Anda di halaman 1dari 39

LAPORAN PENDAHULUAN KELUARGA BENCANA DAN ASUHAN

KEPERAWATAN KELUARGA BERENCANA PADA Ny. M di PUSKESMAS


MEDAN TEMBUNG PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN MATERNITAS

Dosen Pembimbing :

Sulastri, S.Kp, M.Kes

Disusun Oleh :

Kelompok 8

1. Mustika Adelia ( J210180074 )


2. Luthfi Khairunnisa A ( J210180077 )
3. Irfan Arif Prasetyo ( J210180081 )

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2021
LAPORAN PENDAHULUAN

1. Pengertian Keluarga Berencana ( KB )


KB adalah merupakan salah satu usaha untuk mencapai kesejahteraan dengan jalan
memberikan nasehat perkawinan. Pengobatan kemandulan dan penjarangan kelahiran.
( Depkes RI 2010 )
Keluarga Berencana adalah usaha untuk mengukur jumlah dan jarak anak yang
diinginkan. Keluarga berencana (family planning/planned parenthood) merupakan
suatu usaha menjarangkan atau merencanakan jumlah dan jarak kehamilan dengan
menggunakan kontrasepsi (Sulistyawati, 2018).
Menurut WHO, tindakan yang membantu individu/Pasutri untuk mendapatkan
objektif-objektif tertentu, menghindari kelahiran yang tidak diinginkan, mendapatkan
kelahiran yang diinginkan, mengatur interval diantara kehamilan, dan menentukan
jumlah anak dalam keluarga (Sulistyawati, 2018).

II. Pathway
III. Tanda Gejala

Tanda gejala KB memiliki berhasil dan tidak berhasil. Dikatakan berhasil apabila tidak
memiliki tanda-tanda yang membahayakan bagi penggunanya. Dikatakan tidak berhasil
jika mengalami tanda-tanda membahayakan bagi penggunanya dan mengalami
pembuahan bagi penggunanya.

IV. Dampak

Dampak dan efek samping dari KB sesuai dengan tingkatan yang digunakan pada setiap
yang digunakan, akan dijelaskan secara detail pada tahap klasifikasi & penatalaksanan
dibawah.

V. Klasifikasi & Penatalaksanaan


Penemuan terkini Alat Kontrasepsi perkembangan teknologi memang terus berkembang
dan tidak terkecuali dengan alat kontrasepsi. beberapa alat kontrasepsi diantaranya :
1. Metode Sederhana
a. Metode tanpa alat
1) KBA
2) Metode kalender
a) Mekanisme kerja
Metode kalender menggunakan prinsip berkala yaitu tidak melakukan
persetubuhan pada masa subur istri. Untuk menentukan masa subur
istri digunakan tiga patokan, yaitu :
1. Ovulasi terjadi 14 hari sebelum haid yang akan datang
2. Sperma dapat hidup dan membuahi selama 48 jam setelah
ejakulasi
3. Ovum dapat hidup 24 jam setelah ovulasi
Nampaknya cara ini mudah dilaksanakan , tetapi dalam praktiknya
sukar untuk menetukan saat ovulasi dengan tepat, karena hanya sedikit
wanita yang mempunyai daur haid teratur, dan juga dapat terjadi variasi
terutama pascapersalinan dan pada tahun-tahun menjelang
menopause.
b) Cara menentukan masa aman
Pertama dicatat lama siklus haid selama tiga bulan terakhir, tentukan
lama siklus haid terpendek dan terpanjang. Kemudian sikus haid
terpendek dikurangi 18 hari, dan siklus haid terpanjang dikurangi 11
hari. Dua angka yang diperoleh merupakan rentang masa subur. Dalam
jangka waktu subur tersebut pasangan suami istri harus pantang
melakukan hubungan seksual, sedangkan diluar waktu tersebut
merupakan masa aman.

3) Metode pantang berkala


Berdasarkan uraian tersebut, maka dalam metode KB pantang berkala
dapat diambil suatu rangkuman sebagai berikut :
a) Prinsipnya adalah tidak melakukan hubungan seksual pada masa
subur. Patokan masa subur adalah sebagai berikut :
1. Ovulasi terjadi 14 hari sebelum haid yang akan datang
2. Sperma dapat hidup dan membuahi selama 48 jam setelah
ejakulasi
3. Ovum dapat hidup selama 24 jam setelah ovulasi
b) Enam langkah menentukan masa aman dalam pantang berkala
1. Tentukan siklus haid terpendek
2. Tentukan siklus haid terpanjang
3. Siklus haid terpendek dikurangi 18
4. Siklus haid terpanjang dikurangi 11
5. Tentukan masa ovulasi
6. Tentukan masa aman
Contoh : haid terakhir tanggal 9 maret 2011, maka perhitungan
pantang berkala berdasarkan enam langkah tersebut adalah
sebagai berikut :
• Siklus terpendek = 29
• Siklus terpanjang = 36
• 29-18 = 11
• 36-11 = 25
Masa ovulasi mulai dari hari ke 16 sampai dengan hari ke 25 siklus
haid, yaitu 19 maret sampai dengan 2 april 2011. Masa aman
mulai hari pertama sampai ke-9 siklus haid dan hari ke 26 sampai
9 hari setelahnya yaitu mulai 9-17 maret dan 3-16 april 2011.
4) Metode Suhu Basal
Cara lain untuk menentukan masa aman ialah dengan suhu basal tubuh.
Menjelang ovulasi suhu basal tubuh akan turun dan kurang lebih 24 jam
setelah ovulasi suhu basal akan naik lagi sampai lebih tinggi dari pada suhu
sebelum ovulasi. Fenomena ini dapat digunakan untuk menentukan waktu
ovulasi. Suhu basal dicatat dengan teliti setiap hari. Suhu basal diukur
waktu pagi segera setelah bangun tidur dan sebelum melakukan aktivitas.
Penggunaan suhu basal dan penentuan masa aman akan meningkatkan daya
guna pantang berkala. Namun suhu basal tubuh dapat pula meningkat pada
beberapa kondisi seperti infeksi, ketegangan dan waktu tidur yang tidak
teratur. Oleh karena itu dianjurkan untuk tidak melakukan hubungan
seksual sampai terlihat suhu tetap tinggi tiga hari (pada waktu pagi)
berturut-turut. Panjang siklus haid yang teratur adalah 28-30 hari. Dengan
mengenal tanda-tanda premenstruasi maka saat ovulasi dapat diperkirakan.
a) Efek samping
Pantang yang terlampau lama dapat menimbulkan frustasi. Hal ini
dapat diatasi dengan pemakaian kondom atau tablet vagina saat
berhubungan.
b) Daya guna
Gana guna teoritis adalah 15 kehamilan per 100 wanita per tahun. Daya
guna pemakaian ialah 20-30 kehamilan per 100 wanita per tahun. Daya
guna dapat ditingkatkan dengan menggunakan pola cara rintangan,
misalnya kondom atau spermisida disamping pantang berkala.

5) Metode lendir serviks


Metode ovulasi dikembangkan pada tahun 1950-an oleh dua orang dokter
warga Negara Australia yaitu DRS. Evelyn dan John Billing. Validasi
metode ini dilakukan dengan menghubungkan pengawasan terhadap
perubahan lender servik wanita yang dapat dideteksi di vulva dan
peningkatan jumlah estrogen pada fase folikuler siklus menstruasi.
Pola yang diidentifikasi menunjukkan bahwa seorang wanita dapat
memperkirakan masa ovulasi dengan cukup akurat tanpa harus
memperhatikan perubahan basal tubuh. Perubahan lender serviks selama
siklus menstruasi merupakan pengaruh estrogen. Pola yang tidak subur
dapat dideteksi baik pada fase pra ovulasi maupun pasca ovulasi siklus
menstruasi. Perubahan lender serviks selama siklus menstruasi adalah
sebagai berikut :
a) Pada bagan terdapat beberapa hari setelah menstruasi dimana wanita
memiliki pola kering pada vulva yang tidak berubah.
b) Selanjutnya fase praovulasi
c) Hari-hari tidak subur pasca ovulasi dimulai pada hari keempat setelah
masa puncak dan berlanjut sampai menstruasi.
Pasangan yang ingin menghindari kehamilan harus mengikuti beberapa
aturan sebagai berikut :
a) Peraturan hari awal
1. Hubungan seksual harus dihindari selama hari-hari perdarahan
menstruasi yang berat. Lender serviks dapat tidak terdeteksi
karena ada perdarahan menstruasi
2. Hubungan seksual diperbolehkan setiap 2 malam selama hasil
pengamatan menunjukkan BIP. Sehari setelah melakukan
hubungan seksual dipertimbnagkan sebagai hari subur karena ada
cairan semen yang dapat menghalangi pengamatan terhadap
lendir.
3. Apabila terlihat perubahan dari BIP, maka pasangan tidak boleh
melakukan hubungan pada hari tersebut dan hari-hari berikutnya
selama masih terjadi perubahan dan tiga hari kemudian ketika BIP
kembali
4. Biasanya perubahan dari BIP mengidentifikasikan dimulainya fase
subur, semua perubahan ini berlanjut hingga hari puncak.
b) Peraturan pada hari puncak yaitu hindari hubungan seksual sampai
hari keempat setelah hari puncak diidentifikasi.
6) MAL
MLA merupakan metode kontrasepsi alamiah yang mengandalkan
pemberian ASI pada bayinya. Akan tetap mempunyai efek kontrasepstif apabila
menyusukan secara penuh (eksklusif), belum haid dan usia bayi kurang dari 6
bulan. Mal berfungsi efektif hingga 6 bulan, dan bila tetap belum ingin hamil,
kombinasikan dengan metode kontrasepsi lain setelah bayi berusia 6 bulan.
Konseling yang dilakukan kepada klien harus jelas dan informatif, sehingga
pencegahan kehamilan dapat terjadi, seperti : memberikan ASI (secara penuh)
dari kedua payudara sesuai kebutuhan (sekitar 6-10 kali per hari), memberikan
ASI paling sedikit satu kali pada malam hari (tidak boleh lebih dari 4-6 jam
diantara 2 pemberian), tidak menggantikan jadwal pemberian ASI dengan
makanan/cairan lain, jika frekuensi menyusukan kurang dari 6-10 kali @ 60 ml
per hari atau atau bayi tidur semalaman tanpa menyusu (mendapat ASI), maka
MLA kurang dapat diandalkan untuk metode kontrasepsi, serta menggantikan
jadwal pemberian ASI dengan makanan atau suplemen lainnya maka daya hisap
bayi akan berkurang sehingga mengurangi efektifitas mekanisme kerja
kontraseptif MLA
Mekanisme kerja pada MAL adalah dengan adanya sekresi GnRH yang
tidak teratur akan menganggu pelepasan hormon FSH (follicle stimulating
hormone) dan LH (leutinizing hormone) untuk menghasilkan sel telur dan
menyiapkan endometrium, penghisapan ASI yang intensif secara berulangkali
akan menekan sekresi hormon GnRH (gonadotrophin releasing hormone) yang
mengatur kesuburan, sehingga rendahnya kadar hormon FSH dan LH menekan
perkembangan folikel di ovarium dan menekan ovulasi.

2. Metode Modern
1) Kondom
a. Kondom Pria
Kondom adalah sarung karet yang dipakai pada alat kemaluan pria selama
melakukan hubungan seksual. Cara menggunakan kondom:
1) Bila seorang pria tidak disunat tarik selaput kulit kepala penis ke belakang.
Kemudian masukan ujung penis kedalam mulut kondom dan masukan
sampai ke ujung akhir penis yang keras.
2) Dengan terus memencet ujung penis, buka gulungan kondom sampai
semua kondom bisa meliputi semua permukaan penis. Bagian ujung
kondom yang agak longgar akan menampung cairan sperma. Bila ujung
penis tidak berongga, kondom bisa pecah.
3) Setelah pria ejakulasi, maka dia sebaiknya memegang ujung dan pinggiran
kondom dan mengeluarkannya dari vagina sewaktu penis masih dalam
keadaan tegang.
4) Tarik keluar kondom. Jangan sampai bocor sehingga cairan sperma
keluar.
5) Bentuk ikatan pada pangkal kondom kemudian dibuang dengan cara
dibakar atau dikubur sehingga jauh dari kemungkinan permainan ank-
anak atau binatang.
b. Kondom Wanita
Kondom wanita yang bisa pas divagina dan menutupi bibir luar bisa dimasukan ke
dalam vagina sebelum melakukan hubungan seksual. Kondom hanya digunakan
sekali pakai, karena akan mudah robek bila dicuci dan digunakan kembali.
Kondom wanita merupakan cara KB yang efektif bisa melindungi dari penularan
PMS dan kehamilan serta berada dibawah kendali wanita. Cara memakai kondom
wanita:
1) Buka bungkusan kondom cari cincin dalam yang berupa cincin yang bertutup.
2) Pencet cincin dalam tersebut dan pegang oleh jari-jari tangan.
3) Masukan cincin ke dalam lubang vagina
4) Dorong cincin sampai betul-betul masuk vagina. Sedangkan cincin luar tetap
berada diluar vagina.
5) Bila melakukan hubungan seksual masukan penis sampai masuk ke dalam
cincin luar tersebut.
6) Lepaskan segera kondom wanita setelah selesai berhubungan sebelum kita
berdiri. Plintir cincin luar kondom supaya cairan sperma masih tetap berada di
dalam kondom.

2) Pil kombinasi (cara KB yang mengandung estrogen dan progestin)


Cara yang paling meyakinkan dalam mencegah kehamilan adalah pasangan
wanitanya menggunakan pil kontrasepsi. Terdapat beberapa jenis pil ini, tetapi
masing-masing mengandung hormone esterogen dan progesterone yang
menghambat ovulasi. Agar benar-benar efektif maka pil tersebut harus di minum
dengan tepat sesuai petunjuk yang tercantum.
Ada beberapa jenis pil kontrasepsi, antara lain :
a. Kontrasepsi Oral Kombinasi
Pil ini mengandung 30-50 µg estrogen dan antara 0,5-2 mg progesterone
(noretisteron). Kombinasi estrogen menekan ovulasi dan progesterone di
tambahkan untuk mengendalikan siklus menstruasi. Maksud pemberian pil ini
adalah untuk mencegah pematangan folikel de Graaf dan pembentukkan
korpus luteum. Kombinasi-kombinasi kontrasepsi ini juga:
1) Menyebabkan mucus serviks tidak dapat di tembus oleh sperma dan
meningkatkan kekentalannya (viskositasnya).
2) Mengurangi gerakan atau motilitas tuba falopi dengan cara mengurangi
kerja peristaltik sehingga sperma yang tetap hidup akan sangat mengalami
kesulitan bergerak sepanjang tuba falopi untuk sampai uterus.
Siklus menstruasi di tekan, tetapi withdrawal bleeding yang siklis tetap terjadi
apabila pil harian tersebut di ganti dengan placebo. Metode ini dapat di terima
karena mengurangi gangguan siklis dan secara estetik dapat di terima, karena
metode ini tidak berhubungan dengan masalah hubungan seksual.
Efek Samping
Walaupun demikian, metode ini mempunyai kerugian, mempunyai efek
samping seperti :
• Efek karena kelebihan estrogen
Ada rasa mual, kadang di sertai muntah, diare dan rasa perut kembung.
Selain itu menyebabkan retensi cairan karena kurangnya pengeluaran air
dan natrium. Retensi cairan ini dapat menyebabkan bertambahnya berat
badan. Oleh karena itu, pada akseptor di anjurkan untuk kurangi konsumsi
garam. Efek samping lainnya berupa sakit kepala, nyeri pada mamae.
Konsumsi pil yang cukup lama dengan dosis estrogen yang tinggi dapat
menyebabkan pembesaran mioma uteri, akan tetapi biasanya pembesaran
itu berhenti jika pemakaian pil di hentikan.
Rendahnya dosis estrogen dalam pil dapat mengakibatkan spotting dan
withdrawal bleeding dalam masa intermenstruum.
• Efek karena kelebihan progesterone
Karena hal ini dapat menyebabkan nafsu makan meningkat disertai
bertambahnya berat badan. Dapat menimbulkan jerawat dan alopesia
karena efek androgenic dari jenis progesterone yang di pakai dalam pil.
• Efek samping yang berat
Dapat terjadi trombo-emboli, trombo-emboli ini dapat terjadi apabila di
dukung oleh faktor-faktor predisposisi seperti merokok, hipertensi, diabetes
mellitus dan obesitas.
• Menstruasi tidak teratur atau bercak-bercak. Pil kombinasi sering membuat
datang bulan lebih pendek dan lebih ringan.

Kontraindikasi
Tidak semua wanita dapat menggunakan pil kombinasi untuk kontrasepsi.
Kontraindikasinya antara lain :
• Kontraindikasi mutlak
- Tumor-tumor yang dipengaruhi estrogen
- Penyakit-penyakit hati yang aktif, baik akut maupun menahun
- Pernah mengalami trombo phlebitis, trombo-emboli, kelainan serebrovaskular
- Diabetes mellitus
- Kehamilan
• Kontraindikasi relatif
- Depresi
- Migraine
- Mioma uteri
- Hipertensi
- Oligomenorea dan amenorea
Kelebihan dan Kekurangan pil kombinasi
• Kelebihan
- Efektivitasnya dapat di percaya
- Frekuensi koitus tidak perlu di atur
- Siklus haid tidak teratur
- Keluhan dismenorea yang primer menjadi berkurang atau hilang sama sekali
• Kekurangan
- Pil harus di minum setiap hari
- Motivasi harus kuat
- Adanya efek samping walaupun efeknya sementara
- Kadang-kadang setelah berhenti minum pil dapat timbul amenorea yang
persisten
- Harganya relative mahal
Cara pemakaian pil kombinasi:
Pil tersedia dalam paket berisi 21 atau 28 tablet. Bila memakai paket 28 tablet,
minumlah pil setiap hari selama sebulan. Segera setelah selesai 1 paket, mulailah
dengan paket yang baru dan seterusnya. Bila memakai paket 21 pil, minumlah pil
setiap hari selama 21 hari, kemudian tunggu 7 hari sebelum mulai dengan paket yang
baru.
Pil yang terlambat diminum atau lupa akan menyebabkan perdarahan sedikit, seperti
datang bulan yang ringan.
1. Pil Progesteron
Karena jenis pil ini tidak mengandung estrogen maka pil ini lebih aman bagi wanita
yang tidak cocok pil kombinasi dan bagi wanita timbul efek samping pada
pemakaian pil kombinasi. Pil ini juga lebih baik bagi ibu menyusui karena tidak
mengandung zat yang menyebabkan pengurangan produksi ASI. Penggunaan pil
ini sangat efektif bagi ibu-ibu menyusui.
Pada beberapa wanita pil ini menekan ovulasi secara sempurna. Pada beberapa
wanita yang lain folikel mengalaman pematangan secara normal, tetapi terjadi fase
luteal yang dipersingkat dan tidak terjadi produksi progesterone. Kerja kontrasepsi
pil progesterone saja terletak pada kerjanya pada mucus serviks dengan membuat
mukus ini lebih kental dan sulit dilewati sperma, dan dengan mengurangi kerja
peristaltik tuba falopi sehingga sperma yang tetap hidup sangat sulit atau tidak
mungkin mencapai uterus.
Efek samping yang umum terjadi:
• Perdarahan tidak teratur atau bercak-bercak
• Datang bulan terlambat
• Sering pusing

2. Pil sekuensial
Pil ini hanya mengandung estrogen di minum selama setengah pertama siklus
mentruasi dan kemudian selama setengah siklus yang kedua diberikan pil yang
mengandung baik estrogen maupun progesterone. Efek keseimbangan hormone ini
ialah penekanan ovulasi, dan karena kadar estrogen tinggi, maka juga akan
menekan laktasi apabila diberikan kepada pasien post natal. Sekuensial
memberikan banyak efek samping, yang meliputi bertambahnya berat badan,
perubahan payudara, mual, sakit kepala dan penurunan libido.
Secara umum ada beberapa komplikasi yang terjadi pada kontrasepsi oral, yaitu
mencakup sebagai berikut :
A – Abdominal pain, mengindikasikan masalah pada hepar atau kandung empedu.
C – Chest pain atau sesak napas, mengindikasikan adanya sumbatan pembuluh
darah pada paru atau jantung.
H – Headaches, disebabkan oleh gangguan kardiovaskular atau hipertensi.
E – Eye problem, mengindikasikan gangguan vascular atau hipertensi.
S – Severe leg pain, mengidikasikan proses trombo-emboli.

3) Implant
Pengertian Kontrasepsi Implan
a. Kontrasepsi Implan adalah metode kontrasepsi yang diinsersikan pada bagian
subdermal, yang hanya mengandung progestin dengan masa kerja panjang, dosis
rendah, dan reversibel untuk wanita (Speroff & Darney, 2005).
b. Kontrasepsi Implan adalah sistem norplant dari implan subdermal levonorgestrel
yang terdiri dari enam skala kapsul dimethylsiloxane yang dibuat dari bahan sylastic,
masing-masing kapsul berisi 36 mg levonorgestrel dalam format kristal dengan masa
kerja lima tahun (Varney, 1997).
Cara Kerja Kontrasepsi Implan :
a. Lendir serviks menjadi kental
Kadar levonorgestrel yang konstan mempunyai efek nyata terhadap terhadap mucus
serviks. Mukus tersebut menebal dan jumlahnya menurun, yang membentuk sawar untuk
penetrasi sperma.
b. Mengganggu proses pembentukan endometrium sehingga sulit terjadi implantasi.
Levonorgestrel menyebabkan supresi terhadap maturasi siklik endometrium yang
diinduksi estradiol, dan akhirnya menyebabkan atrofi. Perubahan ini dapat mencegah
implantasi sekalipun terjadi fertilisasi; meskipun demikian, tidak ada bukti mengenai
fertilisasi yang dapat dideteksi pada pengguna implan.
c. Mengurangi transportasi sperma
Perubahan lendir serviks menjadi lebih kental dan sedikit, sehingga menghambat
pergerakan sperma.
d. Menekan ovulasi
Levonorgestrel menyebabkan supresi terhadap lonjakan luteinizing hormone (LH), baik
pada hipotalamus maupun hipofisis, yang penting untuk ovulasi.

Jenis – jenis Kontrasepsi Implan


a. Norplant
Dipakai sejak tahun 1987. Terdiri dari 6 batang silastik lembut berongga dengan panjang
3,4 cm , dengan diameter 2,4 mm, yang diisi dengan 36 mg levonorgestrel dan lama
kerjanya 5 tahun. Pelepasan hormon setiap harinya berkisar antara 50 – 85 mcg pada
tahun pertama penggunaan, kemudian menurun sampai 30 – 35 mcg per hari untuk lima
tahun berikunya. Saat ini norplant yang paling banyak dipakai.
b. Implanon
Terdiri dari satu batang putih lentur yang berisi progestin generasi ketiga, yang
dimasukkan kedalam inserter steril dan sekali pakai/disposable, dengan panjang kira-
kira 40 mm, dan diameter 2 mm, terdiri dari suatu inti EVA (Ethylene Vinyl Acetate)
yang berisi 68 mg 3-keto-desogestrel dan lama kerjanya 3 tahun. Pada permulaannya
kecepatan pelepasan hormonnya adalah 60 mcg per hari, yang perlahan-lahan turun
menjadi 30 mcg per hari selama masa kerjanya.
c. Jadena dan Indoplant
Terdiri dari 2 batang yang diisi dengan 75 mg levonorgestrel dengan lama kerja 3 tahun.
d. Uniplant
Terdiri dari 1 batang putih silastic dengan panjang 4 cm, yang mengandung 38 mg
nomegestrol asetat dengan kecepatan pelepasan sebesar 100 μg per hari dan lama kerja
1 tahun.
e. Capronor
Terdiri dari 1 kapsul biodegradable. Biodegradable implan melepaskan progestin dari
bahan pembawa/pengangkut yang secara perlahan-lahan larut dalam jaringan tubuh.
Bahan pembawanya sama sekali tidak perlu dikeluarkan lagi misal pada norplant. Tetapi
sekali bahan pembawa tersebut mulai larut, ia tidak mungkin dikeluarkan lagi. Tingkat
penggunaan kontrasepsi implan dapat diperbaiki dengan menghilangkan kebutuhan
terhadap pengangkatan secara bedah. Kapsul ini mengandung levonorgestrel dan terdiri
dari polimer E-kaprolakton. Mempunyai diameter 0,24 cm, terdiri dari dua ukuran
dengan panjang 2,5 cm mengandung 16 mg levonorgestrel, dan kapsul dengan panjang
4 cm yang mengandung 26 mg levonorgestrel. Lama kerja 12 – 18 bulan. Kecepatan
pelepasan levonorgestrel dari kaprolakton adalah 10 kali lebih cepat dibandingkan
silastic.
Keuntungan dan Kerugian Kontrasepsi Implan
1) Keuntungan Kontrasepsi Implan, meliputi :
a. Daya guna tinggi
Kontrasepsi implan merupakan metode kontrasepsi berkesinambungan yang aman
dan sangat efektif. Efektivitas penggunaan implant sangat mendekati efektivitas
teoretis. Efektivitas 0,2 – 1 kehamilan per 100 perempuan.
b. Perlindungan jangka panjang (sampai 5 tahun)
Kontrasepsi implan memberikan perlindungan jangka panjang. Masa kerja paling
pendek yaitu satu tahun pada jenis implan tertentu (contoh : uniplant) dan masa kerja
paling panjang pada jenis norplant.
c. Pengembalian kesuburan yang cepat
Kadar levonorgestrel yang bersirkulasi menjadi terlalu rendah untuk dapat diukur
dalam 48 jam setelah pengangkatan implan. Sebagian besar wanita memperoleh
kembali siklus ovulatorik normalnya dalam bulan pertama setelah pengangkatan.
Angka kehamilan pada tahun pertama setelah pengangkatan sama dengan angka
kehamilan pada wanita yang tidak menggunakan metode kontrasepsi dan berusaha
untuk hamil. Tidak ada efek pada jangka panjang kesuburan di masa
depan.Kembalinya kesuburan setelah pengangkatan implan terjadi tanpa penundaan
dan kehamilan berada dalam batas-batas normal. Implan memungkinkan penentuan
waktu kehamilan yang tepat karena kembalinya ovulasi setelah pengangkatan implan
demikian cepat.
d. Tidak memerlukan pemeriksaan dalam
Implan diinsersikan pada bagian subdermal di bagian dalam lengan atas.
e. Bebas dari pengaruh estrogen
Tidak mengandung hormon estrogen. Kontrasepsi implan mengandung hormon
progestin dosis rendah. Wanita dengan kontraindikasi hormon estrogen, sangat tepat
dalam penggunaan kontrasepsi implan.
f. Tidak mengganggu kegiatan sanggama
Kontrasepsi implan tidak mengganggu kegiatan sanggama, karena diinsersikan pada
bagian subdermal di bagian dalam lengan atas.
g. Tidak mengganggu ASI
Implan merupakan metode yang paling baik untuk wanita menyusui. Tidak ada efek
terhadap kualitas dan kuantitas air susu ibu, dan bayi tumbuh secara normal. Jika ibu
yang baru menyusui tidak sempat nantinya (dalam tiga bulan), implan dapat
diisersikan segera Postpartum.
h. Klien hanya kembali ke klinik bila ada keluhan
i. Dapat dicabut setiap saat
j. Mengurangi jumlah darah haid
Terjadi penurunan dalam jumlah rata-rata darah haid yang hilang.
k. Mengurangi / memperbaiki anemia
Meskipun terjadi peningkatan dalam jumlah spotting dan hari perdarahan di atas pola
haid pra-pemasangan, konsentrasi hemoglobin para pengguna implan meningkat
karena terjadi penurunan dalam jumlah rata-rata darah haid yang hilang.
Kerugian Kontrasepsi Implan, meliputi :
Pada kebanyakan klien dapat menyebabkan perubahan pola haid berupa perdarahan
bercak (spotting), hipermenorea, atau meningkatkan jumlah darah haid, serta amenorea.
Sejumlah perubahan pola haid akan terjadi pada tahun pertama penggunaan, kira-kira
80% pengguna. Perubahan tersebut meliputi perubahan pada interval antar perdarahan,
durasi dan volume aliran darah, serta spotting (bercak-bercak perdarahan). Oligomenore
dan amenore juga terjadi, tetapi tidak sering, kurang dari 10% setelah tahun pertama.
Perdarahan yang tidak teratur dan memanjang biasanya terjadi pada tahun pertama.
Walaupun terjadi jauh lebih jarang setelah tahun kedua, masalah perdarahan dapat terjadi
pada waktu kapan pun.
Timbulnya keluhan-keluhan, seperti :
a. Nyeri kepala
Sebagian besar efek samping yang dialami oleh pengguna adalah nyeri kepala; kira-
kira 20% wanita menghentikan penggunaan karena nyeri kepala.
b. Peningkatan berat badan
Wanita yang meggunakan implan lebih sering mengeluhkan peningkatan berat badan
dibandingkan penurunan berat badan. Penilaian perubahan berat badan pada
pengguna implan dikacaukanoleh perubahan olahraga, diet, dan penuaan. Walaupun
peningkatan nafsu makan dapat dihubungkan dengan aktivitas androgenik
levonorgestrel, kadar rendah implan agaknya tidakmempunyai dampak klinis
apapun. Yang jelas, pemantauan lanjutan lima tahun pada 75 wanita yang
menggunakan implan Norplant dapat menunjukkan tidak adanya peningkatan dalam
indeks masa tubuh (juga tidak ada hubungan antara perdarahan yang tidak teratur
dengan berat badan).
c. Jerawat
Jerawat, dengan atau tanpa peningkatan produksi minyak, merupakan keluhan kulit
yang paling umum di antara pengguna implan. Jerawat disebabkan oleh aktivitas
androgenik levonorgestrel yang menghasilkan suatu dampak langsung dan juga
menyebabkan penurunan dalam kadar globulin pengikat hormon seks (SHBG, sex
hormonne binding globulin), menyebabkan peningkatan kadar steroid bebas (baik
levonorgestrel maupun testosteron). Hal ini berbeda dengan kontrasepsi oral
kombinasi yang mengandung levonorgestrel, yang efek estrogen pada kadar SHBG-
nya (suatu peningkatan) menghasilkan penurunan dalam androgen bebas yang tidak
berikatan. Tetapi umum untuk keluhan jerawat mencakup pengubahan makanan,
praktik higiene kulit yang baik dengan menggunakan sabun atau pembersih kulit,
dan pemberian antibiotik topikal (misalnya larutan atau gel klindamisin 1%, atau
reitromisin topikal). Penggunaan antibiotik lokal membantu sebagian besar
pengguna untuk terus menggunakan implan.
d. Perubahan perasaan (mood) atau kegelisahan (nervousness)
Pemasangan dan pengangkatan implan menjadi pengalaman baru bagi sebagian
besar wanita. Sebagaimana dengan pengalaman baru manapun, wanita akan
menghadapinya dengan berbagai derajat keprihatinan serta kecemasan. Walaupun
ketakutan akan rasa nyeri saat pemasangan implan merupakan sumber kecemasan
utama banyak wanita, nyeri yang sebenarnya dialami tidak separah yang
dibayangkan. Pada kenyataannya, sebagian besar pasien mampu menyaksikan
dengan santai proses pemasangan atau pengangkatan implannya. Wanita harus
diberitahu bahwa insisi yang dibuat untuk prosedur tersebut kecil dan mudah
sembuh, meninggalkan jaringan parut kecil yang biasanya sukar dilihat karena lokasi
dan ukurannya.
e. Membutuhkan tindak pembedahan minor untuk insersi dan pencabutan.
Implan harus dipasang (diinsersikan) dan diangkat melalui prosedur pembedahan
yang dilakukan oleh personel terlatih. Wanita tidak dapat memulai atau
menghentikan metode tersebut tanpa bantuan klinisi. Insiden pengangkatan yang
mengalami komplikasi adalah kira-kira 5%, suatu insiden yang dapat dikurangi
paling baik dengan cara pelatihan yang baik dan pengalaman dalam melakukan
pemasangan serta pencabutan implan.
f. Tidak memberikan efek protektif terhadap infeksi menular seksual termasuk AIDS.
Implan tidak diketahui memberikan perlindungan terhadap penyakit menular seksual
seperti herpes, human papiloma virus, HIV AIDS, gonore atau clamydia. Pengguna
yang berisiko menderita penyakit menular seksual harus mempertimbangkan untuk
menambahkan metode perintang (kondom) guna mencegah infeksi.
g. Klien tidak dapat menghentikan sendiri pemakaian kontrasepsi.
Dibutuhkan klinisi terlatih dalam melakukan pengangkatan implan.
h. Efektivitas menurun bila menggunakan obat-obat tuberculosis (rifampisin) atau obat
epilepsy (fenitoin dan barbiturat).
Obat-obat ini sifanya menginduksi enzim mikrosom hati. Pada kasus ini, penggunaan
implan tidak dianjurkan karena cenderung menigkatkan risiko kehamilan akibat
kadar levonorgestrel yang rendah di dalam darah.
i. Insiden kehamilan ektopik sedikit lebih tinggi.
Angka kehamilan ektopik selama menggunakan kontrasepsi implan adalah 0,28 per
1000 wanita per tahun penggunaan. Walaupun risiko terjadinya kehamilan ektopik
selama menggunakan implan rendah, jika kehamilan memang terjadi, kehamilan
ektopik harus dicurigai karena kira-kira 30% kehamilan pada saat menggunakan
implan merupakan kehamilan ektopik.

4) KB Suntikan
Salah satu tujuan utama dari penelitian kontrasepsi adalah untuk mengembangkan suatu
metode kontrasepsi yang berdaya kerja panjang (lama), yang tidak membutuhkan
pemakaian setiap hari atau setiap akan bersanggama, tetapi tetap reversibel. Dua
kontrasepsi suntikan berdaya kerja lama yang sekarang banyak dipakai adalah :
1. DMPA (Depot Medroxyprogesterone asetat) = Depo Provera
a. Dipakai di lebih dari 90 negara, telah digunakan selama kurang lebih 20 tahun dan
smapai saat ini akseptornya berjumlah kira-kira 5 juta wanita.
b. Diberikan sekali setiap 3 bulan dengan dosis 150 mg.
2. NET-EN (Norethindrone enanthate) = Noristerat
a. Dipakai lebih dari 40 negara, dengan jumlah akseptor kira-kira 1,5 juta wanita.
b. Diberikan dalam dosis 200 mg sekali setiap 8 minggu atau sekali setiap 8 minggu
untuk 6 bulan pertama (= 3x suntikan pertama), kemudin selanjutnya sekali setiap
12 minggu.
Baik DMPA maupun NET EN sangat aktif dengan angka kegagalan untuk :
DMPA : < 1 per 100 wanita pertahun
NET EN : 2 per 100 wanita pertahun
Efek samping utama : gangguan pola haid. Sedangkan efek samping lain kecil sekali,
antara lain :
− Berat badan naik, antara 1-5 kg (DMPA).
− Sebagian besar wanita belum kembali fertilitasnya selama 4-5 bulan setelah
menghentikan suntikannya.
Penelitian-penelitian membuktikan bahwa sampai saat ini kontrasepsi suntikan tidak
menambah risiko terjadinya karsinoma seperti karsinoma payudara atau serviks,
progesteron, termasuk DMPA digunakan untuk mengobati karsinoma endometrium.
Farmakologi dari Kontrasepsi Suntikan
DMPA :
1. Tersedia dalam larutan mikrokristaline.
2. Setelah 1 minggu penyuntikan 150 mg, tercapai kadar puncak, lalu kadarnya tetap
tinggi untuk 2-3 bulan, selanjutnya menurun kembali.
3. Ovulasi mungkin sudah dapat timbul setelah 73 hari penyuntikan, tetapi umumnya
ovulasi baru timbul kembali setelah 4 bulan atau lebih.
4. Pada pemakaian jangka alama, tidak tejadi efek akumulatif dari DMPA dalam
darah/serum.

NET EN :
1. Merupakan suatu progestin yang berasal dari testosterone, dibuat dalam larutan
minyak. Larutan minyak tidak mempunyai ukuran partikel yang tetap dengan akibat
pelepasan obat dari tempat suntikan kedalam sirkulasi darah dapat sangat bervariasi.
2. Lebih cepat di metabolisir dan kembalinya kesuburan lebih cepat dibandingkan
dengan DMPA.
3. Setelah disuntikkan, NET EN harus di ubah menjadi norethindrone (NET) sebelum
ia menjadi aktif secara biologis.
4. Kadar puncak dalam serum tercapai dlam 7 hari setelah penyuntikan, kemudian
menurun secara tetap dan tidak ditemukan lagi dalam waktu 2,5 – 4 bulansetelah
disuntikkan.

Mekanisme Kerja Kontrasepsi Suntikan


1. Primer: Mencegah ovulasi
Kadar FSH dan LH menurun dan tidak terjadi sentakan LH (LH surge). Respons
kelenjar hypofisis terhadap gonadotropin-releasing hormon eksogenous tidak
berubah, sehingga memberi kesan proses terjadi di hipothalamus daripada kelenjar
di hypofisis. Ini berbeda dengan POK, yang tampaknya menghambat ovulasi melalui
efek langsung pada kelenjar hypofisis. Penggunaan kontrasepsi suntikan tidak
menyebabkan hipo-estrogenik.
Pada pemakaian PDMA, endometrium menjadi tipis dan atrofi dengan kelenjar-
kelenjar yang tidak aktif. Sering stroma menjadi edematous. Pemakaian jangka
panjang, endometrium dapat menjadi sedemikian tipisnya, sehingga tidak dapat atau
sedikit sekali jaringan bila dilakukan biopsi. Tetapi, perubahan-perubahan tersebut
akan kembali menjadi normal dalam waktu 90 hari setelah suntikan DMPA terakhir.
2. Sekunder:
a. Lendir serviks menjadi kental dan sedikit, sehingga dapat menjadi barier terhadap
spermatozoa
b. Membuat endometrium menjadi kurang baik/layak untuk implantasi dari ovum
yang telah dibuahi
c. Kemungkinan besar mempengaruhi kecepatan transpor ovum di dalam tuba
fallopii

Kontra-Indikasi Suntikan
WHO menganjurkan untuk tidak menggunakan kontrasepsi suntikan pada:
❖ Kehamilan
❖ Ca Mammae
❖ Ca Traktus Genitalia
❖ Pendarahan Abnormal Uterus
Disamping itu WHO juga menganjurkan untuk:
❖ Mempertimbangkan kontra indikasi yang berlaku untuk POK
❖ Pada wanita dengan DM atau riwayat DM selama kehamilan, harus dilakukan
follow up dengan teliti, karena dari beberapa percobaan laboratorium, ditemukan
bahwa DMPA mempengaruhi metabolism karbohidrat.

Efek Samping Suntikan


❖ Gangguan haid; ini yang paling sering terjadi dan paling sering mengganggu.
a. Pola haid yang normal dapat berubah menjadi:
❖ Amenore
❖ Perdarahan ireguler
❖ Perdarahan bercak
❖ Perubahan dalam frekuensi, lama dan jumlah darah yang hilang
b. Efek pada pola haid tergantung pada lama pemakaian
Perdarahan inter-menstrual dan perdarahan bercak berkurang dengan jalannya
waktu, sedangkan kejadian amenore bertambah besar.
c. Insidens yang tinggi dari amenore diduga berhubungan dengan atrofi
endometrium. Sedangkan sebab-sebab dari perdarahan ireguler masih belum
jelas, dan tampaknya tidak ada hubungan dengan perubahan dalam kadar
hormone atau histologi endometrium.
d. DMPA lebih sering menyebabkan perdarahan, perdarahan- bercak dan amenore
dibandingkan dengan NET EN, dan amenore pada DMPA tampaknya lebih
sering terjadi pada akseptor dengan berat badan tinggi
e. Bila terjadi amenore, berkurangnya darah haid sebenarnya memberikan efek
yang menguntungkan yakni berkurangnya insidens anemia
f. Untung bahwa perdarahan yang hebat, yang dapat membahayakan diri akseptor,
jarang terjadi.
❖ Berat badan yang bertambah
a. Umumnya pertambahan berat badan tidak terlalu besar, bervariasi antara < 1kg-
5 kg pada tahun pertama
b. Penyebab pertambahan berat badan tidak jelas. Tampaknya terjadi karena
bertambahnya lemak tubuh dan bukan karena retensi cairan tubuh
c. Hipotesa para ahli: DMPA merangsang pusat pengendalian nafsu makan di
hypothalamus, yang menyebabkan ekseptor makan lebih banyak dari pada
biasanya.
❖ Sakit Kepala
Inseden sakit kepala adalah sama pada DMPA maupun NET EN dan terjadi pada
kurang dari 1-17% akseptor
❖ System kardiovaskular
a. Tampaknya hampir tidak ada efek pada tekanan darah atau system pembekuan
darah maupun system fibrinolitik. Tidak ditemukan bukti-bukti bahwa DMPA
maupun NET EN menambah resiko timbulnya bekuan darah atau gangguan
sirkulasi lain.
b. Perubahan dalam metabolism lemak, terutama penurunan HDL kolesterol, baik
pada DMPA maupun NET EN dicurigai dapat menambah besar resiko
timbulnya penyakit kardiovaskuler. HDL kolesterol rendah menyebabkan
timbulnya arterosklerosis. Sedangkan terhadap trigliserida dan kolesterol total
tidak ditemukan efek apapun dari kontrasepsi suntikan.

Jenis kontrasepsi berdasarkan waktu pemberian:


a. Kontrasepsi suntikan jangka panjang yang baru
WHO meneliti dua macam kontrasepsi suntikan yang baru, yang merupakan
senyawa ester berasal dari NET atau Levonorgestrel. Ester adalah kombinasi
streroid dengan suatu asam:
1) HRP002
Berisi levonorgestrel butanoate, dosis 20mg akan mencegah ovulasi untuk 3
bulan, beredar tahun 1992
2) HRP011
Berisi levonorgestrel 3-oxime cyclopentyl carboxylate, yang secara kimiawi
serupa dengan progestin lain yaitu norgestimate. Senyawa tersebut kurang
mengakibatkan perubahan-perubahan endometrium. Dosis yang sedang diteliti
20, 40, dan 60 mg. jangka penyuntikan 6 bulan beredar pada pertengahan
dasawarsa 1990.

Keuntungan dari kontrasepsi suntikan senyawa ester ini lebih banyak


dibandingkan kontrasepsi suntikan yang sudah ada atau standar:
➢ Pelepasan hormon dari tempat suntikan berjalan hampir konstan, tanpa
pelepasan-awal yang tinggi seperti yang terjadi pada DMPA dan NET EN
➢ Diberikan dalam larutan mikrokristaline yang aqueous seperti yang dipakai
pada DMPA, sehingga pembuatannya lebih mudah dan biaya nya lebih
murah.

b. Kontrasepsi suntikan sekali sebulan


Banyak digunakan di Negara-negara latin dan RRC terdiri dari kombinasi dari
estrogen dan progesteron.
Kontrasepsi sekali sebulan memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan
kontrasepsi biasa atau standar, yaitu:
1) Menimbulkan perdarahan teratur setiap bulan
2) Kurang menimbulkan perdarahan bercak atau perdarahan irregular lainnya
3) Kurang menimbulkan amenore
4) Efek samping lebih cepat menghilang setelah suntikan dihentikan
Adapun kekurangan dari kontrasepsi sekali sebulan adalah:
a. Penyuntikan lebih sering
b. Biaya keseluruhan lebih tinggi
c. Kemungkinan efek samping karena estrogen
Efek Non-Kontraseptif
Kontrasepsi suntikan juga mempunyai efek non-kontraseptif yang menguntungkan,
yaitu:
a. DMPA telah diakui sebagai terapi untuk karsinoma endometrium (primer maupun
mestatik)
b. Pada wanita yang sedang menyusui, DMPA dapat menambah jumlah ASI
c. Kadar Hb sering bertambah, sehingga dapat menolong mencegah anemia, baik
pada DMPA maupu NET EN
d. Pada penderita penyakit sickle cell (suatu penyakit genetic di afrika), DMPA
mengurangi rasa sakit dan terdapat lebih sedikit sel darah merah abnormal.
e. DMPA juga memberi proteksi terhadap beberapa macam infeksi traktus
genitalia/PID
f. DMPA juga mencegah vulvo-vaginal candidiasis
g. DMPA mengurangi resiko karsinoma ovarium dan karsinoma endometrium
h. DMPA diperbolehkan di Amerika Serikat untuk dipakai pada karsinoma ginjal
(sebagai pengobatan paliatif)
i. DMPA kadang-kadang digunakan untuk mengobati pubertas praecox
j. DMPA dalam dosis sangat tinggi digunakan untuk mengurangi kadar testosterone
pada pria dengan kelakuan seksual yang abnormal.

5) Alat dalam rahim IUD (IUCD, COPPER-T, SPIRAL)


Kontrasepsi IUD (Intra Uterine Device) merupakan alat kontrasepsi yang dipasang
dalam rahim yang relatif lebih efektif bila dibandingkan dengan metode pil, suntik
dan kondom. Efektifitas metode IUD antara lain ditunjukkan dengan angka
kelangsungan pemakaian yang tertinggi bila dibandingkan dengan metode tersebut
diatas. Alat kontrasepsi dalam rahim terbuat dari plastik elastik, dililit tembaga atau
campuran tembaga dengan perak. Lilitan logam menyebabkan reaksi anti fertilitas
dengan waktu penggunaan dapat mencapai 2-10 tahun, dengan metode kerja
mencegah masuknya spermatozoa /sel mani ke dalam saluran tuba. Pemasangan dan
pencabutan alat kontrasepsi ini harus dilakukan oleh tenaga medis (dokter atau bidan
terlatih), dapat dipakai oleh semua perempuan usia reproduksi namun tidak boleh
dipakai oleh perempuan yang terpapar infeksi menular seksual (BKKBN, 2002).
Jenis IUD yang dipakai di Indonesia antara lain adalah (Bari, 2006) :
a. Copper-T
Jenis IUD Copper-T berbentuk T, terbuat dari bahan polyethelen dimana pada
bagian vertikalnya diberi lilitan kawat tembaga halus. Lilitan tembaga halus ini
mempunyai efek anti fertilitas (anti pembuahan) yang cukup baik.
b. Copper-7
Jenis IUD Copper-7 berbentuk angka 7 dengan maksud untuk memudahkan
pemasangan. Jenis ini mempunyai ukuran diameter batang vertikal 32 mm dan
ditambahkan gulungan kawat tembaga luas permukaan 200 mm2, fungsinya sama
dengan lilitan tembaga halus pada IUD Copper-T.
c. Multi load
Jenis IUD multi load terbuat dari plastik (polyethelene) dengan dua tangan kiri dan
kanan berbentuk sayap yang fleksibel. Panjang dari ujung atas ke ujung bawah 3,6
cm. Batang diberi gulungan kawat tembaga dengan luas permukaan 250 mm2 atau
375 mm2 untuk menambah efektifitas. Ada tiga jenis ukuran multi load yaitu
standar, small, dan mini.
d. Lippes loop
Jenis IUD Lippes loop terbuat dari polyethelene, berbentuk huruf spiral atau huruf
S bersambung. Untuk memudahkan kontrol, dipasang benang pada ekornya.
Lippes loop terdiri dari 4 jenis yang berbeda menurut ukuran panjang bagian
atasnya. Tipe A berukuran 25 mm (benang biru), tipe B 27,5 mm (benang hitam),
tipe C berukuran 30 mm (benang kuning) dan tipe D berukuran 30 mm dan tebal
(benang putih). Lippes loop mempunyai angka kegagalan yang rendah.
Keuntungan dari pemakaian IUD jenis ini adalah bila terjadi perforasi, jarang
menyebabkan luka atau penyum batan usus, sebab terbuat dari bahan plastik.

Cara Kerja IUD


Cara kerja dari IUD antara lain yaitu (Bari, 2006) :
1. Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopii.
2. Memengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai cavum uteri.
3. Mencegah sperma dan ovum bertemu dengan membuat sperma sulit masuk ke
dalam alat reproduksi perempuan dan mengurangi sperma untuk fertilisasi.
4. Memungkinkan untuk mencegah implantasi telur dalam uterus.

Keuntungan dan Kelemahan IUD


Keuntungan dari penggunaan alat kontrasepsi IUD yakni (Bari, 2006) :
a. Sangat efektif. 0,6-0,8 kehamilan /100 perempuan dalam 1 tahun pertama (1
kegagalan dalam 125-170 kehamilan).
b. IUD dapat efektif segera setelah pemasangan.
c. Metode jangka panjang (10 tahun proteksi dari CuT-380A dan tidak perlu diganti).
d. Tidak mempengaruhi hubungan seksual.
e. Sangat efektif karena tidak perlu lagi mengingat-ingat.
f. Meningkatkan kenyamanan seksual karena karena rasa aman terhadap risiko
kehamilan
g. Tidak ada efek samping hormonal dengan CuT-380A.
h. Tidak memengaruhi kualitas dan volume ASI
i. Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau abortus (apabila tidak terjadi infeksi).
j. Dapat digunakan sampai menopause (1 tahun atau lebih setelah haid terakhir).
k. Tidak ada interaksi dengan obat-obat.

Kelemahan dari penggunaan IUD yaitu (Bari, 2006):


a. Efek samping yang umum terjadi, seperti : perubahan siklus haid (umumnya pada 3
bulan pertama dan akan berkurang setelah 3 bulan), haid lebih lama dan banyak,
perdarahan antar menstruasi, saat haid lebih sakit.
b. Komplikasi lain: merasa sakit dan kejang selama 3 sampai 5 hari setelah
pemasangan, perdarahan berat pada waktu haid atau diantaranya yang
memungkinkan penyebab anemia, perforasi dinding uterus (sangat jarang apabila
pemasangan benar).
c. Tidak mencegah IMS termasuk HIV/AIDS.
d. Tidak baik digunakan pada perempuan dengan IMS atau yang sering berganti
pasangan.
e. Penyakit radang panggul terjadi sesudah perempuan dengan IMS memakai IUD,
penyakit radang panggul dapat memicu infertilitas.
f. Prosedur medis, termasuk pemeriksaan pelviks diperlukan dalam pemasangan IUD.
g. Sedikit nyeri dan perdarahan (spotting) terjadi segera setelah pemasangan IUD.
Biasanya menghilang dalam 1-2 hari
h. Pencabutan IUD hanya dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan (dokter atau bidan)
yang terlatih.
i. Mungkin IUD keluar dari uterus tanpa diketahui (sering terjadi apabila IUD dipasang
segera setelah melahirkan).
j. Perempuan harus memeriksa posisi benang IUD dari waktu ke waktu.

Waktu Penggunaan IUD


Penggunaan IUD sebaiknya dilakukan pada saat (Bari, 2006) :
1. Setiap waktu dalam siklus haid, yang dapat dipastikan klien tidak hamil.
2. Hari pertama sampai ke-7 siklus haid.
3. Segera setelah melahirkan, selama 48 jam pertama atau setelah 4 minggu pasca
persalinan; setelah 6 bulan apabila menggunakan metode amenorea laktasi (MAL).
4. Setelah terjadinya keguguran (segera atau dalam waktu 7 hari) apabila tidak ada
gejala infeksi.
5. Selama 1 sampai 5 hari setelah sanggama yang tidak dilindungi.

Waktu Kontrol IUD


Kelemahan dari penggunaan IUD adalah perlunya kontrol kembali untuk memeriksa
posisi benang IUD dari waktu ke waktu. Waktu kontrol IUD yang harus diperhatikan
adalah (Bari, 2006) :
a. 1 bulan pasca pemasangan
b. 3 bulan kemudian
c. Setiap 6 bulan berikutnya
d. Bila terlambat haid 1 minggu
e. Perdarahan banyak atau keluhan istimewa lainnya

6) Sterilisasi
Terdapat beberapa cara operasi yang bisa membuat pria atau wanita hampir tidak
mungkin bisa mempunyai anak lagi. Karena hasil operasi ini bersifat permanen, maka
tindakan ini hanya tepat bagi ibu atau bapa yang betul-betul telah yakin tidak ingin
mempunyai anak lagi.
Untuk mendapatkan pelayanan tindakan operasi ini, ibu atau bapa harus pergi ke RS yang
mampu melayani operasi tersebut. Operasi ini cukup cepat dan aman yang jarang
menimbulkan efek samping.
a. Vasektomi (operasi pria)
Adalah suatu tindakan bedah yang sangat sederhana dimana dilakukan pemotongan
saluran yang membawa sperma dari buah pelir ke penis. Buah pelirnya sendiri masih
tetap utuh, tidak dipotong sama sekali. Operasi ini dilakukan di Puskesmas, dimana
petugas kesehatan telah dilatih untuk melakukannya. Tindakan operasi ini hanya
berlangsung beberapa menit.
Operasi ini tidak mengubah kemampuan untuk melakukan hubungan seksual
ataupun untuk merasakan kenikmatan hubungan seksual. Pria masih mampu untuk
ejakulasi cairan sperma atau semen tetapi cairan tersebut tidak mengandung benih
sperma. Setelah operasi, pria tersebut harus terlebih dahulu ejakulasi sampai 20 kali
sebelum benih sperma betul-betul telah bersih. Selama menunggu pakailah cara-cara
kb yang telah biasa dipakai.
b. Tubektomi (operasi wanita)
Pemutusan saluran telur wanita sedikit lebih rumit dari pada vasektomi, tetapi tetap
merupakan tindakan bedah yang aman hanya berlangsung sekitar 30 menit.
Petugas kesehatan membuat sayatan kecil di kulit perut ibu, kemudian memotong
atau mengikat saluran yang membawa sel telur dari indung telur kerahim. Tindakan
ini tidak akan mengubah kemampuan wanita untuk melakukan hubungan seksual
ataupun menikmati hubungan seksual. Penting: sterilisasi tidak melindungi terhadap
PMS, termasuk AIDS. Kita harus tetap memikirkan cara untuk perlindungan untuk
penyakit-penyakit tersebut.

7) MAL (Metode Aminorea Laktasi)


Metode Aminorea Laktasi (MAL) adalah metode kontrasepsi sementara yang
mengandalkan pemberian ASI secara eksklusif artinya, diberikan ASI saja tanpa
tambahan makanan dan minuman lainnya.
Cara kerja
Cara kerja dari metode MAL adalah menunda atau menekan terjadinya ovulasi. Pada saat
laktasi atau menyusui hormon yan berperan adalah oksitosin dan prolaktin.semakin
sering menyusui maka kadar prolaktin meningkat dan hormon gonadotropin melepaskan
hormon penghambat (inhibitor). Hormon penghambat akan mengurangi kadar estrogen
sehingga tidak terjadi ovulasi.
Manfaat
Metode MAL memberikan manfaat kontrasepsi dan non kontrasepsi. Manfaat non
kontrasepsi:
Untuk bayi:
❖ Mendapatkan kekebalan pasif.
❖ Peningkatan gizi.
❖ Mengurangi resiko penyakit menular.
❖ Terhidar dari keterpaparan terhadap kontaminasi air, susu formula, atau alat minum
yang dipakai.
Untuk ibu:
❖ Mengurangi perdarahan post partum.
❖ Membantu proses involusi uteri.
❖ Mengurangi resiko anemia.
❖ Meningkatkan hubungan psikologi antara ibu dan bayi.
Kelemahan:
❖ Memerlukan persiapan dimulai sejak kehamilan.
❖ Metode ini hanya efektif digunakan selama 6 bulan setelah melahirkan, belum
mendapat haid dan menyusui secara eksklusif.
❖ Tidak melindungi dari penyakit menular.
❖ Bukan merupakan pilihan bagi wanita yang tidak menyusui.
❖ Kesulitan dalam mempertahankan pola menyusui secara eksklusif.
Menyusui bisa efektif mencegah kehamilan bila terdapat keadaan seperti berikut ini:
1. Bayi berumur kurang dari 6 bulan.
2. Datang bulan belum dimulai sejak melahirkan.
3. Ibu hanya memberikan ASI saja bagi bayi dan memberikannya setiap bayi merasa
lapar dengan jarak antara waktu makan kurang dari 6 jam baik siang maupun
malam. Bayi sering minum ASI di malam hari.
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BERENCANA PADA Ny. M

I. PENGKAJIAN
A. BIODATA
1. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. M
Umur : 30 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Alamat : Jl. Gereja Indra Kasih
Tanggal Pengkajian : 27 Mei 2019
2. IDENTITAS PENANGGUNG JAWAB
Nama :Tn. S
Umur : 32 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Hubungan dengan pasien : Suami
Alamat : Jl. Gereja Indra Kasih

B. ALASAN MASUK
Datang ke Puskesmas kecamatan Medan Tembung dengan keluhan haid tidak
teratur ( tidak normal )

C. KELUHAN UTAMA
Ny. M mengatakan haid tidak teratur, Ny. M Klien mengatakan ia adalah
akseptor KB Suntik 3 bulan, dan sebelum menggunakan KB suntik haid nya
selalu teratur

D. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG


Haid tidak teratur (tidak normal).

E. RIWAYAT KESEHATAN DAHULU


Ny. M mengatakan tidak pernah dirawat di rumah sakit dan ini yang pertama
kali datang ke Puskesmas untuk memeriksakan penyakitnya.

F. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA


-
G. RIWAYAT OBSTETRI GINEKOLOGI
1. RIWAYAT GINEKOLOGI
a. Riwayat Menstruasi
1) Menarche : ibu mengatakan menarche pada usia 13 tahun
2) Siklus : ibu mengataan siklus haidnya 28 hari
3) Lama : ibu mengatakan lama menstruasi 5-6 hari
4) Banyaknya : ibu mengatakan 3 kali ganti pembalut perhari
5) Sifat darah : ibu mengatakan encer
6) Teratur/tidak : ibu mengatakan teratur
7) Disminorhoe : ibu mengatakan kadang-kadang merasakan
nyeri
b. Riwayat perkawinan
1) Usia perkawinan : 10 tahun
2) Lama perkawinan : 10 tahun
3) Pernikahan ke :1
c. Riwayat KB
1) Macam peserta : baru
2) Metode yang pernah dipakai : suntik 3 bulan, penggunaan 1
tahun
3) Keluhan selama pemakaian kontrasepsi: haid tidak teratur (tidak
normal)

2. RIWAYAT OBSTETRI
a. Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu
G3P3A0

Tgl/ tahun Tempat Umur Jenis Penolon anak Nifas Keadaan anak
partus partus kehamilan partus g sekarang
JK BB PB Keadaan Laktasi

1/12/2010 Klinik 9 Bulan Norma Bidan Lk 2,9 48 Sehat ASI hidup


l

3/10/2014 Klinik 9 Bulan Norma Bidan Lk 3 50 Sehat ASI hidup


l

10/6/2017 Klinik 9 Bulan Norma Bidan Pr 3 49 Sehat ASI hidup


l

H. DATA BIOLOGIS
1. Pola kebiasaan sehari-hari
a. Nutrisi
Makan : Ibu makan 3 kali sehari dengan MB (Makanan Biasa) dan lauk
pauk
Minum : Ibu minum air putih sebanyak 6-7 gelas/hari.
b. Istirahat tidur
Ibu tidur siang 2 jam, tidur malam selama 7-8 jam/hari dari pukul 21.00
wib – 05.00 wib.
c. Eliminasi
BAK : Frekuensi BAK pasien 3-4 kali/hari, warna kuning jernih
volume urine 1200-1500 cc/hari, berbau khas.
BAB : Ibu BAB pasien 1 kali/hari, berwarna kuning, konsistensi
lembek dengan bau yang khas.
d. Personal Hygine
Klien mandi 2 kali/hari semua kegiatan personal hygiene dilakukan
secara mandiri

2. Riwayat Psikologi
Ibu mengatakan merasa cemas karena haidnya tidak teratur, ibu selalu
bertanya mengapa haidnya tidak teratur dan Ibu tidak tahu bahwa amenore
yang dialaminya adalah efek samping dari penggunaan alat kontrasepsi KB
Suntik 3 bulan, ibu mengatakan BB nya naik sejak memakai alat kontrasepsi
KB Suntik 3 bulan.

3. Pemeriksaan Fisik
1. Pemeriksaan Fisik
Kesadaran : Compos mentis
TD : 120/80 mmHg
Suhu : 37,5 oC
HR : 76 x/i
RR : 20 x/i
Tinggi badan : 157 cm
BB sebelum menggunakan KB Suntik : 57 kg
Berat badan saat di kaji : 63 kg
2. Pemeriksaan Head to Toe
a. Kepala
Kulit kepala bersih, bentuk kepala oval dan tidak ada ditemukan luka
pada bagian kepala.
b. Rambut
Rambut pasien hitam dan lurus, tampak bersih.
c. Mata
Sklera tidak ikterus, konjungtiva tidak anemis, reaksi pupil terhadap
cahaya baik (+/+), mata isokor (+/+), fungsi penglihatan baik ditandai
dengan pasien dapat membaca dengan jelas. Tanpa mengguanakan
alat bantu.
Palpasi: Nyeri tekan tidak ada
d. Hidung
Bentuk dan posisi simetris, tidak dijumpai adanya kelainan struktur.
Perdarahan tidak ada, fungsi penciuman baik, pasien dapat
membedakan bau.
Palpasi: Nyeri tekan tidak ada
e. Telinga
Bentuk dan posisi simetris, tidak dijumpai adanya peradangan dan
perdarahan, fungsi pendengaran baik, ditandai dengan pasien biasa
mendengar detik arloji, dan tidak memakai alat bantu pendengaran.
f. Mulut
Bibir tampak kering, gigi berlubang, mukosa lembab, bau mulut ada.
Pasien dapat mengucapkan kata-kata dengan baik, tidak ada
pembengkakan atau peradangan, pengecapan baik dan dapat
membedakan rasa asam, asin, manis, dan pahit.
Inspeksi: bentuk dada simetris, frekuensi pernafasan 28x/i, klavikula
dan scapula simetris.
g. Gigi
Kebersihan gigi baik, tidak ada peradangan dan perdarahan pada gigi,
jumlah gigi 28 buah, tidak terdapat caries
h. Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada peningkatan tekanan
vena jugularis dan tidak dijumpai adanya kaku kuduk.
i. Thorax/dada
Inspeksi : Simetris kiri dan kanan
Palpasi : Stem fremitus kiri dan kanan
Perkusi : Sonur kiri dan kanan
Auskultasi : tidak ada ronchi, tidak ada wheezing
j. Jantung
Inspeksi : Frekuensi denyut jantung 76x/i, Tidak ada
pembesaran atau pembengkakan
Palpasi : Batas jantung tidak teraba dengan jelas
Perkusi : Shifting dullness
Auskultasi : Bunyi jantung Lub-Dup
k. Abdomen
Inspeksi : Datar, tidak nampak massa atau benjolan, turgor
kulit baik, kembali dalam ± 2 detik.
Palpasi : Nyeri tekan tidak ada, tidak ada massa
Perkusi : Tidak kembung
Auskultasi : Bising usus normal 30 kali/menit
l. Ekstremitas
Atas : Akral hangat, tidak ada oedem, pergerakan baik, reflex,
bisep kiri dan kanan +/+, refreks trisep kiri dan kanan +/+.
Bawah : Akral hangat, tidak ada oedem, ROM kanan dan
kiri aktif, reflex patela kiri dan kanan +/+.

I. DATA FOKUS
DS:
1. Klien mengatakan merasa cemas karena haidnya tidak teratur
2. Klien mengatakan merasa bingung
Do:
1. Klien tampak gelisah
2. Klien tampak tegang
3. Kesadaran : Compos mentis
4. TD : 120/80 mmHg
5. Suhu : 37,5 oC
6. HR :76 x/i
7. RR : 20 x/i

J. ANALISA DATA
No. DATA ETIOLOGI PROBLEM
1. Tanda dan Gejala Mayor Kurang terpapar Ansietas
DS : informasi
1. Klien mengatakan merasa
cemas karena haidnya tidak
teratur
2. Klien mengatakan merasa
bingung
DO:
1. Klien tampak gelisah
2. Klien tampak tegang
8. Kesadaran : Compos mentis
9. TD : 120/80 mmHg
10. Suhu : 37,5 oC
11. HR :76 x/i
12. RR : 20 x/i

2. Tanda dan Gejala Mayor Kurang terpapar Defisit


DS : informasi Pengetahuan
Klien selalu bertanya mengapa Tentang
haidnya tidak teratur dan Ibu tidak Penggunaan
tahu bahwa amenore yang Kontrasepsi KB
dialaminya adalah efek samping Suntik
dari penggunaan alat kontrasepsi
KB Suntik 3 bulan
DO :
Klien merasa khawatir dan
berpikiran negatif

K. DIAGNOSIS KEPERAWATAN
1. D.0080 Ansietas berhubungan dengan kurang terpapar informasi ditandai
dengan merasa khawatir dengan akibat kondisi yang dihadapi (hlm, 180).
2. D.0111 Defisit Pengetahuan Tentang Penggunaan Kontrasepsi KB Suntik
berhubungan dengan kurang terpapar informasi ditandau dengan
menanyakan masalah yang dihadapi (hlm,246).

L. PERENCANAAN KEPERAWATAN
No. SDKI SLKI SIKI

1. D.0080 Setelah dilakukan Terapi Relaksasi


tindakan keperawatan (I.09326)
Ansietas berhubungan selama 1 x 24 jam
dengan kurang terpapar diharapkan tingkat Observasi
informasi ditandai dengan ansietas pasien
merasa khawatir dengan Identifikasi penurunan
menurun dengan tingkat energi,
akibat kondisi yang kriteria hasil : ketidakmampuan
dihadapi Tingkat Ansietas berkonsentrasi atau
(L.09093) gejala lain yang
1. Verbalisasi mengganggu
khawatir akibat kemampuan kognitif
kondisi yang Terapeutik
dihadapi menurun
2. Perilaku gelisah 1. Berikan informasi
menurun tertulis tentang
persiapan dan
prosedur relaksasi
2. Gunakan nada
suara lembut
dengan irama
lambat dan
berirama
Edukasi

1. Jelaskan tujuan,
manfaat, batasan
jenis relaksasi
2. Anjurkan rileks
dan merasakan
sensasi relaksasi
2. D.0111 Setelah dilakukan Edukasi Kesehatan
Defisit Pengetahuan tindakan keperawatan (I.12383)
Tentang Penggunaan selama 1 x 24 jam
Kontrasepsi KB Suntik diharapkan tingkat Observasi
berhubungan dengan pengetahuan pasien 1. Identifikasi
kurang terpapar informasi meningkat dengan kesiapan dan
ditandau dengan kriteria hasil : kemampuan
menanyakan masalah Tingkat Pengetahuan menerima
yang dihadapi 1. Perilaku sesuai informasi
anjuran meningkat 2. Identifikasi factor
2. Verbalisasi minat – factor yang dapat
dalam belajar meningkatkan dan
3. Kemampuan menurunkan
menggambarkan motivasi perilaku
pengalaman hidup bersih dan
sebelumnya yang sehat
sesuai dengan topik Terapeutik

1. Sediakan materi
dan media
pendidikan
kesehatan
Edukasi

1. Jelaskan factor
risiko yang dapat
mempengaruhi
kesehatan
M. CATATAN PERKEMBANGAN
No. TANGGAL IMPLEMENTASI EVALUASI

1. 27 Mei 2021 Memberikan edukasi tentang S : Ny. M sudah cukup


penggunaan kontrasepsi KB paham
suntik 3 bulan
O : Ny. R tampak lebih
rileks dan paham

A : Masalah teratasi

P : Intervensi dihentikan

Anda mungkin juga menyukai