Anda di halaman 1dari 14

KELOMPOK 3

Subjudul

1. NADIA SRI DAMAYANTI


2. ADRIANSYAH NOCH
3. RIFKA ZULFIANI LATINAPA
4. CITA SETYO DEWI
5. YANNI MANNI
6. MAISURI
DEFINISI
 Diaper Dermatitis (Ruam popok) adalah kelainan peradangan kulit yang
terjadi pada daerah yang tertutup oleh popok, umumnya terjadi pada bayi
atau anak-anak (Juniriana, 2007).
 Menurut Sholeh (2008) Diaper Dermatitis (Ruam popok) adalah infeksi kulit
karena terkena paparan urine dan feses yang terus-menerus ditambah
dengan gesekan popok yang bersifat disposable (diapers).
 Diaper Dermatitis adalah gangguan kulit yang bias timbul pada bayi berupa
ruam kulit, bercak kemerahan meradang disertai kulit yang bersisik, berbintil,
bahkan melepuh, gatal dan perih pada kulit bayi (Muslihatun, 2010).
 menurut Andi (2012) ruam popok adalah iritasi atau peradangan pada
bokong bayi yang ditandai dengan warna kemerahan dan gatal yang umum
terjadi bila bayi mengalami diare.
ETIOLOGI
 Diaper Dermatitis atau yang disebut juga ruam popok merupakan salah satu
masalah kulit anak, penyakit ini disebabkan oleh beberapa factor seperti
factor fisik, kimiawi, enzimatik, dan biologic (kuman dalam urine dan feses),
dan juga disebabkan oleh pemakaian popok yang tidak benar diantaranya :

1. Penggunaan popok yang terlalu lama


2. Tidak segera mengganti popok setelah bayi atau
balita buang air besar, bila feses dan urin
bercampur dapat membentuk ammonia
MANIFESTASI KLINIS

 Gejala yang ditimbulkan pada Diaper Rush karena


kontak dengan iritan
 Gejala yang ditimbulkan akibat gesekan yang terus-
menerus pada popok
 Gejala yang ditimbulkan pada Diaper Rush karena
jamur candida albicans
PATOFISIOLOGI
 Dermatitis popok disebabkan oleh kontak yang lama dan berulang dengan iritan(mis, urine feses,
sabun, detergen, salep dan gesekan ). Waluapun iritan pada mayoritas insidensia dalah urine dan
feses, komponen spesifik yang menyebabkan iritasi meliputi kombinasi dari berbagai factor. Kontak
kulit yang lama dengan popok basah menghasilakan lebih banyak gesekan, kerusakan abrasi yang
lebih besar, meningkatkan permeabilitas trans epidermal, dan meningkatkan jumlah mikroba. Oleh
sebab itu, kulit yang kurang sehat menjadi kurang resisten terhadap kemungkinan iritan.
 Walaupun ammonia pernah diduga menyebabkan ruam popok karena kaitan antara bau yang kuat
pada popok dan dermatitis, ammonia saja tidaklah cukup. Fungsi penting urine berhubungan dengan
peningkatan PH akibat pemecahan urea jika terdapat urease feses. Peningkatan PH meningkatkan
aktifitas enzim fekal, terutama protease dan lipase, yang bertindak sebagai iritan lain dalam feses
 Erupsi pada dermatitis popok dapat dimanesfestasikan terutama pada permukaaan cembung atau
pada lipatan. Lesi dapat muncul dalam berbagai tipe dan konfigurasi erupsi menyerang kulit yang
kontak dekat dengan popok (misalnya, permukaan cembung bokong, paha bagian dalam, mons
pubis, dan skrotum) tetapi pada umumnya erupsi pada lipatan kulit disebabkan oleh iritan kimia,
terutama dari urine dan feses. Penyebab lain adalah detrgen atau sabun dari popok kain yang tidak
di bilas dengan bersih atau bahan kimia pada kain basuhan sekali pakai. Dermatitis popok yang
terjadi sampai perianal biasanya di sebabkan oleh iritasi kimia akibat feses. Terutama feses diare.
Infeksi candida albicans menimbulkan inflamasi perianal dengan lesi seperti satelit.
KOMPLIKASI
 Dysuria, yaitu rasa sakit yang timbul saat buang
air kecil
 Retensio urine, yaitu tidak bias buang air kecil.
Hal ini biasanya terjadi karena adanya rasa
sakit, maka akan menahan keinginanya untuk
buang air kecil
PENATALAKSANAAN
Penggunaan popok
1. Hygiene yang baik dan menjaga daerah popok tetap
kering
2. Popok sebaiknya diganti lebih sering, minimal tiap 2 jam
3. Daerah popok dibersihkan dengan aquous cream dan air

Terapi spesifik
1. Dianjurkan kortikosteroid topical potensi rendah dan krim
2. pelindung, Hidrokortison 1% 2x sehari selama 3-5hari
3. Clotrimazole 1% atau miconazole 2% jika curiga super infeksi
dengan candida.
4. Hidrokortison dan anti jamur dioleskan bersamaan 2x sehari pada
saat mengganti popok, lalu dioles barrier ointment diatasnya.
5. Hidrokortison 1% dengan bahan dasar ointment
PENCEGAHAN
 Tujuan untuk mengurangi kontak antar kulit dengan bahan iritan
 Semakin sering popok diganti, semakin kecil kemungkinan terkena dermatitis.
 Ganti popok setelah BAB/BAK untuk membatasi jumlah bahan iritan dan
mencegah tercampurnya feses dan urin.
 Penggunaan popok daya serap kuat mengurangi kelembapan pada daerah
popok.
 Pencucian dan gosokkan berlebihan daerah popok dapat mengiritasi kulit.
 Setelah BAB/BAK cuci dengan air hangat dan pembersih ringan, tapi hentikan
pemakaian selama DPIP episode sedang –berat untuk cegah iritasi.
 Tersedia lotion, krim, atau ointment yang mengandung emolin, dapat ditambah
kaolin, talk atau zink oxide mengurangi gesekan dan absorbs bahan iritan.
PENYIMPANGAN KDM
NCP
NCP
NCP
NCP

Anda mungkin juga menyukai