Anda di halaman 1dari 3

Terminologi

Anamesa :Anamnesis adalah suatu teknik pemeriksaan yang dilakukan dengan komunikasi
percakapan antara seorang dokter dengan pasiennya secara langsung atau tidak
langsung melalui orang lain yang mengetahui tentang kondisi pasien, untuk
mendapatkan data pasien beserta permasalahan medis yang dialaminya.
Antibiotik : Antibiotik merupakan obat yang berasal dari seluruh bagian tertentu
mikroorganisme yang digunakan untuk mengobati infeksi yang disebabkan oleh
bakteri.
Karies : Karies gigi adalah kerusakan jaringan keras gigi yang disebabkan oleh karbohidrat
jenis sukrosa dan glukosa yang dapat diragikan oleh bakteri menjadi asam.
Pulpa : Pulpa adalah jaringan lunak gigi yang terletak dibawah lapisan dentin
gigi,mengandung odontoblas untuk membentuk dentin.
Gingiva : Gingiva adalah suatu jaringan lunak yang merupakan bagian dari jaringan
periodonsium yang melapisi bagian servikal gigi dan prosesus alveolaris.
Regio : pengelompokan bagian gigi
Hipersensitivitas : Hipersensitivitas adalah reaksi alergi atau peningkatan reaktivitas atau
sensitivitas terhadap antigen yang pernah dipajankan atau dikenal
sebelumnya.
Inflamasi : Inflamasi adalah salah suatu respon terhadap cedera jaringan ataupun infeksi.
Inflamasi merupakan proses alami untuk mempertahankan homeostasis tubuh
akibat adanya agen atau senyawa asing yang masuk(Ikawati, 2011).
Alergi : alergi adalah reaksi hipersensitivitas yang diawali oleh mekanisme imunologis,
akibat dari induksi oleh IgE yang spesifik terhadap alergen tertentu yang
berikatan dengan sel mast, reaksi timbul akibat paparan terhadap alergen.

Rumusan masalah :
1. Apa saja gejala terjadinya alergi ?
Reaksi alergi bisa bersifat ringan atau berat. Kebanyakan reaksi terdiri dari mata
berair,mata terasa gatal dan kadang bersin. Pada reaksi yang esktrim bisa terjadi
gangguan pernafasan, kelainan fungsi jantung dan tekanan darah yang sangat rendah,
yang menyebabkan syok. Reaksi jenis ini disebut anafilaksis, yang bisa terjadi pada
orang-orang yang sangat sensitif, misalnya segera setelah makan makanan atau obat-
obatan tertentu atau setelah disengat lebah, dengan segera menimbulkan gejala.

2. Apa penyebab terjadinya alergi?


Terpaparnya tubuh oleh alergen seperti :
- suhu dingin
- sengatan binatang / serangga
- makanan
- obat-obatan
- zat kimia
- genetic
- asap dan debu
- antibiotic ( tetrasiklin dan penisilin )
- anestesi local ( prokain didokain )

3. Bagaimana proses terjadinya alergi?


Pertama, terjadinya kontak tubuh dengan antigen, kemudian sel darah putih
memproduksi beberapa zat kimia dan hormone yang disebut sebagai mediator
terutama histamine. Mediator mediator ini akan tambah lebih merangsang aktivasi
dari sel darah putih. Reaksi alergi berbeda beda pada setiap orang, ada yang prosesnya
lama, ada juga yang tiba-tiba. Bila mediator keluar dengan sangat tiba tiba dan dalam
jumlah banyak, terjadilah reaksi alergi yang berat yang disebut reaksi anafilaktik.

4. Apa saja jenis jenis antibiotik ?


Penggunaan antibiotik khususnya berkaitan dengan pengobatan penyakit infeksi,
meskipun dalam bioteknologi dan rekayasa genetika juga digunakan sebagai alat
seleksi terhadap mutan atau transforman. Antibiotik tidak efektif menangani infeksi
akibat virus, jamur, atau nonbakteri lainnya, dan setiap antibiotik keefektifannya
sangat beragam dalam melawan berbagai macam bakteri. Keefektifannya tergantung
pada lokasi infeksi dan kemampuan antibiotik mencapai lokasi tersebut.

Antibiotik dapat digolongkan berdasarkan sasaran kerja senyawa tersebut dan susunan
kimiawinya. Ada enam kelompok antibiotik dilihat dari target atau sasaran kerjanya:
a. Inhibitor sintesis dinding sel bakteri, mencakup golongan Penisilin, Polipeptida dan
Sefalosporin, misalnya ampisilin, penisilin G;

b. Inhibitor transkripsi dan replikasi, mencakup golongan Quinolone,


misalnya rifampisin, aktinomisin D, asam nalidiksat;

c. Inhibitor sintesis protein, mencakup banyak jenis antibiotik, terutama dari


golongan Makrolida, Aminoglikosida, dan Tetrasiklin, misalnya gentamisin,
kloramfenikol, kanamisin, streptomisin, tetrasiklin, oksitetrasiklin, eritromisin,
azitromisin;

d. Inhibitor fungsi membran sel, misalnya ionomisin, valinomisin;

e. Inhibitor fungsi sel lainnya, seperti golongan sulfa atau sulfonamida,


misalnya oligomisin, tunikamisin; dan

f. Antimetabolit, misalnya azaserine.

5. Bagaimana Proses terjadinya inflamasi ?


Proses terjadinya inflamasi dimulai dengan kerusakan jaringan akibat stimulus yang
menyebabkan pecahnya sel mast diikuti denganpelepasan mediator inflamasi,
dilanjutkan dengan terjadinya vasodilatasi yang kemudian menyebabkan migrasi sel
leukosit. Lalu terjadilah inflamasi.
6. Apa saja jenis dari inflamasi?
Inflamasi dibagi menjadi dua, yaitu inflamasi akut dan kronis.

1.Inflamasi akut
Pada inflamasi akut terjadi dalam waktu yang lebih singkat yang melibatkan sistem
vaskular lokal, sistem imun dan beberapa sel. penyebab dari inflamasi akut yaitu
pathogen berbahaya dan kerusakan jaringan .Tanda-tanda paling khas yang
menandakan adanya inflamasi adalah kemerahan (rubor), panas (kalor), nyeri (dolor),
bengkak (tumor) dan disertai dengan perubahan fungsi lokal.

2.Inflamasi Kronis
Inflamasi kronis dapat disebabkan oleh pathogen yang tidak dapat dilumpuhkan oleh
tubuh, termasuk beberapa virus, zat asing yang terdapat dalam tubuh, atau
hipersensitivitas imun.Inflamasi kronik terjadi bila penyembuhan pada radang akut
tidak sempurna, bila penyebab jejas menetap atau bila penyebab ringan dan timbul
berulang-ulang. Dapat pula diakibatkan oleh reaksi immunologik.
Inflamasi kronis berlangsung pada waktu yang lebih lama (beberapa bulan bahkan
bertahun). Pada inflamasi kronis melibatkan sel darah putih terutama pada sel
mononuklear pada prosesnya (Nugroho,2012).

Anda mungkin juga menyukai