Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI

PANGAN
MODUL 3: PEMBUATAN MEDIUM

KELOMPOK 4 - TUTOR 4

Gabriella Nicole 1906349425


Gabrielle Agustin Ternadi 1906349311
Nabila Kumala Bening 1906397701

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


PROGRAM STUDI GIZI
DEPOK
MARET 2021
KATA PENGANTAR

Puji Syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kelompok kami dapat menyelesaikan tugas Makalah Praktikum Modul 3: Pembuatan
Medium ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk
memenuhi tugas pada mata kuliah Praktikum Mikrobiologi Pangan.

Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Pembuatan
Medium bagi para pembaca dan juga bagi penulis. Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu
Dr. Ir. Trini Sudiarti., MSi selaku Penanggung Jawab Mata Kuliah Mikrobiologi Pangan, Mba
Dwi Oktaviana., S.Tp., MSi selaku Asisten Laboratorium Praktikum Mikrobiologi Pangan, dan
Mba Primasti Nuryanda Putri MKM selaku Asisten Laboratorium Praktikum Mikrobiologi
Pangan yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan
sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari, makalah
yang kami tulis masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Jakarta, 16 Maret 2021

Tim Penulis

1 Universitas Indonesia
2 Universitas Indonesia
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 1

DAFTAR ISI 2

BAB I 4

PENDAHULUAN 4
1.1. Latar Belakang 4
1.2 Rumusan Masalah 4
1.3 Tujuan Pembahasan 4

BAB II 5

KAJIAN PUSTAKA 5

BAB III 8

HASIL DAN PEMBAHASAN 8


3.1. Bahan Dasar dalam Media Pertumbuhan 8
3.2. Agar-agar sebagai Bahan Dasar dalam Media Pertumbuhan 10
3.3. Klasifikasi Media berdasarkan Sifat Fisik 10
3.4. Media Non-Sintetis 11
3.5. Media Selektif 12
3.6. Cara Pembuatan Media 12
3.7. Jenis Media serta Contoh Mikroba 13
3.8. Jenis Bakteri yang Merugikan 14
3.9. Pembahasan Pertanyaan 15

BAB IV 17

PENUTUP 17

DAFTAR PUSTAKA 18

3 Universitas Indonesia
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dalam melakukan praktikum Mikrobiologi, kita harus mengenal jenis-jenis


medium yang akan digunakan, cara pembuatan medium, dan tujuan pembuatan medium.
Medium ini digunakan sebagai media pertumbuhan oleh mikroba yang nantinya akan
diamati aktivitasnya oleh Peneliti. Untuk itu, diperlukan pengenalan terkait cara
pembuatan medium.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa saja bahan dasar yang digunakan untuk membuat media?

2. Mengapa agar-agar dipakai sebagai bahan dasar dalam media pertumbuhan mikroba?

3. Apa saja media berdasarkan sifat fisiknya?

4. Apa saja contoh media yang tergolong non-sintetis?

5. Apa yang dimaksud dengan media selektif?

1.3 Tujuan Pembahasan

1. Mengetahui jenis-jenis media yang dapat dipakai untuk pertumbuhan mikroba

2. Mengetahui cara pembuatan media dalam praktikum mikrobiologi

4 Universitas Indonesia
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Media adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat hara atau nutrent yang
berguna untuk membiakkan mikroorganisme. Pembuatan media ini akan berguna untuk berbagai
macam tindakan yang dapat dilakukan terhadap mikroorganisme seperti isolasi, perbanyakan,
pengujian sifat-sifat fisiologis, dan perhitungan jumlah mikroorganisme. Penting bagi media
untuk mengandung nutrisi yang dibutuhkan oleh mikroorganisme karena mikroorganisme akan
memanfaatkan nutrisi pada media yang berupa molekul-molekul kecil untuk merakit dan
menyusun komponen selnya. Dengan media pertumbuhan, dapat dilakukan juga isolasi
mikroorganisme untuk mendapatkan biakan murni dari mikroorganisme yang diisolasi. Oleh
karena mikroorganisme yang berbeda tentu membutuhkan nutrisi yang berbeda pula, sehingga
dikembangkanlah berbagai macam media pertumbuhan dengan nutrisi yang berbeda-beda untuk
memenuhi kebutuhan mikroorganisme. Media pertumbuhan dapat berbentuk cairan, gel, atau
padat yang didesain sedemikian rupa untuk mendukung pertumbuhan mikroorganisme.

Media itu sendiri adalah suatu tempat yang terdiri dari campuran zat-zat makanan yang
diperlukan mikroorganisme untuk pertumbuhannya. Media terdiri atas bahan dasar sumber
Karbon, Nitrogen, Oksigen, Fosfat, dan unsur mikronutrien. Terdapat beberapa syarat yang harus
dipenuhi terkait medium, yaitu sebagai berikut:

1) Harus mengandung semua zat hara yang mudah digunakan oleh mikroba
2) Harus mempunyai tekanan osmosis, tegangan permukaan, dan pH yang sesuai dengan
kebutuhan mikroorganisme yang dibiakkan

Media tersusun atas agar, pepton, ekstrak tumbuhan, ekstrak daging, komponen selektif,
komponen diferensial, dan media buffer. Media juga memiliki beberapa fungsi, yaitu media dasar
atau media umum, media diperkaya (enriched media), media diferensial atau pembeda, media
selektif, media penguji, serta media untuk perhitungan sel.

5 Universitas Indonesia
1) Media umum: Media yang ditambahkan bahan-bahan yang bertujuan untuk menstimulasi
pertumbuhan mikroba secara umum
2) Media khusus: Media untuk menentukan tipe pertumbuhan mikroba dan kemampuannya
untuk mengadukan perubahan - perubahan kimia tertentu
3) Media diperkaya: Media yang ditambahkan bahan-bahan tertentu untuk menstimulasi
pertumbuhan mikroba yang diinginkan
4) Media selektif: Media yang ditambahkan bahan-bahan tertentu bertujuan untuk
menghambat pertumbuhan mikroba yang tidak diinginkan
5) Media diferensial: Media yang ditambahkan bahan kimia atau reagensia tertentu yang
menyebabkan mikroba yang tumbuh menunjukkan perubahan spesifik sehingga dapat
dibedakan
6) Media penguji: Media dengan susunan tertentu yang bertujuan untuk menguji
senyawa-senyawa tertentu dengan bantuan bakteri
7) Media perhitungan jumlah bakteri dalam suatu bahan: Contohnya adalah medium untuk
menghitung jumlah bakteri E. Coli dalam air sumur

Media dapat digolongkan berdasarkan beberapa aspek. Aspek yang pertama, media dapat
digolongkan berdasarkan sifat fisiknya, yaitu media padat, media semi padat semi cair, serta
media cair. Berdasarkan tujuannya, media dibedakan menjadi media selektif atau penghambat
dan media diperkaya. Selain itu berdasarkan komposisi atau susunan bahannya, media dapat
dibedakan sebagai berikut:

1) Media Sintetis: Merupakan media yang telah diketahui kandungan bahannya secara
terperinci
2) Media Semi-Sintetis: Contohnya adalah cairan Hanks yang ditambahkan serum
3) Media Non-Sintetis: Media yang mengandung bahan-bahan yang tidak diketahui secara
pasti kandungannya baik kadar maupun susunannya

Selain berdasarkan komposisi atau susunan bahannya, media juga dapat digolongkan
berdasarkan sifat fisik fisiologis dan biologis kuman dan untuk tujuan isolasi, yaitu sebagai
berikut:

6 Universitas Indonesia
1) Media Persemaian: Media yang sangat kaya akan zat makanan yang menyuburkan satu
jenis mikroba yang ingin diperhatikan
2) Media Eksklusif: Media yang memungkinkan tumbuhnya satu jenis mikroba saja
3) Media Selektif: Media yang tersusun sedemikian rupa sehingga mikroba tertentu dapat
bertumbuh tetapi dengan masing-masing koloni yang khas

Terdapat beberapa media yang umum digunakan dalam pembuatan media, yaitu media
Nutrient Agar (NA), Potato Dextrose Agar (PDA), Salmonella Shigella (SS) Agar, Eosin
Methylene Blue Agar (EMBA), serta Nutrient Broth (NB). Agar merupakan media yang umum
digunakan karena mengandung nutrien yang dibutuhkan oleh mikroorganisme untuk bertumbuh.
Selain itu agar juga memiliki sifat yang stabil dan tidak terpengaruhi pun terdegradasi oleh
mikroorganisme. Namun, dengan mahalnya harga media serta melimpahnya sumber alam dan
pemanfaatan limbah yang dapat digunakan sebagai media pertumbuhan mikroorganisme, hal ini
mendorong para peneliti untuk menemukan media alternatif dengan bahan-bahan yang lebih
mudah untuk didapat dan tidak perlu mengeluarkan biaya yang mahal.

7 Universitas Indonesia
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Bahan Dasar dalam Media Pertumbuhan

Menurut Benson (2002), media pertumbuhan memiliki 7 bahan dasar, yaitu air,
karbon, energi, nitrogen, mineral, faktor pertumbuhan, dan pH.

1. Air

Air terkandung sebanyak 70-85% pada media, dan berfungsi sebagai


transportasi bagi kandungan zat gizi (nutrien) untuk masuk dan melakukan
sekresi/ekskresi (keluar). Namun, kualitas air juga harus diperhatikan. Air
keran yang tinggi akan kalsium dan ion magnesium seharusnya tidak
digunakan. Hal ini dikarenakan fosfat yang tidak larut dari kalsium dan
magnesium dapat mengendap ketika adanya pepton. Air yang paling baik
digunakan untuk media adalah air suling.

2. Karbon

Berdasarkan sumber karbonnya, organisme terbagi menjadi 2, yaitu


autotrof dan heterotrof. Autotrof adalah organisme yang dapat
memanfaatkan karbon pada karbon dioksida untuk melakukan sintesis
semua bahan sel. Sedangkan heterotrof berarti organisme yang harus
punya 1 atau lebih komponen organik untuk sumber karbonnya.

3. Energi

Ada beberapa jenis organisme, seperti fotoautotrof, yaitu organisme yang


punya pigmen sehingga dapat memanfaatkan energi solar (tidak perlu
komponen untuk menyediakan energi), kemoautotrof, yaitu organisme
yang tidak dapat memanfaatkan energi solar, namun dapat mengoksidasi

8 Universitas Indonesia
substansi anorganik sederhana untuk mendapatkan energi (memerlukan
energi nitrit, nitrat/sulfida), kemoheterotrof, yaitu organisme yang
membutuhkan sumber organik dari energi (glukosa/asam amino),
fotoheterotrof, yaitu organisme yang memiliki pigmen fotosintesis
sehingga mereka dapat memanfaatkan sinar matahari sebagai energinya.
Organisme jenis ini membutuhkan sumber karbon dari komponen organik
(alkohol).

4. Nitrogen

Terdapat 2 jenis organisme, yaitu organisme autotrof, yang dapat


memanfaatkan sumber anorganik dari nitrogen, sedangkan ada juga
organisme heterotrof yang mendapatkan nitrogen dari asam amino dan
komponen protein intermediet (peptida, proteosa, dan pepton).

5. Mineral

Semua organisme membutuhkan elemen metalik seperti sodium,


potasium, kalsium, magnesium, manganese, besi, seng, tembaga, fosfor,
dan kobalt untuk pertumbuhan normal. Namun, memang untuk bakteri
hanya membutuhkan jumlah yang kecil.

6. Faktor Pertumbuhan

Semua komponen penting dari sel materi yang tidak dapat disintesis oleh
organisme dari sumber karbon dan nitrogen dasarnya. Hal ini termasuk
beberapa asam amino dan vitamin. Banyak organisme heterotrof yang
puas dengan faktor pertumbuhan yang hadir pada ekstrak sapi di Nutrient
Broth.

7. pH

Pertumbuhan organisme dalam media tertentu mungkin sepenuhnya


dihambat jika pH media tidak ada dalam batas tertentu. Enzim

9 Universitas Indonesia
mikroorganisme juga dipengaruhi oleh faktor pH. Banyak bakteri yang
tumbuh dengan baik di pH 7 atau sedikit lebih rendah, sehingga pH
Nutrient Broth harus disesuaikan pada pH 6,8. Namun, untuk patogen,
biasanya lebih menyukai kondisi pH yang lebih basa, dengan pH sekitar
7,3.

Menurut Putri, Sukini, dan Yodong (2017), bahan dasar media adalah air yang berguna
sebagai pelarut, agar-agar/gelatin yang berfungsi untuk pemadat media, dan silica gel yaitu
bahan yang mengandung natrium silikat dan berguna sebagai pemadat media (khusus mikroba
autotrof obligat).

3.2. Agar-agar sebagai Bahan Dasar dalam Media Pertumbuhan

Karbohidrat sangat dibutuhkan oleh bakteri karena karbohidrat merupakan


substrat utama untuk metabolisme bakteri. Hampir setengah berat kering suatu bakteri
merupakan unsur karbon. Karbon dapat ditemukan dalam senyawa karbohidrat, sehingga
karbohidrat sangat berperan penting untuk mendukung pertumbuhan bakteri. Potato
Dextrose Agar (PDA) dibuat dari kentang dan agar. Nutrient Agar (NA) merupakan
media biakan yang dibuat dari ekstrak beef, pepton, dan agar. Agar mengandung
karbohidrat kompleks, protein, serta mikronutrien lain yang berperan sebagai nutrien
untuk berkembang biaknya mikroba. Selain itu, agar juga tidak mudah terdegradasi oleh
mikroba, tidak seperti gelatin sehingga sangat sesuai untuk dijadikan bahan dasar media
pertumbuhan mikroba.

3.3. Klasifikasi Media berdasarkan Sifat Fisik

1) Media Padat

Media padat merupakan media yang mengandung agar 15%. setelah media ini
dingin, media akan menjadi padat. Jenis media ini digunakan untuk mempelajari
koloni kuman, serta untuk isolasi, dan juga untuk mendapatkan biakan murni.
Media padat dapat berbentuk padat datar, padat tegak, maupun padat miring.
Contoh media padat yaitu Plate Count Agar (PCA), Nutrient Agar (NA), serta

10 Universitas Indonesia
Potato Dextrose Agar (PDA).

2) Media Cair

Media cair merupakan jenis media yang tidak mengandung agar. Media ini
umumnya digunakan untuk pembenihan yang diperkaya. Media cair tidak cocok
digunakan untuk isolasi kuman. Contoh dari media cair yaitu Nutrient Broth (NB)
dan Lactose Broth (LB).

3) Media Setengah Padat

Media setengah padat atau disebut juga media semi solid merupakan media yang
mengandung agar 0,3-0,4% sehingga bertekstur sedikit kenyal, tidak padat, tetapi
juga tidak terlalu cair. Umumnya, media ini digunakan untuk mengetahui
pertumbuhan dan motilitas bakteri. Contoh media jenis ini yaitu media Nitrogen
free Bromothymol Blue (NfB) semisolid. Media setengah padat dibuat dengan
tujuan yaitu :

1. Supaya pertumbuhan mikroba dapat menyebar ke seluruh media, tetapi


tidak mengalami pencampuran sempurna apabila tergoyang.

Contohnya bakteri yang tumbuh pada media Nitrogen free Bromothymol


Blue (NfB) semi solid akan membentuk cincin berwarna hijau kebiruan di
bawah media ini. Lain halnya apabila media bersifat cair, maka cincin
tersebut akan mudah hancur.

2. Untuk menekan terjadinya difusi oksigen

Contohnya pada media Nitrate Broth, diperlukan kondisi anaerob untuk


meningkatkan proses metabolisme nitrat dan bakteri ini juga harus tumbuh
merata di seluruh media.

3.4. Media Non-Sintetis

Media non-sintetis adalah media yang dibuat dengan komposisi yang tidak dapat

11 Universitas Indonesia
diketahui secara pasti dan biasanya diekstrak langsung dari bahan dasar yang digunakan
dalam pembuatannya. Contoh dari media non-sintetis adalah sebagai berikut:

1) Tomato Juice Agar


2) Brain Heart Infusion Agar
3) Pancreatic Extract
4) Meat Extract
5) Pepton
6) Yeast Extract
7) Meat Broth

3.5. Media Selektif

Media Selektif adalah media yang hanya mengizinkan beberapa jenis organisme
tertentu untuk tumbuh dalam media tersebut karena beberapa hal, seperti (Benson, 2002):

1. Tidak adanya nutrisi tertentu yang membuatnya tidak menguntungkan bagi


sebagian besar organisme
2. Kehadiran substansi penghambat yang mencegah beberapa jenis organisme
tertentu untuk tumbuh (NaCl, asam, zat kimia beracun, antibiotik, dll.)

3.6. Cara Pembuatan Media

Ada beberapa alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan media, yaitu:

- Labu Erlenmeyer 500 ml


- Batang pengaduk
- Tabung reaksi kosong
- Timbangan
- Pemanas
- Labu ukur
- Corong kaca
- Pipet tetes

12 Universitas Indonesia
- Medium EMBA
- Medium NA
- Medium PDA
- Sumbat kapas

Cara Pembuatan:

- Timbang masing-masing medium sesuai dengan volume yang diinginkan


- Tuang air suling ke dalam erlenmeyer lalu tambahkan medium yang telah ditimbang,
aduk sampai larut sempurna
- Tuang larutan medium ke dalam setiap tabung reaksi, masing-masing sebanyak 10-12ml
untuk medium plate dan 5ml untuk medium miring
- Tempel label yang sudah ditulisi nama medium dan tanggal pembuatan
- Gunakan sumbat kapas untuk menutup setiap tabung reaksi, lalu letakkan semua tabung
ke dalam suatu wadah tahan panas dan tutup bagian atasnya dengan alumunium foil serta
ikat dengan tali
- Lakukan sterilisasi pada medium dengan menggunakan autoklaf pada suhu 121 derajat
celcius selama 15 menit

3.7. Jenis Media serta Contoh Mikroba

Media Mikroba

Brilliant Green Lactose Broth (BGLB) Bakteri Coliform (gram negatif)

Lactose Broth Salmonella dan bakteri Coliform

Potato Dextrose Agar Kapang (jamur) dan Khamir

Nutrient Agar Bakteri dan Kapang (jamur)

Blood Agar Streptococcus, Staphylococcus, Haemophilus


influenzae

13 Universitas Indonesia
Nitrogen Free Bromothymol Blue Bakteri gram-negatif

Tomato Juice Agar Lactobacillus acidophilus dan Aspergillus

Salmonella Shigella Agar Salmonella dan Shigella

Eosin Methylene Blue Agar Bakteri coliform (gram negatif)

Lactose Broth Bakteri coliform (gram negatif)

Nitrate Broth Bakteri gram-positif dan Bakteri gram-negatif

Brain Heart Infusion Agar Streptococci, meningococci, pneumococci

3.8. Jenis Bakteri yang Merugikan

Bakteri memiliki berbagai peran dalam kehidupan, ada yang berperan


menguntungkan (positif) dan berperan merugikan (negatif). Bakteri yang berperan
merugikan terbagi menjadi dua kategori, yaitu (Padoli, 2016):

1. Bakteri Perusak Makanan

Bakteri yang mengubah dan mengeluarkan hasil metabolisme berupa toksin


(racun) yang berbahaya bagi kesehatan manusia. Umumnya, merupakan bakteri spesies
pengurai yang tumbuh di dalam makanan sehingga merusak makanan tersebut. Contoh:

- Clostridium botulinum - menghasilkan racun botulinin, dan sering terdapat pada


makanan kaleng
- Pseudomonas cocovenenans - menghasilkan asam bongkrek
- Leuconostoc mesenteroides - menyebabkan pelendiran makanan
2. Bakteri Patogen

Kelompok bakteri parasit yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia,


hewan, dan tumbuhan. Contoh:

- Streptococcus pyogenes - menyebabkan nyeri tenggorokan dan demam reumatik


- Streptococcus agalactiae - menyebabkan meningitis pada neonatus dan
pneumonia

14 Universitas Indonesia
- Neisseriae meningitidis - meningitis dan septikemia
- Neisseriae gonorrhoeae - agen penyebab uretritis
- Bacillus anthracis - menyebabkan penyakit antraks
- Clostridia - menyebabkan gangrene, tetanus, kolitis pseudomembranosa, dan
botulismus

3.9. Pembahasan Pertanyaan

1. Mengapa bakteri hanya membutuhkan mineral dalam jumlah yang kecil?

Semua organisme membutuhkan elemen metalik seperti sodium, potasium,


kalsium, magnesium, manganese, besi, seng, tembaga, fosfor, dan kobalt untuk
pertumbuhan normal. Namun, memang untuk bakteri hanya membutuhkan jumlah yang
kecil (Benson, 2002). Pada penelitian yang dilakukan oleh Malaka, Metusalach, dan
Effendi (2013), ditunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi mineral maka semakin
tinggi juga peningkatan pH. Hal ini disebabkan oleh perubahan pH media awal (dengan
penambahan mineral dan mikroba L. bulgaricus) mengalami sedikit hambatan
pertumbuhan akibat tingginya konsentrasi mineral. Maka dari itu, dapat disimpulkan
mikroba hanya membutuhkan sedikit sekali mineral meskipun kehadiran mineral sangat
penting untuk pertumbuhan dari mikroba tersendiri.

Mineral memiliki berbagai fungsi pada mikroba, contohnya beberapa jenis


mineral dibutuhkan mikroba sebagai faktor pertumbuhan. Hal ini diperlukan untuk
membentuk energi dan juga menyusun komponen sel serta pembentukan metabolit
sekunder. Selain itu, beberapa jenis mineral dibutuhkan mikroba sebagai sumber karbon
alternatif atau sebagai prekursor enzim dalam metabolisme (Malaka, Metusalach, dan
Effendi, 2013). Contoh nyatanya, Zn memiliki peran penting dalam peningkatan aktivitas
mikroba. Kehadiran Zn dapat mempercepat sintesis protein oleh mikroba melalui
pengaktifan enzim-enzim pada mikroba. Selain itu, Zn juga dapat langsung masuk ke
dalam inti sel bakteri rumen dan memacu pertumbuhannya terutama bifido bakterium
(Dewantari, Besung, dan Sampurna, 2016).

2. Perhitungan rumus 28 gram untuk 1 liter apa hanya untuk media NA saja? jika iya,

15 Universitas Indonesia
bagaimana rumus untuk media yang lainnya?

Berdasarkan berbagai sumber literatur, terdapat berbagai versi untuk rumus perhitungan
untuk pembuatan media NA. Menurut (Oxoid, 2014) media formula yang digunakan
sebanyak 28 gram untuk 1000ml (1 liter) air suling. Sedangkan menurut (Sunjaya,2017)
bahan medium instan yang digunakan untuk 1000 ml air yaitu sebanyak 23,5 gram. Hal
ini juga berlaku pada pembuatan media lain, contohnya menurut (Sunjaya, 2017) untuk
pembuatan media Lactose Broth, diperlukan 23 gram bahan untuk 1 liter air. Sementara
untuk pembuatan Potato Dextrose Agar (PDA) dibutuhkan 39 gram untuk 1 liter air.
Dapat disimpulkan bahwa perhitungan rumus dalam pembuatan media sangat beragam
dan bergantung kepada kebutuhan penelitian.

3. Bahan - bahan tertentu apa yang ditambahkan ke dalam media diperkaya? Sebutkan
contoh pertumbuhan mikroba yang dapat menggunakan media diperkaya!

Media diperkaya adalah media yang mengandung bahan dasar yang diperlukan
untuk pertumbuhan mikroba dan ditambahkan pula zat-zat tertentu yang diperlukan
seperti serum, darah, coklat, kuning telur, dan bahan-bahan lainnya. Umumnya, media
yang diperkaya dengan bahan-bahan tertentu diperlukan untuk bakteri yang
membutuhkan perhatian khusus. Beberapa contoh media diperkaya di antara lain adalah
blood agar, chocolate agar, loeffler serum slope, dan lain sebagainya. Pertambahan
nutrisi dilakukan dengan persentase yang terkontrol. Contohnya pada media blood agar,
media ini dipersiapkan dengan menambahkan 5 - 10% darah (dari volume agar) ke bahan
dasar agar yang digunakan. (Yusmaniar, Wardiyah and Nida, K, 2017). Contoh mikroba
yang menggunakan media diperkaya adalah seperti Salmonella yang menggunakan media
kaldu selenit atau kaldu tetrationat (Putri, Sukini and Yodong, 2017).

16 Universitas Indonesia
BAB IV

PENUTUP

Dalam pembuatan media pertumbuhan, harus diperhatikan bahan-bahan dasar yang


digunakan. Di dalam media pertumbuhan, umumnya memiliki 7 bahan dasar, yaitu air, karbon,
energi, nitrogen, mineral, faktor pertumbuhan, dan pH. Bahan yang umum digunakan dalam
pembuatan media adalah agar. Hal ini dikarenakan agar mengandung nutrien yang dibutuhkan
untuk pertumbuhan mikroorganisme, bersifat stabil, serta tidak terdegradasi oleh mikroba yang
ditumbuhkan. Media dapat dibedakan ke dalam beberapa jenis berdasarkan berbagai aspek.
Berdasarkan fungsinya, media dapat dibedakan menjadi media umum, media khusus, media
diperkaya, media selektif, media diferensial, media penguji, dan media perhitungan jumlah
bakteri dalam suatu bahan. Berdasarkan tujuannya, media dapat dibedakan menjadi media
selektif atau penghambat, dan media diperkaya. Berdasarkan komposisi atau susunan bahannya,
media dapat dibedakan menjadi media sintetis, media semi-sintetis, dan media non-sintetis.
Media non sintesis adalah media yang dibuat dengan komposisi yang tidak dapat diketahui
secara pasti dan umumnya diekstrak langsung dari bahan dasar yang digunakan dalam
pertumbuhannya. Terakhir, media juga dibagi berdasarkan sifat fisik fisiologis dan biologis
kuman dan tujuan isolasi, yaitu media persemaian, media eksklusif, dan media selektif. Media
selektif adalah media yang hanya ditujukan untuk beberapa jenis organisme tertentu untuk
tumbuh dikarenakan hal-hal tertentu.

17 Universitas Indonesia
DAFTAR PUSTAKA
Benson, H. J. (2002) Microbiological Applications A Laboratory Manual in General
Microbiology 8th Edition, Sepsis.
Dewantari, N. R. A., Besung, I. N. K. and Sampurna, I. P. (2016) ‘Pengaruh Pemberian Mineral
Terhadap Jumlah Bakteri Escherichia coli’, Buletin Veteriner Udayana, 8(1), pp. 71–78.
Dickinson, B., 2013. Brain Heart Infusion (BHI) Agar. [online] Available at:
<https://www.bd.com/resource.Aspx?IDX=9008>.
Leininger, D., Roberson, J. and Elvinger, F., 2001. Use of eosin methylene blue agar to
differentiate Escherichia coli from other gram-negative mastitis pathogens. Journal Vet
Diagn Invest, 13, pp 273-275.
Malaka, R., Metusalach and Effendi, A. (2013) ‘Pengaruh Jenis Mineral Terhadap Produksi
Eksopolisakarida Dan Karakteristik Pertumbuhan Lactobacillus Bulgaricus Strain
Ropy Dalam Media Susu’, Seminar Nasional Teknologi Peternakan Dan Veteriner,
(January), pp. 592–298.
Napitupulu, R., 2018. Pembiakan Bakteri Dalam Laboratorium. Pusat Pendidikan Kelautan dan
Perikanan.
Oxoid. 2014. The Oxoid Manual of Culture Media, Ingredients, and Other Laboratory Services.
5th Ed. Hampshire : Oxoid Limited.
Padoli. 2016. Mikrobiologi dan Parasitologi Keperawatan. Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia.
Putri, M. H., Sukini and Yodong (2017) Mikrobiologi. 1st Ed. Jakarta: Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia.
Rachmawaty, F., n.d. Media. [online] fk.uii.ac.id. Available at:
<https://fk.uii.ac.id/mikrobiologi/materi/media/> [Accessed 16 March 2021].
Rahmiati., 2016. Analisis Bakteri Salmonella-Shigella pada Kuah Sate Pedagang Kaki Lima.
Jurnal BioLink, 3(1).
Sujaya, I., 2017. Panduan Praktikum Mikrobiologi. Denpasar: Program Studi Ilmu Kesehatan
Masyarakat Universitas Udayana.

18 Universitas Indonesia
Thohari, N., Pestariati. and Istanto, W., 2019. Pemanfaatan Tepung Kacang Hijau Sebagai
Media Alternatif NA Untuk Pertumbuhan Bakteri Escherichia Coli. Jurnal Analisis
Kesehatan Sains, 8(2).
University of Wyoming. 2021. Nitrate Broth. [online] Available at:
<http://www.uwyo.edu/molb2021/additional_info/summ_biochem/nitrate_broth.html>.
Yusmaniar., Wardiyah., Nida, K., 2017. Bahan Ajar Mikrobiologi dan Parasitologi Farmasi.
Jakarta : Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.

19 Universitas Indonesia

Anda mungkin juga menyukai