Anda di halaman 1dari 20

KATA PENGANTAR

Rasa syukur yang dalam kami sampaikan kehadiran Tuhan Yang Maha Pemurah,karena berkat
kemurahanNya makalah ini dapat kami selesaikan sesuai yang diharapkan. Dalam makalah ini
kami membahas tentang penyakit Tumor Jinak Alat Genetalia.
Tumor Jinak Alat Genetalia merupakan suatu penyakit yang menyerang alat reproduksi ytang
disebabkan oleh beberapa faktor,dimana gejala kadang kadang tidak dirasakan oleh klien
Karena itu,pentingnya mengetahui dan memahami apa dan bagaimana Tumor jinak yang
menyerang alat genetalia itu sendir sangatlah penting, untuk memberikan penanganan yang lebih
cepat untuk menghindari terjadinya Tumor Ganas
Makalah ini di buat dalam rangka memperdalam pemahaman kami khususnya dan para pembaca
semua mengenai penyakit-penyakit yang bisa menyerang pada Alat genetalia
Dalam proses pendalaman materi Tumor Jinak Alat Genetalia ini, tentunya kami mendapatkan
bimbingan,arahan koreksi dan saran,semoga dapat berguna bagi semua pihak.
Terima kasih.

Penyusun

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR . 1
DAFTAR ISI 2
BAB I PENDAHULUAN 3
1.1 Latar Belakang ....... 3
1.2 Tujuan .... 3
1.3 Rumusan Masalah ..... .... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA . 5
I.
Anatomi dan Fisiologi . 5
II.
Pengertian Tumor 7
III.
Tumor Jinak Alat Genetalia 8
A. Kista Bartolini . 8
B. Kista ovarium .. 11
C. Myoma uteri 16
D. Endometriosis . 19
IV. BAB III PENUTUP 21
Kesimpulan . 21
DAFTAR PUSTAKA . 22

BAB I
2

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Organ kelamin wanita terdiri atas organ genitalia interna dan organ genitalia eksterna.
Kedua bagian besar organ ini sering mengalami gangguan, salah satunya adalah infeksi,
infeksi dapat mengenai organ genitalia interna maupun eksterna dengan berbagai macam
manifestasi dan akibatnya.
Kista adalah kantong berisi cairan, kista seperti balon berisi air, dapat tumbuh di mana
saja dan jenisnya bermacam-macam. Kista yang berada di dalam atau permukaan
ovarium

(indung

telur)

disebut

kista

ovarium

atau

tumor

ovarium.

Kista ovarium sering terjadi pada wanita di masa reproduksinya. Sebagian besar kista
terbentuk karena perubahan kadar hormon yang terjadi selama siklus haid, produksi dan
pelepasan sel telur dari ovarium.
Tumor jinak yang berasal dari sel otot polos dari myometrium dikenal leiomioma. Tetapi
karena tumor ini berbatas tegas maka sering juga dikenal sebagai fibroid (Kumar, Abbas,
Fausto dan Mitchell, 2007). Neoplasma jinak ini mempunyai banyak nama sehingga
dalam kepustakaan dikenal juga istilah fibromioma, leiomioma, fibroid atau pun mioma
uteri (Prawirohardjo, 2007).
1.2 Tujuan
a. Tujuan Umum
Tujuan umum penulis dalam menyusun makalah ini adalah untuk mendukung kegiatan
belajar mengajar jurusan keperawatan khususnya pada mata kuliah keperawatan
Reproduksi mengenai Tumor Jinak Alat Genetalia.
b. Tujuan Khusus
- Untuk mengetahui Anatomi dan fisiologi alat genetalia
- Mengetahui Jenis - jenis Tumor Jinak Alat Genetalia
- Mengetahui etiologi dari jenis-jenis Tumor jinak alat genetalia
- Mengetahui Patofisiologi dari jenis-jenis Tumor jinak alat genetalia
- Mengetahui Tanda dan gejala dari jenis-jenis Tumor jinak alat genetalia
- Mengetahui pemeriksaan dari jenis-jenis Tumor jinak alat genetalia
- Mengetahui Pemeriksaan dari jenis-jenis Tumor jinak alat genetalia
1.3 Rumusan Masalah
- Apa itu Tumor Jinak
- Bagaimana etiologi dari jenis-jenis Tumor Jinak Alat Genetalia
- Bagaimana patofisiolagi dari jenis-jenis Tumor Jinak Alat Genetalia
- Apa tanda dan gejala dari jenis-jenis Tumor Jinak Alat Genetalia
- Bagaimana pemeriksaan dari jenis-jenis Tumor Jinak Alat Genetalia
- Bagaimana penatalaksanaan dari jenis-jenis Tumor Jinak Alat Genetalia

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
I.

Anatomi dan fisiologi

Sistem reproduksi wanita terdiri atas struktur eksternal dan internal


a. Genetalia eksternal
Genetalia eksternal (vulva) mencakup dua lipatan jaringan tebal yang disebut labia
mayora dan dua bibir y ang lebih kecil,terrsusun atas jaringan yang sangat halus yang
disebut labia minora,yang terletak antara labia mayora,bagian atas dari labia minora
bersatu, membentuk penutup parsial dari klitoris,organ yang sangat sensitif yang
terdiri atas jaringan erektil.
Antara labia minora dibawah dan sebelah posterior klitoris, terdapat meatus urinarius,
yang merupakan ostium eksternal uretra wanita dengan panjang sekitar 3 cm.
Di bawah orifisium ini terdapat ostium yang lebih besar: yaitu orifisium vagina atau
introitus. Pada setiap sisi orifisium vagina terdapat kelenjar vestibular (Bartholins),

suatu struktursebesar biji kacang yang mengalirkan sekresi mukusnya melalui duktus
kecil.
Ostium duktus terletak di dalam labia minora, di sebelah eksternal hymen. Jaringan
antara genetalia eksternal dan anus adalah forest, dan semua jaringan yang
membentuk genetalia eksternal wanita disebut perineum.
b. Genetalia internal
Struktur internal terdiri atas :
Vagina
Merupakan suatu kanal yang dilapisi oleh membran mukosa dan terbentang dari
depan kebelakang, dari vulva ke serviks sepanjang 7,5 sampai10 cm. Disebelah
anterior vagina adalah kandung kemih dan uretra, dan di sebelah posterior vagina
terletak rektum.
Dinding anterior dan posterior vagina normalnya bersentuhan satu sama lain.
Bagian atas vagina , forniks, mengelilingi serviks (leher sempit edari uterus).
Uterus
Organ muscular berbentuk buah pir, mempunyai panjang 7,5 cm dan lebar 5 cm
pada bagian atasnya.Dindingnya mempunyai tebal sekitar 1,25 cm.
Uterus mempunyai dua bagian yaitu: serviks ,yang menonjol ke dalam vagina,
dan bagian atas yang lebih besar yaitu fundus atau korpus, yang ditutupi secara
posterior dan anterior (sebagian)oleh peritoneum.Uterus terletak di sebelah
posterior kandung kemih dan dipertahankan posisinya dalam rongga pelvis oleh
beberapa ligament yaitu:

Ligamentum teres
Terbentang secara anterior dan lateral disepanjang cincin internal inguinal
dan turun disepanjang kanalis inguinalis, tempat bergabung dengan
jaringan labia mayora.
Ligamentum Latum
Lipatan perineum yang memanjang dari dinding pelvis lateral dan
membungkus tuba fallopi
Ligamentum uterosakral
Memanjang secara posterior sampai kesakrum
Bagian dalam fundus yang berbentuk, segitiga menyempit kedalam kanal kecil
serviks yang mengecil pada setiap ujungnya, disebut sebagai os eksternal dan os
internal. Bagian lateral atas uterus disebut kornua. Dari tempat ini oviduk atau
tuba fallopi (atau uterus) memanjang ke arah luar, luminanya diteruskan secara
internaloleh rongga uterus.
Ovarium
Terletak di belakang ligamentum latum,di belakang dan di bawah tuba fallopi.
Ovarium adalah badan oval yang mempunyai panjang 3 cm. Pada saat lahir
5

ovrium mengandung ratusan sel-sel telur yang sangat kecil atau ova. Ovarium dan
tuba fallopi disebut adneksa

II.

Pengertian tumor
Tumor adalah pembengkakan satu dari tanda cardinal peradangan,pembesaran yang marbid
Tumor adalah Pertumbuhan baru suatu jaringan dengan multiplikasi sel-sel yang tidak
terkontrol dan progresif, disebut juga neoplasma. (sumber: Dorland 2002, kamus
kedokteran,Jakarta:EGC)
Tumor adalah pembengkakan atau daging tumbuh (sumber: gayatri, arum 1990. kamus
kesehat6an. Jakarta: Arcan)
a. Ciri-ciri Tumor Jinak
1. Timbulnya ekspansif yaitu mendesak jaringan sehat di sekitar dan jaringan sehat yang
terdesak. Ini membentuk simpai atau kapsel dari tumor, maka disebut tumor jinak
bersimpai atau berkopset, karena tidak ada pertumbuhan infiltratif maka biasanya
tumor jinak mudah digerakkan dari dasarnya.
2. Tumor jinak tidak menimbulkan residif, karena tumor jinak bersimpai maka mudah
dikeluarkan seluruhnya.
3. Tumor jinak tidak mengadakan anak sebar.
4. Tumor jinak tumbuhnya lambat, sehingga tidak cepat membesar dan pada
pemeriksaan mikroskopik tidak ditemukan gambaran metosisi yang abnormal.
6

5.

Intrisel tumor jinak masih menyerupai intisel jaringan asalnya, bentuknya teratur dan

aniform.
6. Pada tumor jinak tidak ditemukan " loss of polarity "
7. Tumor jinak biasanya tidak menyebabkan kematian bila letaknya pada alat tubuh
yang vital.
b. Klasifikasi
Tumor Jinak (Benigna)
a. Tumor Kistik Vulva
a) Kista inklusi epidermis
b) Sisa jaringan embrio
Kista gartner
Kista saluran nuck
c) Kista kelenjar
Kista bhartolini
Kista sebasea
Hedranenoma
Penyakit fox-fordyce
Kista para uretra/skene
Kista Endometriosis
b. Tumor Solid Vulva
a) Tumor Epitel
Condiloma acumination
Karunkuna uretra
Nevus pigmentosis
Hiperkeratosis
b) Tumor Jaringan Mesoderm
Fibroma
Lipoma
Leomioma
Hemamioma
Limfamioma
Miksoma

III.

Tumor Jinak Alat Genetalia


A. KISTA BARTOLINI
a. Pengertian
Kista adalah tumor jinak di organ reproduksi perempuan yang paling sering ditemui.
Bentuknya kistik, berisi cairan kental, dan ada pula yang berbentuk anggur. Kista juga
ada yang berisi udara, cairan, nanah, ataupun bahan-bahan lainnya. Kista termasuk
tumor jinak yang terbungkus selaput semacam jaringan.
b. Penyebab
7

Kista Bartolini terjadi akibat obstruksi duktus pada salah satu pasangan kelenjar
vestibular pada sepertiga posterior vulva, dekat vestibula. Kelenjar Bartolini bisa
tersumbat karena berbagai alasan, seperti infeksi yang diakibatkan oleh organisme
Gonococcus,Esherichia coli, atau stapilococcus aureus dan dapat disebabkan oleh
abses dengan atau tanpa melibatkan nodus limfe inguinal.
c. Patofisiologi
Sumbatan duktus utama kelenjar Bartolin menyebabkan retensi sekresi dan dilatasi
kistik.kelenjar Bartolini membesar,merah,nyeri,dan lebih panas dari daerah
sekitarnya.Isi didalam berupa nanah dapat keluar melalui duktus atau bila tersumbat
(biasanya akibat infeksi), mengumpul didalam menjadi abses.
d. Tanda dan Gejala
Keluhan pasien umumnya adalah benjolan, nyeri,dan dispareunia.penyakit ini cukup
sering rekurens.Dapat terjadi berulang,akhirnya menahun dalam bentuk kista
Bartolin.kista tidak selalu menyebabkan keluhan,tapi dapat terasa berat dan
mengganggu coitus.
e. Stadium kista kelenjar bartolini
Kista non-neoplastik
Kista non-neoplastik bersifat jinak dan biasanya akan mengempis dengan
sendirinya setelah dua atau tiga bulan.
Kista neoplastik.
Kista neoplastik umumnya harus dioperasi, namun tetap tergantung pada ukuran
dan sifatnya, apakah membahayakan atau tidak.
Selain pada ovarium, kista dapat juga tumbuh di vagina dan daerah vulva (bagian
luar alat kelamin wanita). Kista yang tumbuh di daerah vagina, antara lain inklusi,
ductus gartner, endometriosis, dan adenosis. Sedangkan kista yang tumbuh di
daerah vulva, antara lain pada kelenjar bartholini, kelenjar sebasea, serta inklusi
epidermal.

f. penatalaksanaan
Pemberian

antibiotic

yang

sesuai

(umumnya

terhadap

klamidia,gonokok,bakteroides, dan Escherichia coli) bila belum terjadi abses.


Insisi dan drainase yang diikuti dengan terapi antibiotik
Pembedahan berupa eksterpasi dapat dilakukan bila diperlukan yang di anjurkan
adalah marsupialisasi, yaitu sayatan dan pengeluaran isi kista diikuti penjahitan
dinding kista yang terbuka pada kulit vulva.Tindakan ini terbukti tak berisiko dan
hasilnya memuaskan. Jika terdapat hubungan keluar yang permanen,infeksi
rekurens dapat dicegah

B. Kista Ovarium
a. Pengertian
Kista adalah kantong berisi cairan, kista seperti balon berisi air, dapat tumbuh di
mana saja dan jenisnya bermacam-macam. Kista yang berada di dalam atau
permukaan ovarium (indung telur) disebut kista ovarium atau tumor ovarium.
9

Kista ovarium sering terjadi pada wanita di masa reproduksinya. Sebagian besar kista
terbentuk karena perubahan kadar hormon yang terjadi selama siklus haid, produksi
dan pelepasan sel telur dari ovarium.
b. Etiologi
Beberapa faktor resiko berkembangnya kista ovarium, adalah wanita yang biasanya
memiliki:
riwayat kista ovarium terdahulu
siklus haid tidak teratur
perut buncit
menstruasi di usia dini (11 tahun atau lebih muda)
sulit hamil
penderita hipotiroid
penderita kanker payudara yang pernah menjalani kemoterapi (tamoxifen)
c. Patofisiologi
Wanita normal biasanya memiliki dua ovarium seukuran kenari di sisi kiri & kanan
rahim. Masing-masing ovarium menghasilkan satu telur yang terbungkus dalam
folikel (kantong). Ketika telur keluar, hormon estrogen akan memberi sinyal kepada
rahim. Pada gilirannya, lapisan rahim mulai menebal dan mempersiapkan pembuahan
telur oleh sperma (kehamilan). Bila telur tidak dibuahi, maka seluruh isi rahim akan
dikeluarkan dalam bentuk haid bulanan.
Jika folikel gagal untuk pecah dan melepaskan telur, cairannya tetap tinggal dan dapat
membentuk kista kecil ( lebih kecil dari 4 cm). Ini normal terjadi dan biasanya terjadi
pada salah satu ovarium. Kondisi ini disebut sebagai kista fungsional, biasanya akan
hilang dengan sendirinya, dan tidak perlu diobati.
d. Jenis-jenis kista
Kista Corpus Luteum:
Jenis ini, adalah yang paling umum terjadi, biasanya tidak ada gejala dan dapat
berukuran 2-6 cm diameternya. Pada saat telur keluar dari ovarium ke rahim, maka
folikel dapat terkunci dan terisi darah ataupun cairan. Inilah yang membentuk kista
jenis ini. Bilamana ukurannya membesar dan menyebabkan batang ovarium terlilit
(twisted), dapat menimbulkan rasa sakit yang luar biasa, dan memerlukan tindakan
operasi.
Kista hemorrhagic:
Yaitu timbulnya perdarahan dalam kista fungsional. Gejalanya biasanya kram perut.
Kista dermoid:
10

Tumor yang diduga timbul dari bagian ovum yang normalnya menghilang saat
maturasi. Asalnya tidak teridentifikasi dan terdiri atas sel-sel embrional yang tidak
berdiferensiasi. Jenis ini biasanya menyerang wanita berusia lebih muda dan dapat
tumbuh besar (15 cm) dan berisi tidak hanya cairan, tapi juga lemak, rambut, jaringan
tulang ataupun tulang rawan. Jenis ini dapat meradang dan menyebabkan posisi tuba
fallopi terlilit (torted/twisted).
Kista Endometrium:
Disebut juga endometriosis. Jenis ini terjadi ketika jaringan lapisan rahim
(endometrial) hadir dalam ovarium wanita. Biasanya berisi darah kecoklatan, dan
ukurannya berkisar antara 2 cm hingga 20 cm. Karakteristiknya: menyerang wanita
usia reproduksi, menimbulkan sakit nyeri haid yang luar biasa, dan mengganggu
kesuburan (fertilitas).
Kistadenoma:
Yaitu bila tumor terbentuk dari jaringan ovarium. Tumor jenis ini biasanya berisi
cairan dan dapat berukuran sangat besar, bahkan hingga 30cm atau lebih diameternya.
Polycystic-appearing ovary:
Yaitu suatu kondisi dimana kista-kista kecil terbentuk disekeliling luar ovarium.
Kondisi ini bisa terjadi pada wanita normal, maupun pada wanita yang mengalami
gangguan hormon endokrin.
Sindrom Polisistik Ovari

(Polycystic

Ovarian

Syndrom

PCOS):

PCOS adalah kondisi dimana ditemukan banyak kista dalam ovarium. Hal ini terjadi
karena ovarium memproduksi hormone androgen secara berlebihan, dan bisa terjadi
karena faktor genetic (diturunkan).
PCOS dapat memiliki gejala seperti: bulu lebat tumbuh, wajah berjerawat, ataupun
gangguan siklus haid. Komplikasinya dapat berupa meningkatnya resiko penyakit
jantung, kolesterol, Diabetes Mellitus tipe 2 maupun tekanan darah tinggi sebagai
akibat resistansi insulin. Selain itu juga dapat meningkatkan resiko kanker
endometrium bila jarak antar periode haid > 60 hari
Penyakit PCOS ini, juga seringkali diasosiasikan dengan infertilitas, meningkatnya
resiko keguguran & komplikasi kehamilan, dan perdarahan di luar siklus haid.
Sayangnya, penyakit ini sangat lazim terjadi, yaitu menimpa sekitar 4-7% wanita usia
reproduksi.

11

e. Gejala
Kista ovarium biasanya tidak menimbulkan gejala dan tidak sengaja terdeteksi
melalui USG saat pemeriksaan rutin kandungan. Namun, beberapa orang dapat
mengalami gejala ini:

kram perut bawah atau nyeri panggul yang timbul tenggelam dan tiba-tiba
menusuk

siklus haid tidak teratur

perut bawah sering terasa penuh atau tertekan

Nyeri haid yang luar biasa, bahkan terasa hingga ke pinggang belakang

Nyeri panggul setelah olahraga intensif atau senggama

Sakit atau tekanan yang menyertai saat berkemih atau BAB

Mual dan muntah

Rasa nyeri atau keluarnya flek darah dari vagina

Biasanya wanita baru memeriksakan diri ke dokter bila rasa sakit sudah tak
tertahankan, pingsan, ataupun mengalami perdarahan yang luar biasa hebat hingga
lemas/anemia.
f. Pemeriksaan
Ultrasonografi (USG)
Tindakan ini tidak menyakitkan, alat peraba (transducer) digunakan untuk
mengirim dan menerima gelombang suara frekuensi tinggi (ultrasound) yang
menembus bagian panggul, dan menampilkan gambaran rahim dan ovarium di
layar monitor. Gambaran ini dapat dicetak dan dianalisis oleh dokter untuk
memastikan keberadaan kista, membantu mengenali lokasinya dan menentukan
apakah isi kista cairan atau padat. Kista berisi cairan cenderung lebih jinak, kista
berisi material padat memerlukan pemeriksaan lebih lanjut.
12

Laparoskopi
Dengan laparoskopi (alat teropong ringan dan tipis dimasukkan melalui
pembedahan kecil di bawah pusar) dokter dapat melihat ovarium, menghisap
cairan dari kista atau mengambil bahan percontoh untuk biopsi.

g. Penatalaksanaan
Jika ukuran lebar kista kurang dari 5 cm dan tampak terisi oleh cairan atau
fisiologis pada pasien muda yang sehat, kontrasepsi oral dapat digunakan untuk

menekan aktivitas ovarium memproduksi telur dan menghilangkan kista.


Kista berukuran besar dan menetap setelah berbulan-bulan biasanya memerlukan
operasi pengangkatan. Selain itu, wanita menopause yang memiliki kista ovarium
juga disarankan operasi pengangkatan untuk meminimalisir resiko terjadinya
kanker ovarium. Wanita usia 50-70 tahun memiliki resiko cukup besar terkena
kanker jenis ini. Bila hanya kista-nya yang diangkat, maka operasi ini disebut
ovarian cystectomy. Bila pembedahan mengangkat seluruh ovarium termasuk
tuba

fallopi,

maka

disebut

salpingoo-ophorectomy.

Faktor-faktor

yang

menentukan tipe pembedahan, antara lain tergantung pada: usia pasien, keinginan
pasien

untuk

memiliki

anak,

kondisi

ovarium

dan

jenis

kista.

Kista ovarium yang menyebabkan posisi batang ovarium terlilit (twisted) dan
menghentikan pasokan darah ke ovarium, memerlukan tindakan darurat
pembedahan (emergency surgery) untuk mengembalikan posisi ovarium.

13

C. MIOMA UTERI
Tumor miomatosa atau fibroid uterus hampir selalu jinak (99,5%) dan timbul dari
jaringan otot uterus.
a. Pengertian
Mioma uteri adalah neoplasma jinak yang berasal dari otot uterus dan jaringan ikat
sehingga dalam kepustakaan disebut juga leiomioma, fibromioma, atau fibroid
b. Etiologi
Penyebab secara pasti mioma uteri masih belum diketahui.
Faktor hormonal
Hormon estrogen dan progesteron berperan dalam perkembangan mioma uteri.
reseptor estrogen yang lebih banyak dan tinggi pada sebagian jaringan otot rahim.
Otot rahim yang memiliki reseptor estrogen berlebih akan pertumbuhan yang
tidak normal dan lebih sensitif terhadap hormon estrogen sehingga muncullah
tumor yang disebut sebagai tumor uteri.Mioma jarang timbul sebelum masa
pubertas, meningkat pada usia reproduktif, dan mengalami regresi setelah
menopause. Semakin lama terpapar dengan hormon estrogen seperti obesitas dan

menarche dini, akan meningkatkan kejadian mioma uteri.


Faktor genetik
Mioma memiliki sekitar 40% kromosom yang abnormal, yaitu adanya translokasi
antara kromosom 12 dan 14, delesi kromosom 7 dan trisomi dari kromosom 12
Faktor pertumbuhan

14

Faktor pertumbuhan berupa protein atau polipeptida yang diproduksi oleh sel otot
polos dan fibroblas, mengontrol proliferasi sel dan merangsang pertumbuhan dari
mioma.
c. Jenis mioma uteri
Berdasarkan letaknya mioma uteri terbagi atas 4 yaitu :
Mioma submukosum: mioma berada di bawah endometrium dan menonjol ke
dalam rongga uterus. Mioma submukosum dapat tumbuh bertangkai, kemudian

dilahirkan melalui saluran servik (mioma geburt).


Mioma intramural: mioma terdapat di dinding uterus di antara serabut

miometrium.
Mioma subserosum: mioma yang tumbuh keluar dinding uterus sehingga
menonjol pada permukaan uterus, diliputi oleh serosa. Mioma subserosum dapat
tumbuh di antara kedua lapisan ligamentum latum menjadi mioma intra
ligamenter, selain itu mioma subserosum dapat pula tumbuh menempel pada
jaringan lain misalnya ke ligamentum atau omentum dan kemudian membebaskan

diri dari uterus, sehingga disebut wandering/parasitic fibroid.


Mioma pedunkulata : mioma yang melekat ke dinding uterus dengan tangkai yang
bisa masuk ke peritoneal atau cavum uteri.

15

d. .Tanda dan Gejala


tergantung besar dan kecilnya tumor serta arah pertumbuhannya. Gejala mioma uteri
juga sangat dipengaruhi oleh siklus haid karena mioma uteri sangat dipengaruhi oleh
hormon estrogen. Umumnya mioma uteri tidak menimbulkan gejala jika besarnya
tumor masih kecil. Gejala akan muncul jika telah terjadi desakan tumor mioma uteri
ke organ sekitarnya.
Umumnya gejala mioma uteri adalah :
Perdarahan abnormal Yaitu dismenore, menoragi, metroragi
Dismenore (nyeri haid).
Nyeri pada bagian bawah abdomen (perut) akibat penekanan dan terputarnya

tangkal mioma uteri.


Anemia.
Gangguan BAB dan BAK jika mioma uteri telah menekan kandung kemih,
ureter (saluran kencing), rektum (usus besar) dan organ rongga panggul

lainnya.
Kesulitan memiliki anak karena mioma uteri menyumbat saluran tuba dan

kesulitan terjadi implantasi karena adanya mioma uteri pada dinding rahim.
Adanya gangguan letak bayi dan plasenta, terhalangnya jalan lahir, kelemahan
kontraksi rahim, perdarahan disertai nyeri dan resiko keguguran pada masa
kehamilan.

e. Pemeriksaan penunjang
USG abdominal dan transvaginal
Laparaskopi
f. Penatalaksanaan
Pada mioma kecil dan tidak menimbulkan keluhan,tidak diberikan terapi,
hanya diobservasi tiap 3-6 bulan untuk menilai pembesarannya. Mioma akan

lisut setelah menopause


Pemberian GnRH agonis ( tapros) selam 6 minggu
Miomektomi dengan atau tanpa histrektomi bila besar uterus melebihi seperti

kehamilan 12-14 minggu


Radioterapi
Estrogen untuk pasien setelah menopause dan observasi setiap 6 jam

g. Prognosis
Rekurensi setelah miomektomi terdapat pada 15-40% penderita dan 2/3-nya
memerlukan pembedahan lagi.
16

D. ENDOMETRIOSIS
a. Pengertian
Endometriosis adalah terdapatnya jaringan endometrium (kelenjar dan stroma) diluar
uterus.
Lokasi yang paling sering adalah pada organ dalam pelvis dan peritoneum.
Endometriosis dipengaruhi estrogen dan progesterone sehingga secara periodic
mengalami perdarahan dan jaringan sekitarnyamengalami inflamasi dan perlekatan.
b. Etiologi
Sampai saat ini belum ada yang memastikan penyebab endometriosis. Ada bebnerapa
teori yang menerangkan terjadinya endometriosis, seperti:
Teori implantasi, yaitu implantasi sel endometrium akibat regurgitasi transtuba

pada saat menstruasi


Teori metaplasia: yaitu metaplasia sel multipotensial menjadi endometrium,
dimana teori tersebut berhubungan dengan jaringan epitel embrionik yang
tertahan, yang selam pertumbuhannya dapat berubah menjadi jaringan epitel

oleh stimuli dari luar.


Teori induksi, yaitu Kelanjutan teori metaplasia,dimana faktor biokimia
endogen menginduksi perkembangan sel peritoneal yang tidak berdiferensiasi

menjadi jaringan endometrium


c. Tanda dan Gejala
Dismenore yang biasanya selama beberapa tahun haid tidak disertai nyeri
dispareunia
nyeri panggul kronik. Namun, bisa pula asimtomatik
perdarahan uterus abnormal
Nyeri hebat yang jauh didalam pada abdomen bagian bawah, vagina, pelvis
posterior, dan pinggang yang terjadi 1 atau 2 hari sebelum siklus haid dan
berlangsung selama 2 atau 3 hari
d. Pemeriksaan penunjang
Biopsi lesi mencurigakan pada laparaskopi
Pemeriksaan konsentrasi CA125
USG
Tomografi computer
MRI magnetic Resonance Imaging
e. Penatalaksanaan
Pencegahan yaitu tidak menunda kehamilan, tidak melakukan pemeriksaan
yang kasar atau melakukan kerokan pada waktu haid

17

Observasi dan pemberian analgesic yaitu melakukan pemeriksaan periodik


dan berkala, pada pasien dengan nyeri premenstruasi yang hebat pada

endometriosis minimal
Pengobatan hormonal dengan prinsip menciptakan lingkungan rendah

estrogen dan asiklik


Pembedahan tentukan fungsi ovaruium di pertahankan atau tidak.Fungsi
ovarium di pertahankan pada endometriosis dini, tidak adanya gejala,dan
pasien usia muda yang masih ingin punya anak. Fungsi ovarium dihentikan
bila endometriosis sudah menyerang

pelvis secara luas khususnya pada

wanita usia lanjut


Pembedahan konservatif dilakukan pada pasien dengan infertlitas dan sudah
tua yaitu dengan mengeksisi atau merusak seluruh endometriosis dan
memperbaiki keadaan pelvis dengan cara neurektomi presakral atau ablasi
ligament uterosakral
Pembedahan definitive dilakukan pada pasien yang tidak ingin hamil lagi atau
memiliki beberapa gejala jenis pembedahannya

yaitu histrektomi total,

salpingo-ooferektomi bilateral, dan eksisi tempat endometriosis. Pada pasien


ini perlu di berikan terapi hormonal
f.

Prognosis
Pada penderita endometriosis ringan sampai sedang, pengobatan hormonal
atau pembedahan dapat menghilangkan nyeri dan meningkatkan kemungkinan

terjadinya kehamilan
Bagi wanita yang berusia diatas 35 tahun atau mereka yg ingin memuaskan
kemampuan reproduktif, bedah definitif merupakan alternatif lain

BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Para wanita masih sangat malu dan tertutup untuk berkonsultasi secara langsung mengenai
kesehatan pribadi,terlebih sebagian besar dokter obstetrik dan ginekologi adalah kaum pria.
Berbagai macam penyakit yang dapat menyerang alat reproduksi wanita, yang salah satunya
adalah tumor jinak alat genetalia, dimana kebanyakan wanita tidak mengeluhkan gejala-gejala
yang ditimbulkan mereka menganggap hal tersebut biasa pada saat menstruasi tiba.
18

Sejalan dengan makin tingginya tingkat pendidikan wanita dan mereka harus menghadapi
perubahan penting dalam peran, gaya hidup, dan pola keluarga serta menghadapi bahaya
lingkungan dan stress yang mengharuskan mereka harus berfokus pada kesehatan.
Disinilah peran perawat dimana lebih memahami mengenai perawatan preventif bagi wanita,
terutama yang berhubungan dengan kebutuhan unik mereka.perawat mendorong pasien wanita
untuk menentukan tujuan dan prilaku sehat mereka, memberikan dukungan dan konseling serta
promosi kesehatan mencakup hygiene perorangan, strategi untuk mencegah dan mendeteksi
adanya tumor jinak alat genetalia.

DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8
Fakultas kedokteran III Kapita Selekta Kedokteran
http://www.cancerhelps.com/kista.htm

http://belibis-a17.com/2008/10/04/mioma-uteri/
http://mojokertokab.go.id/mjk/sub/dinkes/?page=articles_&no=55&sub=NYERI
%20MENSTRUASI%20BERLEBIHAN,%20WASPADAI%20ENDOMETRIOSIS

19

20

Anda mungkin juga menyukai