Anda di halaman 1dari 4

KASUS DAN SURVEILANS EPIDEMIOLOGI

Oleh :

AYU SANTIKA NOVIN

NIM : 2015.A.07.0621

YAYASAN EKAHARAP PALANGKARYA

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN

2018
SURVEILANS EPIDEMIOLOGI KIA

1. PENGERIAN SURVEILANS

Surveilans adalah kegiatan pengamatan secara sistematis dan terus menerus


terhadap penyakit atau masalah-masalah kesehatan serta kondisi yang mempengaruhi
resiko terjadinya penyakit atau masalah-masalah kesehatan tersebut agar dapat
melakukan tindakan penanggulangan secara efektif dan efisien melalui proses
pengumpulan, pengolahan data dan penyebaran informasi epidemiologi kepada
penyelenggara program kesehatan.

Pada awalnya surveilans epidemiologi banyak dimanfaatkan pada upaya pemberantasan


penyakit menular, tetapi pada saat ini surveilans mutlak diperlukan pada setiap upaya
kesehatan masyarakat, baik upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular,
maupun terhadap upaya kesehatan lainnya.

Pelaporan Penyakit Menular hanya salah satu bagian saja namun yang paling penting dari
suatu system surveilans kesehatan masyarakat. Bertambahnya jumlah penduduk dan
“overcrowding” mempercepat terjadinya penularan penyakit dari orang ke orang. Faktor
pertumbuhan dan mobilitas penduduk ini juga memperngaruhi perubahan gambaran
Epidemiologis serta virulensi dari penyakit menular tertentu.

2. SURVEILANS DALAM PRAKTIK KEBIDANAN


Surveilan dalam praktik kebidanan yang bertujuannya kepada ibu hamil, ibu nifas, dan
ibu melahirkann untuk menentukan diagnosa asuhan yang diberikan oleh bidan yaitu
meliputi 7 langkah varney :

1. MENGUMPULKAN SEMUA DATA YANG DIBUTUHKAN UNTUK MENILAI


KEADAAN KLIEN SECARA KESELURUHAN
2. MENGINTERPRETASIKAN DATA UNTUK MENGIDENTIFIKASI DIAGNOSA
ATAU MASALAH
3. MENGANTISIPASI DIAGNOSA ATAU MASALAH POTENSIAL
4. MENETAPKAN KEBUTUHAN TERHADAP TINDAKAN SEGERA,
KONSULTASI, KOLABURASI DENGAN TENAGA KESEHATAN LAIN SERTA
RUJUKAN BERDASARKAN KONDISI KLIEN
5. MENYUSUN RENCANA ASUHAN SECARA MENYELURUH DENGAN TEPAT
DAN RASIONAL BERDASARKAN KEPUTUSAN YANG DIBUAT PADA
LANGKAH – LANGKAH SEBELUMNYA
6. PELAKSANAAN LANGSUNG ASUHAN SECARA EFISIEN DAN AMAN
7. MENGEVALUASI KEEFEKTIFAN ASUHAN YANG DIBERIKAN DENGAN
MENGULANG KEMBALI MANAJEMEN PROSES UNTUK ASPEK – ASPEK
ASUHAN YANG TIDAK EFEKTIF

3. Contoh Kasus Dalam Kebidanan Berkaitan Dengan KIA dan Surveilans Yang
Digunakan :
a. Kasus
Pada wilayah endemis malaria, banyak sekali ibu hamil yang rentan terkena
penyakit malaria. Ibu hamil yang terserang malaria maka akan mengakibatkan
pertumbuhan janin menjadi terhambat. Bahkan pada kondisi yang parah dapat
menyakibatkan keguguran dikarenakan parasit plasmodium falsiparum yang sering
mengakibatkan kontraksi pada rahim. Adapun apabila kondisi perkembangan janin
dapat bertahan di dalam kandungan akan mengakibatkan gangguan pada berat badan
ketika bayi dilahirkan. Tak hanya itu bahaya malaria pada ibu hamil, bayi dapat
menjadi media yang membawa infeksi malaria di dalam tubuhnya.
Sehingga penanganan harus cepat dan tepat dilakukan pada penderita malaria. Hal
ini terkait dengan dampak resiko yang ditularkan dengan cepat pada ibu hamil. Bagi
ibu hamil yang merasakan gejala malaria yang ditandai dengan cepat lelah, pucat,
kuning disertai dengan kenaikan suhu tubuh maka ibu hamil segera disarankan untuk
berkonsultasi dengan dokter yang dilakukan melalui pemeriksaan darah. Hal ini untuk
dapat menemukan kepastian sehingga dokter akan melakukan pemeriksaan darah 12
jam sekali di labolatorium.
Oleh Karena Itu diperlukan surveilans dan perencanaan untuk pencegahan suatu
penyakit khususnya pencegahan terjadinya malaria.

b. Surveilans Epidemiologi
Surveilans terpadu
Surveilans terpadu (integrated surveillance) menata dan memadukan semua kegiatan
surveilans di suatu wilayah yurisdiksi (negara/ provinsi/ kabupaten/ kota) sebagai
sebuah pelayanan publik bersama. Surveilans terpadu menggunakan struktur, proses,
dan personalia yang sama, melakukan fungsi mengumpulkan informasi yang
diperlukan untuk tujuan pengendalian penyakit. Kendatipun pendekatan surveilans
terpadu tetap memperhatikan perbedaan kebutuhan data khusus penyakitpenyakit
tertentu.
c. Perencanaan
1. Kebijakan deteksi dini dan pengobatan segera kasus malaria, memelihara
kesadaran terhadap warga tentang potensi bahaya penularan malaria, khususnya
terhadap tenaga kerja migran dari daerah endemis hendaknya tetap perlu
dilakukan.
2. Melakukan pemeriksaan RDT Malaria untuk mengetahui apakah ibu hamil
tersebut terkena malaria atau tidak.
3. Program pemerintah sekarang yaitu memberikan kelambu untuk wilayah endemis
malaria atau bagi-bagi ibu yang hamil.
4. Menganjurkan keluarga dan ibu hamil untuk lebih memperhatikan kebersihan
lingkungan, kebersihan diri dan kebersihan makanan yang di konsumsi.
5. Menganjurkan ibu hamil untuk lebih banyak istirahat dan menggunakan kelambu.

d. Implementasi
1. Melakukan Survei ke Daerah endemis tinggi untuk menemukan penyebab dar
wabah tersebut.
2. Melakukan penyuluhan di wilayah tersebut. Baik untuk pencegahan dan
penangganan jika sudah terkena Malaria, khususya ibu hamil.
3. Melihat sudah berapa banyak orang yang terkena malaria di daerah tersebut, dan
diharapkan agar dapat cepat ditanggani ke fasilitas kesehatan untuk mendapatkan
penanganan, supaya tidak terjangkit kepada orang lain.
4. Menganjurkan ibu yang sedang hamil agar selalu berantisipasi agar tidak terkena
malaria, seperti saat tidur harus memakai kelambu yang telah diberikan di fasilitas
kesehatan untuk melindungi ibu dari malaria.
5. Memberi pemahaman tentang pentingnya hidup bersih sehat serta pola makan dan
kebbiasaan yang baik dan sehat.

Anda mungkin juga menyukai