HISTEREKTOMI ABDOMINAL
OLEH
KELOMPOK 6
MARIA FRANSISKA
DINI HARDIANTI
HIKMA RIFANY
FARCE
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan
terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik pikiran maupun materinya.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami.
Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca
demi kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Tujuan pembelajaran
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian
B. Indikasi dan kontraindikasi
C. Klasifikasi Histerekomi
D. Patofisiologi
E. Pemeriksaan Diagnostik
F. Teknik Operasi Histerektomi
G. Prosedur Histerektomi
H. Efek Samping dan Komplikasi
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Histerektomi berasal dari bahasa yunani yakni hystera yang berarti “rahim” dan
ektmia yang berarti “pemotongan”. Histerektomi berarti operasi pengangkatan
rahim. Beberapa keadaan yang memerlukan pengangkatan rahim :
1. Mioma uteri
2. Endometriosis berat dan Adenomiosis
3. Kanker mulut rahim dan badan rahaim
4. Kanker indung telur
Pelaksanaan histerektomi dengan pendekatan vaginal sebagai cara pengangkatan
kandungan untuk meningkatkan kualitas hidup perempuan dianggap lebih baik
dibanding dengan teknik yang lain. Para dokter bedah ginekologi mempunyai
kewajiban memberikan akses cara operasi yang paling baik yang bisa dilakukan
dalam suasana klinis yang ada. (Prof Dr dr H Ibnu Pranoto SpOG(K) SpAnd
‘Histerektomi Vaginal sebagai Cara Pengangkatan Kandungan untuk
Meningkatkan Kualitas Hidup Wanita’. dalam histerektomi maka jalan yang
paling baik pendekatan vaginal atau histerektomi vaginal yang merupakan rute
primer paling baik.
Histerektomi abdominal merupakan tindakan operasi yang invasif pada
perempuan dengan kelainan ginekologik. Prosedur terbaru yaitu histerektomi
laparoskopik memerlukan kemampuan operasi yang tinggi, sedang histerektomi
vaginal tidak memiliki luaran yang lebih buruk dan dinilai lebih aman.
B. Tujuan pembelajaran
1. Untuk mengetahui pengertian histerektomi abdominal
2. Untuk mengetuhui Praoperatif histerektomi abdominal
3. Untuk mengetahui Intra histerektomi abdominal
4. Untuk mengetahui Pascaoperatif histerektomi abdominal
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
1. Indikasi
a. Ruptur uteri
b. Perdarahan yang tidak dapat dikontrol dengan cara-cara yang ada,
misalnya pada :
1) Atonia uteri
2) Afibrinogenemia atau hipofibrinogenemia pada solusio plasenta dan
lainnya.
3) Couvelaire uterus tanpa kontraksi.
4) Arteri uterina terputus.
5) Plasenta inkreta dan perkreta.
6) Hematoma yang luas pada rahim.
c. Infeksi intrapartal berat.
d. Pada keadaan ini biasanya dilakukan operasi Porro, yaitu uterus
dengan isinya diangkat sekaligus.
e. Uterus miomatosus yang besar.
2. Kontraindikasi
a. Atelektasis
b. Luka infeksi
c. Infeksi saluran kencing
d. Tromoflebitis
e. Embolisme paru-paru.
f. Terdapat jaringan parut, inflamasi, atau perubahan endometrial
pada adneksa
g. Riwayat laparotomi sebelumnya (termasuk perforasi appendix)
dan abses pada cul-de-sac Douglas karenadiduga terjadi
pembentukan perlekatan.
C. Klasifikasi Histerekomi
Pada histerektomi jenis ini, rahimn diangkat, tetapi mulut rahim (serviks)
tetap dibiarkan. Oleh karena itu, penderita masih dapat terkena kanker
mulut rahim sehingga masih perlu pemeriksaan pap smear (pemeriksaan
leher rahim) secara rutin.
2. Histerektomi total
4. Histerektomi radikal
D. Patofisiologi
E. Pemeriksaan Diagnostik
1. USG
1. Histerektomi abdominal
2. Histerektomi vaginal
3. Histerektomi laparoskopi
G. Prosedur Histerektomi
1. Persiapan urogenital
2. Obat-obat Premedikal
a. Status klien
b. Hasil-hasil laboratorium
4. Persiapan psikologis
b. Persiapan Operasi
1. Inform Concent
2. Puasa
Pada operasi kecil, tidak perlu ada perawatan khusus. Hanya perlu puasa
beberapa jam sebelum operasi dan makan makanan ringan yang mudah
dicerna malam hari sebelumnya. Pada operasi besar, pada hari akan
dilakukan operasi, pasien hanya mendapatkan terapi cairan saja. Pada
persiapan praoperatif penderita malnutrisi, juga diberikan hiperalimentasi
per oral atau intravena.
4. Persiapan kulit
5. Persiapan vagina
c. Prosedur Histerektomi
1. Efek Samping
Efek samping yang utama dari histerektomi adalah bahwa seorang wanita
dapat memasuki masa menopause yang disebabkan oleh suatu operasi,
walaupun ovariumnya masih tersisa utuh. Sejak suplai darah ke ovarium
berkurang setelah operasi, efek samping yang lain dari histerektomi yaitu
akan terjadi penurunan fungsi dari ovarium, termasuk produksi progesterone.
a. Perdarahan intraoperatif
Biasanya tidak terlalu jelas, dan ahli bedah ginekologis sering kali
kurang dalam memperkirakan darah yang hilang (underestimate). Hal
tesebut dapat terjadi, misalnya, karena pembuluh darah mengalami
retraksi ke luar dari lapangan operasi dan ikatannya lepas.
c. Kerusakan ureter
d. Kerusakan usus
2. Komplikasi
a. Hemoragik
b. Thrombosis vena
c. Infeksi
d. Pembentukan fistula
a. Pencegahan perlekatan
b. Drainase
J. Penatalaksanaan
1. Preoperative
Setengah bagian abdomen dan region pubis serta perineal
dicukur dengan sangat cermat dan dibersihkan dengan sabun dan air
(beberapa dokter bedah tidak menganjurkan pencukuran pasien).
Traktus intestinal dan kandung kemih harus dikosongkan sebelum
pasien dibawa keruang operasi untuk mencegah kontaminasi dan
cidera yang tidak sengaja pada kandung kemih atau traktus intestinal.
Edema dan pengirigasi antiseptic biasanya diharuskan pada malam
hari sebelum hari pembedahan, pasien mendapat sedative. Medikasi
praoperasi yang diberikan pada pagi hari pembedahan akan membantu
pasien rileks.
2. Postoperative
Kasdu, Dini. 2008. Solusi Problem Wanita Dewasa. Jakarta: Puspa Swara
Bagian obstetri & gineekologi FK. Unpad. 1993. Ginekologi. Bandung : Elstar
Saifudin, Abdul Bari, dkk. 2001. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo &
JNKKR-POGI.
Carpenito, Lynda Juall, 2000. Buku saku Keperawatan, edisi 8. EGC. Jakarta
http://jama.ama-assn.org/content/291/12/1526.full.pdf+html
http://www.nature.com/bjc/journal/v90/n9/full/6601763a.html