Anda di halaman 1dari 8

Aurel Andita Shafira

240210170101
Kelompok 17

V. Hasil Pengamatan

Tabel 1. Data Pengamatan Bakteri, Kapang dan Khamir


Kelompok Sampel Gambar Keterangan

11 Roti busuk Perbesaran: 40X

12 Bakteri C Perbesaran: 40X


(Bacillus Bakteri adalah bakteri gram
subtilis) positif, berwarna ungu dan
berbentuk basil
13 Tempe Perbesaran: 40X
Gagal karena media kurang
beku

14 Ragi Tape Perbesaran: 40X


Khamir tidak terlihat

15 Bakteri A Perbesaran: 40X


(Lactobacillus Bakteri adalah bakteri gram
bulgaricus) positif, berbentuk basil,
berwarna ungu, dan
berkoloni
16 Oncom Perbesaran: 100X

17 Saf-Instan Perbesaran: 10X


Khamir terlihat berwarna
coklat dengan bulat putih.
Bentuk khamir bulat
18 Bakteri B Perbesaran: 40X
(Streptococcus Bakteri terlihat berkoloni
thermophillus) ungu dan merupakan
bakteri gram positif
19 Roti busuk Perbesaran: 40X

20 Farmipan Perbesaran: 40X


Khamir terlihat berwarna
coklat di bagian luar dan
bening di bagian dalam
(Sumber: Data Hasil Pengamatan Kelas B, 2018)
Aurel Andita Shafira
240210170101
Kelompok 17

5.1 PEMBAHASAN
Praktikum kali ini membahas tentang pengamatan bentuk bakteri, kapang,
dan khamir. Pada prinsipnya, praktikum dilakukan dengan mengoleskan
mikroorganisme ke gelas objek secara hati-hati dan aseptik.
A. Bakteri
Pada penelitian bakteri kali ini, dilakukan pembuatan film atau apusan
bakteri dan pewarnaan gram. Pada pembuatan apusan, yang harus dilakukan
pertama kali adalah membersihkan gelas objek dengan kapas yang sudah diberi
alkohol sebelum dikeringkan. Hal ini bertujuan agar gelas objek tersebut dalam
keadaan steril, supaya tidak ada mikroba lain yang tumbuh di dalam gelas objek.
Begitu pula ketika satu suspense bakteri diambil dengan Ose. Langkah ini harus
dilakukan secara aseptik setelah Ose disterilisasi. Suspensi bakteri juga harus
dioles dan disebarkan setipis mungkin karena jika terlalu tebal, maka akan terjadi
penumpukan mikroba, sehingga akan sulit diamati. Jika terlalu tipis juga akan
sulit diamati karena bentuknya tidak jelas. (Anonim, 2012) Kemudian dilakukan
fiksasi. Fiksasi adalah proses pengawetan dan pelekatan atau penempelan struktur
sel mikroorganisme pada suatu posisi. iksasi dilakukan setelah olesan pada kaca
preparat sudah kering. Jika olesan belum kering akan menyebabkan sel-sel
mikroorganisme yang bersangkutan menjadi tidak beraturan bentuknya. Tujuan
dari fiksasi adalah pelekatan bakteri supaya pada saat pencucian, bakteri tersebut
tidak ikut hilang tercuci. Fiksasi yang dilakukan tidak boleh terlalu panas dan
lama, karena bakteri yang ada pada preparat bisa hangus terpanggang dan terjadi
perubahan bentuk dan penyusutan sel. (Anonim, 2012.)
Setelah dilakukan pembuatan apusan, dilakukan pewarnaan gram. Pada
umumnya pewarnaan gram berfungsi untuk mengidentifikasi bagian-bagian
struktural sel mikroorganisme, mengamati dengan lebih baik tampang morfologi
mikroorganisme secara kasar, dan membantu mengidentifikasi atau membedakan
organisme yang serupa. Pada praktikum kali ini, pewarnaan gram dilakukan untuk
mengidentifikasi bakteri tersebut tergolong bakteri gram negatif atau bakteri gram
positif. Bakteri gram positif terlihat berwarna ungu karena asam-asam ribonukleat
pada sitoplasma sel-sel gram positif membentuk ikatan yang lebih kuat dengan
kompleks ungu kristal violet sehingga ikatan kimiawi tersebut tidak mudah
Aurel Andita Shafira
240210170101
Kelompok 17

dipecahkan oleh pemucat warna (Hadioetomo, 1993). Reaksi tersebut didasarkan


atas perbedaan komposisi kimiawi dinding sel. Bakteri gram negatif terlihat
berwarna merah muda. Bakteri gram negatif mengandung lipid dan lemak dalam
persentase yang lebih tinggi daripada bakteri gram positif (Sudarsono, 2008),
selain itu bakteri gram negatif juga memiliki peptidoglikan yang lebih tipis
daripada bakteri gram positif (Sunatmo, 2007).
Sebelum melakukan pewarnaan gram, gelas objek disterilkan
menggunakan alkohol. Hal ini dilakukan agar gelas objek bebas dari kotoran dan
mikroba yang tersisa. Kemudian, bakteri sampel dioleskan dengan Ose pada gelas
objek. Sama seperti sebelumnya, langkah ini dilakukan secara aseptis agar sampel
tidak terkontaminasi dengan mikroorganisme lain yang tidak diinginkan. Lalu,
gelas objek bersampel tersebut difiksasi dengan melalukannya di atas bunsen.
Langkah selanjutnya adalah pewarnaan gram. Pertama, dilakukan
pewarnaan kristal violet yang menjadikan sampel bewarna ungu selama 1 menit,
karena padawaktu 1 menit diasumsikan dinding sel bakteri sudah mengunci kristal
ungu. Lalu, zat warna dicuci dengan air dengan memiringkan gelas objek.
Pewarnaan kedua yang dilakukan adalah pewarna lugol selama 1 menit. Pewarna
lugol harus diteteskan selama 1 menit karena kalau kurang dari 1 menit warnanya
akan kurang menyerap, kalau lebih dari 1 menit, lugol akan menembus dinding sel
bakteri. Dari pewarnaan lugol ini terbentuk suatu kompleks antara kristal violet
dan yodium. Selanjutnya sampel dicuci dengan alkohol 95% selam 10-20 detik.
Digunakan alkohol 95% karena alkohol 95% dapat mencuci lemak di dinding sel
bakteri. (Anonim, 2013) Alkohol 95% akan mencuci kompleks tersebut keluar
dari dinding sel bakteri gram negatif, tetapi tidak pada sel bakteri gram positif
karena lapisan dinding selnya tebal. Pewarnaan selanjutnya dengan safranin
menyebabkan sel bakteri negatif berwarna merah karena menyerap safranin,
sedangkan bakteri gram positif tetap berwarna biru atau ungu seperti warna violet
kristal. Safranin berfungsi sebagai zat warna tandingan (lawan) luruhnya
kompleks mg-Ribonucleid acid-crystal violet dari dinding sel bakteri gram
negatif (Pelczar, 2007). Perbedaan warna ini dipengaruhi oleh ketebalan
peptidoglikan pada bakteri. Semakin tebal lapisan peptidoglikan pada dinding sel
bakteri, maka semakin besar pula kemampuan bakteri untuk menyerap warna
Aurel Andita Shafira
240210170101
Kelompok 17

merah dari safranin. Adapun pencucian di setiap akhir satu pewarnaan berfungsi
untuk menghilangkan sisa pewarna yang tidak terserap oleh sel bakteri.
Dari hasil pewarnaan gram, ditemukan bahwa bakteri A, bakteri B dan bakteri
C merupakan bakteri gram positif. Ketiga bakteri tersebut di dalam mikroskop
terlihat berwarna ungu dan berbentuk basil. Bakteri A diidentifikasi sebagai
Lactobacillus casei, bakteri B sebagai Streptococcus thermophillus, dan bakteri C
sebagai Bacillus subtilis.
B. Kapang
Praktikum yang kedua adalah pengamatan bentuk kapang. Kapang adalah
fungi multiseluler yang mempunyai filamen, dan pertumbuhannya pada substrat
mudah dilihat karena penampakannya yang berserabut seperti kapas.
Pertumbuhannya mula-mula berwarna putih, tetapi jika spora telah timbul akan
terbentuk berbagai warna tergantung dari jenis kapang (Ali, 2005).
Menurut Fardiaz (1992), kapang terdiri dari suatu thallus yang tersusun dari
filamen yang bercabang yang disebut hifa. Kumpulan dari hifa membentuk suatu
jalinan yang disebut miselium.
Dalam pengamatan kapang, gelas objek harus dibersihkan terlebih dahulu
dengan kapas dan alkohol 70%. Hal ini dilakukan agar object glass terbebas dari
debu dan kotaminan lain seperti pada pengamatan bakteri. Pada praktikum dengan
sampel kapang, dilakukan metode Moist Chamber. Metode ini ditujukan untuk
mengamati bentuk kapang secara menyeluruh (Sukarminah, dkk, 2008)..
Kemudian, mengalasi cawan petri dengan kertas saring dan meletakkan gelas
objek di dalam cawan petri. Setelah itu, meneteskan media agar PDA di atas gelas
objek, ditunggu dan biarkan hingga membeku. Berbeda dari bakteri, kapang harus
ditimbuhkan lebih dahulu pada media agar PDA karena nutrisi sangat dibutuhkan
kapang untuk kehidupan dan pertumbuhannya, yakni sebagai sumber karbon,
sumber nitrogen, sumber energi, dan faktor pertumbuhan (mineral dan vitamin)
(Waluyo, 2004) Setelah membeku, sepertiga bagian agar dipotong dan di bagian
yang besar dioleskan kapang. Lalu, diberi olesan vaselin pada tiga bagian sisi kaca
penutup, dengan bagian yang diberi vaselin tepat di atas agar yang telah ditanami.
Vaselin bertujuan untuk memberikan suasana aerob yang dibutuhkan bagi kapang
untuk dapat tumbuh. Selanjutnya penetesan aquades steril ke atas kertas saring
Aurel Andita Shafira
240210170101
Kelompok 17

yang ada di dalam cawan petri tadi. Tujuannya adalah untuk memberikan suasana
lembab. Suasana lembab adalah suasana paling baik untuk kapang untuk dapat
berkembang dengan baik. Setelah semua langkah tersebut, cawan petri ditutup dan
diinkubasi selama dua hari di suhu kamar (24 C). Barulah setelah itu diamati
dengan mikroskop.
Sampel yang digunakan berbeda-beda, yakni roti busuk, tempe dan
oncom. Roti busuk untuk kelompok 11 dan 19, tempe untuk kelompok 13 dan
oncom untuk kelompok 16. Kelompok 13, 16 dan 19 berhasil menumbuhkan
kapang Rhizopus sp., karena saat dilihat di bawah mikroskop terdapat sekat-sekat
seperti kumpulan hifa atau miselium. Namun pada kelompok 13, kapang tidak
tumbuh dengan baik karena medium kurang beku.
C. Khamir
Praktikum yang terakhir adalah pengamatan bentuk khamir. Pada
praktikum kali ini, digunakan tiga sampel yaitu Saf Instan, Farmipan dan ragi
tape. Pertama, peralatan disterilisasi terlebih dahulu untuk mencegah adanya
mikroorganisme lain yang tidak diharapkan. Sampel yang sudah dilarutkan
dimasukkan ke dalam gelas kaca dan diambil 1 Ose suspensi khamir. Kemudian,
suspensi dioleskan pada permukaan objek glass. Setelah itu khamir langsung
diamati di bawah mikroskop karena khamir merupakan preparat basah.
Khamir dari sampel Saf Instan terlihat berwarna coklat dengan bulatan
putih dan dari sampel Farmipan terlihat berwarna coklat di luar dan bening di
dalam. Keduanya berbentuk bulat. Seperti yang dikatakan oleh Suprapti (2003),
sebagian besar khamir memiliki bentuk bulat dan bulat panjang dengan ukuran
yang jauh lebih besar daripada bakteri. Sedangkan khamir dari sampel ragi tape
tidak terlihat. Hal ini dapat disebabkan karena penggunaan mikroskop yang tidak
maksimal sehingga bentuk khamir yang didapat kurang jelas dan menyimpang.
Khamir yang diamati pada praktikum kali ini merupakan khamir jenis
Saccharomyces cerevisae.
Aurel Andita Shafira
240210170101
Kelompok 17

VI. KESIMPULAN
Setelah melakukan pengamatan ini, dapat ditarik beberapa kesimpulan.
1. Pewarnaan gram pada bakteri digunakan untuk identifikasi bakteri gram
positif atau negatif
2. Bakteri gram positif bewarna biru atau ungu karena menyerap zat kristal
violet
3. Bakteri gram negatif bewarna merah bata karena menyerap zat safranin
4. Kapang memerlukan nutrisi (PDA) untuk pertumbuhannya yang
diinkubasi selama 2 hari (48 jam) pada suhu ruangan (23 C)
5. Kapang yang diamati (Rhizopus sp.) pada mikroskop berbentuk sekat-
sekat seperti kumpulan hifa (miselium)
6. Khamir yang diamati (Saccharomyces cerevisiae) berbentuk kokus atau
bulat
7. Bentuk Bakteri, Kapang, dan Khamir diamati di bawah mikroskop dengan
perbesaran tertentu.
Aurel Andita Shafira
240210170101
Kelompok 17

DAFTAR PUSTAKA
Adam, M. R. 2001. Microbiology of Fermented Food. New York: Elsivier
Applied Science Publisher, Ltd.
Anonim. 2008. https://munief86.wordpress.com/2008/10/05/khamir. Diakses 31
Maret 2018.
Anonim. 2012. http://artikelteknikkimia.blogspot.co.id/2012/02/tes-jurnal-
praktikum-mikrobiologi-jilid.html. Diakses 4 April 2018.
Anonim. 2013. http://veranixons.blogspot.co.id/2013/10. Diakses 4 April 2018 .
Chan, E.C.S. dan Pelczar, Michael J. 1986. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta:
Universitas Indonesia (UI Press).
Cowan, ST. 2004. Manual for the Identification of Madeical Bacteria. London:
Cambridge University Press
Dwidjoseputro. 2010. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: Penerbit Djembatan.
Sukarminah, Een, dkk. 2008. Mikrobiologi Pangan. Universitas Padjadjaran :
Jatinangor.
Fardiaz, S. 1992. Mikrobiologi Pangan I. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama
Fardiaz, S. 2004. Struktur Sel Mikroorganisme. Banten: Universitas Terbuka.
Gandjar, I. 2000. Pengenalan Kapang Tropik Umum. Jakarta: Yayasan Obor
Indonesia .
Hadioetomo, R. S. 1993. Mikrobiologi Dasar dalam Praktek Teknik dan Prosedur
Dasar Laboratorium. Jakarta: Penerbit Gramedia.
Hendro. 2012. http://analisbantul.blogspot.co.id/2012/09/pewarnaan-
gram.html?m=1. Diakses pada 29 Maret 2018.
Jutono, J. S. 1973. Pedoman Praktikum Mikrobiologi Umum. Departemen
Mikrobiologi Fakultas.
Kusnadi, dkk. 2003. Mikrobiologi. Bandung: FMIPA Universitas Pendidikan
Indonesia.
Pelczar, Michael dan Chan, E. C. S. 2007. Dasar-Dasar Mikrobiologi Jilid I.
Jakarta: UI Press.
Prescott, L.M. 2003. Microbiology. New York: McGraw-Hill.
Salle, A. J. 1961. Fundamental Principles of Bacteriology 5th ed. New York.
Sudarsono, A. 2008. Isolasi dan karakterisasi bakteri pada ikan laut dalam
spesies ikan gindara (Lepidocibium flavobronneum). Skripsi. Bogor:
Institut Pertanian Bogor.
Sunatmo, T. I. 2007. Eksperimen Mikrobiologi dalam Laboratorium. Bogor:
Penerbit Ardy Agency.
Volk. 1993. Mikrobiologi Dasar. Jakarta: Erlangga
W. A. Volk, M. F. 1993. Mikrobiologi. Jakarta: Erlangga.
Waluyo, L. 2004. Mikrobiologi Umum. Malang: UPT Penerbita UMM.
Aurel Andita Shafira
240210170101
Kelompok 17

JAWABAN PERTANYAAN

1. Sebutkan kemungkinan jenis bakteri dan khamir sesuai dengan


penglihatan di mikroskop (dilihat dari bentuk dan pewarnaan gram) !
Jawaban :
Bakteri: Lactobacillus bulgaricus (A), Streptococcus thermophillus (B), dan
Bacillus subtilis (C)
Khamir: Saccharomyces cerevisiae (berbentuk bulat)

2. Mengapa pada bakteri harus dilakukan pewarnaan gram sebelum dilihat di


bawah mikroskop ?
Jawaban : Bakteri hidup tidak berwarna, ukurannya juga sangat kecil, untuk
mengatasi hal tersebut maka dikembangkan suatu teknik pewarnaan sel bakteri
(pewarnaan gram) yang bertujuan untuk memperjelas ukuran dan bentuk bakteri.
Gram positif dan gram negatif adalah pembagian bakteri berdasarkan penyerapan
pada pewarnaan gram. Setelah dilakukan pewarnaan gram, bakteri akan dapat
dibedakan dan diidentifikasi dengan mudah melalui warna akhir yang
dihasilkannya. Bakteri gram positif ditandai dengan warna ungu. Bakteri gram
negatif berwarna merah.

3. Sebutkan fungsi pewarnaan kristal violet dan safranin pada pewarnaan


gram!
Jawaban : Fungsi dari kristal violet dan safranin adalah untuk membedakan
bakteri gram negatif dan bakteri gram positif. Kristal violet sebagai zat warna
primer yang akan mewarnai bakteri gram positif. Sedangakan safranin sebagai zat
warna sekunder untuk mewarnai bakteri gram negatif, sehingga gram positif dan
gram negatif dapat dibedakan.

Anda mungkin juga menyukai