Anda di halaman 1dari 10

KONTRASEPSI ALAMI

A. PENGERTIAN METODE KONTRASEPSI ALAMI


Kontrasepsi berasal dari dua kata, yaitu kontra dan konsepsi. Kontra berarti
menolak, konsepsi berarti pertemuan antara sel telur wanita (ovum) yang sudah matang
dengan sel mani pria (sperma) sehingga terjadi pembuahan dan kehamilan. Dengan
demikian kontrasepsi adalah mencegah bertemunya sel telur yang matang dengan sel
mani pada waktu bersenggama, sehingga tidak akan terjadi pembuahan dan kehamilan
(Farrer, 2001).
Sedangkan yang dimaksud dengan istilah alamiah di sini adalah metoda-metoda
yang tidak membutuhkan alat ataupun bahan kimia (yang menjadi ciri khas metode
perintang) juga tidak memerlukan obat-obatan (sebagaimana ciri metoda hormonal).
Jadi, yang dimaksud Kontrasepsi Alamiah adalah suatu upaya mencegah
/mengahalangi pembuahan atau pertemuan antara sel telur dengan sperma dengan
menggunakan metode-metode yang tidak membutuhkan alat ataupun bahan kimia
(yang menjadi cirri khas metode perintang ) juga tidak memerlukan obat-obatan.
B. JENIS METODE KONTRASEPSI ALAMI
Ada dua jenis metode kontrasepsi alami yang banyak digunakan yaitu:
a.

Metode irama tubuh


Penentuan waktu ovulasi dapat diketahui melalui pemeriksaan tubuh dengan
menggunakan metode kalender, suhu tubuh, lendir vagina, metode simptohtermal, dan
metode laktasi. Jadi KB alami dengan menggunakan metode irama tubuh ialah dengan
cara mengetahui waktu terjadinya ovulasi pada wanita. Apabila menginginkan
kehamilan, maka hubungan seksual dilakukan pada waktu masa subur dan apabila
tidak menginginkan kehamilan maka jangan melakukan hubungan seksual saat
terjadinya masa subur.

b. Senggama terputus
C. SUHU BASAL
a.

Pengertian dan Tujuan Suhu Basal


Suhu basal adalah suhu yang diukur waktu pagi segera setelah bangun tidur dan
sebelum melakukan aktivitas apa-apa. Tujuan pencatatan suhu basal untuk mengetahui
kapan terjadinya masa subur/ovulasi. Suhu basal tubuh diukur dengan alat yang berupa
termometer basal. Termometer basal ini dapat digunakan secara oral, per vagina, atau
melalui dubur dan ditempatkan pada lokasi serta waktu yang sama selama 5 menit.
Suhu normal tubuh sekitar 35,5-36 derajat Celcius. Pada waktu ovulasi, suhu
akan turun terlebih dahulu dan naik menjadi 37-38 derajat kemudian tidak akan kembali
pada suhu 35 derajat Celcius. Pada saat itulah terjadi masa subur/ovulasi.

Kondisi kenaikan suhu tubuh ini akan terjadi sekitar 3-4 hari, kemudian akan
turun kembali sekitar 2 derajat dan akhirnya kembali pada suhu tubuh normal sebelum
menstruasi. Hal ini terjadi karena produksi progesteron menurun.
Apabila grafik (hasil catatan suhu tubuh) tidak terjadi kenaikan suhu tubuh,
kemungkinan tidak terjadi masa subur/ovulasi sehingga tidak terjadi kenaikan suhu
tubuh. Hal ini terjadi dikarenakan tidak adanya korpus luteum yang memproduksi
progesteron. Begitu sebaliknya, jika terjadi kenaikan suhu tubuh dan terus berlangsung
setelah masa subur/ovulasi kemungkinan terjadi kehamilan. Karena, bila sel telur/ovum
berhasil dibuahi, maka korpus luteum akan terus memproduksi hormon progesteron.
Akibatnya suhu tubuh tetap tinggi.
b. Suhu Basal Sebagai Kontrasepsi
Metode suhu tubuh dilakukan dengan wanita mengukur suhu tubuhnya setiap
hari untuk mengetahui suhu tubuh basalnya. Setelah ovulasi suhu basal ( BBt / basal
body temperature ) akan sedikit turun dan akan naik sebesar ( 0,2 0,4 C ) dan
menetap sampai masa ovulasi berikutnya.
Hal ini terjadi karena setelah ovulasi hormone progesterone disekresi oleh korpus
luteum yang menyebabkan suhu tubuh basal wanita naik, Aturan perubahan suhu:
a)

Mengukur suhu pada waktu yang hampir sama setiap pagi ( sebelum bangkit dari
tempat tidur ) dan mencatat suhu ibu pada kartu yang telah disediakan oleh instruktur
KBA.

b) Memakai catatan suhu pada kartu tersebut untuk 10 hari pertama dari siklus haid untuk
menentukan suhu tertinggi dari suhu yang normal, rendah. Mengabaikan suhu tinggi
yang disebabkan oleh demam atau gangguan lain.
c)

Menarik garis pada 0,05C 0,1Cdi atas suhu tertinggi dari 10 suhu 10 hari tersebut.
Ini dinamakan garis pelindung ( cover line ) atau garis suhu.

d) Masa tak subur mulai pada sore setelah hari ketiga berturut-turut suhu berada di atas
garis pelindung tersebut
Catatan :
Jika salah satu dari 3 suhu tersebut di bawah garis pelindung (cover line ) selama
perhitungan 3 hari, ini mungkin tanda bahwa ovulasi belum terjadi. Untuk menghindari
kehamilan menunggu sampai 3 hari berturu-turut suhu tersebut di atas garis pelindung
sebelum memulai senggama.
Ketika mulai masa tak subur, tidak perlu untuk mencatat suhu basal ibu. Ibu dapat
berhenti mencatat sampai haid berikut mulai dan bersenggama sampai hari pertama
haid berikutnya.
c.

Kerugian

1.

Membutuhkan motivasi

2.

Perlu diajarkan oleh spesialis keluarga berencana alami

3.

Suhu tubuh basal dipengaruhi oleh penyakit, ganggiuan tidur, stress, alcohol dan obatobatan, misalnya aspirin

4.

Apabila suhu tubuh tidak diukur pada sekitar waktu yang sama setiap hari akan
menyebabkan ketidakakuratan suhu tubuh basal

5.

Tidak mendeteksi permulaan masa subur sehinggamempersulit untuk mencapai


kehamilan

6.

Membutuhkan masa pantang yang lama, karena ini hanyalah mendeteksi pasca
ovulasi.

d. Keuntungan
1.

Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran pasangan terhadap masa subur.

2.

Membantu wanita yang mengalami siklus tidak teratur dengan cara mendeteksi
ovulasi.

3.

Dapat membantu menunjukan perubahan tubuh lain seperti lender serviks.

4.

Berada dalam kendali wanita.

5.

Dapat digunakan mencegah atau meningkatkan kehamilan

e.

Kontraindikasi

1.

Sikluls haid yang tidak teratur.

2.

Riwayat siklus haid yang an-ovulatori.

3.

Kurve suhu badan yang tidak teratur.

4.

Sang istri sedang sakit atau demam, sehingga suhu basalnya tidak bisa diketahui
secara tepat.

f.

Indikasi

1.

Wanita yang mau mengamati tanda kesuburan

2.

Wanita yang mempunyai siklus haid yang cukup teratur

3.

Pasangan dengan tidak dapat mengguanakan metode lain

4.

Tidak keberatan jika terjadi kehamilan

g.

Efek Samping
Pantang yang terlampau lama dapat menimbulkan stress atau frustasi. Hal ini dapat
diatasi dengan pemakaian kondom atau tablet wanita sewaktu senggama.

h. Efektifitas
Daya guna teoritis adalah 15 kehamilan per 100 wanita pertahun. Daya guna
pemakaian adalah 20 30 kehamilan per 100wanita/tahun. Daya guna dapat
ditingkatkan dengan menggunakan pula cara rintangan, misalnya kondom atau obat
spermisida di samping pantang berkala.
D. METODE LENDIR SERVIKS/ METODE OVULASI BILLINGS (MOB)
a.

Pengertian
Metode
berencana

mukosa

serviks atau

alamiah (KBA)

dengan

metode ovulasi merupakanmetode


cara

mengenalimasa

keluarga

subur dari siklus

menstruasi dengan mengamati lendir serviksdan perubahan rasa pada vulva menjelang
hari-hari ovulasi.
Metode lendir serviks adalah metode mengamati kualitas dan kuantitas lendir
serviks setiap hari. Periode subur ditandai dengan lendir yang jernih, encer, dan licin.

Abstinensia (tidak melakukan hubungan seksual) diperlukan selama menstruasi, setiap


hari selama periode preovulasi (berdasarkan lendir serviks), dan sampai waktu lendir
masa subur muncul sampai 3 hari setelah lendir masa subur itu berhenti.
b. Cara kerja
Metode lendir serviks yakni pengamatan dilakukan pada lendir serviks.
Pengamatan lendir serviks dapat dilakukan dengan:
1.

Merasakan perubahan rasa pada vulva sepanjang hari.

2.

Melihat langsung lendir pada waktu tertentu.


Menjelang ovulasi lendir ini akan mengandung banyak air (encer) sehingga
mudah dilalui sperma. Setelah ovulasi lendir kembali menjadi lebih padat.
Jika lendir mulai keluar atau bagi wanita yang mengalami keputihan (sering
mengeluarkan lendir) lendir mengencer, bergumpal-gumpal dan lengket, hal ini
menunjukan akan terjadi ovulasi. Sehingga senggama harus dihindari dengan
menggunakan alat kontrasepsi.
Pada puncak masa subur, yaitu menjelang dan pada saat ovulasi lendir akan
keluar dalam jumlah lebih banyak menjadi transparan, encer dan bening seperti putih
telur dan dapat ditarik diantara dua jari seperti benang. Tiga hari setelah puncak masa
subur dapat dilakukan senggama tanpa alat kontrasepsi.
Lendir dari servirks tidak dapat diamati pada saat sedang terangsang dan
beberapa jam setelah senggama, karena dinding vagina juga akan mengeluarkan lendir
yang akan memalsukan lendir servik.

c.

Manfaat
Metode mukosa serviks bermanfaat untuk mencegahkehamilan yaitu dengan
berpantang senggama pada masa subur. Selain itu, metode ini juga bermanfaat
bagi wanita yang menginginkan kehamilan.

d. Kelebihan
1.

Mudah digunakan.

2.

Tidak memerlukan biaya.

3.

Metode mukosa serviks merupakan metode keluarga berencanaalami lain yang


mengamati tanda-tanda kesuburan.

e.

Kekurangan

1.

Tidak

efektif

bila

digunakan

sendiri,

sebaiknya

dikombinasikan

dengan

metode kontrasepsi lain (misal metode simptothermal).


2.

Tidak cocok untuk wanita yang tidak menyukai menyentuh alat kelaminnya.

3.

Wanita yang memiliki infeksi saluran reproduksi dapat mengaburkan tanda-tanda


kesuburan.

4.

Wanita yang menghasilkan sedikit lendir.

f.

Indikasi

1.

Semua perempuan semasa reproduksi, baik siklus haid teratur maupun tidak teratur,
tidak haid baik karena menyusui maupun pramenopause.

2.

Semua perempuan dengan paritas berapa pun termasuk nulipara.

3.

Perempuan kurus atau gemuk.

4.

Perempuan yang merokok.

5.

Perempuan dengan alasan kesehatan tertentu seperti hipertensi sedang, varises,


dismenorea, sakit kepala sedang atau hebat, mioma uteri, endometritis, kista ovarii,
anemia defisiensi besi, hepatitis virus, malaria, trombosis vena dalam, atau emboli paru.

6.

Pasangan dengan alasan agama atau filosofi untuk tidak menggunakan metode lain.

7.

Perempuan yang tidak dapat menggunakan metode lain.

8.

Pasangan yang ingin pantang senggama lebih dari seminggu pada setiap siklus haid

9.

Pasangan yang ingin dan termotivasi untuk mengobservasi, mencatat, dan menilai
tanda dan gejala kesuburan.

g.

Kontraindikasi

1.

Perempuan yang dari segi umur, paritas atau masalah kesehatannya membuat
kehamilan menjadi suatu kondisi risiko tinggi.

2.

Perempuan sebelum mendapat haid (menyusui, segera setelah abortus), kecuali


MOB.

3.

Perempuan dengan siklus haid yang tidak teratur, kecuali MOB

4.

Perempuan yang pasangannya tidak mau bekerjasama (berpantang) selama waktu


tertentu dalam siklus haid.

5.

Perempuan yang tidak suka menyentuh daerah genitalianya.

h. Efek samping
1.

Komplikasi yang langsung tidak ada

2.

Persoalan timbul bila terjadi kegagalan/kehamilan.

E. METODE AMENOREA LAKTASI


a.

Pengertian
Metode Amenorea Laktasi (MAL)

atau Lactational

Amenorrhea

Method

(LAM) adalah metode kontrasepsi sementara yang mengandalkan pemberian Air Susu
Ibu

(ASI)

secara

eksklusif,

artinya

hanya

diberikan

ASI

saja

tanpa

tambahan makanan dan minuman lainnya.


Pada periode menyusui sering wanita menjadi tidak haid akibat hormon laktasi.
Ternyata disamping haid, ovulasi juga ikut terhambat. Supaya methode ini bekerja
dengan baik, ibu-ibu harus memberikan ASI saja (eksklusif). Interval menyusui pada
malam hari tidak melebihi 6 jam dan interval siang tidak lebih 4 jam. Semakin sering dan
lama bayi menyusui maka semakin kecil ovulasi akan timbul.
b. Cara kerja
Selama menyusui, penghisapan air susu oleh bayi menyebabkan perubahan
hormonal dimana hipotalamus mengeluarkan GnRH yang menekan pengeluaran
hormone LH dan menghambat ovulasi.

Ini adalah metode yang efektif bila kriteria terpenuhi : menyusui setiap 4 jam pada
siang hari, dan setiap 6 jam pada malam hari. Makanan tambahan hanya diberikan 510% dari total.
c.

Kelebihan

1.

Ekonomis.

2.

Mengurangi perdarahan pasca melahirkan.

3.

Memberikan nutrisi yang baik pada bayi.

4.

pencegahan kehamilan segera setelah melahirkan,

5.

tidak mengganggu kesehatan,

6.

merangsang seorang wanita untuk menyusui

d. Kekurangan
1.

Hanya melindungi pada 6 bulan pertama.

2.

Angka kegagalan/kehamilan 6 per 100 wanita per tahun.

3.

tidak sepenuhnya efektif, harus memenuhi criteria, tidak melindungi dari PMS

e.

Indikasi
Metode Amenorea Laktasi (MAL)

dapat

digunakan

olehwanita yang

ingin

menghindari kehamilan dan memenuhi kriteria sebagai berikut:


1.

Wanita yang menyusui secara eksklusif.

2.

Ibu pasca melahirkan dan bayinya berumur kurang dari 6 bulan.

3.

Wanita yang belum mendapatkan haid pasca melahirkan.

f.

Kontraindikasi Yang Tidak Dapat Menggunakan MAL

1.

Wanita pasca melahirkan yang sudah mendapat haid.

2.

Wanita yang tidak menyusui secara eksklusif.

3.

Wanita yang bekerja dan terpisah dari bayinya lebih dari 6 jam.

4.

Wanita yang harus menggunakan metode kontrasepsitambahan.

5.

Wanita yang menggunakan obat yang mengubah suasana hati.

6.

Wanita yang

menggunakan obat-obatan jenis ergotamine,

antimetabolisme,

cyclosporine, bromocriptine, obat radioaktif, lithium atau anti koagulan.


7.

Bayi sudah berumur lebih dari 6 bulan.

8.

Bayi yang mempunyai gangguan metabolisme.

g.

Efek samping

1.

Efektifitas tinggi hanya sampai kembalinya haid atau sampai dengan 6 bulan

2.

Tidak melindungi terhadap IMS termasuk virus hepatitis B/HBV dan HIV/AIDS

3.

Kesulitan dalam mempertahankan pola menyusui secara eksklusif.

F. SISTEM KELENDER
a.

Pengertian
Metode

kalender atau pantang

berkala adalah

cara/metodekontrasepsi sederhana yang dilakukan oleh pasangan suami istri dengan


tidak melakukan senggama atau hubungan seksual pada masa subur/ovulasi.

b. Cara kerja
Prinsip metode pantang berkala ini adalah tidak melakukan senggama pada
masa subur yaitu pertengahan siklus haid atau ditandai dengan keluarnya lendir encer
dari liang vagina. Untuk menghitung masa subur digunakan rumus siklus terpanjang
dikurangi 11 hari dan siklus terpendek dikurangi 18 hari. Dua angka yang diperoleh
merupakan range masa subur. Dalam jangka waktu subur tersebut harus pantang
sanggama, dan diluarnya merupakan masa aman. Sebagai contoh, jika seorang wanita
mempunyai siklus haid dari hari ke 28 sampai hari ke 36, maka perhitungannya adalah
28-18=10, dan 36-11=25. Maka konsepsi dapat terjadi hari ke 10 hingga hari ke 25 daur
haid, sehingga masa aman adalah hari pertama sampai hari ke 9 daur haid.
c.

Manfaat
Metode

kalender atau pantang

sebagai kontrasepsi maupun konsepsi. Metode


bermanfaat

berkala dapat
kalender atau pantang

sebagai kontrasepsi maupun konsepsi.

pengendalian kelahiran atau

mencegah kehamilan.

Dapat

bermanfaat
berkala dapat

Sebagai
digunakan

alat
oleh

para

pasangan untuk mengharapkan bayi dengan melakukan hubungan seksual saat masa
subur/ovulasi untuk meningkatkan kesempatan bisa hamil.
d. Keuntungan
Metode kalender atau pantang berkala mempunyai keuntungan sebagai berikut:
1.

Metode kalender atau pantang berkala lebih sederhana.

2.

Dapat digunakan oleh setiap wanita yang sehat.

3.

Tidak membutuhkan alat atau pemeriksaan khusus dalam penerapannya.

4.

Tidak mengganggu pada saat berhubungan seksual.

5.

Kontrasepsi dengan

menggunakan metode

kalender dapat

menghindari

resiko kesehatan yang berhubungan dengankontrasepsi.


6.

Tidak memerlukan biaya.

7.

Tidak ada efek samping.

8.

Tidak memerlukan tempat pelayanan kontrasepsi.

e.

Keterbatasan/kekurangan
Sebagai metode sederhana dan alami, metode kalender ataupantang berkala ini
juga memiliki keterbatasan, antara lain:

1.

Memerlukan kerjasama yang baik antara suami istri.

2.

Harus ada motivasi dan disiplin pasangan dalam menjalankannya.

3.

Pasangan suami istri tidak dapat melakukan hubungan seksualsetiap saat.

4.

Pasangan suami istri harus tahu masa subur dan masa tidak subur.

5.

Harus mengamati sikus menstruasi minimal enam kali siklus.

6.

Siklus menstruasi yang tidak teratur (menjadi penghambat).

7.

Lebih efektif bila dikombinasikan dengan metode kontrasepsilain.

f.

Indikasi

1.

Semua perempuan semasa reproduksi, baik siklus haid teratur maupun tidak teratur,
tidak haid baik karena menyusui maupun pramenopause.

2.

Semua perempuan dengan paritas berapa pun termasuk nulipara

3.

Perempuan kurus ataupun gemuk

4.

Perempuan yang merokok

5.

Perempuan dengan alasan kesehatan tertentu antara lain hipertensi sedang, varises,
disminorea sakit kepala sedang atau hebat, mioma uteri, endometritis, kista ovarii,
anemia defisiensi besi, hepatitis virus, malaria, trombosis vena dalam, atau emboli paru.

6.

Pasangan dengan alasan agama atau filosofi untuk tidak menggunakan metode lain.

7.

Perempuan yang tidak dapat menggunakan metode lain.

8.

Pasangan yang ingin pantang senggama lebih dari seminggu setiap siklus haid.

9.

Pasangan yang ingin dan termotivasi untuk mengobservasi, mencatat, dan menilai
tanda dan gejala kesuburan

g.

Kontraindikasi

1.

Perempuan dengan umur, paritas atau masalah kesehatan yang membuat kehamilan
menjadi suatu kondisi resiko tinggi.

2.

Perempuan sebelum mendapat haid(menyusui, segera setelah abortus)

3.

Perempuan dengan siklus haid yang tidak teratur.

4.

Perempuan yang pasangannya tidak mau bekerja sama (berpantang) selama waktu
tertentu dalam siklus haid

5.

Perempuan yang tidak suka menyentuh daerah genitalnya.

G. METODE SIMPTOTHERMAL
a.

Pengertian
Metode simptothermal merupakan metode keluarga berencana alamiah (KBA)
yang

mengidentifikasi masa

subur dari siklus

menstruasi wanita. Metode

simptothermal mengkombinasikan metode suhu basal tubuh dan mukosa serviks. Tetapi
ada teori lain yang menyatakan bahwa metode ini mengamati tiga indikator kesuburan
yaitu perubahan suhu

basal

tubuh, perubahan mukosa/lendir

serviksdan

perhitungan masa subur melalui metode kalender.


b. Manfaat
1.

Metode

simptothermal digunakan

sebagai

alat kontrasepsi atau

menghindari kehamilan dengan tidak melakukan hubungan seksual ketika berpotensi


subur (pantang saat masa subur).
2.

Metode simptothermal digunakan sebagai konsepsi atau menginginkan kehamilan

c.

Kontraindikasi

1.

Tidak ada komitmen antara pasangan suami istri untuk menggunakan metode
simptothermal.

2.

Wanita yang tidak dapat mengamati hari suburnya karena sifatwanita itu sendiri atau
alasan lain.

3.

Wanita yang ragu apakah dia mampu tidak melakukanhubungan seksual tanpa
alat kontrasepsi barier

minimal

10

hari

setiap

bulan

atau

menerapkan

metode kontrasepsi lain di hari tidak amannya.


4.

Wanita yang mempunyai resiko kesehatan/medis tertentu yang membahayakan jika


dia hamil.

5.

Wanita yang mengkonsumsi obat-obatan tertentu yang dapat mempengaruhi suhu


basal tubuh, keteraturan menstruasimaupun produksi lendir serviks.

d. Keuntungan
1.

Tidak ada efek fisik seperti obat-obatan, alat, bahan kimia atau operasi yang
dibutuhkan.

2.

Aman.

3.

Ekonomis.

4.

Meningkatkan hubungan kerjasama antar pasangan.

5.

Dapat langsung dihentikan apabila pasangan menginginkankehamilan.

6.

Tidak memerlukan tindak lanjut atau alat kontrasepsi lain setelah belajar metode
simptothermal dengan benar.

e.

Keterbatasan

1.

Tidak

cocok

digunakan

oleh wanita yang

mempunyai bayi,

berpenyakit,

pasca perjalanan maupun konsumsi alkohol.


2.

Metode simptothermal kurang efektif karena pengguna harus mengamati dan


mencatat suhu basal tubuh maupun perubahanlendir serviks.

3.

Metode simptothermal memerlukan kerjasama antara pasangan suami istri.

4.

Pengguna harus mendapatkan pelatihan atau instruksi yang benar.

f.

Efek samping

1.

Komplikasi yang langsung tidak ada.

2.

Persoalan timbul bila terjadi kegagalan kehamilan karena data-data yang menunjukan
timbulnya kelainan-kelainan janin sehubungan dengan terjadinya fertilisasi oleh
spermatozoa dan ovum yang berumur tua/ terlalu matang.

H. SENGGAMA TERPUTUS
a.

Pengertian dan cara kerja senggama terputus


Cara ini merupakan cara kontrasepsi tertua yang dikenal manusia, dan sampai
sekarang masih digunakan oleh manusia. Senggama terputus adalah penarikan penis
dari vagina sebelum terjadi ejakulasi. Hal ini berdasarkan kenyataan bahwa pria
menyadari sebelumnya akan ada terjadi ejakulasi, dan dalam waktu kira-kira 1 detik
sebelum ejakulasi terjadi digunakan untuk menarik penis keluar dari vagina.
Cara Kerja Alat kelamin (penis) dikeluarkan sebelum ejakulasi sehingga sperma
tidak masuk ke dalam vagina sehingga kehamilan dapat dicegah. Keuntungan dari
cara

ini

adalah

tidak

membutuhkan

biaya,

alat

maupun

persiapan. kekurangannya adalah dibutuhkan pengendalian diri yang besar dari pria
dan penggunaan cara ini dapat menimbulkan neurasteni.

b. Manfaat Kontrasepsi
1.

Efektif bila digunakan dengan benar

2.

Tidak mengganggu produksi ASI

3.

Dapat digunakan sebagai pendukung metode KB lainnya

4.

Tidak Ada efek samping

5.

Dapat digunakan setiap waktu

6.

Tidak membutuhkan biaya Non Kontrasepsi

7.

Meningkatkan keterlibatan pria dalam keluarga berencana

8.

Untuk pasangan memungkinkan hubungan lebih dekat dan pengertian yang sangat
dalam.

9.

EFEKTIF : Bagi wanita yang suami atau pasangannya mampu mengontrol waktu
ejakulasi.

c.

Indikasi

1.

Pria yang ingin berpartisipasi aktif dalam keluarga berencana

2.

Pasangan yang tidak ingin memakai metode KB lainnya

3.

Pasangan yang memerlukan kontrasepsi dengan segera

4.

Pasangan yang memerlukan metode sementara, sambil menunggu metode yang


lainnya

5.

Pasangan yang memerlukan metode pendukung

6.

Pasangan yang melakukan hubungan seksual tidak teratur.

d. Kontraindikasi
1.

Pria dengan pengalaman ejakulasi dini

2.

Pria yang sulit melakukan sanggama terputus

3.

Pria yang memiliki kelainan fisik atau psikologis

4.

Perempuan yang mempunyai pasangan yang sulit bekerja sama

5.

Pasangan yang kurang dapat saling berkomunikasi

6.

Pasangan yang tidak bersedia melakukan sanggama terputus.

Anda mungkin juga menyukai