Anda di halaman 1dari 27

2

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .....................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang .....................................................................................................1

B. Rumusan masalah.................................................................................................2

C. Tujuan....................................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN

A. Penertian................................................................................................................1

B. Kalsifikasi...............................................................................................................2

C. Etiologi....................................................................................................................3

D. tanda dan gejala....................................................................................................4

E. faktor predisposisi dan presipitasi.......................................................................5

F. patofisiologi............................................................................................................6

G. diagnosa dan gambaran klinis.............................................................................7

H. komplikasi .............................................................................................................8

I. penatalaksanaan plasenta previa.........................................................................9

J. Pengaruh Plasenta Previa Terhadap Kehamilan .............................................10

K. Pengaruh Plasenta Previa Terhadap Partus.....................................................11

L. Pengaruh Plasenta Previa Terhadap Persalinan..............................................12

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB IV PENUTUP

A. KESIMPULAN

B. SARAN

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
3

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Plasenta previa memiliki prevalensi kejadian sekitar 5.2 per 1000 kehamilan.

Plasenta previa meningkatkan risiko mortalitas dan morbiditas ibu dan bayi karena

perdarahan masif. Masalah perdarahan hebat yang berhubungan dengan plasenta

previa terjadi tidak hanya selama kehamilan, tapi juga pada saat setelah sectio

caesarea. Komplikasi utama yang menimbulkan perdarahan yang cukup banyak dan

fatal akibat plasenta previa adalah kejadian plasenta aktreta akibat dari plasenta

yang terletak di segmen bawah rahim dan mengakibatkan jaringan trofoblast

menginfasi hingga ke dalam miometrium selanjutnya menuju perimetrium dan perlu

dilakukan penanganan histerektomi .

Faktor lain yang dapat mempengaruhi frekuensi pasenta previa yaitu paritas.

Ibu dengan multipara dikarenakan berkurangnya vaskularisasi dan perubahan

kondisi desidua menjadi atrofi karena persalinan sebelumnya. Plasenta dengan

vaskularisasi yang tidak cukup kemudian melakukan perluasan sampai menutupi

seluruh bagian jalan lahir. Hasil penelitian oleh Ahmed tentang kejadian plasenta

previa di Sudan dan Saudi Arabia pada ibu multipara >3 memiliki risiko 28.75%

untuk mengalami kejadian plasenta previa.


4

Persalinan sectio caesarea menjadi salah satu faktor dalam meningkatkan keselamatan ibu dalam.

Riwayat persalinan sectio caesarea dapat menjadi salah satu faktor kejadian plasenta previa, dikarenakan

jaringan parut yang terbentuk pada endometrium kelak mengakibatkan endometrium tidak siap sebagai

tempat implantasi plasenta Penyebab terpenting kematian maternal di Indonesia adalah perdarahan 40-60%,

infeksi 20-30% dan keracunan kehamilan 20-30%, sisanya sekitar 5% disebabkan penyakit lain yang

memburuk saat kehamilan atau persalinan.Perdarahan sebagai penyebab kematian ibu terdiri atas

perdarahan antepartum dan perdarahan postpartum. Perdarahan antepartum merupakan kasus gawat darurat

yang kejadiannya berkisar 3% dari semua persalinan, penyebabnya antara lain plasenta previa, solusio

plasenta, dan perdarahan yang belum jelas sumbernya.

Plasenta previa adalah plasenta yang implantasinya tidak normal, sehingga menutupi seluruh atau

sebagian ostium internum kasus ini masih menarik dipelajari terutama di negara berkembang termasuk

Indonesia, karena faktor predisposisi yang masih sulit dihindari, prevalensinya masih tinggi serta punya

andil besar dalam angka kematian maternal dan perinatal yang merupakan parameter pelayanan kesehatan.

Di RS Parkland didapatkan prevalensi plasenta previa 0,5%. Clark dkk (1985) melaporkan prevalensi

plasenta previa 0,3%. Nielson dkk (1989)dengan penelitian prospektif menemukan 0,33% plasenta previa

dari 25.000 wanita yang bersalin di Indonesia berkisar 2-7%, sedang di RS Sanglah kejadiannya 2,7%.

Plasenta previa pada kehamilan prematur lebih bermasalah karena persalinan terpaksa; sebagian

kasus disebabkan oleh perdarahan hebat, sebagian lainnya oleh proses persalinan. Prematuritas merupakan

penyebab utama kematian perinatal sekalipun penatalaksanaan plasenta previa sudah dilakukan dengan

benar. Di samping masalah prematuritas, perdarahan akibat plasenta previa akan fatal bagi ibu jika

tidak ada persiapan darah atau komponen darah dengan segera.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan pemaparan dari latar belakang diatas penulis menarik rumusan masalah sebagai

berikut :
5

1.      Apakah definisi dari Plasenta Previa?

2.      Apa penyebab Plasenta Previa?

3.      Bagaimana tanda-tanda Plasenta Previa?

4. Bagaimana penatalaksanaan Plasenta Previa?

C. Tujuan

Dengan dibuatnya makalah ini diharapkan mahasiswa mampu memahami dan membuat asuhan

kebidanan persalinan dengan Plasenta Previa. Tujuan dari pembuatan makalah ini, selaian untuk

memenuhi salah satu tugas kuliah adalah :

1.      Untuk mengetahui apa definisi dari Plasenta Previa.

2.      Untuk mengetahui apa penyebab Plasenta Previa.

3.      Untuk mengetahui dan memahami bagaimana tanda-tanda Plasenta Previa.

4. Untuk mengetahui bagaimana penatalaksanaan pada Plasenta Previa


6

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian
Plasenta previa adalah plasenta yang letaknya abnormal yaitu pada segmen bawah uterus
sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan lahir (FKUI, 2000).
Plasenta previa adalah plasenta yang ada didepan jalan lahir (prae = di depan ; vias = jalan).
Jadi yang dimaksud A ( Menurut Prawiroharjo 1992).
Plasenta previa merupakan implantasi plasenta di bagian bawah sehingga menutupi ostium
uteri internum, serta menimbulkan perdarahan saat pembentukan segmen bawah rahim. (Menurut
Cunningham 2006).
Placenta Previa adalah keadaan dimana placenta berimplantasi pada tempat abnormal yakni
pada segmen bawah rahim, sehingga menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan/ostium uteri
internal (OUI). Pada plasenta pervia, jaringan plasenta tidak tertanam dalam korpus uteri jauh dari
ostium internum servisis, tetapi terletak sangat dekat atau pada ostium internum tersebut.

B. Klasifikasi

Klasifikasi plasenta previa berdasarkan terabanya jaringan plasenta melalui pembukaan jalan
lahir pada waktu atau derajat abnormalitas tertentu
1) Plasenta previa totalis : bila ostium internum servisis seluruh pembukaan jalan lahir tertutup
oleh plasenta.
2) Plasenta previa lateralis : ostium internum servisis bila hanya sebagian pembukaan jalan lahir
tertutup oleh plasenta.
3) Plasenta previa marginalis : bila pinggir plasenta berada tepat pada pinggir pembukaan jalan
lahir.
4) Plasenta previa letak rendah : bila plasenta berada 3-4 cm diatas pinggir pembukaan jalan lahir.
Derajat plasenta previa akan tergantung kepada luasnya ukuran dilatasi serviks saat
dilakukan pemeriksaan. Perlu ditegaskan bahwa palpasi digital untuk mencoba memastikan
Plasenta Previa hubungan yang selalu berubah antara tepi plasenta dan ostium internum ketika
serviks berdilatasi, dapat memicu terjadinya perdarahan hebat.
7

C. Etiologi
Menurut Manuaba (2003), penyebab terjadinya plasenta previa diantaranya adalah mencakup
:
a) Perdarahan (hemorrhaging).
b) Usia lebih dari 35 tahun.
c) Multiparitas.
d) Pengobatan infertilitas.
e) Multiple gestation.
f) Erythroblastosis.
g) Riwayat operasi/pembedahan uterus sebelumnya.
h) Keguguran berulang.
i) Status sosial ekonomi yang rendah.
j) Jarak antar kehamilan yang pendek.
k) Merokok.
Penyebab plasenta previa secara pasti sulit ditentukan, tetapi ada beberapa faktor yang
meningkatkan risiko terjadinya plasenta previa, misalnya bekasoperasi rahim (bekas sesar atau
operasi mioma), sering mengalami infeksirahim (radang panggul), kehamilan ganda, pernah plasenta
previa, atau kelainan bawaan rahim.

D. Tanda dan gejala


1) Perdarahan tanpa nyeri.
2) Perdarahan berulang.
3) Warna perdarahan merah segar.
4) Adanya anemia dan renjatan yang sesuai dengan keluarnya darah.
5) Timbulnya perlahan-lahan.
6) Waktu terjadinya saat hamil.
7) His biasanya tidak ada.
8) Rasa tidak tegang (biasa) saat palpasi.
9) Denyut jantung janin ada.
10) Teraba jaringan plasenta pada periksa dalam vagina.
11) Penurunan kepala tidak masuk pintu atas panggul.
12) Presentasi mungkin abnormal.
8

Jadi Kejadian yang paling khas pada plasenta previa adalah pendarahan tanpa nyeri biasanya
baru terlihat setelah trimester kedua atau sesudahnya. Namun demikian, banyak peristiwa abortus
mungkin terjadi akaibat lokasi abnormal plasenta yang sedngan tumbuh.
Plasenta Previa Penyebab pendarahan perlu ditegaskan kembali. Kalau plasenta terletak pada
ostium internum, pembentukan segmen bawah uterus dan dilatasi ostium internum tanpa biasa
dielakkan akan mengakibatkan robekan pada tempat pelekantan plasenta yang diikuti oleh
pendarahan dari pembuluh- pembuluh darah uterus. Pendarahan tersebut diperberat lagi dengan
ketidakmampuan serabut- serabut otot miometrium segmen bawah uterus untuk mengadakan
kontaksi dan retraksi agar bias menekan bembuluh darah yang rupture sebagaimana terjadi secara
normal ketika terjadi pelepasan plasenta dari dalam uterus yang kosong pada kala tiga persalinan.
Akibat pelekatan yang abnormal seperti terlihat pada plasenta akreta, atau akibat daerah
pelekatan yang sangat luas, maka proses perlekatan plasenta kadangkala terhalang dan kemudian
dapat terjadi pendarahan yang banyak setelah bayi dilahirkan. Pendarahan dari tempat implantasi
plasenta dalam segmen bahwa uterus dapat berlanjut setelah plasentah dilahirkan, mengingat segmen
bahwa uterus lebih cendrung memiliki kemampuan kontraksi yang jelek dibandingkan korpus uteri.
Sebagai akibatnya, pembuluh darah memintas segmen bahwa kurang mendapat kompresi.
Pendarahan dapat terjadi pula akibat laserasi pada bagian bahwa uterus dan serviks yang rapuh,
khususnya pada usaha untuk mengeluarkan plasenta yang melekat itu secara manual.

E. Faktor Predisposisi dan Presipitasi


Menurut Mochtar (1998), faktor predisposisi dan presipitasi yang dapat mengakibatkan
terjadinya plasenta previa adalah :
1. Melebarnya pertumbuhan plasenta :
 Kehamilan kembar (gamelli).
 Tumbuh kembang plasenta tipis.
2. Kurang suburnya endometrium :
 Malnutrisi ibu hamil.
 Melebarnya plasenta karena gamelli.
9

 Bekas seksio sesarea.


 Sering dijumpai pada grandemultipara.

3. Terlambat implantasi :
 Endometrium fundus kurang subur.
 Terlambatnya tumbuh kembang hasil konsepsi dalam bentuk blastula yang siap untuk
nidasi.

F. Patofisiologi
Seluruh plasenta biasanya terletak pada segmen atau uterus. Kadang-kadang bagian atau
seluruh organ dapat melekat pada segmen bawah uterus, dimana hal ini dapat diketahui sebagai
plasenta previa. Karena segmen bawah agak merentang selama kehamilan lanjut dan persalinan,
dalam usaha mencapai dilatasi serviks dan kelahiran anak, pemisahan plasenta dari dinding uterus
sampai tingkat tertentu tidak dapat dihindarkan sehingga terjadi pendarahan.

G. Diagnosa dan Gambaran Klinis


a. Anamneses
 Gejala pertama; perdarahan pada kehamilan setelah 28 minggu/trimester III
 Sifat perdarahan; tanpa sebab, tanpa nyeri, berulang
 Sebab perdarahan; placenta dan pembuluh darah yang robek; terbentuknya SBR,
terbukanya osteum/ manspulasiintravaginal/ rectal.
 Sedikit banyaknya perdarahan; tergantung besar atau kecilnya robekan pembuluh darah
dan placenta.
b. Inspeksi
 Dapat dilihat perdarahan pervaginam banyak atau sedikit.
 Jika perdarahan lebih banyak; ibu tampak anemia.
c. Palpasi abdomen
 Janin sering belum cukup bulan; TFU masih rendah.
 Sering dijumpai kesalahan letak
 Bagian terbawah janin belum turun, apabila letak kepala biasanya kepala masih
goyang/floating.
10

H. Komplikasi

Menurut Roeshadi (2004), kemungkinan komplikasi yang dapat ditimbulkan dari adanya
plasenta previa adalah sebagai berikut :
a. Pada ibu dapat terjadi :
 Perdarahan hingga syok akibat perdarahan
 Anemia karena perdarahan
 Plasentitis
 Endometritis pasca persalinan
b. Pada janin dapat terjadi :
 Persalinan premature
 Asfiksia berat

I. Penatalaksaan Plasenta Previa

a. Konservatif bila :
 Kehamilan kurang 37 minggu.
 Perdarahan tidak ada atau tidak banyak (Hb masih dalam batas normal).
 Tempat tinggal pasien dekat dengan rumah sakit (dapat menempuh perjalanan selama 15
menit).

Perawatan konservatif berupa :


 Istirahat.
 Memberikan hematinik dan spasmolitik untuk mengatasi anemia.
 Memberikan antibiotik bila ada indikasii.
 Pemeriksaan USG, Hb, dan hematokrit.

Bila selama 3 hari tidak terjadi perdarahan setelah melakukan perawatan konservatif
maka lakukan mobilisasi bertahap. Pasien dipulangkan bila tetap tidak ada perdarahan. Bila
timbul perdarahan segera bawa ke rumah sakit dan tidak boleh melakukan senggama.
11

b. Penanganan aktif bila :


 Perdarahan banyak tanpa memandang usia kehamilan.
 Umur kehamilan 37 minggu atau lebih.
 Anak mati
Penanganan aktif berupa :
 Persalinan per vaginam.
 Persalinan per abdominal.
Penderita disiapkan untuk pemeriksaan dalam di atas meja operasi (double set up)
yakni dalam keadaan siap operasi. Bila pada pemeriksaan dalam didapatkan :
a) Plasenta previa marginalis
b) Plasenta previa letak rendah
c) Plasenta lateralis atau marginalis dimana janin mati dan serviks sudah matang, kepala
sudah masuk pintu atas panggul dan tidak ada perdarahan atau hanya sedikit perdarahan
maka lakukan amniotomi yang diikuti dengan drips oksitosin pada partus per vaginam
bila gagal drips (sesuai dengan protap terminasi kehamilan). Bila terjadi perdarahan
banyak, lakukan seksio sesar.
c. Penanganan (pasif)
 Tiap perdarahan triwulan III yang lebih dari show harus segera dikirim ke Rumah sakit
tanpa dilakukan suatu manipulasi/UT.
 Apabila perdarahan sedikit, janin masih hidup, belum inpartus, kehamilan belum cukup
37 minggu/berat badan janin kurang dari 2.500 gram persalinan dapat ditunda dengan
istirahat, obat-obatan; spasmolitik, progestin/progesterone, observasi teliti.
 Siapkan darah untuk transfusi darah, kehamilan dipertahankan setua mungkin supaya
tidak prematur
 Bila ada anemia; transfusi dan obat-obatan penambah darah.

Penatalaksanaan kehamilan yang disertai komplikasi plasenta previa dan janin prematur
tetapi tanpa perdarahan aktif, terdiri atas penundaan persalinan dengan menciptakan suasana yang
memberikan keamanan sebesar-besarnyabagi ibu maupun janin. Perawatan di rumah sakit yang
memungkinkan pengawasan ketat, pengurangan aktivitas fisik, penghindaran setiap manipulasi
12

intravaginal dan tersedianya segera terapi yang tepat, merupakan tindakan yang ideal. Terapi yang
diberikan mencangkup infus larutan elektrilit, tranfusi darah, persalinan sesarea dan perawatan
neonatus oleh ahlinya sejak saat dilahirkan.
Pada penundaan persalinan, salah satu keuntungan yang kadang kala dapat diperoleh
meskipun relatif terjadi kemudian dalam kehamilan, adalah migrasi plasenta yang cukup jauh dari
serviks, sehingga plasenta previa tidak lagi menjadi permasalahn utama. Arias (1988) melaporkan
hasil-hasil yang luar biasa pada cerclage serviks yang dilakukan antara usia kehamilan 24 dan 30
minggu pada pasien perdarahan yang disebabkan oleh plasenta previa.
Prosedur yang dapat dilakukan untuk melahirkan janin bisa digolongkan ke dalam dua
kategori, yaitu persalinan sesarea atau per vaginam. Logika untuk melahirkan lewat bedah sesarea
ada dua :
1. Persalinan segera janin serta plasenta yang memungkinakan uterus untuk berkontraksi sehingga
perdarahan berhenti
2. Persalinan searea akan meniadakan kemungkinan terjadinya laserasi serviks yang merupakan
komplikasi serius persalinan per vaginam pada plasenta previa totalis serta parsial.

J. Pengaruh Plasenta Previa Terhadap Kehamilan

a. Karena terhalang oleh placenta maka bagian terbawah janin tidak dapat masuk PAP. Kesalahan-
kesalahan letak; letak sunsang, letak lintang, letak kepala mengapung.
b. Sering terjadi partus prematur; rangsangan koagulum darah pada servix, jika banyak placenta
yang lepas kadar progesterone menurun dan dapat terjadi His, pemeriksaan dalam.

K. Pengaruh Plasenta Previa Terhadap Partus

a. Letak janin yan tidak normal; partus akan menjadi patologis.


b. Bila pada placenta previa lateralis; ketuban pecah/dipecahkan dapat terjadi prolaps funkuli.
c. Sering dijumpai insersi primer.
d. Perdarahan.

L. Pengaruh Plasenta Previa Terhadap Persalinan


a) Seksio Sesarea
Seksio Sesarea merupakan metode persalinan janin yang bisa diterima hampir pada semua
13

kasus plasenta previa. Jika letak janin plasenta cukup jauh di posterior sehingga segmen bawah
uterus dapat diinsisi tranversal tanpa mengenai jaringan plasenta dan jika posisi sefalik, maka insisi
yang disukai adalah insisi transversal.

b) Prognosis
Prematuritas merupakan penyebab utama kematian perinatal, sekalipun penatalaksanaan
plasenta previa seperti yang diharapkan sudah dilakukan.
14

BAB III

TINJAUAN KASUS

FORMAT PENDOKUMENTASIAN
ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN (ANC)

RS. BAITURAHIM Pj. Ruangan : NELI, AM. KEB


NOMOR RM : 07.44.23 Tanggal/Pukul pengkajian : 20 September 2020
Mahasiswa : Sumber informasi tempat pelayanan
NIM : Teman Orang tua/keluarga
Pembimbing : Nakes: … Sendiri

BIODATA
Nama klien/Ibu : Ny. Murni Yanti Nama Suami : Tn. Ramnadi
Amsor Umur : 29 th Umur : 29 th
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : Diploma/Sarjana Pendidikan : Diploma/Sarjana
Pekerjaan : Guru Pekerjaan : Guru
Alamat : Rt. 32 Kel. Murni Alamat : Rt. 17 Kel. Murni
No. Telp/Hp :- No. Telp/Hp : -

Penanggung Jawab
Nama : Tn. Ramnadi Amsor Pekerjaan : Guru
Umur : 29 Th Alamat : Rt. 17. Kel Murni
Hubungan dengan Klien : Suami

A DATA SUBYEKTIF
1 Alasan Kunjungan :
Ibu mengatakan mengeluarkan darah merah segar tanpa terasa nyeri
2 Riwayat Menstruasi
Umur menarche : 10 th, lamanya haid: 5-6 hari, jumlah darah haid: 2x3 ganti pembalut, siklus
haid:28 hari. Teratur/Tidak teratur Konsistensi: Cair, HPHT : 25-04-2020 TP: 02-02-2020.
Masalah lain: -
3 Riwayat Perkawinan
Perkawinan ke: 1 Kawin -1: ….. tahun
Usia saat kawin : 27 tahun
4 Riwayat Kehamilan Sekarang
No Tgl/Th Tempat Umur Jenis Penolong penyu Anak Keadaan
partus Partus hamil persalinan persalinan lit kel/BB anak
sekarang
1 Ini
2
15

5 Riwayat Kehamilan Saat ini : G1… P0… A0… H0


Pertama kali memeriksa kehamilan pada UK : 4 minggu
Di : Puskesmas Oleh : Bidan
Pemeriksaan Saat ini yang ke : 2
16

Masalah yang pernah dialami:


Hamil muda :  mual  muntah perdarahan
Lain – lain: ……
Hamil Tua : pusing sakit kepala perdarahan

Imunisasi:
TT Hepatitis
Lain-lain : …..
Pengobatan/anjuran yang pernah diperoleh selama kehamilan ini:
……..Asam folat, B6 …………………………………….
6 Riwayat Penyakit/operasi yang lalu : (jenis penyakit, operasi, dimana dna kapan)
……….Tidak Ada …………………………………………………………………..
7 Riwayat penyakit keluarga (Ayah, ibu, adik, paman, bibi) yang pernah menderita sakit
Kanker Penyakit hati Hipertensi DM Penyakit ginjal
TBC Epilepsi Kelainan bawaan Alergi Hamil kembar
Penyakit jiwa
 Lain-lain : …tidak ada...........…………

8 Riwayat yang berhubungan dengan masalah kesehatan reproduksi


Infentilitas infeksi virus PMS Servisitis kronis Endrometriosis
Myoma Polip servix Kanker kandungan Operasi kandungan
Perkosaan
 Lain-lain : …tidak ada........... ……

9 Genogram (bila memungkinkan) Ket:

10 Riwayat Keluarga Berencana


Metode KB yang pernah dipakai : tidak pernah Lama :
Komplikasi/masalah : -
11 Pola Makan / Minum / Eliminasi / Istirahat
Makan...............3.............kali/hari ;
17

Minum : ...........8.........gelas/hari ;
Jenis makanan/minuman yang sering dikonsumsi :
nasi, lauk, buah, air putih, ............................................................................
Jenis pantangan :
tidak ada.....................................................................................................................
(bila terdapat gangguan pada pola ma-mi, hitung secara kuantitas/kualitas di lembar lain)
Pola Eliminasi : BAK : 4-5 kali/hari
BAB : 1 kali/hari
Kelainan/masalah yang ditemukan pada pola eliminasi :
Tidak
ada.....................................................................................................................................................
Pola istirahat : Tidur : 7-8 jam/hari : Tidur terakhir jam : ..22.00..........Wib
Masalah/gangguan yang ditemukan pada pola istirahat & Psikososial
tidak ada...........................................................................................
12 Riwayat Psikososial
Psikososial : Penerimaan klien terhadap kehamilan ini :
......diharapkan............................................
Social support dari :  Suami;  Orang tua;  Mertua;  Keluarga lain

B DATA OBYEKTIF
1 PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum :
Sikap Tubuh : Lordosis kiposis skoliosis  normal
Tanda-tanda vital : TD: 110/70mmHg  N :78 x/mnt  S : 36,40C
P : 18 x/mnt
Turgor :  baik kurang jelek
BB sebelum hamil : 56 kg
BB sekarang : 54 kg
Rambut/Kepala:  Bersih Kotor Rontok lain-lain: ....
Mata : Seklera : ikterus  tdk.ikterus
Konjungtiva :  pucat tdk.Pucat
Penglihatan :  jelas kabur Lain-lain.......................
Muka : Hiperpigmentasi Edema  Tdk. Tampak kelainan
Lain-lain:
........................................................................................
Gigi: Palsu Karies  lain-lain: tidak ada
18

Telinga:  Tdk. Tampak kelainan lain-lain: ....


19

Alat bantu dengar


Leher: Pembesaran Kelenjar tiroid Pembesaran V. Jugularis
 Tdk. Tampak kelainan

Payudara : Kemerahan Bengkak


Puting susu : Datar  Menonjol Ke dalam Lecet Kotor
Areola mammae :  Bersih Kotor Hiperpigmentasi
Pengeluaran ASI Kolostrum  Tidak tampak
Abdomen :
Bekas operasi : Ada Tidak ada 
Hepar/Lien: tidak dapat dinilai lain-lain
Striae:  Tidak ada Livide Albikans
Linea:  Alba Nigra Fusca
Tanda-tanda vital : Varices Edema  Tidak ada

Dingin pucat Kebiruan  Normal

PEMERIKSAAN KHUSUS
PALPASI
- Tinggi fundus : 3 0 cm balotemen +
- Bagian terdapat dalam Fundus : leopold 1 = teraba datar, keras, memanjang leopol 2 = kanan
ibu teraba lunak, kurang bulat, dan tidak melentin, leopold 3 = teraba bagian kecil-kecil janin

- Pergerakan : aktif
- kontraksi : tidak ada
AUSKULTAS
- DJJ :134x/mnt . Teratur Tidak teratur Kuat Lemah
PERKUSI
Repleks patella : kanan /kiri +/+
Ano-genetalia
- Vulva :  Bersih Kotor Varises Edema
20

- Pengeluaran :  Tdk.ada darah-lendir keputihan


Air ketuban, karakteristik ………………………………………….
Darah, Karakteristik ……………………………………………….
- Hemorroid :  Tdk.ada Ada, jelaskan ………………………………….
- Lain-lain : tidak ada
2 Pemeriksaan Penunjang
Hb: 10 gr/dL CT/BT: / Ht: Gol darah: A
Lain-lain: tidak dilakukan
Urine protein: - Reduksi : -
Lain-lain:
CTG: USG:
Ro:
3 Hal-hal yang masih perlu dikaji, tetapi tidak tercantum diformat:
LILA : 28 cm
C Diagnose dan Masalah
Dx: G1P0A0 hamil 32 minggu janin tunggal hidup, intra uterin dengan plasenta previa
M: Ibu mengatakan mengeluarkan darah merah segar tanpa terasa nyeri
21

DIAGNOSA NAMA
TANGGAL/
DAN PERENCANAAN &
PKL.
MASALAH PARAF

20 – 09 – G1P0A0 ibu 1) Lakukan informed consent

2020 hamil 33 2) Lakukan pemeriksaan menggunakan APD level 1

11.00 Wib minggu janin 3) Jelaskan pada ibu dan suami tentang hasil

tunggal hidup, pemeriksaan

intra uterin 4) Jelaskan pada ibu untuk perbaikan kurangnya

dengan cairan/darah

mengatakan 5) Jelaskan pada ibu untuk melakukan rawat inap,

mengeluarkan tirah baring

darah segar 6) Jelaskan pada ibu untuk melakukan pemeriksaan

kehitaman USG

tanpa terasa 7) Berikan KIE tentang perbaikan anemia

nyeri 8) Anjurkan kepada ibu untuk menyiapkan sarana

tranfusi

9) Anjurkan ibu untuk hindari pekerjaan berat

10) Anjurkan ibu untuk kunjungan ulang berikutnya

atau datang kembali bila ada keluhan ke rumah

sakit

11) Lakukan pendokumentasian


22

TANGGAL/ DIAGNOSA NAMA


PKL. DAN PELAKSANAAN &
MASALAH PARAF

20-09-2020 G1P0A0 ibu 1) Melakukan Informed consent

11.00 Wib hamil 33 2) Menggunakan APD level 1 pada saat pemeriksaan

minggu janin yaitu handscoon, faceshild, masker, baju kerja dan

tunggal hidup, alas kaki, sesuai dengan protokol kesehatan

intra uterin pencegahan Covid-19, serta pasien menggunakan

dengan masker.

mengatakan 3) Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa

mengeluarkan usia kehamilan saat ini 33 minggu, kondisi ibu

darah segar mengalami anemia ringan dilihat dari hasil

kehitaman pemerikasaan Hb yaitu 10,9 gr% , dan janin dalam

tanpa terasa keadaan hidup.

nyeri 4) Menjelaskan pada ibu untuk segera dilakukan

pemasangan infus untuk memberikan cairan yang

kurang, (NaCl 0,9% / Ringer Laktat)

5) Menjelaskan pada ibu untuk segera dilakukan nya

rawat inap dan tirah baring

6) Menjelaskan pada ibu melakukan pemeriksaan

USG untuk menentukan implantasi plasenta, usia

kehamilan, letak dan presentasi janin


23

7) Menganjurkan kepada ibu untuk meminum obat

yang akan diberikan, yaitu: Sulfas Ferosus atau

Ferous Fumarat per oral 60 mg selama 1 bulan

8) Menjelaskan pada ibu untuk menyiapkan sarana

transfusi

9) Menganjurkan ibu untuk istirahat cukup dan

teratur, menghindari pekerjaan berat.

10) Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang

berikutnya atau datang kembali bila ada keluhan

ke pelayanan kesehatan.

11) Melakukan pendokumentasian atas asuhan yang

telah dilakukan.
24

TANGGAL/ DIAGNOSA
DAN EVALUASI NAMA &
PKL.
MASALAH PARAF
20 – 09–2020 G1P0A0 ibu 1) Ibu setuju dengan tindakan yang akan

11.00 Wib hamil 33 minggu dilakukan

janin tunggal 2) Ibu memahami bahwa ibu mengalami

hidup, intra plasenta previa

uterin dengan 3) Ibu memahami bahwa hb ibu termasuk

plasenta previa anemia ringan

4) Ibu setuju dan bersedia untuk dilakukan

prosedur pemasangan infus untuk

penambahan cairan yang hilang

5) Ibu memahami dan menyetujui untuk

dilakukan nya rawat inap dan istirahat

total

6) Ibu menyetujui untuk dilakukan nya

pemeriksaan USG untuk menentukan

implantasi plasenta, usia kehamilan, letak

dan presentasi janin

7) Ibu bersedia mengkonsumsi suplemen

Sulfas Ferosus atau Ferous Fumarat per

oral 60 mg selama 1 bulan


25

8) Ibu bersedia dan menyetujui untuk

mempersiapkan sarana untuk

dilakukannya transfusi

9) Ibu bersedia untuk bedrest total dan

menghindari pekerjaan berat

10) Ibu bersedia datang untuk kunjungan

ulang sesuai tanggal dan jika ada keluhan

11) Dokumentasi telah dilakukan.


26

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Plasenta previa merupakan implantasi plasenta di bagian bawah sehingga

menutupi ostium uteri internum, serta menimbulkan perdarahan saat

pembentukan segmen bawah rahim. Pada plasenta pervia, jaringan plasenta

tidak tertanam dalam korpus uteri jauh dari ostium internum servisis, tetapi

terletak sangat dekat atau pada ostium internum tersebut. Klasifikasi plasenta

previa yaitu Plasenta previa totalis. Plasenta previa lateralis, marginalis dan

plasenta previa letak rendah. Derajat plasenta previa akan tergantung kepada

luasnya ukuran dilatasi serviks saat dilakukan pemeriksaan. Penyebab plasenta

previa secara pasti sulit ditentukan, tetapi ada beberapafaktor yang

meningkatkan risiko terjadinya plasenta previa, misalnya bekasoperasi rahim

(bekas sesar  atau operasi mioma), sering mengalami infeksirahim (radang

panggul), kehamilan ganda,  pernah plasenta previa, atau kelainan bawaan

rahim. Gejala yang paling sering terjadi pada  plasenta previa berupa

pendarahan jadi kejadian yang paling khas pada plasenta previa adalah

pendarahan tanpa nyeri biasanya baru terlihat setelah trimester kedua atau

sesudahnya.

B. Saran

Tugas yang berjudul “Plasenta Previa” akhirnya dapat terselesaikan.

Makalah ini  penulis susun dengan segenap usaha agar dapat bermanfaat bagi

kita semua, khususnya mahasiswa Program DIV alih jenjang kebidanan kelas A.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan. Hal tersebut

dikarenakan keterbatasan pengetahuan serta kurangnya informasi yang di dapat

oleh penulis. Maka dari itu, penulis mengharapkan kritik serta saran yang

sifatnya membangun demi perbaikan makalah ini. Penulis mengucapkan terima


27

kasih kepada narasumber yang karyanya telah dijadikan sebagai referensi dan

kepada pihak - pihak yang telah memfasilitasi sarana dan prasarana serta telah

mendukung kami sehingga makalah ini selesai tepat waktu dan sesuai dengan

apa yang kami hara Plasenta previa menurut Depkes RI (1996)


28

DAFTAR PUSTAKA

Menurut Manuaba (2008) Implantasi plasenta di segmen bawah rahim dan gaat darurat

obstetri dan ginekologisosial untuk profesi bidan jakart EGC

Menurut Wiknjosastro (2006), penyebab kematian ibu

Harry oxorn dan wiliam R. foorte ilmu kebidanan patologi dan fisiologi persalinan

Hacker, Neville F/J George moore M.D intisari ilmu kebidanan jakarta widya mediaka

1998

Prawiraharjo , sarwono ilmu kebidanan jakarta yayasan bina pustaka 1976

Prof .R. sulaiman sastrawinata obstetri patologi 1981

Doengoes, marilynn, E, dkk, 2001 rencana perwatan maternal / bayi edisi 2 jakarta EGC

Prawiraharjo S, Haniva W. 2002 kebidanan dalam masa lampau kini dan kelak dalam ;

ilmu kebidanan edisi III, jakarta yayasan bina pustaka Sarwono Prawiraharjo

Anda mungkin juga menyukai