Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH ANALISIS JURNAL

EFEKTIFITAS PIJAT TANGAN, PIJAT KAKI DAN KOMBINASI


PIJAT TANGAN DAN KAKI TERHADAP INTENSITAS NYERI POST
SECTIO CAESAREA

Disusun Oleh:

1. Aulia Kentri Fazareni (1810206012)


2. Nur Sufiati (1810206014)
3. Dyah Setyo Anugraheni (1810206015)
4. Muhammad Fachrul Azmi

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2019
ANALISIS JURNAL
A. Abstrak
Jurnal yang kami bahas memiliki kelengkapan secara ringkas mulai dari latar
belakang hingga saran. Isinya antara lain menjelaskan:
1. Latar belakang
Penelitian ini dilakukan karena ada beberapa ibu yang mengalami nyeri post sectio
caesarea dantakut untuk melakukan beberapa kegiatan pada hari ke 3 post op sectio
caesaria. Studi sebelumnya menyatakan bahwa salah satu terapi nonfarmakologi
adalah untuk melepaskan rasa sakit dengan menggunakan pijatan tangan dan kaki.
2. Tujuan penelitian
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menyelidiki efektivitas pijat tangan dan pijat
kaki dan kombinasi pijat tangan dan pijat kaki terhadap penurunan intensitas nyeri
pada pasien post sectio caesarea di Rumah Sakit Umum Pringsewu Lampung
3. Metode Penelitian
penelitian ini merupakan penelitian eksperimental semu dengan desain pretest-posttest
kelompok kontrol non-acak. Lima puluh satu pasien pasca operasi caesar direkrut
sebagai sampel dalam penelitian ini yang terdiri dari 17 responden di masing-masing
kelompok
4. Hasil
Hasil penelitian dalam jurnal ini ada perbedaan yang signifikan dalam intensitas nyeri
sebelum dan sesudah dengan p-value 0,0005. berarti terdapat perbedaan pijat tangan
1,058; pijat kaki 0,882; dan kombinasi pijat tangan dan kaki -0,882.
B. Pendahuluan (Gap Of Knowledge)
Di Indonesia sectio caesarea umumnya dilakukan jika ada indikasi medis tertentu,
sebagai terminasi intervensi untuk kehamilan dengan komplikasi. Sectio caesarea juga
merupakan pilihan alternatif persalinan karena dianggap lebih mudah dan lebih nyaman.
25% dari total jumlah kelahiran dilakukan oleh wanita denngan sectio caesarea yang
tidak berisiko tinggi untuk persalinan normal dan komplikasi persalinan lainnya
(Departemen Kesehatan, 2016). Pada 2005 - 2011 kejadian SC di Indonesia rata-rata 7%
dari total jumlah kelahiran, sedangkan pada 2006 hingga 2012kejadian rata-rata SC
meningkat menjadi 12% (WHO, 2014). Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) pada 2013, kelahiran sectio caesaria di Provinsi Lampung adalah 9,8%
dengan proporsi tertinggi di DKI Jakarta (19,9%) dan terendah di Sulawesi Tenggara
(3,3%). Persalinan yang sering terjadi adalah persalinan dengan Sectio caesarea dimana
dalam 20 tahun terakhir, sectio caesarea (SC) telah menjadi tren karena berbagai alasan.
Peningkatan ini terjadi karena beberapa alasan, yaitu adanya hambatan dialami oleh janin
dan ibu, tetapi tidak sedikit SC dilakukan karena permintaan ibu yang tidak ingin
memberi lahir secara normal karena alasan ketakutan. Sectio caesarea adalah prosedur
pembedahan seperti kelahiran janin melalui sayatan di dinding perut dan dinding rahim
(Lawdermilk, 2013). Salah satu efek dari post sectio caesarea adalah rasa sakit di tulang
belakang, rasa sakit di jahitan, rasa sakit pada sayatan dan juga mual dan muntah karena
efek anestesi. Pada pasien dengan post sectio caesar juga mungkin untuk merasakan rasa
kebingungan dan ketakutan dalam aktivitas sehari-hari dan kondisi yang dialami klien
juga perlu untuk menyesuaikan kondisi tindakan pasca operasi. Rasa sakit dan gelisah ini
jika tidak diperhatikan, dapat memperlambat proses penyembuhan (Hassani, 2015).
C. Metodologi
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode penelitian
eksperimen semu dengan kontrol non-acak desain pretest-posttest dibagi dalam beberapa
kelompok. Responden yang berpartisipasi dalam penelitian ini sejumlah 51 orang.
Kemudian dibagi menjadi tiga intervensi kelompok, masing-masing kelompok sebanyak
17 responden. Grup A (pijat tangan), B (pijat kaki), dan C (pijat tangan dan kaki). Semua
kelompok intervensi akan dilakukan pada hari yang berbeda. Asisten penelitian pertama
ditugaskan intervensi pijat tangan, sedangkan asisten kedua bertanggung jawab atas
intervensi pijat kaki. Setelah responden cukup, diikuti oleh intervensi ketiga, yaitu pijat
tangan dan kaki. Durasi pijat di kelompok A dan B adalah 10-15 menit dan kelompok C
adalah 15-20 menit.
D. Hasil Penelitian
1. Pembahasan
a. Karakteristik Responden
1) Karakteristik Responden Pasien Pasca SC di Rumah Sakit Umum
Pringsewu, Lampung
Hasil ini menunjukkan bahwa 51 responden, 42 orang (82,3%) berada
pada usia subur (20 - 34 tahun), Islam adalah 48 orang (94,1%), tingkat
pendidikan sekolah menengah adalah 36 orang (70,6), 34 orang tidak bekerja
(66,7%), primipara 28 orang (55%) dan multipara 23 orang (45%).Dalam
penelitian ini, variabel yang diuji untuk homogenitas adalah karakteristik usia
dengan nilai signifikan adalah 0,222, agama 0,221, pendidikan 0,475, status
pekerjaan 0,568 dan paritas 0,220. Berdasarkan hasil ini bisa jadi
menyimpulkan bahwa nilai signifikansi dari karakteristik responden adalah
α> 0,05, berarti bahwa kelompok data dengan varian yang sama atau
homogen, sedangkan uji normalitas menunjukkan bahwa data terdistribusi
secara normal.
2) Intensitas nyeri sebelum dan sesudah Intervensi dalam kelompok pijat
tangan, pijat kakidan kombinasi pijat tangan dan pijat kaki.
Inntensitas nyeri sebelum intervensi dalam tiga kelompok ditemukan
bahwa 51 responden (100%) mengeluhkan nyeri hebat yang terkontrol
dengan skala rata-rata di nomor 8, di mana rentang skala nyeri berat
terkontrol adalah 7-9. Intensitas nyeri pada intervensi posttest (setelah) pada
tiga kelompok sebagian besar adalah nyeri sedang dengan mengurangi rasa
sakit rata-rata adalah 2 skala yang menjadi 6. Pada kelompok pijat tangan, 13
orang (25,5%) mengalami penurunan intensitas nyeri setelah intervensi,
dengan skala nyeri rata-rata berubah menjadi nyeri sedang (4 - 6). Pada
kelompok pijat kaki, 11 orang (21,6%) mengalami penurunan Intensitas nyeri
setelah intervensi dan pada kelompok pijat tangan dan kaki, 12 orang (23,5%)
juga mengalami penurunan intensitas nyeri setelah intervensi dengan skala
nyeri 4 - 6 (nyeri sedang)
b. Analisis Bivariat
1) Distribusi Intensitas Nyeri Rata-Rata Responden Sebelum dan
Setelah Intervensi (Paired t-test)
Intensitas nyeri rata-rata pada kelompok pijat tangan sebelum intervensi
adalah 7,82 (nyeri terkontrol parah) dengan standar deviasi 0,529,
sedangkan setelah intervensi diperoleh perubahan dalam rasa sakit.
Intensitas dengan rata-rata 5,41 (nyeri sedang) dengan standar deviasi
1,004. Dalam kelompok pijat kaki sebelum intervensi adalah 7,59 (nyeri
terkontrol parah) dengan standar deviasi 0,507, sedangkan setelah
intervensi diperoleh perubahan intensitas nyeri dengan rata-rata 6,06
(nyeri sedang) dengan standar deviasi 0,827. Kelompok pijatan tangan
dan kaki sebelum intervensi, intensitas nyeri rata-rata adalah 7,71 (nyeri
terkontrol parah) dengan standar deviasi 0,470, sedangkan setelah
intervensi diperoleh perubahan intensitas nyeri dengan rata-rata 6,06
(Nyeri sedang) dengan standar deviasi 0,748. Hasil uji statistik yang
diperoleh nilai p 0,0005, dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang
signifikan antara intensitas nyeri sebelum dan sesudah intervensi.
2) Distribusi Intensitas Nyeri Rata-rata dari Pijat Tangan, Pijat Kaki
dan Kombinasi (Pijat Tangan dan Kaki) Pasca Intervensi di Rumah
Sakit Umum Pringsewu pada tahun 2018 Anova (T-test)
Intensitas nyeri rata-rata pasca intervensi pada kelompok pijat tangan
adalah 5,29, kelompok pijat kaki adalah 6,06 dan intensitas nyeri dalam
kombinasi atau kelompok pijat tangan dan kaki adalah 6,24. Hasil uji
statistik diperoleh p-value 0,004, artinya pada alpha 5% dapat
disimpulkan bahwa ada a perbedaan intensitas nyeri dalam tiga
intervensi.
3) Distribusi Kelompok Perbedaan Nyeri Rata-Rata Intensitas Pijat
Tangan, Pijat Kaki dan Kombinasi (Pijat Tangan dan Kaki) Pasca
Intervensi di Rumah Sakit Umum Pringsewu pada tahun 2018
Terdapat perbedaan intensitas nyeri rata-rata pasca intervensi di tangan
kelompok pijat adalah 1,059, kelompok pijat kaki adalah 0,882 dan
intensitas nyeri dalam kombinasi atau tangan dan kaki kelompok pijat
adalah -0.882. Hasil uji statistik diperoleh nilai p 0,006 pada kelompok
pijat tangan, 0,026 pada kelompok pijat kaki dan 0,026 dalam kombinasi
atau kelompok pijatan tangan dan kaki, berarti pada alpha 5% dapat
disimpulkan bahwa ada perbedaan intensitas nyeri dalam tiga intervensi.
Analisis lebih lanjut membuktikan bahwa ada perbedaan yang signifikan
dalam kelompok intervensi pijat tangan, pijat kaki dan juga kombinasi
padakelompok pijat tangan dan kaki.
E. Pembahasan

Hasil analisis pada kelompok A menunjukkan bahwa ada efek pijatan tangan pada
intensitas nyeri sebelum dan setelah intervensi. Hal ini dibuktikan dengan menurunnya
skala nyeri responden dari skala nyeri terkontrol menjadi skala menengah, dengan
penurunan rata-rata dalam dua skala nyeri. Sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa
memberi stimulasi di bawah jaringan kulit dengan sentuhan dan tekanan lembut dapat
mengalihkan rasa sakit yang dirasakan. Dimana pelepasan beberapa mediator nyeri yang
menyebabkan sensitisasi perifer. Selanjutnya, stimulus mengirimkan impuls sistem saraf
tepi aferen yang merangsang nosireseptor / reseptor rasa sakit yang kemudian
ditransmisikan ke saraf kranial ke korteks somatosensorik di korteks serebral. Intervensi
pijatan tangan dapat memberikan efek relaksasi dengan merangsang pelepasan hormon
endorfin untuk mengendalikan impuls nyeri yang dikirim ke hipotalamus. Sebagian besar
karena pernah mengalami nyeri post sectiocaesarea sebelumnya sehingga nyeri yang
dirasakan saat ini adalah nyeri terberat dialami oleh responden. Penjelasan di atas sejalan
dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Ramesh et al (2015) bahwa pijat
tangan teknik memiliki beberapa manfaat, seperti membantu tubuh memompa lebih
banyak oksigen dan nutrisi ke semua jaringan dan organ vital dengan meningkatkan
sirkulasi dan mengendurkan otot, dan merangsang produksi hormon endorfin yang dapat
meringankannya sakit secara ilmiah. Manfaat pijat di tangan juga dijelaskan dalam studi
lain yang dilakukan oleh Erol pada tahun 2014 di Istanbul untuk pasien usia lanjut untuk
menghilangkan rasa sakit dan mengurangi tingkat depresi di rumah, di mana teknik pijat
tangan dapat menghambat rangsangan rasa sakit karena serat Delta akan menutup
gerbang sehingga korteks serebri tidak menerima pesan rasa sakit dan menyebabkan
persepsi nyeri adalah perubahan.

Kelompok B menunjukkan pengaruh intervensi sebelum dan sesudah memberikan


pijatan pada intensitas nyeri pasien post section caesar. Dibuktikan dengan meringankan
dalam skala rasa sakit dari skala nyeri parah yang terkontrol hingga sedang, dengan
pengurangan rata-rata dalam satu skala nyeri. Hasil ini sesuai dengan teori yang
menjelaskan bahwa lembut penindasan kaki dapat merangsang pelepasan hormon
endorfin dalam tubuh yang juga memberikan efek relaksasi untuk menekan impuls nyeri
di cornucle posterior sumsum tulang belakang. Proses nyeri terjadi melalui perifer aferen
saraf kemudian ditransmisikan ke spinothalamic. Dimana pada saraf tepi ada dua serat
yang mengontrol rangsangan rasa sakit, yaitu serat A-delta dan serat C. Pijat kaki
membuat serat A-delta yang terselubung oleh myelin akan bergerak melintasi sumsum
tulang belakang untuk menutup gerbang korteks serebral sehingga rasa sakit akan
dirasakan. Status paritas responden dalam kelompok pijat kaki sebagian besar multipara,
yang sudah mengalami persalinan dengan sectio caesarea sebelumnya. Ini bisa terkait
dengan nilai ambang nyeri pada kelompok, karena telah merasakan nyeri post sectio
caesarea maka responden lebih mampu untuk beradaptasi dengan rasa sakit yang
dirasakan.

Pada kelompok C (pijatan tangan dan kaki) menunjukkan pengaruh intervensi


sebelum dan sesudah diberikan tangan dan pijat kaki pada intensitas nyeri pada pasien
post sectio caesarea. Hal ini dibuktikan dengan menurunnya skala rasa sakit Terkontro, l
skala nyeri parah hingga sedang, dengan pengurangan rata-rata satu skala nyeri. Sesuai
dengan teori yang menjelaskan bahwa penekanan lembut pada tangan dan kaki dapat
merangsang hormon endorfin yang memberikan relaksasi berpengaruh pada tubuh.
Dalam kelompok ini, mayoritas status paritas responden adalah primipara, di mana
responden tidak pernah memiliki riwayat persalinan dengan operasi caesar Sectio
sebelumnya.Berdasarkan uraian di atas, peneliti meyakini bahwa hasil penelitian ini
sesuai dengan teori dan hasil penelitian sebelumnya.

F. Kesimpulan
Mayoritas responden berusia antara 20-34 tahun, beragama Islam, dengan tingkat
pendidikan SMA, tidak memiliki pekerjaan dan paritas status primipara. Hasil penelitian
pada kelompok intervensi menunjukkan perbedaan intensitas nyeri sebelum dan sesudah
intervensi pijat tangan, pijat kaki, kobinasi pijat tangan dan pijat kaki. Pijat tangan lebih
efektif dalam menghilangkan intensitas nyeri pada pasien post sectio caesarea daripada
dua lainnya dibuktikan oleh hasil p = 0,006 dan perbedaan rata-rata 1,059.
G. Kelebihan dan kekurangan jurnal
1. Kelebihan
Penjelasan dari jurnal ini sudah dijelaskan secara terperinci untuk hasil penelitiannya
pada kelompok yang diberikan perlakuan dan tidak diberikan perlakuan. Jurnal ini
merupakan jurnal terbaru dengan kriteria 5 tahun terakhir.
2. Kekurangan
Peneliti tidak dapat mengendalikan faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi rasa
sakit pada ibu pasca Sectio caesarea seperti sistem dukungan, budaya sosial,
kecemasan, dan pola koping. Terbatasnya sumber atau buku (literatur) yang
menjelaskan pijatan tangan dan kaki, sehingga peneliti hanya menggunakan beberapa
jurnal saja sebagai referensi. Teknik pengambilan sampel yang digunakan tidak hanya
menggunakan purposive sampling tetapi peneliti juga menggunakan aksidental teknik
pengambilan sampel karena terbatasnya jumlah pasien selama penelitian. Selain itu
ada beberapa ibu post sectio caesarea pada hari kedua dan ketiga menjadi responden.

H. Rekomendasi
Pijat tangann lebih efektif dalam mengurangi intensitas rasa sakit di antara pasien pasca
operasi dibandingkan dengan dua kelompok lainnya. Pijat tangan dapat digunakan
sebagai intervensi keperawatan independen pada gangguan rasa sakit di antara operasi
post sectio caesarea.
I. Daftar Pustaka
Sumber pustaka yang digunakanan terdapat ketidaksesuaian antara yang dicantumkan
diatas dengan daftar pustaka yang telah terlampir.
DAFTAR PUSTAKA

Yunitasari, E, Nursanti, I, Widakdo, G.(2018). The Effectiveness Of Hand Massage, Foot


Massage And Combination On Pain Intensity Of Post Sectio Caesarea. IMPACT:
International Journal of Research in Applied, Vol. 6, Issue 9,

Anda mungkin juga menyukai