Anda di halaman 1dari 4

Definisi Reaksi Alergi (Reaksi Hipersensitivitas) adalah reaksi-reaksi dari sistem kekebalan yang

terjadi ketika jaringan tubuh yang normal mengalami cedera/terluka.

SEPUTAR REAKSI HIPERSENSITIVITAS (ALERGI)

Nuzulul Hikmah, I Dewa Ayu Ratna Dewanti Bagian Biomedik Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Jember 2015 link :
file:///C:/Users/Ridha/AppData/Local/Packages/Microsoft.MicrosoftEdge_8wekyb3d8bbwe/
TempState/Downloads/2063-1-4071-1-10-20151215%20(1).pdf

Pengertian Hipersensitivitas

Alergi atau hipersensitivitas adalah kegagalan kekebalan tubuh di mana tubuh seseorang menjadi
hipersensitif dalam bereaksi secara imunologi terhadap bahan-bahan yang umumnya non
imunogenik.

Mekanisme Alergi

Seseorang dapat terpajan alergen dengan menghirup, menelan, atau mendapatkan pada atau di
bawah kulit. Setelah seseorang terkena alergi, serangkaian kegiatan menciptakan reaksi alergi.
Reaksi imunologis tubuh mempengaruhi timbulnya alergi terhadap makanan. Reaksi ini
melibatkan imunoglobulin, yaitu protein yang membantu dalam respon kekebalan tubuh,
tepatnya Imonuglobulin E (IgE) yang membentuk respon imun tubuh. Respon imun yang muncul
dalam reaksi alergi melalui dua tahap, yaitu tahap sensitisasi alergen dan tahap elisitasi.

1. Tahap Sensitisasi

Tahap sensitisasi muncul ketika tubuh memproduksi antibodi IgE yang spesifik. Tahap
sensitisasi ini juga disebut dengan tahap induksi, merupakan kontak pertama dengan
alergen (yaitu ketika mengkonsumsi makanan penyebab alergi).

2. Tahap elisitasi
Fase elisitasi terjadi jika terdapat pajanan ulang. Ketika terpajan dengan makanan
(penyebab alergi) yang sama, protein akan mengikat molekul di sel mediator (sel basofil
dan sel mast). Tahap elisitasi ini menyebabkan tubuh mengeluarkan molekul yang
menyebabkan inflamasi (seperti leukotrien dan histamin). Efek yang timbul serta
keparahan alergi dipengaruhi oleh konsentrasi dan tipe alergen, rute pajanan, dan sistem
organ yang terlibat (misalnya kulit, saluran cerna, saluran pernapasan, dan darah).
Antibodi melampirkan ke bentuk sel darah yang disebut sel mast. sel Mast dapat
ditemukan di saluran udara, di usus, dan di tempat lain. Kehadiran sel mast dalam saluran
udara dan saluran pencernaan membuat daerah ini lebih rentan terhadap paparan alergen.
Mengikat alergen ke IgE, yang melekat pada sel mast. Hal ini menyebabkan sel mast
untuk melepaskan berbagai bahan kimia ke dalam darah. Histamin, senyawa kimia
utama, menyebabkan sebagian besar gejala reaksi alergi.

Tanda dan Gejala Alergi

Gejala alergi dapat dapat terlihat pada kulit, mata, hidung, paru-paru dan perut, tergantung pada
jenis alerginya. Gejala-gejala alergi bisa mulai dari ringan ke sangat serius adalah :

1) Hives atau welts, ruam, blisters, atau masalah kulit disebut eksim. Ini adalah yang paling
umum gejala alergi obat.
2) Batuk, wheezing, Hidung, dan kesulitan bernapas.
3) demam
4) Kulit melepuh dan mengelupas. Masalah ini disebut racun berhubung dgn kulit
necrolysis, dan dapat membawa maut jika tidak dirawat.
5) Anaphylaxis, yang merupakan reaksi paling berbahaya. Dapat membawa maut, dan Anda
akan memerlukan perawatan darurat. Gejala, seperti hives dan kesulitan bernapas,
biasanya muncul dalam waktu 1 jam setelah minum obat, reaksi cepat tanpa perawatan,
Anda dapat masuk ke shock.
Gambaran lain yang menandakan adanya alergi adalah :
1) Adanya penonjolan kemerahan, seperti orang terkena cacar
2) Adanya biduran
3) Adanya kemerahan pada kulit yang disertai dengan sisik kulit.
4) Adanya perdarahan dalam kulit, seperti kemerahan pada penderita demam
berdarah
5) dengue.
6) Adanya radang pada pembulih darah (vaskulitis)
7) Adanya rekasi kemerahan karena kontak dengan sinar matahari
8) Adanya penonjolan bernanah seperti jerawat.
9) Kelainan lain gawat darurat, seperti kulit seperti terbakar yang dalam klinik
disebut
10) nekrolisis epidermal toksik.

Gejala alergi yang berbahaya meliputi rekasi anafilaksis. Reaksi alergi yang
sangat berbahaya adalah gejala anafilaksis, gejalanya dapat berupa shock berupa
tekanan darah secara tiba- tiba dan cepat sehingga membahayakan nyawa si
penderita, kepala pusing dan sang penderita terlihat sangat cemas sehingga perlu
penanganan yang cepat dan harus segera di bawa ke klinik atau RS. Gejala alergi
anafilaksis paling sering terjadi pada gigitan serangga dan alergi obat tertentu namun
reaksi anafilaksis akibat minum obat tersangat jarang terjadi.

Reaksi alergi yang paling parah disebut anafilaksis. Anafilaksis dapat mengancam
jiwa dan memerlukan perhatian medis segera. Penanganan cepat sangat penting untuk
anafilaksis. Jika tidak ditangani secara cepat, anafilaksis dapat menyebabkan koma
atau kematian Gejala dapat berkembang pesat. Dalam anafilaksis,alergen
menyebabkan reaksi alergi seluruh tubuh yang dapat mencakup:

1) Gatal-gatal dan gatal-gatal di seluruh (bukan hanya di daerah terbuka)


2) Mengi atau sesak napas
3) Suara serak atau sesak di tenggorokan
4) Kesemutan di tangan, kaki, bibir, atau kulit kepala
Tidak, tidak semua orang memiliki alergi. Orang-orang mewarisi kecenderungan untuk
menjadi alergi, meskipun tidak ke alergen tertentu. Bila salah satu orangtua alergi, anak
mereka memiliki kesempatan 50% memiliki alergi. risiko itu melompat hingga 75% jika
kedua orang tua memiliki alergi.

Cara mengatasi hipersensitivitas :


Penanganan gangguan alergi berlandaskan pada empat dasar:
1. Menghindari allergen
2. Terapi farmakologis
a. Adrenergik
Yang termasuk obat-obat adrenergik adalah katelokamin ( epinefrin, isoetarin,
isoproterenol, bitolterol ) dan nonkatelomin ( efedrin, albuterol, metaproterenol,
salmeterol, terbutalin, pributerol, prokaterol dan fenoterol ). Inhalasi dosis tunggal
salmeterol dapat menimbulkan bronkodilatasi sedikitnya selam 12 jam, menghambat
reaksi fase cepat maupun lambat terhadap alergen inhalen, dan menghambat
hiperesponsivitas bronkial akibat alergen selama 34 jam.
b. Antihistamin
Obat dari berbagai struktur kimia yang bersaing dengan histamin pada reseptor di
berbagai jaringan. Karena antihistamin berperan sebagai antagonis kompetitif mereka
lebih efektif dalam mencegah daripada melawan kerja histamine.
c. Kromolin Sodium
Kromolin sodium adalah garam disodium 1,3-bis-2-hidroksipropan. Zat ini
merupakan analog kimia obat khellin yang mempunyai sifat merelaksasikan otot
polos. Obat ini tidak mempunyai sifat bronkodilator karenanya obat ini tidak efektif
unutk pengobatan asma akut. Kromolin paling bermanfaat pada asma alergika atau
ekstrinsik.
d. Kortikosteroid
Kortikosteroid adalah obat paling kuat yang tersedia untuk pengobatan alergi.
Beberapa pengaruh prednison nyata dalam 2 jam sesudah pemberian peroral atau
intravena yaitu penurunan eosinofil serta limfosit prrimer. Steroid topikal
mempunyai pengaruh lokal langsung yang meliputi pengurangan radang, edema,
produksi mukus, permeabilitas vaskuler, dan kadar Ig E mukosa.
3. Imunoterapi
Imunoterapi diindikasikan pada penderita rhinitis alergika, asma yang diperantarai Ig E
atau alergi terhadap serangga. Imunoterapi dapat menghambat pelepasan histamin dari
basofil pada tantangan dengan antigen E ragweed in vitro. Leukosit individu yang diobati
memerlukan pemaparan terhadap jumlah antigen E yang lebih banyak dalam upaya
melepaskan histamin dalam jumlah yang sama seperti yang mereka lepaskan sebelum
terapi. Preparat leukosit dari beberapa penderita yang diobati bereaksi seolah-olah
mereka telah terdesensitisasi secara sempurna dan tidak melepaskan histamin pada
tantangan dengan antigen E ragweed pada kadar berapapun
4. Profilaksis
Profilaksis dengan steroid anabolik atau plasmin inhibitor seperti traneksamat, sering kali
sangat efektif untuk urtikaria atau angioedema.

Makalah academia.du “ALERGI TERHADAP BENDA TAK HIDUP


(SUHU, MAKANAN DAN DEBU)” penyusun : Diah Ayu Pertiwi, dkk. Tahun 2015
Link : https://www.academia.edu/9045789/HIPERSENSITIVITAS

Anda mungkin juga menyukai