Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PERUBAHAN MAMAE DAN LAKTASI

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Feto Maternal

Dosen Pembimbing: Erna Widyastuti, SsiT., M.Kes

Anggota Kelompok:

Jihan Nadya Quranti

Rahma Pamuji Rahayu Astuti

SARJANA TERAPAN DAN PROFESI KEBIDANAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN SEMARANG

2020
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kami

panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat Allah SWT yg telah melimpahkan karunia, hida

yah, serta inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang perubahan mama

e dan laktasi.

Terimakasih pada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah in

i sehingga makalah ini selesai disusun dengan baik. Terlepas dari semua itu, kami menyadari

sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasa

nya. Oleh karena itu kami menerima segala saran dan kritik agar kami dapat memperbaiki ma

kalah ini Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat serta inspirasi bagi pembaca. Aamii

Semarang, 1 Februari 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................

KATA PENGANTAR......................................................................................i

DAFTAR ISI....................................................................................................ii

BAB 1 (PENDAHULUAN).............................................................................1

A. Latar Belakang......................................................................................1

B. Rumusan Masalah.................................................................................2

C. Tujuan...................................................................................................2

BAB II (ISI)......................................................................................................3

A. Perubahan Mamae.................................................................................3

B. Laktasi...................................................................................................7

BAB III (PENUTUP).......................................................................................12

A. Kesimpulan...........................................................................................12

B. Saran.....................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................14

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Payudara adalah kelenjar yang terletak di bawah kulit, di atas otot dada.Fungsi

dari payudara adalah memproduksi susu untuk nutrisi bayi. Payudara memegang pera

nan penting dalam kebiasaan seksual manusia. Setiap manusia pada umumnya memili

ki payudara, tetapi antara laki-laki dan perempuan berbeda dalam fungsinya. Payudara

yang matang adalah salah satu tanda pertumbuhan sekunder dari seorang perempuan d

an merupakan salah satu organ yang indah dan menarik. Lebih dari itu, untuk memper

tahankan kelangsungan hidup keturunannya, maka organ ini menjadi sumber utama k

ehidupan, karena air susu ibu (ASI) adalah makanan bayi yang paling penting, teruta

ma pada bulan-bulan pertama kehidupan bayi.Para ahli menyatakan bahwa tidak ada p

ayudara pada makhluk hidup lain yang berjenis kelamin betina selain pada manusia ya

ng memiliki besar yang bervariasi, relatif terhadap seluruh bagian tubuh, ketika tidak

menyusui manusia adalah satu-satunya primate yang memiliki payudara yang mengge

lembung setiap saat. Hal ini mengindikasikan bahwa bentuk luar dari payudara terhub

ung dengan faktor-faktor lain selain menyusui. Sebuah teori didasarkan pada sebuah f

akta bahwa tidak seperti hampir semua primata,manusia yang berjenis kelamin perem

puan tidak memberikan pandangan fisik yang jelas atas terjadinya ovulasi. Ini dapat b

erakibat secara perlahan pada manusia yang berjenis kelamin pria untuk berevolusi de

mi merespon tanda-tanda yang lebih jelas terhadap adanya ovulasi

Adanya kehamilan mengakibatkan perubahan-perubahan fisiologis pada ibu

diantaranya adalah perubahan pada payudara. Perubahan payudara tersebut sebagai

persiapan produksi Air Susu Ibu (ASI). Pada makalah ini akan dijelaskan perubahan

1
payudara ibu selama hamil dan setelah melahirkan serta hal-hal yang berkaitan

dengan laktasi.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana perubahan mamae ibu selama hamil dan nifas?

2. Apakah yang dimaksud dengan laktasi?

C. Tujuan

1. Mengetahui perubahan apa saja yang terjadi pada saat hamil dan menyusui

2. Mengetahui apa yang dimaksud dengan laktasi

2
BAB II

ISI

A. Perubahan Mamae

Selama kehamilan, payudara ibu berkembang dan disiapkan untuk

mengambil alih peran nutrisi bayi dari plasenta. Payudara telah disiapkan untuk

laktasi penuh sejak usia 16 minggu dari masa kehamilan tanpa ada intervensi aktif

dari sang ibu. Payudaara dijaga agar tetap tidak aktif oleh suatu keseimbangan

dari hormone yang bersifat menghambat produksi Air Susu Ibu (ASI).

Penghambatan ini akan menurun beberapa jam dan hari awal setelah melahirkan.

Payudara mulai mempunyai kemampuan memproduksi ASI sebagai akibat dari

perubahan suasana hormonal dan rangsangan dari pengisapan oleh bayi yang baru

saja lahir.

1. Perubahan payudara pada saat hamil

Perubahan hormonal selama kehamilan akan memicu perubahan pula

pada payudara. Ukuran payudara akan bertambah besar yang berguna untuk

persiapan memberikan ASI. Estrogen yang tinggi di masa kehamilan, akan

berpengaruh terhadap proliferasi kelenjar yang merupakan saluran ASI,

memperbanyak deposit lemak, air dan elektrolit. Jaringat ikat juga bertambah

banyak dan miopitel di sekitar kelenjar payudara semakin membesar.

Disamping estrogen, peningkatan progesterone juga didapatkan pada

sepanajng masa kehamilan, di manaa hormone ini berperan dalam maturase

kelenjar mamma.

Pembesaran payudara ini akan linier dengan usia kehamilan. Persiapan

untuk masa laktasi semakin tampak dengan membesarnya ukuran payudara,

3
menonjolnya putting susu serta pembuluh darah tampak lebih prominen, dan

warna areola mammae makin hitam.

Pada usia kehamilan lima bulan lebih, pada beberapa ibu hamil ada

yang mulai mengeluarkan cairan dari putting susu yang disebut kolosrum.

Sekresi cairan ini disebabkan pengaruh hormone prolactin kelenjar hipofise

dan hormone lactogen dari plasenta. Produksi cairan ini tidak berlebihan

karena pada mas akehamilan, meski kadar prolactin cukup tinggi pada tubuh

seorang wanita, tetapi efek kerjanya dihambat oleh estrogen.

Pada masa ini dikatakan pada payudara mengalami fase persiapan

tahap 1. Pada tahap ini terdapat perubahan sel epitel mamae menjadi laktosit

dengan kemampuan untuk mensintesis unsur air susu yang unik seperti

laktosa. Diperkirakan terdapat sel punca mammae karena kelenjar mammae

slalu beregenerasi, sebuah sel tunggal memiliki kemampuan multipotensi,

memperbarui diri dan dapat mengahsilkan sebuah kelenjar susu yang

fungsional. Di tahap ini kelenjar mamae berkembang secara sufisien untuk

menghasilkan air susu. Tahap ini dimulai pada pertengahan masa kehamilan

(kira-kira minggu ke-16) yang dapat diidentifikasi dengan mengukur kadar

laktosa plasma dan α-Lactalbumin

Hormone progesterone yanag sangat tinggi bahkan predominasi

terhadap kadar estrogen di dalam darah, dijaga oleh tubuh sampai dua minggu

sebelum melahirkan. Kondisi ini menjamin keadaan Rahim yang sesuai untuk

janin, agar uterus tidak mudah berkontraksi dan kelahiran premature dapat

dicegah. Ketika mendekati masa kelahiran, maka kadar estrogen akan

membalap kadar progesterone, sehingga uterus akan lebih peka terhadap

rangsangan mekanik serta kepekaan terhadap oksitosin meningkat. Hormone

4
oksitosin adalah hormone yang membuat Rahim berkontraksi sehingga

mempermudah pembukaan leher Rahim, membantu pengeluaran janin dan

plasenta. Hormone ini juga membantu proses involusi seorang ibu oasca

melahirkan. Ketika kadar estrogen mendominasi progesterone, maka pada saat

ini inisiasi partus sudah dimulai pada tubuh ibu dengn mulai terjadi his mulai

intensitas yang rendah dan jarang kea rah intensitas kuat dan sering.

2. Perubahan payudara pada masa laktasi

Setelah melahirkan, kadar estrogen dan progesterone di dalam tubuh

akan menurun drastic sehingga akan menghilangkan efek penekanan terhadap

hipofisis. Penekanan yang menghilang akan memicu sintesis dan pelepasan

hormone oleh hipofisis Kembali, antara lainnya adalah prolactin. Pada saat

inilah, produksi ASI diinisiasi lebih kuat dibandingkan masa sebelumnya.

Laktogenesis pada tahap ini memasuki tahap II yang diawali pada

periode pascapartus dengan turunnya progesterone plasma, tetapi kadar

prolactin yang tetap tinggi. Proses inisiasi ini, tidak bergantung pada

pengisapan bay sampai hari ketiga atau keempat. Di fase ini akan terjadi

peningkatan aliran darah dan oksigen serta pengambilan glukosa dan

peningkatan tjam pada konsentrasi sitrat yang bisa digunakan sebagai penanda

untuk tahap II lactogenesis.

Tahap ini dimulai sejak dua hingga tiga hari pascapartus, yang secara

klinis ditandai dengan sekresi air susu melimpah, dan secara biokimia dengan

dicapainya kadar puncak protein α-Lactalbumin. Perubahan besar juga terjadi

pada komposisi air susu dan berlanjut 10 hari keika “susu matang”.

5
Tersedianya susu matang ini disebut sebagai galaktopoiesis, yang kini dirujuk

sebagai tahap III dari lactogenesis.

Perubahan mendasar pada komposisis air susu telah dimulai pada

periode transisi. Volume susu mulai melimpah pada waktu awal lactogenesis

terjadi karena adanya penurunan signifikan dari sodium, klorida dan protein

dan peningkatan pada laktosa. Pada 46 hingga 96 jam setelah partus, produksi

air susu melimpah diikuti dengan peningkatan sitrat, glukosa, fosfat bebas dan

konsentrasi kalsium serta penurunan Ph

Laktasi merupkan suatu proses yang meliputi produksi, sekresi dan

pengeluaran ASI. Proses ini membutuhkan kesiapan ibu secara psikologis dan

fisik, bayi yang telah cukup sehat untuk menyusu, serta produksi ASI yang

telah sesuai dengan kebutuhan bayi, yaitu bervolume 500-800 ml/hari. Ketika

bayi menghisap putting susu ibu, rangsangan mekanis ini akan diteruskan oleh

jaras sensoris ke medulla spinalis dan kemudian diteruskan ke otak, ke

hipotalamus dan hipofisis posterior, sehingga dilepaskanlah oksitosin.

Oksitosin yang beredar di dalam darah dan melimpah di kelenjar mama akan

membuat ASI mengalir dari dalam alveoli melalui saluran susu menuju ke

reservoir susu yang berlokasi di belakang areola lalu kedalam mulut bayi.

Refleks inilah yang disebut sebagai letdown reflex.

6
B. Laktasi

1. Pengertian

Laktasi adalah suatu seni yang harus dipelajari dalam pemberian ASI,

untuk keberhaasilan laktasi tidak diperlukan alat-alat yang khusus dan biaya

yang mahal karena yang diperlukan hanyalah kesabaran, waktu, pengetahuan

tentang menyusui dan dukungan dari lingkungan terutama suami

Menyusui adalah cara alami untuk memberikan asupana gizi, imunitas

dan memelihara emosional secara optimal bagi pertumbuhan dan

perkembangan bayi. Tidak ada susu formula yang dapat menyamai ASI baik

dalam hal kandungan nutrisi, faktor pertumbuhan, hormone dan terutama

imunitas. Karena imunitas bayi hanya bisa didapatkan dari ASI

Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan laktasi:

a. Proses pertumbuhan jaringan pembuat ASI

b. Dimulainya produksi ASI setelah bayi lahir (refleks pembentukan ASI)

c. Kelangsungan ATAu kontinuitas produksi ASI

d. Refleks pengeluaran ASI (let down refleks)

2. Hormone yang mempengaruhi laktasi

Tubuh wanita memang unik. Selama perjalanan hidupnya, di dalam tubuh

terjadi dinamika naik turunnya hormone. Demikian pula yang terjadi pada

pembentukan ASI. Pada bulan ketiga, tubuh sudah mensintesis hormone-

hormon yang mempengaruhi produksi ASI. Hormone-hormon tersebut adalah:

a. Progesterone

Hormone ini berperan dalam perumbuhan dan ukuran alveoli. Terapi

kadarnya yang tinggi pada saat kehamilan memberikan penekanan (umpan

7
balik negative) terhadap hormone yang diekluarkan oleh hipofisis. Selepas

masa melahirkan dari seorang ibu, hormone ini akan turun drastic dan

menghilangkan efek penekanan dan mensekresikan hormone yang

diproduksinya. Pada waktu inilah terjadi perangsangan yang hebat dan

stimulasi besar0besaran produksi ASI

b. Estrogen

Hormone ini berperan dalam menstimulasi system saluran ASI untuk

membesar. Sebagaimana progesterone, estrogen juga mempunyai

dinamika yang hamper sama selama kehamilan. Kadar estrogen akan

menurun saat melahirkan dan tetap rendah untuk beberapa bulan selama

menyusui. Estrogen mempunyai efek penekanan yang amat kuat, lebih

kuat dibandingkan progesterone terhadap kelenjar hipofisis. Karena itulah,

sebaiknya ibu menyusui menghindari penggunaan KB hormonal berbasis

hormone estrogen, karena dapat mengurangi jumlah produksi ASI.

c. Prolactin

Berperan dalam membesarnya alveoli dalam kehamilan. Hormone ini

disintesis dan disekresikan oleh hipofisis anterior. Hormone ini memiliki

peran penting untuk memproduksi ASI dan kadarnya meningkat selama

kehamilan. Peristiwa lepas atau keluarnya plasenta pada akhir proses

persalinan akan membuat kadar estrogen dan progesterone berangsur-

angsur menurun. Penurunan ini akan mengaktifkan sekresi prolactin.

Peningkatan kadar prolactin di dalam darah seorang yang sedang

melakukan laktasi akan memberikan umpan balik negative ke hipotalamus

dan menekan sekresi Gonadotropon Releasing Hormone (GnRH) sehingga

hipofisiss juga tidak melepaskan FSH dan LH. Kedua hormone ini sangat

8
dibutuhkan untuk perkembangan folikel di ovarium. Karena kedua

hormone ini ditekan sekresinya, maka folikel tidak bertambah besar dan

tidak mengalami maturase. Ovulasi dan menstruasiipun akhirnya tidak

terjadi. Kadar prolactin paling tinggi pada malam hari.

d. Oksitosin

Hormone ini berperan dalam merangsang kontraksi otot halus dalam

Rahim pada saat melahirkan dan setelahnya, seperti halnya juga dalam

orgasme. Pada proses laktasi, oksitosin akan disekresikan oleh hipofisis

dan akan berefek dengan kontraksinya mioepitel disekitar alveoli untuk

memeras ASI menuju saluran susu. Oksitosin berperan dalam proses

turunnya susu yang disebut sebagai let-down/milk ejection reflex.

e. Human placental lactogen (HPL)

Hormone ini dilepaskan oleh plasenta sejak bulan kedua kehamilan.

Hormone ini berperan dalam pertumbuhan payudara, putting, dan areola

sebelum melahirkan. Pada bulan kelima dan keenam kehamilan, payudara

siap memproduksi ASI.

3. Refleks Laktasi

Pada proses laktasi akan terjadi dua refleks yang berperan dalam

memperkuat kelancaran menyusui, yaitu refleks prolactin dan reflek saluran

yang timbul akibat perangsangan putting susu dikarenakan isapan bayi. Reflek

ini terjadi akibat hisapan bayi pada putting susu ibu dan diteruskan ke system

saraf ibu dan mempengaruhi produksi ASI serta pengeluaran ASI dari

payudara ibu. Refleks itu adalah refleks prolactin, refleks aliran (let down

reflex)

9
a. Refleks prolactin

Refleks prolactin ini mempunyai busur refleks hisapan bayi-sistem

saraf-hipotalamus-hipofisis anterior menyekresikan prolactin-kelenjar

payudara memproduksi ASI

Ketika seorang bayi menghisap putting susu ibunya, rangsangan

akan merangsang ujung-ujung saraf di daerah putting susu, yang akan

diteruskan ke sumsum tulang belakang kemudian ke otak, yaitu daerah

hipotalamus. Di hipotalamus, akan terjadi penurunan prolactine inhibitory

hormin (PIH) sebuah hormone yang menghambat pelepasan prolactin oleh

hipofisisi anterior. Begitu hambatan ini menurun, maka prolactin segera

akan dilepaskan oleh hipofisisi. Prolactin yang bersirkulasi di dalam darah

untuk selanjutnya akan merangsang kelenjar payudara untuk

memproduksi ASI.

Jadi dengan demikian bisa disimpulkan bahwa semakin sering

seorang bayi menyusu pada ibunya maka refleks ini akan semakin

teraktivasi sehingga produksi ASI akan semakin meningkat pula

Kadar prolactin pada ibu pasca melahirkan akan terjadi fluktuasi

dan sangat tinggi pada malam hari. Kadarnya pada ibu yang menyusui

menjadi normal tiga bulan setelah melahirkan sampai penyapihan anak.

Pada masa penyapihan tidak aka nada peningkatan prolactin walau ada

isapan bayi, namun pengeluaran ASI tetap berlangsung.

b. Refleks Aliran (Let down Reflex)

Refleks ini emmpunyai busur hisapan pada putting susu-medula

spinalis-hipotalamus-hipofisisi posterior-pelepasan oksitosin-sel otot

polos di sekitar alveoli payudara-kontraksi myopetil-pengeluaran ASI.

10
Refleks ini terjadi bersamaan dengan refleks prolatin yaitu ketika

seorang bayi menghisap putting susu ibunya. Dengan jalur yang sampai

pada hipotalamus, kemudian akan dilepaskan oksitosin yang disimpan

oleh hipofisis posterior. Dengan peningkatan kadar oksitosin didalam

darah dan menuju ke sel target yaitu myoepitel di sekitar alveoli payudara.

Ketika hormone ini diikat oleh reseptor otot, maka otot akan berkontraksi

sehingga akan memeras ASI yang terdapat di kantng-kantung alveoli

menuju ke saluran ASI dan akan keluar ke putting susu. Ibu perlu

mewaspadai bahwa tekanan karena kontraksi otot ini kadang-kadang

begitu kuat sehingga air susu keluar dari putting menyembur, ini bisa

membuat bayi tersedak

Disamping ke myopetil payudara, hormone ini juga mempunyai sel

target yang lain yaitu otot polos uterus. Bila terdapat peningkatan

oksitosin didalam darah, maka otot Rahim akan berkontraksi sehingga

membantu uterus Kembali ke ukuran sebelum melahirkan.

Beberapa faktor lain yang mempengaruhi refleks ini adalah kondisi

psikologis ibu ketika melihat bayi, mendengarkan suara ayu, mencium

bayi, memikirkan untuk menyusui bayi. Sedangkan faktor lain yang

mempengaruhi refleks ini adalah stress ibu, pikiran, perasaan dan sensasi

ibu.

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Ibu hamil mengalami perubahan payudara. ukuran payudara akan

bertambah besar yang berguna untuk persiapan memberikan ASI. Pembesaran

payudara ini akan linier dengan usia kehamilan. Pada usia kehamilan lima bulan

lebih, pada beberapa ibu hamil ada yang mulai mengeluarkan cairan dari putting

susu yang disebut kolosrum. Pada masa ini dikatakan pada payudara mengalami

fase persiapan tahap 1

Laktogenesis pada masa laktasi memasuki tahap II yang diawali pada

periode pascapartus dengan turunnya progesterone plasma, tetapi kadar prolactin

yang tetap tinggi. Perubahan mendasar pada komposisis air susu telah dimulai

pada periode transisi. Volume susu mulai melimpah pada waktu awal

lactogenesis terjadi karena adanya penurunan signifikan dari sodium, klorida dan

protein dan peningkatan pada laktosa. Pada 46 hingga 96 jam setelah partus,

produksi air susu melimpah diikuti dengan peningkatan sitrat, glukosa, fosfat

bebas dan konsentrasi kalsium serta penurunan Ph. Laktasi merupkan suatu

proses yang meliputi produksi, sekresi dan pengeluaran ASI.

Hormone yang mempengaruhi laktasi diantaranya adalah progesterone,

estrogen, prolactin, oksitosin dan Human placental lactogen (HPL).

Refleks yang ada pada laktasi ada 2 diantaranya adalah refleks prolactin

dan Refleks Aliran (Let down Reflex)

12
B. Saran

Ibu menyusui disarankan untuk slalu sehat baik secara fisik maupun mental

karena apabila ibu sakit dapat mempengaruhi produksi air susu ibu (ASI)

13
DAFTAR PUSTAKA

Barret KE, Barman SM, Boltano S, Brocks HL (24th Edition). 2009.Gonong’s review of

Medical Physiology.Mc Graw and Hill

Hall JE (12th Edition).2011. Guyton and Hall Textbook of Medical Physyology. Saunders

Elsevier

Kuliah bidan. 2008. Manajemen Laktasi. Jakarta: Depkes RI

Eriyati, Siti. 2020. Hypnolactation Meningkatkan Keberhasilan Laktasi dan Pemberian ASI

Eksklusif.Magelang: Pustaka Rumah Cinta

14

Anda mungkin juga menyukai