Diberlakukannya UUD 1945 pada periode pertama yaitu tahun 1945-1949, adalah awal
mula dipraktikannya demokrasi ini. Namun, demokrasi parlementer ini tidak berjalan
dengan baik. Kehidupan politik dan pemerintahan pada masa itu tidak stabil, akibatnya
program-program yang dibuat pemerintah tidak bisa dijalankan dengan baik dan
berkesinambungan. Akhirnya demokrasi ini berakhir secara yuridis pada 5 Juli 1959,
bersamaan dengan pemberlakuan kembali UUD 1945.
DEMOKRASI TERPIMPIN
Kalau dilihat dari beberapa poin di atas, demokrasi terpimpin tidaklah bertentangan
dengan Pancasila dan UUD 1945. Akan tetapi, konsep-konsep tersebut tidak
direalisasikan sebagaimana mestinya. Sehingga demokrasi terpimpin seringkali
menyimpang dari nilai-nilai Pancasila, UUD 1945, dan budaya bangsa.
Demokrasi pancasila lahir atas berbagai bentuk permasalahan yang dialami bangsa
Indonesia selama berlakunya demokrasi parlementer dan demokrasi terpimpin.
Demokrasi Pancasila itu pangkalnya adalah kekeluargaan dan gotong royong. Kalau
kamu main ke sebuah desa kamu pasti akan melihat semangat kekeluargaan yang ada
pada masyarakat desa, dan itu sudah lama dianut oleh mereka.
Jadi, hal paling penting dalam demokrasi Pancasila adalah nilai-nilai yang menjunjung
tinggi kemanusiaan sesuai dengan martabat dan harkat manusia, menjamin persatuan
dan kesatuan bangsa, mengutamakan musyawarah, rasa tanggung jawab kepada Tuhan
Yang Maha Esa menurut agama dan kepercayaan masing-masing, dan mewujudkan
keadilan sosial.
Akan tetapi, dalam praktiknya, demokrasi Pancasila pada masa Orde Baru ini banyak
menyimpang dari prinsip demokrasi pancasila itu sendiri.
Perbedaan demokrasi Pancasila pada era reformasi dengan era orde baru terletak pada
aturan pelaksanaannya. Kalau kita lihat pada peraturan perundang-undangan dan
praktik pelaksanaannya, banyak lho perubahan yang terjadi. Kebanyakan, perubahannya
itu terletak pada perbaikan kebijakan-kebijakan yang dirasa kurang sejalan dengan
konsep demokrasi.