P
DENGAN BRONKOPNEUMONIA
DI RUANG KASWARI RSUD WANGAYA DENPASAR
TANGGAL 23 S/D 26 JUNI 2009
Diajukan Oleh :
KOMANG MULIA OKTARI
NIM : 06E10314
LAPORAN KASUS
Diajukan sebagai salah satu persyaratan
dalam menyelesaikan pendidikan pada
Program Studi DIII Keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bali
Diajukan Oleh :
KOMANG MULIA OKTARI
NIM : 06E10314
pembimbing dan dapat diajukan Kehadapan Tim Penguji Laporan Kasus pada
Pembimbing
Penguji pada tanggal 10 Agustus 2009 dan diterima serta disyahkan oleh Dewan
2. Ns I A Rinjani,S.Kep ……………………...
NIP. 195909091983112001
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat rahmat-Nyalah studi kasus dengan judul “ASUHAN KEPERAWATAN
PASIEN A.P DENGAN BRONKOPNEUMONIA DI RUANG KASWARI RSUD
WANGAYA DENPASAR TANGGAL 23 S/D 26 JUNI 2009” dapat diselesaikan
tepat waktunya.
Laporan kasus ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu persyaratan
dalam mengakhiri pendidikan di Sekolah Tinggi Kesehatan Bali Denpasar. Dalam
penyusunan laporan kasus ini penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai
pihak, untuk itu melalui kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Dr.dr.Gde Raka Widiana, Sp.PD.KGH selaku Direktur RSUD Wangaya
Denpasar beserta staf yang memberi ijin dan kesempatan pada penulis untuk
mengambil kasus dalam pembuatan laporan ini.
2. Bapak Drs. I Ketut Widia, BN.Stud, MM, selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Bali Denpasar beserta staf dosen yang telah memberikan
kesempatan dan petunjuk kepada penulis dalam menyelesaikan laporan kasus
ini.
3. Ibu Ns. Ni Luh Putu Dina Susanti, S. Kep, M.Kep, selaku Kepala Program
Studi DIII Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Bali yang
telah memberikan dukungan dan bantuan selama kuliah ataupun penyusunan
laporan kasus ini.
4. Ibu Ni Luh Putu Astaningsih,A.md Kep, selaku Kepala Ruangan Kaswari dan
seluruh staf yang telah memberikan petunjuk dan masukan-masukan kepada
penulis dalam menyelesaikan laporan kasus ini.
5. Bapak I Gede Satria Astawa S.Kep selaku pembimbing dalam penyusunan
laporan kasus ini yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan
bimbingan dan petunjuk kepada penulis.
6. Seluruh Staf Dosen STIKES Bali Program Studi DIII Keperawatan atas segala
bimbingan selama penulis mengikuti pendidikan.
7. Keluarga A.P yang telah memberikan keterangan dan informasi data yang
dibutuhkan penulis di dalam penyusunan laporan kasus ini.
8. Seluruh rekan-rekan mahasiswa Program Studi DIII Keperawatan Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Bali yang telah membantu baik secara langsung
maupun tidak langsung yang pada kesempatan ini tidak dapat penulis sebutkan
satu persatu.
9. Bapak, Ibu, Paman, Bibi, Adik, Kakak, keluarga yang telah memberikan
dorongan moril maupun materiil kepada penulis selama penulis mengikuti
pendidikan.
Semoga segala bantuan yang telah diberikan kepada penulis mendapat
imbalan dari Tuhan Yang Maha Esa.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan kasus ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari pembaca sangat penulis harapkan
demi kesempurnaan laporan kasus ini.
Akhir kata penulis berharap semoga laporan kasus ini bermanfaat bagi para
pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
Isi Halaman
LEMBAR JUDUL ...................................................................................... i
PERNYATAAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................ iii
KATA PENGANTAR ................................................................................. iv
DAFTAR ISI ............................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ....................................................................................... viii
DAFTAR BAGAN ...................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................... 1
B. Tujuan Penulisan ................................................................ 3
C. Metode Penulisan ............................................................... 4
D. Sistematika Penulisan ......................................................... 4
BAB II TINJAUAN TEORITIS DAN TINJAUAN KASUS
A. Tinjauan Teori...................................................................... 5
1. Konsep Dasar Bronkopneumonia.................................. 5
a. Pengertian................................................................ 5
b. Anatomi Saluran Nafas dan Patofisiologi............... 6
c. Pemeriksaan Diagnostik.......................................... 12
d. Penatalaksanaan Medis............................................ 14
2. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Bronkopenumonia 15
a. Pengkajian............................................................... 15
b. Perencanaan ............................................................ 19
c. Pelaksanaan ............................................................ 29
d. Evaluasi ..................................................................30
B. Tinjauan Kasus ................................................................... 33
1. Pengkajian .................................................................... 33
2. Perencanaan .................................................................. 52
3. Implementasi................................................................. 57
4. Evaluasi ........................................................................ 69
BAB III PEMBAHASAN
A. Pengkajian .......................................................................... 75
B. Perencanaan ........................................................................ 77
C. Pelaksanaan ........................................................................ 78
D. Evaluasi .............................................................................. 79
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ......................................................................... 81
B. Saran ................................................................................... 82
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 84
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Halaman
Bagan
31
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar
6
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
benda asing. Kasus ini biasa ditandai dengan suhu tubuh meningkat, sesak,
yang bersifat patologis (bronkiektaksis), selaput paru terisi cairan atau nanah
enam di Indonesia.
terakhir sebelum pengkajian yaitu dari Bulan Maret sampai Mei 2009
sebanyak 437 orang dan jumlah pasien anak ke ruang Kaswari sebanyak 384
pernafasan lainnya dan tidak ada pasien yang meninggal karena penyakit
penyembuhan terhadap serangan penyakit ini. Pola hidup yang sehat termasuk
makan makanan bergizi, berolahraga, tidur yang cukup merupakan usaha yang
dapat dilakukan untuk mencegah penyakit ini. Dalam hal ini perawat dituntut
DENPASAR" dengan harapan semoga nantinya hasil dari laporan kasus ini
B. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan pada laporan kasus ini adalah sebagai berikut :
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus :
dengan bronkopneumonia.
bronkopneumonia.
dengan bronkopneumonia.
4
dengan bronkopneumonia.
C. Metode Penulisan
D. Sistematika Penulisan
bab antara lain: Bab I Pendahuluan yang meliputi latar belakang, tujuan
BAB II
A. Tinjauan Teoritis
a. Pengertian
1) Pneumonia Lobaris
5
6
2) Pneumonia Lobularis/Bronkopneumonia
3) Pneumonia Interstisial
interlobular.
b. Anatomi Fisiologi
6
7
Organ-organ pernafasan :
a) Hidung
udara.
b) Tekak (faring)
makanan.
dibawahnya.
seperti kuku kuda (huruf C). Sebelah dalam diliputi oleh sel
7
8
f) Paru-paru
pertukaran udara.
2) Fisiologi Pernafasan
pernafasan internal.
nafas. Satu kali bernafas adalah satu kali inspirasi dan satu kali
paru.
c. Patofisiologi
infeksi dan non infeksi. Faktor infeksi berasal dari virus, bakteri, jamur
infeksi jalan nafas akan timbul reaksi jaringan berupa edema alveolar
retraksi otot dada, dan sesak, dimana tanda dan gejala tersebut dapat
efektif. Tanda dan gejala lain yang timbul adalah kelemahan, keletihan,
tubuh. Selain itu bisa juga terjadi demam dan berkeringat yang dapat
jalan nafas tak efektif. Masalah resiko penularan infeksi juga dapat
lain.
d. Pemeriksaan Diagnostik
1) Pemeriksaan Radiologi
a) Foto Thoraks
12
13
bronkopneumonia.
b) Tomografi
thoraks.
c) Fluoroskopi
siklus pernafasan.
d) Bronkografi
2) Pemeriksaan Laboratorium
hialin.
13
14
organisme khusus.
e. Penatalaksanaan
1) Medik
c) Simtomatis
saluran nafas.
elektrolit.
2) Keperawatan
a. Pengkajian
1) Aktitivitas/istirahat
2) Sirkulasi
3) Makanan /cairan
nutrisi)
4) Neurosensori
5) Nyeri /kenyamanan
atralgia
6) Pernafasan :
bibir/kuku).
7) Keamanan
8) Penyuluhan / pembelajaran
data obyektif.
1) Data Subyektif
2) Data Obyektif
17
18
Carpenito, 2000).
batuk menetap.
metabolisme.
18
19
pengetahuan.
b. Perencanaan
Rencana tindakan :
cairan paru.
19
20
pasien.
sekret.
secara mekanik.
ekspektoran, bronkodilator
Rencana tindakan :
kesehatan umum.
sistemik.
infeksi.
21
22
Rencana tindakan :
sistemik.
sesuai indikasi
sirkulasi/perfusi jaringan.
Rencana tindakan :
keringat
meningkat.
meningkatkan panas.
23
24
Rencana tindakan :
lain.
sedang.
penyebab pneumonia.
24
25
Rencana tindakan :
istirahat
istirahat
bantal.
secara mandiri.
menetap.
25
26
Rencana tindakan :
terlihat.
terjadi.
Rencana tindakan :
intervensi
26
27
selama perawatan.
d) Beri makan dalam porsi kecil tapi sering, beri dalam keadaan
hangat.
Rencana tindakan :
sistemik.
risiko dehidrasi.
cairan.
Rencana tindakan :
pengetahuan.
berlebihan.
28
29
mandiri.
terima.
c. Implementasi
d. Evaluasi
terjadi.
30
31
Bagan 1
alveoli
31
32
32
33
B. Tinjauan Kasus
1. Pengkajian
a. Pengumpulan data
1) Identitas
a) Anak
Nama : A.P
Nama : PK SN
33
34
sesak.
3) Alasan Dirawat
a) Keluhan Utama
MRS.
b) Riwayat Penyakit
berupa obat syrup dan obat pil yang diminum 3 x sehari, namun
23 Juni 2009 pukul 09.00 Wita tadi pagi. Dipoli anak kemudian
amp
35
36
Orang tua mengatakan BB anaknya baru lahir 3500 gram dan saat
36
37
a) Data Biologis
(1) Bernafas
(3) Eliminasi
karena haus, BAK namun setelah itu dapat tidur lagi. Ibu
39
40
b) Data Psikologis
Anak tampak nyaman bila ada orang tua dan anak kadang
disuntik.
c) Data Sosial
(2) Bermain
tempat tidur.
40
41
(3) Rekreasi
d) Data Spiritual
9) Pemeriksaan Fisik
a) Keadaan Umum
(2) Keadaan kulit : Turgor kulit elastis, lesi tidak ada, cyanosis
tidak ada
b) Ukuran-Ukuran
c) Gejala Kardinal
d) Keadaan Fisik
tidak ada.
cukup.
kebersihan cukup.
kebersihan cukup.
42
43
+
otot dada simetris, terdapat ronchi /+,
(9) Ekstriminitas :
tangan kanan.
TS Foto Thorax PA
Pulmo :
paru.
Kesan.
44
45
b. Analisa Data
TABEL 1
ANALISA DATA KEPERAWATAN PASIEN AP DENGAN BRONKOPNEUMOIA
DI RUANG KASWARI RSUD WANGAYA DENPASAR
TANGGAL 23 JUNI 2009
c. Rumusan Masalah
2) Intoleransi aktivitas
d. Analisa Data
Proses terjadinya :
napas pasien.
kehidupan anak.
2) P : Intoleransi aktivitas
Proses terjadinya :
47
48
penyakit.
Proses terjadi :
Proses terjadi :
pengobatan anaknya.
e. Diagnosa Keperawatan
2. Perencanaan
a. Prioritas Diagnosa
H 1/320,TD :100/60 mm
51
52
b. Rencana Perawatan
TABEL 2
RENCANA KEPERAWATAN PASIEN AP DENGAN BRONKOPNEUMONIA
DI RUANG KASWARI RSUD WANGAYA DENPASAR
TANGGAL 23 – 26 JUNI 2009
Hari/Tgl/
Diagnosa Keperawatan Rencana Tujuan Rencana Tindakan Rasional
Jam
1 2 3 4 5
Selasa, Bersihan jalan napas tak Setelah diberikan askep 1. Observasi vital sign 1. Tubuh akan
23-6-2009 efektif berhubungan dengan selama 3x24 jam setiap 8 jam berkompensasi apabila
Pkl 12.45 Peningkatan sekresi sekret diharapkan bersihan bersihan jalan nafas tak efektif
wita ditandai dengan Ibu jalan nafas pasien efektif dimana respirasi dan nadi akan
mengatakan anaknya masih dengan kriteria hasil: 2. Observasi KU meningkat.
sesak dan batuk berdahak 1. sesak tidak ada pasien setiap pergantian 2. Mengetahui efektifitas
yang sulit dikeluarkan. 2. batuk tidak ada shift perawatan dan perkembangan
Pasien tampak sesak, masih 3. ronchi -/- kesehatan pasien
terdengar batuk dan secret 4. RR : 19-24 3. Kaji frekuensi / 3. Takipnea pernafasan
yang tidak dapat di x/menit kedalaman pernafasan dangkal dan gerakan dada tak
keluarkan, pasien terlihat 5. N : 80-100 dan gerakan dada simetris sering terjadi karena
dipsnea, RR : 28 x/menit, N x/menit ketidak nyamanan dinding
: 100 x/menit, Terdengar 6. Secret tidak ada dada dan atau cairan paru
suara “grek-grek” (ronchi +/ 4. Beri posisi yang 4. Memungkin-kan upaya
+). nyaman (fowler atau nafas lebih dalam dan lebih
semi fowler) kuat serta menurunkan ketidak
nyamanan dada
52
53
Lanjutan
1 2 3 4 5
Di lanjutkan
54
Lanjutan
1 2 3 4 5
penyakit. terjadi dengan kriteria tanda infeksi mengalami perubahan seperti
hasil: nadi, respirasi dan suhu
1. Tidak terdapat meningkat ini menandakan
tanda-tanda infeksi sudah terjadi infeksi
2. WBC dalam
batas normal 4,6-10,2 3. Observasi KU 3. Mengetahui efektivitas
K/UL setiap pergantian shift perawatan dan perkembangan
3. Secret tidak ada kesehatan pasien.
4. Ronchi -/- 4. Lakukan teknik 4. menurunkan
5. KU pasien cuci tangan yang baik penyebaran/tambahan infeks.
membaik (septik dan aseptik).
5. Dorong 5. memudahkan proses
keseimbangan istirahat penyembuhan dan
adekuat dengan meningkatkan tahanan
aktivitas sedang. alamiah.
6. Untuk mengetahui apakah
6. Kolaborasi dalam terdapat peningkatan WBC
pemeriksaan lab darah yang menyebabkan infeksi.
lengkap. 7. meningkatkan energi dan
7. Tingkatkan asupan daya tahan tubuh.
nutrisi. 8. Cefotaxim merupakan
8. Delegatif dalam obat antibiotic yang dapat
pemberian antibiotika mengurangi infeksi
(Cefotaxim 3x500mg
iv)
Selasa, Intoleransi aktivitas Setelah diberikan askep 1. Kaji tingkat 1. menetapkan
23-6-2009 berhubungan dengan selama 3x24 jam kemampuan pasien kemampuan/kebutuhan pasien 54
Dilanjutkan
55
Lanjutan
1 2 3 4 5
Pkl 12.45 ketidakseimbangan antara diharapkan kebutuhan dalam aktivitas. dan memudahkan pilihan
wiita suplay dan kebutuhan O2 ADL pasien dapat intervensi
ditandai dengan Ibu terpenuhi dengan kriteria 2. Jelaskan pentingnya 2. menurunkan kebutuhan
mengatakan anak lemas dan hasil: istirahat dan metabolik, menghemat energi
hanya berbaring lemah. 1. Pasien tampak keseimbangan aktivitas untuk penyembuhan.
Pasien tampak lemah, lemas, tidak lemah lagi dan istirahat pada orang
terpasang IVFD D5% 20 2. N 80-100 tua.
tetes/menit pada tangan x/menit, 3. Bantu pasien dalam 3. pasien mungkin nyaman
kanan pasien, S. paratyphi C 3. RR 19-24 memilih posisi yang dengan kepala tinggi, tidur di
– O 1/320, S. typhi H 1/80, x/menit nyaman dalam kursi, atau menunduk ke depan
S. paratyphi B – H 1/320. beristirahat. meja atau bantal.
Selasa, Ansietas orang tua Setelah diberikan askep 1. Kaji tingkat 1. Mempengaruhi
23-6-2009 berhubungan dengan kurang selama 3 kali pertemuan kecemasan dan kemampuan untuk
Pkl 12.45 pengetahuan tentang dalam 3 x 24 jam dengan pengetahuan keluarga menggunakan pengetahuan
wita penyakit anaknya ditandai sekali pertemuan 30 2. Beri HE/informasi 2. Informasi dapat
dengan Orang tua menit diharapkan cemas tentang keadaan meningkatkan koping dan
mengatakan khawatir orang tua berkurang kesehatan pasien membantu ansietas dan
dengan keadaan anaknya dengan kriteria hasil: 3. Libatkan masalah berlebihan
karena batuk anaknya tidak 1. Orang tua keluarga/pasien dalam 3. Keluarga/ pasien mampu 55
56
Lanjutan
1 2 3 4 5
hilang-hilang. Orang tua tampak tenang perawatan pasien melaksanakan perawatan
mengatakan belum 2. Orang tua 4. Jelaskan tindakan mandiri
mendapatkan informasi mengerti tentang yang akan dilakukan 4. Informasi dapat
tentang penyakit anaknya. penyebab penyakit meningkatkan koping,
Orang tua belum tahu cara anaknya membantu menurunkan
perawatan anaknya yang 3. Orang tua 5. Beri motivasi/ ansietas dan masalah
Di lanjutkan
sakit. Orang tua tampak mengerti tentang dorongan pada berlebihan
murung. Orang tua tampak perawatan anaknya keluarga/ pasien 5. Meningkatkan proses
bertanya-tanya kenapa batuk yang sakit. belajar, meningkatkan
anaknya tidak hilang-hilang. pengambilan keputusan dan
Orang tua tampak bertanya- mencegah ansietas sehubungan
tanya tentang keadaan 6. Anjurkan dengan ketidaktahuan
anaknya. keluarga/pasien untuk 6. Membantu keluarga/
berdoa pasien lebih tenang
7. Evaluasi penjelasan 7. Mengetahui sejauh mana
yang sudah diberikan penjelasan dapat diterima
56
3. Pelaksanaan
TABEL 3
PELAKSANAAN PERAWATAN PASIEN AP
DENGAN BRONKOPNEUMONI
DI RUANG RSUD WANGAYA DENPASAR
TANGGAL 23 – 26 JUNI 2009
Dilanjutkan
58
Lanjutan
1 2 3 4 5
diberikan dengan baik.
Orang tua tampak
kooperatif
pkl 14.30 4 Menjelaskan Prosedur mendengarkan, dan
tindakan yang akan mengatakan cemasnya okta
dilakukan pada pasien. berkurang
Lanjutan
1 2 3 4 5
pkl 19.30 1 Mengobservasi KU pasien. KU pasien lemah, Prwt
ronchi +/+, pergerakan
dada simetris, batuk +.
Pasien tampak
pkl 21.30 1 Memberikan posisi yang nyaman. Prwt
nyaman (posisi semi
fowler)
Pasien tampak lebih
pkl 22.00 1,3 Membantu pasien dalam tenang beristirahat.
Prwt
memilih posisi yang
nyaman dalam beristirahat.
Obat sudah diminum
pkl 22.05 1 Delegatif dalam pemberian reaksi alergi tidak ada.
Prwt
obat oral :
Mucopet ½ cth (oral)
Praxion P cth1(oral)
59
60
Dilanjutkan
60
61
Lanjutan
1 2 3 4 5
pkl 08.20 1 Delegatif pemberian Obat sudah masuk Prwt
nebulizer Combivent 1 melalui nebulizer.
amp.
pkl 11.00 3,4 Membantu pasien dalam Pasien mau disuapi Prwt
memenuhi kebutuhannya dan mau makan.
(membantu memberikan
makan dan minum).
Dilanjutkan
62
Lanjutan
1 2 3 4 5
pkl 13.40 4 Melibatkan orang tua Orang tua tampak okta
dalam perawatan pasien. membantu dalam
memberikan posisi.
pkl 15.30 1,3 Memberi posisi yang Pasien tampak lebih okta
nyaman (posisi semi nyaman.
fowler).
62
63
DilanjutkanDilanjutkan
63
64
Lanjutan
1 2 3 4 5
pkl 16.20 1,2 Mengobservasi vital sign S : 36,5º C, N: okta
100x/menit
RR: 20x/menit.
Dilanjutkan 64
65
Lanjutan
1 2 3 4 5
pkl 23.30 1 Delegatif dalam pemberian Obat sudah diminum Prwt
obat oral : reaksi alergi tidak ada.
Mucopet ½ cth (oral)
Praxion P cth1(oral)
65
Dilanjutkan
66
Lanjutan
1 2 3 4 5
pkl 09.30 1 Memberikan pasien Orang tua tampak Prwt
minum air hangat memberikan anaknya
minum.
pkl 10.00 3,4 Melibatkan orang tua Orang tua tampak Prwt
membantu
dalam perawatan pasien. dalam memberikan okta
posisi semi fowler
kepada anaknya.
pkl 12.10 3,4 Membantu pasien dalam Pasien mau disuapin okta
memenuhi kebutuhannya dan mau makan.
(membantu memberikan
makan dan minum).
Lanjutan
Dilanjutkan
1 2 3 4 5
pkl 13.40 3 Membantu pasien dalam Pasien tampak lebih okta
memilih posisi yang tenang beristirahat.
nyaman dalam beristirahat.
Dilanjutkan
67
68
Lanjutan
1 2 3 4 5
pkl 16.30 1 Menganjurkan orang tua Orang tua tampak okta
untuk memberikan air memberikan anaknya
hangat. minum.
Pasien tampak
pkl 19.30 1 Memberikan posisi yang nyaman. Prwt
nyaman (posisi semi
fowler).
Pasien tampak lebih
pkl 20.00 3 Membantu pasien dalam tenang beristirahat. Prwt
memilih posisi yang
nyaman dalam beristirahat.
Obat sudah diminum
pkl 22.00 1 Delegatif dalam pemberian reaksi alergi tidak ada. Prwt
obat oral :
Mucopet ½ cth(oral)
Praxion P cth1(oral)
Dilanjutkan
68
69
Lanjutan
1 2 3 4 5
pkl 07.30 1 Mengauskultasi bunyi Ronchi +/+, terdapat okta
nafas, kaji kedalaman bunyi grek-grek,
pernafasan. pergerakan dada
simetris.
Dilanjutkan
69
70
Lanjutan
1 2 3 4 5
pkl 10.30 4 Mengevaluasi penjelasan Orang tua mampu okta
yang sudah diberikan menjelaskan tentang
kepada orang tua. penyakit dan
perawatan anaknya.
70
71
4. Evaluasi Keperawatan
TABEL 4
CATATAN PERKEMBANGAN KEPERAWATAN PASIEN A.P
DENGAN BRONKOPNEUMONIA
DI RUANG KASWARI RSUD WANGAYA DENPASAR
TANGGAL 24 JUNI 2009
Dilanjutkan
71
72
Lanjutan
1 2 3
Rabu Intoleransi aktivitas berhubungan S : Orang tua mengatakan
24 Juni 2009 dengan ketidakseimbangan anaknya masih lemah
Pkl. 12.30 antara suplay dan kebutuhan O2 O : Keadaan umum pasien
wita ditandai dengan Ibu mengatakan lemah, Pasien hanya
anak lemas dan hanya berbaring diam, N = 100 x/menit,
lemah. Pasien tampak lemah, RR 24 x/menit
lemas, terpasang IVFD D5% 20 A : Kriteria tujuan 2 dan 3
tetes/menit pada tangan kanan tercapai, kriteria 1 belum
pasien, S. paratyphi C – O 1/320, tercapai masalah belum
S. typhi H 1/80, S. paratyphi B – teratasi.
H 1/320. P : Lanjutkan perawatan
dengan semua rencana
tindakan yang telah
disusun sampai masalah
tidak terjadi
72
73
TABEL 5
CATATAN PERKEMBANGAN KEPERAWATAN PASIEN A.P
DENGAN BRONKOPNEUMONIA
DI RUANG KASWARI RSUD WANGAYA DENPASAR
TANGGAL 25 JUNI 2009
Lanjutan
1 2 3
Pasien tampak lemah, lemas, A : Kriteria tujuan 2 dan 3
terpasang IVFD D5% 20 tercapai, kriteria 1 belum
tetes/menit pada tangan tercapai, masalah belum
kanan pasien, S. paratyphi C teratasi.
– O 1/320, S. typhi H 1/80, P : Lanjutkan perawatan dengan
S. paratyphi B – H 1/320. semua rencana yang tindakan
yang telah disusun sampai
masalah tidak terjadi.
74
75
TABEL 6
EVALUASI KEPERAWATAN PASIEN A.P DENGAN
BRONKOPNEUMONIA DI RUANG KASWARI
RSUD WANGAYA DENPASAR
TANGGAL 26 JUNI 2009
Dilanjutkan 75
76
Lanjutan
1 2 3
hanya berbaring lemah. jalan disekitar ruangan rumah
Pasien tampak lemah, lemas, sakit, N = 88 x/menit, S =
terpasang IVFD D5% 20 36,50C, pasien tampak tidak
tetes/menit pada tangan lemas.
kanan pasien, S. paratyphi C A : Tujuan tercapai masalah
– O 1/320, S. typhi H 1/80, teratasi
S. paratyphi B – H 1/320. P : Pertahankan kondisi pasien.
76
77
BAB III
PEMBAHASAN
prakteknya secara nyata. Pada bab ini dibahas tentang kesenjangan antara teori
dengan kenyataan yang ditemukan pada kasus dan dibahas secara bertahap sesuai
A. Pengkajian
pemeriksaan fisik dan dokumentasi pasien. Secara umum data pada tinjauan
kasus sudah sesuai dengan data pada tinjauan teori. Data yang ditemukan pada
pasien A.P yang berdasarkan pada teori antara lain; sesak, batuk, ronchi,
ada beberapa data yang ada pada teori yang tidak ditemukan pada kasus
berkeringat, mual, muntah ataupun nyeri. Pada teori ini muncul karena adanya
poliferasi dan penyebaran kuman kebronkiolus dan alveoli dimana akan terjadi
dalam alveoli yang menurun dan oksigenisasi kejaringan yang tidak memadai
77
75
78
akan menimbulkan hipoksemia dan hipoksia. Data ini tidak muncul pada
keperawatan yang ada pada tinjauan teori. Adapun masalah yang ditemukan
pada kasus adalah bersihan jalan nafas tak efektif. Masalah ini muncul karena
saat pengkajian ditemukan adanya ronchi, sesak, batuk, dahak, yang sulit
muncul karena saat pengkajian dan terdapat sekret yang sulit dikeluarkan.
Masalah kegita yaitu intoleransi aktivitas. Masalah ini muncul karena saat
pengkajian orang tua mengatakan anaknya lemas dan terpasang IVFD D5% 20
tetes/menit pada tangan kanan dan didukung oleh hasil tes widal S. Parathyphi
Dan masalah keempat yaitu Ansietas orang tua masalah ini muncul karena saat
mengatakan belum tahu cara perawatan anaknya yang sakit, orang tua tampak
gas, pola nafas tak efektif, nyeri (akut), resiko kekurangan volume cairan,
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, hipertermia dan ansietas tidak muncul
B. Perencanaan
efektif karena sesuai dengan prioritas masalah yang mengancam jiwa, apabila
penyebaran infeksi sampai terjadi kegagalan nafas dan kegagalan jantung yang
aktual sudah terjadi sehingga prioritas masalah yang kedua adalah resiko
maka masalah intoleransi aktivitas menjadi prioritas ketiga dan bila tidak 79
80
terpenuhi secara mandiri dan pasien akan selalu ketergantungan pada orang
tua. Sedangkan ansietas orang tua tidak terlalu mengancam jiwa pasien dan
masalah yang muncul dan berpedoman pada tinjauan teori. Secara umum
antara perencanaan dalam teori dengan kasus tidak terdapat suatu kesenjangan
yang mendasar. Namun tidak semua rencana perawatan yang ada pada teori
dapat diterapkan pada pasien A.P itu disesuaikan dengan kondisi pasien dan
dalam kasus, karena menurut dokter tindakan tersebut belum diperlukan dan
cukup dengan pemberian obat oral. Selain rencana perawatan yang ada pada
teori, tidak ada penambahan rencana perawatan lain pada pasien A.P.
C. Pelaksanaan
sebagian besar sudah dapat dilaksanakan, dimana hal ini terjadi karena kerja
sama antara penulis, perawat ruangan, tenaga medis lainnya, pasien dan
didokumentasikan.
D. Evaluasi
kriteria waktu yang ditentukan dan rencana tujuan yang telah disusun.
Evaluasi yang dilaksanakan disini adalah evaluasi tiap hari untuk mengetahui
perkembangan pasien setiap harinya. Pada hasil evaluasi hari pertama tanggal
tercapai dan ada juga yang tidak tercapai baik dari masalah bersihan jalan tak
Evaluasi pada hari kedua tanggal 25 Juni 2009, sudah terdapat masalah
dengan tujuan tercapai sebagian seperti bersihan jalan nafas tak efektif dimana
respirasi dan intoleransi aktivitas dimana pasien sudah dapat duduk dan
bermain ditempat tidur. Dan pada hari ketiga tanggal 26 Juni 2009 merupakan
evaluasi akhir atau terminal dimana hampir sama pada evaluasi hari kedua
namun untuk masalah bersihan jalan nafas tak efektif ada perubahan batuk
pasien sudah berkurang. Jadi disini masalah sudah hampir teratasi, tetapi ada
dua tujuan yang belum tercapai yaitu masih terdengar suara ronchi dan masih
terdapat sekret untuk masalah resiko penyebaran infeksi hampir teratasi tetapi
81
82
masih ada kriteria yang belum tercapai yaitu masih adanya ronchi dan secret
kriteria telah tercapai karena pasien sudah dapat bermain dan berjalan-jalan
disekitar ruangan. Untuk masalah ansietas sudah semua kriteria telah tercapai,
orang tua tampak tenang. Berdasarkan hal diatas juga mempunyai rencana
agar perawat di ruang bekerja sama dengan keluarga atau pasien untuk
82
83
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
dengan baik.
telah disesuaikan dan berdasarkan pada kondisi pasien pada saat pengkajian.
Perumusan diagnosa ini sudah berdasarkan teori dan disesuaikan dengan data
yang paling mengancam kehidupan dan kesehatan pasien. Dari empat masalah
83
81
84
keperawatan yang muncul dapat diprioritaskan, bersihan jalan nafas tak efektif
prioritas ketiga intoleransi aktivitas, dan ansietas orang tua sebagai prioritas ke
empat.
dengan rencana keperawatan yang telah disusun, dimana hal ini merupakan
suatu kerja sama antara penulis, perawat ruangan, tenaga medis lainnya dan
juga keluarga. Disamping itu juga, semua harus disesuaikan dengan situasi dan
dengan konsep teori yang telah ada. Selain itu pasien dan keluarga juga sangat
keperawatan. Evaluasi yang dilakukan disini adalah evaluasi setiap hari untuk
mengacu pada kriteria hasil yang diharapkan. Dari empat masalah yang
muncul dan masalah sudah dapat diatasi dengan kriteria hasil yang diharapkan
dan dua masalah teratasi sebagian dengan 2 kriteria yang belum tercapai.
B. Saran
84
85
85
86
DAFTAR PUSTAKA
http://www.ilmukeperawatan.com/2008/asuhan-keperawatan-bronkopneumonia
(dikutip tanggal 25 Juni 2009).
Mansjoer, Arif. (2000). Kapita Selekta Kedokteran. Jilid 2 (Edisi Ketiga). Jakarta :
Media Ausculapius.
Price, S.A., & Wilson, L.M. (2005). Patofisiologi. Buku 2 (Edisi keenam). Jakarta
: EGC.
Sarwono & Soeparman. (2001). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid 2. Jakarta :
FKUI.
86
SATUAN ACARA PENYULUHAN
TENTANG BRONKOPNEUMONIA KEPADA KELUARGA A.P
DI RUANG KASWARI RSUD WANGAYA DENPASAR
TANGGAL 23 JUNI 2009
Topik : Bronkopneumonia
Sub Topik :
1. Pengertian Bronkopneumonia
2. Penyebab Bronkopneumonia
3. Tanda dan gejala Bronkopneumonia
4. Cara pencegahan Bronkopneumonia
5. Penanganan awal Bronkopneumonia
Sasaran : Keluarga A.P
Tempat : Di Ruang Kaswari RSUD Wangaya Denpasar
Hari/Tanggal : Selasa , 23 Juni 2009
Waktu :15 menit
III. Materi
Terlampir
IV. Metode
a. Ceramah
b. Diskusi dan tanya jawab
V. Media
Satuan penyuluhan
VI. Evaluasi
Lisan
Tahapan dan
No Kegiatan Mahasiswa Kegiatan Keluarga
Waktu
(3 menit) keluarga tentang: tentang:
a. Pengertian a. Pengertian
Bronkopneumonia Bronkopneumonia
b. Penyebab b. Penyebab
Bronkopneumonia Bronkopneumonia
c. Tanda dan gejala c. Tanda dan gejala
Bronkopneumonia Bronkopneumonia
d. Pencegahan d. Pencegahan
Bronkopneumonia Bronkopneumonia
e. Penanganan awal e. Penanganan awal
Bronkopneumonia Bronkopneumonia
4 Penutup a. Mengucapkan terima a. Keluarga memperhatikan
(2 menit) kasih atas perhatian dan b. Keluarga membalas
waktu yang diberikan dengan ucapan terima
b. Mengucapkan salam kasih
penutup
89
90
MASALAH PENYULUHAN
1. Pengertian
Bronkopneumonia adalah suatu peradangan pada paru-paru dan bronkiolus
yang disebabkan oleh bakteri misalnya: staphylococcus, virus, jamur,
candida, albicans atau aspirasi karena makanan atau benda asing (Suriadi,
2001)
2. Etiologi
Bronkopneumonia dapat disebabkan oleh :
a. Faktor infeksi
1) Bakteri : Pneumokokus, stapilokokus, hemofilus influenza
2) Virus : Influenza, parainfluenza
3) Jamur : candida albican
b. Faktor non infeksi
1) Alergi dan hipersensitivitas
2) Aspirasi
91
92
Sumber:
Manjoer, Arif (2000), Kapita Selekta Kedokteran, Jilid 2 (edisi ketiga), Jakarta:
Media Aesculapius
Nerlson, Walddo E (2000), Ilmu Kesehatan Anak Volume 2 (edisi kelima belas),
Jakarta: EGC
92