Anda di halaman 1dari 20

Imunologi

Nama Kelompok 1:
1. Adinda Pratama Dewi
2. Aida amaliya
3. Alfin Nihayatul Islamiyah
4. Alya Lutfiah Damayanti
A. Pengertian Imunologi
• Menurut dr. Merry Dame Cristy Pane
• Imunologi merupakan ilmu yang mempelajari
sistem imun atau daya tahan tubuh dan
sejumlah bentuk gangguan sistem imun.
Fungsi Sistem Imun
• 1. Sistem Pertahanan
yaitu dengan cara melindungi tubuh dari
penyakit,baik itu penyakit yang dapat menular
atau yang disebabkan oleh virus dan bakteri.
2. Keseimbangan Homeostatis
Hemeostatis adalah keseimbangan yang ideal
dalam tubuh yang berfungsi untuk memenuhi
kebutuhan tubuh dengan cara berinteraksi
dengan seluruh sistem yang terdapat dalam
tubuh.
• 3. Perbaikan Jaringan
perbaikan jaringan dengan cara mengeliminasi
jaringan sel yang sudah mati atau rusak dalam
tubuh, juga untuk mengeliminasi sel. Sistem
imun juga berperan penting dalam membuang
sel-sel tubuh yang dirasa tidak normal dan
berpotensi dapat membahayakan tubuh.
C. RESPON IMUNOLOGI
• Respon imun adalah respon tubuh berupa
suatu urutan kejadian yang kompleks
terhadap antigen, untuk mengeliminasi
antigen
• Mekanisme pertahanan tubuh terdiri atas
1. Mekanisme pertahanan non spesifik
2. Mekanisme pertahanan spesifik
1. Respon Imun non Spesifik
(Innate Immunity)
Respon imun non spesifik (Innate Immunity) merupakan imunitas
alamiah yang telah ada sejak lahir.
• Respon imun non spesifik terdiri dari :
1. Pertahanan fisik/mekanik
Kulit, selaput lendir, silia saluran pernapasan, batuk, bersin akan mencegah
masuknya berbagai kuman patogen kedalam tubuh.
2. Pertahanan biokimia
Bahan yang di sekresi mukosa saluran nafas, kelenjar sebaseus kulit, telinga,
spermin dalam semen, mengandung bahan yang berperan dalam pertahanan
tubuh secara biokimiawi. Air susu ibu juga mengandung laktoferin dan asam
neuraminik yang mempunyai sifat anti bakterial terhadap E.coli dan
staphylococus.
• 3. Pertahanan humoral
1. Komplemen
Komplemen mengaktifkan fagosit dan membantu destruktif bakteri dan parasit.
2. Inteferon
Inteferon adalah suatu glikoprotein yang dihasilkan oleh berbagai sel manusia yang mengandung
nukleus dan dilepaskan sebagai respons terhadap inveksi virus.
3. C-Reactive Protein (CRP)
Peranan CRP adalah sebagai opsonin dan dapat mengaktifkan komplemen. CRP dibentuk oleh
badan pada saat infeksi.

• 4. Pertananan Seluler
Fagosit/makrofag dan sel NK berperan dalam sistem imun non spesifik seluler.
2. Respon Imun Spesifik
• Respon imun spesifik merupakan mekanisme
pertahanan yang ditunjukkan khusus terhadap
satu jenis antigen, karena itu tidak dapat
berperan terhadap antigen jenis lain
• Imun spesifik mampu mengenali kembali
antigen yang pernah dijumpainya (memiliki
memory), sehingga paparan berikutnya akan
meningkatkan mekanisme pertahanan tubuh
• Sistem imun spesifik ada 2, yaitu :
1. Sistem imun spesifik humoral
Yang berperan dalam sistem imun humoral
adalah limfosit B atau sel B.
2. Sistem imun spesifik selular
Yang berperan dalam sistem imun selular adalah
limfosit T atau sel T.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Imunitas
• Keturunan
• Stress
• Usia
• Hormon
• Olahraga berlebihan
• Kurang tidur
• Suhu
• Faktor nutrisi
• Penyalahgunaan antibiotik
Sistem Imun Dalam Tubuh
Penyakit yang Berhubungan
dengan Imunologi Pada Ibu dan

Anak
1. ToxoplasmaInfeksi
Toxoplasma disebabkan oleh parasit yang disebut Toxoplasma gondi. Pada umumnya, infeksi Toxoplasma terjadi tanpa disertai
gejala yang spesifik. Kira-kira hanya 10-20% kasus infeksi. Toxoplasma yang disertai gejala ringan, mirip gejala influenza, bisa
timbul rasaa lelah, malaise, demam, dan umumnya tidak menimbulkan masalah.
2. Rubella
Infeksi Rubella ditandai dengan demam akut, ruam pada kulit dan pembesaran kelenjar getah bening. Infeksi ini disebabkan oleh
virus Rubella, dapat menyerang anak-anak dan dewasa muda. Infeksi Rubella berbahaya bila tejadi pada wanita hamil muda,
karena dapat menyebabkan kelainan pada bayinya.
3. Cytomegalovirus (CMV)
Cytomegalovirus atau CMV adalah kelompok virus dapat menginfeksi manusia dan menimbulkan penyakit. Infeksi CMV
disebabkan oleh virus Cytomegalo, dan virus ini temasuk golongan virus keluarga Herpes. Seperti halnya keluarga herpes lainnya,
virus CMV dapat tinggal secara laten dalam tubuh dan CMV merupakan salah satu penyebab infeksi yang berbahaya bagi janin
saat ibu sedang hamil.
4. Herpes Simpleks Tipe II
Infeksi herpes pada alat genital (kelamin) disebabkan oleh Virus Herpes Simpleks tipe II (HSV II). Virus ini dapat berada dalam
bentuk laten, menjalar melalui serabut syaraf sensorik dan berdiam diganglion sistem syaraf otonom. Bayi yang dilahirkan dari ibu
yang terinfeksi HSV II biasanya memperlihatkan lepuh pada kuli, tetapi hal ini tidak selalu muncul sehingga mungkin tidak
diketahui.
5. HIV/AIDS
Kasus-kasus HIV/ AIDS mengalami peningkatan pesat. Peningkatan yang tajam banyak dijumpai pada kasus orang dewasa
terutama pengguna narkoba, pekerja seks maupun pelanggannya. Perlu diingat bahwa HIV/ AIDS belum ada vaksin untuk
mencegah dan cara pengobatannya. Sehingga pencegahan tergantung pada kesadaran masyarakat dan perubahan perilaku
individu hidup sehat dan penggunan kondom bagi yang berperilaku resiko tinggi.
Prinsip-Prinsip Vaksin dan
Hipersensitivitas
• Vaksin adalah segala persiapan dimaksudkan untuk menghasilkan kekebalan terhadap
penyakit dengan merangsang produksi antibodi.
• Vaksinasi, yang merupakan imunisasi aktif, ialah suatu tindakan dengan yang dengan sengaja
memberikan paparan antigen dari suatu patogen yang akan menstimulasi sistem imun dan
menimbulkan kekebalan
• Tujuan imunisasi yaitu untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu pada seseorang dan
menghilangkan penyakit terntentu pada sekelompok masyarakat.
• Jenis-Jenis Vaksinas
1. BCG
Ketahanan terhadap penyakit tuberkulosis berkaitan dengan keberadaan virus tuberle bacii yang berada di
dalam darah
2. Polio
Memberikan ketahanan terhadap virus polio. Penyaki akibat virus ini dapat menyebabkan kelumpuhan.
3. DTP
Dengan pemberian imunisasi DTP, diharapkan penyakit difteri, tetanus dan pentusis akan hilang
4.Infulenza
Imunisasi influenza untuk pencegahan influenza musiman. Penyakit influenza adalah penyakit yang disebabkan
oleh virus influenza.
5. Pnemokukus
Vaksin pnemokukus merupakan vaksin yang digunakan untuk mencegah radang selaput otak
6. Rotavirus
Studi terbaru mengungkan vaksin rotavirus terbukti efektif dan memberikan perlindungan yang luas.
Hipersensitivitas
• Merupakan reaksi patologik yang terjadi
akibatrespon imun yang berlebihan shg
menimbulkankerusakan jar tubuh
• Istilah hipersensitivitas = alergi
• Respon hipersensitivitas tjd pd individu
ygtersensitisasi oleh pemaparan antigen padawaktu
lampau.
• Timbul setelah kontak kedua dg antigen yg sama
menyebabkan kerusakan jaringan
• Bersifat individual
• Pembagian Tipe Hipersensitivitas
• Menurut Waktu:
• 1. Tipe cepat : bbrp detik, hilang dlm 2 jam
• 2. Tipe intermediate : bbrp jam, hilang dlm 24jam
• 3. Tipe lambat : terlihat stl > 48 jam
• Menurut Mekanisme
• Coombs & Gell (1963) 4 tipe
• 1.Tipe I : Anaphylactic hypersensitivity(Hipersensitivitas immidiate)
• 2.Tipe II: Antibody dependent cytotoxichypersensitivity (Hipersensitivitas
sitotoksik)
• 3.Tipe III: Immunne complex mediatedhypersensitivity (Hipersensitivitas
imun kompleks)
• 4.Tipe IV: Cell mediated hypersensitivity(Delayed Type Hipersensitivity)
• Hipersensitivitas Tipe I (Immediate
hypersensititivity)
• Reaksi alergi segera (< 30 menit) stlh kontak
dengan antigen/ alergen
• Telah diketahui beberapa kondisi pada
hipersensitivitas tipe 1 yang mempunyai
hubungan dalam peningkatan kejadiannya
akibat sectio cesarea.
• Hipersensitivitas Tipe II
• Tipe ini dikenal sebagai hipersensitivitas sitotoksik dan
mempengaruhi bermacam-macam organ dan jaringan.
• Sebagai contoh adalah obat yang menginduksi terjadinya
anemia hemolitik, granulositopenia dan trombositopenia.
Waktu timbulnya reaksi, beberapa menit sampai beberapa
jam
• Hipersensitivitas tipe II terutama diperantarai oleh antibodi
IgM atau IgG dan Komplemen. Sel fagosit dan sel K juga
berperan
• Hipersensitivitas Tipe III
• Disebut jg reaksi kompleks imun
• Reaksi ini merupakan gambaran mekanisme
patogenik suatu penyakit yang disebabkan
oleh beberapa bakteri. Waktu reaksi terjadi 3-
10 jam setelah paparan antigen.
• Hipersensitivitas Tipe IV
• • Merupakan hipersensitivitas tipe lambat
• • Timbul setelah 24 jam

Anda mungkin juga menyukai