Anda di halaman 1dari 31

SATUAN ACARA PENYULUHAN ALAT KONTRASEPSI (KB) SEDERHANA

Untuk memenehuhi tugas mata kuliah Maternitas Buyung Tegar Aribowo Fajar Ulfiana P17420111005 P1742011100

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG 2013

PRODI DIII KEPERAWATAN POLTEKKES KEMENKES SEMARANG TAHUN AJARAN 2012/2013 SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) KONTRASEPSI SEDERHANA

A.

Latar Belakang Untuk mewujudkan program Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) tentang Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS), maka salah satu caranya yaitu dengan menggunakan alat kontrasepsi. Banyak jenis alat kontrasepsi yang dapat digunakan oleh PUS, diantaranya ada alat kontrasepsi hormonal, non hormonal, alami dan kontap. Jenis alat kontrasepsi dapat dipilih oleh PUS tergantung dengan kondisi fisik dan factor keadaan lainnya seperti keinginan pasangannya.

B. 1.

Tujuan Tujuan Umum Setelah penyuluhan ini diharapkan Ibu dapat mengetahui jenis dan alat kontrasepsi (yang ia inginkan) dan Ibu mau untuk melakukan atau ber-KB. 2. Tujuan Khusus Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan Ibu mampu : Menyebutkan jenis alat kontrasepsi sederhana. Menyebutkan keuntungan dari alat kontrasepsi sederhana. Menyebutkan kekurangan dan efek samping dari alat kontrasepsi sederhana

C. a.

Pelaksanaan Kegiatan Topik / Judul Kegiatan Penyuluhan dan pengenalan tentang jenis alat kontrasepsi sederhana. b. Sasaran Atau Target Ibu pasca melahirkan, ibu usia subur, dan ibu yang drop out akseptor KB.

c.

Metode 1. Ceramah 2. Diskusi 3. Demonstrasi dan Tanya jawab

d.

Media Dan Alat Bantu Penyuluhan 1. Leaflet 2. Alat peraga (Lembar balik)

e.

Tanggal, Waktu Dan Tempat 1. Hari/Tanggal 2. Waktu 3. Tempat : Senin, 22 April 2013 : Pukul 10.00 - selesai : Rumah Sakit

f.

Pengorganisasian Pembimbing akademik Pelaksana (mahasiswa) : : 1. Fajar Ulfiana 2. Buyung Tegar Aribowo

D.

Susunan Acara NO WAKTU 1. 5 menit KEGIATAN MAHASISWA Pembukaan : - Mengucapkan salam - Perkenalan mahasiswa - Mengingatkan Kontrak tujuan penyuluhan. - Menanyakan kesediaan - Menanyakan apa yang sudah dan belum diketahui oleh audiens. KEGIATAN AUDIEN - Menjawab salam - Mendengarkan - Audiens ingat dengan kontrak tujuan - Audiens siap dan bersedia

- Menjelaskan maksud dan - Audiens mengerti maksud dan

2.

15 menit

Pelaksanaan : - Mengkaji pengetahuan ibu tentang defenisi dari kontrasepsi - Menjelaskan kepada ibu tentang pemakaian kontrasepsi - Menjelaskan kepada ibu tentang macam-macam alat kontrasepsi sederhana - Menjelaskan kepada ibu manfaat sederhana - Menjelaskan kepada ibu kerugian sederhana - Menjelaskan kepada ibu efek samping dari masingmasing alat kontrasepsi sederhana Penutup : - Memberikan kesempatan kepada Ibu untuk bertanya - Menyimpulkan bersama Ibu - Melaksanakan evaluasi - Mengucapkan salam - Menjawab pertanyaan - Menjawab salam materi - Menyimpulkan materi - Mengajukan pertanyaan dari masingmasing alat kontrasepsi dari masingmasing alat kontrasepsi - Mendengarkan - Mendengarkan - Memperhatikan dan mendengarkan pertimbangan alat - Menjelaskan secara singkat tentang defenisi dari alat kontrasepsi - Mendengarkan

3.

10 menit

E.

Kriteria evaluasi 1. Evaluasi struktur : Peran dan tugas mahasiswa sesuai dengan rencana Tempat, alat, dan media sesuai dengan keperluan Peserta penyuluhan, mahasiswa, dan alat sesuai dengan keperluan

Peserta penyuluhan, mahasiswa, dan dosen pembimbing mengikuti acara penyuluhan sesuai dengan setting tempat yang direncanakan 2. Proses evaluasi Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan rencana Ibu hadir mengikuti kegiatan penyuluhan Berlangsung dalam hal tanya jawab dan diskusi bersama 3. Evaluasi hasil : Setelah penyuluhan diharapkan : 75% Ibu mampu menyebutkan defenisi dari alat kontrasepsi 75% Ibu mampu menyebutkan pertimbangan pemakaian alat kontrasepsi 75% Ibu mampu menyebutkan macam-macam alat kontrasepsi 75% Ibu mampu menyebutkan manfaat dari masing-masing alat kontrasepsi 75% Ibu mampu menyebutkan manfaat dari masing-masing alat kontrasepsi 75% Ibu mampu menyebutkan efek samping dari masing-masing alat kontrasepsi F. Materi ( Terlampir )

ALAT-ALAT KONTRASEPSI SEDERHANA

A.

Pengertian alat-alat kontrasepsi Kontrasepsi merupakan pencegahan terjadinya kehamilan/konsepsi (bukan aborsi). Alat kontrasepsi merupakan alat yang digunakan untuk mencegah terjadinya suatu kehamilan.

B. Pertimbangan pemakaian alat kontrasepsi 1. Usia ibu < 20 tahun: kontrasepsi yang reversibilitasnya tinggi/kembali ke kesuburan tinggi 2. Usia ibu > 35 tahun: kontrasepsi effektif/kegagalan rendah dan reversibel/ireversibel 3. Usia reproduksi sehat: effektif, reversible dan tidak mengganggu ASI C. Macam-macam alat kontrasepsi sederhana 1. Kontrasepsi Sederhana Tanpa Menggunakan Alat a. Metode Kalender 1) Pengertian Metode kalender atau pantang berkala adalah cara atau metode kontrasepsi sederhana yang dilakukan oleh pasangan suami istri dengan tidak melakukan senggama atau hubungan seksual pada masa subur atau ovulasi. Metode kalender atau pantang berkala ini merupakan metode keluarga berencana alamiah (KBA) yang paling tua. Pencetus KBA sistem kalender adalah dr. Knaus (ahli kebidanan dari Vienna) dan dr. Ogino (ahli ginekologi dari Jepang). Metode kalender ini berdasarkan pada siklus haid/menstruasi wanita. Knaus berpendapat bahwa ovulasi terjadi tepat 14 hari sebelum menstruasi berikutnya. Sedangkan Ogino berpendapat bahwa ovulasi tidak selalu terjadi tepat 14 hari sebelum menstruasi, tetapi dapat terjadi antara 12 atau 16 hari sebelum menstruasi berikutnya. Hasil penelitian kedua ahli ini menjadi dasar dari KBA sistem kalender.

2) Manfaat Metode kalender atau pantang berkala dapat bermanfaat sebagai kontrasepsi maupun konsepsi. a) Manfaat kontrasepsi Sebagai alat pengendalian kelahiran atau mencegah kehamilan. b) Manfaat konsepsi Dapat digunakan oleh para pasangan untuk mengharapkan bayi dengan melakukan hubungan seksual saat masa subur/ovulasi untuk meningkatkan kesempatan bisa hamil, 3) Keuntungan Metode kalender atau pantang berkala mempunyai keuntungan sebagai berikut: a) Metode kalender atau pantang berkala lebih sederhana. b) Dapat digunakan oleh setiap wanita yang sehat. c) Tidak membutuhkan alat atau pemeriksaan khusus dalam penerapannya. d) Tidak mengganggu pada saat berhubungan seksual. e) Kontrasepsi dengan menggunakan metode kalender dapat menghindari resiko kesehatan yang berhubungan dengan kontrasepsi. f) Tidak memerlukan biaya. g) Tidak memerlukan tempat pelayanan kontrasepsi.

4) Keterbatasan Sebagai metode sederhana dan alami, metode kalender atau pantang berkala ini juga memiliki keterbatasan, antara lain. a) Memerlukan kerjasama yang baik antara suami istri. b) Harus ada motivasi dan disiplin pasangan dalam menjalankannya. c) Pasangan suami istri tidak dapat melakukan hubungan seksual setiap saat. d) Pasangan suami istri harus tahu masa subur dan masa tidak subur. e) Harus mengamati sikus menstruasi minimal enam kali siklus. f) Siklus menstruasi yang tidak teratur (menjadi penghambat). g) Lebih efektif bila dikombinasikan dengan metode kontrasepsi lain. 5) Efektifitas Metode kalender akan lebih efektif bila dilakukan dengan baik dan benar. Sebelum menggunakan metode kalender ini, pasangan suami istri harus mengetahui masa subur. Padahal, masa subur setiap wanita tidaklah sama. Oleh karena itu, diperlukan pengamatan minimal enam kali siklus menstruasi. Selain itu, metode ini juga akan lebih efektif bila digunakan bersama dengan metode kontrasepsi lain. Berdasarkan penelitian dr. Johnson dan kawan-kawan di Sidney, metode kalender akan efektif tiga kali lipat bila dikombinasikan dengan metodesimptothermal. Angka kegagalan penggunaan metode kalender adalah 14 per 100 wanita per tahun. Factor Penyebab Metode Kalender Tidak Efektif Hal yang dapat menyebabkan metode kalender menjadi tidak efektif adalah: a) Penentuan masa tidak subur didasarkan pada kemampuan hidup sel sperma dalam saluran reproduksi (sperma mampu bertahan selama 3 hari). b) Anggapan bahwa perdarahan yang datang bersamaan dengan ovulasi, diinterpretasikan sebagai menstruasi. Hal ini menyebabkan perhitungan masa tidak subur sebelum dan setelah ovulasi menjadi tidak tepat. c) Penentuan masa tidak subur tidak didasarkan pada siklus menstruasi sendiri. d) Kurangnya pemahaman tentang hubungan masa subur/ovulasi dengan perubahan jenis mukus/lendir serviks yang menyertainya.

e) Anggapan bahwa hari pertama menstruasi dihitung dari berakhirnya perdarahan menstruasi. Hal ini menyebabkan penentuan masa tidak subur menjadi tidak tepat. 6) Penerapan Hal yang perlu diperhatikan pada siklus menstruasi wanita sehat ada tiga tahapan: a. Pre ovulatory infertility phase (masa tidak subur sebelum ovulasi). b. Fertility phase (masa subur). c. Post ovulatory infertility phase (masa tidak subur setelah ovulasi). Perhitungan masa subur ini akan efektif bila siklus menstruasinya normal yaitu 21-35 hari. Pemantauan jumlah hari pada setiap siklus menstruasi dilakukan minimal enam kali siklus berturut-turut. Kemudian hitung periode masa subur dengan melihat data yang telah dicatat. Bila haid teratur (28 hari) Hari pertama dalam siklus haid dihitung sebagai hari ke-1 dan masa subur adalah hari ke-12 hingga hari ke- 16 dalam siklus haid. Contoh: Seorang wanita atau istri mendapat haid mulai tanggal 9 Maret. Tanggal 9 Maret ini dihitung sebagai hari ke-1. Maka hari ke-12 jatuh pada tanggal 20 Maret dan hari ke 16 jatuh pada tanggal 24 Maret. Jadi masa subur yaitu sejak tanggal 20 Maret hingga tanggal 24 Maret. Sehingga pada masa ini merupakan masa pantang untuk melakukan senggama. Apabila ingin melakukan hubungan seksual harus menggunakan kontrasepsi. Bila haid tidak teratur Jumlah hari terpendek dalam 6 kali siklus haid dikurangi 18. Hitungan ini menentukan hari pertama masa subur. Jumlah hari terpanjang selama 6 siklus haid dikurangi 11. Hitungan ini menentukan hari terakhir masa subur. Rumus : Hari pertama masa subur = Jumlah hari terpendek 18 Hari terakhir masa subur = Jumlah hari terpanjang 11 Contoh: Seorang wanita/istri mendapat haid dengan siklus terpendek 25 hari dan siklus terpanjang 30 hari (mulai hari pertama haid sampai haid berikutnya). Langkah 1 : 25 18 = 7 Langkah 2 : 30 11 = 19

Jadi masa suburnya adalah mulai hari ke-7 sampai hari ke-19. Sehingga masa ini, suami istri tidak boleh melakukan senggama. Apabila ingin melakukan senggama harus menggunakan kontrasepsi. b. Metode Suhu Basal Tubuh 1) Pengertian Suhu basal adalah suhu terendah yang dicapai oleh tubuh selama istirahat atau dalam keadaan istirahat (tidur). Tujuan pencatatan suhu basal untuk mengetahui kapan terjadinya masa subur/ovulasi. Suhu basal tubuh diukur dengan alat yang berupa thermometer basal. Thermometer basal ini dapat digunakan secara oral, per vagina, atau melalui dubur dan ditempatkan pada lokasi serta waktu yang sama selama 5 menit. Suhu normal tubuh sekitar 35,5-360 C. Pada waktu ovulasi, suhu akan turun terlebih dahulu dan naik menjadi 37-380 C kemudian tidak akan kembali pada suhu 350 C. Pada saat itulah terjadi masa subur/ovulasi. Kondisi kenaikan suhu tubuh ini akan terjadi sekitar 3-4 hari, kemudian akan turun kembali sekitar 2 derajat dan akhirnya kembali pada suhu tubuh normal sebelum menstruasi. Hal ini terjadi karena produksi progesteron menurun. Apabila grafik (hasil catatan suhu tubuh) tidak terjadi kenaikan suhu tubuh, kemungkinan tidak terjadi masa subur/ovulasi sehingga tidak terjadi kenaikan suhu tubuh. Hal ini terjadi dikarenakan tidak adanya korpus luteum yang memproduksi progesteron. Begitu sebaliknya, jika terjadi kenaikan suhu tubuh dan terus berlangsung setelah masa subur/ovulasi kemungkinan terjadi kehamilan. Karena, bila sel telur/ovum berhasil dibuahi, maka korpus luteum akan terus memproduksi hormon progesteron. Akibatnya suhu tubuh tetap tinggi.

2) Manfaat Metode suhu basal tubuh dapat bermanfaat sebagai konsepsi maupun kontrasepsi. a) Manfaat konsepsi Metode suhu basal tubuh berguna bagi pasangan yang menginginkan kehamilan. b) Manfaat kontrasepsi Metode suhu basal tubuh berguna bagi pasangan yang menginginkan menghindari atau mencegah kehamilan. 3) Keuntungan Keuntungan dari penggunaan metode suhu basal tubuh antara lain: a) Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran pada pasangan suami tentang masa subur/ovulasi. b) Membantu wanita yang mengalami siklus haid tidak teratur mendeteksi masa subur/ovulasi. c) Dapat digunakan sebagai kontrasepsi ataupun meningkatkan kesempatan untuk hamil. d) Membantu menunjukkan perubahan tubuh lain pada saat mengalami masa subur/ovulasi seperti perubahan lendir serviks. e) Metode suhu basal tubuh yang mengendalikan adalah wanita itu sendiri.

4) Keterbatasan Sebagai metode KBA, suhu basal tubuh memiliki keterbatasan sebagi berikut: a) Membutuhkan motivasi dari pasangan suami istri. b) Memerlukan konseling dan KIE dari tenaga medis. c) Suhu tubuh basal dapat dipengaruhi oleh penyakit, gangguan tidur, merokok, alkohol, stress, penggunaan narkoba maupun selimut elektrik. d) Pengukuran suhu tubuh harus dilakukan pada waktu yang sama. e) Tidak mendeteksi awal masa subur. f) Membutuhkan masa pantang yang lama. 5) Efektifitas Metode suhu basal tubuh akan efektif bila dilakukan dengan benar dan konsisten. Suhu tubuh basal dipantau dan dicatat selama beberapa bulan berturut-turut dan dianggap akurat bila terdeteksi pada saat ovulasi. Tingkatkan keefektifan metode suhu tubuh basal sekitar 80 persen atau 2030 kehamilan per 100 wanita per tahun. Secara teroritis angka kegagalannya adalah 15 kehamilan per 100 wanita per tahun. Metode suhu basal tubuh akan jauh lebih efektif apabila dikombinasikan dengan metode kontrasepsi lain seperti kondom, spermisida ataupun metode kalender atau pantang berkala (calendar method or periodic abstinence).

Factor yang Mempengaruhi Keandalan Metode Suhu Basal Tubuh Adapun factor yang mempengaruhi keandalan metode suhu basal tubuh antara lain: a) Penyakit b) Gangguan tidur c) Merokok dan atau minum alcohol d) Penggunaan obat-obat ataupun narkoba e) Stress f) Penggunaan selimut elektrik 6) Petunjuk Bagi pengguna metode Suhu Basal Tubuh Aturan suhu/temperatur adalah sebagai berikut: a) Suhu diukur pada waktu yang hampir sama setiap pagi (sebelum bangun dari tempat tidur). b) Catat suhu ibu pada kartu yang telah tersedia. c) Gunakan catatan suhu pada kartu tersebut untuk 10 hari pertama dari siklus haid untuk menentukan suhu tertinggi dari suhu yang normal dan rendah dalam pola tertentu tanpa kondisi-kondisi di luar normal atau biasanya. d) Abaikan setiap suhu tinggi yang disebabkan oleh dendam atau gangguan lain. e) Tarik garis pada 0,050 C 0,10 C di atas suhu tertinggi dari suhu 10 hari tersebut. Garis ini disebut garis pelindung ( cover line) atau garis suhu. f) Periode tak subur mulai pada sore hari ketiga berturut-turut suhu tubuh berada di atas garis pelindung/suhu basal. g) Hari pantang senggama dilakukan sejak hari pertama haid hingga sore ketiga kenaikan secara berurutan suhu basal tubuh (setelah masuk periode masa tak subur). h) Masa pantang untuk senggama pada metode suhu basal tubuh lebih panjang dari metode ovulasi billings. i) Perhatikan kondisi lendir subur dan tak subur yang dapat diamati.

c. Metode Symthothermal 1) Pengertian Metode Simptothermal merupakan metode keluarga berencana alamiah ( KBA ) yang mengidentifikasi masa subur dari siklus menstruasi wanita. Metode simptothermal mengkombinasikan metode suhu basal tubuh dan mukosa serviks. Metode ini mengamati tiga indikator kesuburann yaitu perubahan suhu basal tubuh, perubahan mukosa/ lendir serviks, dan perhitungan masa subur melalui metode kalender. Metode simptothermal akan lebih akurat memprediksikan hari aman pada wanita daripada menggunakan salah satu metode saja. Ketika menggunakan metode ini bersama-sama, maka tanda-tanda dari satu dengan yang lainnya akan saling melengkapi.

2) Manfaat Metode simptothermal memiliki manfaat sebagai alat kontrasepsi maupun konsepsi a) Manfaat kontrasepsi Metode simptothermal digunakan sebagai alat kontrasepsi atau menghindari kehamilan dengan tidak melakukan hubungan seksual ketika berpotensi subur (pantang saat masa subur). b) Manfaat konsepsi Metode simptothermal digunakan sebagai konsepsi atau menginginkan kehamilan dengan melakukan hubungan seksual ketika berpotensi subur. 3) Keuntungan Metode simptothermal mempunyai keuntungan antara lain: a) Tidak ada efek fisik seperti obat-obatan, alat, bahan kimia atau operasi yang dibutuhkan. b) Aman.

c) Ekonomis. d) Meningkatkan hubungan kerjasama antar pasangan. e) Dapat langsung dihentikan apabila pasangan menginginkan kehamilan. f) Tidak memerlukan tidak lanjut atau alat kontrasepsi lain setelah belajar metode simptothermal dengan benar. 4) Keterbatasan Metode simptothermal mempunyai keterbatasan antara lain: a) Tidak cocok digunakan oleh wanita yang mempunyai bayi, berpenyakit, pasca perjalanan maupun konsumsi alkohol. b) Metode simptothermal kurang efektif karena pengguna harus mengamati dan mencatat suhu basal tubuh maupun perubahan lendir serviks. c) Metode simptothermal memerlukan kerjasama antara pasangan suami istri. d) Pengguna harus mendapatkan pelatihan atau instruksi yang benar. 5) Efektifitas Angka kegagalan dari penggunaan metode simptothermal adalah 10-20 wanita akan hamil dari 100 pasangan setiap tahunnya. Hal ini disebabkan kesalahan dalam belajar, saran atau tidak ada kerjasama pasangan. Namun, studi lain juga menyatakan angka kegagalan dari metode simptothermal mempunyai angka kegagalan hanya 3 persen apabila di bawah pengawasan yang ketat. Hal yang Mempengaruhi Metode Simptothermal Menjadi Efektif Metode simptothermal akan menjadi efektif apabila: a) Pencatatan dilakukan secara konsisten dan akurat. b) Tidak menggunakan kontrasepsi hormonal, karena dapat mengubah siklus menstruasi dan pola kesuburan. c) Penggunaan metode barier dianjurkan untuk mencegah kehamilan. Kerjasama dengan pasangan adalah perlu, karena ia harus bersedia untuk membantu menghindari kehamilan baik dengan tidak melakukan hubungan seksual atau menggunakan beberapa metode penghalang selama hari-hari paling subur.

Hal yang Mempengaruhi Metode Simptothermal Tidak Efektif Metode simptothermal dipengaruhi oleh beberapa hal, antara lain: a) Wanita yang mempunyai bayi, sehingga harus bangun pada malam hari. b) Wanita yang mempunyai penyakit. c) Pasca perjalanan. d) Konsumsi alcohol. Hal-hal tersebut di atas dapt mempengaruhi pembacaan suhu basal tubuh menjadi kurang akurat.

Pola Grafik Kesuburan pada Metode Simptothermal Pola grafik kesuburan tidak sesuai digunakan wanita pada kasus sebagai berikut: a) Wanita yang memilki pasangan seksual lebih dari satu. b) Tidak ada komitmen antara pasangan suami istri untuk menggunakan metode simptothermal. c) Wanita yang tidak dapat mengamati hari suburnya karena sifat wanita itu sendiri atau alasan lain. d) Wanita yang ragu apakah dia mampu tidak melakukan hubungan seksual tanpa alat kontrasepsi barier minimal 10 hari setiap bulan atau menerapkan metode kontrasepsi lain di hari tidak amannya. e) Wanita yang mempunyai resiko kesehatan/medis tertentu yang membahayakan jika dia hamil. f) Wanita yang mengkonsumsi obat-obatan tertentu yang dapat mempengaruhi suhu basal tubuh, keteraturan menstruasi maupun produksi lendir serviks.

6) Petunjuk bagi pengguna metode simptothermal Pengguna/ klien metode simptothermal harus mendapat instruksi atau petunjuk tentang metode lendir serviks, metode suhu basal tubuh maupun metode kalender. Hal ini bertujuan agar pengguna dapat menentukan masa subur dengan mengamati perubahan suhu basal tubuh maupun lendir serviks. a) Klien dapat melakukan hubungan seksual hingga dua hari berikutnya setelah haid berhenti ( periode tidak subur sebelum ovulasi). b) Ovulasi terjadi setelah periode tidak subur awal yang ditandai dengan mulai keluarnya lendir dan rasa basah pada vagina sama dengan metode lendir serviks. Lakukan pantang senggama karena ini menandakan periode subur sedang berlangsung. c) Pantang senggama dilakukan mulai ada kenaikan suhu basal 3 hari berurutan dan hari puncak lendir subur. d) Apabila dua gejala ini tidak menentukan periode tidak subur awal, periode subur, periode tak subur akhir maka ikuti perhitungan periode subur yang terpanjang di mana masa pantang senggama harus dilakukan. d. Metode Amenore Laktasi (MAL) 1) Pengertian Sepanjang sejarah para wanita mengetahui bahwa kemungkinan untuk menjadi hamil menjadi kecil apabila mereka terus menyusui anaknya setelah melahirkannya. Maka, memperpanjang masa laktasi sering dilakukan untuk mencegah kehamilan. Laktasi dikaitkan dengan adanya prolaktenemi dan prolaktin menekan adanya ovulasi. Metode amenore laktasi (MAL) adalah kontrasepsi yang mengandalakan pemberian Air Susu Ibu (ASI) secara eksklusif, artinya hanya di berikan ASI tanpa tambahan makanan atau minuman apapun lainnya. MAL dapat dipakai sebagai kontrasepsi bila: a) Menyusui secara penuh (full breast feeding); lebih efektif bila pemberian > 8 x sehari. b) Belum haid c) Umur bayi kurang dari 6 bulan

2) Keuntungan a) Efektifitas tinggi (keberhasilan 98% pada enam bulan pascapersalinan) b) Segera efektif c) Tidak mengganggu sanggama d) Tidak ada efek samping secara sistematik e) Tidak perlu pengawasan medis. f) Tidak perlu obat atau alat g) Tanpa biaya Keuntungan Nonkontrasepsi Untuk bayi. a) Mendapat kekebalan pasif (mendapatkan antibody perlindungan lewat ASI) b) Sumber asupan gizi yang terbaik dan sempurna untuk tumbuh kembang bayi yang optimal. c) Terhindar dari keterpaparan terhadap kontaminasi dari air, susu lain tau formula, atau alat minum yang di pakai. Untuk ibu a) Mengurangi perdarahan pascapersalinan.
b) Mengurangi risiko anemia

c) Meningkatkan hubungan psikologi ibu dan bayi 3) Keterbatasan Ibu yang menyusui secara ekslusif, bayinya berumur kurang dari 6 bulan dan belum mendapat haid setelah melahirkan. Yang tidak seharusnya tidak memakai MAL. a) Sudah mendapat haid setelah bersalin. b) Tidak menyusui secara eksklusif. c) Bayinya sudah berumur lebih dari 6 bulan. d) Bekerja dan terpisah dari bayi lebih lama dari 6 jam. 4) Efektifitas Menyusui anak mencegah ovulasi dan memperpanjang amenorea postpartum . akan tetapi, ovulasi pada suatu saat akan terjadi lagi, dan akan memdahului haid pertama setelah partus. Bila hal ini terjadi, maka konsepsi dapat terjadi selagi wanita tersebut masih dalam keadaan amenorea (membumbung = hamil kembali setelah melahirkan sebelum mandapat

haid). Efektifnya sampai 6 bulan dan harus dilanjutkan dengan pemakaian metode kontrasepsi lainnya. 5) Keadaan yang memerlukan perhatian Keadaan anjuran Ketika mulai memberikan makanan pendamping secara teratur (menggantikan satu kali menyusui). Membantu klien memilih metode lain. Walaupun metode kontrasepsi lain dibutuhkan, klien harus di dorong untuk tetap melanjutkan pemberian ASI Ketika haid sudah kembali Membantu klien memilih metode lain, walaupun metode kontrasepsi lain di butuhkan, klien harus di dorong untuk tetap melanjutkan pemberian ASI. Bayi menghisap susu tidak sering (on De mand) atau jika < 8 x sehari. Membantu klien memilih metode lain. Walaupun metode kontrasepsi lain dibutuhkan klie harus di dorong untuk tetap melanjutkan pemberian ASI Bayi berumur 6 bulan atau lebih Membantu klien memilih metode lain, walaupun metode kontrasepsi lain di butuhkan, klien harus di dorong untuk tetap melanjutkan pemberian ASI e. Metode Sanggama terputus (Introitus Coitus) 1) Pengertian Sengama terputus adalah metode keluarga berencana tradisional, di mana pria mengeluarkan alat kelaminnya (penis) dari vagina sebelum pria mencapai ejakulasi Cara ini mungkin merupakan cara kontrasepsi yang tertua yang dikenal oleh manusia, dan mungkin masih merupakan cara yang banyak dilakukan sampai sekarang. Walaupun cara ini banyak mengalami kegagalan, namun koitus interuptus merupakan cara utama dalam penurunan angka kelahiran. Hal ini berdasarkan kenyataan, bahwa karena terjadinya ejakulasi di sadari sebelumnya oleh bagian terbesar pria, dan setelah itu masih-masih ada waktu kira-kira 1 detik sebelum ejakulasi terjadi. Waktu yang singkat ini dapat digunakan untuk menarik penis keluar dari vagina.

2) Manfaat Dapat dipakai untuk: a) Suami yang ingin berpatisipasi aktif dalam keluarga berencana b) Pasangan yang taat beragama tau mempunyai alasan filosofi untuk tidak memakai metode-metode lain. c) Pasangan yang memerlukan kontrasepsi dengan segera. d) Pasangan yang memerlukan metode sementara, sambil menunggu metode yang lain. e) Pasangan yang membutuhkan metode pendukung. f) Pasangan yang melakukan hubungan seksual tidak teratur. 3) Keterbatasan a) Untuk mensukseskan cara ini di butuhkan pengendalian diri yang besar dari pihak pria. Beberapa pria karena factor jasmani dan emosional tidak dapat mempergunakan cara ini. Selanjutnya, penggunaan cara ini dapat menimbulkan neurasteni. b) Efektivitas sangat bergantung pada kesediaan pasangan untuk melakukan sangagama terputus setiap melaksanakannya angka Kegagalan 4-27 kehamilan per 100 perempuan per tahun) c) Efektifitas akan jauh menurun apabila sperma dalam 24 jam sejak ejakulasi masih melekat pada penis. d) Memutus kenikmatan dalam berhubungan seksual. Tidak dapat di pakai untuk:
a) Suami dengan pengalaman ejakulasi dini b) Suami yang sulit melakukan sanggama terputus

c) Suami yang memiliki kelaninan fisik atau psikologis d) Istri yang mempnyai pasangan yang sulit bekerja sama. e) Pasangan yang kurang dapat saling berkomunikasi. f) Pasangan yang tidak bersedia melakukan sanggama terputus. 4) Efektifitas Efektivitas cara ini umumnya dianggap kurang, karena bahwa angka kehamilan dengan cara ini hanya sedikit lebih tiggi dari pada cara mempergunakan kontrasepsi mekanis dan kimiawi. Kegagalan dengan cara ini dapat disebabkan oleh:

Adanya pengeluaran air mani sebelum ejakulasi (Praejaculatori fluid) yang dapat mengandung sperma, apalagi pada koitus yang berulang (Repeated coitus) Terlambatnya pengeluaran penis dari vagina Pengeluaran semen dekat pada vulva dapat menyebabkan kehamilan, misalnya karena adanya hubungan antara vulva dan kanalis servikalis uteri oleh benang lendir serviks uteri yang ada pada masa ovulasi mempunyai spinnbarkeit yang tinggi Keuntungannya. Kontrasepsi a) Efektif bila dilaksanakan dengan benar. b) Tidak mengganggu produksi ASI c) Dapat digunakan sebagai pendukung metode KB lainnya d) Tidak ada efek samping e) Dapat digunakan setiap waktu f) Cara ini tidak membutuhkan biaya maupun peralatan. Nonkontrasepsi a) Meningkatkan keterlibatan suami dalam keluarga berecana. b) Untuk pasangan memungkinkan hubungan lebih dekat dan pengertian yang sangat dalam 5) Intruksi Bagi Klien Meningkatkan Kerja sama dan membangun saling pengertian sebelum melakukan hubungan seksual dan pasangan harus mendiskusikan dan menyepakati penggunaan metode senggama terputus. Sebelum berhubungan pria terlebih dahulu mengosongkan kandung kemih dan membersihkan ujung penis untuk menghilangkan sperma dari ejakulasi sebelumnya. Apabila merasa akan ejakulasi, pria segera mengeluarkan penisnya dari vagina pasangannya dan mengeluarkan sperma di luar vagina. Pastikan pria tidak terlambat melaksanakannya. Senggama tidak dianjurkan pada masa subur.

2. Kontrasepsi Sederhana dengan Menggunakan Alat a. Kondom 1) Pengertian Pemakaian kondom untuk tujuan kotrasepsi baru dimulai kira-kira pada abad ke-18 di Inggris. Pada mulanya kondom terbuat dari usus biri-biri. Pada tahun 1844 Goodyear telah berhasil membuat kondom dari karet. Kondom yang klasik terbuat dari karet (lateks) dan usus dari biri-biri. Yang kini paling umum di pakai ialah komdom dari karet; kondom ini umumnya mempunyai tebal kira-kira 0,05 mm. kini telah tersedia berbagai ukuran dengan berbagai macam warna. Dan pada waktu sekarang kondom telah dipergunakan secara luas di seluruh dunia dalam program keluarga berencana. Prinsip kerja kondom ialah sebagai perisai dari penis sewaktu melakukan koitus, dan mencegah penggumpalam sperma dalam vagina. Bentuk kondom adalah silindris dengan pinggir yang tebal pada ujung yang terbuka sedang ujung yang buntu berfungsi sebagai penampung sperma. Diameternya biasanya kira-kira 31-36,5 mm dan panjang lebih kurang 19 mm. kondom dilapisi dengan pelicin yang mempunyai sifat spermatisid. Efektifitas kondom ini tergantung dari mutu kondom dan dari ketelitian dalam penggunaannya. 2) Keuntungan Selain untuk memberi perlindungan terhadap penyakit kelamin yaitu bisa juga di pergunakan untuk tujuan kontrasepsi. 3) Keterbatasan a) Ada kalanya pasangan yang mempergunakannya merasakan selaput karet tersebut sebagai penghalang dalam kenikmatan sewaktu melakukan koitus. b) Ada pula pasangan yang tidak menyukai kondom oleh karena adanya asosiasi dengan soal pelacuran. c) Kegagalan pemakaian kondom yaitu bocor atau koyaknya alat itu atau tumpahnya sperma yang di sebabkan oleh tidak dikeluarkannya penis segera setelah terjadi ejakulasi.

4) Efeksamping Efek samping kondom tidak ada, kecuali jika ada alergi terhadap bahan untuk membuat karet. 5) Factor Penyebab Metode Kalender Tidak Efektif Mengenai pemakaian kondom perlu diperhatikan hal-hal berikut. a) Jangan melakukan koitus sebelum kondom terpasang dengan baik. b) Pasanglah kondom sepanjang penis yang sedang dalam ereksi. Pada pria yang tidak bersunat, prepusium harus ditarik terlebih dahulu. c) Tinggalkan sebagian kecil dari ujung kondom untuk menampung sperma d) Pada kondom yang mempunyai kantong kecil di ujungnya. Keluarkanlah udara terlebih dahulu sebelum kondom di pasang. e) Pergunakanlah bahan pelicin secukupnya pada permukaan kondom untuk mencegah terjadinya robekan. f) Keluarkanlah penis dari vagina sewaktu masih dalam keadaan ereksi dan tahanlah kondom pada tempatnya ketika penis di keluarkan dari vagina, supaya sperma tidak tumpah. b. Diafragma Vaginal 1) Pengertian Diafragma vaginal adalah kap berbentuk bulat cembung, terbuat dari lateks (karet) yang diensersikanke dalam vagina sebelum berhubungan seksual dan menutup serviks. Dewasa ini diafragma vaginal terdiri atas kantong karet yang berbentuk mangkuk dengan per elastis pada pinggirnya. Per ini ada yang terbuat dari logam tipis yang tidak dapat berkarat, ada pula yang dari kawat halus yang tergulung sebagai spiral dan mempunyai sifat seperti per. Ukuran diafragma vaginal yang beredar di pasaran mempunyai diameter antara 55 sampai 100 mm. tiap-tiap ukuran mempunyai perbedaan diameter masing-masing 5 mm. besarnya ukuran diafragma yang akan dipakai oleh akseptor di tentukan secara individual. Diaframa dimasukkan ke dalam vagina sebelum koitus untuk menjaga jangan sampai sperma masuk ke dalam uterus. Untuk memperkuat khasiat

diafragma, obat spermatisida dimasukkan ke dalam mangkuk dan dioleskan pada pinggirnya. Diafragma vaginal sering dianjurkan pemakaiannya dalam hal-hal seperti: a) Keadaan dimana tidak tersedia cara yang lebih baik; b) Jika frekuensi koitus tidak seberapa tinggi, sehingga tidak di butuhkan perlindungan yang terus-menerus; c) Jika pemakaian pil, AKDR, atau cara lain harus dihentikan untuk sementara waktu oleh karena sesuatu sebab. Pada keadaan-keadaan tertentu pemakaian difragma tidak dapat di benarkan misalnya pada: a) Sistokel yang berat
b) Prolapsus uteri

c) Fistula vagina d) Hiperantefleksio atau hiperretrofleksio uterus. Diafragma paling cocok untuk di pakai pada wanita dengan dasar panggul yang tidak longgar dan dengan tonus dinding vagina yang baik. Jenis-jenis: a) Flat spring (flat metal band) b) Coil Spring (coiled wire) c) Arching Spring(kombinasimetal spring) Cara kerja: Menahan sperma agar tidak mendapatkan akses mencapai saluran alat reproduksi bagian atas(uterus dan tuba Fallopi) dan sebagai alat tempat spermisida. 2) Keuntungan
a) Hampir tidak ada efek sampingan

b) Dengan motivasi yang baik dan pemakaian yang betul, hasilnya cukup memuaskan
c) Dapat dipakai sebagai pengganti pil AKDR pada wanita-wanita yang

tidak boleh mempergunakan pil atau AKDR oleh karena suatu sebab. d) Tidak mengganggu produksi ASI pada saat menyusui e) Tidak mengganggu hubungan seksual karena terpasang sampai 6 jam sebelumnya. f) Tidak mengganggu kesehatan klien

g) Salah stu perlindungan terhadap IMS/HIV/AIDS, khususnya apabila digunakan dengan spermisida h) Bila digunakan pada saat haid, dapat menampung darah menstruasi 3) Keterbatasan a) Efek Samping Umumnya diafragma vaginal tidak menimbulkan banyak efek sampingan. Efek sampingan mungkin disebabkan oleh reaksi alergik terhadap obat-obat spermatisida yang dipergunakan, atau oleh karena terjadi perkembangbiakan bakteri yang berlebihan dalam vagina jika diafragma di biarkan terlalu lama terpasang di situ. b) Kekurangan Kekurangan khasiat diafragma vaginal ialah: Di perlukan motivasi yang cukup kuat
Umumnya hanya cocok untuk wanita yang terpelajar dan tidak

untuk dipergunakan secara massal.


Pemakaian yang tidak teratur dapat menimbulkan kegagalan

Tingkat kegagalan lebih tinggi dari pada pil atau AKDR Pada beberapa pengguna menjadi penyebab infeksi saluran urethra Pada 6 jam pasca hubungan seksual, alat masih harus berda di posisinya. Efektifitas sedang (bila digunakan dengan spermisida angka kegagalan 6-16 kehmilan per 100 perempuan pertahun pertama) 4) Cara penyimpanan diafragma vaginal Setelah di pakai, diafragma vaginal di cuci dengan air dan sabun dingin sampai bersih, lalu di keringkan dengan kain halus, dan kemudian di beri bedak. Diafragma vaginal harus disimpan di tempat yang tidak boleh kena panas. Sekali-sekali diafragma harus diperiksa, apakah tidak bocor atau apakah cincin mangkuk tidak rusak. Jika di jaga dengan baik, diafragma dapat di pergunakan untuk selama kira-kira 1-1 tahun. 5) Cara Pemakaian Diafragma Vaginal Jika akseptor telah setuju mempergunakan cara ini, terlebih dahulu ditentukan ukuran difragma yang akan di pakai. Dengan mengukur jarak

antara simfisis bagian bawah dan forniks vaginae posterior dengan menggunakan jari telunjuk dari jari tengah tangan dokter, yang dimasukkan ke dalam vagina akseptor. Kemudian kepadanya di terangkan anatomi alatalat genital bagian dalam dari wanita, dan di jelaskan serta didemonstrasikan cara memasang diafragma vaginal. Pinggir mangkuk dijepit antara ibu jari telunjuk, dan difragma di masukkan ke dalam vagina sesuai dengan sumbunya. Setelah selesai pemasangannya, akseptor harus meraba dengan jarinya bahwa porsio servisis uteri terletak di atas mangkuk, pinggir atas difragma di forniks vagina posterior, dan pinggir bawah dibawah simfisis, kemudian, akseptor di suruh sendiri memasang diafragma, mengontrol apakah letaknya sudah benar, dan akhirnya mengeluarkannya. Akseptor harus melatih diri untuk menggunakan diafragma. Jika perlu, pemasukan diafragma ke dalam vagina dapat dilakukan dengan menggunakan introducer. Difragma harus dimasukkan sebelum coitus; pemasukannya dapat dilakukan dalam posisi tidur terlentang, dengan kaki di bengkokkan dalam lutut dan kaki terbuka sedikit, dalam posisi berjongkok, atau dalam posisi berdiri dengan satu kaki di tinggikan. Sebelum dimasukkan, obat spermatisida diletakkan dalam mangkuk diafragma serta di oleskan pada pinggirnya. Setelah coitus, diafragma tidak boleh segera di keluarkan, akan tetapi harus di tunggu 6 samapi 8 jam. Dalam waktu itu sperma dalam vagina di kirakan sudah mati. c. Cervical Cup 1) Pengertian Cervical cap di buat dari karet atau plastic, dan mempunyai bentuk mangkuk yang dalam dengan pinggirnya terbuat dari karet yang tebal. Ukurannya ialah dari diameter 22 mm sampai 33 mm; jadi lebih kecil dari pada diafragma vaginal. Cap ini dipasang pada portio servisis uteri seperti memasang topi dan dirancang untuk terpasang pas di serviks dan adanya isapan bukan karena tegangan pegas seperti pada diafragma. Variasi Preventif cavity-rim cap, yang terbuat dari karet merah muda padat dengan tepi menebal yang membentuk lekuk kecil adalah tipe yang paling sering

digunakan, lkuk ini di maksudkan untuk meningkatkan penghisapan kesisi serviks. Ukuran yang diukur dari garis tengah internal tepi, berkisar dari 21 sampai 31 mm sekarang sudah tersedia topi karet atau silicon satu ukuran yang lain. Cara kerja Dengan menutupi serviks topi berfungsi sebagai barier fisik terhadap masuknya sperma ke dalam kanalis servikalis. 2) Indikasi Apabila ada permintaan untuk pessarium oklusif oleh seorang wanita yang tidak cocok menggunakan diaphragm, asalkan serviks normal dan sehat mengarah ke bawah sesuai sumbu vagina dan tidak menekik ke belakang. Kontraindikasi a) Serviks yang pendek atau rusak b) Raba serviks purulen yang memberi kesan infeksi c) Ketidakmampuan meraih serviks dengan jari tangan 3) Keuntungan a) Cocok bagi wanita yang tonus ototnya lemah dan beberpa kasus prolaps uterovagina. b) Tidak dirasakan oleh pasangan pria c) Tidak ada pengurangan sensasi vagina d) Pasnya topi di serviks tidak dipengaruhi oleh perubahan ukuran vagina, baik sewaktu berhubungan intim atau akibat perubahan berat tubuh e) Tidak seperti diafragma, topi serviks dapat di pasang selama beberapa hari sebagian mengatakan bahwa topi dapat dipasang selam intervalantara menstruasi, walaupun hal ini tidak di anjurkan, praktik standar di Inggris menganjurkan pasien untuk tidak memakainya selama lebih dari 24 jam.kecil kemungkinannya menyebabkan gejala saluran kemih. 4) Kekurangan
a) Memerlukan pemilihan ukuran dan kecocokan tapi yang akurat agar topi

tidak terlepas sewaktu berhubungan intim b) Pemasangan dan pengeluaran sendiri topi serviks lebih sulit dari pada diafragma

c) Dapat timbul bau tidak sedap apabila topi di pasang lebih dari satu atau dua hari. 5) Efektifitas studi mengenai efektivitas kondom wanita menunjukkan bahwa kondom ini sama efektifnya dengan diafragma, angka kegagalan berkisar dari 5 sampai per 100 tahun wanita, wanita yang memliki motivasi kuat dan menggunakannya dengan benar dan konsistensi dapat diharapkan memiliki angka kegagalan yang rendah. d. Kondom Wanita 1) Pengertian Kondom wanita adalah suatu sarung poliuretan dengan panjang 15 cm dan garis tengah 7 cm yang ujung terbukanya melekat kesuatu cincin poliuretan lentur, sebuah cincin poliuretan (yang dapat dilepas) di dalam kondom berfungsi sebagai alat untuk memasang dan melekatkan kondom ini divagina. Kondom ini memiliki satu ukuran dengan pelumas berbahan dasar silicon dan tidak memerlukan pelumas spermisida serta hanya sekali pakai, alat ini dapat dibeli tanpa resep dengan nama dagang femidom (reality di Amerika utara dan femy di Spanyol) apabila pasangan telah terbiasa memakainya maka respon merugikan yang terjadi pada awal pemakaian kondom wanita jelas akan berkurang. Indikasi Apabila pasangan menghendaki pihak wanita yang menggunakan metode barier reversible sebagi kontrasepsi Untuk perlindungan maksimum terhadap Infeksi Menular Seksual (IMS) Cara kerja Seperti metode barier lainnya, kondom wanita mencegah spermatozoa mencapai saluran genital wanita. 2) Keuntungan a) Suatu metode kontrasepsi efektif yang dikendalikan oleh wanita b) Dapat di beli tanpa resep di sebagian besar apotik dan dapat diperoleh secara gratis dari beberapa klinik keluarga berencana

c) Memberikan perlindungan sangat tinggi terhadap IMS dengan cara melindungi vulva dan uretra Study in vitro menunjukkan bahwa tidak ada kebocoran HIV atau sitomegalovirus melalui kondom wanita. d) Lebih kuat dari pada kndom pria yang terbuat dari lateks dengan resiko robek lebih kecil serta tidak melemah oleh preparat-preparat vagina berbahan dasar minyak e) Bagi pasangan pria, penurunan kenikmatan lebih kecil di bandigkan dengan kondom lateks. f) Dapat di pasang jauh sebelum hubungan intim (yi; beberapa jam)dan juga di biarkan beberapa waktu setelah ejakulasi sehingga proses hubungan intim tidak terganggu. 3) Keterbatasan Penampilan kurang menarik a) Kenikmatan terganggu dan timbul suara gemerisik sewaktu berhubungan intim. b) Proses pemasangan awal mungkin sulit tetapi dengan pemakaian berulang hal ini biasanya cepat diatasi c) Kadang-kadang dapat terdorong seluruhnya masuk kedalam vagina atau penetrasi dapat terjadi keluar kondom tersebut d) Mahal sedang dilakukan riset untuk mengembangkan kondom wanita yang dapat dicuci yang dapat digunkan kembali. 4) Efektifitas Studi mengenai efektivitas kondom wanita menunjukkan bahwa kondom ini sama efektifnya dengan diafragma, angka kegagalan berkisar dari 5 sampai per 100 tahun wanita, wanita yang memliki motivasi kuat dan menggunakannya dengan benar dan konsistensi dapat diharapkan memiliki angka kegagalan yang rendah. 5) Petunjuk pemakaian a) Masukkan kondom wanita dengan posisi berjongkok, dengan 1 kaki diatas kursi atau berbaring b) Tekan cincin bagian dalam, yang ditutupi oleh sarung, diantara jempol dan jari lain maukkan akondom kedalam vagina seperti memasukkan tampon

c) Setelah kondom berada pada vagina dorong cincin dalam setinggi sehingga cincin tersebut akan tetap pada posisi tersebut sewaktu berhubungan intim d) Cincin luar harus melekat erat ke vulva e) Segera setelah hubungan intim, pegang cincin luar dan tarik keluar kondom secara hati-hati f) Buang di tempat sampah dan jangan dimasukkan ke dalam toilet.

DAFTAR PUSTAKA

Prawirohardjo, sarwono.2006.Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi, Edisi -2. Penerbit : Yayasan Bina Pustaka Saifuddin, BA. 2008. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka. (Bagian Kedua MK 13- MK 14). Bunner and Suddart.2002.Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC Baraero, Mary, dkk. 2005. Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem Reproduksi & Seksualitas. Jakarta: EGC Scott, R James, dkk. 2002. Buku Saku Obstetri dan Gynekologi. Widya Medica: Jakarta Birth-control-comparison.info/fam.htm diunduh 2 Februari 2013, 12:09 AM. Erlina. 2009. Bagaimana Menghitung dan Menentukan Masa Subur. dokternasir.web.id/2009/03/bagaimana-menghitung-dan-menentukan-masa subur.html diunduh 2 Februari 2013, 02:42 PM. Nasir, 2009. Suhu Basal Tubuh Untuk Mengetahui Masa Subur Wanita. 2 dokternasir.web.id/2009/03/suhu-basal-tubuh-untuk-mengetahui.html Februari 2013, 02:43 PM. Http://scribd.com/doc/26873688/23546177-Sap-Kontrasepsi diunduh 2 Februari 2013, 12:39 AM. diunduh

Anda mungkin juga menyukai