, dan liat.

– perasaan wanita : liat dan/atau lembab.

1. Fase 4 :

– segera sebelum, pada saat dan sesudah ovulasi.

– hari 14-17.

– lendir bersifat jernih, licin, basah, dapat diregangkan

– dengan konsistensi seperti putih-telur.

– hari terakhir dari fase ini dikenal sebagai “gejala-puncak” (peak symptom).

– perasaan wanita : lubrikatif dan/atau basah.

1. Fase 5 :

– pasca-ovulasi.

– hari 18-21.

– lendir sedikit, keruh, dan liat.

– perasaan wanita : liat dan/atau lembab.

1. Fase 6 :

– akhir pasca-ovulasi atau segera pra-haid.

– hari 27-30.

– lendir jernih dan seperti air.

– perasaan wanita : liat dan/atau lembab dan/atau basah.

(Hanafi, 2010: 50-51)

Teknik Metode Lendir Serviks


Abstinens dimulai pada haripertama diketahui adanya lendir setelah haid dan berlanjut
sampai denganhari ke-empat setelah gejala-puncak (peak symptom). (Hanafi, 2010: 52)

Peraturan Metode Billings

1. Untuk Mencapai Kehamilan:

Digunakan Peraturan Pra-Ovulasi. Cara ini membantu untuk mengenal perubahan pola
kesuburan lendir. Kemudian, hubungan seksual harus ditunda sampai lendir licin tampak.

Beberapa hari berikutnya adalah hari yang paling subur. Oleh karena itu, hubungan seksual
hendaknya dilakukan selama ada lendir licin (vulva terasa licin).

2. Untuk Menunda/Menjarangkan Kehamilan :

 Peraturan Pra Ovulasi

Peraturan 1 : Hindarilah hubungan seksual pada hari-hari perdarahan deras selama menstruasi

Peraturan 2 : Hubungan seksual boleh dilakukan pada setiap malam hari kedua (selang-
seling), bila hari ini sudah dikenal sebagai tidak subur.

Peraturan 3 : Hindarilah hubungan seksual setiap hari ketika lendir atau perdarahan
menyelingi Pola Dasar Tidak Subur. Hubungan Seksual baru boleh dilakukan lagi bila 3 hari
berturut-turut dikenali sebagai PDTS, maka hubungan seksual boleh dilakukan pada malam
ke-4. Selanjutnya gunakanlah peraturan 2.

 Peraturan Puncak

Peraturan 4 : Mulai hari ke-4 sesudah Puncak sampai akhir siklus, boleh melakukan
hubungan seksual setiap hari pada setiap saat.

(http://www.billingsmethod.org/bom/lit/teach/index_id.html)

Penyulit-penyulit Metode Lendir Serviks :

1. Keadaan fisiologis : sekresi vagina karena rangsangan seksual.

2. Keadaan patologis : infeksi vagina, serviks, penyakit-penyakit, pemakaian obat-obat.

3. Keadaan psikologis : stress (fisik dan emosional).


(Hanafi, 2010: 52)

Efektivitas Metode Lendir Serviks

1. Angka kegagalan : 0.4 – 39.7 kehamilan pada 100 wanita per tahun.

2. Di samping abstinens pada saat yang diperlukan, masih ada 3 sebab lain terjadinya
kegagalan/kehamilan :

– pengeluaran lendir mulainya terlambat.

– gejala-puncak (peak symptom) timbul terlalu awal/dini.

– lendir tidak dirasakan oleh si-wanita atau dinilai/interpretasi salah.

(Hanafi, 2010: 52)

2. 4 Keuntungan Metode Ovulasi Billings

MOB tidak menimbulkan efek samping. Proses alamiah tubuh tidak terganggu. Metode ini
bisa menjadi awal langkah baru buat para perempuan pengguna obat-obat kontrasepsi, yang
mnegubah pola-pola hormon normal dan menimbulkan rasa lekas marah, depresi, mual, tidak
bergairah, dan terkadang gangguan lain yang lebih serius. Pasangan juga tidak direpotkan
dengan segala urusan kenyamanan dan keindahan yang ditimbulkan alat-alat seperti kondom,
diafragma, dan IUD. Metode ini tidak perlu alat apapun; semua informasi yang diperlukan
untuk mengatur kesuburan bisa didapat dari pola-pola tak subur dan subur yang bisa dikenali
sendiri melalui pola lendir. Keuntungan lainnya, wanita akan merasa takjub dan bahagia yang
mendalam karena berhasil mengenali irama tubuh sendiri.

Metode lendir juga memberikan panduan berharga untuk mengenali kesehatan kandungan
perempuan. Siklus menstruasi yang tidak teratur bukan lagi misteri. Jika timbul sesuatu yang
tidak normal. Lendir akan memperingatkan sejak dini sehingga dapat segera diambil tindakan
yang memadai.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
KBA ( Kontrasepsi Berencana Alamiah) merupakan kontrasepsi alami yang bukan dari
kontrasepsi hormonal dan merupakan system untuk menentukan masa subur seorang
perempuan dengan melihat dan merasakan adanya gejala pengeluaran lendir yang tampak
atau terasa pada saat atau hari itu juga. Pasangan yang menginginkan kehamilan dapat
melakukan hubungan seksual pada saat masa subur, pasangan yang ingin menghindari
kehamilan, jangan melakukan hubungan seksual pada masa subur. Jadi, metode ini dapat
diterapkan untuk tujuan menjarangkan kehamilan, mendapatkan kehamilan bagi yang sulit
hamil, bahkan dapat juga untuk merencanakan jenis kelamin anak.

3.2 Saran

1. Mahasiswa

Mahasiswa perlu meningkatkan pengetahuannya dan pengalamannya sehingga dapat


memberikan asuhan kontasepsi pada siapapun

1. Petugas Kesehatan

Perlu meningkatkan pemahaman dalam penanganan ibu yang melakukan dan berencana
memakai alat kontraseps

Anda mungkin juga menyukai