Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH

KEPERAWATAN MATERNITAS
ASUHAN KEPERAWATAN IBU HAMIL

Dosen Pembimbing:
Amellia Mardhika, S. Kep., Ns., M. Kes.

Disusun Oleh Kelompok 7:


1. Anggun Kholidah Zhya Aly 151811913016
2. Aini Nurul Fatimatuz Zahroh 151811913083

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

FAKULTAS VOKASI

UNIVERSITAS AIRLANGGA

2020
KATA PENGANTAR

Segala  puji  hanya  milik  Allah SWT, Tuhan sumber segala ilmu
pengetahuan yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga makalah ini
dapat diselesaikan dengan baik tepat pada waktunya.  Shalawat  dan salam  selalu
terlimpah curahkan kepada Rasulullah SAW.  Berkat rahmat-Nya penulis mampu 
menyelesaikan  tugas  makalah ini guna memenuhi tugas mata kuliah
Keperawatan Maternitas. Tidak lupa penulis sampaikan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini, karena
berkatnya lah kami dapat menyusun makalah ini.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas kaitannya dengan,
“ASUHAN KEPERAWATAN IBU HAMIL” yang kami sajikan dari berbagai
sumber informasi dan referensi.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan
menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya teman-teman. Kami
sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna.
Untuk itu, kami menerima berbagai saran maupun kritikan yang bersifat
membangun. Akhir kata kami mengucapkan terima kasih, semoga tulisan ini
bermanfaat bagi para pembaca.

Surabaya , 30 Januari 2020

Penulis,

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
....................................................................................................................................
i
KATA PENGANTAR
....................................................................................................................................
ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................iii
BAB 1. PENDAHULUAN
............................1
1.1 Latar Belakang
1
1.2 Rumusan Masalah
2
1.3 Tujuan Penulisan.....................................................................................2
1.4 Manfaat Penulisan
.................................................................................................................
2
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................3
2.1 Anatomi Fisiologis Kehamilan................................................................3
2.2 Adaptasi Maternal Fisiologis, Patologis, dan Psikologis........................6
BAB 3. LANDASAN ASUHAN KEPERAWATAN IBU HAMIL......................19
3.1 Pengkajian Keperawatan..........................................................................19
3.2 Diagnosa Keperawatan.............................................................................21
3.3 Intervensi Keperawatan............................................................................23
BAB 4. PENUTUP....................................................................................................25
4.1 Simpulan..................................................................................................25
4.2 Saran........................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................26

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kehamilan adalah suatu keadaan fisiologis yang normal, dan selama
kehamilan berlangsung banyak perubahan yang terjadi dalam tubuh seorang
wanita seperti perubahan pada sistem reproduksi, sistem urinaria, sistem
kardiovaskular, sistem gastrointestinal, metabolisme, sistem muskuloskeletal,
sistem integumen, payudara, sistem endokrin, indeks massa tubuh dan berat
badan, sistem pernafasan serta sistem neurologi. Sehingga penting bagi ibu
hamil untuk melakukan pemeriksaan kehamilannya agar dapat mengenali
dengan baik perubahan-perubahan yang normal atau tidak normal yang terjadi
akibat kehamilan tersebut (Prawirohardjo, 2010).
Adaptasi maternal merupakan akibat kerja hormon kehamilan dan
tekanan mekanis akibat membesarnya uterus dan jaringan lainnya. Adaptasi
ini melindungi fungsi fisiologi normal seorang wanita, memenuhi tuntutan
metabolik kehamilan tubuh wanita dan menyediakan kebutuhan untuk
perkembangan dan pertumbuhan janin (Anita Lockhart dan Lyndon Saputra,
2010).
Wanita selama kehamilannya memerlukan waktu untuk beradaptasi
dengan berbagai perubahan yang terjadi dalam dirinya. Perubahan-perubahan
yang terjadi selama kehamilan umumnya menimbulkan ketidaknyamanan dan
kekhawatiran bagi sebagian besar ibu hamil. Perubahan pada ukuran tubuh,
bentuk payudara, pigmentasi kulit, serta pembesaran abdomen secara
keseluruhan membuat tubuh ibu hamil tampak jelek sehingga menimbulkan
rasa tidak percaya diri pada ibu hamil tersebut. Kekhawatiran dan ketakutan
yang sering terjadi pada ibu hamil ini sebenarnya tidak berdasar, tetapi
sebagian besar ibu hamil belum mengetahui sepenuhnya akan perubahan yang
terjadi tersebut. Hal ini dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu Pendidikan,
Pekerjaan, Informasi, Budaya, Pengalaman, Sosial Ekonomi dan Umur
(Prawirohardjo, 2010).

1
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimana Anatomi Fisiologis Kehamilan?
1.2.2 Bagaimana Adaptasi Maternal Fisiologis, Patologis, dan Psikologis?
1.2.3 Bagaimana Landasan Asuhan Keperawatan Ibu Hamil?

1.3 Tujuan Penulisan


1.3.1 Mampu menjelaskan tentang Anatomi Fisiologis Kehamilan
1.3.2 Mampu menjelaskan tentang Adaptasi Maternal Fisiologis, Patologis,
dan Psikologis
1.3.3 Mampu menjelaskan tentang Landasan Asuhan Keperawatan Ibu Hamil

1.4 Manfaat Penulisan


1.4.1 Mendapat pengetahuan tentang Anatomi Fisiologis Kehamilan
1.4.2 Mendapat pengetahuan tentang Adaptasi Maternal Fisiologis, Patologis,
dan Psikologis
1.4.3 Mendapat pengetahuan tentang Landasan Asuhan Keperawatan Ibu
Hamil

2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Anatomi Fisiologis Kehamilan


1. Sistem Reproduksi

a) Uterus
Ukuran, Rahim membesar akibat hipertrofi dan hyperplasia otot
polos Rahim, serabut-serabut kolagennya menjadi higroskopik,
endometrium menjadi desidua. Ukuran pada kehamilan cukup bulan 30
x 25 x 20 cm dengan kapasitas lebIh dari 4000 cc.Berat, berat uterus
naik secara luar biasa dari semula yang berbobot 30 gram menjadi 1000
gram pada akhir kehamilan (40 minggu).Bentuk dan konsistensi, pada
bulan – bulan pertama kehamilan rahim berbentuk seperti buah alpukat,
pada kehamilan 4 bulan rahim berbentuk bulat dan pada akhir
kehamilan seperti bujur telur. Rahim yang tidak hamil kira – kira
sebesar telur ayam, pada kehamilan 2 bulan sebesar telur bebek, dan
kehamilan 3 bulan sebesar telur angsa. Pada minggu pertama , isthimus
rahim mengalami hipertrofi dan bertambah panjang sehingga jika diraba
terasa lebih lunak. Hal ini disebut tanda Hegar. Pada kehamilan 5 bulan,
rahim teraba seerti berisi ciairan ketuban, dinding rahim terasa tipis
oleh karena itu bagian – bagian janin dapat diraba melalui dinding perut
dan dinding rahim.

b) Serviks
Satu bulan setelah konsepsi serviks akan menjadi lebih lunak dan
kebiruan. Perubahan ini terjadi akibat penambahan vaskularisasi dan
terjadinya edema pada seluruh serviks, bersamaan dengan
terjadinya hipertrofi dan hyperplasia pada kelenjar – kelenjar serviks
(Prawirohardjo,2014; h. 177). Hal tersebut menjadikan serviks
bertambah vaskularisasinya dan meenjadi lunak yang disebut sebagai
tanda goodell. Kelenjar endoservikal membesar dan mengeluarkan
banyak cairan mucus. Karena pertambahan dan pelebaran pembuluh

3
darah, maka endoservikal berubah warna menjadi livid atau kebiruan
yang disebut sebagai tanda chadwick (Rustam Mochtar, 2012 ;h.29-30)

c) Indung Telur
Proses ovulasi selama kehamilan akan terhenti dan pematangan
folikel baru juga ditunda. Hanya satu korpus luteum yang dapat
ditemukan di ovarium. Folikel ini akan berfungsi meksimal 6-7 minggu
awal kehamilan dan setelah itu akan berperan sebagai progesterone
dalam jumlah yang relatif minimal (Prawirohardjo,2014;h.178).

d) Vagina dan perineum


Prawirohardjo (2014;178) menjelaskan bahwa selama kehamilan
peningkatan vaskularisasi ddan hyperemia terlihat jelas pada kulit dan
otot - otot di perineum dan vulva, sehingga pada vagina akan terlihat
berwarna keunguan yang dikenal sebagai tanda chadwick. Perubahan
ini meliputi penipisan mukosa dan hilngnya sejumlah jaringan ikat dan
hipertrofi dari sel - sel otot polos.

e) Kulit
Menurut Prawirohardjo (2014;h.179) pada dinding kulit perut akan
terjadi perubahan warna menjadi kemerahan, kusam, dan terkadang
juga akan mengenai daerah payudara dan paha. Perubahan ini dikenal
dengan nama striae gravidarum. Pada multipara selain striae kemerahan
itu sering kali ditemukan garis berwarna perak berkilau yang
merupakan sikatrik dari striae gravidarum sebelumnya. Selain itu,terjadi
perubahan pula di garis pertengahan perut (lnea alba) yang akan
berubah bertambah hitam kecoklatan yang disebut lina nigra.

2. Payudara
Payudara akan bertambah ukurannya di vena - vena di bawah kuit
akan terlihat jelas.puting payudara akan membesar, kehitaman dan tegak.
Areola akan lebih besar dan kehitaman. Kelenjar Montgomery akan
membesar dan cenderung menonjol keluar. Jika payudara semakin
membesar, striae seperti yang terlihat pada perut akan muncul juga di
payudara (Prawirohardjo, 2014; h. 179). Sistem kardiovaskular

4
Pada minggu kelima cadiac output akan meningkat dan perubahan
ini terjadi untuk mengurani resistensi vascular sistemik. Selain itu, denyut
jantung juga mengalami peningkatan. Antara minggu ke-10 dan minggu
ke-20 terj adi peningkatan plasma. Peningkatan estrogen dan progesterone
juga akan menyebabakan terjadinya vasodilatasi dan penurunan resistensi
vascular perifer. Sejak pertengahan kehamilan pembesaran uterus akan
menekan vena kava inferior dan aorta bawah ketika berada dalam posisi
telentang. Penekanan vena ke jantung. Akibatnya, terjadi penurunan
preload dan cardiac output sehingga menyebabkan terjadinya hipotensi
arterial yang dikenal sebagai sindrom hipotensi supine dan pada keadaan
yang cukup bera takan mengaibatkan ibu kehilangan kesadara
(Prawirohardjo,2014;h.182-183).
Penekanan pada aorta ini juga akan menguragi aliran darah
uteroplasenta ke ginjal.selama trimester terakhhir posisi telentang akan
membuat fungsi ginjal menurun jika dibandingkan dengan posisi miring
kekiri. Oleh karena itulah mengapa ibu hamil tidak dianjurkan dalam
posisi telentang pada akhir kehamilan.

3. Sistem Respirasi
Frekuensi pernapasan hanya meengalami sedikit perubahan pada
kehamilan tetapi volume tidal, volume ventilasi per menit dan penambilan
oksigen per menit akan bertambah secara signifikan pada kehamilan lanjut.
Perubahan ini akan mencapai puncaknya pada minggu ke-37 dan akan
kembali hampir seperti semula sebelum hamil dalam 24 minggu setelah
persalinan (Prawirohardjo,2014;h.185).

4. Traktus digestivus
Prawirohardjo (2014;h.185) menjelaskan perubahan yang nyata
akan terjadi pada penurunan motilitas otot polos pada traktus digestivus
dan penurunan sekresi asam hidroklorid dan peptin di lambung sehingga
akan menimbulkan gejala berupa pyrosis (heartburn) yang disebabkan oleh
refkluks asam lambung ke esophagus bawah sebagai akibat perubahan
posisi lambung dan menurunnya tonus sfingter esophagus bagian bawah.
Mual terjadi karena penurunan motiltas usus besar.

5
5. Traktus Urinarius
Ginjal akan membesar, glomerular filtration rate, dan renal plasma
flow juga akan meningkat. Pada ekskresi akan ditemukan kadar asam
amino dan vitamin yang larut dalam air dalam jumlah yang lebih banyyak.
Glukosuria juga merupakan hal yang umum terjadi, akan tetapi
kewaspadaan terhadap penyakt diabetes mellitus tetap harus diwaspadai.
Sementara itu, proteinuria dan hematuria merupakan suatu hal yang
abnormal pada fungsi renal akan dijumpai peningkatan creatinine
clereance lebih tinggi yaitu 30%.

6. Sistem Endokrin
Kelenjar tyroid akan mengalami pembesaran hingga 15,0 ml pada
saat persalinan akibat dari hierplasia kelenjar dan peningkatan
vaskularisasi. Kelenjar adrenal pada kehamilan normal akan mengecil,
sedangkan hormone androstenodion, testosterone, dioksikortokossteron,
aldosterone, dan kortisol akan meningkat (Pawirohardjo, 2014 ; h 186).

2.2 Adaptasi Maternal Fisiologis, Patologis, dan Psikologis


Adaptasi maternal merupakan akibat kerja hormon kehamilan dan
tekanan mekanis akibat membesarnya uterus dan jaringan lainnya. Adaptasi
ini melindungi fungsi fisiologi normal seorang wanita, memenuhi tuntutan
metabolik kehamilan tubuh wanita dan menyediakan kebutuhan untuk
perkembangan dan pertumbuhan janin (Anita Lockhart dan Lyndon Saputra,
2010).
Kehamilan menyebabkan perubahan umum, seluruh sistem tubuh wanita
hamil akibat meningkatnya hoemonal yang dikeluarkan oleh plasenta
(Manuaba, 2008). Dari perubahan tersebut terdapat tiga adaptasi maternal,
yaitu:
1. Adaptasi Maternal Fisiologis
a. Sistem Cardiovaskuler
Volume darah yang bersirkulasi pada ibu kehamilan trimester 1
dan 2 meningkat 40% (3500 cm3 menjadi 5000 cm3) dikarenakan
menguatnya system reninangiotensin. Kapasitas pengakut O2 harus

6
dipertahankan saat terjadi peningkatan volume darah yang
bersirkulasi. Absorbsi Fe meningkat untuk memenuhi peningkatan Hb
selama penambahan volume. TD ibu menurun pada awal trimester 2
dan perlahan akan meningkatlagi pada trimester 3 seperti kadar
sebelum kehamilan.
b. Sistem Respirasi
Hb janin meningkat O2 pada tekanan pasial yang lebih rendah
dibandingkan dengan Hb ibu sehingga terjadi transfer O2 dan ibu ke
janin ibu lewat placenta.
c. Saluran Kemih
 Laju filtrasi glomerolus (glomerular filtration rate/GFR) dan aliran
plasma ginjal (renal lasma flow/RPF) pada maternal meningkat
pada awal kehamilan. Pada pertengahan kehamilan GFR maternal
meningkat 50% dan tetap meningkat selama kehamilan. Sebaliknya
RPF menurun pada trimester 3. Sehingga akibat peningkatan GFR,
kreatinin dan ureum serum pada kehamilan lebih rendah
dibandingkan pada keadaan tidak hamil. Bersihan kreatinin
meningkat.
 Na meningkat 60-70% menyertai peningkatan GFR. Progesteron
mengakibatkan buangan Na dengan cara mempengaruhi reabsorbsi
Na pada tubulus proksimal. Sehingga aldosteron meningkat 2-3x
kadar normal.
 Peningkatan GFR menurunkan reabsorbsi glukosa, sehingga
terdapat 15% glukosa pada urin tanpa penyakit DM.
 Peningkatan volume urin pada setengah akhir kehamilan karena
obstruksi mekanis oleh uterus disertai relaksasi progesterone
terhadap otot polos. Aliran urin melambat sehingga meningkatkan
risiko infeksi ginjal.
d. Saluran Gastrointestinal dan Metabolisme
 Laktogen placenta (hPL) merangsang lipolisis dan pelepasan asam
lemak bebas sehingga suplai glukosa terus menerus ditransfer ke

7
janin, sehingga mengakibatkan kelaparan yang terus menerus pada
wanita hamil.
 Progesteron merelaksasi otot polos sehingga lambung menjadi
lambat. Pengosongan kandung empedu lebih lama dan cairan
empedu cenderung untuk mengendap di dalam saluran empedu dan
duktus koledokus. Hal yang sering dijumpai adalah mula, muntah,
konstipasi, dan nyeri dada.
e. Sistem Hematologis
Terdapat anemia ringan karena produksi Hb dan massa total
eritrosit meningkat akibat produksi eritropoietin.
f. Kelenjar Tiroid
Estrogen meningkat yang menstimulasi protein hati termasuk
produksi thyroid dinding globulin/TBG, serta total T 3 dan T 4 lebih
tinggi, namun jumlah T 3 dan T 4 bebas normal.
g. Sistem Imun
Perubahan respon imun maternal selama kehamilan mengakibatkan
peningkatan jumlah serangan dan perjalanan penyakit yang lebih berat
dan lama karena pajanan pathogen virus tertentu (misal: varisela dan
chickenpox).
h. Kulit
Hormon melanotropik yang bersirkulasi meningkat selama
kehamilan akibat peningkatan produksi molekul precursor POM-C.
Sehingga warna kulit menjadi lebih gelap di daerah pipi (kloasma) dan
di linea alba (suatu garis yang sedikit berpigmen pada kulit dari
umbilikus sampai pubis). Rambut juga dapat mengalami kerontokan
akibat sinkronisasi siklus pertumbuhan folikel rambut selama
kehamilan.

2. Adaptasi Maternal Patologis


a. Hiperemesis Gravidarum
Menurut Mosedalam Sastrawinata, dkk (2005) bahwa hiperemesis
gravidarum adalah mual dan muntah pada kehamilan muda di 16

8
minggu pertama dimana 66% mengalami mual dan 44% mengalami
muntah yang diperkirakan disebabkan oleh tingginya kadar korionik
gonadotropin atau hormone estrogen pada ibu hamil, faktor psikis
dimana penerimaan ibu terhadap kahamilannya, gangguan fraktus
digestivus pada penderita DM, gangguan sentral pusat muntah
(chemoreceptor trigger zone), dan gangguan metabolisme hati (fungsi
hati, kandung empedu, pancreatitis, dan ulkus peptikum).
b. Abortus
Abortus adalah keluarnya hasil konsepsi pada usia hamil muda
sampai 20 minggu dengan jenis abortus imines, insipiens, inkomplit,
komplit, habitualis, dan missed (Huliana, 2001:38).
 Abortus Imines
Didiagnosis bila wanita hamil <20 minggu mengeluarkan
darah sedikit per vaginam dengan beberapa kali perdarahan,
sedikit nyeri perut bawah atau punggung bawah seperti saat
menstruasi. Setengah dari abortus imines akan terjadi abortus
komplet atau inkomplet dan kehamilan ada risiko premature atau
gangguan pertumbuhan dalam rahim. Hal tersebut terjadikarena
erosi porsia mudah berdarah waktu hamil, polip serviks, ulserasi
vagina, kehamilan ektopik, kelainan trofoblas, placenta sign
(perdarahan dari pembuluh darah sekitar placenta).
 Abortus Insipiens
Wanita hamil dengan banyak perdarahan, keluar gumpalan
darah yang disertai nyeri karena kontraksi kuat uterus, dan dilatasi
serviks sehingga jari pemeriksa dapat masuk dan ketuban dapat
teraba. Janin biasanya sudah mati dan mempertahankan
kehamilan pada keadaan ini adalah kontra indikasi, perdarahan
juga dapat mengakibatkan ibu apabila jaringan tertinggal dan
menyebabkan infeksi.
 Abortus Inkomplit
Sebagian dari konsepsi telah lahir atau teraba pada vagina,
tetapi sebagian tertinggal (biasanya jaringan placenta). Perdarahan

9
banyak dan terus berlangsung sehingga membahayakan ibu.
Serviks terbuka karena ada benda di dalam rahim (corpus
alienum) sehingga uterus berusahan mengeluarkannya sehingga
ibu merasakan nyeri namun tidak sehebat nyeri abortus insipiens.
 Abortus Komplit
Hasil konsepsi lahir lengkap sehingga tidak perlu dilakukan
kuretasi. Perdarahan segera berkurang setelah isi rahim
dikeluarkan dan selambat-lambatnya dalam 10 hari perdarahan
berhenti sama sekali karena luka rahim telah sembuh dan
epitelisasi telah selesai.
 Abortus Habitualis
Bila abortus spontan terjadi 3x berturut-turut atau lebih.
Terjadi karena kelainan genetic (kromosomal), hormonal
(imunologik), dan kelainan anatomis.
 Missed Abortion
Perdarahan pada kehamilan muda yang disertai tertinggalnya
hasil konsepsi yang sudah mati. Biasanya didahului oleh tanda-
tanda abortus iminens lalu akan hilang spontan setelah
pengobatan. Tanda-tanda janin telah meninggal didalam rahim
antara lain rahim tidak bertambah melainkan lebih kecil, tets
kehamilan positif menjadi negatif setelah janin meninggal 10 hari.
c. Kehamilan Ektopik
Kehamilan ektopik adalah kehamilan terjadi di luar rahim : tuba,
ovarium, atau rongga perut. Akan tetapi dapat terjadi di dalam rahim
di tempat luar biasa: serviks, pers interstisialis tuba, atau dalam tanduk
rudimenter rahim. Hal tersebut dapat dihubungkan dengan penyakit
menular seksual (PMS), apendistis atau endometriosis, pernah
mengalami kehamilan ektopik sebelumnya, penggunaan kontrasepsi
seperti AKDR dan KB suntik derivate progestin, operasi memperbaiki
potensi tuba, abortus provokatus dengan infeksi, fertilisasi oleh obat-
obatan pemacu ovulasi (fertilisasi in vitro), tumor yang mengubah
tuba (mioma uteri dan tumor adneksa).

10
d. Kehamilan Mola (Kehamilan Anggur)
Kehamilan mola adalah kehamilan yang berasal dari kelainan
pertumbuhan plasenta atau calojn plasenta yaitu jonjot-jonjot korion
dan placenta yang tumbuh berganda. Pacenta berganda berupa
gelembung-gelembung kecil yang mengandung cairan yang cukup
banyak sehingga menyerupai buah anggur. Hamil anggur tidak
membentuk janin dan biasanya akan keguguran minggu ke 12-14.
e. Kehamilan dengan Infeksi
Penyakit infeksi pada ibu hamil digolongkan dalam berbagai cara,
berdasarkan area, cara penularan, dan agen penyebabnya. Penyakit
hubungan seksual adalah penyakit yang ditularkan dengan hubungan
seksual oral dan genital. Ibu yang mengalami infeksi maka janin di
intrauteri akan memiliki risiko tinggi tertular dan risiko tertular saat
lahir. Sehingga penyakit hubungan seksual diakronimkan dalam
TORCH Hamilton.
T: Toxoplasmosis
O: Penyakit lain: Hepatitis A dan B, sifilis gonore, AIDS, klamidiasis,
candidiasis, trichomonas dan infeksi Listeria, berbagai infeksi
saluran perkemihan.
R: Rubella
C: Sitomegalovirus
H: Herpes genetalis
f. Intrauterina Fetal Death
IUFD berhubungan dengan preeklamsia atau eklamsia, abrupsio
placenta, placenta previa, diabetes, infeksi, anolamy congenital, dan
penyakit isoimun. Tanda kematian janin adalah kurangnya gerakan
janin yang diikuti dengan menurunnya secara bertahap tanda-tanda dan
gejala kehamilan.

g. Gangguan Tumbuh-Kembang Janin Intrauterin


Pertumbuhan dan perkembangan janin intrauteri dipengaruhi oleh:

11
 Faktor Maternal
 Kondisi sehat optimal dapat dibuktikan dengan pemeriksaan
antenatal care dengan faktor fundus uteri sesuai umur
kehamilan, Quickening mulai umur kehamilan 14-16 minggu,
dan DJJ terdengar sejak kehamilan 14 minggu.
 Pertumbuhan BB ibu ½ kg/minggu dengan BB hamil aterm
peningkatannya 14-16 kg.
 Hb > 12 gr% dan komponen darah lain normal.
 Faktor Placenta dan Tali Pusat
Gangguan placenta dapat mengganggu tumbuh kembang janin
intrauteri. Pembuluh darah umbilikus yang tertutup menyebabkan
asfiksia intrauteri sampai kematian.
 Faktor Janin dalam Uterus.
 Faktor genetik
Kelainan kongenital ringan yang tidak menimbulkan kematian
janin, kelianan tersebut mengganggu pertumbuhan alat vital
yang menimbulkan kematian, dan kelainan kongenital yang
bersifat fatal.
 Air ketuban
Volume normal 500-1500 cc.
h. Perdarahan Antepartum
 Placenta Previa, adalah placenta yang berimplantasi di atas atau
mendekati ostium serviks interna yang disebabkan oleh kahamilan
dengan ibu usia lanjut, multiparatis, dan riwayat seksio sesarea.
 Solusio Placenta, adalah terlepasnya placenta dari tempat
impantasinya.
i. Ketuban Pecah Dini
Adalah pecahnya selaput ketuban sebelum persalinan atau dimulainya
tanda inpartu. Di mana ibu merasa keluar cairan yang banyak secara
tiba-tiba.
j. Hipertensi dalam Kehamilan
 Hipertensi Kronik

12
TD: > 140/90 mmHg, sudah ada riwayat hipertensi sebelum hamil
atau diketahui ada hipertensi di usia kehamilan < 20 minggu, tidak
ada proteinuria.
 Hipertensi Gestasional
TD: > 140/90 mmHg , tidak ada riwayat hipertensi sebelum hamil.
Dapat disertai proteinuria.
 Preeklamsia
Preeklamsia ringan, TD: > 140/90 mmHg usia kehamilan > 20
minggu, proteinuria 1+ atau protein kuantitatif > 300 mg/24 jam.
Preeklamsia Berat, TD: > 160/110 mmHg usia kehamilan > 20
minggu, proteinuria > 2 atau protein kuantitatif > 5 g/24 jam.
 Eklamsia
Kejang umum dan/ koma, ada tanda dan gejala preeklamsia, dan
tidak ada kemungkinan penyebab.

3. Adaptasi Maternal Psikologis


Secara umum, semua emosi yang dirasakan oleh wanita hamil cukup
labil. Ia dapat memiliki reaksi yang ekstrem dan susana hatinya kerap
berubah dengan cepat. Reaksi emosional dan persepsi mengenai kehidupan
juga dapat mengalami perubahan. Ia menjadi sangat sensitif dan cenderung
bereaksi berlebihan. Seorang wanita hamil akan lebih terbuka terhadap
dirinya sendiri dan suka berbagi pengalaman kepada orang lain. Ia
merenungkan mimpi tidurnya, angan-angannya, fantasinya, dan arti kata-
katanya, objek, peristiwa, konsep abstrak, seperti kematian, kehidupan,
keberhasilan, dan kebahagiaan. Ia dapat mengidentifikasi bentuk-bentuk
fisik yang berhubungan erat dengan masa usia subur atau mencukupkan
diri dengan kehidupan atau makanan.
Selama kehamilan berlangsung, terdapat rangkaian proses psikologis
khusus yang jelas, yang terkadang tampak berkaitan erat dengan
perubahan biologis yang sedang terjadi. Peristiwa dan proses psikologis ini
dapat diidentifikasi pada trimester ketiga dan pembagian trimester ini akan
digunakan pada diskusi berikut. Respons psikologis umum terhadap

13
kehamilan yang baru saja dibahas dan proses manapun peristiwa
psikologis khusus lain dapat lain dapat terulang lagi.
1) Pada Kehamilan Trimester I
Segera setealah konsepsi, kadar hormone progesterone dan
estrogen dalam tubuh akan meningkat. Ini menyebabkan timbulnya
mual dam muntah pada pagi hari,lemah,lelah dan membesarnya
payudara. Ibu merasa tidak sehat dan seringkali membenci
kehamilannya. Banyak ibu yang merasakan kekecewaan, penolakan,
kecemasan dan kesedihan. Seringkali, pada awal masa kehamilan ibu
berharap untuk tidak hamil.
a. Ketidakyakinan / ketidakpastian
Awal minggu kehamilan, wanita akan merasa tidak yakin
dengan kehamilannya dan berusaha untuk mengkonfirmasikan
kehamilan tersebut. Hal ini disebabkan karena tanda-tanda fisik
akan kehamilannya tidak begitu jelas atau sedikit berubah. Setiap
wanita memiliki tingkat reaksi yang bevariasi terhadap
ketidakyakinan akan kehamilan. Wanita hamil akan berusaha untuk
mencari kepastian bahwa dirinya hamil, menjadi takut akan
kehamilan yang terjadi dan berharap tanda-tanda tersebut
menunjukkan bahwa dirinya tidak hamil.
Fase ini, seorang wanita akan mengobservasi seluruh bagian
tubuhnya untuk memastikan perubahan yang mengindikasikan
tanda- tanda kehamilan, merundingkan kepada keluarga dan teman
tentang kemungkinan bahwa telah terjadi kehamilan, memvalidasi
kehamilan tersebut dengan menggunakan tes kehamilan.
b. Ambivalen
Ambivalen didefinisikan sebagai konflik perasaan yang
simultan, seperti cinta dan benci terhadap seseorang, sesuatu, atau
keadaan (Bobak, Lowdermilk, & Jensen, 2005). Setiap wanita
hamil memiliki sedikit rasa ambivalen dalam dirinya selama masa
kehamilan. Ambivalen merupakan respon normal individu ketika
akan memasuki suatu peran baru. Beberapa wanita merasa bahwa

14
ini tidak nyata dan bukanlah saat yang tepat untuk hamil, walaupun
ini telah direncanakan atau diidamkan.
Wanita yang sudah merencanakan kehamilan sering berpikir
bahwa dirinya membutuhkan waktu yang lama untuk menerima
kehamilan, akan merasa khawatir dengan bertambahnya tanggung
jawab dan perasaan akan ketidakmampuannya untuk menjadi orang
tua yang baik, serta takut jika kehamilan ini akan mempengaruhi
hubungannya dengan orang lain.
c. Fokus pada diri sendiri/Narsisme
Awal kehamilan, pusat pikiran ibu berfokus pada dirinya
sendiri, bukan pada janin. Ibu merasa bahwa janin merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari diri ibu, calon ibu juga mulai
berkeinginan untuk menghentikan rutinitasnya yang penuh tuntutan
sosial dan tekanan agar dapat menikmati waktu kosong tanpa
beban. Banyak waktu yang dihabiskan untuk tidur.
Perubahan fisik dan meningkatnya hormon akan
menyebabkan emosi menjadi labil. Perubahan hormonal
merupakan bagian dari respon ibu terhadap kehamilan. Perubahan
hormon ini dapat menjadi penyebab perubahan mood, hampir sama
seperti saat wanita mestruasi atau menopause. Mood ibu hamil
akan mudah sekali berubah-ubah. Perubahan ini seringkali
membuat ibu dan orang-orang di sekitarnya menjadi bingung.
d. Perubahan Seksual
Selama trimester I, seringkali keinginan seksual wanita
menurun. Ketakutan akan keguguran menjadi penyebab pasangan
menghindari aktivitas seksual. Apalagi jika wanita tersebut
sebelumnya pernah mengalami keguguran.

2) Pada Kehamilan Trimester II

15
Trimester kedua sering dikenal sebagai periode kesehatan yang
baik, yakni periode ketika wanita merasa nyaman dan bebas dari
segala ketidaknyamanan yang normal dialami saat hamil. Namun,
trimester kedua juga merupakan fase ketika wanita menelusur ke
dalam dan paling banyak mengalami kemunduran. Trimester kedua
sebenarnya terbagi atas dua fase: pra-quickening dan pasca-
quickening. Quickening menunjukkan kenyataan adanya kehidupan
yang terpisah, yang menjadi dorongan bagi wanita dalam
melaksanakan tugas psikologis utamannya pada trimester kedua, yakni
mengembangkan identitas sebagai ibu bagi dirinya sendiri, yang
berbeda dari ibunya.
Pada trimester kedua, mulai terjadi perubahan pada tubuh. Orang
akan mengenali Anda sedang hamil. Pada akhir trimester kedua, rahim
akan membesar sekira 7,6 cm di atas pusar. Pertambahan berat badan
rata-rata 7,65-10,8 kg termasuk pertambahan berat dari trimester
pertama. Janin mulai aktif bergerak pada periode ini.

3) Pada Kehamilan Trimester III


Trimester ketiga sering disebut periode penantian dengan penuh
kewaspadaan. Pada periode ini wanita mulai menyadari kehadiran
bayi sebagai makhluk yang terpisah sehingga ia menjadi tidak sabar
menanti kehadiran sang bayi. Ada perasaan was-was mengingat bayi
dapat lahir kapanpun. Hal ini membuatnya berjaga-jaga sementara ia
memperhatikan dan menunggu tanda dan gejala persalinan muncul.
Trimester ketiga merupakan waktu, persiapan yang aktif terlihat
dalam menanti kelahiran bayi dan menjadi orang tua sementara
perhatian utama wanita terfokus pada bayi yang akan segera
dilahirkan. Pergerakan janin dan pembesaran uterus, keduanya
menjadi hal yang terus menerus mengingatkan tentang keberadaan
bayi. Wanita tersebut lebih protektif terhadap bayinya. Sebagian besar
pemikiran difokuskan pada perawatan bayi. Ada banyak spekulasi
mengenai jenis kelamin dan wajah bayi itu kelak. Sejumlah ketakutan

16
muncul pada trimester ketiga. Wanita mungkin merasa cemas dengan
kehidupan bayi dan kehidupannya sendiri. Seperti: apakah nanti
bayinya akan lahir abnormal, terkait persalinan dan pelahiran (nyeri,
kehilangan kendali, hal-hal lain yang tidak diketahui), apakah ia akan
menyadari bahwa ia akan bersalin, atau bayinya tidak mampu keluar
karena perutnya sudah luar biasa besar, atau apakah organ vitalnya
akan mengalami cedera akibat tendangan bayi. Ia juga mengalami
proses duka lain ketika ia mengantisipasi hilangnya perhatian dan hak
istimewa khusus lain selama kehamilan, perpisahan antara ia dan
bayinya yang tidak dapat dihindari, dan perasaan kehilangan karena
uterusnya yang penuh secara tiba-tiba akan mengempis dan ruang
tersebut menjadi kosong.
Depresi ringan merupakan hal yang umum terjadi dan wanita dapat
menjadi lebih bergantung pada orang lain lebih lanjut dan lebih
menutup diri karena perasaan rentannya. Wanita akan kembali
merasakan ketidaknyamanan fisik yang semakin kuat menjelang akhir
kehamilan. Ia akan merasa canggung, jelek, berantakan, dan
memerlukan dukungan yang sangat besar dan konsisten dari
pasangannya. Pada pertengahan trimester ketiga, peningkatan hasrat
seksual yang terjadi pada trimester sebelumnya akan menghilang
karena abdomennya yang semakin besar menjadi halangan. Alternatif
untuk mencapai kepuasan dapat membantu atau dapat menimbulkan
perasaan bersalah jika ia merasa tidak nyaman dengan cara-cara
tersebut. Berbagi perasaan secara jujur dengan pasangan dan
konsultasi menjadi sangat penting.

Kondisi Psikologis

17
Kondisi psikologi setiap ibu hamil berbeda satu dengan yang
lainnya. Secara garis besar, kondisi psikologi yang dialami ibu hamil dapat
dijelaskan berikut;
Usia Kehamilan Keadaan Emosional
1 Bulan  Emosi berubah cepat, tidak stabil
 Perasaan ibu kosong dan datar
 Menjadi Sentimentil dan ingin diperhatikan setiap
orang
 Berbahaya jika sudah depresi karena dapat member
pengaruh buruk pada janin
2 Bulan  Emosional hampir sama dengan bulan 1
 Perubahan fisik lebih terlihat
3 Bulan  Ketakutan berlebihan akan keguguran
 Lelah secara mental karena menjadi sangat berhati –
hati
 Emoional mulai mereda saat ada kontak gerak janin
yang dirasakan ibu
4 Bulan  Kenyamanan tubuh mulai dirasakan saat rasa mulai
stabil
 Emosional meninggi kembali saat ibu sadar secara
fisik menjadi lebih gemuk
5 Bulan  Emosi kian stabil walaupun masih agak sensitive
 Suasana hati mulai membaik
6 Bulan  Rasa bosan mendera
 Emosinal masih stabil, mekipun terkadang menjadi
tidak sabaran
7 Bulan  Emosional menjadi sedikit tidak stabil lagi, karena
ibu sangat menunggu proses persalinan
8 Bulan  Emosional mulai tidak stabil
9 Bulan  Rasa takut dapat diatasi karenakan rasa cema
terhadap bayi yang akan dilahirkan

18
BAB 3
LANDASAN ASUHAN KEPERAWATAN IBU HAMIL

3.1 Pengkajian Keperawatan


Pengkajian adalah tahap awal proses keperawatan dan merupakan suatu
proses pengumpulan data yang sistematis dari berbagai sumber untuk
mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan klien (iyer et al., 1996).
Tahap pengkajian merupakan dasar utama dalam memberikan asuhan
keperawatan sesuai dengan kebutuhan individu (klien). Oleh karena itu
pengkajian yang benar, akurat, lengkap, dan sesuai dengan kenyataan sangat
penting dalam merumuskan suatu diagnosis keperawatan dan dalam
memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan respon individu,
sebagaimana yang telah ditentukan dalam standar praktik keperawatan dari
American Nursing Association (ANA).

Pengkajian Keperawatan difokuskan pada respon pasien terhadap


masalah-masalah kesehatan yang berhubungan masalah-masalah yang
dihadapi klien. Selanjutnya data dasar tersebut digunakan untuk menentukan
diagnose keperawatan, merencanakan asuhan keperawatan, serta tindakan
keperawatan untuk mengatasi masalah-masalah klien. Pengumpulan data
dimulai sejak klien masuk kerumah sakit (initial assessment), serta
pengkajian ulang untuk menambah atau melengkapi data (re-assessment).

Pengkajian yang pertama yaitu dimulai dengan menanyakan identitas


klien terdiri dari nama, umur, jenis kelamin, agama, suku/bangsa,
pendidikan,pekerjaan penghasilan,alamat ,MRS tgl/ jam, ruangan,No. Reg,
DX. Medis. Yang kedua dengan menanyakan identitas penanggung jawab,
yaitu menanyakan nama, umur, jenis kelamin, agama, suku/bangsa,
pendidikan, pekerjaan, penghasilan, alamat, hubungan dengan klien.

Selanjutnya menanyakan Keluhan utama klien, riwayat penyakit


sekarang, riwayat penyakit dahulu, riwayat penyakit keluarga, riwayat psiko,

19
sosio, spiritual, untuk pengkajian pada pasien ibu hamil terdapat riwayat
menstruasi yang meliputi:

1. Menarche adalah menstruasi pertama yang bisa terjadi pada masa awal
remaja ditengah masa pubertas sebelum memasuki masa reproduksi
(proverawati,2009). Cara pengkajian dengan menanyakan kepada klien
kapan pertama kali mengalami menstruasi.
2. HPHT (hari pertama haid terakhir), HPHT ini digunakan untuk
menentukan usia kehamilan secara manual, meskipun saat ini sudah ada
alat USG yang dapat mengidentifikasi usia kehamilan, namun demikian
HPHT dari seorang ibu dapat memberikan data yang cukup akurat dalam
mengidentifikasi kehamilan. Pengkajian Menanyakan hari pertama haid
terakhir
3. HPL (hari perkiraan lahir) perawat dapat menghitung dengan rumus:
HPL=HPHT + 9 bulan + (lama siklus haid – 21 hari)
4. Lama menstruasi menanyakan berapa hari menstruasi berlangsung
5. Mengaji Bentuk
6. Warna, warna darah menstruasi yang keluar merah hitam atau merah
segar.
7. Jumlah, banyak darah yang dikeluarkan saat menstruasi dapat diketahui
dengan berapa kali klien ganti pembalut
8. Bau, seperti apa bau darah menstruasi apakah bau metalik (normal ), bau
busuk cenderung tidak normal atau bau amis yang menusuk.
9. Waktu , normalnya menstruasi terjadi setiap 28 hari
10. Disminore , apakah sering mengalami nyeri saat menstruasi.

Menanyakan Riwayat kehamilan, persalinan, nifas dan KB saat ini


selanjutnya menanyakan juga riwayat kehamilan, persalinan, nifas dan KB
yang lalu jika klien hamil anak pertama tidak perlu ditanyakan. Menanyakan
ADL (Activity daily of life) antaranya pola nutrisi, eliminasi, personal
hygiene, dan pola aktivitas.

Selanjutnya masuk tahap pemeriksaan, ada dua tahapan yaitu


pemeriksaan dan pemeriksaan fisik pemeriksaan umum terdiri dari

20
kesadaraan , GCS, suhu, nadi, RR, dan BB. Pemeriksaan fisik terdiri dari
pemeriksaan kepala, mata, hidung, mulut, telinga, leher, thorax, abdomen,
genetalia, dan ekstermitas.

3.2 Diagnosa Keperawatan


Diagnosa keperawatan merupakan suatu penilaian klinis mengenai
respons klien terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang
dialaminya baik yang berlangsung aktual maupun potensial. diagnosa
keperawatan bertujuan untuk mengidentifikasi respon klien individu, keluarga
dan komunitas terhadap situasi yang berkaitan dengan kesehatan.
Jenis diagnosa keperawatan dibagi menjadi dua jenis, yaitu diagnosa
negative dan diagnosa positif. Diagnosa negative menunjukkan bahwa klien
dalam kondisi sakit atau beresiko mengalami sakit sehingga penegakan
diagnosa ini akan mengarah pemberian intervensi keperawataan yang bersifat
penyembuhan, pemulihan, dan pencegahan. Diagnosa ini terdiri dari
diagnosis actual dan diagnosis resiko. Diagnosa actual menggambarkan
respon klien terhadap kondisi kesehatan atau proses kehidupan yang
menyebabkan klien mengalami masalah kesehatan. Diagnosa resiko
mengambarkan respon klien terhadap kondisi kesehatan atau proses
kehidupan yang dapat menyebabkan klien berisiko mengalami masalah
kesehatan.
Sedangkan diagnosa positif menunjukan bahwa klien dalam kondisi sehat
dan dapat mencapai kondisi yang lebih sehat atau optimal. Diagnosa ini
disebut juga diagnosis promosi kesehatan , mengambarkan adanya keinginan
dan motivasi klien untuk meningkatkan kondisi kesehatan ke tingkat ysng
lebih baik atau optimal.

Komponen diagnosa keperawatan meliputi:

1. Masalah (problem), merupakan label diagnosis keperawatan yang


mengambarkan inti dari respons klien terhadap kondisi kesehatan atau
proses kehidupannya.
2. Indikator diagnostic, terdiri atas penyebab, tanda dan gejala, dan factor
resiko dengan uraian:

21
a. Penyebab (etiology), merupakan factor-faktor yang mempengaruhi
prubahan status kesehatan.
b. Tanda (sign) dan gejala (symptom), tanda merupakan data objektif
yang diperoleh dari hasil pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium
dan prosedur diagnostic sedangkan gejala merupakan data subjektif
yang diperoleh dari hasil anamnesis.
c. Faktor resiko, merupakan kondisi atau situasi yang dapat
meningkatkan kerentanan klien mengalami masalah kesehatan.

Proses penegakan diagnosis keperawatan, atau mendiagnosa merupakan


suatu proses yang sistematis yang terdiri atas tiga tahap, yaitu analisis data,
identifikasi masalah dan perumusan diagnosa.

1. Analisis data , dilakukan dengan tahap sebagai berikut:


a. Bandingkan data dengan nilai normal, data yang didapat
dipengkajian dibandingkan dengan nilai-nilai normal dan identifikasi
tanda/gejala yang bermakna (significant cues).
b. Kelompok data, tanda atau gejala yang dianggap bermakna
dikelompokkan berdasarkan pola kebutuhan dasar yang meliputi
respirasi, sirkulasi, nutrisi/cairan, eliminasi, aktivitas/istirahat,
neurosensori, reproduksi/seksualitas, nyeri/kenyamanan, intregitas
ego, pertumbuhan/perkembangan, kebersihan diri,
penyuluhan/pembelajaran, interaksi sosial, dan keamanan proteksi.
2. Identifikasi masalah, setelah data dianalisis, perawat dank lien bersama-
sama mengidentifikasi masalah actual, risiko dan promosi kesehatan.
3. Perumusan diagnosa keperawatan, perumusan atau penulisan diagnosis
keperawatan disesuaikan dengan jenis diagnosa keperawatan.

Menentukan diagnosa ibu hamil sama dengan menentukan diagnosa


keperawatan lainnya. Tergantung dari riwayat penyakit yang dialami klien.

22
3.3 Intervensi Keperawatan
Intervensi Keperawatan adalah segala treatmen yang dikerjakan oleh
perawat yang didasarkan pada pengetahuan dan penilaian klinis untuk
mencapai luaran (outcome) yang diharapkan. Tindakan keperawatan adalah
perilaku atau aktivitas spesifik yang dikerjakan oleh perawat untuk
mengimplementasikan intervensi keperawatan.
Sistem standar intervensi keperawatan terdiri atas lima kategori dan
empat bela sub kategori dengan uraian sebagai berikut:
1. Fisiologis, kategori intervensi yang ditunjukkan untuk mendukung fungsi
fisik dan regulasi homeostatis yang terdiri atas:
 Respirasi
 Sirkulasi
 Nutrisi dan cairan
 Eliminasi
 Aktivitas dan istirahat
 Neurosensory
 Reproduksi dan seksualitas
2. Psikologis, kategori intervensi keperawatan yang ditunjukan untuk
mendukung fungsi dan proses mental yang terdiri atas:
 Nyeri dan kenyamanan
 Intregitas ego
 Pertumbuhan dan perkembangan
3. Perilaku
 Kebersihan diri
 Penyuluhan dan pembelajaran
4. Relasional
 Interaksi sosial
5. Lingkungan
 Keamanan dan proteksi

23
Komponen intervensi keperawatan, terdiri atas tiga komponen yaitu:

1. Label, merupakan nama intervensi keperawatan yang merupakan kata


kunci untuk memperoleh informasi terkait intervensi keperawatan tersebut.
2. Definisi, menjelaskan tentang makna dari label intervensi keperawatan.
3. Tindakan, merupakan rangkaian perilaku atau aktifitas yang dikerjakan
oleh perawat untuk mengimplementasikan intervensi keperawatan.
Tindakan intervensi keperawatan terdiri atas observasi, terapeutik, edukasi,
dan kolorasi.

Penentuan intervensi keperawatan, perawat perlu mempertimbangkan


beberapa factor sebagi berikut:

1. Karakteristik diagnose keperawatan


2. Luaran (outcome)
3. Kemampuan pelaksanaan intervensi keperawatan
4. Kemampuan perawat
5. Penerimaan pasien
6. Hasil penelitian

24
BAB 4
PENUTUP

4.1 Simpulan
Kesimpulan yang didapatkan :
Proses kehamilan sampai kelahiran terdapat bebrapa perubahan pada ibu
hamil diantaranya perubahan sistem reproduksi, payudara, sistem respirasi,
traktus digestivus, traktus urinarius, dan sistem endokrin.
Adaptasi maternal merupakan akibat kerja hormon kehamilan dan
tekanan mekanis akibat membesarnya uterus dan jaringan lainnya. Kehamilan
menyebabkan perubahan umum, seluruh sistem tubuh wanita hamil akibat
meningkatnya hoemonal yang dikeluarkan oleh plasenta. Dari perubahan
tersebut terdapat tiga adaptasi maternal yang bersifat Fisiologis, Patologis,
dan Psikologis.

4.2 Saran
Penulis mengharapkan agar makalah ini dapat bermanfaat bagi kita,
menambah ilmu pengetahuan serta wawasan bagi para pembaca namun
penulis menyadari makalah ini jauh dari kesempurnaan, maka penulis
mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca demi perbaikan makalah
selanjutnya.

Untuk rekan-rekan mahasiswa D3 KEPERAWATAN FAKULTAS


VOKASI UNIVERSITAS AIRLANGGA kami berharap makalah kami ini
dapat dijadikan bahan bacaan yang menambah wawasan.

25
DAFTAR PUSTAKA

Aprinigrum, Carudin Nelly. 2017. Aplikasi Kalender Kehamilan (Smart


Pregnancy) Berbais Android. Vol. 2 No. 02. Karawang: Universitas
Singaperbangsa.

Fatmala, Nining. 2016. Pengetahuan Ibu Tentang Adaptasi Maternal pada Ibu
Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Poasia Kota Kendari Sulawesi
Tenggara.Kendari: Politeknik Kesehatan Kendari.
Diakses Pada Tanggal 29 Januari 2020

Fitriya, Eni. 2017. Asuhan Kebidanan Komprehensif. Purwokerto: UMP.


Diakses Pada Tanggal 28 Januari 2020

Lutfiya, Indah. 2016. Analisis Kesiapan Siswi Sekolah Dasar dalam Menghadapi
Menarche. Vol. 5 No. 2. Surabaya: Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Airlangga.

PPNI, Tim Pokja SDKI DPP. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.
Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.

PPNI, Tim Pokja SIKI DPP. 2018. Standart Intervensi Keperawatan Indonesia.
Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.

Trisnanto, Erwin. 2016. Perubahan Fisiologis dan Patofisiologis Kehamilan serta


Adaptasi Keluarga Terhadap Kehamilan. Blitar: Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Patria Husada Blitar.
Diakses Pada Tanggal 28 Januari 2020

26

Anda mungkin juga menyukai