Anda di halaman 1dari 7

TUGAS KELOMPOK

Kontrasepsi Sederhana Metode Kalender dan Metode Ovulasi Billing

Diajukan untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Kesehatan Reproduksi dan Keluarga Berencana

Disusun Oleh:

1. Mei Nika Rani (P17310171015)


2. Firda Nikmatullailia (P17310171016)

POLITEKNIK KESEHATANKEMENKES MALANG

JURUSAN KEBIDANAN

PROGRAM STUDI DII KEBIDANAN MALANG

2019
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


1.2 Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari metode kalender pada KB sederhana?
2. Bagaimana cara menerapkan metode kalender?
3. Apa kelebihan dan kekurangan dari metode kalender?
4. Apa definisi dari metode MOB (Metode Ovulasi Billings) pada KB sederhana?
5. Bagaimana cara menerapkan metode MOB?
6. Apa kelebihan dan kekurangan metode MOB?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui definisi dari metode kalender pada KB sederhana
2. Memahami cara menerapkan KB kalender
3. Mengetahui kelebihan dan kekurangan KB kalender
4. Mengetahui definisi dari MOB (Metode Ovulasi Billings)
5. Memahami cara menerapkan metode MOB
6. Mengetahui kelebihan dan kekurangan dari metode MOB
BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Definisi Metode Kalender pada KB Alamiah

Metode kalender adalah metode yang dibuat untuk menentukan kemungkinan awal dan
akhir fase subur dari siklus menstruasi sehingga ovulasi terjadi pada hari tertentu. Pengukuran
statistik untuk metode kalender berdasarkan tiga fakta berikut:
a) Panjang siklus terpanjang dan terpendek lebih dari 6 sampai 12 bulan.
b) Umur dari sperma dan sel telur
c) Panjang fase luteal (rata-rata 14 hari).
2.2 Cara Penerapan Metode Kalender
Masa subur adalah masa ketika sel telur keluar dari indung telurnya atau masa terdapat
tanda-tanda kesuburan yaitu keluarnya lendir encer dari lubang vagina atau pun masa mendekati
pertengahan siklus haid (14 hari sebelum haid yang akan datang atau hari ke 12 sampai hari ke
16). Karena sel sperma masih hidup 3 hari setelah ejakulasi; maka hari ke 17, ke 18 dan hari ke
11 merupakan waktu untuk hidupnya sel telur. Maka, masa subur menjadi 8 hari. Karena siklus
menstruasi pada umumnya 28 hari, maka hari ke 11 – 18 dinyatakan sebagai hari subur.
Sebelum menggunakan metode kalender, siklus haid selama 6 – 12 bulan perlu di catat
untuk menetapkan masa subur. Misalnya: siklus haid pada bulan Januari sampai Juni 2011
sebagai berikut: 28, 30, 28, 25, 30, 32. Haid biasanya bervariasi antara 25 – 32 hari, maka untuk
mengetahui masa aman pre ovulasi yaitu dengan cara mengurangi 18 dari siklus terpendek (25 –
18 = 7) sedangkan untuk mengetahui masa aman post ovulasi yaitu dengan cara mengurangi 11
dari siklus yang terpanjang (32 – 11 = 21). Dengan demikian, maka masa aman (tidak subur)
yaitu sebelum hari ke 7 dan sesudah hari ke 21. Sebaliknya masa tidak aman (masa subur) yaitu
dari tanggal 7 sampai dengan tanggal 21.
2.3 Kelebihan dan Kekurangan Metode Kalender
2.3.1 Kelebihan dari Metode Kalender
a. Dapat digunakan untuk menghindari atau mencapai kehamilan.
b. Tidak ada risiko kesehatan yang berhubungan dengan kontrasepsi.
c. Tidak ada efek samping sistemik.
d. Murah atau tanpa biaya.
2.3.2 Kekurangan Metode Kalender

2.4 Definisi Metode Lendir Serviks atau (Metode Ovulasi Billings)


Metode Ovulasi Billings adalah metode kontrasepsi yang digunakan dengan
mengidentifikasi lendir serviks sebagai indikator. Dasarnya adalah perubahan kualitatif dan
kuantitatif dari hormon serviks yang akan dipengaruhi hormon ovarium. Pengamatan digunakan
dari kualitas dan kuantitas perubahan sekresi hormon leher rahim sebagai tolak ukur kesuburan
tunggal untuk mengidentifikasi awal dan akhir dari fase subur dari siklus.
Fase perubahan lendir serviks :
1. Fase masa kering adalah terjadi segera setelah menstruasi karena kadar estrogen
menurun sehingga kurang merangsang sekresi. Oleh karena itu, kebanyakan ibu
mempunyai satu sampai beberapa hari tidak terlihat adanya lendir dan daerah vagina terasa
kering.
2. Fase masa preovulasi dini (hari subur) adalah karena adanya kadar estrogen mulai
meningkat, terobservasi adanya lendir sebelum ovulasi, ibu dianggap subur, ketika terlihat
adanya walaupun jenis lendir yang keruh, kental dan lengket. Lendir subur yang basah dan
licin mungkin sudah ada di serviks dan hari subur sudah mulai.
3. Hari – hari basah (Hari puncak) adalah beberapa hari sebelum dan sesudah ovulasi atau
hari – hari terakhir. Karena estrogen meningkat, maka lendir berubah menjadi jernih,
paling licin, mulur, dan ada perasaan basah (seperti putih telur).
4. Masa post ovulasi yaitu kadar progesterone meningkat, sehingga lendir berkurang sekali
dan menjadi keruh, kental dan lengket.
5. Masa pre menstruasi yaitu dimana lendir kadang – kadang menjadi jernih lagi dan
sangat cair, fase ini tidak selalu terjadi. Masa subur mulai terjadi pada hari ke-1 adanya
lendir serviks pasca haid (fase 2) yaitu 4 hari sesudah keluarnya lendir yang jernih dan
licin. Contoh kode yang dipakai untuk mencatat kesuburan, pakai tanda * atau merah untuk
menandakan perdarahan (haid). Pakai huruf K atau hijau untuk menandakan perasaan
kering . Gambar suatu tanda (L) atau biarkan kosong untuk memperlihatkan lendir subur
basah, jernih, licin, dan mulur. Pakai huruf L atau warna kuning untuk memperlihatkan
lendir tak subur yang kental, putih, keruh, dan lengket.
2.5 Cara Penerapan Metode MOB
1. Lendir mungkin berubah pada hari yang sama, periksa lendir setiap kali ke belakang
dan sebelum tidur, kecuali ada perasaan sangat basah waktu siang. Setiap malam sebelum
tidur, tentukan tingkat yang paling subur (lihat kode di atas) dan beri tanda pada catatan ibu
dengan kode yang sesuai.
2. Pantang senggama untuk paling sedikit satu siklus sehingga ibu akan kenali hari – hari
lendir, mengenali pola kesuburan dan pola dasar ketidaksuburan ibu dengan bimbingan
pelatih/ guru KBA.
3. Hindari senggama pada waktu haid. Hari – hari ini tidak aman; pada siklus pendek,
ovulasi dapat terjadi pada hari – hari haid.
4. Pada hari kering setelah haid, aman untuk bersenggama selang satu malam (selang -
seling). Ini akan menghindari ibu bingung dengan cairan sperma dan lendir.
5. Setelah segera ada lendir jenis apa saja atau perasaan basah muncul, hindari senggama
atau kontak seksual. Hari – hari lendir, terutama hari – hari lendir subur, adalah tidak aman.
(aturan awal atau “jika hari basah, ibu akan memperoleh bayi”).
6. Tanda hari terakhir dengan lendir paling licin dan mulut dengan tanda X. Ini adalah hari
puncak; ini adalah hari ovulasi dan hari paling subur.
7. Setelah hari puncak, hindari senggama untuk 3 hari baik siang atau malam. Hari – hari
ini adalah tidak aman (aturan puncak). Mulai dari pagi hari keempat setelah kering, ini
adalah hari – hari aman untuk bersenggama sampai hari haid berikutnya bila ingin
menghindari kehamilan.
8. Pada siklus yang tidak teratur seperti pasca persalinan atau pra menopause maka perlu
memperhatikan (pola dasar ketidaksuburan) dimana ada waktu 1 – 2 hari subur yang
menyelingi di antara hari – hari tidak subur. Ibu harus mengamati perubahan ini dan bila
PDTS sudah pulih kembali dan berlangsung minimal 3 hari berturut – turut tanpa
perubahan maka senggama boleh dilakukan (aturan sabar menunggu/ wait and see rule).
2.6 Kelebihan dan Kekurangan Metode MOB
2.6.1 Kelebihan Metode MOB
a.
2.6.2 Kekurangan Metode MOB
a.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Metode kalender adalah metode yang dibuat untuk menentukan kemungkinan awal dan
akhir fase subur dari siklus menstruasi sehingga ovulasi terjadi pada hari tertentu. Pengukuran
statistik untuk metode kalender berdasarkan tiga fakta berikut:
1. Panjang siklus terpanjang dan terpendek lebih dari 6 sampai 12 bulan.
2. Umur dari sperma dan sel telur
3. Panjang fase luteal (rata-rata 14 hari).
Metode Ovulasi Billings adalah metode kontrasepsi yang digunakan dengan
mengidentifikasi lendir serviks sebagai indikator. Dasarnya adalah perubahan kualitatif dan
kuantitatif dari hormon serviks yang akan dipengaruhi hormon ovarium. Pengamatan digunakan
dari kualitas dan kuantitas perubahan sekresi hormon leher rahim sebagai tolak ukur kesuburan
tunggal untuk mengidentifikasi awal dan akhir dari fase subur dari siklus .

3.2 Saran
1. Untuk tenaga kesehatan : Diharapkan untuk mempertahankan kualitas asuhan kebidanan
pada KB
2. Untuk Mahasiswa kebidanan :Diharapkan untuk terus belajar dalam memberikan
konseling KB
DAFTAR PUSTAKA
Setyorini, Aniek. 2016. Kesehatan Reproduksi dan Pelayanan Keluarga Berencana, Bogor : IN
MEDIA

Anda mungkin juga menyukai