Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH TENTANG KONSEP PSIKOTIK GELANDANGAN

MATA KULIAH KEPERAWATAN JIWA 2

OLEH :

KELOMPOK 1

NAMA NIM
Neny Veronika Leisubun R011191021
Ardiansyah Noch R011191045
Rabia M. R011191052
La Demi R011191082
Misnah Mochtar R011191133
Riska Rofiqa R011191142

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR

TAHUN 2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kemudahan
untuk kami dalam menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Shalawat dan salam
juga kami haturkan kepada junjungan besar Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-nantikan
syafa’atnya di akhirat nanti.

Makalah yang kami selesaikan ini adalah tugas dari mata kuliah Keperawatan Jiwa 2
dengan judul makalah “Gelandangan Psikotik”. Kami menyadari bahwa makalah ini masih
jauh dari kesempurnaan, sehingga kritik dan saran dari Dosen dan Pembaca sangat kami
harapkan untuk kesempurnaan makalah ini. Dan apabila ada kesalahan penulisan dalam
makalah ini, kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Terima kasih kami ucapkan kepada semua pihak yang telah membantu dalam
menyelesaian makalah kami ini. Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima
kasih

Makassar, 17 Oktober 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Tujuan

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Definisi

2.2 Faktor Penyebab

2.3 Manifestasi Klinis

2.4 Masalah Sosial Psikotik Gelandangan

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

3.2 Saran
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Diantara problem sosial saat ini yang menjadi beban berat pembangunan
nasional adalah gelandangan (Arif Rohman, 2010). Dampak modernisasi,
industrialisasi dan kemajuan ilmu pengetahuan serta teknologi telah mengubah
tatanan kehidupan masyarakat sehingga ditengarai berpengaruh langsung terhadap
timbul dan berkembangnya gejala yang disebut gelandangan. Gelandangan boleh jadi
dampak sosial, ketika orang tidak mampu beradaptasi dengan perubahan pada
gilirannya dapat menimbulkan ketegangan (stress) pada dirinya. Ketegangan
merupakan faktor pencetus, penyebab atau akibat dari suatu penyakit mental,
sehingga taraf kesehatan fisik dan kesehatan jiwa seseorang dapat terkurang atau
menurun (Hawari, 1997).
Dalam peraturan perundang-undangan juga sudah diatur dengan jelas mengenai
gelandangan psikotik yaitu dalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan. Gelandangan Psikotik dalam peraturan perundang-undangan tersebut
dikategorikan gangguan jiwa. Secara eksplisit, pasal yang mengatur mengenai
gelandangan psikotik yaitu pasal 149 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009.
Mengatasi penyandang gangguan psikis menjadi penting terutama disaat kondisi krisis
ekonomi dan moral seperti saat ini. Pengelolaan pembangunan kesejahteraan sosial
memang menjadi tugas, wewenang, dan tanggung jawab pemerintah daerah seiring
dengan pelaksanaan otonomi daerah. Akan tetapi tidak kalah penting juga, peran
masyarakat melalui organisasi kemasyarakatan, lembaga swadaya, organisasi lainnya
untuk ikut berpartisipasi dalam mengatasi permasalahan kesejahteraan sosial
khususnya masalah penyandang gangguan psikis.

1.2 Tujuan
1. Mampu mengetahui dan memahami pengertian masalah psikotik gelandangan
2. Mampu mengetahui dan memahami faktor penyebab psikotik gelandangan
3. Mampu mengetahui dan memahami manifestasi klinis psikotik gelandangan
4. Mampu mengetahui dan memahami psikotik gelandangan sebagai masalah sosial
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian
Kata gelandangan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) memiliki artian
orang yang tidak mempunyai pekerjaan dan tempat tinggal yang tetap. Mereka hidup
dibawah kolom jembatan dan mereka makan dari hasil mengemis atau mengais dari
sisa-sisa sampah yang bisa untuk dimakan. Sedangkan kata Psikotik adalah
gangguan jiwa yang ditandai dengan ketidakmampuan individu menilai kenyataan
yang terjadi dalam artian seseorang tersebut sudah tidak bisa membedakan antara
kenyataan dan khayalan. Psikotik (Sakit Jiwa) adalah bentuk disorder mental atau
kegalauan jiwa yang dicirikan dengan adanya disintegrasi kepribadian dan terputusnya
hubungan jiwa dengan realita (Kartono, 1981). Seseorang dikatakan sakit jiwa apabila
ia tidak mampu lagi berfungsi secara wajar dalam kehidupan sehari-harinya di rumah
atau dilingkungan sosialnya. Gelandangan sebagai identitas sosial merupakan orang-
orang yang hidup dalam keadaan yang tidak sesuai dengan norma kehidupan yang
layak dalam masyarakat setempat serta tidak mempunyai tempat tinggal dan
pekerjaan yang tetap di wilayah tertentu dan hidup mengembara di tempat umum (PP
Nomor 31 Tahun 1980).
Penyebutan istilah gelandangan psikotik adalah penderita gangguan jiwa kronis
yang keluyuran di jalan-jalan umum, dapat mengganggu ketertiban umum dan
merusak keindahan lingkungan. Menurut Permensos RI Nomor 8 tahun 2012, Psikotik
Gelandangan adalah seseorang yang hidup dalam keadaan tidak sesuai dengan
norma kehidupan yang layak dalam masyarakat mempunyai tingkah laku
aneh/menyimpang dari norma-norma yang ada atau seseorang bekas penderita
penyakit jiwa yang telah mendapat pelayanan medis dan telah mendapat surat
keterangan sembuh dan tidak mempunyai keluarga/kurang mampu serta perlu
mendapat bantuan untuk hidup. Kriteria gelandangan psikotik : hidup menggelandang
di tempat-tempat umum terutama di kota-kota, kehadirannya tidak diterima keluarga
dan masyarakat disekitarnya, tempat tinggal tidak tetap seperti beranda toko, kolong
jembatan, terminal dan lainnya, sering mengamuk dan berbicara sendiri,
penampilannya dibawah sadar atau tidak sesuai dengan norma di dalam masyarakat
misalnya tidak menggunakan pakaian, memakan makanan dari sisa-sisa tempat
sampah, tidak mempunyai pekerjaan
2.2 Faktor Penyebab Psikotik Gelandangan
 Keluarga tidak peduli
 Keluarga malu
 Keluarga tidak tahu
 Obat tidak diberikan
 Tersesat ataupun karena urbanisasi yang gagal

2.3 Manifestasi Klinis Psikotik Gelandangan


 Tubuh yang kotor sekali
 Rambutnya seperti sapu ijuk
 Pakaiannya compang-camping
 Membawa bungkusan besar yang berisi macam-macam barang
 Bertingkah laku aneh seperti tertawa sendiri
 Sukar diajak berkomunikasi

2.4 Psikotik Gelandangan sebagai Masalah Sosial


Karakteristik masalah sosial Menurut Horton & Leslie (dalam Suharto, 2010)
masalah sosial adalah suatu kondisi yang dirasakan banyak orang, tidak
menyenangkan serta menuntut pemecahan melalui aksi sosial secara kolektif.
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa masalah sosial memiliki karakteristik
sebagai berikut :
1. Kondisi yang dirasakan banyak orang. Suatu masalah baru dapat dikatakan
sebagai masalah sosial apabila kondisinya dirasakan oleh banyak orang.
2. Kondisi yang dinilai tidak menyenangkan. Menurut paham hedonisme, orang yang
cenderung mengulang sesuatu yang menyenangkan dan menghindari sesuatu
yang tidak menyenangkan. Penggunaan narkotika, minuman keras bahkan bunuh
diri adalah masalah apabila nilai atau masyarakat menganggapnya sebagai
sesuatu yang buruk atau bertentangan dengan aturan-aturan umum
3. Kondisi yang menuntut pemecahan. Umumnya suatu kondisi dianggap perlu
dipecahkan jika masyarakat merasa bahwa kondisi tersebut memang dapat
dipecahkan.
4. Pemecahan tersebut harus dilakukan melalui aksi sosial secara kolektif. Masalah
sosial hanya dapat diatasi melalui rekayasa sosial, seperti aksi sosial, kebijakan
sosial, atau perencanaan sosial karena penyebab dan akibatnya bersifat
multidimensional dan menyangkut banyak orang.
Fenomena sosial gelandangan psikotik dapat ditemui secara langsung di
sepanjang jalan, trotoar, jembatan, dipasar, maupun pusat pertokoan. Gelandangan
psikotik yang hidupnya secara nomaden dilingkungan masyarakat serta memiliki
keterbelakangan mental (gangguan jiwa) ini sangat merugikan masyarakat sekitar dan
pemerintah.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Gelandangan Psikotik merupakan masalah sosial dimana seseorang hidup
secara gelandangan di jalanan dengan masalah gangguan jiwa. Terdapat beberapa
faktor penyebab gelandangan psikotik antara lain karena Keluarga tidak peduli,
Keluarga malu, Keluarga tidak tahu, Obat tidak diberikan, Tersesat ataupun karena
urbanisasi yang gagal. Gelandangan psikotik ini menjadi masalah sosial karena
masyarakat ikut merasakan efeknya dengan merasa tidak nyaman, tidak senang
dengan kondisi tersebut, dituntut untuk pemecahan masalah gelandangan psikotik.

3.2 Saran
Keterlibatan profesi perawat dalam mengatasi masalah gelandangan psikotik ini
sangat perlu. Keterlibatannya berupa pemberian intervensi keperawatan terutama
gelandangan psikotik yang telah dilakukan rehabilitasi di panti sosial atau rumah sakit
jiwa. Selain itu, lembaga-lembaga pemerintah dan swasta perlu untuk terlibat dalam
mengatasi masalah gelandangan psikotik secara menyeluruh, agar gelandangan
psikotik tersebut dapat memperoleh haknya sebagai manusia dan mendapatkan
kesejahteraan.

Anda mungkin juga menyukai