EKLAMPSIA
Dosen Pengampu :
Disusun Oleh :
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan
kita nikmat berupa nikmat kesehatan yang berlimpah sehingga kami selaku penyusun
bisa menyelesaikan pembuatan makalah ini. Kedua kalinya kami menghanturkan
shalawat serta salam kepada junjungan alam Nabi Besar Muhammad SAW. yang
telah membawa kita dari alam kegelapan menuju alam terang benderang sehingga kita
diberkahi banyak ilmu pengetahuan. Pada makalah ini akan dibahas Asuhan
Keperawatan Pra Eklampsia ,Terimakasih kepada Ibu Marwiati, S. Kep., Ns., M. Kep
Dan Ibu Ns., Anindita Paramastuti Azuma.,S. Kep., MMR selaku dosen pengampu
mata kuliah Keperawatan Maternitas yang telah membimbing kami dalam membuat
makalah ini.Dan Ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang terlibat dalam
pembuatan makalah ini khususnya bagi anggotaanggota yang saling membantu dalam
proses pembuatan makalah ini sehingga makalah ini bisa tersusun dengan baik. Kami
menyadari dalam pembuatan makalah ini terdapat banyak kekurangan. Oleh karena
itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca sehingga
makalah selanjutnya bisa tersusun lebih baik.
Penyusun
BAB I
ANATOMI FISIOLOGIS
Segala perubahan fisik dialami wanita selama hamil berhubungan dengan beberapa
sistem yang disebabkan oleh efek khusus dari hormon. Perubahan ini terjadi dalam
rangka persiapan perkembangan janin, menyiapkan tubuh ibu untuk bersalin,
perkembangan payudara untuk pembentukan/produksi air susu selama masa nifas
(Salmah, 2015).
1. Uterus
Uterus akan membesar pada bulan-bulan pertama di bawah pengaruh estrogen dan
progesteron yang kadarnya meningkat. Pembesaran ini pada dasarnya disebabkan oleh
hipertrofi otot polos uterus.Pada bulan-bulan pertama kehamilan bentuk uterus seperti
buah advokat, agak gepeng.Pada kehamilan 4 bulan uterus berbentuk bulat dan pada
akhir kehamilan kembali seperti semula, lonjong seperti telur (Wiknjosastro, 2012).
Perkiraan umur kehamilan berdasarkan tinggi fundus uteri:
b.Pada kehamilan 8 minggu, uterus membesar seperti telur bebek fundus uteri berada
di belakang simfisis.
c.Pada kehamilan 12 minggu kira-kira sebesar telur angsa, fundus uteri 1-2 jari di atas
simfisis pubis.
j.Kehamilan 40 minggu, fundus uteri turun kembali kira-kira 3 jari di bawah prosessus
xypoideus.
2.Vagina
Vagina dan vulva juga mengalami perubahan akibat hormon estrogen sehingga
tampak lebih merah, agak kebiru-biruan (livide).Tanda ini disebut tanda Chadwick.
3.Ovarium
4.Payudara
Payudara akan mengalami perubahan, yaitu mebesar dan tegang akibat hormon
somatomammotropin, estrogen, dan progesteron, akan tetapi belum mengeluarkan air
susu. Areola mammae pun tampak lebih hitam karena hiperpigmentasi.
5.Sistem Sirkulasi
Sirkulasi darah ibu dalam kehamilan dipengaruhi oleh adanya sirkulasi ke plasenta,
uterus yang membesar dengan pembuluh-pembuluh darah yang membesar
pula.Volume darah ibu dalam kehamilan bertambah secara fisiologik dengan adanya
pencairan darah yang disebut hidremia. Volume darah akan bertambah kira-kira 25%,
dengan puncak kehamilan 32 minggu, diikuti dengan cardiac output yang meninggi
kira-kira 30%.
6.Sistem Respirasi
Wanita hamil pada kelanjutan kehamilannya tidak jarang mengeluh rasa sesak nafas.
Hal ini ditemukan pada kehamilan 32 minggu ke atas karena usus tertekan oleh uterus
yang membesar ke arah diafragma sehingga diafragma kurang leluasa bergerak.
7.Traktus Digestivus
Pada bulan pertama kehamilan terdapat perasaan enek (nausea) karena hormon
estrogen yang meningkat.Tonus otot traktus digestivus juga menurun.Pada bulan-
bulan pertama kehamilan tidak jarang dijumpai gejala muntah pada pagi hari yang
dikenal sebagai moorning sickness dan bila terlampau sering dan banyak dikeluarkan
disebut hiperemesis gravidarum.
8.Traktus Urinarius
Pada bulan-bulan pertama kehamilan kandung kencing tertekan oleh uterus yang
membesar sehingga ibu lebih sering kencing dan ini akan hilang dengan makin tuanya
kehamilan, namun akan timbul lagi pada akhir kehamilan karena bagian terendah
janin mulai turun memasuki Pintu Atas Panggul.
9.Kulit
Pada kulit terjadi perubahan deposit pigmen dan hiperpigmentasi karena pengaruh
hormon Melanophore Stimulating Hormone (MSH) yang dikeluarkan oleh lobus
anterior hipofisis. Kadang-kadang terdapat deposit pigmen pada dahi, pipi, dan
hidung, dikenal sebagai kloasma gravidarum. Namun Pada kulit perut dijumpai
perubahan kulit menjadi kebiru-biruan yang disebut striae livide.
Pada wanita hamil Basal Metabolik Rate (BMR) meningkat hingga 15-20 %.Kelenjar
gondok juga tampak lebih jelas, hal ini ditemukan pada kehamilan trimester
akhir.Protein yang diperlukan sebanyak 1 gr/kg BB perhari untuk perkembangan
badan, alat kandungan, mammae, dan untuk janin, serta disimpan pula untuk laktasi
nanti.Janin membutuhkan 30-40 gr kalsium untuk pembentukan tulang terutama pada
trimester ketiga.Dengan demikian makanan ibu hamil harus mengandung kalsium,
paling tidak 1,5-2,5 gr perharinya sehingga dapat diperkirakan 0,2-0,7 gr kalsium
yang tertahan untuk keperluan janin sehingga janin tidak akan mengganggu kalsium
ibu. Wanita hamil juga memerlukan tambahan zat besi sebanyak 800 mg untuk
pembentukan haemoglobin dalam darah sebagai persiapan agar tidak terjadi
perdarahan pada waktu persalinan.
Peningkatan berat badan ibu selama kehamilan menandakan adaptasi ibu terhadap
pertumbuhan janin. Perkiraan peningkatan berat badan adalah 4 kg dalam kehamilan
20 minggu, dan 8,5 kg dalam 20 minggu kedua (0,4 kg/minggu dalam trimester akhir)
jadi totalnya 12,5 kg
BAB II
KONSEP DASAR
A. DEFINISI
Pre-eklamsia adalah suatu kondisi yang spesifik pada kehamilan, terjadi setelah
minggu ke 20 gestasi, ditandai dengan hipertensi dan protein uria dan dapat juga
diserta dengan udema. Hipertensi di sini adalah tekanan darah 140/90 mmHgatau
lebih, atau suatu kenaikan tekanan sistolik sebesar 30mmHg atau lebih (jika diketahui
tingkat yang biasa), atau kenaikan tekanan darah diastolic sebesar 15 mmHg atau
lebih (jika diketahui tingkat yang biasa). Protein uria dalam preeklamsia adalah
konsentrasi protein sebesar 0,3 g/l atau lebih pada sedikitnya 2 spesimen urin yang di
ambil secara acak dan pada selang waktu 6 jam atau lebih. Edema biasa terjadi pada
kehamilan normal, sehingga edema bukanlah tanda pre-eklamsia yang dapat
dipercaya kecuali jika edema juga mulai terjadi pada tangan dan wajah, serta kenaikan
berat badan yang mendadak sebanyak 1 kg atau lebih dalam seminggu (atau 3 kg
dalam sebulan) adalah indikasi pre-eklampsia (kenaikan berat badan normal sekitar
0,5 kg per minggu)
B. ETIOLOGI
Etiologi menurut Manuaba (2010) faktor yang mempengaruhi pre eklamsia yaitu :
1.Primigravida
5.Kegemukan
1.Paritas, dengan wanita nulipara lebih besar resikonya dari pada multipara
2.Kehamilan ganda
Eklampsia dimulai dari iskemia uterus plasenta yang di duga berhubungan dengan
berbagai faktor. Satu diantaranya adalah peningkatan resisitensi intra mural pada
pembuluh miometrium yang berkaitan dengan peninggian tegangan miometrium yang
ditimbulkan oleh janin yang besar pada primipara, anak kembar atau hidraminion.
Iskemia utero plasenta mengakibatkan timbulnya vasokonstriksor yang bila memasuki
sirkulasi menimbulkan ginjal, keadaan yang belakangan ini mengakibatkan
peningkatan produksi rennin, angiostensin dan aldosteron. Rennin angiostensin
menimbulkan vasokontriksi generalisata dan semakin memperburuk iskemia
uteroplasenta. Aldosteron mengakibatkan retensi air dan elektrolit dan udema
generalisator termasuk udema intima pada arterior (Saralangi, 2014).
Pada eklampsia terdapat penurunan plasma dalam sirkulasi dan terjadi peningkatan
hematokrit. Perubahan ini menyebabkan penurunan perfusi ke organ , termasuk ke
utero plasental fatal unit. Vasospasme merupakan dasar dari timbulnya proses
eklampsia. Konstriksi vaskuler menyebabkan resistensi aliran darah dan timbulnya
hipertensi arterial. Vasospasme dapat diakibatkan karena adanya peningkatan
sensitifitas dari sirculating pressors. Eklamsi yang berat dapat mengakibatkan
kerusakan organ tubuh yang lain. Gangguan perfusi plasenta dapat sebagai pemicu
timbulnya gangguan pertumbuhan plasenta sehinga dapat berakibat terjadinya Intra
Uterin Growth Retardation
D. KLASIFIKASI
a.Tekanan darah 140 / 90 mmhg atau lebih atau kenaikan diastolik 15 mmhg atau
lebih dan kenaikan sistolik 30 mmhg atau lebih.
b.Proteinuria kuantitatif 0,3 gr/lt dalam 24 jam atau pemeriksaan kuantitatif positif
satu atau positif dua.
c.Nyeri kepala, gangguan penglihatan, nyeri otot perut bagian atas tidak ada. d.
Oliguria tidak ada.
2.Pre-eklamsia yang dikatakan berat apabila ditemukan satu atau lebih tanda-tanda
dibawah ini:
a.Tekanan sistolik 160 mmhg atau tekanan diastolic 110 mmhg atau lebih.
E. MANIFESTASI KLINIS
2.Tingkat kejangan tonik, yang berlangsung kurang lebih 30 detik dalam tingkat ini
seluruh otot menjadi kaku, wajahnya kelihatan kaku, tangan mengggenggam dan kaki
membengkok ke dalam, pernafasan berhenti, muka mulai menjadi sianotik, lidah
dapat tergigit.
6.Edema terjadi peningkatan berat badan, pembengkakan kaki, jari tangan dan
muka.
d.Tekanan diastolik pada trimester ke-II yang >85 mmHg patut dicurigai sebagai
preeklampsia
8.Protein Uria
a.Terdapat protein sebanyak 0,3 g/I dalam urin 24 jam atau pemeriksaan kualitatif
+1/+2
Kadar protein >1g/1 dalam urin yang dikeluarkan dengan kateter atau urine porsi
tengah, diambil 2x dalam waktu 6 jam.
F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
2.Pemeriksaan darah, khususnya untuk mengetahui kadar ureum darah (untuk menilai
kerusakan pada ginjal) dan kadar hemoglobin.
4.Pemeriksaan kadar human laktogen plasenta (HPL) dan esteriol di dalam plasma
serta urin untuk menilai faal unit fetoplasenta.
G. KOMPLIKASI
Komplikasi yang terberat ialah kematian ibu dan janin, usaha utama ialah melahirkan
bayi hidup dari ibu yang menderita eklampsia. Berikut adalah beberapa komplikasi
yang ditimbulkan pada eklampsia (Saralangi, 2014):
1.Solutio plasenta: biasanya terjadi pada ibu yang menderita hipertensi akut dan lebih
sering terjadi pada preeklampsia.
10.Edema paru pada kasus eklampsia, hal ini disebabkan karena penyakit jantung.
1.Medis
e.Baringkan pasien pada posisi kiri, trendelenburg untuk mengurangi resiko aspirasi
2.Non Medis
4)Melahirkan janin dengan cara yang paling aman dan cepat sesegera mungkin
setelah matur, atau imatur jika diketahui bahwa risiko janin atau ibu akan lebih berat
jika persalinan ditunda lebih lama (Fedrina, 2014)
b.Penanganan konservatif
Untuk mencegah kejadian pre eklampsia ringan dapat dilakukan nasehat tentang
tentang dan berkaitan dengan:
1)Diet makanan: makanan tinggi protein tinggi karbohidrat, cukup vitamin, dan
rendah lemak. Kurangi garan apabila berat badan bertanbah atau edema. Makanan
berorientasi pada empat sehat lima sempurna. Untuk meningkatkan jumlah portein
dengan tambahan sau butir telur stiap hari
2)Cukup istirahat: stirahat yang cukup pada hamil semakin tua dalam arti bekerja dan
disesuaikan dengan kmampuan. Lebih banyak duduk atau berbaring ke arah
punggung janin sehingga aliran darah menuju plasenta tidak mengalami gangguan
3)Pengawasan antenatal (hamil): bila terjadi perubahan perasaan dan gerak janin
dalam rahim segera datang ke tempat pemeriksaan
a)Pantau tekanan darah, urin (untuk proteinuria), refleks, dan kondisi janin
c)Lebih banyak istirahat, tidur miring agar menghilangkan tekanan pada vena cava
inferior, sehingga meningkatkan aliran darah balik dan menambah curah jantung
a)Diet biasa
b)Pantau tekanan darah 2 kali sehari dan urin (untuk proteinuria) sekali sehari
d)Tidak perlu diuretik, kecuali jika terdapat edema paru, dekompensasi kordis, atau
gagal ginjal akut
c)Jika tekanan diastolik naik lagi, rawat kembali.Jika tidak ada tandatanda perbaikan,
tetap dirawat. Lanjutkan penanganan dan observasi kesehatan janin
a)Jika serviks matang, pecahkan ketuban dan induksi persalinan dengan oksitosin atau
prostaglandin
b)Jika serviks belum matang, lakukan pematangan serviks dengan prostaglandin atau
kateter Foley atau lakukan seksio sesarea
4)Diuretikum tidak diberikan secara rutin, kecuali bila ada edema paruparu, payah
jantung. Diuretikum yang dipakai adalah furosemid
5)Pemberian antihipertensi
6)Masih banyak perdebatan tentang penetuan batas (cut off) tekanan darah, untuk
pemberian antihipertensi. Misalnya Belfort mengusulkan cut off yang dipakai adalah
≥ 160/110 mmHg dan MAP ≥ 126 mmHg. Di RSU Soetomo Surabaya batas tekanan
darah pemberian antihipertensi ialah apabila tekanan sistolik ≥ 180 mmHg dan/atau
tekanan diastolik ≥ 110 mmHg
7)Pemberian glukokortikoid
1. Pengkajian
4. Pemeriksaan penunjang
Data penunjang dilakukan atas indikasi tertentu yang digunakan untuk
memperoleh keterangan yang lebih jelas. Pemeriksaan yang dilakukan untuk
mendapatkan data penunjuang seperti pemeriksaan laboratorium, dan
pemeriksaan ultrasonography (USG).
1) Pemeriksaan darah lengkap dengan hapusan darah.
2) Penurunan hemoglobin (nilai rujukan atau kadar normal hemoglobin untuk
wanita hamil adalah 12-14 gr%).
3) Hematokrit meningkat (nilai rujukan 37-43 vol%).
4) Trombosit menurun (nilai rujukan 150-450 ribu/mm3).
a. Pemeriksaan fungsi hati.
1) Bilirubin meningkat
2) LDH (laktat dehydrogenase) meningkat.
3) Serum glutamate oirufat transaminase (SGOT) meningkat.
4) Total protein serum menurun.
c. Tes kimia darah: asam urat meningkat.
d. Radiologi
1) Ultrasonografi Ditemukannya retardasi pertumbuhan janin intrauterus,
pernafasan intrauterus lambat, aktivitas janin lambat, serta volume cairan
ketuban sedikit.
2) Kardiotografi: diketahui denyut jantung bayi lemah.
3) Data social ekonomi, preeklamsia berat lebih banyak terjadi pada wanita
serta golongan ekonomi rendah, karena mereka kurang mengonsumsi
makanan yang mengandung protein serta kurang melakukan perawatan
antenatal yang teratur.
4) Data psikologis, ibu preeklamsia berada dalam kondisi yang labil serta
mudah marah, ibu merasa khawatir dengan keadaan dirinya serta keadaan
janin dalam kandungannya, karena ibu akan merasa takut dengan anaknya
akan lahir cacat atau meninggal dan takut untuk melahirkan.
2. Diagnosa Keperawatan
Risiko Cedera pada Janin Setelah diberikan asuhan keperawatan, maka Tingkat Pencegahan Cedera
dibuktikan dengan faktor cedera menurun dengan kriteria hasil:
risiko usia ibu (35 tahun), Toleransi aktifitas meningkat Observasi
paritas banyak, riwayat Nafsu makan meningkat Identifikasi lingkungan yang
persalinan sebelumnya, Luka atau lecet menurun mengakibatkan cedera
pola makan yang tidak Ketegangan otot menurun Identifikasi obat yang berotensi
sehat, dibuktikan dengan Fraktur menurun menyebabkan cedera
hipertensi (preeklamsia).
Perdarahan menurun Indentifikasi kesesuaian alas kaki
atau stoking elastis pada
Ekspresi wajah kesakitan menurun
ekstremitas bawah
Agitasi menurun
Iritabilitas menurun Terapeutik
Gangguan mobilitas menurun Sediakan pencahayaan yang
Gangguan kognitif menurun memadai
Tekanan darah membaik Gunakan lampu tidur selama tidur
Frekuensi nadi membaik Gunakan alas lantai bila berisiko
Pola istirahat atau tidur membaik mengalami cedera serius
Nafsu makan membaik Pastikan barang-barang pribadi
mudah dijangkau
Pertahankan posisi tempat tidur di
posisi terendah saat digunakan
Pastikan roda tempat tidur atau
kursi roda dalm kondisi terkunci
Gunakan pengaman tempat tidur
sesuai dengan kebijkan fasilitas
pelayanan kesehatan
Diskusikan mengenai latihan dan
terapi fisik yang diperlukan
Diskusikan mengenai alat bantu
mobilisasi
Diskusikan bersama anggota
keluarga yang dapat mendampingi
pasien
Tingkatkan frekuensi observasi dan
pengawasan pasien
Edukasi
Jelaskan alasan intervensi
pencegahan jatuh ke pasien dan
keluarga
Anjurkan berganti posisi secara
perlahan
2. Gangguan pertukaran Setelah diberikan asuhan keperawatan, maka Pertukaran Pemantauan Respirasi
gas b. d ventilasi perfusi Gas meningkat dengan kriteria hasil: Observasi:
- Tingkat kesadaran meningkat Monitor pola nafas, monitor
- Dispnea menurun saturasi oksigen
Monitor frekuensi, irama,
- Bunyi napas tambahan menurun
kedalaman dan upaya napas
- PCO2 membaik Monitor adanya sumbatan jalan
- PO2 membaik nafas
- Takikardia membaik Terapeutik
Atur Interval pemantauan respirasi
sesuai kondisi pasien
Edukasi
Jelaskan tujuan dan prosedur
pemantauan
Informasikan hasil pemantauan,
jika perlu
3. Resiko deficit nutrisi Setelah diberikan asuhan keperawatan, maka Status Nutrisi
berhubungan dengan membaik dengan kriteria hasil: Manajemen Nutrisi (I. 03119)
ketidakmampuan - Porsi makanan yang dihabiskan meningkat
mengabsorbsi nutien - Pengetahuan tentang pilihan makanan yang sehat Observasi
meningkat - Identifikasi status nutrisi
- Perasaan cepat kenyang menurun - Identifikasi alergi dan
- Nyeri abdomen menurun intoleransi makanan
- Rambut rontok menurun - Identifikasi makanan yang
- Berat badan membaik disukai
- IMT membaik - Identifikasi kebutuhan kalori
- Nafsu makan membaik dan jenis nutrient
- Membrane mukosa membaik - Identifikasi perlunya
penggunaan selang
nasogastrik
- Monitor asupan makanan
Edukasi
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian
medikasi sebelum makan
(mis. Pereda nyeri, antiemetik),
jika perlu Kolaborasi
- dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori
dan jenis nutrient yang
dibutuhkan, jika perlu
Daftar Pustaka
Sukarni, I. (2017). Patologi Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Neonatus Resiko 165
Tinggi. Yogyakarta: Nuha Medika
Maryunani, A. (2016). Manajemen Kebidanan. Jakarta.
Widyawati, T. (2017). Konsep Bayi Baru Lahir.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.
Tim Pokja Siki DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia.