Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

KESEHATAN PEREMPUAN DAN PERENCANAAN KELUARGA


“KONTRASEPSI METODE SEDERHANA”

DISUSUN OLEH
KELOMPOK 1 KELAS 2C:

1. ARINI RAHMATIKA
2. ATIKA ANJAR NGADIYAT
3. BELLA YOLANDA
4. DEA LABERIA

DOSEN PENGAJAR : DWI YUNITA BASKA, M.Keb

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN BENGKULU
PRODI D III KEBIDANAN
T.A 2019/2020

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah mata kuliah Kesehatan Perempuan Dan Perencanaan
Keluarga yang berjudul “Metode Kontrasepsi Sederhana (KB alamiah,Metode
Kalender,Dan Metode Suhu Basal”.
Selama proses penyusunan makalah ini, tidak lepas dari peran dan dukungan
dari berbagai pihak yang telah memberi semangat kepada kami untuk menyelesaikan
makalah ini. Untuk itu kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing
bunda Dwi Yunita Baska, M.Keb yang telah membimbing serta memberi dukungan
terhadap kami sehingga makalah ini selesai tepat pada waktunya.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih terdapat
kekurangan dan keterbatasan, oleh karena itu kritik dan saran dari para pembaca
maupun dosen pembimbing sangat di harapkan demi perbaikan untuk masa-masa
yang akan datang.
Akhir kata kami ucapkan terima kasih, semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.

Bengkulu, 15 Maret 2020

Penyusun

2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ............................................................................................2
Daftar Isi ......................................................................................................3
Bab I Pendahuluan........................................................................................4
A. Latar Belakang ....................................................................................4
B. Tujuan ..................................................................................................5
C. Rumusan Masalah ...............................................................................5

Bab II Pembahasan.......................................................................................6
A. Kb Alamiah...........................................................................................6
B. Metode Kalender...................................................................................9
C. Metode Suhu Basal.............................................................................15
Bab III Penutup..........................................................................................20
A. Kesimpulan..........................................................................................20
B. Saran....................................................................................................20

Daftar Pustaka............................................................................................21

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Keluarga Berencana adalah suatu sistem untuk mengatur dan


merencanakan kapan dan berapa jumlah anak yang diinginkan dalam sebuah
pernikahan. Hal ini sangat dianjurkan dan memang banyak manfaat yang
dirasakan. Penggunaan KB dapat memplaning masa depan anak dan juga
tentang gizi anak tentunya lebih terjamin karena sudah ada perencanaannya.
Tuntutan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan semakin kompleks
sebagai dampak positif kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dan hasil
pembangunan bangsa Indonesia.Masyarakat semakin peka terhadap pelayanan
kesehatan yang bermutu dan semakin tahu haknya tentang pelayan yang
seharusnya merka terima termaksuk pelayan KB yang menjadi tugas utama tim
kesehatan.
Di Indonesia keluarga berencana mulai dikenal pada tahun 1953 pada
waktu itu sekelompok ahli kesehatan, kebidanan dan tokoh masyarakat mulai
membantu masyarakat, untuk menggunakan alat kontrasepsi. Namun demikian
di Indonesia pemilihan cara kontrasepsi tentu saja yang mempunyai efektivitas
tinggi, aman, murah dan praktis. Tapi sampai saat ini belum ada kontrasepsi
yang sempurna dan sangat ideal bagi semua pihak, memilih salah satu cara
kontrasepsi bagaimanapun jauh lebih baik daripada tidak memakai kontrasepsi
sama sekali.
Dalam program BKKBN, KB alamiah digunakan untuk menunda
kehamilan, menjarangkan kehamilan atau kesuburan, salah satu alat
kontrasepsi yang efektif bisa menunda atau menjarangkan kehamilan adalah
dengan menggunakan KB Alamiah Metode Kalender dan metode suhu basal .
Namun angka kegagalan akseptor KB alamiah khusus metode kalender masih
tinggi.

4
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Kb Alami?
2. Apa itu Metode Kalender?
3. Apa itu Metode Suhu Basal?
C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Apa itu Kb Alami
2. Untuk Mengetahui Apa itu Metode Kalender
3. Untuk Mengetahui Apa itu Metode Suhu Basal

5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kb Alamiah
1. Pengertian Kb Alamiah
Metode KB Sederhana Alamiah (tanpa alat) adalah metode kontrasepsi
berdasarkan pada kesadaran untuk memulai atau mengakhiri masa
kesuburan dari siklus menstruasi perempuan.
Metode ini sering melibatkan perilaku puasa seks secara periodic, sebuah
metode penghalang antara spermatozoa dan ovum dengan menghindari
hubungan seks selama fase subur berlangsung dari siklus menstruasi.
Metode ini tergantung pada kemampuan pasangan mengidentifikasi fase
subur pada setiap fase siklus menstruasi dan motivasi serta disiplin mereka
untuk mempraktikan puasa seks jika diperlukan.

2. Indikasi Kb Alamiah
a.Indikasi Umum
Metode Keluarga Berencana Alamiah menyediakan alternatif untuk
pasangan yang tidak ingin atau tidak cocok menggunakan metode lain
merasa lebih efektif karena:
1) Takut efek samping
2) Hambatan religious atau budaya
3) Akses yang sulit pada metode lain

b.Indikasi Khusus
Keluarga Berencana Alamiah merupakan metode yang sesuai untuk:
1) Wanita yang mau mengamati tanda kesuburan
2) Wanita yang mempunyai siklus haid yang cukup teratur
3) Pasangan yang tidak dapat menggunakan metode lain
4) Tidak keberatan jika terjadi kehamilan

6
3.Efektifitas
Metode Keluarga Berencana Alamiah akan lebih efektif bila dilakukan
dengan baik dan benar. Sebelum menggunakan metode KBA ini, pasangan
suami istri harus mengetahui masa subur. Sebenarnya, masa subur setiap
wanita tidaklah sama. Oleh karena itu, diperlukan pengamatan minimal enam
kali siklus menstruasi. Selain itu, metode KBA ini akan lebih efektif bila semua
dari macam-macam metode KB Alamiah digunakan. Berdasarkan penelitian dr.
Johnson dan kawan-kawan di Sydney, metode akan lebih efektif tiga kali lipat
bila dikombinasikan.
Macam-macam Metode KB Sederhana Tanpa Alat (Alamiah) yang dapat
digunakan, yaitu:
a) Kontrasepsi Metode Kalender
Metode kalender atau pantang berkala merupakan metode
keluarga berencana alamiah (KBA) yang paling tua. Pencetus KBA
sistem kalender adalah dr. Knaus (ahli kebidanan dari Vienna) dan
dr. Ogino (ahli ginekologi dari Jepang). Metode kalender ini
berdasarkan pada siklus haid/menstruasi wanita. Knaus berpendapat
bahwa ovulasi terjadi tepat 14 hari sebelum menstruasi berikutnya.
Sedangkan Ogino berpendapat bahwa ovulasi tidak selalu terjadi
tepat 14 hari sebelum menstruasi, tetapi dapat terjadi antara 12 atau
16 hari sebelum menstruasi berikutnya. Hasil penelitian kedua ahli
ini menjadi dasar dari KBA sistem kalender.
Metode kalender atau pantang berkala adalah cara/metode
kontrasepsi sederhana yang dilakukan oleh pasangan suami istri
dengan tidak melakukan senggama atau hubungan seksual pada masa
subur/ovulasi.
b) Metode Symptom Thermal
Metode ini adalah kombinasi dari beberapa metode sekaligus,
yaitu metode pengukuran suhu tubuh, kalender dan pengecekkan
mucus.Tetapi ketika menggunakan metode ini berarti wanita

7
melibatkan faktor tambahan seperti kram perut atau nyeri pada
payudara.Saat wanita merasakan hal-hal tersebut, wanita tidak boleh
melakukan hubungan seksual, jika wanita tidak ingin mengalami
kehamilan.
c) Metode Pemeriksaan Mucus
Pada metode ini, wanita hanya perlu memeriksa mucus atau
cairan lengket dan tebal yang disekresikan oleh membran dan
kelenjar mukosa yang ada pada vagina. Mucus sendiri adalah reaksi
dari hormon estrogen yang menyerupai putih telur mentah. Jumlah
mucus banyak ketika sel telur masih belum dilepaskan dari ovarium.
Jika ketika memeriksanya wanita menemukan mucus dengan
jumlah yang banyak maka sebaiknya wanita hindari hubungan
seksual selama 3 hari atau lebih untuk menghindari kehamilan.
d) Metode Deteksi Ovulasi
Metode ini menggunakan sebuah alat pendeteksi ovulasi. Dengan
alat ini,wanita dapat mendeteksi hormon yang memfasilitasi proses
ovulasi sehingga wanita dapat menghindari hubungan seksual
sampai setelah sel telur dilepaskan untuk menghindari kehamilan.
e) Menunda Kehamilan Dengan Menyusui
Metode ini hanya dapat dilakukan oleh perempuan yang baru
saja melahirkan dan sedang menyusui. Ketika wanita sedang dalam
masa menyusui setelah kehamilan, maka wanita tidak sedang
didalam masa subur. Pada saat menyusui, masa tidak subur wanita
menjadi lebih panjang dari pada biasanya.
Namun, metode ini tidak selalu efektif karena wanita bisa saja
mengalami ovulasi dan memasuki masa subur tanpa didasari
sebelumnya.
f) Ejakulasi Di Luar Vagina
Dengan melakukan metode ini , wanita dapat mencegah sperma
untuk masuk kedalam vagina sehingga tidak bisa membuahi sel telur.
g) Tidak Melakukan Penetrasi

8
Metode ini mirip dengan metode ejakulasi diluar vagina, hanya
saja di dalam metode ini dianjurkan sama sekali tidak melakukan
penetrasi. Ketika tidak dilakukan penetrasi, maka tidak akan ada
sperma yang masuk ke dalam vagina sehingga sama seperti metode
ejakulasi diluar vagina,sehingga sel telur tidak dapat dibuahi.
Namun, metode ini dapat dibilang sedikit sulit karna butuh
komitmen yang kuat.
h) Metode Suhu Basal
Suhu tubuh basal adalah suhu terendah yang dicapai oleh tubuh
selama istirahat atau dalam keadaan istirahat (tidur). Pengukuran
suhu basal dilakukan pada pagi hari segera setelah bangun tidur dan
sebelum melakukan aktivitas lainnya. Tujuan pencatatan suhu basal
untuk mengetahui kapan terjadinya masa subur/ovulasi. Suhu basal
tubuh diukur dengan alat yang berupa termometer basal.
Termometer basal ini dapat digunakan secara oral, per vagina,
atau melalui dubur dan ditempatkan pada lokasi serta waktu yang
sama selama 5 menit. Suhu normal tubuh sekitar 35,5-36 derajat
Celcius.

B. Metode Kalender
1. Pengertian Metode Kalender
Metode kalender adalah cara/metode kontrasepsi yang dikerjakan
sendiri oleh pasangan suami istri dengan tidak melakukan senggama pada
masa subur.Menentukan ovulasi dari data yang dicatat selama 6-12 bulan
terakhir.
Metode kalender ini merupakan metode keluarga berencana
alamiah (KBA) yang paling tua. pencetus KBA system kalender adalah
dr.Knaus (ahli kebidanan dari Vienna) dan dr. Ogino (ahli ginekologi dari
Jepang). Metode kalender ini berdasarkan pada siklus haid/ menstruasi
wanita.

9
Tahun 1930 Kyusaku Ogino di Jepang dan Herman Knaus di Austria,
yang bekerja sendiri - sendiri, menemukan bahwa :
1. Ogino : Ovulasi umumnya terjadi pada hari ke-15 sebelum haid
berikutnya, tetapi dapat pula terjadi 12-16 sebelum haid yang akan
datang
2. Knaus : Ovulasi selalu terjadi pada hari ke-15 sebelum haid yang akan
datang.

Problem terbesar dengan metode kalender adalah bahwa jarang ada


wanita yang mempunyai siklus haid teratur setiap 28 hari. Metode ini
memerlukan sistem menstruasi yang teratur sehingga dapat
memperhitungkan masa subur untuk menghindari kehamilan dengan tidak
melakukan hubungan seks. Dengan ditemukannya sistem masa subur oleh
ogino-knaus, metode pantang berkala makin dikenal masyarakat.
Bidan dapat membantu masyarakat untuk menghitung kapan masa
subur terjadi sehingga dapat menghindari kehamilan. Sistem pantang
berkala akan lebih efektif bila dikombinasikan dengan pemakaian kondom
keberhasilan pantang berkala kombinasi dengan kondom mendekati 100%.

2. Cara Menghitung Masa Subur dengan Sistem Kalender


Prinsip kerja metode kalender ini berpedoman kepada kenyataan
bahwa wanita dalam siklus haidnya mengalami ovulasi (subur) hanya
satu kali sebulan, dan biasanya terjadi beberapa hari sebelum atau
sesudah hari ke-14 dari haid yang akan datang. Sebelum menggunakan
metode ini, tentunya pasangan suami istri harus mengetahui masa subur.
Siklus haid pada tiap wanita tidak sama. Untuk itu perlu pengamatan
minimal 6 kali siklus menstruasi. Berikut ini cara mengetahui dan
menghitung masa subur
Kalkulasi masa subur secara tradisional didasarkan pada 3 asumsi :
1. Ovulasi terjadi pada hari ke-14 tambah kurang 2 hari sebelum
permulaan haid berikutnya.

10
2. Spermatozoa bertahan hidup 2-3 hari
3. Ovum hidup selama 24 jam

Perhitungan masa subur ini akan efektif bila siklus menstruasinya


normal yaitu 21-35 hari. Pemantauan jumlah hari pada setiap siklus
menstruasi dilakukan minimal enam kali siklus berturut-turut. Kemudian
hitung periode masa subur dengan melihat data yang telah dicatat.
Menghitung masa subur dengan siklus haid dan melakukan pantang
berkala atau lebih dikenal dengan sistem kalender merupakan salah satu
cara atau metode kontrasepsi alami (Kb alami) dan sederhana yang dapat
dikerjakan sendiri oleh pasangan suami istri dengan cara tidak melakukan
sanggama pada masa subur.Sebelum menggunakan metode ini, tentunya
pasangan suami istri harus mengetahui masa subur.
Siklus masa subur pada tiap wanita tidak sama. Untuk itu perlu
pengamatan minimal 6 kali siklus menstruasi.
Berikut ini cara mengetahui dan menghitung masa subur:
a. Bila siklus haid teratur (28 hari) :
1) Hari pertama dalam siklus haid dihitung sebagai hari ke-1.
2) Masa subur adalah hari ke-12 hingga hari ke- 16 dalam siklus
haid

Contoh:
Seorang isteri mendapat haid mulai tanggal 9 Januari. Tanggal 9
Januari ini dihitung sebagai hari ke-1. Maka hari ke-12 jatuh pada
tanggal 20 januari dan hari ke 16 jatuh pada tanggal 24 Januari.
Jadi masa subur yaitu sejak tanggal 20 Januari hingga tanggal 24
Januari. Pada tanggal-tanggal tersebut suami isteri tidak boleh
bersanggama. Jika ingin bersanggama harus memakai kondom atau
sanggama terputus (senggama dimana tidak mengeluarkan sperma
didalam).
b. Bila siklus haid tidak teratur :

11
1) Catat jumlah hari dalam satu siklus haid selama 6 bulan (6
siklus). Satu siklus haid dihitung mulai dari hari pertama haid saat
ini hingga hari pertama haid berikutnya, catat panjang pendeknya.
2) Masukan dalam rumus; jumlah hari terpendek dalam 6 kali siklus
haid dikurangi 18. Hitungan ini menentukan hari pertama masa
subur.
3) Jumlah hari terpanjang selama 6 siklus haid dikurangi 11.
Hitungan ini menentukan hari terakhir masa subur.

Contoh :
Seorang isteri mendapat haid dengan keadaan : siklus terpendek 26
hari dan siklus terpanjang 32 hari (mulai hari pertama haid sampai
haid berikutnya)
Perhitungannya : 26-18 = 8 dan 32–11 = 21. jadi masa suburnya
adalah mulai hari ke-8 sampai ke 21 dari hari pertama haid. Pada
masa ini suami isteri tidak boleh bersanggama. Bila ingin
bersanggama harus memakai kondom atau sanggama terputus.

3. Manfaat Metode kalender atau pantang berkala


Dapat bermanfaat sebagai kontrasepsi maupun konsepsi.
a. Manfaat kontrasepsi
Sebagai alat pengendalian kelahiran atau mencegah kehamilan.
b. Manfaat konsepsi
Dapat digunakan oleh para pasangan untuk mengharapkan bayi dengan
melakukan hubungan seksual saat masa subur/ovulasi untuk
meningkatkan kesempatan bisa hamil.

12
4. Keuntungan  Metode Kalender
a. Ditinjau dari segi ekonomi : KB kalender dilakukan secara alami dan tanpa
biaya sehingga tidak perlu mengeluarkan biaya untuk membeli alat
kontrasepsi.
b. Dari segi kesehatan : sistem kalender ini jelas jauh lebih sehat karena bisa
dihindari adanya efek sampingan yang merugikan seperti halnya memakai
alat kontrasepsi lainnya (terutama yang berupa obat).
c. Dari segi psikologis : yaitu sistem kalender ini tidak mengurangi
kenikmatan hubungan itu sendiri seperti bila memakai kondom misalnya.
Meski tentu saja dilain pihak dituntut kontrol diri dari pasangan untuk ketat
berpantang selama masa subur.

5. Kerugian Metode Kalender


Kemungkinan kegagalan yang jauh lebih tinggi. Ini terutama bila tidak
dilakukan pengamatan yang mendalam untuk mengetahui dengan pasti masa
subur, karena tidak ada yang bisa menjamin ketepatan perhitungan sebab masa
suburpun terjadi secara alami, selain itu kedua pasangan tidak bisa menikmati
hubungan suami istri secara bebas karena ada aturan yang ditetapkan dalam
sistem ini. Masa berpantang yang cukup lama dapat membuat pasangan tidak
bisa menanti dan melakukan hubungan pada waktu berpantang.
Kerugian lain dari KB kalender adalah bahwa waktu yang tepat dari
ovulasi sulit untuk ditentukan, ovulasi umumnya terjadi 14 ±2 hari sebelum
hari pertama haid yang akan datang. Dengan demikian pada wanita dengan
haid yang tidak teratur, saat terjadi ovulasi, sulit atau sama sekali tidak dapat
diperhitungkan. Selain itu, ada kemungkinan bahwa pada wanita dengan haid
teratur oleh salah satu sebab (misalnya karena sakit) ovulasi tidak datang pada
saat semestinya.

13
6. Keterbatasan Metode Kalender

Metode kalender atau pantang berkala ini juga memiliki keterbatasan, yaitu:

a. Memerlukan kerjasama yang baik antara suami istri.

b. Harus ada motivasi dan disiplin pasangan dalam menjalankannya.

c. Pasangan suami istri tidak dapat melakukan hubungan seksual setiap saat.

d. Pasangan suami istri harus tahu masa subur dan masa tidak subur.

e. Harus mengamati sikus menstruasi minimal enam kali siklus.

f. Siklus menstruasi yang tidak teratur (menjadi penghambat).

g. Lebih efektif bila dikombinasikan dengan metode kontrasepsi lain.

7. Efektivitas
Bagi wanita dengan siklus haid teratur, efektifitasnya lebih tinggi
dibandingkan wanita yang siklus haidnya tidak teratur. Angka kegagalan
berkisar antara 6 – 42. Metode kalender akan lebih efektif bila dilakukan
dengan baik dan benar. Sebelum menggunakan metode kalender ini, pasangan
suami istri harus mengetahui masa subur. Padahal, masa subur setiap wanita
tidaklah sama. Oleh karena itu, diperlukan pengamatan minimal enam kali
siklus menstruasi. Selain itu, metode ini juga akan lebih efektif bila digunakan
bersama dengan metode kontrasepsi lain. Berdasarkan penelitian dr. Johnson
dan kawan-kawan di Sidney, metode kalender akan efektif tiga kali lipat bila
dikombinasikan dengan metode simptothermal. Angka kegagalan penggunaan
metode kalender adalah 14 per 100 wanita per tahun.

14
C. Metode Suhu Basal

1. Pengertian Metode Suhu Basal


Suhu tubuh basal adalah suhu terendah yang dicapai
oleh tubuh selama istirahat atau dalam keadaan istirahat (tidur). Pengukuran
suhu basal dilakukan pada pagi hari segera setelah bangun tidur dan sebelum
melakukan aktivitas lainnya.
Tujuan pencatatan suhu basal untuk mengetahui kapan terjadinya masa
subur/ovulasi. Suhu basal tubuh diukur dengan alat yang berupa termometer
basal. Termometer basal ini dapat digunakan secara oral, pervagina, atau
melalui dubur dan ditempatkan pada lokasi serta waktu yang sama selama 5
menit.
Prinsip yang digunakan dalam metode suhu basal tubuh adalah
menentukan masa subur, yaitu 4 hari sebelum ovulasi karena sperm dapat
hidup sampai 4 atau 5 hari. Metode ini berdasarkan kenaikan suhu tubuh
setelah ovulasi sampai hari sebelum menstrusasi berikutnya. Untuk mengetahui
suhu tubuh benar-benar naik maka harus dengan thermometer yang sama dan
pada tempat yang sama (dimulut, anus, vagina) setiap pagi setelah bangun tidur
sebelum melakukan aktivitas, serta melakukan pencatatan. Kenaikan suhu
basal merupakan salah satu tanda bahwa tubuh sedang mengalami ovulasi
(masa subur), sehingga dapat digunakan sebagai penentu kapan melakukan
hubungan seksual agar tidak terjadi pembuahan.
2. Cara Kerja
Hormon progresteron yang disekresi korpus luteum setelah ovulasi
bersifat termogenik atau memproduksi panas, Ia dapat menaikan suhu tubuh
0,05 derajat celcius s/d 0,2 derajat celcius dan mempertahankannya pada
tingkat ini sampai saat haid berikutnya. Peningkatan suhu tubuh ini disebut
sebagai peningkatan termal, dan ini merupakan dasar dari metode Suhu Tubuh
Basal (STB). 

15
Suhu tubuh normal bisanya 35.5-36 derajat celcius. Pada waktu ovulasi
suhu tubuh akan turun dan akan naik kembali mencapai 37-38 derajat celcius
dan tidak akan normal kembali ke suhu normal 36 derajat.
Kenaikan suhu tubuh terjadi apabila sudah terbentukanya progesterone
yang bertugas menyiapkan jaringan dalam rahim untuk menerimasel telur yang
telah dibuahi.
Perlu diketahui bahwa disaat ovulasi, suhu basal badan meningkat 0,2-
0,5 derajat celcius karena dipengaruhi oleh hormone progesterone. Pengukuran
yang dilakukan teratur beberapa bulan berguna sebagai referensi untuk
mempelajari lebih jauh tentang ovulasi wanita, sehingga hubungan intim dapat
dilakukan pada saat tertentu.
Cara mengukur suhu basal:
1. Alat-alat yang perlu disiapkan : thermometer, alat tulis, grafik SBB
2. Sebelum tidur malam, atur termometr menjadi suhu normal (36 derajat
celcius), dengan cara dikibas-kibas.
3. Ketika bangun pagi sebelum melakukan aktifitas letakan thermometer
di mulut selama 5 menit.
4. Catatlah hasil pengukuran pada grafik.
5. Berikan tanda khusus pada keadaan tertentu misalnya pada saat terjadi
sdemam atau stress karena dapat mempengaruhi keadaan suhu badan.
6. Lakukan secara rutin selama 3 bulan berturut-turut
7. Tandai juga saat melakukan hubungan seksual (intim)

3. Instruksi Khusus
Klien harus melakukan pengukuran yang akurat dengan termometer
khusus agar dapat mendeteksi peningktan suhu yang kecil sekalipun. karena
suhu tubuh bereaksi terhadap banyak rangsangan, termasuk penyakit, stres, dan
gangguan tidur, interpretasi pola suhu tubuh memerlukan penilaian khusus.
Klien harus menandai pada catatannya saat merasa tidak enak badan, dalam
kondisi yang tidak seperti biasanya, atau stres

16
4. Petunjuk Penggunaan
Pantang dimulai pada hari pertama haid dan diakhiri saat diterapkan
aturan peningkatan termal. Untuk menerapkan aturan peningkatan termal,
harus diambil langkah-langkah sebagai berikut:
a. Selama siklus haid, klien mengukur suhu tubuhnya setiap pagi sebelum
bangun dari tempat tidur(kira-kira pada waktu yang sama) dan mencatat
suhu tubuhnya pada lembar catatan yang disediakan.
b. Dengan menggunakan pencatatan suhu tubuh pada lembar tersebut, ia
mengidentifikasi suhu tertinggi dari suhu normal, rendah (suhu tubuh harian
yang dicatat dengan pola khusus tanpa adanya kondisi yang luar biasa)
selama 10 hari pertama dari siklus haid, dengan mengesampingkan suhu
tubuh tinggi yang abnormal akibat demam atau gangguan lainnya
c. Tariklah sebuah garis 0,05 derajat celcius diatas suhu tertinggi dari 10 suhu
tersebut diatas. Garis ini disebut sebagai garis penutup atau atau garis suhu .
d. Tunggu 3 hari dari suhu yang lebih tinggi untuk memulai senggama. Fase
tidak subur dimulai pada malam ke 3 hari berturut-turut dengan suhu diatas
garis suhu.
e. Bila salah satu dari ketiga suhu tubuh tersebut turun atau dibawah garis suhu
selama 3 hari perhitungan. ini mungkin tanda ovulasi belum terjadi. Jadi
klien harus menunggu selama 3 hari penghitungan. ini mungkin tanda
ovulasi belum terjadi. jadi klien harus menunggu sampai didapat 3 hari
berturut-turut dengan suhu tubuh diatas garis suhu sebelum memulai
senggama.
f. Setelah fase tidak subur dimulai, klien tidak perlu lagi mencatat suhu tubuh.
Ia dapat berhenti mencatat sampai siklus haid berikutnya

5. Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Suhu Badan Basal


a. Influenza atau infeksi traktus respiratorius lain.
b. Infeksi/ penyakit- penyakit lain yang meninggikan suhu badan
c. Inflamasi lokal lidah, mulut atau daerah anus.
d. Faktor- faktor situasional seperti mimpi buruk

17
e. Jam tidur yang ireguler
f. Pemakaian minuman panas atau dingin sebelum pengambilan suhu badan
basal
g. Pemakaian selimut elektris
h. Kegagalan membaca termometer dengan tepat/baik

6. Keuntungan
Keuntungan dari penggunaan metode suhu basal tubuh antara lain:
a. Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran pada pasangan suami istri
tentang masa subur/ovulasi.
b. Membantu wanita yang mengalami siklus haid tidak teratur
mendeteksi masa subur/ovulasi.
c. Dapat digunakan sebagai kontrasepsi ataupun meningkatkan kesempatan
untuk hamil.
d. Membantu menunjukkan perubahan tubuh lain pada saat mengalami masa
subur/ovulasi seperti perubahan lendir serviks.
e. Metode suhu basal tubuh yang mengendalikan adalah wanita itu sendiri.

7. Kekurangan
Kekurangan dari penggunaan metode suhu basal antara lain:
a. Kesalahan dapat terjadi jika sedang mengalami sakit, mengukur tidak pada
waktu biasanya, tidur terlalu larut malam, danti thermometer, ganti tempat
pengukuran suhu.
b. Harus diperhatikan pada kasus-kasus tertentu, seperti ibu menyusui, karena
siklus yang sangat tidak teratur.
c. Kelemahan cara ini adalah bila seseorang lupa untuk melakukannya.
d. Pengukuran yang tidak teliti
e. Perlu pencatatan tiap hari.

18
8. Keterbatasan
Sebagai metode KBA, suhu basal tubuh memiliki keterbatasan sebagai berikut:
a. Membutuhkan motivasi dari pasangan suami istri.
b. Memerlukan konseling dan KIE dari tenaga medis.
c. Suhu tubuh basal dapat dipengaruhi oleh penyakit,gangguan
tidur,merokok,alcohol
d. Pengukuran suhu tubuh harus dilakukan pada waktu yang sama.
e. Tidak mendeteksi awal masa subur.
f. Membutuhkan masa pantang yang lama.

9. Efektifitas
Metode suhu basal tubuh akan efektif bila dilakukan dengan benar dan
konsisten. Suhu tubuh basal dipantau dan dicatat selama beberapa bulan
berturut-turut dan dianggap akurat bila terdeteksi pada saatovulasi. Tingkat
keefektian metode suhu tubuh basal sekitar 80 persen atau 20-30 kehamilan per
100wanita per tahun. Secara teoritis angka kegagalannya adalah
15 kehamilan per 100 wanita per tahun.
Metode suhu basal tubuh akan jauh lebih efektif apabila dikombinasikan
dengan metode kontrasepsi lain seperti kondom, spermisida ataupun metode
kalender atau pantang berkala (calender method or periodic abstinence).

19
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan upaya itu
dapat bersifat sementara dapat pula bersifat permanen. Pengguna kontrasepsi
merupakan salah satu variable yang mempengaruhi fertilisasi.
Metode keluarga berencana alamiah (KBA) adalah metode kontrasepsi
berdasarkan pada kesadaran untuk memulai atau mengakhiri masa kesuburan
dari siklus menstruasi perempuan. Maksudnya, cara alternatif yang dapat
digunakan oleh pasangan usia subur selain menggunakan alat atau obat. Namun
masih banyak yang belum mengetahui cara kontrasepsi dengan metode alamiah
ini. Kebanyakan pasangan usia subur lebih memilih menggunakan alat
kontrasepsi dari bidan atau dokter karena dirasa lebih aman dan tingkat
kegagalannya rendah.

B.Saran
Program KB merupakan program kontrasepsi yang bertujuan untuk
mengatur atau mengendalikan populasi penduduk di Indonesia. Metode KB
alamiah adalah salah satu cara kontrasepsi. Untuk merealisasikan cara KBA ini,
kita sebagai tenaga medis harus memberikan dan menyampaikan informasi yang
secara lengkap dan jelas kepada masyarakat tentang bagaimana cara melakukan
KBA, manfaat, kerugian dan lain-lain agar masyarakat tahu dan
merealisasikannya dengan benar.

20
DAFTAR PUSTAKA

Saifuddin, BA. 2008. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi.Jakarta:


Yayasan Bina Pustaka.
Varney, Helen : Asuhan Kebidanan. Jakarta : EGC, 2006.
Wiknjosastro, Hanifa : Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawiroharjo, 2005.
Handayani, S. 2010. Buku Ajar Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta:
Pustaka Rihama
Saifuddin, BA. 2008. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta:
Yayasan BinaPustaka.

21

Anda mungkin juga menyukai