Anda di halaman 1dari 18

ADAPTASI FISIOLOGI PADA SISTEM ENDOKRIN, METABOLISME DAN INDEKS

MASA TUBUH
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Asuhan Kebidanan Kehamilan
Dosen pembimbing : Ibu Riana Pascawati, S.ST., M.Keb.

Disusun oleh :
Maria Floentika V. P. P17324118056
Salsabila Nur Syahbani P17324118003
Sarah Balqis Shafira P17324118011
Syifa Krisna Hasnamumtaz P17324118026
Widayu Salsabilla P17324118010

Kelompok 6
Tingkat II-A

JURUSAN KEBIDANAN BANDUNG


POLTEKKES KEMENKES BANDUNG
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Penyusunan makalah ini merupakan salah satu
syarat untuk memenuhi tugas mata kuliah semester 3 yaitu Asuhan Kebidanan Kehamilan,
dengan judul makalah “Adaptasi Fisiologi pada Sistem Endokrin, Metabolisme dan Indeks
Masa Tubuh ” di Poltekkes Kemenkes Bandung Jurusan Kebidanan Bandung.
Dengan tersusunnya makalah ini, kami mengucapkan terimakasih kepada :
1. Ibu Riana Pascawati, S.ST., M.Keb. selaku dosen mata kuliah Asuhan Kebidanan
Kehamilan.
2. Rekan-rekan kelompok 6 yang telah berkontribusi dalam menyelesaikan makalah ini.
Kami berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca. Kami menyadari bahwa dalam tugas ini masih jauh dari
kesempurnaan, hal ini karena adanya kekurangan dan keterbatasan kemampuan
pengalaman maupun pengetahuan kami.
Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami
harapkan demi kesempurnaan tugas makalah ini.

Bandung, Juli 2019

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................2
DAFTAR ISI .................................................................................................3
KAJIAN PUSTAKA......................................................................................4
A. Perubahan Sistem Endokrin............................................................4
B. Perubahan Sistem Metabolisme......................................................8
C. Indeks Masa Tubuh........................................................................10
D. Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil................................................15
KESIMPULAN.............................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................18

3
KAJIAN PUSTAKA

A. PERUBAHAN SISTEM ENDOKRIN


Kelenjar endokrin atau kelenjar buntu adalah kelenjar yang mengirimkan hasil
sekresinya langsung ke dalam darah yang beredar dalam jaringan kelenjar tanpa
melewati duktus atau saluran dan hasil sekresinya disebut hormon.
Fungsi kelenjar endokrin, yaitu :
1. Menghasilkan hormon yang dialirkan melalui darah ke jaringan-jaringan yang
memerlukan.
2. Mengontrol aktivitas kelenjar tubuh.
3. Merangsang aktivitas kelenjar tubuh.
4. Merangsang pertumbuhan jaringan.
5. Mengatur metabolisme, oksidasi, dan meningkatkan absorpsi glukosa pada usus
halus.
6. Memengaruhi metabolisme lemak, protein, hidrat arang, vitamin, mineral, dan air.
Segi Kimiawi Hormon :
1. Hormon stroid : Hormon ini memiliki struktur kimia berdasarkan pada inti steroid.
Contoh: korteks adrenal (kortisol dan aldosteron), ovarium (estrogen dan
progesteron), testis (testosteron), dan plasenta (estrogen dan progesteron).
2. Derivat asam amino tiroksin.
Contoh: tiroksin dan triiodotironin (kelenjar tiroid), epinefrin dan norepinefrin
(medula adrenal).
3. Protein/peptida.
Contoh: hormon yang di hasilkan oleh hipofisis anterior, hormon diuretik, dan
oksitosin. (Vivian N.L.D, Sunarsih Tri:2014, 43-44).
Beberapa kelenjar endokrin terjadi perubahan seperti berikut :
1. Kelenjar tiroid: dapat membesar sedikit.
2. Kelenjar hipofisis: dapat membesar terutama lobus anterior.
3. Kelenjar adrenal: tidak begitu terpengaruh. (Vivian N.L.D, Sunarsih Tri:2014, 101)
Selama kehamilan normal kelenjar hipofisis akan membesar kurang lebih
135%. Akan tetapi, kelenjar ini tidak begitu mempunyai arti penting dalam kehamilan.
Pada perempuan yang mengalami hipofisektomi persalinan dapat berjalan dengan
lancar. Hormon prolaktin akan meningkat 10 x lipat pada saat kehamilan aterm.
Sebaliknya, setelah persalinan konsentrasinya pada plasma akan menurun. Hal ini
juga ditemukan pada ibu-ibu yang menyusui.
Kelenjar tiroid akan mengalami pembesaran hingga 15,0 ml pada saat
persalinan akibat dari hiperplasia kelenjar dan peningkatan vaskularisasi.
Penganturan konsentrasi kalsium sangat berhubungan erat dengan magnesium,
fosfat, hormon paratiroid, vitamin D, dan kalsitosin. Adanya gangguan pada salah satu

4
faktor itu akan menyebabkan perubahan pada yang lainnya. Konsentrasi plasma
hormonparatiroid akan menurun pada trimester pertama dan kemudian akan
meningkat secara progresif. Aksi yang penting dari hormon paratiroidini adalah untuk
memesok janin dengan kalsium yang adekuat. Selain itu, juga diketahui mempunyai
peran dalam produksi peptida pada janin, plasenta, dan ibu. Pada saat hamil dan
menyusui dianjurkan untuk mendapat asupan vitamin D 10 mg.
Kelenjar adrenal pada kehamilan normal akan mengecil, sedangkan hormon
androstenedion, testosteron, dioksikortikosteron, aldosteron, dan kortisol akan
meningkat. Sementara itu, dehidroepiandrosteron sulfat akan menurun.
(Prawirohardjo, Sarwono: 2010, 186).

a) Perubahan pada Sistem Endokrin


1. Progesteron :
Pada awal kehamilan hormon progesteron dihasilkan oleh corpus luteum
dan setelah itu secara bertahap dihasilkan oleh plasenta. Kadar hormon ini
meningkat selama hamil dan menjelang persalinan mengalami penurunan.
Produksi maksimum diperkirakan 250 mg/hari.
Aktivitas progesterone diperkirakan :
1. Menurunkan tonus otot polos:
a. Motilitas lambung terhambat sehingga terjadi mual
b. Aktivitas kolon menurun sehingga pengosongan berjalan lambat,
b. menyebabkan reabsorbsi air meningkat, akibatnya ibu hamilmengalami
c. konstipasi.
d. Tonus otot menurun sehingga menyebabkan aktivitas menurun.
e. Tonus vesica urinaria dan ureter menurun menyebabkan terjadi statis urine.
f. Menurunkan tonus vaskuler: menyebabkan tekanan diastolic menurun
sehingga
g. terjadi dilatasi vena.
2. Meningkatkan suhu tubuh
3. Meningkatkan cadangan lemak
4. Memicu over breathing : tekanan CO2 (Pa CO2) arterial dan alveolar menurun.
5. Memicu perkembangan payudara

2. Estrogen
Pada awal kehamilan sumber utama estrogen adalah Ovarium.
Selanjutnya estrone dan estradiol dihasilkan oleh plasenta dan kadarnya
meningkat beratus kali lipat, out put estrogen maksimum 30 – 40 mg/hari.Kadar
terus meningkat menjelang aterm.
Aktivitas estrogen adalah :

5
1) Memicu pertumbuhan dan pengendalian fungsi uterus
2) Bersama dengan progesterone memicu pertumbuhan payudara
3) Merubah konsitusi komiawi jaringan ikat sehingga lebih lentur dan
menyebabkan servik elastic, kapsul persendian melunak, mobilitas
persendian meningkat.
4) Retensi air
5) Menurunkan sekresi natrium.

3. Kortisol
Pada awal kehamilan sumber utama adalah adreanal maternal dan pada
kehamilan lanjut sumber utamanya adalah plasenta. Produksi harian 25mg/hari.
Sebagian besar diantaranya berikatan dengan protein sehingga tidak bersifat aktif.
Kortisol secara simultan merangsang peningkatanproduksi insulin dan
meningkatkan resistensi perifer ibu pada insulin, misalnya jaringan tidak bisa
menggunakan insulin, hal ini mengakibatkan tubuh ibu hamil membutuhkan lebih
banyak insulin. Sel- sel beta normalpulau Langerhans pada pankreas dapat
memenuhi kebutuhan insulin pada ibu hamil yang secara terus menerustetap
meningkat sampai aterm. Ada sebagian ibu hamil mengalami peningkatan gula
darah hal ini dapat disebabkan karena resistensi perifer bu hamil pada insulin.

4. Human Chorionic gonadotropin (HCG)


Hormon HCG ini diproduksi selama kehamilan. Pada hamil muda hormon
ini diproduksi oleh trofoblas dan selanjutnya dihasilkan oleh plasenta. HCG dapat
untuk mendeteksi kehamilan dengan darah ibu hamil pada 11 hari setelah
pembuahan dan mendeteksi pada urine ibu hamil pada 12–14 hari setelah
kehamilan. Kandungan HCG pada ibu hamil mengalami puncaknya pada 8-11
minggu umur kehamilan. Kadar HCG tidak boleh dipakai untuk memastikan
adanya kehamilan karena kadarnya bervariasi, sehingga dengan adanya kadar
HCG yang meningkat bukan merupakan tanda pasti hamil tetapi merupakan tanda
kemungkinan hamil. Kadar HCG kurang dari 5 ml/hari dinyatakan hamil dan kadar
HCG lebih 25 mlU/ml dinyatakan kemungkinan hamil. Apabila kadar HCG rendah
maka kemungkinan kesalahan HPMT, akan mengalami keguguran atau kehamilan
ektopik. Sedangkan apabila kadar HCG lebih tinggi dari standart maka
kemungkinan kesalahan HPMT, hamil Mola Hydatidosa atau hamil kembar. HCG
akan kembali kadarnya seperti semula pada 4-6 mg setelah keguguran, sehingga
apabila ibu hamil baru mengalami keguguran maka kadarnya masih bisa seperti
positif hamil jadi hati–hati dalam menentukan diagnosa, apabila ada ibu hamil yang
mengalami keguguran untuk menentukan diagnosa tidak cukup dengan
pemeriksaan HCG tetapi memerlukan pemeriksaan lain.

6
Jadi, hormon hCG ini dapat dijadikan sebagai bahan uji kehamilan. Uji-uji
kehamilan modern didasarkan pada deteksi khorionik gonadotropin manusia
(hCG), yang disintesis oleh jaringan trofoblas plasenta (sinsitio trofoblas). hCG
penting untuk mempertahankan corpus luteum dan menyokong kehamilan dini.
Hormon ini merangsang sekresi hormon estrogen dan progesteron oleh corpus
luteum dan mencegah menstruasi.
MT. Indiarti, Cara mendeteksi adanya hCG dalam ibu dapat melalui dua
cara, yaitu :
a. Tes Urin
Biasanya tes urin ini dilakukan secara pribadi di rumah. Namun,
untuk lebih memastikannya tes urin ini dilakukan juga di laboratorium. Alat
yang biasa digunakan dinamakan testpack. Alat tes ini cukup mudah
pemakaiannya, caranya pada pagi hari ketika bangun, ambil sampel urin
yang pertama kali, lalu celupkan alat tersebut sesuai dengan petunjuk.
Jika dalam waktu 3 menit tedapat satu garis berwarna merah, artinya
negatif, berarti tidak hamil. Jika terdapat dua garis merah, artinya positif
hamil. Tes kehamilan ini biasanya baru dapat mendetesi kehamilan
setelah terlambat 8-30 hari. Uji kehamilan ini lazimnya berdasarkan urin
dan mendeteksi keberadaan hormon hCG yang diproduksi hormon
plasenta sesaat setelah janin menempel pda rahim.
b. Tes Darah
Tes ini dapat mendeteksi kemungkinan terjadi kehamilan sebelum
hari menstruasi, bahkan seminggu sebelumnya. Melalui pemeriksaan
darah, kehamilan akan lebih cepat diketahui. Tes darah lebih cepat
diketahui. Tes darah lebih cepat dapat mendeteksi kadar hCG yang mulai
meningkat satu minggu pasca pembuahan. Tes darah dapat mengukur
hCG yang lebih kecil, sebabnya kehamilan lebih cepat dan juga lebih
akurat terdeteksi, sekitar 6-8 minggu setelah ovulasi. Keakuratannya
dapat dipercaya hingga 97%.

5. Human Placental Lactogen


Kadar HPL atau Chorionic somatotropin ini terus meningkat seiring dengan
pertumbuhan plasenta selama kehamilan.Hormon ini mempunyai efek laktogenik dan
antagonis insulin.HPL juga bersifat diabetogenik sehingga menyebabkan kebutuhan
insulin padawanita hamil meningkat.

7
6. Relaxin
Dihasilkan oleh corpus luteum, dapat dideteksi selama kehamilan, kadar
tertinggi dicapai pada trimester pertama. Peran fisiologis belum jelas, diduga berperan
penting dalam maturasi servik.

7. Hormon Hipofisis
Terjadi penekanan kadar FSH dan LH maternal selama kehamilan, namun
kadar prolaktin meningkat yang berfungsi untuk menghasilkan kholostrum. Pada saat
persalinan setelah plasenta lahir maka kadar prolaktin menurun, penurunan ini
berlangsung terus sampai pada saat ibu menyusui. Pada saat ibu menyusui prolaktin
dapat dihasilkan dengan rangsangan pada puting pada saat bayi mengisap puting
susu ibu untuk memproduksi ASI.

b. Efek dari Adaptasi Perubahan pada Sistem Endokrin


Efek yang disebabkan adanya perubahan pada sistem endokrin ini
diantaranya seperti ada pembengkakan payudara. Pembengkakan payudara ini
disebabkan oleh meningkatnya hormon estrogen dan progesteron yang menyebabkan
payudara menjadi nyeri, selain itu juga banyaknya aliran darah yang masuk ke
payudara, dan juga meningkatnya hormon prolaktin yang bertujuan untuk proses
laktasi.
Pada beberapa minggu pertama kehamilan, wanita sering mengalami nyeri
tekan dan perasaan geli di payudaranya. Setelah bulan kedua, ukuran payudara
membesar dan vena-vena halus mulai terlihat dibawah kulit. Setelah bulan pertama,
sering keluar suatu cairan kental kekuningan, kolostrum dari puting (Kenneth J. Leveno
et al., 2003).

B. PERUBAHAN METABOLISME
Basal Metabolic Rate (BMR) meningkatsampai 15% sampai 20 % pada akhir
kehamilan,terjadi juga hiper trofitiroid sehingga kelenjar tyroid terlihat jelas pada ibu
hamil. BMR akan kembali seperti sebelum hamil pada hari ke 5 atau ke 6 setelah
persalinan. Peningkatan BMR menunjukkan adanya peningkatan kebutuhan oksigen.
Vasodilatasi perifer dan percepatan aktivitas kelenjar keringat membantu melepaskan
panas akibat peningkatan metabolisme selama hamil.
Kebutuhan karbohidrat meningkat sampai 2300 kal/hari (hamil) dan 2800
kal/hari (menyusui), apabila karbohidrat kurang maka mengambil cadangan lemak ibu
untuk memenuhi kebutuhan. Seorang ibu hamil sering merasa haus terus, nafsu
makan bertambah dan kecil (BAK) dan kadang–kadang mengalami glukosuria (ada
glukosa pada urine) sehingga menyerupai diabetes militus (DM). Hasil pemeriksaan
glukosa tolerence test pada kehamilan sebaiknya dilakukan dengan teliti agar jelas

8
diketahui ibu hamil tersebut mengalami DM atau hanya karena perubahan hormon
dalam kehamilannya.
Pembatasan karbohidrat pada ibu hamil tidak dibenarkan karena dikawatirkan
akan mengakibatkan gangguan pada kehamilan,baik kesehatan ibu hamil maupun
perkembangan janin. Ibu hamil muslim yang menginginkan puasa pada bulan
Romadhon supaya konsultasi dengan tenaga kesehatan. Ibu hamil trimester III
sebaiknya tidak berpuasa karena dapat mengakibatkan dehidrasi atau malnutrisi pada
janin. Ibu hamil puasa selama 12 jam dapat mengakibatkan hipoglikemia dan produksi
keton dalam tubuh dengan gejala lemah, mual dan dehidrasi sampai dapat
mengakibatkan gagal ginjal. Kebutuhan protein 1 gram/kg BB/hariuntuk menunjang
pertumbuhan janin, diperlukan juga untuk pertumbuhan badan, kandungan dan
payudara. Protein juga diperlukan untuk disimpan dan dikeluarkan pada saat laktasi.
Hormon somatomammotropin mempunyai peranan untuk pembentukan lemak
dan payudara. Lemak disimpan juga pada paha, badan dan lengan ibu hamil. Kadar
kolesterol plasma meningkatsampai 300 g/100ml.
Janin membutuhkan 30-40 gram kalsium untuk pembentukan tulangnya dan
ini terjadi ketika trimester terakhir. Oleh karena itu, peningkatan asupan kalsium
sangat diperlukan untuk menunjang kebutuhan. Kebutuhan zat besi wanita hamil
kurang lebih 1.000 mg, 500 mg dibutuhkan untuk meningkatkan massa sel darah
merah dan 300 mg untuk transportasi ke fetus ketika kehamilan memasuki usia 12
minggu, 200 mg sisanya untuk menggantikan cairan yang keluar dari tubuh. Wanita
hamil membutuhkan zat besi rata-rata 3,5 mg/hari.
Pada metabolisme lemak terjadi peningkatan kadar kolesterol sampai 350 mg
atau lebih per 100 cc. Hormon somatotropin mempunyai peranan dalam pembentukan
lemak pada payudara. Deposit lemak lainnya tersimpan di badan, perut, paha, dan
lengan.
Pada metabolisme mineral yang terjadi adalah sebagai berikut.
a. Kalsium : dibutuhkan rata-rata 1,5 gram sehari, sedangkan untuk
pembentukan tulang terutama di trimester akhir dibutuhkan 30-40 gram.
b. Fosfor : dibutuhkan rata-rata 2 gr/hari.
c. Air : wanita hamil cenderung mengalami retensi air.

a. Efek dari Adaptasi Perubahan pada Sistem Metabolisme


Sebagai respon terhadap janin dan plasenta yang tumbuh pesat serta
meningkatnya kebutuhan keduanya, wanita hamil mengalami perubahan sistem
metabolisme yang banyak dan intens. Perubahan yang terjadi mengakibatkan efek
adaptasi pada ibu hamil itu sendiri, diantaranya seperti adanya perubaha berat badan.
Selain itu juga, adanya peningkatan retensi air, namun ini merupakan hal yang normal
terjadi pada ibu hamil. Pada aterm, kandungan air di janin, plasenta, dan cairan

9
amnion berjumlah sekitar 3,5 L. Sebanyak 3,0 L lainnya menumpuk sebagai akibat
peningkatan volume darah ibu dan ukuran uterus dan payudara. Oleh karena itu,
jumlah minimal air tambahan yang rata-rata disimpan oleh wanita hamil normal adalah
sekitar 6,5 L. Edema tekanan di pergelangan kaki dan tungkai dijumpai pada cukup
banyak wanita hamil normal, terutama pada sore hari (Kenneth J. Leveno et al., 2003).
Kehamilan normal juga ditandai oleh hipoglikemia puasa yang ringan. Setelah
asupan glukosa oral, pada wanita hamil terjadi pemanjangan hiperglikemia dan
hiperinsulinemia dengan peningkatan penekanan pada glukagon. Tujuan mekanisme
tersebut diperkirakan untu menjamin pasokan glukosa pascamakan yang tetap ke
janin (Kenneth J. Leveno et al., 2003).

C. PERUBAHAN INDEKS MASA TUBUH


Indeks Massa Tubuh (IMT) merupakan cara termudah untuk memperkirakan
obesitas serta berkorelasi tinggi dengan massa lemak tubuh. Definisi klinik obesitas
sering dicerminkan dengan IMT yang disebut juga dengan Quetelt’s Index. Ini
merupakan pengukuran indeks massa tubuh paling baik untuk populasi dewasa
karena memiliki tingkat kesalahan paling kecil dan mudah menghitungnya (Sugondo,
2006).
Pada Ibu hamil Peningkatan berat badan optimal untuk rata-rata kehamilan
adalah 12,5 kg, 9 kg diperoleh pada 20 minggu terakhir. Berat badan yang optimal ini
berkaitan dengan resiko kompilkasi terendah selama kehamilan dan persalinan serta
berat badan bayi lahir rendah.
Banyak faktor yang mempengaruhi peningkatan berat badan. Tingkat edema,
laju metabolik, asupan diet, muntah atau diare, merokok, jumlah cairan amniotik dan
ukuran janin, semuanya harus diperhitungan. Usia maternal, ukuran tubuh
prekehamilan, paratis, ras-etenisitas, hipertensi, dan diabetes juga mempengaruhi
pola peningkatan berat badan maternal.
Peningkatan berat badan yang tepat bagi setiap ibu hamil saat ini didasarkan
pada indeks masa tubuh prekehamilan (body mass index) yang mengambarkan
perbandingan berat badannya lebih sedikit daripada ibu yang memasuki kehamilan
dengan berat badan sehat.
1. Trimester I
Seorang wanita yang sedang hamil sudah mengalami penambahan berat
badan, namun penambahan tersebut masih tergolong rendah, kira-kira 1-2 kg.
karena pada masa ini saat dimana otak, alat kelamin, dan panca indra janin
sedang dibentuk.
2. Trimester II
Seorang wanita hamil akan mengalami kenaikan berat badan yang lebih
banyak dibandingkan pada saat trimester I, karena pada trimester II ini

10
pertumbuhan janin juga semakin besar. Dan sebagian besar penambahan berat
badan selama masa kehamilan berasal dari uterus dan isi-isinya. Pada trimester
II ini seorang wanita yang sedang hamil akan mengalami penambahan berat
badan kira – kira 0,35 – 0,4 kg per minggu. Kenaikan berat badan yang baik
memang secara bertahap dan kontinyu. Bisa jadi catatan bahwa adanya
penambahan berat badan yang berlebih dan secara cepat bisa jadi indikasi awal
keracunan kehanilan atau diabetes.
3. Trimester III
Terjadi kenaikan berat badan sekitar 5,5 kg, penambahan BB dari mulai
awal kehamilan sampai akhir kehamilan adalah 11-12 kg. Kemungkinan
penambahan BB hingga maksimal 12,5 kg adalah :

Jaringan dan Cairan Berat badan (kg)

Janin 3-4
Plasenta 0,6
Cairan amnion 0,8
Peningkatan berat uterus 0,9
Peningkatan berat payudara 0,4
Peningkatan volume darah 1,5
Cairan ekstra seluler 1,4
Lemak 3,5
Total 12,5 kg

a. Cara Menghitung Indeks Masa Tubuh Ibu Hamil


Cara menghitung indeks masa tubuh/IMT ibu hamil digunakan rumus IMT
berat badan (dalam kilogram) dibagi oleh kuadrat tinggi badan (dalam meter).

IMT/BMI Ibu Hamil = BB / (TB2)

Contoh soal :
Misalnya, ibu berberat badan asal sebelum hamil 68 Kg, sedangkan tinggi badan
ibu adalah 165 cm (1,65 m).
Jawab :
IMT/BMI ibu adalah = BB / (TB2)
= 68 Kg / (1,65 m x 1,65 m)
= 68 kg / 27,22 m2
= 24, 98 Kg/m2
Jadi, indeks masa tubuh ibu hamil adalah 24, 98 Kg/m 2. (Wahyudin, 2018)

11
b. Cara Menghitung Berat Badan Ideal Ibu Hamil
Komponen janin harus dijaga konsistensinya agar janin dapat tumbuh
dengan normal, tentunya komponen janin ini tergantung dari Komponen Ibu, untuk
komponen ibu semuanya tergantung dari status berat badan (BB) dan tinggi
badannya (TB) sang ibu, jadi status BB dan TB ibu inilah yang menjadi dasar untuk
dapat menghitung berat badan idealnya, sekaligus juga sebagai indikator
pertumbuhan berat badan janin.
Berat badan ideal ibu hamil sebenarnya tidak ada rumusnya, tetapi
rumusannya bisa dibuat yaitu dengan dasar penambahan berat ibu hamil tiap
minggunya yang dikemukakan oleh para ahli berkisar antara 350-400 gram,
kemudian berat badan yang ideal untuk seseorang agar dapat menopang
beraktifitas normal yaitu dengan melihat berat badan yang sesuai dengan tinggi
badan sebelum hamil, serta umur kehamilan sehingga rumusnya dapat dibuat.

Rumus berat badan ideal untuk ibu hamil yaitu sebagai berikut :
BBI = ( TB – 110) jika TB diatas 160 cm
(TB – 105 ) jika TB dibawah 160 cm.
Berat badan ideal ini merupakan pengembangan dari (TB-100) oleh Broca
untuk orang Eropa dan disesuaikan oleh Katsura untuk orang Indonesia.
UH adalah Umur kehamilan dalam minggu.
Diambil perminggu agar kontrol faktor resiko penambahan berat badan
dapat dengan dini diketahui. 0,35 adalah Tambahan berat badan kg per
minggunya 350-400 gram diambil nilai terendah 350 gram atau 0,35 kg.
Dasarnya diambil nilai terendah adalah penambahan berat badan lebih
ditekankan pada kualitas (mutu) bukan pada kuantitas (banyaknya).
Berikut ini contoh menghitung berat badan ideal ibu hamil, ada tiga contoh.
Yaitu:
1. Pertama tentang berat badan ideal jika Berat Badan Nyata, kurang lebih
sama dengan Berat Badan Ideal.
2. Kedua Contoh Berat Badan Ideal jika Berat Badan Nyata lebih dari 10 %.
3. Ketiga: Berat Badan Ideal jika Berat Badan Nyata kurang dari 10%.

Penjelasan masing-masing contoh adalah sebagai berikut :


1. Contoh pertama (Berat Badan Ideal jika Berat Badan Nyata = Berat Badan
Ideal)
Diketahui : Seorang ibu dengan TB = 162 cm, BB sebelum hamil 53 kg, umur
kehamilan 30 minggu.
Ditanya : Berapa BBI Ibu hamil tersebut ?

12
Di jawab : BBI sebelum hamil = 162 -110 = 52 kg (dikurangi 110 karena TB >
160 cm
BBI Hamil = 52+ (30 x 0.35) = 52 + 10.5 kg = 62,5 kg
Jadi berat badan ideal ibu hamil tersebut adalah 62,5 kg atau ada
tambahan sebesar 9.5 kg dari berat badan sebelum hamil.
Tambahan berat badan ibu hamil sampai dengan 9.5 kg merupakan
tambahan normal. Sampai dengan usia kehamilan 37 minggu saat ibu tersebut
akan melahirkan, berat badannya bisa mencapai +12,5 kg sebagai kisaran
normal.
2. Contoh kedua
Diketahui : Berat Badan Ideal jika Berat Badan Nyata 10 % > Berat Badan
Ideal
Seorang ibu dengan TB = 162 cm, BB sebelum hamil 57 kg, umur kehamilan
30 minggu.
Ditanya : Berapa BBI Ibu hamil tersebut ?
Di jawab : BBI sebelum hamil = 162 -110 = 52 kg (dikurangi 110 karena TB >
160 cm
BBI Hamil = 52+ (30 x 0.35) = 52 + 10.5 kg = 62,5 kg
Jadi berat badan ideal ibu hamil tersebut adalah 62,5 kg atau ada
tambahan sebesar 5.5 kg atau (62,5 – 57) dari berat badan sebelum hamil.
3. Contoh Ketiga
Diketahui : Berat Badan Ideal jika Berat Badan Nyata 10% < Berat Badan Ideal
Seorang ibu dengan TB = 162 cm, BB sebelum hamil 47 kg, umur kehamilan
30 minggu.
Di Tanya : Berapa BBI Ibu hamil tersebut ?
Di jawab : BBI sebelum hamil = 162 -110 = 52 kg (dikurangi 110 karena TB >
160 cm
BBI Hamil = 52+ (30 x 0.35) = 52 + 10.5 kg = 62,5 kg
Jadi berat badan ideal ibu hamil tersebut adalah 62,5 kg atau ada
tambahan sebesar 15.5 kg atau (62,5 – 47) dari berat badan sebelum hamil.
Berikut ini adalah beberapa hal yang dapat dijadikan bahan pertimbangan
untuk penambahan berat badan selama hamil :
a. Jika sebelum berat badan seorang wanita sudah normal, maka kenaikan berat
badan sebaiknya 9 – 12 kg
b. Jika berat badan sebelum hamil berlebih sebaiknya penambahan berat badan
cukup 6-9 kg
c. Jika berat badan sebelum hamil kurang , sebaiknya penambahan 12-15 kg.
d. Pada trimester ke-2 dan ke-3 pada perempuan dengan gizi baik dianjurkan
menambah berat badan per minggu sebesar 0,4 kg, sementara pada

13
perempuan dengan gizi kurang atau berlebih dianjurkan menambah berat
badan per minggu masing-masing sebesar 0,5 kg dan 0,3kg
e. Penambahan berat badan selama kehamilan rata-rata mencapai 12,5 kg.
Oleh karena tubuh seorang wanita yang sedang hamil membutuhkah
sekitar 70.000-80.000 kalori saat hamil. Penambahan kalori tersebut diperlukan
terutama pada 20 minggu terakhir kehamilan, yaitu ketika pertumbuhan janin
berlangsung sangat pesat. Bila 80.000 kalori tersebut dibagi 40 maka hasilnya
adalah 280, maka kebutuhan kalori ibu yang sedang hamil adalah antara 280-300
kalori per hari.

c. Pola Peningkatan Berat Badan pada Masa Kehamilan


Secara alami, setiap wanita hamil akan mengalami peningkatan berat badan
selama masa kehamilannya. Adapun penambahan berat seorang wanita hamil
adalah sebagai berikut :
1. Dalam triwulan pertama penambahan berat ± 1 kg
2. Dalam triwulan kedua penambahan berat ± 5 kg
3. Dalam triwulan ketiga penambahan berat ± 5,5 kg
Jadi penambahan berat badan selama kehamilan rata-rata 11,5 kg.
Penambahan berat ini disebabkan oleh pertambahan berat organ tubuh ibu akibat
perubahan fisiologis dan penambahan organ janin.
Penambahan berat badan setiap wanita hamil adalah bervariasi, hal ini
disesuaikan dengan berat badan sebelum kehamilan. Berdasarkan nilai BMI
sebelum hamil, rentang berat badan total yang direkomendasikan untuk wanita
hamil adalah sebagai berikut :

BMI KATAGORI ANJURAN PENAMBAHAN BB IBU HAMIL


< 19,8 Ringan 12,5 – 18
19,8 – 26,0 Normal 11,5 – 16
26,0 – 29,0 Tinggi 7,0 – 11,5
> 29,0 Gemuk ≥7,0
Gemeli 16 – 20,5

d. Efek dari Adaptasi Perubahan pada Indeks Masa Tubuh


Efek yang terjadi pada perubahan adaptasi indeks masa tubuh salah
satunya yaitu pertambahan berat badan. Sebagian besar peningkatan berat badan
dalam kehamilan disebabkan oleh uterus dan isinya, payudara, dan meningkatnya
volume darah dan cairan ekstrasel eksravaskuler. Sebagian kecil peningkatan berat
badan disebabkan oleh perubahan metabolik yang menyebabkan peningkatan air

14
sel, pengendapan lemak, dan protein baru, yang juga disebut cadangan ibu
(maternal reserves). Pertambahan berat badan ini rata-rata selama kehamilan
adalah 12,5 Kg (Kenneth J. Leveno et al., 2003).

D. ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL


Menjadi seorang ibu bukanlah suatu hal yang mudah. Butuh persiapan yang
harus dirinci dari jauh-jauh hari. Maka dari itu, disini kita sebagai bidan harus mampu
membantu para calon ibu supaya mereka siap mengahadapi perubahan-perubahan
fisik yang tejadi pada saat kehamilan.
Bidan melakukan konseling, konseling ini biasanya berupa pemberian
informasi tentang perubahan yang terjadi pada ibu sendiri dan pencegahannya. Dan
alangkah lebih baik pada saat antenatal care bidan memberikan konseling pada
kliennya. Konseling yang diberikan oleh bidan pada trimester awal dan kedua adalah
pemberian informasi tentang perubahan yang terjadi dan cara penanganannya.
Sedangkan konseling pada trimester ketiga berfokus pada intervensi yang diberikan
pada klien adalah keadaan janin dalam rahim, dsb. (Christia Lia Uripni, dkk. 2002).
Biasanya pada awal trimester ibu mengalami mual dan muntah, hal ini
disebabkan oleh aktivitas hormon progesteron yang menurunkan tonus otot polos,
sehingga motilitas lambung menjadi terhambat, maka dari itu terjadilah mual dan
muntah. Dalam hal ini bidan dapat memberikan konseling kepada ibu hamil,
diantaranya memberikan cara penanganannya. Christia Lia Uripni, dkk. 2002, dalam
bukunya “Komunikasi Kebidanan” menyebutkan bahwa, Untuk mengatasi rasa mual
dan muntah, ibu hamil dapat melakukan tindakan seperti makan-makanan kaya
protein dan karbohidrat, karena keduanya dapat mengurangi rasa mual, bergizi baik
(walaupun pemasukannya terbatas tetapi yang dimakan bahan gizi yang
berkualitas), banyak minum cairan (terutama bila ibu banyak mengeluarkan cairan
karena muntah), bentuk cairan sesuai selera ibu (sop, susu, koktail, dsb.). Bila
dengan mengonsumsi cairan membuat ibu merasa lebih mual, ganti makanan padat
dengan kandungan air yang tinggi seperti buah dan sayuran. Gunakan vitamin untuk
kehamilan sebagai pengganti nutrisi yang mungkin tidak didapat oleh ibu. Ibu dapat
minum vitamin B650 Mg yang diberikan oleh bidan, yang gunanya yaitu untuk
mengurangi rasa mual.
Selain mual dan muntah, keluhan ibu yang lainnya adalah bengkak payudara
yang menyebabkan nyeri. Payudara yang dirasakan oleh ibu hamil yaitu lebih besar
dari biasanya, terasa penuh, berat, nyeri tekan, areola menghitam, kelenjar keringat
pada areola menjadi menonjol, jaringan alur-alur biru tampak di bawah kulit, hal ini
disebabkan sirkulasi darah ke payudara meningkat. Dalam hal ini bidan perlu
memberikan konseling pada keluhan ibu hamil tentang perubahan yang dirasakan
pada payudaranya. Hal ini dapat disebabkan oleh meningkatnya hormin estrogen

15
dan progesteron. Perubahan ini terjadi pada semua wanita hamil karena bertujuan
untuk menyiapkan ASI. Bidan juga harus memberi tahu ibu hamil terkait cara
penanganannya (Christia Lia Uripni, dkk. 2002).
Selain itu juga, bidan harus mangajak keluarga terutama suami untuk ikut
memberikan perhatian lebih kepada istrinya. Karena jika ibu mengalami stress dan
stress ini juga bisa disebabkan oleh adanya perubahan-perubahan fisik yang
dialaminya. Kondisi stress yang dialami ibu hamil akan meningkatkan aktivitas otak
janin sehingga ketika dilahirkan bayi akan menunjukkan gejala depresi seperti tidur
gelisah dan menolak minum (Arini Budi, 2002).
Maka dari itu, dukungan sosial sangat diperlukan. Dan yang paling utama
adalah ibu hamil itu sendiri melakukan melakukan pemeriksaan ke bidan atau
fasilitas kesehatan yang ada, guna untuk mengetahui perkembangan kehamilannya,
dalam hal ini bidan juga wajib memberikan asuhan yang komprehensif.

16
KESIMPULAN

Pada wanita hamil terjadi perubahan-perubahan fisiologis yang sangat


spesifik, diantaranya di mulai dari perubahan sistem mrtabolisme, sistem endokrin,
dan indeks masa tubuh (berat badan). Dan perubahan-perubahan yang terjadi saling
berhubungan satu dengan yang lain. Perubahan ini merupakan hal yang wajar dan
normal yang tidak perlu ditakuti. Perubahan-perubahan yang terjadi selama
kehamilan akan kembali seperti keadaan sebelum hamil, setelah proses persalinan
dan menyusui selesai. Perubahan-perubahan yang terjadi selama kehamilan akan
kembali seperti ke keadaan sebelum hamil, setelah proses persalinan dan menyusui
selesai.

17
DAFTAR PUSTAKA

Vivian Nanny Lia Dewi, Sunarsih Tri.2011. Asuhan Kehamilan untuk Kebidanan. Jakarta:
Salemba Medika
Prawirohardjo, Sarwono. 2010. Ilmu Kebidanan Edisi Keempat. Jakarta. Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo
Tyastuti, Siti. 2016. Asuhan Kebidanan Kehamilan. Jakarta. Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia.
Sulistyawati, Ari. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta: Salemba
Medika.
Yeyeh, Ai dkk. 2012. Asuhan Kebidanan 1(kehamilan), Jakarta : Trans Info Media
Sugondo S. 2006. Obesitas. In : Sudoyo A.W, dkk (eds). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam
Jilid III Edisi IV. Jakarta: FKUI, hal : 1919-1925
M.T. Indiarti. 2018. Meraih Kehamilan. Yogyakarta : Elmatera.
Kenneth J. Et al. 2003 Williams Manual of Obstectrics, 21 Ed. The McGraw-Hill Companies
Inc.
Uripni, Christia Lia, dkk. 2002. Komunikasi Kebidanan. Jakarta : Penerbit Nuku Kedokteran
ECG.
Ariani Budi Astuti, dkk. 2002. Jurnal Psikologi : Hubungan antara Dukungan Keluarga
dengan Penyesuaian Diri Perempuan pada Kehamilan Pertama. Universitas Gadjah Mada
(https://jurnal.ugm.ac.id/jpsi/article/view/7001 diakses pada tanggal 27 Juli 2019).
Rajab, Wahyudin. 2018. Konsep Dasar Keterampilan Kebidanan. Malang : Wineka Media.

18

Anda mungkin juga menyukai