DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .....................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
B. Rumusan masalah.................................................................................................2
C. Tujuan....................................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN
A. Penertian................................................................................................................1
B. Kalsifikasi...............................................................................................................2
C. Etiologi....................................................................................................................3
F. patofisiologi............................................................................................................6
H. komplikasi .............................................................................................................8
BAB IV PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Plasenta previa memiliki prevalensi kejadian sekitar 5.2 per 1000 kehamilan.
Plasenta previa meningkatkan risiko mortalitas dan morbiditas ibu dan bayi karena
previa terjadi tidak hanya selama kehamilan, tapi juga pada saat setelah sectio
caesarea. Komplikasi utama yang menimbulkan perdarahan yang cukup banyak dan
fatal akibat plasenta previa adalah kejadian plasenta aktreta akibat dari plasenta
Faktor lain yang dapat mempengaruhi frekuensi pasenta previa yaitu paritas.
seluruh bagian jalan lahir. Hasil penelitian oleh Ahmed tentang kejadian plasenta
previa di Sudan dan Saudi Arabia pada ibu multipara >3 memiliki risiko 28.75%
Persalinan sectio caesarea menjadi salah satu faktor dalam meningkatkan keselamatan ibu dalam.
Riwayat persalinan sectio caesarea dapat menjadi salah satu faktor kejadian plasenta previa, dikarenakan
jaringan parut yang terbentuk pada endometrium kelak mengakibatkan endometrium tidak siap sebagai
tempat implantasi plasenta Penyebab terpenting kematian maternal di Indonesia adalah perdarahan 40-60%,
infeksi 20-30% dan keracunan kehamilan 20-30%, sisanya sekitar 5% disebabkan penyakit lain yang
memburuk saat kehamilan atau persalinan.Perdarahan sebagai penyebab kematian ibu terdiri atas
perdarahan antepartum dan perdarahan postpartum. Perdarahan antepartum merupakan kasus gawat darurat
yang kejadiannya berkisar 3% dari semua persalinan, penyebabnya antara lain plasenta previa, solusio
Plasenta previa adalah plasenta yang implantasinya tidak normal, sehingga menutupi seluruh atau
sebagian ostium internum kasus ini masih menarik dipelajari terutama di negara berkembang termasuk
Indonesia, karena faktor predisposisi yang masih sulit dihindari, prevalensinya masih tinggi serta punya
andil besar dalam angka kematian maternal dan perinatal yang merupakan parameter pelayanan kesehatan.
Di RS Parkland didapatkan prevalensi plasenta previa 0,5%. Clark dkk (1985) melaporkan prevalensi
plasenta previa 0,3%. Nielson dkk (1989)dengan penelitian prospektif menemukan 0,33% plasenta previa
dari 25.000 wanita yang bersalin di Indonesia berkisar 2-7%, sedang di RS Sanglah kejadiannya 2,7%.
Plasenta previa pada kehamilan prematur lebih bermasalah karena persalinan terpaksa; sebagian
kasus disebabkan oleh perdarahan hebat, sebagian lainnya oleh proses persalinan. Prematuritas merupakan
penyebab utama kematian perinatal sekalipun penatalaksanaan plasenta previa sudah dilakukan dengan
benar. Di samping masalah prematuritas, perdarahan akibat plasenta previa akan fatal bagi ibu jika
B. Rumusan Masalah
berikut :
5
C. Tujuan
Dengan dibuatnya makalah ini diharapkan mahasiswa mampu memahami dan membuat asuhan
kebidanan persalinan dengan Plasenta Previa. Tujuan dari pembuatan makalah ini, selaian untuk
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Plasenta previa adalah plasenta yang letaknya abnormal yaitu pada segmen bawah uterus
sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan lahir (FKUI, 2000).
Plasenta previa adalah plasenta yang ada didepan jalan lahir (prae = di depan ; vias = jalan).
Jadi yang dimaksud A ( Menurut Prawiroharjo 1992).
Plasenta previa merupakan implantasi plasenta di bagian bawah sehingga menutupi ostium
uteri internum, serta menimbulkan perdarahan saat pembentukan segmen bawah rahim. (Menurut
Cunningham 2006).
Placenta Previa adalah keadaan dimana placenta berimplantasi pada tempat abnormal yakni
pada segmen bawah rahim, sehingga menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan/ostium uteri
internal (OUI). Pada plasenta pervia, jaringan plasenta tidak tertanam dalam korpus uteri jauh dari
ostium internum servisis, tetapi terletak sangat dekat atau pada ostium internum tersebut.
B. Klasifikasi
Klasifikasi plasenta previa berdasarkan terabanya jaringan plasenta melalui pembukaan jalan
lahir pada waktu atau derajat abnormalitas tertentu
1) Plasenta previa totalis : bila ostium internum servisis seluruh pembukaan jalan lahir tertutup
oleh plasenta.
2) Plasenta previa lateralis : ostium internum servisis bila hanya sebagian pembukaan jalan lahir
tertutup oleh plasenta.
3) Plasenta previa marginalis : bila pinggir plasenta berada tepat pada pinggir pembukaan jalan
lahir.
4) Plasenta previa letak rendah : bila plasenta berada 3-4 cm diatas pinggir pembukaan jalan lahir.
Derajat plasenta previa akan tergantung kepada luasnya ukuran dilatasi serviks saat
dilakukan pemeriksaan. Perlu ditegaskan bahwa palpasi digital untuk mencoba memastikan
Plasenta Previa hubungan yang selalu berubah antara tepi plasenta dan ostium internum ketika
serviks berdilatasi, dapat memicu terjadinya perdarahan hebat.
7
C. Etiologi
Menurut Manuaba (2003), penyebab terjadinya plasenta previa diantaranya adalah mencakup
:
a) Perdarahan (hemorrhaging).
b) Usia lebih dari 35 tahun.
c) Multiparitas.
d) Pengobatan infertilitas.
e) Multiple gestation.
f) Erythroblastosis.
g) Riwayat operasi/pembedahan uterus sebelumnya.
h) Keguguran berulang.
i) Status sosial ekonomi yang rendah.
j) Jarak antar kehamilan yang pendek.
k) Merokok.
Penyebab plasenta previa secara pasti sulit ditentukan, tetapi ada beberapa faktor yang
meningkatkan risiko terjadinya plasenta previa, misalnya bekasoperasi rahim (bekas sesar atau
operasi mioma), sering mengalami infeksirahim (radang panggul), kehamilan ganda, pernah plasenta
previa, atau kelainan bawaan rahim.
Jadi Kejadian yang paling khas pada plasenta previa adalah pendarahan tanpa nyeri biasanya
baru terlihat setelah trimester kedua atau sesudahnya. Namun demikian, banyak peristiwa abortus
mungkin terjadi akaibat lokasi abnormal plasenta yang sedngan tumbuh.
Plasenta Previa Penyebab pendarahan perlu ditegaskan kembali. Kalau plasenta terletak pada
ostium internum, pembentukan segmen bawah uterus dan dilatasi ostium internum tanpa biasa
dielakkan akan mengakibatkan robekan pada tempat pelekantan plasenta yang diikuti oleh
pendarahan dari pembuluh- pembuluh darah uterus. Pendarahan tersebut diperberat lagi dengan
ketidakmampuan serabut- serabut otot miometrium segmen bawah uterus untuk mengadakan
kontaksi dan retraksi agar bias menekan bembuluh darah yang rupture sebagaimana terjadi secara
normal ketika terjadi pelepasan plasenta dari dalam uterus yang kosong pada kala tiga persalinan.
Akibat pelekatan yang abnormal seperti terlihat pada plasenta akreta, atau akibat daerah
pelekatan yang sangat luas, maka proses perlekatan plasenta kadangkala terhalang dan kemudian
dapat terjadi pendarahan yang banyak setelah bayi dilahirkan. Pendarahan dari tempat implantasi
plasenta dalam segmen bahwa uterus dapat berlanjut setelah plasentah dilahirkan, mengingat segmen
bahwa uterus lebih cendrung memiliki kemampuan kontraksi yang jelek dibandingkan korpus uteri.
Sebagai akibatnya, pembuluh darah memintas segmen bahwa kurang mendapat kompresi.
Pendarahan dapat terjadi pula akibat laserasi pada bagian bahwa uterus dan serviks yang rapuh,
khususnya pada usaha untuk mengeluarkan plasenta yang melekat itu secara manual.
3. Terlambat implantasi :
Endometrium fundus kurang subur.
Terlambatnya tumbuh kembang hasil konsepsi dalam bentuk blastula yang siap untuk
nidasi.
F. Patofisiologi
Seluruh plasenta biasanya terletak pada segmen atau uterus. Kadang-kadang bagian atau
seluruh organ dapat melekat pada segmen bawah uterus, dimana hal ini dapat diketahui sebagai
plasenta previa. Karena segmen bawah agak merentang selama kehamilan lanjut dan persalinan,
dalam usaha mencapai dilatasi serviks dan kelahiran anak, pemisahan plasenta dari dinding uterus
sampai tingkat tertentu tidak dapat dihindarkan sehingga terjadi pendarahan.
H. Komplikasi
Menurut Roeshadi (2004), kemungkinan komplikasi yang dapat ditimbulkan dari adanya
plasenta previa adalah sebagai berikut :
a. Pada ibu dapat terjadi :
Perdarahan hingga syok akibat perdarahan
Anemia karena perdarahan
Plasentitis
Endometritis pasca persalinan
b. Pada janin dapat terjadi :
Persalinan premature
Asfiksia berat
a. Konservatif bila :
Kehamilan kurang 37 minggu.
Perdarahan tidak ada atau tidak banyak (Hb masih dalam batas normal).
Tempat tinggal pasien dekat dengan rumah sakit (dapat menempuh perjalanan selama 15
menit).
Bila selama 3 hari tidak terjadi perdarahan setelah melakukan perawatan konservatif
maka lakukan mobilisasi bertahap. Pasien dipulangkan bila tetap tidak ada perdarahan. Bila
timbul perdarahan segera bawa ke rumah sakit dan tidak boleh melakukan senggama.
11
Penatalaksanaan kehamilan yang disertai komplikasi plasenta previa dan janin prematur
tetapi tanpa perdarahan aktif, terdiri atas penundaan persalinan dengan menciptakan suasana yang
memberikan keamanan sebesar-besarnyabagi ibu maupun janin. Perawatan di rumah sakit yang
memungkinkan pengawasan ketat, pengurangan aktivitas fisik, penghindaran setiap manipulasi
12
intravaginal dan tersedianya segera terapi yang tepat, merupakan tindakan yang ideal. Terapi yang
diberikan mencangkup infus larutan elektrilit, tranfusi darah, persalinan sesarea dan perawatan
neonatus oleh ahlinya sejak saat dilahirkan.
Pada penundaan persalinan, salah satu keuntungan yang kadang kala dapat diperoleh
meskipun relatif terjadi kemudian dalam kehamilan, adalah migrasi plasenta yang cukup jauh dari
serviks, sehingga plasenta previa tidak lagi menjadi permasalahn utama. Arias (1988) melaporkan
hasil-hasil yang luar biasa pada cerclage serviks yang dilakukan antara usia kehamilan 24 dan 30
minggu pada pasien perdarahan yang disebabkan oleh plasenta previa.
Prosedur yang dapat dilakukan untuk melahirkan janin bisa digolongkan ke dalam dua
kategori, yaitu persalinan sesarea atau per vaginam. Logika untuk melahirkan lewat bedah sesarea
ada dua :
1. Persalinan segera janin serta plasenta yang memungkinakan uterus untuk berkontraksi sehingga
perdarahan berhenti
2. Persalinan searea akan meniadakan kemungkinan terjadinya laserasi serviks yang merupakan
komplikasi serius persalinan per vaginam pada plasenta previa totalis serta parsial.
a. Karena terhalang oleh placenta maka bagian terbawah janin tidak dapat masuk PAP. Kesalahan-
kesalahan letak; letak sunsang, letak lintang, letak kepala mengapung.
b. Sering terjadi partus prematur; rangsangan koagulum darah pada servix, jika banyak placenta
yang lepas kadar progesterone menurun dan dapat terjadi His, pemeriksaan dalam.
kasus plasenta previa. Jika letak janin plasenta cukup jauh di posterior sehingga segmen bawah
uterus dapat diinsisi tranversal tanpa mengenai jaringan plasenta dan jika posisi sefalik, maka insisi
yang disukai adalah insisi transversal.
b) Prognosis
Prematuritas merupakan penyebab utama kematian perinatal, sekalipun penatalaksanaan
plasenta previa seperti yang diharapkan sudah dilakukan.
14
BAB III
TINJAUAN KASUS
FORMAT PENDOKUMENTASIAN
ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN (ANC)
BIODATA
Nama klien/Ibu : Ny. Murni Yanti Nama Suami : Tn. Ramnadi
Amsor Umur : 29 th Umur : 29 th
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : Diploma/Sarjana Pendidikan : Diploma/Sarjana
Pekerjaan : Guru Pekerjaan : Guru
Alamat : Rt. 32 Kel. Murni Alamat : Rt. 17 Kel. Murni
No. Telp/Hp :- No. Telp/Hp : -
Penanggung Jawab
Nama : Tn. Ramnadi Amsor Pekerjaan : Guru
Umur : 29 Th Alamat : Rt. 17. Kel Murni
Hubungan dengan Klien : Suami
A DATA SUBYEKTIF
1 Alasan Kunjungan :
Ibu mengatakan mengeluarkan darah merah segar tanpa terasa nyeri
2 Riwayat Menstruasi
Umur menarche : 10 th, lamanya haid: 5-6 hari, jumlah darah haid: 2x3 ganti pembalut, siklus
haid:28 hari. Teratur/Tidak teratur Konsistensi: Cair, HPHT : 25-04-2020 TP: 02-02-2020.
Masalah lain: -
3 Riwayat Perkawinan
Perkawinan ke: 1 Kawin -1: ….. tahun
Usia saat kawin : 27 tahun
4 Riwayat Kehamilan Sekarang
No Tgl/Th Tempat Umur Jenis Penolong penyu Anak Keadaan
partus Partus hamil persalinan persalinan lit kel/BB anak
sekarang
1 Ini
2
15
Imunisasi:
TT Hepatitis
Lain-lain : …..
Pengobatan/anjuran yang pernah diperoleh selama kehamilan ini:
……..Asam folat, B6 …………………………………….
6 Riwayat Penyakit/operasi yang lalu : (jenis penyakit, operasi, dimana dna kapan)
……….Tidak Ada …………………………………………………………………..
7 Riwayat penyakit keluarga (Ayah, ibu, adik, paman, bibi) yang pernah menderita sakit
Kanker Penyakit hati Hipertensi DM Penyakit ginjal
TBC Epilepsi Kelainan bawaan Alergi Hamil kembar
Penyakit jiwa
Lain-lain : …tidak ada...........…………
Minum : ...........8.........gelas/hari ;
Jenis makanan/minuman yang sering dikonsumsi :
nasi, lauk, buah, air putih, ............................................................................
Jenis pantangan :
tidak ada.....................................................................................................................
(bila terdapat gangguan pada pola ma-mi, hitung secara kuantitas/kualitas di lembar lain)
Pola Eliminasi : BAK : 4-5 kali/hari
BAB : 1 kali/hari
Kelainan/masalah yang ditemukan pada pola eliminasi :
Tidak
ada.....................................................................................................................................................
Pola istirahat : Tidur : 7-8 jam/hari : Tidur terakhir jam : ..22.00..........Wib
Masalah/gangguan yang ditemukan pada pola istirahat & Psikososial
tidak ada...........................................................................................
12 Riwayat Psikososial
Psikososial : Penerimaan klien terhadap kehamilan ini :
......diharapkan............................................
Social support dari : Suami; Orang tua; Mertua; Keluarga lain
B DATA OBYEKTIF
1 PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum :
Sikap Tubuh : Lordosis kiposis skoliosis normal
Tanda-tanda vital : TD: 110/70mmHg N :78 x/mnt S : 36,40C
P : 18 x/mnt
Turgor : baik kurang jelek
BB sebelum hamil : 56 kg
BB sekarang : 54 kg
Rambut/Kepala: Bersih Kotor Rontok lain-lain: ....
Mata : Seklera : ikterus tdk.ikterus
Konjungtiva : pucat tdk.Pucat
Penglihatan : jelas kabur Lain-lain.......................
Muka : Hiperpigmentasi Edema Tdk. Tampak kelainan
Lain-lain:
........................................................................................
Gigi: Palsu Karies lain-lain: tidak ada
18
PEMERIKSAAN KHUSUS
PALPASI
- Tinggi fundus : 3 0 cm balotemen +
- Bagian terdapat dalam Fundus : leopold 1 = teraba datar, keras, memanjang leopol 2 = kanan
ibu teraba lunak, kurang bulat, dan tidak melentin, leopold 3 = teraba bagian kecil-kecil janin
- Pergerakan : aktif
- kontraksi : tidak ada
AUSKULTAS
- DJJ :134x/mnt . Teratur Tidak teratur Kuat Lemah
PERKUSI
Repleks patella : kanan /kiri +/+
Ano-genetalia
- Vulva : Bersih Kotor Varises Edema
20
DIAGNOSA NAMA
TANGGAL/
DAN PERENCANAAN &
PKL.
MASALAH PARAF
11.00 Wib minggu janin 3) Jelaskan pada ibu dan suami tentang hasil
dengan cairan/darah
kehitaman USG
tranfusi
sakit
dengan masker.
transfusi
ke pelayanan kesehatan.
telah dilakukan.
24
TANGGAL/ DIAGNOSA
DAN EVALUASI NAMA &
PKL.
MASALAH PARAF
20 – 09–2020 G1P0A0 ibu 1) Ibu setuju dengan tindakan yang akan
total
dilakukannya transfusi
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
tidak tertanam dalam korpus uteri jauh dari ostium internum servisis, tetapi
terletak sangat dekat atau pada ostium internum tersebut. Klasifikasi plasenta
previa yaitu Plasenta previa totalis. Plasenta previa lateralis, marginalis dan
plasenta previa letak rendah. Derajat plasenta previa akan tergantung kepada
rahim. Gejala yang paling sering terjadi pada plasenta previa berupa
pendarahan jadi kejadian yang paling khas pada plasenta previa adalah
pendarahan tanpa nyeri biasanya baru terlihat setelah trimester kedua atau
sesudahnya.
B. Saran
Makalah ini penulis susun dengan segenap usaha agar dapat bermanfaat bagi
kita semua, khususnya mahasiswa Program DIV alih jenjang kebidanan kelas A.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan. Hal tersebut
oleh penulis. Maka dari itu, penulis mengharapkan kritik serta saran yang
kasih kepada narasumber yang karyanya telah dijadikan sebagai referensi dan
kepada pihak - pihak yang telah memfasilitasi sarana dan prasarana serta telah
mendukung kami sehingga makalah ini selesai tepat waktu dan sesuai dengan
DAFTAR PUSTAKA
Menurut Manuaba (2008) Implantasi plasenta di segmen bawah rahim dan gaat darurat
Harry oxorn dan wiliam R. foorte ilmu kebidanan patologi dan fisiologi persalinan
Hacker, Neville F/J George moore M.D intisari ilmu kebidanan jakarta widya mediaka
1998
Doengoes, marilynn, E, dkk, 2001 rencana perwatan maternal / bayi edisi 2 jakarta EGC
Prawiraharjo S, Haniva W. 2002 kebidanan dalam masa lampau kini dan kelak dalam ;
ilmu kebidanan edisi III, jakarta yayasan bina pustaka Sarwono Prawiraharjo