Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH MIKROBIOLOGI

“Actinomycetes sp sebagai penghasil antibiotik”

Oleh :

2020132066 Ristya Efrin


2020132067 Rossy Tsara Santanu
2020132068 Ryan Nugroho
2020132069 Septi Nurul Hidayah
2020132070 Seviona Della Puspita

JURUSAN D3 FARMASI
POLTEKES PERMATA INDONESIA
YOGYAKARTA
2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmatNya
akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah mikrobiologi kami yang membahas tentang Actinomycetes
sp sebagai penghasil antibiotik.
Adapun makalah ini kami telah kami usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan dari
berbagai pihak. Maka dari itu kami ucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang selama ini telah
mendampingi dan membantu kami dalam menyusun makalah mikrobiologi kami, baik pihak yang
memberikan dukungan kepada kami secara langsung maupun secara tidak langsung, baik secara materi
maupun non materi.
Namun tidak lepas dari itu semua, kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam makalah yang kami buat ini
mungkin saja terdapat kekurangan baik dari segi penulisannya, dari kelengkapan makalah, maupun dari
pengertian yang kami jabarkan. Oleh karena itu dengan lapang dada kami selaku penyusun makalah
menerima dengan lapang dada dan tangan terbuka lebar apabila ada kritik, saran, maupun masukan dari
pembaca sehingga ke depannya kami dapat membuat makalah dengan lebih sempurna.
Kami sebagai penyusun berharap, semoga makalah ini dapat dijadikan manfaat dan diambil hikmahnya
sehingga dapat dijadikan inspirasi oleh pembaca.

Yogyakarta, 31 Desember 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG MASALAH.................................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH.................................................................................................................2
C. TUJUAN.........................................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................................3
A. PENGERTIAN ACTYNOMICETES SP.........................................................................................3
B. Actinomycetes.................................................................................................................................3
C. Klasifikasi Actinomycetes:..............................................................................................................3
D. Ciri-ciri Actinomycetes....................................................................................................................4
E. Siklus hidup Actinomycetes............................................................................................................4
F. Pengelompokkan Actinomycetes.....................................................................................................5
G. Peranan Actinomycetes....................................................................................................................5
a. Manfaat dalam Bioremediasi.......................................................................................................5
b. Penggunaan Biomedis..................................................................................................................5
c. Manfaat Industri..........................................................................................................................6
d. Manfaat sebagai senyawa Agroaktif............................................................................................6
e. Mencegah Biokorosi....................................................................................................................6
H. PERANAN ACTINOMYCETES SP DALAM BIDANG MEDIS..................................................6
I. EKSTRAKSI GENUS ACTYNOMICETES SP..............................................................................8
BAB III PENUTUP...................................................................................................................................9
A. KESIMPULAN..................................................................................................................................9
B. SARAN...............................................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................10

ii
iii
BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Bakteri (dari kata Latin bacterium; jamak: bacteria) adalah kelompok organisme yang


tidak memiliki membran inti sel. Organisme ini termasuk ke dalam domain prokariota dan
berukuran sangat kecil (mikroskopik), serta memiliki peran besar dalam kehidupan
di bumi. Struktur sel bakteri relatif sederhana: tanpa nukleus/inti sel, kerangka sel, dan organel-
organel lain seperti mitokondria dan kloroplas. Hal inilah yang menjadi dasar perbedaan
antara sel prokariot dengan sel eukariot yang lebih kompleks.
Bakteri dapat ditemukan di hampir semua tempat: di tanah, air, udara, dalam simbiosis dengan
organisme lain maupun sebagai agen parasit (patogen), bahkan dalam tubuh manusia. Pada
umumnya, bakteri berukuran 0,5-5 μm, tetapi ada bakteri tertentu yang dapat berdiameter hingga
700 μm. Bakteri umumnya memiliki dinding sel, seperti sel tumbuhan dan jamur, tetapi dengan
bahan pembentuk sangat berbeda (peptidoglikan). Beberapa jenis bakteri bersifat motil (mampu
bergerak) dan mobilitasnya ini disebabkan oleh flagel.
Beberapa kelompok bakteri dikenal sebagai agen penyebab infeksi dan penyakit, sedangkan
kelompok lainnya dapat memberikan manfaat dibidang pangan, pengobatan, dan industri. Salah
satu bakteri yang bermanfaat dalam bidang pengobatan/medis adalah actinomycetes sp.
Actinobacteria atau Actinomycetes adalah filum bakteri yang beranggotakan bakteri Gram
positif. Bakteri ini pernah diklasifikasi sebagai fungi (jamur, Mycota) karena ada anggotanya
yang membentuk berkas-berkas mirip hifa serta menghasilkan antibiotik. Ketika diketahui
memiliki sejumlah ciri bakteri (ukurannya kecil dan dapat diserang virus bakteriofag), kelompok
ini pernah dianggap bukan fungi maupun bakteri. Baru setelah pengujian DNA dimungkinkan,
kelompok ini diketahui sebagai bakteri.
Kebanyakan Actinobacteria ditemukan di tanah. Sebagian yang lain tinggal di
dalam tumbuhan dan hewan, termasuk beberapa patogen seberti Mycobacterium. Mereka
memainkan peranan yang penting dalam dekomposisi materi organik seperti selulosa dan kitin.
Aktivitas ini menambah cadangan hara di dalam tanah dan merupakan bagian penting dari
pembentukan humus. Kemampuan Actinobacteria untuk hidup di lingkungan bernutrisi rendah
dan untuk mengonsumsi lognoselulosa (lignin dan selulosa, zat-zat penyusun kayu, biasanya
sukar dicerna kebanyakan bakteri tanah) menyebabkan Actinobacteria mendominasi kawasan
bebatuan karst. Pemberian pupuk kandang yang kaya selulosa akan meningkatkan populasi
Aktinobakteri di tanah. Anggota Actinobacteria kebanyakan aerob, tetapi beberapa,
seperti Actinomyces israelii, dapat tumbuh dalam kondisi anaerob. Tidak seperti Firmicutes,
kelompok utama lain bakteria Gram positif, Actinobacteria memiliki DNA dengan GC-
content yang tinggi dan beberapa jenis Actinobacteria memproduksi spora eksternal.
Beberapa aktinobakteri menyebabkan gangguan kesehatan pada manusia, hewan, dan
tumbuhan. Streptomyces ada yang menyebabkan penyakit skabies (kudis) pada umbi kentang.
Namun selain gangguan kesehatan, aktinobakteri juga memiliki man faat dalam bidang kesehatan
terutama S. griceus yang menghasilkan antibiotik streptomisin untuk penyembuhan tuberkulosis
yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Sampai akhir tahun 1974, kurang lebih 95%
antibiotik yang dihasilkan Actinomycetes, berasal dari genus Streptomyces (Goodfellow et al.,
1988).

1
Pada makalah ini akan dibahas bagaimana manfaat actinomycetes sp dalam kehidupan terutama
dalam bidang kesehatan yakni antibiotik.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang di atas, ditemukan masalah mengenai


 pengertian lengkap tentang actinomycetes sp
 peranan actinomycetes sp di bidang medis
 ekstraksi actinomycetes sp sebagai antibiotik
 keunggulan dan kelemahan actinomycetes sebagai antibiotik

C. TUJUAN

 Mahasiswa dapat mendeskrespsikan actinomycetes sp


 Mahasiswa dapat mengetahui peranan actinomycetes sp dalam bidang medis
 Mengetahui pengolahan actinomycetes sp sampai menjadi antibiotik
 Mengetahui keunggulan dan kekurangan actinomycetes yang digunakan sebagai
antibiotik

2
BAB II PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN ACTYNOMICETES SP

Actinomycetes adalah kelompok prokariotik, bakteri gram positif yang memiliki struktur berfilamen.
Struktur filamen  Actinomycetes menyerupai miselium jamur, yang terdiri dari jaringan yang sangat padat
dan berfilamen. Karena struktur filamen dari Actinomycetes, itu juga disebut sebagai “bakteri untai atau
Ray”. Dinding sel dan struktur internal actinomycetes mirip dengan kelompok bakteri. Jadi,
Actinomycetes juga disebut sebagai Actinobacteria berfilamen dan bertindak sebagai penghubung antara
bakteri dan jamur karena menunjukkan kemiripan dengan keduanya. Actinomycetes adalah “bakteri
sejati”, bukan jamur dan karenanya ditempatkan di kingdom “Bakteri” dan kelas “Actinobacteria”.
Actinomycetes ada habitat di mana-mana dan biasanya ditemukan di tanah dan merupakan
mikroorganisme tanah.

Actinomycetes juga bertindak sebagai “Pengurai” yang melakukan dekomposisi senyawa organik seperti
kitin, gula kompleks, hemiselulosa dll. Selain tanah, ini juga sangat umum di habitat laut dan dianggap
sebagai rumah harta dari metabolit sekunder. Bentuknya yang berserabut sebagian besar bersifat aerob,
dan sedikit yang bersifat anaerob. Actinomycetes adalah didefinisikan sebagai organisme prokariotik atau
uniseluler, yang memiliki dinding sel gram positif. Morfologi Actinomycetes mirip dengan jamur karena
menghasilkan koloni berfilamen, padat, bercabang dan terangkat di atas substrat. Sebagian besar ciri
umum mirip bakteri daripada jamur dan dengan demikian ditempatkan dalam kelompok bakteri yang
mencakup anggota seperti Mycobacterium, Corynebacterium, Streptomyces, dan Actinomyces dll.

Diameter Actinomycete jauh lebih kecil (1-2 μm) dari cabang-cabang jamur yang berkisar dari 5μm-
10μm. Bentuk-bentuk filamen dari Actinomycetes bersifat aerob dan dapat menghasilkan spora secara
tunggal atau dalam rantai. Koloninya muncul sebagai massa tepung dan berpigmen oleh pembentukan
spora udara.

B. Actinomycetes
Actinomycetes adalah didefinisikan sebagai organisme prokariotik atau uniseluler, yang memiliki dinding
sel gram positif. Morfologi Actinomycetes mirip dengan jamur karena menghasilkan koloni berfilamen,
padat, bercabang dan terangkat di atas substrat. Sebagian besar ciri umum mirip bakteri daripada jamur
dan dengan demikian ditempatkan dalam kelompok bakteri yang mencakup anggota seperti
Mycobacterium, Corynebacterium, Streptomyces, dan Actinomyces dll.

Diameter Actinomycete jauh lebih kecil (1-2 μm) dari cabang-cabang jamur yang berkisar dari 5μm-
10μm. Bentuk-bentuk filamen dari Actinomycetes bersifat aerob dan dapat menghasilkan spora secara
tunggal atau dalam rantai. Koloninya muncul sebagai massa tepung dan berpigmen oleh pembentukan
spora udara.

C. Klasifikasi Actinomycetes:
 Domain: Bakteri
 Filum: Actinobacteria
 Kelas: Actinobacteria
 Ordo: Actinomycetales
 Famili: Actinomycetaceae

3
D. Ciri-ciri Actinomycetes
Ciri-ciri Actinomycetes berikut diberikan di bawah ini:

 Ukuran Actinomycetes berdiameter 1-2 μm.


 Ini biasanya berbentuk batang dengan struktur berserabut dan bercabang. Filamen mengandung
asam mumarat.
 Sebagian besar spesies bersifat aerob, tetapi sedikit yang anaerob hingga aerob fakultatif.
 Dinding sel dan struktur dalam mirip dengan bakteri. Dinding sel Actinomycetes terdiri dari asam
mikolik.
 Pertumbuhan atau reproduksi Actinomycetes lebih lambat dari bakteri dan jamur dan karenanya
juga disebut sebagai “penanam lambat”.
 Ini memiliki 60-78% konten G + C.
 Actinomycetes paling banyak terdapat di tanah (106-108g) dan habitat laut.
 Ini biasanya non-motil, non-kapsul dan non-asam cepat.
 Pertumbuhan aktinomiset optimal pada pH basa.

E. Siklus hidup Actinomycetes

Siklus hidup Actinomycetes


Siklus hidupnya meliputi tahapan berikut:
Perkecambahan: Spora Actinomycetes tetap bebas di lingkungan sebagai “spora bebas”. Spora bebas
tetap tidak aktif sampai tahap perkecambahan. Ketika spora mendapatkan kondisi yang menguntungkan,
spora itu berkecambah dan membentuk “tabung kuman”.
Pertumbuhan vegetatif: Tabung germinal  mendorong pertumbuhan vegetatif, yang menimbulkan
substrat dan hifa udara. Pertama, tabung germinal akan menghasilkan miselium primer mis. Hifa substrat,

4
yang tumbuh di dalam media. Setelah pertumbuhan miselium primer, membentuk miselium sekunder mis.
Hifa udara, yang tumbuh di atas substratum.
Melingkar: Selama kondisi yang tidak menguntungkan, hifa udara menjadi melingkar secara spiritual.
Septation: Pada tahap ini, septa terbentuk di antara hifa vegetatif.
Pematangan spora: Septa terbentuk dalam hifa vegetatif yang matang dan membentuk rantai spora.
Spora dengan demikian terbentuk oleh fragmentasi atau pembengkakan hifa.
Pelepasan spora: Selama kondisi yang tidak menguntungkan, spora dipisahkan dari hifa vegetatif dan
bebas di lingkungan.

F. Pengelompokkan Actinomycetes
Berdasarkan pada struktur hifa dan reproduksi, Actinomycetes terbagi menjadi tujuh famili:

A. Streptomycetaceae: Anggota keluarga ini terdiri dari hifa non-tersegmentasi dan terdiri dari 5-50
spora konidial per rantai hifa udara. Contoh: Streptomyces, Microdlobaspone dan Sporoctilhya.
B. Nocardiaceae: Anggota keluarga ini terdiri dari hifa tipikal yang tidak tersegmentasi. Contoh:
Nocardia, Pseudonocardia.
C. Micromonosporaceae: Anggota keluarga ini terdiri dari konidia non-tersegmentasi khas yang
terjadi secara tunggal, berpasangan atau dalam rantai. Contoh: Micromonospora, Thermonospora,
Thermoactinomycetes, Actinobifida.
D. Actinoplanaceae: Anggota keluarga ini terdiri dari sporangiospora dan diameter hifa berkisar
antara 0,2-2,0 μm. Contoh: Streptosporangium, Actinoplanes, Plasmobispora dan
Dactylosporangium.
E. Dermatophilaceae: Anggota keluarga ini terdiri dari hifa yang mengalami fragmentasi untuk
menghasilkan sejumlah besar struktur motil. Contoh: Geodermatophilus.
F. Frankiaceae: Anggota keluarga ini sangat terkait dengan akar tanaman non-polongan dan
membantu dalam fiksasi nitrogen dengan membentuk nodul akar. Contoh: Frankia.
G. Actinomycetaceae: Anggota keluarga ini tidak mengandung miselium sejati dan merupakan
anaerob fakultatif. Contoh: Actinomyces.

G. Peranan Actinomycetes
Actinomycetes adalah organisme penting secara ekonomi yang memainkan peran mendasar di banyak
bidang seperti:

a. Manfaat dalam Bioremediasi

Actinomycetes mencerna karbohidrat kompleks seperti kitin, selulosa, hemiselulosa dll. Ia


juga membantu dalam degradasi senyawa beracun dari lingkungan. Dengan demikian, ia
memainkan peran penting dalam bioremediasi senyawa organik. Actinomycetes bertahan di
lingkungan yang keras seperti suhu tinggi hingga 50 derajat Celcius dan juga penting untuk
proses pengomposan.
b. Penggunaan Biomedis
Rifampicin menargetkan bakteri RNAP (RNA-Polymerase) dan digunakan untuk
menyembuhkan TBC dan kusta.
Adriamycin digunakan dalam pengobatan kanker.Amfoterisin menyerang membran jamur
dan menunjukkan sedikit efek samping.
Rapamycin memungkinkan transplantasi organ.
Kegunaan dalam mengatur pertumbuhan Tanaman

5
Actinomycetes hidup di tanah yang menghasilkan phytohormon, enzim ekstraseluler dan
senyawa bioaktif. Senyawa ini meningkatkan pertumbuhan tanaman langsung dan
melindungi terhadap fitopatogen dan hama dengan memproduksi asam indol 3-asetat,
siderofor dan melarutkan fosfat.
c. Manfaat Industri
Actinomycetes menghasilkan beberapa enzim yang menunjukkan berbagai aplikasi di
berbagai bidang seperti:
 Lipase: Digunakan dalam industri deterjen dan farmasi.
 Selulase: Digunakan dalam industri pakan ternak.
 Katalase: Digunakan dalam industri deterjen.
 Amilase: Digunakan dalam industri makanan, tekstil dan kertas.
 Kitinase: Digunakan dalam industri biokimia.

d. Manfaat sebagai senyawa Agroaktif


Actinomycetes menghasilkan senyawa Agroaktif karena senyawa ini banyak terdapat di zona
rizosfer tanaman. Dengan demikian, secara aktif dapat menjajah dirinya dengan akar tanaman
dan melindunginya dari jamur patogen dan fitopatogen lainnya. Frankia adalah contoh dari
Actinomycetes yang bertindak sebagai “Symbionts” dan mempromosikan pembentukan
nodul akar dan dengan demikian membantu dalam fiksasi nitrogen.
e. Mencegah Biokorosi

Actinomycetes menghasilkan metabolit sekunder yang bertindak sebagai AMS (zat


antimikroba). Zat antimikroba ini menyerang mikroorganisme patogen dan fitopatogenik,
yang dapat menyebabkan biokorosi.
Gunakan sebagai Biopestisida
Actinomycetes juga digunakan sebagai Biopestisida yang menyerang serangga seperti Musca
domestica, Culex quinquefasciatus dll. Ia membunuh 90% serangga pada tahap larva dan
pupa.

H. PERANAN ACTINOMYCETES SP DALAM BIDANG MEDIS

Golongan actinomycetes sp banyak berperan dalam bidang medis terutama dalam pembuatan
antibiotik. Hingga saat ini ada beberapa genus dari actinomycetes yang dapat menghasilkan
antibiotik. Berikut adalah contoh dari actinomycetes sp yang dapat menghasilkan antibiotik.

 Streptomyces 
Streptomyces adalah bakteri gram positif yang menghasilkan spora yang dapat ditemukan
di tanah

6
Kerajaan: Bacteria

Filum: Actinobacteria

Kelas: Actinobacteria

Ordo: Actinomycetales

Famili: Streptomycetaceae

Genus: Streptomyces

Streptomyces termasuk ke dalam golongan Actinomyces yaitu bakteri yang memiliki


struktur hifa bercabang menyerupai fungi dan dapat menghasilkan spora. Saat
ini, Streptomyces memproduksi lebih dari dua pertiga antibiotik alami yang berguna secara
klinis. Streptomycin adalah salah satu contoh antibiotik terkenal yang berasal
dari Streptomyces. Antibiotik primer tersebut dapat diaplikasikan pada manusia (sebagai obat
antikanker, immunoregulator) atau digunakan sebagai herbisida, agen anti-parasit, dan penghasil beberapa
enzim penting untuk industri makanan dan industri lainnya. Streptomyces dikenal karena kemampuannya
untuk mensintesis senyawa yang dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme lain, antara
lain Escherichia coli, Klebsiella pneumoniae, Pseudomonas aeruginosa, Vibrio cholerae, Salmonella
typhi, Staphylococcus aureus, dan Shigella dysenteriae.
Antibiotik yang dihasilkan oleh Streptomyces sangat banyak, antara lain neomisin dan
kloramfenikol. Selain itu antibiotik streptomisin juga dinamakan berdasarkan bakteri penghasilnya,
yaitu Streptomyces griseus.
 Antibiotik yang dihasilkan oleh genus ini antara lain :
nystatin dari S. noursei,
amphotericin B dari S. nodosus,
natamycin dari S. natalensis,
erythromycin dari S. erythreus,
neomycin dari S. fradiae,
streptomycin dari S. griseus,
tetrasiklin dari S. rimosus,
vancomycin dari S. orientalis,
rifamycin dari S. mediterranei,
chloramphenicol dari S. venezuelae,
puromycin dari S. alboniger 
lincomycin dari S. lincolnensis

7
I. EKSTRAKSI GENUS ACTYNOMICETES SP

Actynomicetes berasal dari tanah berbagai tumbuhan tingkat tinggi. Hasilnya adalah antibiotik
yang dihasilkan isolat Actinomycetes berpengaruh kuat terhadap beberapa isolat bakteri dan
jamur.Sampel diambil dengan kedalaman kurang lebih 20 cm, dari masing-masing titik sampling.
Sampel tanah yang diperoleh ditimbang sebanyak 50 g dimasukkan pada botol kultur yang telah
berisi 450 ml akuades steril, kemudian divortex selanjutnya dishaker selama 15 menit dengan
kecepatan 150 rpm, setelah itu didiamkan selama kurang lebih 10 menit untuk kemudian diambil
suspensinya kurang lebih 1 mL ke dalam cawan petri, selanjutnya ditambahkan media SCN ke
dalam cawan petri menggunakan metode tuang.Semua pekerjaan dilakukan secara aseptik.Setelah
didapatkan biakan murni aktinomiset, selanjutnya adalah uji potensi aktinomiset terhadap
pertumbuhan Escherichia coli. Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah isolat murni
aktinomiset yang telah diperoleh dapat menghasilkan antibiotika. Uji potensi dikatakan positif,
apabila pada cawan kultur terdapat suatu zona terang yang merupakan zona hambatan akibat
adanya penghambatan pertumbuhan E. Coli dengan adanya antibiotika yang dihasilkan oleh isolat
aktinomiset.
Isolate yang diperoleh dari berbagai daerah menunjukkan data yang bervariasi antara dearah satu
dengan yang lainnya hal ini Menurut Alexander (1977) dan Rao (1994), banyaknya kelompok
aktinomiset dalam suatu area tergantung pada tipe tanah (karakteristik fisik, bahan organik dan
pH lingkungan) karena melimpahnya bahan organik yang terdekomposisi dalam lingkungan
dapat meningkatkan jumlah aktinomiset.

8
BAB III PENUTUP.
A. KESIMPULAN

Dari pembahasan di atas dapat kita simpulkan, dengan pengolahan yang tepat dan penelitian yang rinci
dan memadai actinomycetes sp dapat menjadi salah satu sumber antibiotic untuk berbagai macam jenis
penyakit

B. SARAN

9
DAFTAR PUSTAKA
 https://id.wikipedia.org/wiki/Bakteri
 https://id.wikipedia.org/wiki/Actinobacteria
 https://adalah.top/actinomycetes-pengertian-ciri-siklus-hidup-manfaat-contoh-klasifikasi/
 https://id.wikipedia.org/wiki/Streptomyces

10

Anda mungkin juga menyukai