"Metode Kontrasepsi
Sederhana Tanpa Alat"
POLTEKKES KEMENKES
TERNATE
Kata Pengantar
Penyusun
ii
Daftar Isi
iii
Pendahuluan
1
Tujuan
2
BAB II PEMBAHASAN
Metode Kalender
3
Cara penerapan metode kalender
Hal yang perlu diperhatikan pada siklus menstruasi wanita sehat ada
tiga tahapan:
PreOvulatory Infertility Phase (masa tidak subur sebelum ovulasi).
Fertility Phase (masa subur).
Post Ovulatory infertility Phase (masa tidak subur setelah ovulasi).
Untuk itu perlu pengamatan minimal 6 kali siklus menstruasi. Berikut ini
cara dan menghitung masa subur:
Hari pertama dalam siklus haid dihitung sebagai hari ke-1 masa subur
adalah hari ke-12
hingga hari ke-16 siklus haid. Contoh: Seorang istri mendapat haid mulai
tanggal 9 Januari. Tanggal 9 Januari dihitung sebagai hari ke-1. Maka
hari ke-12 jatuh pada tanggal 20 januari dan hari ke-16 jatuh pada
tanggal 24 Januari. Jadi masa subur yaitu tanggal 20 hingga 24 Januari.
Pada tanggal tersebut suami istri tidak boleh bersenggama.
4
2) Bila siklus haid tidak teratur
Catat jumlah hari dalam siklus haid selama 6 bulan (6 siklus
menstruasi). Untuk mengetahui siklus haid terpanjang dan
terpendek.
Masukan dalam rumus: jumlah hari terpendek dalam 6 kali siklus
haid dikurang 18. Hitungan ini menentukan hari pertama masa
subur. Rumus: Hari pertama masa subur = jumlah hari terpendek
-18.
Masukan dalam rumus: jumlah hari terpanjang dalam 6 kali siklus
haid dikurangi 11. Hitungan ini menentukan hari terakhir masa
subur. Rumus Hari terakhir masa subur = Jumlah hari terpanjang -
11. Contoh: Seorang wanita/istri mendapat haid dengan siklus
terpendek 25 hari dan siklus trepan jang 30 hari (mulai dari
pertama haid sampai haid berikutnya). Langkah 1: 25-18=7 dan
Langkah 2: 30-11-19
Jadi masa suburnya adalah mulai hari ke-7 sampai hari ke-19.
Sehingga masa ini, suami istri tidak bolehmelakukan melakukan
kontrasepsi. senggama. Apabila ingin senggama harus menggunakan
Manfaat
5
Keuntungan
Keterbatasan
Efektifitas
Metode kalender akan lebih efektif bila dilakukan dengan baik dan
benar. Sebelum menggu nakan metode kalender ini, pasangan suami
istri harus mengetahui masa subur. Padahal, masa subur setiap wanita
tidaklah sama. Oleh karena itu, diperlukan pengamatan minimal enam
kali siklus menstruasi. Selain itu, metode ini juga akan lebih efektif bila
digunakan bersama dengan metode kontrasepsi lain. Berdasarkan
penelitian dr. Johnson dan kawan-kawan di Sidney, metode kalender
akan efektif tiga kali lipat bila dikombinasikan dengan metode
simptothermal. Angka kegagalan pengguna an metode kalender adalah
14 per 100 wanita per tahun.
6
. Faktor penyebab metode
kalender tidak efektif
7
Metode Suhu Basal
Pada saat ovulasi atau segera setelahnya, suhu tubuh akan sedikit naik.
Seperti diungkapkan pada bab terdahulu mengenai siklus menstruasi,
kenaikan ini disebabkan oleh meningkatnya hormon progesteron.
Suhu basal tubuh yang diukur setiap hari pada waktu yang sama dan
dalam kondisi yang sama pula―jika memungkinkan lakukanlah setelah
istirahat atau tidur-akan menunjukkan angka terendah sebelum ovulasi
terjadi. Setelah ovulasi, suhu biasanya meningkat dengan kenaikan yang
mencolok, paling sedikit 0,4°F (sekitar 0,2°C).³
Cara mengukur
perubahan suhu
Basal suhu tubuh normal bisanya 35.5-36 derajat celcius. Pada waktu
ovulasi suhu tubuh akan. turun dan akan naik kembali mencapai 37-38
derajat celcius dan tidak akan normal kembali ke suhu normal 36
derajat. Kenaikan suhu tubuh terjadi apabila sudah terbentukanya
progesteron yang bertugas menyiapkan jaringan dalam rahim untuk
menerima sel telur yang telah dibuahi. Perlu dike tahui bahwa di saat
ovulasi, suhu basal badan meningkat 0,2-0,5 derajat celcius karena
dipengaruhi oleh hormon progesterone. Pengukuran yang dilaku kan
teratur beberapa bulan berguna sebagai referensi untuk mempelajari
lebih jauh tentang ovulasi wanita, sehingga hubungan intim dapat
dilakukan pada saat tertentu.
8
Metode Suhu Basal Tubuh menggunakan pendekatan yang berbeda
dalam menghitung hari-hari tidak subur setelah ovulasi. Sebagian orang
menyatakan, kenaikan di atas suhu tertentu (besarnya berbeda beda
pada setiap orang) menunjukkan bahwa ovulasi telah terjadi. Sebagian
lainnya menganggap ovulasi telah terjadi bila suhu tubuh naik selama
tiga hari berturut-turut melebihi suhu tubuh enam hari sebelumnya.
Ada yang menyarankan agar pengukuran suhu tubuh dilakukan secara
oral, melalui vagina, ataupun melalui dubur.
Ada beberapa persoalan sehubungan dengan pengukuran suhu
tubuh. Pertama, perubahan suhu tubuh hanyalah indikator bahwa
sesuatu, dalam hal ini ovulasi, sudah terjadi (bersifat retrospektif),
sehingga tidak bisa memperingatkan sebelumnya tentang masa ovulasi
Anda atau tentang masa subur Anda. Itu berarti untuk memastikan
Anda tidak akan hamil Anda harus pantang bersetubuh selama paruh
pertama siklus sampai kenaikan suhu tubuh menunjukkan bahwa ovulasi
telah terjadi. Bisa jadi pantang ini akan memakan waktu lama, yang
sebenarnya tidak perlu, jika siklusnya cukup panjang atau ketika ovulasi
samasekali tidak muncul, seperti yang biasa terjadi setelah perempuan
berhenti menggunakan pil KB, menyusui, atau menjelang menopause.
Kedua, pengukuran suhu tubuh bisa menyesatkan. Demam atau
konsumsi alkohol berlebihan dapat meningkatkan suhu tubuh.
Seandainya bergantung pada pengukuran ini untuk mengetahui apakah
ovulasi sudah terjadi, Anda bisa hamil di luar rencana. Beberapa studi
menunjukkan, meskipun ovulasi terjadi, mungkin saja suhu tubuh tidak
naik secara mencolok atau kenaikannya sulit diamati sehingga sulit
membuat penafsiran yang akurat.*
9
Ketiga, keharusan mengukur suhu tubuh pada waktu yang sama
setiap hari dalam dalam kondisi yang sama pula cukup menyulitkan bagi
sebagian orang, misalnya bagi ibu menyusui yang harus sering bangun
sepanjang malam untuk menyusui bayinya, atau bagi perem puan yang
bekerja dengan giliran kerja yang berubah-ubah, karena Anda harus
mengukur suhu tubuh segera setelah bangun sebelum mulai
beraktivitas. Istilah 'suhu basal tubuh' merujuk pada suhu tubuh dalam
kondisi istirahat total.
10
Metode Lendir Serviks
11
3. Hari keempat setelah masa puncak dan berlanjut sampai menstruasi
adalah hari-hari tidak subur pasca ovulasi. Menstruasi dapat terjadi 11-
16 hari setelah masa puncak. Pasangan suami istri yang ingin
menghindari kehamilan dengan metode ini perlu tahu beberapa aturan
berikut.
12
Metode Sim To Termal
Pengertian
Manfaat
13
Efektifitas
14
Keuntungan
Keterbatasan
15
Petunjuk
16
BAB III PENUTUP
Kesimpulan
Saran
17
Daftar Pustaka
18