PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
IDENTIFIKASI PEWARNAAN GRAM POSITIF DAN
PEWARNAAN SEDERHANA
MAKALAH
Disusun oleh:
Kelompok 15
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya berkat
rahmat-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah “Identifikasi Pewarnaan Gram Positif dan
Pewarnaan Sederhana” yang digunakan dalam praktikum mikrobiologi dengan tepat waktu.
Makalah ini kami buat untuk memenuhi salah satu kriteria penilaian pada mata kuliah
Mikrobiologi.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Dr. Ir. Trini Sudiarti, M.Si selaku dosen
pengampu mata kuliah Mikrobiologi, serta Dwi Oktaviana, S.Tp., M.Si dan Primasti
Nuryandari Putri M.KM selaku asisten laboratorium mata kuliah Mikrobiologi, yang telah
memberikan ilmu dan membimbing kami dalam menjalani mata kuliah Mikrobiologi dan
menyusun makalah ini.
Kami berharap makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan
bermanfaat bagi pembaca serta diri kami sebagai penulis. Mohon maaf apabila masih terdapat
banyak kesalahan dan kekurangan di dalam makalah kami. Dengan sepenuh hati, kami terima
kritik dan saran demi terwujudnya makalah yang lebih baik lagi. Sekian dan terima kasih.
Kelompok 15
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3
BAB 1 PENDAHULUAN 4
A. Latar Belakang 4
B. Rumusan Masalah 4
C. Tujuan Masalah 4
BAB 4 PENUTUP 19
DAFTAR PUSTAKA 20
3
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu olesan bakteri, pewarnaan sederhana dan pewarnaan Gram?
2. Bagaimana cara melakukan olesan bakteri, pewarnaan sederhana dan pewarnaan
Gram?
3. Mengapa untuk identifikasi bakteri pewarnaan gram perlu dilakukan?
4. Pengamatan apa saja yang bisa digunakan sebagai parameter untuk
mengidentifikasi dan mendeterminasi bakteri tak dikenal?
5. Bagaimana mekanisme reaksi biokimia pada pewarnaan sederhana dan
pewarnaan bakteri gram positif ?
C. Tujuan Pembahasan
1. Mengetahui cara pewarnaan sederhana
2. Mengetahui cara pewarnaan gram positif
3. Mengetahui reaksi biokimia pada pewarna sederhana dan gram positif
4
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Olesan Bakteri
Olesan atau apusan bakteri adalah lapisan tipis bakteri yang ditempatkan pada
kaca objek untuk pelaksanaan teknik pewarnaan. Olesan bakteri yang baik adalah
olesan yang, bila dikeringkan, muncul sebagai lapisan atau film tipis berwarna
keputihan (Cappuccino, J. C., Sherman, N, 2014). Mempersiapkan apusan bakteri
diperlukan untuk membantu mencegah kontaminasi kultur dan memastikan keamanan
bagi pembuatnya. Setiap langkah kerja dalam prosedur olesan bakteri memiliki alasan
penting, dan masing-masing harus diikuti dengan cermat sebagai prasyarat
keberhasilan pengamatan (Pommerville, J. C., 2018).
B. Pewarnaan Sederhana
Pewarnaan sederhana merupakan penggunaan pewarnaan tunggal (hanya
menggunakan satu jenis cat pewarna) untuk mewarnai organisme bakteri. Prinsip
kerja dari pewarnaan sederhana, yaitu : apusan bakteri diwarnai dengan satu reagen.
Pewarnaan dasar dengan kromogen bermuatan positif (zat-zat warna yang digunakan
bersifat alkali) lebih disukai karena asam nukleat bakteri dan komponen dinding sel
tertentu membawa muatan negatif yang sangat menarik dan mengikat kromogen
kationik. Pewarnaan dasar yang paling umum digunakan adalah biru metilen, kristal
violet, dan carbol fuchsin. Tujuan pewarnaan sederhana adalah untuk menjelaskan
morfologi dan susunan sel bakteri (Tabel 2.1).
5
.
Tabel 2.1 Bentuk umum dari bakteri
Sumber : Pollack, R. et al., 2009. LABORATORY EXERCISES IN MICROBIOLOGY, THIRD EDITION.
6
Gambar 2.2 Struktur dinding sel bakteri
Sumber: Granato, P., Morton, V. and Morello, J., 2019. Laboratory manual and workbook in
microbiology. 12th ed. New York: McGraw-Hill Education.
7
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
b. Cara Kerja
1. Bersihkan gelas objek dengan alkohol 70% sampai bebas lemak.
2. Ambil beberapa ose akuades steril dan letakan di atas permukaan gelas
objek.
8
Gambar 1.2. Pencampuran biakan bakteri dan aquades
Sumber: Cappuccino, J. C., Sherman, N. 2014. Microbiology-A laboratory Manual.
10th Ed., Pearson Education.
5. Fiksasi dengan cara melewatkan gelas objek di atas nyala api spiritus 3
– 4 kali
9
Gambar 1.4. Fiksasi Olesan Bakteri.
Sumber: Cappuccino, J. C., Sherman, N. 2014. Microbiology-A laboratory Manual.
10th Ed., Pearson Education.
b. Cara Kerja
Berikut adalah cara kerja dari Uji Pewarnaan Sederhana menurut Cappuccino,
J. dan Sherman, N (2014):
10
Sumber: Cappuccino, J. C., Sherman, N. 2014. Microbiology-A laboratory Manual. 10th Ed.,
Pearson Education.
3. Cuci dengan air aquades mengalir secara perlahan dengan air untuk
menghilangkan sisa cat. Selama langkah ini, tahan slide sejajar dengan
aliran air. Dengan cara ini dapat mengurangi hilangnya organisme dari
sediaan.
11
Gambar 2.4 Mikrograf dari Morfologi Bakteri
Sumber: Cappuccino, J. C., Sherman, N. 2014. Microbiology-A laboratory Manual. 10th Ed.,
Pearson Education.
12
3. Aquades steril
4. Larutan hucker’s Crystal violet (Gram A)
5. Larutan mordan lugol’s iodine (Gram B)
6. Larutan 95% etil alkohol (Gram C)
7. Larutan safranin (Gram D)
8. Jarum ose
9. Alkohol 70%
10. Pembakar spiritus
b. Cara Kerja
1. Buat preparat olesan bakteri.
2. Teteskan larutan Gram A sebanyak 2-3 tetes pada olesan bakteri dan
diamkan selama 1 menit.
3. Cuci dengan air mengalir, lalu keringkan dengan kertas hisap secara
hati-hati.
13
Gambar 3.2. Mencuci preparat dengan air aquades mengalir
Sumber: Cappuccino, J. C., Sherman, N. 2014. Microbiology-A laboratory Manual.
10th Ed., Pearson Education.
14
Gambar 3.4. Peletakkan dan Pencucian Larutan Gram D pada
preparat.
Sumber: Cappuccino, J. C., Sherman, N. 2014. Microbiology-A laboratory
Manual. 10th Ed., Pearson Education.
15
Sumber: Cappuccino, J. C., Sherman, N. 2014. Microbiology-A laboratory
Manual. 10th Ed., Pearson Education.
Gambar 3.7 Pewarnaan Dasar yang memiliki kromogen positif dan ion hidroksida negatif.
Sumber :Petersen, J. a. (2016). Laboratory Exercises in Microbiology: Discovering the Unseen World
Through Hands-On Investigation. CUNY Academic Works. Retrieved from
http://academicworks.cuny.edu/qb_oers/16
16
Kromogen (kadang-kadang disebut kromofor) adalah ion berwarna. Jika
kromogen bermuatan positif, ion lawannya adalah ion hidroksida bermuatan negatif
(OH-). Karena sebagian besar struktur sel memiliki muatan negatif, kromogen
berwarna yang bermuatan positif akan tertarik ke sel yang bermuatan negatif. Hasil
dari interaksi ini adalah sel yang mempertahankan warna dan latar belakang tetap
tidak berwarna.
Jika kromogen bermuatan negatif, ion lawannya adalah hidrogen (H+).
Kromogen negatif akan ditolak oleh sel yang bermuatan negatif dan sel akan tetap
tidak berwarna dengan latar belakang gelap. Karena sel biasanya memiliki dinding sel
yang bermuatan negatif, kromofor positif dalam pewarna dasar cenderung menempel
pada dinding sel, menjadikannya pewarnaan positif. Dengan demikian, pewarna dasar
yang umum digunakan seperti fuchsin dasar, kristal violet, hijau perunggu, biru
metilen, dan safranin biasanya berfungsi sebagai pewarna positif.
Gambar 3.8 Pengamatan mikroskopis sel pada langkah-langkah prosedur pewarnaan gram
Sumber: Cappuccino, J. C., Sherman, N. 2005. Microbiology-A laboratory
Manual. 6th Ed., Pearson Education.
17
primer, sehingga membentuk kompleks yang tidak larut yaitu kristal-violet-iodine
(CV-I). CV-I berfungsi untuk memperkuat warna noda. Pada titik ini, semua sel akan
tampak ungu kehitaman. Reagen ketiga merupakan agen penghilang warna
(dekolorisasi) berupa Ethyl Alcohol. 95% reagen ini memiliki fungsi ganda sebagai
agen dehidrasi protein dan sebagai pelarut lipid. Reaksi ini ditentukan oleh dua faktor,
yaitu konsentrasi lipid dan ketebalan lapisan peptidoglikan pada dinding sel bakteri.
Lapisan peptidoglikan yang tebal pada sel gram positif bertanggung jawab atas retensi
kompleks CV-I yang lebih ketat, karena pori-pori menjadi lebih kecil karena efek
dehidrasi alkohol. Oleh karena itu, kompleks pewarnaan primer yang terikat erat sulit
dihilangkan, sehingga sel-selnya tetap berwarna ungu. Sedangkan, gram negatif pada
tahap ini kehilangan warnanya. Reagen terakhir, yaitu counterstain yang berupa
Safranin. Safranin digunakan untuk mewarnai sel-sel yang sebelumnya telah
dihilangkan warnanya pada sel gram negatif. Sementara sel gram positif hanya
mempertahankan warna ungu dari noda primer.
G. Jenis Bakteri Gram Positif
GRAM POSITIF KOKUS:
Jenis bakteri yang termasuk dalam kelompok ini adalah famili Micrococaceae,
Streptococcaceae, dan Staphylococcus. Ketiga famili tersebut akan dijelaskan sebagai
berikut:
- Micrococcus
Bakteri Micrococcus berbentuk bulat dengan hidup secara bergerombol tidak
beraturan atau membentuk paket atau tetrad. Micrococcus merupakan bakteri
gram positif yang bersifat aerobik, dan katalase positif. Contoh dari bakteri ini
adalah Micrococcus luteus yang hidup sebagai patogen.
- Streptococcaceae
Bakteri Streptococcus memiliki bentuk seperti bola yang hidup secara
berpasangan, atau membentuk rantai pendek dan panjang. Cara hidup
Streptococcus tergantung dari spesies dan kondisi pertumbuhannya.
Streptococcus merupakan bakteri gram positif yang bersifat homofermentatif,
dan beberapa spesies memproduksi asam laktat secara cepat pada kondisi
anaerob. Contoh dari bakteri ini adalah Streptococcus pneumoniae,
Streptococcus pyogenes, dan Streptococcus agalactiae.
18
Gambar 3.9 Streptococcus agalactiae
Sumber: Leboffe, M. and Pierce, B., 2010. Microbiology. 3rd ed. Englewood, Colorado:
Morton.
- Staphylococcus
Bakteri Staphylococcus memiliki bentuk seperti bola yang terdapat dalam
bentuk tunggal, berpasangan, tetrad, atau berkelompok seperti buah anggur.
Untuk pertumbuhannya, bakteri ini membutuhkan nitrogen organik (asam
amino) dan bersifat anaerobik fakultatif. Contoh dari bakteri ini adalah
Staphylococcus aureus dan Staphylococcus epidermidis.
- Enterococcus
19
Bakteri Enterococcus memiliki bentuk bulat yang memanjang dalam bentuk
tunggal atau rantai pendek. Enterococcus bersifat katalase-negatif dan
anaerobik fakultatif. Contoh dari bakteri ini adalah Enterococcus faecalis yang
hidup sebagai patogen.
Gram Positif Batang:
Selain berbentuk kokus, bakteri gram positif juga memiliki jenis yang berbentuk
batang. Beberapa bakteri jenis ini memiliki kepentingan pada lingkungan, industri,
dan klinis. Jenis bakteri yang termasuk dalam kelompok ini adalah famili Bacillus,
Clostridium, Corynebacterium, Lactobacillus dan Mycobacterium. Famili tersebut
akan dijelaskan sebagai berikut.
- Bacillus
Bacillus merupakan bakteri yang berkelompok dengan besar dan heterogen.
Batang Bacillus berbentuk dalam tunggal atau rantai. Bakteri ini bersifat
aerobik atau anaerobik fakultatif dan kebanyakan positif katalase. Bacillus
menghasilkan endospora secara aerob. Contoh dari bakteri ini adalah Bacillus
anthracis, Bacillus subtilis dan Bacillus cereus
- Clostridium
Clostridium merupakan bakteri yang hidup secara tunggal, berpasangan,
maupun rantai. Sebagian besar bakteri ini bersifat anaerob obligat, tetapi ada
beberapa yang mikroaerofil. Clostridium juga memiliki sifat katalase-negatif.
Bakteri ini menghasilkan endospora, tetapi tidak secara aerobik. Contoh dari
20
bakteri ini adalah Clostridium tetani ,Clostridium botulinum, Clostridium
perfringens, dan Clostridium difficile.
21
Gambar 3.13 Mycobacterium tuberculosis
Sumber: Leboffe, M. and Pierce, B., 2010. Microbiology. 3rd ed. Englewood, Colorado:
Morton.
- Listeria
Famili bakteri ini berbentuk batang dengan sifat anaerob fakultatif. Contoh
dari bakteri ini adalah Listeria monocytogenes.
H. Limitasi Pewarnaan Gram dan Pewarnaan Gram Positif
Pada gram positif lebih sulit untuk menghilangkan warnanya dibandingkan
dengan gram negatif, hal ini karena gram positif memiliki banyak lapisan
peptidoglikan sehingga menahan molekul asam teichoic. Asam teichoic bereaksi
dengan kristal violet dan yodium yang berguna dalam proses pewarnaan ini.
Kemudian, kompleks molekul kristal violetiodine-teichoic acid terbentuk dan
menghasilkan senyawa kompleks yang besar sehingga membuat proses gram positif
sulit untuk dihilangkan. Selain itu, ketika gram positif dicampurkan dengan alkohol
maka alkohol tidak dapat bereaksi dengan mudah untuk menghilangkan kristal violet.
Sedangkan, jika alkohol dicampurkan pada gram negatif maka akan mudah untuk
menghilangkan kristal violet karena lapisan luar lipopolisakarida dari dinding sel
gram negatif memiliki sedikit lapisan sehingga mudah larut dan mempercepat
penghilangan noda primer kristal violet (Pollack, R. A., et.al, 2009).
22
a. Faktor apa saja yang dapat mempengaruhi pewarnaan sederhana dan
pewarnaan gram?
- Jika hasil dari olesan bakteri terlalu kental, maka proses penghilangan
warna yang benar tidak dapat dilakukan.
- Lalu jika pada proses fixing heat dalam proses olesan bakteri terlalu
panas maka akan membuat dinding sel pecah.
- Konsentrasi dan kesegaran reagen juga dapat mempengaruhi kualitas
larutan.
- Pada saat Pencucian dan pengeringan noda di antara
langkah-langkahnya harus konsisten dan hati-hati. Karena apabila air
berlebih atau tertinggal di kaca objek akan membuat reagen encer
- Pewarnaan Gram hanya dapat diandalkan pada sel dari kultur yang
berada dalam fase pertumbuhan eksponensial. Budaya yang lebih tua
mengandung lebih banyak sel yang pecah dan mati. Sel dari kultur
lama dapat menodai Gram negatif meskipun bakterinya Gram positif.
b. Pada reagen counterstain, mengapa warna pada gram negatif berubah menjadi
pink sedangkan gram positif tetap mempertahankan warna ungunya dari
primary stain?
23
c. Disebutkan bahwa kompleks kristal violet-iodium yang terjebak menyebabkan
dinding gram positif menjadi tidak terlalu rentan terhadap dekolorisasi.
Mengapa hal tersebut bisa terjadi? Dan bagaimana korelasi antara keduanya?
Jawab: Gram positif menjadi tidak terlalu rentan terhadap dekolorisasi karena
gram positif memiliki dinding sel yang tebal dan ikatan silang yang besar.
ikatan silang yang besar tersebut dipengaruhi karena adanya kandungan asam
teichoic. asam teichoic inilah yang menjebak kompleks kristal violet-iodine
bisa lebih efektif. karena asam teichoic memiliki fungsi salah satunya itu
mencegah kerusakan dinding yang luas dan kemungkinan lisis sel. Kemudian
Lapisan peptidoglikan yang tebal pada sel gram positif bertanggung jawab atas
retensi kompleks kristal violet-iodium yang lebih ketat, karena pori-pori
menjadi lebih kecil karena efek dehidrasi alkohol. Oleh karena itu, kompleks
pewarnaan primer yang terikat erat sulit dihilangkan, sehingga sel-selnya tetap
berwarna ungu.
Jawab: Setiap bakteri baik gram negatif maupun gram positif memiliki
konsentrasi lipid dan peptidoglikan yang berbeda. Komposisi dinding sel gram
negatif terdiri dari kandungan lipid yang tinggi, berbeda dengan komposisi
dinding sel bakteri gram positif yang mengandung lipid rendah. Kemudian,
bakteri Gram Negatif mempunyai sistem membran yang ganda dengan
membran plasma bakteri dilindungi membran luar permeabel, bakteri negatif
juga memiliki dinding sel peptidoglikan di antara membran luar dan membran
dalam. Sementara bakteri gram positif hanya memiliki membran plasma yang
tunggal dengan dikelilingi oleh dinding sel yang tebal dari peptidoglikan.
Hampir 90% dinding sel bakteri gram positif ini tersusun dari peptidoglikan.
Jadi, konsentrasi lipid dan ketebalan peptidoglikan yang digunakan pada
reaksi ini adalah tergantung terhadap jenis bakteri gramnya.
24
BAB IV
PENUTUP
Uji Pewarnaan Sederhana merupakan salah satu uji biokimia yang dapat
dilakukan untuk menjelaskan morfologi dan susunan sel bakteri, seperti bacilli, spiral,
dan cocci yang dilakukan dengan menggunakan pewarnaan tunggal. Sedangkan gram
positif merupakan uji biokimia pada organisme yang mempertahankan kompleks
kristal violet-iodine dan hasilnya akan terlihat berwarna ungu setelah penghilangan
warna dan pewarnaan ulang. Kedua uji tersebut harus menggunakan apusan bakteri
atau olesan bakteri agar dapat mencegah kontaminasi kultur.
25
DAFTAR PUSTAKA
26