240210150024
IV.
4.1
Hasil Pengamatan
Praktikum
kali
ini
dilakukan
pengamatan
terhadap
bentuk
Bentuk
Keterangan
2. Khamir
(Saccharomyces
cerevisiae)
Bentuk: Bulat
berantai
(Streptococcu
s)
Warna: Ungu
Perbesaran:
40x
Bentuk :
Bulat,
terdapat inti
di tengah
Warna:
Bening
kemerahmud
aan.
Perbesaran:
40x
3. Kapang
(Rhizopus
oligosporus)
Bentuk:
miselium
Warna: abuabu muda
Perbesaran:
100x
4.2
Pembahasan
Bakteri merupakan mikroorganisme uniseluler yang tersebar luas di
alam. Bakteri ada yang menguntungkan misalnya untuk fermentasi pada
bahan pangan dan ada pula yang merugikan yang bersifat patogen pada
manusia, hewan atau tumbuhan, serta dapat menyebabkan kerusakan pada
bahan pangan (pembusukan). Menurut Ferdiaz (1992), bakteri pada umumnya
mempunyai ukuran sel 0,5-1,0 m x 2.0-5.0 m dan terdiri dari tiga bentuk
dasar, yaitu bentuk bulat atau kokus (jamak: koki), bentuk batang atau basilus
(jamak: basili), dan bentuk spiral. Selain bentuk dasar tersebut, sel bakteri
juga dapat ditemui dalam bentuk berpasangan, berantai atau bergerombol.
Bakteri berkembang biak dengan cara pembelahan sel.
Bakteri yang hidup hampir tidak berwarna dan kontras dengan air,
dimana sel-sel bakteri tersebut disuspensikan. Salah satu cara untuk melihat
dan mengamati bentuk sel bakteri dalam keadaan hidup sangat sulit sehingga
dilakukan metode pewarnaan Gram untuk dapat mengidentifikasikan bakteri.
Hal ini dilakukan agar sel bakteri dapat terlihat dengan jelas dan mudah
diamati. Selain itu, metode ini juga berfungsi untuk mengetahui sifat
fisiologisnya yaitu mengetahui reaksi dinding sel bakteri melalui serangkaian
pewarnaan (Sutedjo, 1991).
Praktikum kali ini dilakukan metode pewarnaan Gram untuk
mengidentifikasi
morfologi
bakteri.
Bakteri
yang
diamati
adalah
aquades
dan
keringkan.
Penambahan
lugol
mengakibatkan
terbentuknya kompleks VK-I dan sel berwarna violet-biru. Setelah gelas objek
kering, dibersihkan dengan alkohol 95% selama 10-20 detik atau sampai
warna tidak luntur lagi dan dibilas dengan aquades dan dikeringkan.
Pencucian dengan alkohol pada bakteri gram negatif menyebabkan lemak
terekstraksi dari dinding sel, pori-pori membesar, dan kompleks VK-I tercuci
keluar sehingga sel bakteri yang diamati menjadi tidak berwarna, sedangkan
pada bakteri gram positif meyebabkan dinding sel mengalami dehidrasi serta
pori-pori berkerut dan permeabilitas menurun sehingga kompleks VK-I tidak
dapat keluar dari sel dan menjadikan sel bakteri tetap berwarna violet-biru
(Sukarminah, 2012). Setelah itu, warnai lagi dengan larutan safranin selama 020 detik lalu bilas dan keringkan dengan kertas serap. Efek dari pemberian
safranin pada bakteri gram positif tidak terjadi perubahan, sel tetap berwarna
ungu karena permeabilitas menurun (akibat pencucian dengan alkohol)
sehingga warna tidak dapat terserap, sedangkan pada bakteri gram negatif sel
akan menyerap warna zat terakhir yang diberikan yaitu warna merah. Safranin
berfungsi sebagai konterstain atau pewarna penimbal dalam pewarnaan Gram
ini. Selain itu safranin berfungsi untuk mewarnai kembali sel-sel yang telah
kehilangan cat utama setelah perlakuan dengan alkohol. Salah satu hal yang
dengan
pernyataan
yang
terdapat
pada
literatur
bahwa
Streptococcus adalah suatu bakteri yang bersifat gram positif, berbentuk bulat
atau kokus, atau berbentuk bulat memanjang yang disebut juga kokobasili
(Ferdiaz, 1992).
Pengamatan yang dilakukan selanjutnya adalah pengamatan terhadap
khamir. Khamir yang diamati adalah jenis Saccharomyces cerevisiae yang
berperan dalam fermentasi bahan pangan. Menurut Ferdiaz (1992), khamir
termasuk fungi tetapi dibedakan dari kapang karena bentuknya yang terutama
uniseluler. Bentuk khamir hampir serupa dengan bakteri tetapi mudah
dibedakan karena ukurannya yang lebih besar dan morfologinya yang berbeda
dengan bakteri. Sel khamir mempunyai ukuran yang bervariasi, yaitu dengan
panjang 1-5 m sampai 20-50 m dan lebar 1-10 m. Khamir berperan dalam
pembuatan bir, anggur, minuman keras, roti, dan produk fermentasi lainnya
(Sumanti dkk, 2008).
Seperti pengamatan sebelumnya, pengamatan pada khamir juga harus
dilakukan secara steril. Mengamati khamir lebih mudah dibandingkan bakteri,
oleh karena itu tidak perlu dilakukan pewarnaan. Pengamatan dengan khamir
dilakukan dengan menggunakan metode preparat basah. Kenapa pake preparat
basah? Gelas objek yang akan digunakan dibersihkan terlebih dahulu dengan
kapas yang sudah diberi alkohol 70%.Kenapa pake alcohol? Lalu khamir
diambil dari media PDA (Potato Dextrose Agar) dengan menggunakan Ose
yang sudah disterilkan dan dioleskan pada permukaan gelas objek, kemudian
diamati di bawah mikroskop. Namun, sebelumnya ditetesi aquades untuk
V.
Kesimpulan
Kesimpulan yang didapat dari praktikum kali ini adalah sebagai
berikut:
1. Bakteri, kapang, dan khamir memiliki karakteristik yang berbeda.
2. Bakteri dibedakan menjadi dua jenis yaitu bakteri gram postif dan
bakteri gram negatif.
3. Bakteri gram negatif akan berwarna merah dan bakteri gram positif
akan berwarna biru hingga ungu ketika diamati dibawah mikroskop.
4. Bakteri Streptococcus yang diamati menjadi berwarna ungu setelah
pewarnaan menunjukkan jenis bakteri gram positif.
5. Khamir yang diamati memiliki bentuk bulat dan berwarna bening
kemerahmudaan.
6. Kapang tidak teramati karena kesalahan teknis dan beberapa faktor
lainnya.
5.2
Saran
Saran yang dapat diberikan untuk praktikum kali ini yaitu praktikan
sensitif
terhadap
lingkungan
sekitarnya.
Pengambilan
kultur
menggunakan Ose juga harus dilakukan secara hati-hati, pastikan Ose tidak
terlalu panas dan media kultur tidak ikut terbawa. Membuka cawan petri
diusahakan tidak terlalu lebar untuk mengurangi kontaminasi.
DAFTAR PUSTAKA