Anda di halaman 1dari 29

OBAT OBAT

IMMUNOLOGY
D III KEBIDANAN POLTEKES KEMENKES
PADANG
A. PENGERTIAN IMMUNOLOGY
Imunologi adalah ilmu yang mencakup kajian
mengenai semua aspek sistem imun (kekebalan) pada
semua organisme.
Imunologi memiliki berbagai penerapan pada
berbagai disiplin ilmu dan karenanya dipecah menjadi
beberapa subdisiplin seperti : malfungsi sistem imun
pada gangguan imunologi (penyakit autoimun,
hipersensitivitas, defisiensi imun, penolakan allograft);
karakteristik fisik, kimiawi, dan fisiologis komponen-
komponen sistem imun.
Imunologi juga di katakan sebagai suatu bidang ilmu
yang luas yang meliputi penelitian dasar dan
penerapan klinis , membahas masalah antigen,
antibodi, dan fungsi – fungsi berperantara sel terutama
yang berhubungan dengan imunitas terhadap penyakit
, reaksi biologik yang bersifat hipersensitif, alergi dan
penoloakan jaringan asing.
B. PENYAKIT IMMUNOLOGY
1. Alergi atau Hipersensitivitas
Pengertian
Alergi atau hipersensitivitas adalah kegagalan kekebalan tubuh
di mana tubuh seseorang menjadi hipersensitif dalam bereaksi
secara imunologi terhadap bahan-bahan yang umumnya non
imunogenik.
Reaksi alergi terjadi ketika tubuh salah mengartikan zat yang
masuk sebagai zat yang berbahaya. Sejalan dengan definisi ini,
alergi makanan merupakan reaksi sistem kekebalan yang terjadi
segera setelah mengonsumsi makanan tertentu.
Bahkan sejumlah kecil makanan penyebab alergi dapat memicu
tanda dan gejala seperti masalah pencernaan, gatal-gatal atau
bengkak saluran udara. Pada beberapa orang, alergi makanan
dapat menyebabkan gejala parah atau bahkan reaksi yang
mengancam nyawa yang dikenal sebagai anafilaksis.
Kadang, alergi makanan disalah artikan dengan kondisi yang
lebih umum terjadi, yaitu intoleransi terhadap makanan.
Intoleransi terhadap makanan kondisinya lebih ringan dari alergi
karena tidak melibatkan sistem kekebalan tubuh.
Macam-macam alergi
1. Alergi makanan
Alergi makanan adalah merupakan respon alamiah imun
tubuh yang bersifat negatif terhadap protein dari makanan yang
kita konsumsi.
makanan yang paling banyak menyebabkan reaksi alergi
yaitu makanan yang berasal dari laut, seperti udang, lobster,
kepiting, ikan dan telur, kacang polong Pada anak-anak,
penyebab alergi makanan yang paling sering yaitu telur, susu,
kacang
2. Alergi obat-obatan
Jenis alergi ini disebabkan oleh penggunaan obat-obatan
tertentu. Reaksi alergi obat merupakan reaksi alergi di mana
system kekebalan tubuh bereaksi secara berlebihan terhadap
obat-obatan tertentu yang dikonsumsi oleh seseorang. yang
diberikan tubuh pun sangat keras.
Contohnya dapat menyebabkan gatal-gatal, terdapat
bercak-bercak merah pada kulit, mual dan muntah. Obat yang
berpotensi menimbulkan alergi antara lain antibiotic alergi
(sulfonamid), vaksin , dan obat non alergik ( kontras x-ray, aspirin,
antibiotic, dan obat tekanan darah tinggi.
3. Alergi debu
Alergi debu disebabkan ketidakbiasaan tubuh dalam
menerima kehadiran debu. Hal ini dapat menimbulkan
penderita dapat mengalami bersin-bersin dalam frekuensi
yang sering, flu, rasa gatal, dan hidung tersumbat.

4. Alergi suhu udara (dingin/panas)


Alergi ini diakibatkan oleh alergen udara.
Ketidakmampuan sistem imun menerima udara dingin
misalnya dapat mengakibatkan jaringan dalam hidung
menjadi bengkak, sehingga hidung pun menjadi tersumbat.
Alergi dingin terjadi karena pelepasan histamine dalam
jumlah yang cukup besar yang kemudian menyerang system
kekeBalan tubuh. Reaksi terjadi ketika seseorang terkena
paparan langsung udara dingin atau air dingin atau ketika
terjadi suatu perubahan suhu yang drastic.
Gejala yang dapat dialami jika seseorang menderita alergi
udara adalah seringnya mengalami bersin-bersin, gatal-gata,
mata merah dan berair. Dalam kondisi tertentu, mucul alergi
yang disebut urtikaria. Gejalanya adalah gatal-gatal dan
muncul bentol akibat udara dingin.
5. Alergi musiman &Alergi yang terjadi terus menerus
Musiman (hay fever) yang umumnya
disebabkan kontak dengan allergen dari luar
rumah seperti benang sari, debu, polusi udara atau
asap. Serta Rinitis Alergi yang terjadi terus menerus
(parennial) yang diakibatkan karena kontak
dengan allergen yang sering berada di rumah
misalnya kutu debu rumah, debu parabot, bulu
binatang peliharaan serta bau-bauan yang
menyengat
6. Alergi zat kimia tertentu.
Tanda dan Gejala alergi
Gejala-gejala alergi bisa mulai dari ringan ke sangat
serius adalah :
1. Hives atau welts, ruam, blisters, atau masalah kulit
disebut eksim. Ini adalah yang paling umum gejala
alergi obat.
2. Batuk, wheezing, Hidung, dan kesulitan bernapas.
3. demam.
4. Kulit melepuh dan mengelupas. Masalah ini disebut
racun berhubung dgn kulit necrolysis, dan dapat
membawa maut jika tidak dirawat.
5. Anaphylaxis, yang merupakan reaksi paling
berbahaya. Dapat membawa maut, dan Anda akan
memerlukan perawatan darurat. Gejala, seperti hives
dan kesulitan bernapas, biasanya muncul dalam
waktu 1 jam setelah minum obat, reaksi cepat tanpa
perawatan, Anda dapat masuk ke shock.
LANJUTAN...
Gambaran lain yang menandakan adanya alergi adalah :
1. Adanya penonjolan kemerahan, seperti orang terkena cacar
2. Adanya biduran
3. Adanya kemerahan pada kulit yang disertai dengan sisik kulit.
4. Adanya perdarahan dalam kulit, seperti kemerahan pada penderita demam
berdarah dengue.
5. Adanya radang pada pembulih darah (vaskulitis)
6. Adanya rekasi kemerahan karena kontak dengan sinar matahari
7. Adanya penonjolan bernanah seperti jerawat.
8. Kelainan lain gawat darurat, seperti kulit seperti terbakar yang dalam klinik
disebut nekrolisis epidermal toksik.

Kebanyakan gejala reaksi alergi menghilang tak lama setelah berhenti eksposur.
Reaksi alergi yang paling parah disebut anafilaksis. Anafilaksis dapat mengancam jiwa
dan memerlukan perhatian medis segera. Penanganan cepat sangat penting untuk
anafilaksis. Jika tidak ditangani secara cepat, anafilaksis dapat menyebabkan koma
atau kematian Gejala dapat berkembang pesat.
Dalam anafilaksis, alergen menyebabkan reaksi alergi seluruh tubuh yang dapat
mencakup:
1. Gatal-gatal dan gatal-gatal di seluruh (bukan hanya di daerah terbuka)
2. Mengi atau sesak napas
3. Suara serak atau sesak di tenggorokan
4. Kesemutan di tangan, kaki, bibir, atau kulit kepala
Faktor yang berperan dalam alergi yaitu :
1. Faktor Internal
• a. Imaturitas usus secara fungsional (misalnya dalam fungsi-fungsi :
asam lambung, enzym-enzym usus, glycocalyx) maupun fungsi-
fungsi imunologis (misalnya : IgA sekretorik)
• b. Genetik berperan dalam alergi makanan.
• c. Mukosa dinding saluran cerna belum matang yang menyebabkan
penyerapan alergen bertambah.

2. Fakor Eksternal
• a. Faktor pencetus : faktor fisik (dingin, panas, hujan), faktor psikis (sedih,
stress) atau beban latihan (lari, olah raga).
• b. Contoh makanan yang dapat memberikan reaksi alergi menurut
prevalensinya: ikan 15,4%; telur 12,7%; susu 12,2%; kacang 5,3% dll.
• c. Hampir semua jenis makanan dan zat tambahan pada makanan
dapat menimbulkan reaksi alergi.

3. Faktor Risiko
• a. Riwayat keluarga.
• b. Alergi makanan masa lalu
• c. Alergi lain
• d. Usia
• e. Asma
Pengobatan
1. Farmakologis
a. Adrenergik
Yang termasuk obat-obat adrenergik adalah katelokamin ( epinefrin,
isoetarin, isoproterenol, bitolterol ) dan nonkatelomin ( efedrin, albuterol,
metaproterenol, salmeterol, terbutalin, pributerol, prokaterol dan fenoterol ). Inhalasi
dosis tunggal salmeterol dapat menimbulkan bronkodilatasi sedikitnya selam 12 jam,
menghambat reaksi fase cepat maupun lambat terhadap alergen inhalen, dan
menghambat hiperesponsivitas bronkial akibat alergen selama 34 jam.

b. Antihistamin
Obat dari berbagai struktur kimia yang bersaing dengan histamin pada
reseptor di berbagai jaringan. Karena antihistamin berperan sebagai antagonis
kompetitif mereka lebih efektif dalam mencegah daripada melawan kerja
histamine.

c. Kromolin Sodium
Kromolin sodium adalah garam disodium 1,3-bis-2-hidroksipropan. Zat ini
merupakan analog kimia obat khellin yang mempunyai sifat merelaksasikan otot
polos. Obat ini tidak mempunyai sifat bronkodilator karenanya obat ini tidak efektif
unutk pengobatan asma akut. Kromolin paling bermanfaat pada asma alergika
atau ekstrinsik.

d. Kortikosteroid
Kortikosteroid adalah obat paling kuat yang tersedia untuk pengobatan
alergi. Beberapa pengaruh prednison nyata dalam 2 jam sesudah pemberian
peroral atau intravena yaitu penurunan eosinofil serta limfosit prrimer. Steroid topikal
mempunyai pengaruh lokal langsung yang meliputi pengurangan radang, edema,
produksi mukus, permeabilitas vaskuler, dan kadar Ig E mukosa.
2. Nonfarmakologis
a. Menjaga kebersihan lingkungan rumah, karena banyak
terdapat debu, kiti, dn tungau
b. bertebrana.
c. jangan membiarkan hewan berbulu masuk rumah.
d. Hindari Pemakaian pakaian yang terbuar dari wol atau
bulu
e. Hindari yang mengahasilkan serbul/polen lebih banyalk
f. Tidak lupa memakai masker saat berkendara
g. Jika memiliki alergi terhadap makanan, hindari
makanan yang dapat meyebeabkan alergi
h. Rajinlah berolahraga agar suhu lebih hangat
i. Konsumsi jahe dengan madu karena jahe merupakan
antihistamin alami
j. Kondisikan suhu ruangan tetap stabil.
Informasi Obat
1. Cholpheniramine Maleate
2. Hydrocortisone
2. Autoimun
Pengertian
Dari segi bahasa auto artinya diri sendiri, dan imun artinya
system pertahanan tubuh, jaadi pengertian autoimun adalah
system pertahanan tubuh mengalami gangguan sehingga
menyerang sl-sel tubuh itu sendiri.
Autoimunitas adalah respon imun terhadap antigen
tubuh sendiri yang disebabkan oleh menkanisme normal yang
gagal berperan untuk mempertahankan self-tolerance sel B, sel T
atau keduanya. Respon imun terlalu aktif menyebabkan
disfungsi imun, menyerang bagian dari tubuh tersebut dan
merupakan kegagalan fungsi sistem kekebalan tubuh yang
membuat badan menyerang jaringannya sendiri.
Autoimun sendiri dalam menyerang jaringan tubuh dibagi
menjadi dua yaitu organ spesifik dan non organ spesifik. Organ
spesifik manakala sistem imun tubuh hanya fokus menyerang
satu organ tertentu saja, penyerangan ini masih tergolong
ringan. Sedangkan non organ spesifik adalah sistem imun tubuh
menyerang hampir beberapa atau bahkan bisa keseluruhan
organ dalam tubuh, penyerangan ini termasuk yang tergolong
kritis.
Penyebab Autoimun
1. Faktor Keturunan / Genetika. Diantara penyebab umum yang terjadi
ketika seseorang menderita autoimun adalah karena bawaan dari lahir
atau faktor keturunan. Bisa jadi penyakit turunan tersebut dari pihak ibu
atau ayah
2. Gaya hidup kurang sehat, semisal mengkomsumsi makanan yang
cepat saji dan meminum alkohol
3. Jenis kelamin: seorang perempuan lebih beresiko terkena autoimun
dibandingkan dengan laki-laki.
4. Infeksi. Kemungkinan seseorang terkena infeksi dari luar kemudian tidak
ditangani secara langsung.

Faktor Berpengaruh pada Perkembangan Penyakit Autoimun


• Genetik, yaitu haplotipe HLA tertentu meningkatkan risiko penyakit
Autoimun.
• Jenis kelamin (Gender), yaitu wanita lebih sering daripada pria.
• Infeksi, yaitu virus Epstein-Barr, mikroplasma, Streptococcus, Klebsiella,
Malaria dan lain lain berhubungan dengan beberapa penyakit
Autoimun.
• Sifat Auto Antigen, yaitu enzim dan protein (Heat Shock Protein) sering
sebagai antigen sasaran, mungkin bereaksi silang dengan antigen
mikroba.
• Obat-Obatan, yaitu sebagian besar penyakit Autoimun terjadi pada usia
dewasa.
Jenis-jenis Penyakit Autoimun
1. Penyakit Anemia Hemolitik Autoimun
Penyakit ini menyerang sel darah merah. Ditandai dengan gejala anemia
(Berkurangnya jumlah sel darah merah) menyebabkan kepenatan,
kelemahan dan sakit kepala ringan. Limfa mungkin membesar.

2. Penyakit Bullous Pemphigoid


Penyakit ini menyerang kulit. Ditandai dengan lepuh besar yang dikeilingi
oleh area bengkak yang merah terbentuk di kulit gatal biasa. Dengan
pengobatan prognosis baik.

3. Penyakit Syndrom GoodPasture


Penyakit ini menyerang parup-paru dan ginjal, ditandai dengan gejala
seperti pendeknya nafas,batuk darah, kepenatan, bengkak, dan gatal.
Prognosis baik jika pengobatan dilakukan sebelum kerusakan paru-paru
atau ginjal.

4. Penyakit Graves
Penyakit ini menyerang kelenjar tiroid. Ditandai dengan kelenjar gondok
membesar, menghasilkan kadar tinggi hormone tiroid (hypertiroidism).
Gejala mungkin termasuk detak jantung cepat tidak tahan panas,tremor,
kehilangan berat badan, dan kecemasan. Dengan prognosis baik.
5. Penyakit Tiroiditis Hashimoto
Penyakit ini menyerang kelenjar tiroid, ditandai dengan kelenjar gondok
meradang dan rusak, menghasilkan kadar hormone tiroid rendah
(Hypotioridism). Gejala seperti berat badan bertambah, kulit kasar, tidak
tahan dingin, dan mengantuk. Pengobatan seumur hidup dengan hormone
tiroid.
6. Penyakit Multiple Sclerosis
Penyakit ini menyerang otak dan spinal cord. Ditandai dengan seluruh sel
saraf yang terkena, rusak. Akibatnya, sel tidak bisa meneruskan sinyal saraf
seperti biasanya, gejala mungkin termasuk kelemahan, sensai abnormal,
kegamangan, masalah dengan pandangan kekejangan otot dan sukar
menahan hajat.
7. Penyakit Myasthenia Gravis
Penyakit ini menyerang koneksi antara saraf dan otot. Ditandai dengan otot
mata melemah dan mudah lelah.
8. Penyakit Pemphigus
Penyakit ini menyerang kulit. Ditandai dengan lepuh besar yang terbentuk di
kulit. Gangguan bisa mengancam hidup.
9. Penyakit Pernicious Anemia
Penyakit ini menyerang sel tertentu di sepanjang perut. Ditandai dengan
kerusakan pada sel sepanjang perut membuat kesulitan menyerap vitamin
B12 (Vitamin B12 perlu untuk produksi sel darah tua dan pemeliharaan sel
saraf). Apabila tanpa tali tulang belakang mungkin rusak, akhirnya
menyebabkan kehilangan sensasi, kelemahan, dan sukar menahan hajar,
risiko kanker perut bertambah. Pengobatan dengan prognosis baik.
10. Penyakit Rheumatoid Arthtitis
• Penyakit ini menyerang sendi atau jaringan lain seperti jaringan
paru-paru, saraf, kulit dan jantung. Banyak gejala mungkin
terjadi, termasuk demam, kepenatan, rasa sakit sendi, sendi kaku,
pendeknya nafas, rasa sakit dada, dan bengkak dibawah kulit.
Prognosis bervariasi.
11. Penyakit Systemic Lupus Erythematosus (Lupus)
• Penyakit ini menyerang sendi, ginjal, kulit, paru-paru, jantung,
otak dan sel darah. Ditandai dengan gejala anemia, seperti
kepenatan, sakit kepala ringan, pendeknya nafas, gatal, rasa
sakit dada.
12. Penyakit Diabetes Mellitus
• Penyakit ini menyerang Sel Beta dari pancreas (yang
memproduksi insulin). Ditandai dengan Gejala mungkin termasuk
dehidrasi, selera makan berkurng, seperti komplikasi bervariasi
dengan jangka panjang. Pengobatan dengan pemberia insulin.
13. Penyakit Vasculitis
• Penyakit ini menyerang pembuluh darah, vascultis bisa
memengaruhi pembuluh darah di salah satu bagian tubuh (saraf,
kepala, kulit, ginjal, paru-paru,dan usus). Gejala eperti bercak,
rasa sakit abdominal, kehilangan berat badan ,rasa sakit dada,
sakit kepala, dan mata kabur.
gejala-gejala awal penyakit
autoimun yakni :
• Rasa lelah
• Nyeri otot
• Pembengkakan dan kemerahan
pada bagian tubuh tertentu
• Demam ringan
• Kesulitan berkonsentrasi
• Rasa baal dan kesemutan pada
tangan dan kaki
• Kerontokan rambut
Pengobatan
1. Non farmakologi
Seperti diketahui ada banyak jenis penyakit
autoimun, oleh sebab itu penanganan pada penyakit
autoimun sangat bergantung pada jenis penyakit
autoimun yang dialami. Tujuan penanganan pada
sebagian besar penyakit autoimun adalah untuk
mengontrol respons imun yang berlebih dan
mengurangi peradangan yang terjadi.
Penderita penyakit autoimun juga dianjurkan
mengonsumsi diet dengan gizi seimbang, melakukan
olahraga secara rutin, serta mengelola stres dengan
lebih sehat. Pola hidup lebih sehat akan sangat
membantu menjaga kondisi kesehatan tubuh secara
keseluruhan.
2. Farmakology
a. Imunosupresan
Imunosupresan adalah kelompok obat-obatan yang dapat menekan atau
melemahkan sistem imun tubuh. Beberapa jenis obat dalam kelompok ini
digunakan untuk mengatasi gangguan autoimun.
Obat-obatan imunosupresan lain juga digunakan untuk menurunkan risiko
penolakan tubuh terhadap transplantasi atau pencangkokan organ.
Misalnya, dalam dalam transplantasi jantung, hati, atau ginjal. Obat-obatan
ini disebut dengan obat anti-rejeksi.
Indikasi
Tiga indikasi utama :
• Mencegah penolakan tranplantasi organ Penyakit autoimun .
• Sebagian kecil bersifat sitotoksis dan digunakan sebagai antikanker.
• Menekan aktivitas sistem imun dengan jalan interaksi di berbagai titik dari
sistem tersebut.
Efek samping dan interaksi obat imunosupresan
Efek samping dan interaksi imunosupresan dapat berbeda
tergantung jenis obat yang dikonsumsi. Anda dianjurkan berkonsultasi
dengan dokter terkait kemungkinan efek samping obat yang akan
diresepkan untuk mengatasi masalah yang diderita. Pastikan Anda juga
menyampaikan obat atau suplemen yang sedang dikonsumsi untuk
menghindari interaksi obat.
munosupresan dapat melemahkan sistem imun. Dengan begitu,
risiko infeksi mungkin dapat terjadi. Hubungi dokter dengan
segera apabila Anda mengalami gejala infeksi berikut:
• Demam atau menggigil
• Rasa sakit di sisi punggung bagian bawah
• Sulit buang air kecil
• Sakit saat buang air kecil
• Sering buang air kecil
• Rasa lelah atau lemah yang tidak biasa

Peringatan konsumsi imunosupresan, termasuk untuk bumil dan


busui
Imunosupresan dapat memicu masalah pada orang-orang
dengan kondisi kesehatan tertentu. Sampaikan pada dokter
masalah medis yang diderita, sebelum mengonsumsi obat
imunosupresan. Beberapa masalah medis tersebut, misalnya:
• Alergi pada obat tertentu
• Memiliki riwayat cacar api atau cacar air
• Menderita gangguan hati atau ginjal
Selain itu, untuk ibu hamil dan
menyusui, beberapa jenis obat
imunosupresan dapat menyebabkan
cacat pada janin. Beberapa obat lain
juga dapat memicu risiko yang
mungkin lebih ringan selama periode
kehamilan dan masa laktasi.
Untuk itu, konsultasikan pula
pada dokter jika Anda berencana
hamil sebelum mengonsumsi
imunosupresan. Begitu juga jika Anda
sedang hamil saat harus mengonsumsi
obat-obatan ini.
Contoh obat immunosupresan
Dosis Imunosupresan Berikut ini adalah dosis obat ini untuk
beberapa masalah kesehatan:
1. Azathioprine
Azathioprine dapat digunakan untuk mengobati rheumatoid
arthritis dan sebagai obat antipenolakan bagi orang-orang yang
pernah menjalani transplantasi ginjal. Dalam miositis, biasanya
diminum dan paling baik dikonsumsi dengan makanan untuk
menghindari sakit perut. Awal dosis biasanya sebanyak 50
miligram dua kali sehari, kemudian dosisnya ditingkatkan 50
miligram setiap dua sampai empat minggu. Obat ini mungkin
diperlukan dalam waktu hingga enam bulan sampai gejala
membaik.
2. Tacrolimus
• Tacrolimus adalah obat yang juga dikembangkan sebagai
obat antipenolakan untuk transplantasi organ. Obat bekerja
dengan cara menghambat produksi interleukin-2 (IL-2),
molekul yang mendorong perkembangan dan proliferasi sel T
dalam sistem kekebalan tubuh. Obat ini digunakan sebagai
pengobatan lini kedua pada miositis, terutama untuk pasien
yang memiliki penyakit paru-paru interstitial. Tacrolimus
diminum dengan dosis 1 mg dua kali sehari dan ditingkatkan
perlahan sampai kadar darah yang optimal tercapai.
3. Mycophenolate
• Mofetil Obat ini digunakan untuk mencegah
penolakan pada pasien transplantasi organ dan untuk
mengobati penyakit autoimun lainnya. Dalam myositis,
biasanya diminum secara oral dengan dosis sebanyak
250-500 miligram dua kali sehari, kemudian dosis
ditingkatkan secara bertahap menjadi dosis 2000-3000
miligram per hari. Penderita masalah ginjal sebaiknya
menggunakan dosis yang lebih rendah. Dosis obat
untuk penyakit autoimun dan masalah kesehatan
yang telah dijelaskan di atas hanya beberapa, tetapi
masih ada banyak golongan obat dari imunosupresan
yang tidak dijelaskan di sini.

Anda mungkin juga menyukai