PANGAN
MODUL 3: PEMBUATAN MEDIUM
KELOMPOK 4 - TUTOR 4
Puji Syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kelompok kami dapat menyelesaikan tugas Makalah Praktikum Modul 3: Pembuatan
Medium ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk
memenuhi tugas pada mata kuliah Praktikum Mikrobiologi Pangan.
Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Pembuatan
Medium bagi para pembaca dan juga bagi penulis. Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu
Dr. Ir. Trini Sudiarti., MSi selaku Penanggung Jawab Mata Kuliah Mikrobiologi Pangan, Mba
Dwi Oktaviana., S.Tp., MSi selaku Asisten Laboratorium Praktikum Mikrobiologi Pangan, dan
Mba Primasti Nuryanda Putri MKM selaku Asisten Laboratorium Praktikum Mikrobiologi
Pangan yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan
sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari, makalah
yang kami tulis masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Tim Penulis
1 Universitas Indonesia
2 Universitas Indonesia
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR 1
DAFTAR ISI 2
BAB I 4
PENDAHULUAN 4
1.1. Latar Belakang 4
1.2 Rumusan Masalah 4
1.3 Tujuan Pembahasan 4
BAB II 5
KAJIAN PUSTAKA 5
BAB III 8
BAB IV 17
PENUTUP 17
DAFTAR PUSTAKA 18
3 Universitas Indonesia
BAB I
PENDAHULUAN
2. Mengapa agar-agar dipakai sebagai bahan dasar dalam media pertumbuhan mikroba?
4 Universitas Indonesia
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Media adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat hara atau nutrent yang
berguna untuk membiakkan mikroorganisme. Pembuatan media ini akan berguna untuk berbagai
macam tindakan yang dapat dilakukan terhadap mikroorganisme seperti isolasi, perbanyakan,
pengujian sifat-sifat fisiologis, dan perhitungan jumlah mikroorganisme. Penting bagi media
untuk mengandung nutrisi yang dibutuhkan oleh mikroorganisme karena mikroorganisme akan
memanfaatkan nutrisi pada media yang berupa molekul-molekul kecil untuk merakit dan
menyusun komponen selnya. Dengan media pertumbuhan, dapat dilakukan juga isolasi
mikroorganisme untuk mendapatkan biakan murni dari mikroorganisme yang diisolasi. Oleh
karena mikroorganisme yang berbeda tentu membutuhkan nutrisi yang berbeda pula, sehingga
dikembangkanlah berbagai macam media pertumbuhan dengan nutrisi yang berbeda-beda untuk
memenuhi kebutuhan mikroorganisme. Media pertumbuhan dapat berbentuk cairan, gel, atau
padat yang didesain sedemikian rupa untuk mendukung pertumbuhan mikroorganisme.
Media itu sendiri adalah suatu tempat yang terdiri dari campuran zat-zat makanan yang
diperlukan mikroorganisme untuk pertumbuhannya. Media terdiri atas bahan dasar sumber
Karbon, Nitrogen, Oksigen, Fosfat, dan unsur mikronutrien. Terdapat beberapa syarat yang harus
dipenuhi terkait medium, yaitu sebagai berikut:
1) Harus mengandung semua zat hara yang mudah digunakan oleh mikroba
2) Harus mempunyai tekanan osmosis, tegangan permukaan, dan pH yang sesuai dengan
kebutuhan mikroorganisme yang dibiakkan
Media tersusun atas agar, pepton, ekstrak tumbuhan, ekstrak daging, komponen selektif,
komponen diferensial, dan media buffer. Media juga memiliki beberapa fungsi, yaitu media dasar
atau media umum, media diperkaya (enriched media), media diferensial atau pembeda, media
selektif, media penguji, serta media untuk perhitungan sel.
5 Universitas Indonesia
1) Media umum: Media yang ditambahkan bahan-bahan yang bertujuan untuk menstimulasi
pertumbuhan mikroba secara umum
2) Media khusus: Media untuk menentukan tipe pertumbuhan mikroba dan kemampuannya
untuk mengadukan perubahan - perubahan kimia tertentu
3) Media diperkaya: Media yang ditambahkan bahan-bahan tertentu untuk menstimulasi
pertumbuhan mikroba yang diinginkan
4) Media selektif: Media yang ditambahkan bahan-bahan tertentu bertujuan untuk
menghambat pertumbuhan mikroba yang tidak diinginkan
5) Media diferensial: Media yang ditambahkan bahan kimia atau reagensia tertentu yang
menyebabkan mikroba yang tumbuh menunjukkan perubahan spesifik sehingga dapat
dibedakan
6) Media penguji: Media dengan susunan tertentu yang bertujuan untuk menguji
senyawa-senyawa tertentu dengan bantuan bakteri
7) Media perhitungan jumlah bakteri dalam suatu bahan: Contohnya adalah medium untuk
menghitung jumlah bakteri E. Coli dalam air sumur
Media dapat digolongkan berdasarkan beberapa aspek. Aspek yang pertama, media dapat
digolongkan berdasarkan sifat fisiknya, yaitu media padat, media semi padat semi cair, serta
media cair. Berdasarkan tujuannya, media dibedakan menjadi media selektif atau penghambat
dan media diperkaya. Selain itu berdasarkan komposisi atau susunan bahannya, media dapat
dibedakan sebagai berikut:
1) Media Sintetis: Merupakan media yang telah diketahui kandungan bahannya secara
terperinci
2) Media Semi-Sintetis: Contohnya adalah cairan Hanks yang ditambahkan serum
3) Media Non-Sintetis: Media yang mengandung bahan-bahan yang tidak diketahui secara
pasti kandungannya baik kadar maupun susunannya
Selain berdasarkan komposisi atau susunan bahannya, media juga dapat digolongkan
berdasarkan sifat fisik fisiologis dan biologis kuman dan untuk tujuan isolasi, yaitu sebagai
berikut:
6 Universitas Indonesia
1) Media Persemaian: Media yang sangat kaya akan zat makanan yang menyuburkan satu
jenis mikroba yang ingin diperhatikan
2) Media Eksklusif: Media yang memungkinkan tumbuhnya satu jenis mikroba saja
3) Media Selektif: Media yang tersusun sedemikian rupa sehingga mikroba tertentu dapat
bertumbuh tetapi dengan masing-masing koloni yang khas
Terdapat beberapa media yang umum digunakan dalam pembuatan media, yaitu media
Nutrient Agar (NA), Potato Dextrose Agar (PDA), Salmonella Shigella (SS) Agar, Eosin
Methylene Blue Agar (EMBA), serta Nutrient Broth (NB). Agar merupakan media yang umum
digunakan karena mengandung nutrien yang dibutuhkan oleh mikroorganisme untuk bertumbuh.
Selain itu agar juga memiliki sifat yang stabil dan tidak terpengaruhi pun terdegradasi oleh
mikroorganisme. Namun, dengan mahalnya harga media serta melimpahnya sumber alam dan
pemanfaatan limbah yang dapat digunakan sebagai media pertumbuhan mikroorganisme, hal ini
mendorong para peneliti untuk menemukan media alternatif dengan bahan-bahan yang lebih
mudah untuk didapat dan tidak perlu mengeluarkan biaya yang mahal.
7 Universitas Indonesia
BAB III
Menurut Benson (2002), media pertumbuhan memiliki 7 bahan dasar, yaitu air,
karbon, energi, nitrogen, mineral, faktor pertumbuhan, dan pH.
1. Air
2. Karbon
3. Energi
8 Universitas Indonesia
substansi anorganik sederhana untuk mendapatkan energi (memerlukan
energi nitrit, nitrat/sulfida), kemoheterotrof, yaitu organisme yang
membutuhkan sumber organik dari energi (glukosa/asam amino),
fotoheterotrof, yaitu organisme yang memiliki pigmen fotosintesis
sehingga mereka dapat memanfaatkan sinar matahari sebagai energinya.
Organisme jenis ini membutuhkan sumber karbon dari komponen organik
(alkohol).
4. Nitrogen
5. Mineral
6. Faktor Pertumbuhan
Semua komponen penting dari sel materi yang tidak dapat disintesis oleh
organisme dari sumber karbon dan nitrogen dasarnya. Hal ini termasuk
beberapa asam amino dan vitamin. Banyak organisme heterotrof yang
puas dengan faktor pertumbuhan yang hadir pada ekstrak sapi di Nutrient
Broth.
7. pH
9 Universitas Indonesia
mikroorganisme juga dipengaruhi oleh faktor pH. Banyak bakteri yang
tumbuh dengan baik di pH 7 atau sedikit lebih rendah, sehingga pH
Nutrient Broth harus disesuaikan pada pH 6,8. Namun, untuk patogen,
biasanya lebih menyukai kondisi pH yang lebih basa, dengan pH sekitar
7,3.
Menurut Putri, Sukini, dan Yodong (2017), bahan dasar media adalah air yang berguna
sebagai pelarut, agar-agar/gelatin yang berfungsi untuk pemadat media, dan silica gel yaitu
bahan yang mengandung natrium silikat dan berguna sebagai pemadat media (khusus mikroba
autotrof obligat).
1) Media Padat
Media padat merupakan media yang mengandung agar 15%. setelah media ini
dingin, media akan menjadi padat. Jenis media ini digunakan untuk mempelajari
koloni kuman, serta untuk isolasi, dan juga untuk mendapatkan biakan murni.
Media padat dapat berbentuk padat datar, padat tegak, maupun padat miring.
Contoh media padat yaitu Plate Count Agar (PCA), Nutrient Agar (NA), serta
10 Universitas Indonesia
Potato Dextrose Agar (PDA).
2) Media Cair
Media cair merupakan jenis media yang tidak mengandung agar. Media ini
umumnya digunakan untuk pembenihan yang diperkaya. Media cair tidak cocok
digunakan untuk isolasi kuman. Contoh dari media cair yaitu Nutrient Broth (NB)
dan Lactose Broth (LB).
Media setengah padat atau disebut juga media semi solid merupakan media yang
mengandung agar 0,3-0,4% sehingga bertekstur sedikit kenyal, tidak padat, tetapi
juga tidak terlalu cair. Umumnya, media ini digunakan untuk mengetahui
pertumbuhan dan motilitas bakteri. Contoh media jenis ini yaitu media Nitrogen
free Bromothymol Blue (NfB) semisolid. Media setengah padat dibuat dengan
tujuan yaitu :
Media non-sintetis adalah media yang dibuat dengan komposisi yang tidak dapat
11 Universitas Indonesia
diketahui secara pasti dan biasanya diekstrak langsung dari bahan dasar yang digunakan
dalam pembuatannya. Contoh dari media non-sintetis adalah sebagai berikut:
Media Selektif adalah media yang hanya mengizinkan beberapa jenis organisme
tertentu untuk tumbuh dalam media tersebut karena beberapa hal, seperti (Benson, 2002):
Ada beberapa alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan media, yaitu:
12 Universitas Indonesia
- Medium EMBA
- Medium NA
- Medium PDA
- Sumbat kapas
Cara Pembuatan:
Media Mikroba
13 Universitas Indonesia
Nitrogen Free Bromothymol Blue Bakteri gram-negatif
14 Universitas Indonesia
- Neisseriae meningitidis - meningitis dan septikemia
- Neisseriae gonorrhoeae - agen penyebab uretritis
- Bacillus anthracis - menyebabkan penyakit antraks
- Clostridia - menyebabkan gangrene, tetanus, kolitis pseudomembranosa, dan
botulismus
2. Perhitungan rumus 28 gram untuk 1 liter apa hanya untuk media NA saja? jika iya,
15 Universitas Indonesia
bagaimana rumus untuk media yang lainnya?
Berdasarkan berbagai sumber literatur, terdapat berbagai versi untuk rumus perhitungan
untuk pembuatan media NA. Menurut (Oxoid, 2014) media formula yang digunakan
sebanyak 28 gram untuk 1000ml (1 liter) air suling. Sedangkan menurut (Sunjaya,2017)
bahan medium instan yang digunakan untuk 1000 ml air yaitu sebanyak 23,5 gram. Hal
ini juga berlaku pada pembuatan media lain, contohnya menurut (Sunjaya, 2017) untuk
pembuatan media Lactose Broth, diperlukan 23 gram bahan untuk 1 liter air. Sementara
untuk pembuatan Potato Dextrose Agar (PDA) dibutuhkan 39 gram untuk 1 liter air.
Dapat disimpulkan bahwa perhitungan rumus dalam pembuatan media sangat beragam
dan bergantung kepada kebutuhan penelitian.
3. Bahan - bahan tertentu apa yang ditambahkan ke dalam media diperkaya? Sebutkan
contoh pertumbuhan mikroba yang dapat menggunakan media diperkaya!
Media diperkaya adalah media yang mengandung bahan dasar yang diperlukan
untuk pertumbuhan mikroba dan ditambahkan pula zat-zat tertentu yang diperlukan
seperti serum, darah, coklat, kuning telur, dan bahan-bahan lainnya. Umumnya, media
yang diperkaya dengan bahan-bahan tertentu diperlukan untuk bakteri yang
membutuhkan perhatian khusus. Beberapa contoh media diperkaya di antara lain adalah
blood agar, chocolate agar, loeffler serum slope, dan lain sebagainya. Pertambahan
nutrisi dilakukan dengan persentase yang terkontrol. Contohnya pada media blood agar,
media ini dipersiapkan dengan menambahkan 5 - 10% darah (dari volume agar) ke bahan
dasar agar yang digunakan. (Yusmaniar, Wardiyah and Nida, K, 2017). Contoh mikroba
yang menggunakan media diperkaya adalah seperti Salmonella yang menggunakan media
kaldu selenit atau kaldu tetrationat (Putri, Sukini and Yodong, 2017).
16 Universitas Indonesia
BAB IV
PENUTUP
17 Universitas Indonesia
DAFTAR PUSTAKA
Benson, H. J. (2002) Microbiological Applications A Laboratory Manual in General
Microbiology 8th Edition, Sepsis.
Dewantari, N. R. A., Besung, I. N. K. and Sampurna, I. P. (2016) ‘Pengaruh Pemberian Mineral
Terhadap Jumlah Bakteri Escherichia coli’, Buletin Veteriner Udayana, 8(1), pp. 71–78.
Dickinson, B., 2013. Brain Heart Infusion (BHI) Agar. [online] Available at:
<https://www.bd.com/resource.Aspx?IDX=9008>.
Leininger, D., Roberson, J. and Elvinger, F., 2001. Use of eosin methylene blue agar to
differentiate Escherichia coli from other gram-negative mastitis pathogens. Journal Vet
Diagn Invest, 13, pp 273-275.
Malaka, R., Metusalach and Effendi, A. (2013) ‘Pengaruh Jenis Mineral Terhadap Produksi
Eksopolisakarida Dan Karakteristik Pertumbuhan Lactobacillus Bulgaricus Strain
Ropy Dalam Media Susu’, Seminar Nasional Teknologi Peternakan Dan Veteriner,
(January), pp. 592–298.
Napitupulu, R., 2018. Pembiakan Bakteri Dalam Laboratorium. Pusat Pendidikan Kelautan dan
Perikanan.
Oxoid. 2014. The Oxoid Manual of Culture Media, Ingredients, and Other Laboratory Services.
5th Ed. Hampshire : Oxoid Limited.
Padoli. 2016. Mikrobiologi dan Parasitologi Keperawatan. Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia.
Putri, M. H., Sukini and Yodong (2017) Mikrobiologi. 1st Ed. Jakarta: Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia.
Rachmawaty, F., n.d. Media. [online] fk.uii.ac.id. Available at:
<https://fk.uii.ac.id/mikrobiologi/materi/media/> [Accessed 16 March 2021].
Rahmiati., 2016. Analisis Bakteri Salmonella-Shigella pada Kuah Sate Pedagang Kaki Lima.
Jurnal BioLink, 3(1).
Sujaya, I., 2017. Panduan Praktikum Mikrobiologi. Denpasar: Program Studi Ilmu Kesehatan
Masyarakat Universitas Udayana.
18 Universitas Indonesia
Thohari, N., Pestariati. and Istanto, W., 2019. Pemanfaatan Tepung Kacang Hijau Sebagai
Media Alternatif NA Untuk Pertumbuhan Bakteri Escherichia Coli. Jurnal Analisis
Kesehatan Sains, 8(2).
University of Wyoming. 2021. Nitrate Broth. [online] Available at:
<http://www.uwyo.edu/molb2021/additional_info/summ_biochem/nitrate_broth.html>.
Yusmaniar., Wardiyah., Nida, K., 2017. Bahan Ajar Mikrobiologi dan Parasitologi Farmasi.
Jakarta : Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
19 Universitas Indonesia