Anda di halaman 1dari 24

RESPON IMUN

TERHADAP
PARASIT
Dr. dr. Wiwien S Utami, M.Sc
Sistem kekebalan tubuh terdiri atas :

1. Sistem pertahanan tubuh alamiah atau


nonspesifik (innate immunity system)
2. Sistem pertahanan tubuh yang adaptif/didapat
(adaptive immune system), spesific
immunity
Alamiah atau nonspesifik
(innate immunity system)
■ Sistem kekebalan tubuh alamiah ini dibawa sejak lahir
merupakan garis pertahanan pertama terhadap invasi
mikroorganisme dan mempunyai kemampuan untuk
segera mengenal mikroorganisme tertentu dan
menghancurkannya.
■ Selain itu, sistem kekebalan tubuh bawaan juga
memiliki fitur anatomis yang berfungsi sebagai
penghalang terhadap
infeksi.
Kekebalan tubuh alamiah (Innate/Non-
Specific sImmunity)

■ Ada 4 katagori imununitas bawaan (non-spesifik),


1. Barier fisik/anatomis,
2. barier kimia,
3. barier seluler
4. diferensiasi spesifik.
Adaptif/didapat (adaptive immune
system), spesific immunity
■ Sistem kekebalan adaptif bertindak sebagai garis pertahanan kedua
melawan benda asing, seperti bakteri, virus, toksin, dan juga memberi
perlindungan terhadap paparan kembali patogen yang sama. Bahan
yang dikenal sebagai benda asing dan memprovokasi respon imun
disebut antigen.
■ Antigen menyebabkan sel spesifik untuk memproduksi protein yang
disebut antibodi. Pada sistem pertahanan tubuh ini antibodi
memegang peranan utama.

■ Setiap subdivisi utama sistem kekebalan tubuh memiliki komponen


seluler maupun humoral di mana mereka melaksanakan fungsi
pelindung. Meskipun kedua jenis dari system kekebalan tubuh memiliki
fungsi yang berbeda, ada interaksi antara sistem ini (yaitu komponen
bawaan pengaruhi sistem kekebalan sistem imun adaptif, dan
sebaliknya).
■ Parasit merupakan organisme yang berlindung
atau di organisme dan mendapatkan keuntungan
dari penjamu/host
■ Banyak parasit mempunyai siklus hidup
kompleks  sebagian terjadi dlm tubuh manusia

■ Parasit yang menyerang manusia bisa dibagi 2


gol :
1. Organisme protozoa : malaria, tripasonoma,
toksoplasma, leismania dan amoeba
2. Organisme metazoa : helminthes, filaria,
skistosoma
Infeksi pada protozoa biasanya bersifat intraselular
 respon imun yang bangkit adalah sistem
imunitas selular
Sedangkan infeksi pada metazoa bersifat
ekstraselular  tidak bermultiplikasi di dalam
hospes definitif.
■ Respon imun humoral akan lebih berperan bila bila
parasit berada di ekstraselular atau berada dalam
sirkulasi darah (sistemik)
■ Sedangkan akan sebaliknya bila parasit berada dalam
intraselular maka respon imun yang bekerja adalah
sistem imunitas selular
■ Parasit pada golongan metazoa lebih menyebabkan
timbulnya reaksi reaksi hipersensitivitas tipe cepat
(reaksi alergi/anafilaksis), karena disebabkan peranan
imunitas humoral yaitu mekanisme yang dibawakan oleh
IgM
Respon imun terhadap parasit
yang menimbulkan penyakit
Parasit Penyakit Mekanisme imunitas
protektif utama
PROTOZOA
Plasmodium Malaria Antibodi dan CD8+/CTL
Lesmania Lesmaniasis (mukokutan, Th1 CD4+ mengaktifkan
diseminasi) makrofag untuk
membunuh parasit
Tripanosoma Tripanosomiasis Afrika Antibodi
Entamoeba histolika Amebiasis Antibodi, fagositosis

METAZOA
Skistosoma Skistomosomiasis ADCC atas peran
eosinofil, makrofag
Filaria Filariasis CMI ; peran antibodi
■ A. Imunitas nonspesifik
Protozoa dan cacing mengaktifkan imunitas non spesifik
melalui mekanisme yang berbeda. Mikroba tersebut hidup
& berkembang biak dan beradaptasi dalam penjamu
menjadi resisten terhadap sistem imun penjamu/host
Respon imun non spesifik terhadap protozoa dalah
fagositosis. Fagositosis juga menyerang cacing dan melepas
mikrobisidal utk membunuh mikroba yg besar utk difagosit
B. Imunitas Spesifik

1. Respon imun
Infeksi cacing biasanya terjadi kronik dan kematian
penjamu akan merugikan parasit sendiri. Dimana akan
menimbulkan rangsangan antigen persisten yang
meningkatkan kadar imunoglobulin dalam sirkulasi
pembentukan kompleks imun.
Antigen yang dilepas parasit berfungsi sbg mitogen
poliklonal sel B yan T independent
■ Respon imun terhadap cacing diperankan oleh Th2 yang
mengaktifkan eosinofil, basofil dan sel mast mediator
inflamasi untuk membatasi aktivitas parasit dan
membunuhnya
■ Teraktifasinya Th2 dengan ditandai peningkatan yang
signifikan dari IL-4, IL-5, IL-9, IL-10, dan IL-13 dan
menimbulkan respon kuat dari IgE, eosinofil, dan sel mast,
sehingga penanda terbesar dari suatu infeksi cacing adalah
terdeteksinya IgE serum yang tinggi dari individu yang
terinfeksi
■ Cacing juga menginduksi secara kuat pengaturan respon imun,
walaupun Th2 biasanya lebih dominan dari pada Th1 selama
infeksi cacing.
■ Infeksi pada S. mansoni juga memiliki respon kuat komponen
Th1 yang diinduksi oleh cacing dewasa, yang berbeda dengan
telurnya yang menginduksi respon Th2.
Respon imun terhadap cacing
usus
■ Pertahanan terhadap infeksi cacing diperankan oleh aktivasi Th2

 IL – 4  Membantu prod IgE oleh sel B


IL-13 Kontraksi usus meningkat
Produksi mukus meningkta
 IL-5  Mengaktivasi eosinofil
IL-9 eosinofilia
Mengaktivasi sel mast histamin spasme
usus ekspulsi cacing dari lumen usus

■ Pada infeksi cacing eosinofil lebih efektif dibanding sel leukosit


karena granul mengandung lisosim yang lebih toksik dibanding
enzim proteolitik dan ROI yang dihasilkan olh neutrofil &
makrofag
2. Granuloma
■ Beberapa infeksi cacing ada yang tdk dapat
dihancurkan oleh sistem imun. Maka akan terjadi
granuloma
■ Dimana badan berusaha mengucilkan parasite dengan
membentuk kapsul yang terdiri atas sel-sel inflamasi
(respon selular) terhadap pelepasan antigen kronik
■ Makrofag  faktor fibrogenik  pembentukan
jaringan granuloma & fibrotik
■ Th1 berdefisiensi sel T  mengurangi kemampuan
tubuh  granuloma & kapsul
Mekanisme Parasit
menghindar sistem imun
1. Pengaruh lokasi
2. Parasit mengubah antigen
3. Supresi sistem imun penjamu
4. Resistensi
5. Hidup dalam sel penjamu
Imunitas terhadap malaria
■ Th1  produksi sitokin pro inflamasi  aktivasi
makrofag dan destruksi sel darah merah terinfeksi
■ Th2 produksi Ab spesifik  menghambat reinfasi
sel darah merah lebih banyak
■ Sel CD8+ dan CD 4+  menghancurkan parasit di
sel hati
■ Plasmodium falsifarum  produksi sitokin Th1 >>
 berbahaya pd malaria cerebral
■ Penghancuran parast dlm otak  sitokin pro
inflamasi TNF- α  kerusakan otak
■ Parasit yg dihancurkan  produksi IL-1 dan TNF
dlm kadar tinggi
■ Sitokin-sitokin di beri eksogen  demam dan gejala
nonspesifik malaria
■ Produksi TNF berlebihan  komplikasi malaria yg
mengancam hidup spt suhu tingga, hipoglikemia,
malaria serebral
TUGAS PRAKTIKUM

■ Buatlah 3 kelompok kecil dalam masing-


masing Kelp P1, P2 dan P3
■ Buat presentasi tentang respon imun terhadap
parasite
■ Presentasi maksimal 25 menit tiap kelompok
■ Kelompok lain wajib komentar
P1
■ P1 – 1 : respon imun terhadap Soil Transmitted
Helminthes
■ P1 – 2 : respon imun terhadap Filaria
■ P1 – 3 : respon imun terhadap Skistosoma
P2

■ P2 - 1 : respon imun terhadap Cryptosporidium


■ P2 – 2 : respon imun terhadap Giardia
■ P2 – 3 : respon imun Malaria
P3

P3 – 1 : respon imun terhadap Amoeba


P3 – 2 : respon imun terhadap Toxoplasma
P3 – 3 : respon imun terhadap Trypanosoma
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai