Anda di halaman 1dari 43

MAKALAH

KEGANASAN PADA ORGAN REPRODUKSI


ASUHAN KEPERAWATAN PADA TUMOR DAN KANKER OVARIUM
Disusun untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah : Keperawatan Maternitas II

Oleh :

KELOMPOK 4

DASNIATI R011191009
ISA RAMDAYANI R011191022
NELYANTHI AR HUSAIN R011191073
YANNI MANNI R011191080

KELAS KERJASAMA
FAKULTAS KEPERAWATAN PRODI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR
2019
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongannya tentunya kami tidak akan
sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah
curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-nantikan syafa’atnya
di akhirat nanti.

Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu berupa
sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga kami mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah ini
sebagai tugas dari mata kuliah Keperawatan Maternitas dengan judul “Tumor dan Kanker Ovarium”.

Kelompok kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan didalamnya. Untuk itu kelompok mengharapkan kritik
serta saran dari kelompok lain untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah
yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini, kelompok mohon
maaf yang sebesar-besarnya.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima Kasih.

Makassar, 7 Oktober 2019

Hormat kami

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………………………………………………………………………………………… ii


DAFTAR ISI …………………………………………………………………………………………………………………………….. iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang …………………………………………………………………………………………………………………. 4
B. Tujuan ………………………………………………………………………………………………………………………………. 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Anatomi Ovarium …………………………………………………………………………………………………………….. 6
B. Fisiologi Ovarium …………………………………………………………………………………………………………….. 7
BAB III TUMOR OVARIUM
A. Definisi ……………………………………………………………………………………………………………………………….. 8
B. Etiologi ………………………………………………………………………………………………………………………………. 8
C. Klasifikasi ……………………………………………………………………………………………………………………………. 9
D. Tanda dan Gejala ……………………………………………………………………………………………………………….. 11
E. Pemeriksaan Penunjang …………………………………………………………………………………………………….. 12
F. Penatalaksanaan ………………………………………………………………………………………………………………… 13
G. Komplikasi …………………………………………………………………………………………………………………………. 14
H. Patofisiologi ………………………………………………………………………………………………………………………. 15
I. Peyimpangan KDM ……………………………………………………………………………………………………………… 17
BAB IV ASKEP TUMOR OVARIUM
A. Pengkajian ……………………………………………………………………………………………………………………….. 18
B. Diagnosa Keperawatan ……………………………………………………………………………………………………. 21
C. Rencana Keperawatan ……………………………………………………………………………………………………. 21
BAB V KANKER OVARIUM
A. Definisi …………………………………………………………………………………………………………………………….. 24
B. Etiologi …………………………………………………………………………………………………………………………….. 24
C. Manifestasi Klinis …………………………………………………………………………………………………………….. 25
D. Stadium Kanker Ovarium …………………………………………………………………………………………………. 26
E. Patofisiologi ……………………………………………………………………………………………………………………… 28
F. Komplikasi ……………………………………………………………………………………………………………………….. 28
G. Penatalaksanaan ………………………………………………………………………………………………………………. 28

3
H. Penyimpangan KDM ……………………………………………………………………………………………………… 30
BAB VI ASKEP OVARIUM
A. Pengkajian …………………………………………………………………………………………………………………… 31
B. Diagnosa Keperawatan ……………………………………………………………………………………………….. 34
C. Rencana Keperewatan ……………………………………………………………………………………………….. 34
BAB VII PENUTUP ……………………………………………………………………………………………………………… 38
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………………………………………………………….. 40

4
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Tumor ovarium merupakan tumor yang paling sering terjadi pada wanita. Tumor
ovarium dapat bersifat jinak maupun ganas. Hal ini terjadi karena adanya pertumbuhan sel-sel
ovarium yang abnormal. Tumor ovarium merupakan bentuk neoplasma yang paling sering terjadi
pada wanita dengan jumlah sekitar 80% untuk tumor jinak da sisanya berupa tumor ganas ovarium.
Tumor ganas ovarium biasa disebut kanker ovarium.
Keganasana ovarium adalah kanker ketujuh tersering pada wanita didunia, insiden
pertahunnya sebanyak 6,3 per 100,000 wanita da diderita oleh 225.000 wanita per tahun. Kejadian
massa adneksa pada kehamilan dilaporkan sebesar 4%, sedangkan ovarium patologis yang
ditemukan saat seksio sesaria kejadiannya sebanyak 2 %. Keganasan ovarium yang berhubungan
dengan kehamilan sangat jarang (1:18.000 persalinan) dipekirakan untuk keseluruhan kasus didunia
berkisar antara 0,004-0,04%. Menurut Machado dan dkk pada penelitiannya menemukan rasio
kanker ovarium pada kehamilan adalah 0,11 dari 1.000 persalinan. Menurut Rahman dkk
melaporkan insiden rata-rata dari keganasan adalah 1 dari 20.000 persalinan. Sekitar 5% dari
neoplasma adneksa yang didiagnosis selama kehamilan adalah neoplasia ganas, sementara pada
wanita tidak hamil kanker ovarium terdapat pada 15 – 20% dari neoplasia ganas.
Frekuensi kanker ovarium meningkat dalam setiap decade kehidupan, dari 4% pada
wanita muda berusia kurang dari 30 tahun sampai sekitar 50% pada wanita berusia lebih dari 60
tahun sebelum menopause, 15% massa ovarium bersifat ganas setelah menopause, 45% massa
ovarium bersifat ganas. Dalam makalah ini kelompok akan menyusun tentang asuhan keperawatan
tumor dan kanker ovarium, yang diharapkan dapat meningkatkan pemahaman mahasiswa tentang
tumor dan kanker ovarium serta dapat memberikan asuhan keperawatan secara tepat pada
penderita tumor dan kanker ovarium.

5
B. TUJUAN
Tujuan dari pembuatan makalah diharapkan :
1. Mereview kembali system organ reproduksi wanita khususnya ovarium
2. Mahasiswa mengetahui definisi tumor dan kanker ovarium
3. Mahasiswa mengetahui etiologi tumor dan kanker ovarium
4. Mahasiswa mengetahui factor predisposisi tumor dan kanker ovarium
5. Mahasiswa mengetahui manifestasi klinis tumor dan kanker ovarium
6. Mahasiswa mengetahui penyimpangan KDM tumor dan kanker ovarium
7. Mahasiswa mengetahui diagnose banding tumor dan kanker ovarium
8. Mahasiswa mengetahui pemeriksaan penunjang tumor dan kanker ovarium
9. Mahasiswa mengetahui penatalaksanaan tumor dan kanker ovarium
10. Mahasiswa mengetahui masalah dan intervensi keperawatan tumor dan kanker ovarium

6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. ANATOMI OVARIUM
Ovarium (=penerima telur) yaitu gonad wanita adalah sepasang kelenjar yang mirip
buah almod tanpa kulit. Ovarium menghasilkan (1) gamet, oosit sekunder yang berkembang menjadi
ovum matang atau sel telur setelah pembuahan (2) hormon, termasuk progesterone dan estrogen
(hormone seks wanita), inhibin dan relaksin.
Ovarium merupakan 2 struktur kecil berbentuk oval, masing masing berukuran sekitar
2x4x1.5 cm, berada jauh didalam pelvis wanita, sedikit lateral dan berada dibelakang uterus.
Ovarium, satu dimasing-masing sisi uterus turun keatas bagian superior rongga panggul. Masing-
masing ovarium memiliki hilus tempat masuk dan keluarnya pembuluh darah dan saraf. Kedua
organ ini terikat lemah pada uterus oleh pita jaringan ikat. Pada pemeriksaan bimanual,
pemeriksa akan merasakan benda menyeruapi almond yang bergeser diantara jari-jari
pemeriksa saat melakukan palpasi. Setelah menopause ovarium mungkin tidak dapat terpalpasi
sama sekali. Ovarium berhubungan dengan uterus melalui ligamentul ovari propium. Sebgaian
besar ovarium terletak pada intraperitonium dan tidak dilapisi oleh peritoneum. Bentuk ovarium
menyerupai buah kenari berwarna putih dan permukaannya bergerigi dan beratnya 5-8 gram.
Struktur makroskopis ovarium bervariasi tergantung usia wanita:
1. Lahir sampai dengan pubertas: ovarium licin dan halus, warnanya putih dan konsistensinya
agak padat.
2. Fase menstruasi : lebih besar dan permukaannya ireguler
3. Fase post menopause : ovarium menjadi lebih kecil dan mengkerut dan ditutupi oleh
jaringan parut setelah bulan demi bulan sebelumnya folikel degraaf pecah.

7
8
B. FISIOLOGI OVARIUM
ovarium mempunyai 2 fungsi yakni fungsi reproduksi dan fungsi endokrin
Fungsi ovarium sebagai Reproduksi
Di setiap ovarium akan mengalami perkembangan sel telur diproses itu, sel telur akan disertai
beberapa kelompok sel yang dinamakan dengan sel folikel, yaitu sel yang mengandung cairan
tempat tumbuhnya sel telur. Perkembangan sel folikel kemudian akan dirangsang oleh Folicel
Stimulating Hormon (FSH) dari masa emrio terjadi perkembangan oogenium menjadi oosit.
Sedangkan oosit tidak akan berkembang menjadi sel ovum matang sampai dimulainya masa
pubertas. Sesudah mulai memasuki masa pubertas, ovum yang telah matang akan dilepas sel
folikel dikeluarkan ovarium ke uterus (Rahim). Sel ovum atau sel telur siap dibuahi oleh sel
sperma pria. Apabila se telur tersebut tidak dibuahi maka seorang wanita akan mengalami masa
menstruasi. Namun apabila ovum berhasil dibuahi sel sperma, maka hasil dari pertemuaan
keduanya akan tumbuh dan berkembang pada uterus menjadi embrio.

Fungsi ovarium sebagai kelenjar endokrin.


Ovarium mempunyai peranan dalam memproduksi ovum atau sel telur, dan juga ovarium
memiliki fungsi sebagai kelenjar endokrin. Ovarium bisa menghasilkan dua hormone yang mana
kedua hormone tersebut mempunyai fungsi paling penting dalam menjaga kesehatan
reproduksi dan kesuburan. Hormone itu adalah hormone estrogen dan Progesteron.

9
BAB III
TUMOR OVARIUM

A. DEFINSI
Deteksi dini tumor ovarium sulit karena sering kali asimtomatik hingga cukup besar
untuk menyebabkan ketidaknyaman. Tumor ovarium jinak yang umum terjadi yaitu Kista Ovarium.
Kista ovarium merupakan salah satu tumor jinak ginekologi yang paling sering dijumpai pada wanita
dimasa reproduksinya. Sebagian besar kista terbentuk karena perubahan kadar hormon yang terjadi
selama siklus haid, produksi dan pelepasan sel telur dari ovarium. Kista ovarium adalah benjolan
yang besar, seperti balon yang berisi cairan yang tumbuh di indung telur. Kista tersebut disebut juga
kista fungsional karena terbentuk selama siklus menstruasi normal atau setelah telur dilepaskan
sewaktu ovulasi.
Kista ovarium adalah tumor jinak berupa kantong abnormal berisi cairan atau setengah cair yang
tumbuh dalam (indung telur) ovarium.

Kista ovarium

B. ETIOLOGI

10
Sampai sekarang ini penyebab dari kista ovarium belum sepenuhnya dimengerti, tetapi
beberapa teori menyebutkan ada gangguan dalam pembentukan estrogen dan dalam mekanisme
umpan balik ovarium-hipotalamus. Penyebab terbentuknya kista pada ovarium adalah gagalnya sel
telur atau folikel untuk berovulasi.
Munculnya penyakit kista disebabkan beberapa hal, yaitu :
1. Usia >(55-60 thn)
2. Adanya riwaya menderita kista ovarium sebelumnya
3. Ada riwayat perna mengalami kanker payudara
4. Siklus menstruasi yang tidak normal
5. Peningkatan reproduksi lemak dibagian tubuh bagian atas
6. Pada wanita yang tidak subur (invertibilitas), resiko tumbuhnya kista naik menjadi empat kali
lipat
7. Menstruasi dini, yang terjadi di usia 11 tahun atau lebih muda lagi
8. Ovulasi yang terus berlangsung tanpa interupsi dalam waktu lama
9. Hipotirodism atau ketidak seimbangan hormonal
10. Penggunaan pil KB
11. Kehamilan multipel
12. Nulipara
13. Genetik
14. Merokok

C. KLASIFIKASI
a. Kista ovarium non nioplastik(fungsional)
1. Kista folikel
Kista ini berasal dari folikel de graaf yang tidak sampai berevolusi, namun tumbuh terus
menjadi kista folikel atau dari beberapa folikel primer yang setelah tumbuh dibawah
pengaruh estrogen tidak mengalami atresia yang lazim melainkan membesar menjadi
kista. Kista folikel adalah struktur normal, fisiologi, sementara dan sering kali multipel,
yang berasal dari kegagalan resorbsi cairan folikel dari yang tidak berkembang
sempurna. Paling sering terjadi pada wanita muda yang masih menstruasi dan
merupakan kistayang paling lazim dijumpai oleh ovarium normal, kista ini biasanya

11
asimtomatik kecuali jika robek, dimana kasus ini terdapat nyeri pada panggul. jika kista
tidak robek biasanya menyusut setelah 2-3 siklus menstruasi
2. Kista Corpus Luteum
Dalam keadaan normal corpus luteum akan mengecil dan menjadi corpus albikans.
Terkadang corpus luteum akan mempertahankan diri (corpu luteum persistens),
perdarahan yang sering terjadi didalamnya menyebabkan terjadinya kista, berisi cairan
yang berwarna merah coklat karena darah tua. Dinding kista terdiri atas lapisan
berwarna kuning, terdiri atas sel-sel luteum yang berasal dari sel-sel teka.
Terjadi setelah ovulasi dan karena peningkatan sekresi dari progesteron akibat dari
peningkatan cairan di corpus luteum ditandai dengan nyeri, tendenberness pada ovari
keterlambatan menstruasi dan siklus menstruasi yang tidak teratur atau terlalu panjang.
Adanya kista dapat juga menyebabkan rasa berat di perut bagian bawah dan
pendarahan yang berulang dalam kista dapat menyebabkan ruptur.
Ruptur dapat mengakibatkan haemoraghe intraperitonial. Biasanya kista corpus luteum
hilang selama 1-2 siklus menstruasi
3. Sindrome rolistik ovarium
Terjadi ketika endokrin tidak seimbang sebagai akibat dari estrogen yang terlalu tinggi,
testeron dan LH serta penurunan FSH. Tanda dan gejala terdiri dari obesitas, hirsurism
(kelebihan rambut di badan), mens tidak teratur, infertilitas
4. Kista theca-lutein
Kista ini dapat terjadi pada kehamilan, lebih jarang di luar kehamilan. Kista lutein yang
sesungguhnya, umumnya bersal dari korpus luteum hematoma. Kista teka lutein
biasanya bilateral, kecil dan lebih jarang dibanding kista folikel atau kista korpus luteum.
Kista teka lutein di isi oleh cairan berwarna kekuning-kuningan, secara perlahan-lahan
terjadi reabsorbsi dari unsur-unsur darah, sehingga akhirnya tinggal cairan yang jerni
atau sedikit bercampur darah. Pada saat yang sama dibentuklah jaringan fibroblast pada
bagian lapisan lutein sehingga pada kista teka lutein yang tua sel-sel lutein tergenang
dalam jaringan-jaringan perut.
b. Kista Ovarium Plastik (Abnormal)
1. Kista denoma
Berasal dari pembungkus ovarium yang tumbuh menjadi kista. Kista ini juga dapat
menyerang ovarium kanan dan kiri. Gejala yang timbul biasanya akibat penekanan pada

12
bagian tubuh sekitar seperti vesika urinaria sehingga dapat mrnyebabkan inkontinensia
atau retensi. Jarang tgerjadi tapi mudah jadi ganas terutama pada usia diatas 45 tahun
atau kurang dari 20 tahun.
2. Kista coklat (endometrioma)
Terjadi karena lapisan didalam rahim tidak terletak di dalam rahim tp melekat pada
dinding luar indung telur akibatnya, setiap kali haid lapisan ini akan menghasilkan darah
terus menerus yang akan tertimbun di dalam ovarium dan menjadi kista. Kista ini dapat
terjadi pada satu ovarium, timbul gejala utama yaitu rasa sakit terutama ketika haid
atau bersenggama
3. Kista dermoid
Kista dermoid adalah teratoma istik jinak dengan struktur ektodermal berdiferensiasi
sempurna dan lebih menonjol daripada mesoderm dan entoderm. Didnding kista ke
abu-abuan dan agak tipis konstensi sebagian histik kenyal dan sebagian lagi padat.
Dapat terjadi perubahan kearah keganasan seperti karsinoma epidermoid. Kista ini
diduga berasal dari sel telur melalui proses patogenesis.
4. Kista endometriosis
Kista endometriosis merupakan kista yang terajdi karena ada bagian endometrium yang
berada diluar rahim. Kista ini berkembang bersamaan dengan tumbuhnya lapisan
endometrium setiap bulan sehingga menimbulkan nyeri hebat terutama saat menstruasi
dan infertilitas.
5. Kista hemoraghe
kista hemoraghe merupakan kiosta fungsional yang disertai perdarahan sehingga
menimbulkan nyeri di salah satu sisi perut bagian bawah.
6. Kista lutein
Kista lutein merupakan kista yang sering terjadi saat kehamilan kista lutein yang
sesungguhnya umumnya berasal dari korpusgluteum haematoma
7. Kista polikistik ovarium
Kista polikistik ovarium merupaka kista yang terjadi karena kista tidak dapat pecah dan
melepaskan sel telur secara kontiniu biasanya nterjadi setiap bulan, ovarium akan
menjadi besar karen bertumpuknya kista ini. Untuk kista polikistik ovarium yang
menetap operasi harus dilakukan untuk mengangkat kista tersebuit agar tidak
menimbulkan gangguan dan rasa sakit.

13
D. TANDA DAN GEJALA
Kebanyakan kista ovarium tidak menunjukkan tanda dan gejala. Sebagian besar gejala yang
ditemukan adalah akibat pertumbuhan aktivitas hormon atau komplikasi tumor tersebut. Kebanyak
wanita dengan kanker ovarium tidak menimbulkan gejala dalam waktu yang lama. Gejala umumnya
sangat bervariasi dan tidak spesifik.

Tanda dan gejala yang sering muncul pada kista ovarium adalah :
1. Menstruasi yang tidak teratur disertai nyeri
2. Perasaan penuh dan ditekan di perut bagian bawah
3. Nyeri saat bersenggama
4. Perdarahan menstruasi yang tidak biasa. Mungkin perdarahan lebih lama, mungkin lebih pendek
atau mungkin tidak keluar darah menstruasi pada siklus biasa atau siklus menstruasi tidak
teratur
Tanda dan gejala pada stadium awal antara lain :
1. Gangguan haid
2. Jika sudah menekan rektum mungkin terjadi konstipasi atau sering berkemih
3. Dapat terjadi peregangan atau penekanan daerah panggul yang menyebabkan nyeri spontan
dan sakit perut
4. Nyeri pada saat bersenggama
Tanda dan gejala stadium lanjut :
1. Asites
2. Penyebaran ke omentum (lemak perut) dan organ-organ di dalam rongga perut (usus dan hati)
3. Perut membuncit, kembung, mual, gangguan nafsu makan
4. Gangguan buang air besar atau air kecil
Sesak napas akibat penumpukan cairan terjadi pada rongga dada akibat penyebaran penyakit
kerongga dada yang mengakibatkan penderita sangat merasa sesak napas

E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan penunjang pada klien dengan kista ovarium adalah
1. Pap smear

14
Pap smear untuk mengetahui displosia seluler menunjukkan kemungkinan adanya
kanker/kista.
2. Ultrasound / scan ST
Memungkinkan visualisasi kista yang diameternya dapat berkisar dari 1-6 cm. Pemeriksaan
ini bertujuan untuk membantu mengidentifikasi ukuran/lokasi massa dan batasan-
batasannya.

3. Laparoskopi
Laparoskopi dilakukan untuk melihat adanya tumor, perdarahan, perubahan endometrial.
Laparoskopi juga berguna untuk menentukan apakah kista berasal dari ovari atau tidak dan
juga untuk menentukan jenisnya.
4. Hitung darah lengkap
Penurunan HB dapat menunjukkan anemia kronis sedangkan penuruna Ht menduga
kehilangan darah aktif, peningkatan SDP dapat mengidentifikasikan proses inflamasi/ infeksi
5. Foto rontgen
Pemeriksaan ini berguna untuk menentukan adanya hidrotoraks. Selanjutnya pada kista
dermoid kadang-kadang dapat dilihat gigi dala tumor.

F. PENATALAKSANAAN
1. Pengangkatan kista ovarium yang besar biasanya adalah melalui tindakan bedah, misal
laparatomi, kistektomi, atau laparatomi salpingooforektomi.
2. Kontrasepsi oral dapat digunakan untuk menekan aktivitas ovarium dan menghilangkan
kista
3. Perawatan pasca operasi setelah pembedahan untuk mengangkat kista ovarium adalah
serupa dengan perawatan setelah pembedahan abdomen dengan satu pengecualian
penurunan tekanan intra abdomen yang diakibatkan oleh pengangkatan kista yang besar
biasanya mengarah pada distensi abdomen yang berat. Hal ini dapat dicegah dengan
memberikan gurita abdomen sebagai penyangga.
4. Tindakan keperawatan berikutnya pada pendidikan kepada klien tentang pilihan
pengobatan dan manajemen nyeri dengan analgetik/ tindakan kenyamanan seperti kompres

15
air hangat pada abdomen atau teknik relaksasi nafas dalam, informasikan tentang
perubahan yang akan terjadi seperti tanda-tanda infeksi, perawatan insisi luka operasi.
Tindakan operasi pada tumor ovarium neoplastik yang tidak ganas adalah pengangkatan tumor
dengan mengadakan reseksi pada bagian ovarium yang mengandung tumor. Akan tetapi tumornya
besar atau ada komplikasi perlu dilakukan pengangkatan ovarium biasanya disertai dengan
pengangkatan tuba.
Asuhan post operatif merupakan hal yang berat karena keadaan yang mencakup keputusan untuk
melakukan operasi, seperti hemoragi atau infeksi. Pengkajian dilakukan untuk mengetahui tanda-
tanda vital, asupan dan keluaran, rasa skit dan insisi. Terapi intravena, antibiotik dan analgesik
biasanya diresepkan. Intervensi mencangkup tindakan pemberian rasa aman, perhatikan terhadap
eliminasi, penuruna rasa sakit dan pemenuhan kebutuhan emosional.
Efek anastesi umum mempengaruhi keadaan umum penderita karena kesadaran menurun. Selain
itu juga diperlukan monitor terhadap keseimbangan cairan dan elektrolit, suara nafas dan usaha
pernapasan, tanda-tanda infeksi saluran kemih, drainase urine dan perdarahan.

Pengangkatan kista ovarium dengan


tindakan pembedahan

G. KOMPLIKASI
Kista ovarium yang besar biasa mengakibatkan ketidaknyamanan pada ovarium. Jika kista
yang besra menekan kandung kemih dan mengakibatkan seseorang menjadi sering berkemih karena
kapasitas kandung kemih menjadi berkurang. Beberapa wanita dengan kista ovarium tidak
menimbulkan keluhan, tapi dokterlah yang etmukan pada pemeriksaan pelvis. Masa kista ovarium
yang berkembang setelah menopause mungkin akan menjadi suatu keganasan (kanker)
1. Torsio kista ovarium

16
Komplikasi kista ovarium bisa berat, komplikasi paling sering dan paling berbahaya adalah torsio
dari kista ovarium yang merupakan kegawatdaruratan medis yang menyebabkan tuba palopi
berotasi, situasi ini bisa menyebabkan nekrosis. Kondisi ini sering menyebabkan infertilitas,
manifestasi dari torsio kista ovarium adalah nyeri perut unilateral yang biasanya menyebar
turun kekaki. Pada kondisi ini pasien harus segera harus segera dibawa ke rumah sakit. Jika
pembedahan selesai pada 6 jam pertama setelah onset krisis, intervensi pada kista torsio dapat
dilakukan, jika torsio lebih dari 6 jam dan tuba palopi sudah nekrosis, pasien akan kehilangan
tuba palopinya.
2. Perdarahan dan ruptur kista
Komplikasi lain adalah perdarahan atau ruptur kista yang ditandai dengan asites dan sering sulit
untuk dibedakan dari kehamilan ektopik. Situasi ini juga perlu pembedahan darurat. Gejala
dominan dari komplikasi ini adalah nyeri kuat yang berlokasi disalah satu sisi dari abdomen(pada
ovarium yang mengandung kista)ruptur kista ovarium juga mengakibatkan anemia. Ruptur kista
ovarium sulit dikenali karena beberapa kasus tidak ditemukan gejala. Tanda pertama yang bisa
terjadi adalah adanya rasa nyeri abdomen bagian bawah, mual, muntah dan demam.
3. Infeksi
Infeksi bisa mengikuti komplikasi dari kista ovarium. Kista ovarium yang tidak terdeteksi dan
susah untuk didiagnosis bisa mengakibatkan kematian akibat septikemia. Gejala infeksi pertama
adalah demam, malaise, mengigil dan nyeri pelvis.
H. PATOFISIOLOGI
Kista terdiri atas folikel-folikel pra ovulasi yang telah mengalami atresia (Degenerasi). Pada
wanita yang menderita ovarium polokistik, ovarium utuh dan VSH dan SH tetapi tidak terjadi
ovulasi ovum. Kadar PSH dibawah normal sepanjang stadium folikular daur haid, sementara
kadar LH lebih tinggi dari normal, tetapi tidak memperlihatkan lonjatan. Peningkatan LH yang
terus-menerus menimbulkan pembentukan androgen dan estrogen oleh folikel dalam kelenjar
adrenal. Folikel an ovulasi berdegenarasi dan membantu kista, yang menyebabkan terjadinya
ovarium polikistik. Kista bermetastasi dengan invasi langsung struktur yang berdekatan dengan
abdomen dan pelvis dan sel-sel yang menempatkan diri pada rongga abdomen dan pelvis.
Penyebaran awal kanker ovarium dengan jalur intra peritonial dan limfatik muncul tanpa gejala
atau tanda spesifik.
I. Gejala tidak pasti yang akan muncul seiring dengan waktu adalah perasaan berat pada pelvis.
Sering berkemih dan disuria dan perubahan fungsi gastrointestinal sperti rasa penuh, mual,

17
tidak enak pada perut, cepat kenyang dan konstipasi. Pada beberapa perempuan dapat terjadi
perubahan abnormal vagina sekunder akibat hiperplasia endometrium, bila tumor menghasilkan
ekstrogen beberapa tumor mengahsilkan testosteron dan menyebabkan firilisasi.
J. Kista non neoplastik sering ditemukan, tetapi bukan masalah serius. Kista folikel dan luteal di
ovarium sangat sering ditemukan sehingga dianggap sebagai varian fisiologi. Kelainan yang tidak
berbahaya ini berasal dari folikel graaf yang tidak ruptur atau pada folikel yang sudah picah dan
segera menutup kembali. Kista demikian seringnya adalah multiple dan timbul langsung
dibawah lapisan serosa yang menutupi ovarium, biasanya kecil, dengan diameter 1-1,5 cm dan
berisi cairan serosa yang bening, tetapi ada kalanya penimbunan cairan yang cukup banyak,
sampai mencapai diameter 4-5cm sehingga dapat diraba massa dan menimbulkan nyeri
panggul. Jika kecil, kista ini dilapisi granulosa atau sel teka, tetapi sering dengan penimbunan
cairan timbul tekanan yang dapat menimbulkan atropi sel tersebut kadang-kadang kista ini
pecah, menimbulkan perdarahan intra peritonium dan gejala abdomen akut.

18
Faktor penyebab terjadinya kista ovarium :

a. Ada riwayat pernah mengalami kanker payudara


b. Siklus menstruasi yang tidak normal
c. Peningkatan distribusi lemak di bagian tubuh bagian atas
d. Pada wanita yang tidak subur (infertilitas), resiko tumbuhnya kista naik
menjadi empat kali lipat
e. Menstruasi dini, yang terjadi di usia 11 tahun atau lebih muda lagi
f. Ovulasi yang terus berlangsung tanpa interupsi dalam waktu lama
g. Hipotiroidisme atau ketidak seimbangan hormonal
h. Penggunaan pil KB, kehamilan multiple, Nulipara, genetik, merokok

Folikel-folikel pra ovulasi mengalami degenerasi

Kista ovarium Pembesaran ovarium

Gejala yang sering muncul : Ruptur ovarium

 Perasaan berat pada pelvis


 Poliuria dan disuria Resiko perdarahan
 Gangguan fungsi gastointestinal : rasa penuh, mual,
tidak enak di perut, cepat kenyang dan konstipasi
 Perdarahan abnormal vagina
Dx. Kep resiko
cedera
19
Kurang informasi histerektomi
ooverektomi
Kelemahan otot
pernapasan
Dx. Kep
defisien Luka operasi Pembatasan Anastesi
pengetahuan Tidak mampu
nutrisi
mengeluarkan
Diskontinutas Peristaltik sekret
Komplikasi jaringan hipolisis menurun
peritonitis
Penumpukan
Peningkatan Absorbsi air di sekret
nyeri
Resiko asam laktat kolon menurun
perdarahan
Dx. Kep
Dx. Kep nyeri akut Dx. Kep
Dx. Kep Dx. Kep resiko ketidakefektifan
keletihan
gangguan citra konstipasi bersihan jalan
tubuh Dx. Kep resiko infeksi BAB IV napas

ASUHAN KEPERAWATAN TUMOR OVARIUM


(KISTA OVARIUM)

A. PENGKAJIAN
1. Identitas
a. Identitas Klien
Identitas yang perlu dikaji pada klien dengan kista ovarium adalah nama, umur, agama,
suku/bangsa, pendidikan, pekerjaan, golongan darah, diagnose medis, status marital dan
alamat.
Kanker ovarium biasanya terjadi pada usia reproduktif, paling sering ditemukan pada usia
35 tahun keatas.
b. Identitas penanggung jawab
Identitias penanggung jawab yang perlu dikaji adalah nama, umur, suku/bangsa, pendidikan
terakhir, pekerjaan, agama, hubungan dengan klien, alamat.
2. Keluhan utama
Keluhan utama yang dirasakan klien dengan kista ovarium adalah klien biasanya mengeluh
nyeri pada perut kanan bawah dan menstruasi yang tidak teratur.
3. Riwayat penyakit sekarang

20
Keluhan utama yang dirasakan klien dengan kista ovarium adalah klien biasanya mengeluh
nyeri pada perut kanan bawah dan menstruasi yang tidak teratur.
Pada saat dilakukan pengkajian klien mengatakan perasaan penuh dan tertekan di perut bagian
bawah, nyeri saat bersenggama, klien biasanya merasa berat didaerah pelvis dan cepat merasa
lelah.
4. Riwayat penyakit dahulu
Yang perlu dikaji riwayat kesehatan dahulu apakah klien pernah mengalami penyakit ini
sebelumnya, apakah klien ada mengalami/menderita penyakit molahidatidos/kehamilan
anggur, kehamilan ektopik.
5. Riwayat penyakit keluarga
Dikaji dalam keluarga apakah keluarga mempunyai keturunan seperti penyakit Diabetes
Melitus, Hipertensi, Jantung, penyakit kelainan darah dan riwayat kelahiran kembar dan riwayat
penyakit mental.
Tanyakan apakah ada keluarga yang menderita penyakit yang sama dengan klien.
6. Riwayat obstetric
Untuk mengetahui riwayat obstetric pada klien dengan kista ovarium yang perlu kita ketahui
adalah:
a. Keadaan haid
Dikaji tentang riwayat menarche dan haid terakhir sebab mioma uteri tidak pernah
ditemukan sebelum menarche dan mengalami artropi pada masa menopause.
b. Riwayat kehamilan dan persalinan
Jumlah kehamilan dan anak yang hidup mempengaruhi psikologi klien dan keluarga
terhadap hilangnya organ kewanitaan
7. Pola kebiasaan sehari-hari
a. Respirasi
Respirasi bisa meningkat atau menurun
b. Nutrisi
Biasanya klien mengalami gangguan dalam kebutuhan nutrisinya, klien mengalami
anoreksia, mual-muntah, intoleransi makanan, penurunan berat badan. Klien biasanya
memiliki kebiasaan diet buruk: rendah serat, tinggi lemak, adiptif, bahan pengawet.
c. Eliminasi

21
Klien dengan kista ovarium mengalami perubahan buang air kecil : nyeri saat berkemih,
hematuria, sering berkemih.
Retensi urin paling umum terjadi setelah pembedahan ginekologi, klien yang hidrasinya
baik biasanya baik kencing setelah 6-8 jam setelah pembedahan. Jumlah output urin yang
sedikit akibat kehilangan cairan tubuh saat operasi, muntah akibat anastesi.
Klien dengan kista ovarium mengalami perubahan pola defekasi, darah pada feces, nyeri
pada defekasi. Perubahan pada bising usus : Distensi abdomen. Pada klien dengan post
operasi fungsi gastrointestinal biasanya pulih dalam 24-74 jam setelah pembedahan.
d. Istirahat/tidur
Klien biasanya mengalami gangguan dalam istirahat/tidurnya karena nyeri dan
ketidaknyamanan yang dirasakannya.
e. Mempertahankan temperature tubuh dan sirkulasi
Pada klien dengan kista ovarium biasanya tidak mengalami gangguan dalam hal
temperature tubuh, suhu tubuh 37 oC.
Palpitasi (denyut jantung cepat/tidak beraturan/berdebar-debar), nyeri dada, perubahan
tekanan darah.
f. Kebutuhan personal hygiene
Kebersihan diri merupakan pemeliharaan kesehatan untuk diri sendiri, dimana kebutuhan
personal hygiene klien dengan kista ovarium tidak mengalami gangguan. Sedangkan pada
klien post operasi dibantu oleh keluarganya.
g. Aktivitas
Pada klien dengan kista ovarium aktifitasnya terganggu, pekerjaan/kegiatan sehari-hari
tidak mampu dilakukan maksimal karena keadaannya yang semakin lemah. Sedangkan
pada klien post operasi kista ovarium klien mengalami keterbatasan aktivitas.
h. Gerak dan keseimbangan tubuh
Aktivitas berkurang, tidak bisa berjalan karena nyeri akibat adanya trauma pembedahan.
i. Kebutuhan berpakaian
Klien dengan kista ovarium tidak mengalami gangguan dalam memenuhi kebutuhan
berpakaian tersebut. Sedangkan pada klien post operasi mioma klien mengalami gangguan
dalam pemenuhan kebutuhan berpakaian.
j. Kebutuhan keamanan

22
Kebutuhan keamanan ini perlu dipertanyakan apakah klien tetap merasa aman dan
terlindungi oleh keluarganya. Klien mampu menghindari bahaya dari lingkungan.
k. Sosialisasi
Bagaimana klien mampu berkomunikasi dengan orang lain dalam mengekspresikan emosi,
kebutuhan, kekhawatiran dan opini.
Factor stress (pekerjaan, keuangan, perubahan peran), cara mengatasi stress (keyakinan,
merokok, minum alcohol dan lain-lain).
Klien ada masalah dalam perubahan dalam penampilan : pembedahan, bentuk tubuh. Klien
menyangkal, menarik diri, marah.
l. Kebutuhan spiritual
Pada kebutuhan spiritual ini tanyakan apakah klien tetap menjalankan ajaran agamanya
ataukah terhambat karena keadaan yang sedang dialami.
m. Kebutuhan bermain dan rekreasi
Klien dengan kista ovarium biasanya tidak dapat memenuhi kebutuhan bermain dan
rekreasi karena dalam kondisi yang lemah.
n. Kebutuhan belajar
Bagaimana klien berusaha belajar, menemukan atau memuaskan rasa ingin tahu yang
mengarah pada perkembangan yang normal, kesehatan dan penggunaan fasilitas
kesehatan yang tersedia.
8. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum : Keadaan umum klien biasanya lemah
b. Kesadaran: Kesadaran klien biasanya komposmentis, sedangkan kesadaran klien dengan
post operasi pengangkatan tumor dan kanker ovarium biasanya samnolen sampai
komposmentis.
c. Pemeriksaan tanda-tanda vital meliputi, suhu, nadi respirasi, dan tekanan darah
d. Pemeriksaan fisik head toe-toe: mulai dari kepala sampai ekstremitas bawah.

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Pre Operasi :
1. Kurang Pengetahun
Post Operasi:
2. Nyeri Akut

23
3. Citra tubuh
4. Risiko infeksi

C. RENCANA KEPERAWATAN
1. Diagnosa : Nyeri Akut (00132) Domain 12 : Kenyamanan, Kelas 1 : Kenyamanan fisik
NOC : Tingkat Nyeri (2102) Domain 5 : Kondisi kesehatan yang dirasakan, Kelas V : Status
Gejala. Dengan kriteria hasil :
 keluhan nyeri menurun atau skala nyeri berkurang 1-3
 pasien tidak meringis
NIC : Manajemen nyeri (1400)
 mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan intensitas nyeri
 mengidentifikasi skala nyeri
 mengidentifiksi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri
 mengidentifikasi nyeri non verbal
 memberikan teknik nonfarmakologi
 mengontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri
 menfasilisitasi istrahat dan tidur
 menganjurkan menggunakan analgetik secara tepat
 mengajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
 kolaborasi pemberian analgetik jika diperlukan
2. Diagnosa : Gangguan Citra Tubuh (00118) Domain 6 : Persepsi Diri, Kelas 3 : Citra Tubuh
NOC : Citra Tubuh (1200) Domain 3: Kesehatan Psikososial, Kelas M : Kesejahteraan
Psikologis.
persepsi tentang penampilan, struktur dan fungsi fisik tubuh meningkat dengan
Kriteria hasil :
 pasien melihat bagian tubuh
 pasien menyentuh bagian tubuh
 verbalisasi kecatatan bagian tubuh
 verbalisasi kehilangan bagian tubuh

NIC : Peningkatan Citra Tubuh (5220)

 mengidentifikasi harapan citra tubuh berdasarkan tahap perkembangan

24
 mengidentifikasikan budaya, agama, jenis kelamin dan umur terkait citra tubuh
 mendiskusikan perubahan tubuh dan fungsinya
 mendiskusikan perubahan akibat puberitas dan penuan
 mendiskusikan kondisi stres yang mempengaruhi citra tubuh
 menjelaskan kepada keluarga tentang perawatan perubahan citra tubuh
 melatih pengungkapan kemampuan diri kepada orang lain maupun kelompok
3. Diagnosa : Resiko Infeksi (00004) Domain 11 : Keamanan/Perlindungan, Kelas 1 : Infeksi
NOC : Kontrol Risiko (1902) Domain 4: Pengetahuan tentang Kesehatan, Kelas T : Kontrol
Risiko dan Keamanan
Kemampuan untuk mengerti, mencegah, mengeliminasi atau mengurang ancama
kesehatan yang dapat dimodifikasi meningkat dengan indikator :
 kemampuan mengidentifikasi faktor resiko
 kemampuan melakukan strategi kontrol resiko
 memonitor tanda dan gejala infeksi lokal dan sistemik

NIC : Kontrol Infeksi (6540)

 membantasi jumlah pengunjung


 memberikan perawatan kulit pada area edema
 mencuci tangan sebelum dan setelah kontak dengan pasien dan lingkungan pasien
 mempertahankan teknik aseptik
 menjelaskan tanda dan gejala infeksi
 mengajarkan cara mencuci tangan dengan benar
 mengajarkan cara memeriksa kondisi luka atau luka operasi
4. Diagnosa Keperawatan : Defisien Pengetahuan (00126) Domain 5: Persepsi/Kognisi
Kelas 4: Kognisi
NOC : Pengetahuan: Proses Penyakit (1803) Domain 4 : Pengetahuan tentang kesehatan
dan Perilaku, Kelas S : Pengetahuan tenatang Kesehatan
Kecukupan informasi kognitif yang berkaitan dengan tumor ovarium meningkat dengan
indikator :
 Pasien mampu menjelaskan pengetahuan tentang tumor ovarium
 Perilaku pasien sesuai dengan anjuran yang telah diajarkan

25
 Pasien menunjukkan minat dalam belaja
NIC : Pengajaran Proses Penyakit (5602)
 Mengidentifikasi kesiapan dan kemampuan pasien menerima informasi
 Menyediakan materi dan media pendidikan kesehatan
 Menjadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
 Memberikan kesempatan untuk bertanya
 Menjelaskan penyebab dan faktor resiko penyakit
 Menjelaskan proses patofisiologi munculnya penyakit
 Menjelaskan tanda dan gejala yang ditimbulkan oleh penyakit
 Jelaskan kemungkinan terjadinya komplikasi
 Menganjurkan melapor jika merasakan tanda dan gejala yang memeberat atau tidak
biasa

BAB V
KANKER OVARIUM

A. DEFINISI
Kanker ovarium merupakan tumor ganas yang menyerang indung telur atau ovarium.
Kanker ini sangat sering terjadi, bahkan memiliki urutan ketujuh dikalangan kanker
ginekologi. Kanker ovarium memiliki julukan silent killer karena telah menduduki tingkat
kematian tertinggi di onkologi ginekologi, karena saat penderita didiagnosis mengidap
kanker mayoritas sel kanker yang tumbuh dari tubuhnya sudah menyebar kearea sekitarnya
dan akan sulit ditangani. Kanker atau tumor ganas akan menginvasi dan menghancurkan
jaringan disekitarnya yang masih sehat. Sel kanker juga bisa menyebar ke organ lain,
membentuk tumor baru. Kanker menyebar melalui aliran darah atau aliran cairan limfa atau
menyebar melalui cairan tubuh lainnya seperti cairan rongga perut, rongga paru, dan rongga
jantung. Proses keganasan (kanker) bermula dari sel jaringan ikat ovarium.

26
Kanker ovarium

B. ETIOLOGI
Walaupun penyebab kanker ovarium tidak diketahui, factor risiko yang teridentifikasi
meliputi; nuliparitas, riwayat infertilisasi, riwayat kanker ovarium atau payudara dalam
keluarga (mutasi gen BRCA 1 dan BRCA 2), riwayat keluarga dengan kanker kolorektal
herediter nonpoliposis, dan usia lebih 50 tahun. Penggunaan obat penstimulasi ovulasi pada
terapi fertilisasi dapat dihubungkan dengan peningkatan risiko. Gangguan pada siklus
ovulasi, seperti labih dari satu kehamilan aterm, penggunaan kontrasepsi dan menyususi
memberikan sdikit manfaat protektif. Factor -factor yang sering dilakukan wanita dengan
sadar bisa menyebabkan tumbuhnya kanker ovarium, seperti :
a. Merokok
b. Obesitas
c. Menggunakan alat kontrasepsi IUD
d. Kemandulan
e. Memiliki sindrom ovarium polikistik (PCOS)
f. Siklus menstrusi datang sebelum 12 tahun dan menapouse setalah usia 50 tahun
g. Melakukan terapi penggantian hormone estrogen dan menjalaninya dalam jangka
waktu yang cukup panjang.
h. Melakukan terapi kesuburan dalam jangka waktu panjang
Aktifitas pemeliharaan kesehatan meliputi pemeriksaan pelvis rutin. Walaupun
massa ovarium umumnya tidak terdeteksi pada tahap awal. Pada peremuan yang berisiko
tinggi, penentuan kadar antigen CA-125 dan pemmeriksaan ultrasonografi transvagina dan

27
pemeriksaan pelvis bimanual harus dilakukan secara rutin. Ooferektomi profilaksis dapat
dilakukan pada perempuan dengan mutasi kanker sebagai cara meningkatkan harapan
hidup. Deteksi dini memrikan angka harapan hidup 5 tahun sebesar 94%. Namun, hanya
19% keganasan ovarium terdiagnosa dini, saat masih asimtomatik.

C. MANIFESTASI KLINIS
Pada stadium awal, kanker hanya menyerang salah satu atau kedua ovarium dan belum
menyebar ke organ lain. Pada stadium ini gejala jarang sekali muncul, biasanya hanya
merasa nyeri di bagian usus, dan akhirnya membuat penderitanya telat menerima
penanganannya. Kanker ovarium stadium lanjut umumnya menampilkan gangguan
gastrointestinal persisten, gejala-gejala yang muncul saat kanker memasuki stadium lanjut :
1. distensi abdomen disertai asites,
2. peningkatan lingkar abdomen sehingga penderita merasa kenyang tapi terus-terusan
mual,
3. frekuensi dan urgensi berkemih,
4. nyeri dan tekanan yang disebabkan pertumbuhan tumor atau efek dari obstruksi
saluran kemih, pola eliminasi urine terganggu, volume yang keluar tidak sesuai dengan
pemasukan.
5. usus (sembelit),
6. malnutrisi dengan penurunan berat badan
7. nyeri berat menyeluruh dan nyeri saat berhubungan seksual
Identifikasi massa ovarium yang dapat di palpasi harus selalu dianggap sebagai
temuan abnormal dan ditindaklanjuti dengan sonogram pelvis untuk menyingkirkan
abnormalitas. CA-125 serum penunda tumor yang diperkirakan berguna pada deteksi dini
kanker ovarium, lebih bermanfaat dalam menelusuri pertumbuhan dan regresi tumor yang
telah terindentifikasi.

D. STADIUM KANKER OVARIUM


Stadium I Pertumbuhan terbatas pada ovarium
Stadium Ia Pertumbuhan terbatas pada satu ovarium,
tidak asites, tidak ada tumor pada
permukaan eksternal, kapsul utuh
Stadium Ib Pertumbuhan terbatas pada dua ovarium,

28
tidak ada asites, tidak ada tumor pada
permukaan eksternal, kapsul utuh.
Stadium Ic Tumor stadium Ia atau Ib; namun, tumor
terletak pada permukaan salah satu atau
kedua ovarium, kapsul mengalami rupture,
terdapat asites yang mengandung sel ganas,
atau bilas peritoneum menunjukkan hasil
positif
Stadium II Pertumbuhan terjadi pada salah satu atau
kedua ovarium dengan perluasan ke panggul
Stadium IIa Perluasan atau metastasis ke uterus atau
tuba
Stadium IIb Perluasan ke jaringan panggul
Stadium IIc Tumor stadium IIa atau IIb, namun tumor
terletak pada permukaan salah satu atau
kedua ovarium, kapsul mengalami rupture,
terdapat asites yang mengandung sel ganas,
atau bilas peritoneum menunjukkan hasil
positif
Stadium III Tumor terdapat pada salah satu atau kedua
ovarium, implant peritoneum terletak diluar
panggul atau nodus retroperitonium atau
inguinal positif. Metastase ke permukaan hati
terjadi pada stadium III. Tumor tebatas pada
panggul minor, tetapi pemeriksaan histologis
membuktikan perluasan ganas ke usus halus
atau omentum.
Stadium IIIa Tumor sangat terbatas pada panggul minor,
nodus negative, tetapi permukaan histologis
membenarkan adanya penyebaran
mikroskopik ke permukaan peritoneum
abdomen
Stadium IIIb Tumor terdapat pada salah satu atau kedua
ovarium, pemeriksaan histologis

29
menunjukkan adanya implant pada
permukaan peritoneum abdomen, dengan
diameter tidak lebih dari 2 cm, nodus
negative
Stadium IIIc Diameter implant abdomen lebih dari 2 cm
atau nodus retroperitonium atau inguinal
positif.
Stadium IV Pertumbuhan terjadi pada salah satu atau
kedua ovarium dengan metastase yang jauh.
Jika terdapat efusi pleura, hasil sitology untuk
stadium IV dipastikan positif. Metastase ke
parenkim hari terjadi pada stadium IV.
Kategori khusus Kasus yang tidak dieksplorasi, tetapi diduga
sebagai karsinoma ovarium dimasukkan ke
dalam kategori khusus.

E. PATOFISIOLOGI
Kebanyakan kanker ovarium adalah tumor epitel, walaupun sebagian merupakan adenoma
karsinoma. Kanker cenderung tumbuh dan menyebar tanpa memberikan gejala hingga
tekanan pelvis pada organ-orga yang berdekatan atau distensi abdomen membuat klien
mencari perawatan medis. Pada saat ini sering kali keganasan telah menyebar pada ovarium
lainnya, tuba fallopi, uterus dan ligament, dan juga dapat menginvasi permukaan usus,
omentum, liver dan organ lain. Jalur metastasis umumnya adalah penyebaran limfatik,
hematogen (melaui darah), ekstensi local dan benih peritoneum

F. KOMPLIKASI
Komplikasi yang terjadi berdasarkan penyebaran kanker, kanker ovarium dapat
menyebabkan metastase ke organ lain seperti paru-paru, hati, abdomen dan limfa. Dan
terjadi asites.

G. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan pada kanker ovarium dibagi berdasarkan stadiumnya. Namun ada tiga
pengobatan umum yang memiliki efek samping masing-masing. Penderita akan diterapi

30
untuk menjalani salah satunya agar dapat meringankan gejala dari kanker dan menundanya
bertambah lebih parah. Ketiga pengobatan itu adalah :
1. Kemoterapi
Pengobatan jenis ini bisa dilakukan sebelum atau sesudah operasi, masing-masing
memiliki tujuan berbeda. Jika dilakukan sebelum operasi, kemoterapi berguna untuk
mengecilkan tumor agar dapat mempermudahkan prosedur operasi. Jika setelah
operasi, kemoterapi bertujuan untuk membunuh sel-sel kanker yang tersia. Penderita
yang mengalami kemoterapi akan merasakan mual hingga muntah, nafsu makan
berkurang, mudah lemas, mengalami kerontokan rambut, serta akan meningkatnya
risiko infeksi.

2. Radioterapi
Pengobatan jenis ini juga bisa dilakukan sebelum maupun sesudah operasi. Tujuannya
pun sama, untuk mengecilkan kanker jika dilakukan sebelum operasi dan membunuh sel
kanker tersisa saat dijalani setelah operasi. Efek samping dari radioterapi tidak jauh
berbeda dengan kemoterapi, tetapi radioterapi lebih sering membuat kerontokan pada
rambut.
3. Operasi
Penderita kanker ovarium yang bila terdeteksi di stadium dini, akan menjalani operasi
pengangkatan salah satu ovarium dan tuba falopi. Meskipun menjalani pengangkatan,
tetapi penderita masih memungkinkan memiliki keturunan. Sementara itu, penderita
yang sudah memasuki stadium lanjut akan menjalani operasi pengangkatan kedua
ovarium, tuba falopi, Rahim, jaringan lemah dalam perut, kelenjar getah bening di
panggul serta rongga perut untuk mencegah penyebaran kanker lebih lanjut.

31
32
H. PENYIMPANGAN KDM
Idiopatik, herediter, nuliparitas, usia lebih dari 50, kemandulan

Folikel-folikel pra ovulasi mengalami degenerasi I invasi dan infiltrasi se kanker


kanker pada jaringan
Pembedahan Kista ovarium

Luka operasi Rangsangan hormone estrogen meningkat mencederai dan mematikan sel
Sel disekitarnya dengan
Resiko infeksi Proliferasi kista
menekan sel-sel tersebut dan
Menghancurkan suplai darah
Kemoterapi Kanker ovarium

Rambut rontok Peningkatan kebutuhan energy kerusakan jaringan dan saraf

Perubahan penampilan Adanya persaingan sel normal dan sel abnormal rangsangan pada nociceptor

Gangguan body image untuk mendapatkan nutrisi thalamus

metastase jaringan sekitar sel normal kurang mendapatkan nutrisi cortex serebri

penurunan funsi organ intake tidak ade kuat nyeri dipersepsikan

Disfungsi Seksual ketidakseimbangan nutrisi nyeri kronik


kurang dari kebutuhan tubuh

perubahan status kesehatan RAS teraktivasi


penekanan pada kandung kemiih
kurang pengetahuan tentang kondisi
prognosis penyakitnya hambatan eliminasi urine REM menurun

Kurang Pengetahuan Gangguan pola Tidur klien terjaga

33
BAB VI
ASUHAN KEPERAWATAN KANKER OVARIUM

A. PENGKAJIAN
1. Identitas
a. Identitas Klien
Identitas yang perlu dikaji pada klien dengan kanker ovarium adalah nama, umur, agama,
suku/bangsa, pendidikan, pekerjaan, golongan darah, diagnose medis, status marital dan
alamat.
Kanker ovarium biasanya terjadi pada usia reproduktif, paling sering ditemukan pada usia
35 tahun keatas.
b. Identitas penanggung jawab
Identitias penanggung jawab yang perlu dikaji adalah nama, umur, suku/bangsa, pendidikan
terakhir, pekerjaan, agama, hubungan dengan klien, alamat.
c. Keluhan utama
Keluhan utama yang dirasakan klien dengan kanker ovarium adalah klien biasanya
mengeluh nyeri pada perut kanan bawah dan menstruasi yang tidak teratur.
d. Riwayat penyakit sekarang
Keluhan utama yang dirasakan klien dengan kista ovarium adalah klien biasanya mengeluh
nyeri pada perut kanan bawah dan menstruasi yang tidak teratur.
Pada saat dilakukan pengkajian klien mengatakan perasaan penuh dan tertekan di perut
bagian bawah, nyeri saat bersenggama, klien biasanya merasa berat didaerah pelvis dan
cepat merasa lelah.
e. Riwayat penyakit dahulu
Yang perlu dikaji riwayat kesehatan dahulu apakah klien pernah mengalami penyakit ini
sebelumnya, apakah klien ada mengalami/menderita penyakit molahidatidos/kehamilan
anggur, kehamilan ektopik.
f. Riwayat penyakit keluarga
Dikaji dalam keluarga apakah keluarga mempunyai keturunan seperti penyakit Diabetes
Melitus, Hipertensi, Jantung, penyakit kelainan darah dan riwayat kelahiran kembar dan
riwayat penyakit mental.

34
Tanyakan apakah ada keluarga yang menderita penyakit yang sama dengan klien.
g. Riwayat obstetric
Untuk mengetahui riwayat obstetric pada klien dengan kanker ovarium yang perlu kita
ketahui adalah:
h. Keadaan haid
Dikaji tentang riwayat menarche dan haid terakhir sebab mioma uteri tidak pernah
ditemukan sebelum menarche dan mengalami artropi pada masa menopause.
i. Riwayat kehamilan dan persalinan
Jumlah kehamilan dan anak yang hidup mempengaruhi psikologi klien dan keluarga
terhadap hilangnya organ kewanitaan
j. Pola kebiasaan sehari-hari
o. Respirasi
Respirasi bisa meningkat atau menurun
p. Nutrisi
Biasanya klien mengalami gangguan dalam kebutuhan nutrisinya, klien mengalami
anoreksia, mual-muntah, intoleransi makanan, penurunan berat badan. Klien biasanya
memiliki kebiasaan diet buruk: rendah serat, tinggi lemak, adiptif, bahan pengawet.
q. Eliminasi
Klien dengan kista ovarium mengalami perubahan buang air kecil : nyeri saat berkemih,
hematuria, sering berkemih.
Retensi urin paling umum terjadi setelah pembedahan ginekologi, klien yang hidrasinya
baik biasanya baik kencing setelah 6-8 jam setelah pembedahan. Jumlah output urin yang
sedikit akibat kehilangan cairan tubuh saat operasi, muntah akibat anastesi.
Klien dengan kista ovarium mengalami perubahan pola defekasi, darah pada feces, nyeri
pada defekasi. Perubahan pada bising usus : Distensi abdomen. Pada klien dengan post
operasi fungsi gastrointestinal biasanya pulih dalam 24-74 jam setelah pembedahan.
r. Istirahat/tidur
Klien biasanya mengalami gangguan dalam istirahat/tidurnya karena nyeri dan
ketidaknyamanan yang dirasakannya.
s. Mempertahankan temperature tubuh dan sirkulasi
Pada klien dengan kista ovarium biasanya tidak mengalami gangguan dalam hal
temperature tubuh, suhu tubuh 37 oC.

35
Palpitasi (denyut jantung cepat/tidak beraturan/berdebar-debar), nyeri dada, perubahan
tekanan darah.
t. Kebutuhan personal hygiene
Kebersihan diri merupakan pemeliharaan kesehatan untuk diri sendiri, dimana kebutuhan
personal hygiene klien dengan kista ovarium tidak mengalami gangguan. Sedangkan pada
klien post operasi dibantu oleh keluarganya.
u. Aktivitas
Pada klien dengan kista ovarium aktifitasnya terganggu, pekerjaan/kegiatan sehari-hari
tidak mampu dilakukan maksimal karena keadaannya yang semakin lemah. Sedangkan
pada klien post operasi kista ovarium klien mengalami keterbatasan aktivitas.
v. Gerak dan keseimbangan tubuh
Aktivitas berkurang, tidak bisa berjalan karena nyeri akibat adanya trauma pembedahan.
w. Kebutuhan berpakaian
Klien dengan kista ovarium tidak mengalami gangguan dalam memenuhi kebutuhan
berpakaian tersebut. Sedangkan pada klien post operasi mioma klien mengalami gangguan
dalam pemenuhan kebutuhan berpakaian.
x. Kebutuhan keamanan
Kebutuhan keamanan ini perlu dipertanyakan apakah klien tetap merasa aman dan
terlindungi oleh keluarganya. Klien mampu menghindari bahaya dari lingkungan.
y. Sosialisasi
Bagaimana klien mampu berkomunikasi dengan orang lain dalam mengekspresikan emosi,
kebutuhan, kekhawatiran dan opini.
Factor stress (pekerjaan, keuangan, perubahan peran), cara mengatasi stress (keyakinan,
merokok, minum alcohol dan lain-lain).
Klien ada masalah dalam perubahan dalam penampilan : pembedahan, bentuk tubuh. Klien
menyangkal, menarik diri, marah.
z. Kebutuhan spiritual
Pada kebutuhan spiritual ini tanyakan apakah klien tetap menjalankan ajaran agamanya
ataukah terhambat karena keadaan yang sedang dialami.
aa. Kebutuhan bermain dan rekreasi
Klien dengan kista ovarium biasanya tidak dapat memenuhi kebutuhan bermain dan
rekreasi karena dalam kondisi yang lemah.

36
bb. Kebutuhan belajar
Bagaimana klien berusaha belajar, menemukan atau memuaskan rasa ingin tahu yang
mengarah pada perkembangan yang normal, kesehatan dan penggunaan fasilitas
kesehatan yang tersedia.
k. Pemeriksaan fisik
e. Keadaan umum : Keadaan umum klien biasanya lemah
f. Kesadaran: Kesadaran klien biasanya komposmentis, sedangkan kesadaran klien dengan
post operasi pengangkatan tumor dan kanker ovarium biasanya samnolen sampai
komposmentis.
g. Pemeriksaan tanda-tanda vital meliputi, suhu, nadi respirasi, dan tekanan darah
h. Pemeriksaan fisik head toe-toe: mulai dari kepala sampai ekstremitas bawah.

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri kronis
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
3. Disfungsi seksual
4. Kurang pengetahuan

C. RENCANA KEPERAWATAN
5. Diagnosa Keperawatan : Nyeri Kronis (00133) Domain 12 : kenyamanan, Kelas 1 : Kenyamanan
Fisik.
NOC : Kontrol Nyeri (1605) Domain 4 : Pengetahuan Tentang Kesehatan, Kelas Q : Perilaku
Sehat. Dengan kriteria hasil :
 melaporkan nyeri terkontrol
 Kemampuan mengenali onset nyeri
 Kemampuan mengenali penyebab nyeri
 Kemampuan menggunakan teknik non farmakologis
NIC : Manajemen nyeri (1400)
 mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan intensitas nyeri
 mengidentifikasi skala nyeri
 mengidentifiksi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri
 mengidentifikasi nyeri non verbal

37
 memberikan teknik nonfarmakologi
 mengontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri
 menfasilisitasi istrahat dan tidur
 menganjurkan menggunakan analgetik secara tepat
 mengajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
 kolaborasi pemberian analgetik jika diperlukan
6. Diagnosa keperwatan : Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan (00002) Domain 2:
Nutrisi, Kelas 1 : Makan
NOC : Status Nutrisi (1004) Domain 2 : Kesehatan Fisiologi, Kelas K : Nutrisi
Keadekuatan asupan nutrisi untuk memenuhi kebutuhan metabolisme membaik dengan
kriteria hasil :
 Porsi makan yang dihabiskan
 Berat badan IMT meningkat
NIC : Manajemen nutrisi (1100)
 Mengidentifikasi status nutrisi
 Mengidentifikasi makanan yang disukai
 Mengidentifikasi alergi dan intoleransi makanan
 Mengidentifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrient
 Memonitor asupan makanan
 Memonior berat badan
 Menyajikan makanan secara menarik dan suhu yang sesuai
 Memberikan makanan yang tinggi serat untuk mencegah konstipasi
 Memberikan makan tinggi kalori dan tinggi protein
 Memberikan suplay makanan
 Anarkan diet yang diprogramkan
 Kolaborasi dengan ahli gizi untu menentukan jumlah kalori dan jenis nutrient yang
dibutuhkan
7. Diagnosa keperawatan : Disfungsi seksual (00059) Domain 8 : Seksualitas, Kelas 2: Fungsi
Seksual
NOC : Fungsi Seksual (0119) Domain 1: Fungsi Kesehatan, Kelas B: Pertumbuhan dan
Perkembangan

38
integrasi aspek fisik dan sosio emosional terkait penyaluran dan kinerja seksual membaik
dengan kriteria hasil :
 Kepuasan hubungan seksual
 Mencari informasi untuk mencapai kepuasan seksual
 Verbalisasi aktivitas seksual berubah
NIC : Konseling seksualitas (5248)
 Mengdentifikasi tingkat pengetahuan, masalah system reproduksi, masalah seksualitas
dan penyakit menular seksual
 Mengidentifikasi waktu difungsi seksual dan kemungkinan penyebab
 Memonitorin stress, kecemasan, depresi dan penyebab disfungsi seksual
 Menfasilitasi komunikasi antara pasien dan pasangan
 Memberikan kesempatan kepada pasangan untuk menceritakan permasalahan seksual
 Menginformasikan pentingnya modifikasi pada aktivitas seksual
 Kolaborasi dengan spesialis seksologi jika perlu
8. Diagnosa Keperawatan : Defisien Pengetahuan (00126) Domain 5: Persepsi/Kognisi
Kelas 4: Kognisi
NOC : Pengetahuan: Proses Penyakit (1803) Domain 4 : Pengetahuan tentang kesehatan
dan Perilaku, Kelas S : Pengetahuan tenatang Kesehatan
Kecukupan informasi kognitif yang berkaitan dengan tumor ovarium meningkat dengan
indikator :
 Pasien mampu menjelaskan pengetahuan tentang tumor ovarium
 Perilaku pasien sesuai dengan anjuran yang telah diajarkan
 Pasien menunjukkan minat dalam belaja
NIC : Pengajaran Proses Penyakit (5602)
 Mengidentifikasi kesiapan dan kemampuan pasien menerima informasi
 Menyediakan materi dan media pendidikan kesehatan
 Menjadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
 Memberikan kesempatan untuk bertanya
 Menjelaskan penyebab dan faktor resiko penyakit
 Menjelaskan proses patofisiologi munculnya penyakit
 Menjelaskan tanda dan gejala yang ditimbulkan oleh penyakit

39
 Jelaskan kemungkinan terjadinya komplikasi
 Menganjurkan melapor jika merasakan tanda dan gejala yang memeberat atau tidak
biasa

40
BAB VII
PENUTUP

A. Tumor Ovarium
Tumor ovarium jinak yang umum terjadi yaitu Kista Ovarium. Kista ovarium merupakan
salah satu tumor jinak ginekologi yang paling sering dijumpai pada wanita dimasa reproduksinya.
Sebagian besar kista terbentuk karena perubahan kadar hormon yang terjadi selama siklus haid,
produksi dan pelepasan sel telur dari ovarium. Kista ovarium adalah benjolan yang besar, seperti
balon yang berisi cairan yang tumbuh di indung telur. Kista tersebut disebut juga kista fungsional
karena terbentuk selama siklus menstruasi normal atau setelah telur dilepaskan sewaktu ovulasi.
Kista ovarium adalah tumor jinak berupa kantong abnormal berisi cairan atau setengah cair yang
tumbuh dalam (indung telur) ovarium. Munculnya penyakit kista disebabkan beberapa hal, yaitu
:Usia >(55-60 thn), Adanya riwaya menderita kista ovarium sebelumnya, Ada riwayat perna
mengalami kanker payudara, Siklus menstruasi yang tidak normal, Peningkatan reproduksi lemak
dibagian tubuh bagian atas, Pada wanita yang tidak subur (invertibilitas), resiko tumbuhnya kista
naik menjadi empat kali lipat, Menstruasi dini, yang terjadi di usia 11 tahun atau lebih muda lagi,
Ovulasi yang terus berlangsung tanpa interupsi dalam waktu lama, Hipotirodism atau ketidak
seimbangan hormonal, Penggunaan pil KB , Kehamilan multiple, Nulipara, Genetik. Penatalaksanaan
Tumor Ovarium biasanya dengan Pembedahan, salah satu cara diteksi dini tumor ovarium dengan
melakukan Papsmear secara continue di Fasilitas Pelayanan Kesehatan.

B. Kanker Ovarium
Kanker ovarium merupakan tumor ganas yang menyerang indung telur atau ovarium.
Kanker ini sangat sering terjadi, bahkan memiliki urutan ketujuh dikalangan kanker ginekologi.
Kanker ovarium memiliki julukan silent killer karena telah menduduki tingkat kematian tertinggi di
onkologi ginekologi, karena saat penderita didiagnosis mengidap kanker mayoritas sel kanker yang
tumbuh dari tubuhnya sudah menyebar kearea sekitarnya dan akan sulit ditangani. Kanker atau
tumor ganas akan menginvasi dan menghancurkan jaringan disekitarnya yang masih sehat. Sel
kanker juga bisa menyebar ke organ lain, membentuk tumor baru. Kanker menyebar melalui aliran
darah atau aliran cairan limfa atau menyebar melalui cairan tubuh lainnya seperti cairan rongga
perut, rongga paru, dan rongga jantung. Proses keganasan (kanker) bermula dari sel jaringan ikat
ovarium. Factor -factor yang sering dilakukan wanita dengan sadar bisa menyebabkan tumbuhnya

41
kanker ovarium, seperti : Merokok , Obesitas , Menggunakan alat kontrasepsi IUD, Kemandulan,
Memiliki sindrom ovarium polikistik (PCOS), Siklus menstrusi datang sebelum 12 tahun dan
menapouse setalah usia 50 tahun, Melakukan terapi penggantian hormone estrogen dan
menjalaninya dalam jangka waktu yang cukup panjang, Melakukan terapi kesuburan dalam jangka
waktu panjang. Penatalaksanaa untuk kanker ovarium yaitu dengan tindakan pembedahan dan
kemoterapi, diteksi dini kanker ovarium dapat dilakukan dengan melakukan papsmear dan
melaporkan secepatnya jika menunjukkan gejala tumor ovarium yang apabila tidak ditangani dapat
menyebabkan kanker ovarium.

42
DAFTAR PUSTAKA

Ana. A. Ratnawati (2018). Asuhan Keperawatan Pada Pasien dengan Gangguan Sistem Reproduksi.
Yokyakarta: PT Pustaka Baru Press.

Black, M. J., & Hawks, J. H. (2009). Keprawatan Medikal Bedah, Buku 2, Edisi 8. Jakarta: CV Pentasada
Media Edukasi.

Bulechek, G. M., Butcher, H. K., Dochterman, J. M., & Wagner, C. M. (2013). Nursing Interventions
Classification, Edisi 6. Jakarta: EGC.

Herdman, T. H., & Kamitsuru, S. (2018-2020). Nanda-I Diagnosis Keperawatan. Jakarta: EGC.

Moorhead, S., Johnson, M., Maas, M. L., & Swanson, E. (2013). Nursing Outcomes Classification, Edisi 5.
Jakarta: EGC.

Reeger, Martin, & Griffin, K. (2013). Keperawatan Maternitas Kesehatan Wanita, Bayi, dan Keluarga,
Ed.18, Vol. 1. Jakarta: EGC.

Setiati Siti, dkk (2017). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 3 Edisi 6. Jakarta :InternaPublishing.

43

Anda mungkin juga menyukai