Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

"Metode Kontrasepsi
Sederhana Tanpa Alat"

Nama : Alifyah Mangoda


NIM : 21154010003

POLTEKKES KEMENKES
TERNATE
Kata Pengantar

Berkat rahmat Allah SWT. Penulis dapat


menyusun makalah sederhana dengan judul
"Metode Kontrasepsi Sederhana Tanpa Alat"
ini dengan tepat waktu.Semoga makalah ini
bermnfaat bagi penulis dan pembaca.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Ibu
dosen yang telah mengarahkan penulis
dalam menyusun makalah ini,terima kasih
juga penulis ucapkan kepada teman-teman
yang memotivasi dalam penyusunan
makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini
jauh dari kesempurnaan,oleh karena itu
penulis mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca ntuk penyempurnaan makalah
selanjutnya.

Ternate,12 Oktober 2022


Penyusun

ii
Daftar Isi

i COVER MAKALAH ...............................................


ii KATA PENGANTAR ............................................
iii DAFTAR ISI ............................................................
1 BAB I PENDAHULUAN ......................................
1 A. Latar Belakang .............................................
2 B. Tujuan ..............................................................
3 BAB II PEMBAHASAN .......................................
3 1. Metode Kalender .........................................
8 2. Metode Suhu Basal .....................................
11 3. Metode Lendir Serviks ..............................
13 4. Metode Sim to Termal ..............................
17 BAB III PENUTUP ...............................................
17 A. Kesimpulan ....................................................
17 B. Saran ................................................................

18 DAFTAR PUSTAKA ...........................................

iii
Pendahuluan

"Banyak Anak Banyak Rejeki" adalah kepercayaan


kuno orang zaman dulu karena semakin banyak anak
maka semakin tenaga banyak sumber daya manusia yang
dapat digunakan untuk membantu kegiatan ekonomi
keluarga. Zaman modern sekarang ini justru menganggap
dua anak cukup guna membentuk keluarga berencana
atau keluarga berkualitas alias KB
Tingginya angka kematian ibu di Indonesia akibat
resiko tinggi untuk melahirkan menjadi perhatian
pemerintah. Sehingga diadakannya program keluarga
berncana (KB) sebagai salah satu cara untuk mengurangi
tingginya angka kematian ibu. banyaknya anak-anak
terlantar dan dengan jarak usia yang sangat dekat juga
menjadi perhatian pemerintah. Alat kontrasepsi yang
saat ini sudah tersedia bermacam-macam. Selain alat
kontrasepsi yang bisa di pilih ,ada juga metode
kontrasepsi sederhana tanpa alat yang bisa menjadi
pilihan untuk program KB.
Hanya saja yang menjadi masalah saat ini, kurangnya
pengetahuan akan metode memilih
kontrasepsi,keuntungan,kerugian, serta efek samping dari
pemakaian alat kontrasepsi tersebut. Dan alat
kontrasepsi yang sangat mudah di dapatkan seperti di
minimarket. Tugas kita sebagai tenaga medis yaitu
berusaha membantu masyarakat agar mereka mau
menggunakan alat kontrasepsi untuk mewujudkan
program pemerintah yaitu setiap keluarga memiliki anak
2 orang.

1
Tujuan

1. Untuk dapat memahami tentang metode kontrasepsi


sederhana tanpa alat.
2. Untuk mampu memberikan konseling tentang metode
kontrasepsi sederhana tanpa alat.
3. Untuk dapat meningkatkan kualitas pelayanan
kebidanan berkaitan dengan metode kontrasepsi
sederhana tanpa alat.

2
BAB II PEMBAHASAN

Metode Kalender

Metode kalender atau pantang berkala adalah cara atau


metode kontrasepsi sederhana yang dilaku kan oleh pasangan
suami istri dengan tidak melaku kan senggama atau hubungan
seksual pada masa subur atau ovulasi. Metode kalender ini
merupakan metode keluarga berencana alamiah (KBA) yang
paling tua. Pencetus KBA sistem kalender adalah dr. Knaus
(ahli kebidanan dari Vienna) dan dr. Ogino (ahli ginekologi dari
Jepang). Metode kalender ini berdasarkan pada siklus
haid/menstruasi wanita. Knaus berpendapat bahwa ovulasi
terjadi tepat 14. hari sebelum menstruasi berikutnya.
Sedangkan Ogino berpendapat bahwa ovulasi tidak selalu
terjadi. tepat 14 hari sebelum menstruasi, tetapi 12 atau 16 hari
sebelum menstruasi berikutnya.
Penelitian kedua ahli ini menjadi dasar dari KBA sistem
kalender. Metode ini efektif bila dilakukan secara baik dan
benar. Dengan pengguna an sistem kalender setiap pasangan
dimungkinkan dapat merencanakan setiap kehamilannya.
Sebelum menggunakan metode ini, pasangan suami istri harus
mengetahui masa subur. Siklus masa subur pada setiap wanita
tidaklah sama. Untuk itu perlu penga matan minimal 6 kali
siklus menstruasi.

3
Cara penerapan metode kalender

Prinsip kerja metode kalender ini berpedoman kepada kenyataan


bahwa wanita dalam siklus haid nya mengalami ovulasi (subur) hanya
satu kali dalam sebulan, dan biasanya terjadi beberapa hari sebelum
atau sesudah hari ke-14 dari haid yang akan datang. Sel telur dapat
hidup selama 6-24 jam, sedangkan sel mani sperma selama 48-72 jam.

Hal yang perlu diperhatikan pada siklus menstruasi wanita sehat ada
tiga tahapan:
PreOvulatory Infertility Phase (masa tidak subur sebelum ovulasi).
Fertility Phase (masa subur).
Post Ovulatory infertility Phase (masa tidak subur setelah ovulasi).

Sebelum menggunakan metode ini, tentunya pasangan suami istri harus


mengetahui masa subur. Siklus masa subur pada tiap wanita tidaklah
sama.

Untuk itu perlu pengamatan minimal 6 kali siklus menstruasi. Berikut ini
cara dan menghitung masa subur:

1) Bila siklus haid teratur (28 hari)

Hari pertama dalam siklus haid dihitung sebagai hari ke-1 masa subur
adalah hari ke-12
hingga hari ke-16 siklus haid. Contoh: Seorang istri mendapat haid mulai
tanggal 9 Januari. Tanggal 9 Januari dihitung sebagai hari ke-1. Maka
hari ke-12 jatuh pada tanggal 20 januari dan hari ke-16 jatuh pada
tanggal 24 Januari. Jadi masa subur yaitu tanggal 20 hingga 24 Januari.
Pada tanggal tersebut suami istri tidak boleh bersenggama.

4
2) Bila siklus haid tidak teratur
Catat jumlah hari dalam siklus haid selama 6 bulan (6 siklus
menstruasi). Untuk mengetahui siklus haid terpanjang dan
terpendek.
Masukan dalam rumus: jumlah hari terpendek dalam 6 kali siklus
haid dikurang 18. Hitungan ini menentukan hari pertama masa
subur. Rumus: Hari pertama masa subur = jumlah hari terpendek
-18.
Masukan dalam rumus: jumlah hari terpanjang dalam 6 kali siklus
haid dikurangi 11. Hitungan ini menentukan hari terakhir masa
subur. Rumus Hari terakhir masa subur = Jumlah hari terpanjang -
11. Contoh: Seorang wanita/istri mendapat haid dengan siklus
terpendek 25 hari dan siklus trepan jang 30 hari (mulai dari
pertama haid sampai haid berikutnya). Langkah 1: 25-18=7 dan
Langkah 2: 30-11-19

Jadi masa suburnya adalah mulai hari ke-7 sampai hari ke-19.
Sehingga masa ini, suami istri tidak bolehmelakukan melakukan
kontrasepsi. senggama. Apabila ingin senggama harus menggunakan

Manfaat

1. Manfaat kontrasepsi: sebagai alat pengendalian kelahiran atau


mencegah kehamilan.
2. Manfaat kontrasepsi: dapat digunakan oleh para pasangan untuk
mengharapkan bayi dengan melakukan hubungan seksual saat
masa subur/ovulasi untuk meningkatkan kesempatan bisa hamil.

5
Keuntungan

1. Metode kalender atau pantang berkala lebih Sederhana


2. Dapat digunakan oleh setiap wanita yang sehat.
3. Tidak membutuhkan alat atau pemeriksaan khusus dalam
penerapannya.
4. Tidak mengganggu pada saat berhubungan seksual.
5. Kontrasepsi dengan menggunakan metode kalender dapat
menghindari resiko kesehatan yang berhubungan dengan
kontrasepsi.
6. Tidak memerlukan biaya.
7. Tidak memerlukan tempat pelayanan kontrasepsi.

Keterbatasan

1. Memerlukan kerja sama yang baik antara suami istri.


2. Harus ada motivasi dan disiplin pasangan dalam menjalankannya.
3. Pasangan suami istri tidak dapat melakukan hubungan seksual
setiap saat.
4. Pasangan suami istri harus tahu masa subur dan masa tidak subur.
5. Harus mengamati sikus menstruasi minimal enam kali siklus.
6. Siklus menstruasi yang tidak teratur (menjadi penghambat).
7. Lebih efektif bila dikombinasikan dengan metode kontrasepsi lain.

Efektifitas

Metode kalender akan lebih efektif bila dilakukan dengan baik dan
benar. Sebelum menggu nakan metode kalender ini, pasangan suami
istri harus mengetahui masa subur. Padahal, masa subur setiap wanita
tidaklah sama. Oleh karena itu, diperlukan pengamatan minimal enam
kali siklus menstruasi. Selain itu, metode ini juga akan lebih efektif bila
digunakan bersama dengan metode kontrasepsi lain. Berdasarkan
penelitian dr. Johnson dan kawan-kawan di Sidney, metode kalender
akan efektif tiga kali lipat bila dikombinasikan dengan metode
simptothermal. Angka kegagalan pengguna an metode kalender adalah
14 per 100 wanita per tahun.

6
. Faktor penyebab metode
kalender tidak efektif

1. Penentuan masa tidak subur didasarkan pada kemampuan hidup sel


sperma dalam saluran reproduksi (sperma mampu bertahan selama 3
hari).
2. Anggapan bahwa perdarahan yang datang bersamaan dengan
ovulasi, diinterpretasikan se bagai menstruasi. Hal ini menyebabkan
perhi tungan masa tidak subur sebelum dan setelah ovulasi menjadi
tidak tepat.
3. Penentuan masa tidak subur tidak didasarkan pada siklus menstruasi
sendiri.
4. Kurangnya pemahaman tentang hubungan masa subur/ovulasi
dengan perubahan jenis mukus/lendir serviks yang menyertainya.
5. Anggapan bahwa hari pertama menstruasi dihitung dari berakhirnya
perdarahan menstruasi. Hal ini menyebabkan penentuan masa tidak
subur menjadi tidak tepat.

7
Metode Suhu Basal

Pada saat ovulasi atau segera setelahnya, suhu tubuh akan sedikit naik.
Seperti diungkapkan pada bab terdahulu mengenai siklus menstruasi,
kenaikan ini disebabkan oleh meningkatnya hormon progesteron.

Suhu basal tubuh yang diukur setiap hari pada waktu yang sama dan
dalam kondisi yang sama pula―jika memungkinkan lakukanlah setelah
istirahat atau tidur-akan menunjukkan angka terendah sebelum ovulasi
terjadi. Setelah ovulasi, suhu biasanya meningkat dengan kenaikan yang
mencolok, paling sedikit 0,4°F (sekitar 0,2°C).³

Cara mengukur
perubahan suhu

Basal suhu tubuh normal bisanya 35.5-36 derajat celcius. Pada waktu

ovulasi suhu tubuh akan. turun dan akan naik kembali mencapai 37-38
derajat celcius dan tidak akan normal kembali ke suhu normal 36
derajat. Kenaikan suhu tubuh terjadi apabila sudah terbentukanya
progesteron yang bertugas menyiapkan jaringan dalam rahim untuk
menerima sel telur yang telah dibuahi. Perlu dike tahui bahwa di saat
ovulasi, suhu basal badan meningkat 0,2-0,5 derajat celcius karena
dipengaruhi oleh hormon progesterone. Pengukuran yang dilaku kan
teratur beberapa bulan berguna sebagai referensi untuk mempelajari
lebih jauh tentang ovulasi wanita, sehingga hubungan intim dapat
dilakukan pada saat tertentu.

Cara mengukur suhu basal: Alat-alat yang perlu disiapkan;


1. Termometer;
2. Alat tulis;
3. Grafik SBB.
Dengan syarat suhu tubuh tidak boleh dalam kondisi demam, jangan
tidur di bawah lampu yang panas, jangan tidur menggunakan AC dalam
suhu yang sangat tinggi, dan tidur minimal 5-6 jam.

8
Metode Suhu Basal Tubuh menggunakan pendekatan yang berbeda
dalam menghitung hari-hari tidak subur setelah ovulasi. Sebagian orang
menyatakan, kenaikan di atas suhu tertentu (besarnya berbeda beda
pada setiap orang) menunjukkan bahwa ovulasi telah terjadi. Sebagian
lainnya menganggap ovulasi telah terjadi bila suhu tubuh naik selama
tiga hari berturut-turut melebihi suhu tubuh enam hari sebelumnya.
Ada yang menyarankan agar pengukuran suhu tubuh dilakukan secara
oral, melalui vagina, ataupun melalui dubur.
Ada beberapa persoalan sehubungan dengan pengukuran suhu
tubuh. Pertama, perubahan suhu tubuh hanyalah indikator bahwa
sesuatu, dalam hal ini ovulasi, sudah terjadi (bersifat retrospektif),
sehingga tidak bisa memperingatkan sebelumnya tentang masa ovulasi
Anda atau tentang masa subur Anda. Itu berarti untuk memastikan
Anda tidak akan hamil Anda harus pantang bersetubuh selama paruh
pertama siklus sampai kenaikan suhu tubuh menunjukkan bahwa ovulasi
telah terjadi. Bisa jadi pantang ini akan memakan waktu lama, yang
sebenarnya tidak perlu, jika siklusnya cukup panjang atau ketika ovulasi
samasekali tidak muncul, seperti yang biasa terjadi setelah perempuan
berhenti menggunakan pil KB, menyusui, atau menjelang menopause.
Kedua, pengukuran suhu tubuh bisa menyesatkan. Demam atau
konsumsi alkohol berlebihan dapat meningkatkan suhu tubuh.
Seandainya bergantung pada pengukuran ini untuk mengetahui apakah
ovulasi sudah terjadi, Anda bisa hamil di luar rencana. Beberapa studi
menunjukkan, meskipun ovulasi terjadi, mungkin saja suhu tubuh tidak
naik secara mencolok atau kenaikannya sulit diamati sehingga sulit
membuat penafsiran yang akurat.*

9
Ketiga, keharusan mengukur suhu tubuh pada waktu yang sama
setiap hari dalam dalam kondisi yang sama pula cukup menyulitkan bagi
sebagian orang, misalnya bagi ibu menyusui yang harus sering bangun
sepanjang malam untuk menyusui bayinya, atau bagi perem puan yang
bekerja dengan giliran kerja yang berubah-ubah, karena Anda harus
mengukur suhu tubuh segera setelah bangun sebelum mulai
beraktivitas. Istilah 'suhu basal tubuh' merujuk pada suhu tubuh dalam
kondisi istirahat total.

Metode Suhu Basal Tubuh 99% efektif jika persetubuhan hanya


dilakukan antara ovulasi dan menstruasi, yaitu mulai hari ketiga
setelah suhu tubuh naik. Perubahan suhu basal tubuh merupakan
indikator penting terjadinya ovulasi jika leher rahim tidak berfungsi
normal, misalnya akibat operasi. Biasanya kenaikan suhu tubuh muncul
setelah ovulasi berlalu sehingga tidak membantu bila Anda
menghendaki kehamilan.

10
Metode Lendir Serviks

Perubahan lendir serviks pada saat siklus menstruasi adalah


pengaruh estrogen. Pola yang tidak subur dapat dideteksi pada fase
praovulasi dan pascaovulasi siklus menstruasi. Saat kedua ovarium
berada dalam keadaan diam akan terlihat jumlah estrogen dan
progesteron menurun, hasilnya adalah sensasi atau lendir pada vulva
yang tidak muncul. Sebelum hari berakhir, seorang wanita sebaiknya
mencatat jika sepanjang hari ia merasakan sensasi pada vulva dan
keberadaan lendir saat melakukan aktivitas. Hubungan seksual tidak
boleh dilakukan selama pencatatan siklus pertama. la juga harus bisa
membedakan lendir serviks dengan cairan semen, pelumas seksual yang
normal, dan rabas vagina.

Berikut adalah perubahan lendir serviks selama siklus menstruasi.

1. Ada beberapa hari setelah menstruasi, seorang wanita memiliki pola


kering pada vulva yang tidak berubah. Ada beberapa kasus yang
memperlihatkan rabas dan dikenal dengan pola infertil dasar (basic
infertile pattern-BIP). Jumlah hari beragam, makin lama pada siklus
memanjang dan lebih cepat pada siklus pendek. Fase ini dianggap
masa tidak subur (interfil).
2. Lalu fase praovulasi. Perhatikan adanya perubahan dari pola
interfil dasar pada sensasi yang terjadi di vulva atau dari
penampilan lendir. Perubahan yang terjadi ini sebagai petunjuk
dimulainya masa subur dalam suatu siklus. Perubahan sensasi
keadaan basah menjadi licin dapat terlihat pada vulva, jumlah lendir
semakin banyak dan menjadi jernih, mudah direnggangkan dengan
konsistensi mirip putih telur (spinnbarkeit). Pada hari terakhir,
sensasi lendir di vulva disebut hari puncak dan pasti terjadi
walaupun tidak terlihat lendir. Keadaan ini adalah fase subur yang
maksimal. Terjadi perubahan sensasi dari kering menjadi lengket.
Tiga hari setelah hari puncak masih termasuk hari-hari subur karena
ovulasi terjadi selama 48 jam pada hari puncak dan ovum dapat
bertahan selama 24 jam.

11
3. Hari keempat setelah masa puncak dan berlanjut sampai menstruasi
adalah hari-hari tidak subur pasca ovulasi. Menstruasi dapat terjadi 11-
16 hari setelah masa puncak. Pasangan suami istri yang ingin
menghindari kehamilan dengan metode ini perlu tahu beberapa aturan
berikut.

a) Peraturan Hari Awal


Hindari melakukan hubungan seksual selama hari-hari perdarahan
menstruasi yang berat. Lendir serviks bisa jadi tidak dapat
terdeteksi karena ada perdarahan menstruasi.
Boleh melakukan hubungan seksual setiap dua malam selama hasil
pengamatan menunjukkan BIP. Hari subur dihitung sehari setelah
melakukan hubungan seksual karena adanya cairan semen yang
dapat menghalangi pengamatan terhadap lendir.
Bila BIP mulai terlihat berubah, pasangan tidak boleh melakukan
hubungan pada hari tersebut dan hari-hari berikutnya selama masih
terjadi perubahan dan tiga hari kemudian ketika BIP kembali.
Mulainya fase subur dapat diidentifikasi dari perubahan BIP, semua
perubahan tersebut berlanjut sampai hari puncak.

b) ) Peraturan Hari Puncak

Tidak boleh melakukan hubungan seksual sampai hari keempat setelah


hari puncak terdeteksi. Setelah fase ini sampai akhir siklus, pasangan
dapat melakukan hubungan seksual setiap hari dan kapan saja. Catatan
hasil pengamatan dibuat dengan simbol yang berbeda untuk
menunjukkan perdarahan, masa kering, masa subur, dan menunjukkan
adanya cairan.

12
Metode Sim To Termal

Pengertian

Metode sim to thermal merupakan keluarga berencana alamiah


(KBA) yang mengidentifikasi masa subur dari siklus mentruasi wanita.
Metode sim to thermal mengombinasikan metode suhu basal dan
mukosa serviks. Tetapi ada teori lain yang mengatakan bahwa
metode ini mengamati tiga indikator kesu buran yaitu perubahan
suhu basal tubuh, perubahan lendir serviks dan perhitungan masa
subur melalui metode kalender. Metode sim to thermal akan lebih
akurat memprediksikan hari aman pada wanita dari pada
menggunakan salah satu metode saja.

Manfaat

Metode sim to thermal memiliki manfaat sebagai alat kontrasepsi


maupun konsepsi.

1. Manfaat kontrasepsi metode sim to thermal digu nakan sebagai


alat kontrasepsi atau menghindari kehamilan dengan tidak
melakukan hubungan seksual ketika berpotensi subur.
2. Manfaat konsepsi metode sim to thermal digunakan sebagai
konsepsi atau menginginkan kehamilan dengan melakukan
hubungan seksual ketika berpotensi subur.

13
Efektifitas

Angka kegagalan dari pengguanaan metode sim to thermal adalah


10-20 wanita akan hamil dari 100 pasangan setiap tahunnya. Hal ini
disebabkan kesalahan dalam belajar, saran atau tidak adanya. kerja
sama pasangan. Namun, metode sim to thermal ini akan mempunyai
angka kegagalan yang lebih rendah jika di bawah pengawasan yang
lebih ketat.

Hal yang mempengaruhi metode sim to thermal menjadi efektif


apabila:
1. Pencatatan dilakukan akurat.
2. Tidak menggunakan kontrasepsi hormonal, karena dapat
mengubah siklus menstruasi dan pola kesuburan.
3. Kerja sama dengan pasangan adalah perlu, karena ia harus
bersedia untuk membantu untuk meng hindari kehamilan baik
dengan tidak melakukan hubungan seksual.

Hal yang mempengaruhi metode sim to thermal tidak efektif antara


lain:
1. Wanita yang mempunyai bayi, sehingga harus bangun pada
malam hari.
2. Wanita yang mempunyai penyakit.
3. Pasca perjalanan.
4. Konsumsi alkohol.
5. Wanita yang memiliki pasangan seksual lebih dari satu.
6. Tidak ada komitmen antara pasangan suami istri untuk
menggunakan metode sim to thermal.
7. Wanita yang tidak dapat mengamati hari subur nya karena sifat
wanita itu sendiri atau alasan. lain.
8. Wanita yang mengkonsumsi obat-obatan tertentu yang dapat
mempengaruhi suhu basal tubuh, keteraturan menstruasi
maupun produksi lendir serviks.

14
Keuntungan

1. Tidak ada efek fisik seperti obat-obatan, alat,bahan kimia atau


operasi yang dibutuhkan.
2. Aman.
3. Ekonomis.
4. Meningkatkan hubungan kerja sama antar pasangan.
5. Dapat langsung dihentikan apabila pasangan menginginkan
kehamilan.
6. Tidak memerlukan tindak lanjut atau alat kontrasepsi lain
setelah belajar metode sim to thermal dengan benar.

Keterbatasan

1. Tidak cocok digunakan oleh wanita yang mem punyai bayi,


berpenyakit, pasca perjalanan mau pun konsumsi alkohol.
2. Metode sim to thermal kurang efektif karena pengguna harus
mengamati dan mencatat suhu basal tubuh maupun perubahan
lendir serviks.
3. Metode sim to thermal memerlukan kerja sama. antara pasangan
suami istri.
4. Pengguna harus mendapatkan pelatihan atau instruksi yang
benar.

15
Petunjuk

Pengguna atau klien sim to thermal harus mendapat


instruksiatau petunjuk tentang metode lendir ser viks, metode
suhu basal tubuh maupun metode kalender. Hal ini bertujuan
agar pengguna dapat menentukan masa subur dengan
mengamati perubahan suhu basal tubuh maupun lendir
serviks.

1. Klien dapat melakukan hubungan seksual hingga dua hari


berikutnya setelah haid berhenti (periode tidak subur
sebelum ovulasi).
2. Ovulasi terjadi setelah periode tidak subur awal yang
ditandai dengan mulai keluarnya lendir dan rasa basah
pada vagina sama dengan metode lendir serviks. Lakukan
pantang senggama karena ini menandakan periode subur
sedang berlangsung.
3. Pantang senggama dilakukan mulai ada kenaikan suhu
basal 3 hari berurutan dan hari puncak len dir subur.
4. Apabila dua gejala ini tidak menentukan periode tidak
subur awal, periode subur, periode tak su bur akhir maka
ikuti perhitungan periode subur yang terpanjang di mana
masa pantang senggama harus dilakukan.

16
BAB III PENUTUP

Kesimpulan

Metode kontrasepsi sederhana tanpa alat ini di dasarkan


pada siklus masa subur dan tidak subur seorang wanita.
Dasar utama yaitu saat terjadi ovulasi sperma dapat hidup
kurang lebih 3 hari setelah ejakulasi,maka ovulasi harus
sudah dapt di ramalkan sebelumnya untuk menentukan
saat ovulasi dengan melalui 3 cara yaitu metode
kalender,suhu basal,dan lendir serviks. Metode - metode
tersebut memiliki kelebihan yaitu tidak memerlukan biaya
sehingga dapat menghemat pengeluran,terhindar dari efek
yang merugikan seperti bahan kimia yang terkandung
dalam alat kontrasepsi,terhindar dari alergi,tidak merubah
siklus haid,tidak mempengaruhi kesuburan,dan tidak
menyakitkan.

Saran

Semoga makalah ini dapat menambah wawasan bagi


teman-teman mahasiswa mengenai metode kontrasepsi
sederhana tanpa alat sehingga kelak kita bisa memberikan
konseling dengan benar dan berdasarkan ilmu yang telah
kita dapatkan,serta kelak kita bisa meningkatkan kualitas
pelayanan kebidanan berkaitan dengan metode kontrasepsi
sedernaha tanpa alat untuk mendukung program
pemerintah dan demi kesejahteraaan bangsa.

17
Daftar Pustaka

Jitowiono,Sugeng.2019. Keluarga Berencana Dalam Perspektif Bidan.


Yogyakarta : PT.Pustaka Bsru

Evelyn.2006. Metode Ovulasi Billings. Jakarta: KPG(Kepustakaan


Populer Gramedia).

Irmawati,Leny. 2021. Asuhan Keluarga Berencana. Insan Cendekia


Mandiri.

18

Anda mungkin juga menyukai