KELOMPOK 9 - TUTOR 2
Abraham Lawas - 1906397714
Farah Nabila Adzhani - 1906349280
Maura Octavia - 1906397696
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami dapat mengerjakan makalah ini hingga
selesai tepat pada waktunya.
Kami ingin menyampaikan rasa terimakasih kepada Dr. Ir. Trini Sudiarti, M.Si selaku
dosen pengampu mata kuliah Mikrobiologi, serta kepada Dwi Oktaviana, S.Tp., M.Si dan
Primasti Nuryandari Putri M.KM selaku asisten laboratorium mata kuliah Mikrobiologi.
Terima kasih juga untuk teman-teman Kelompok 9 atas kerjasamanya untuk menyelesaikan
makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah kami masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun akan selalu kami harapkan dan
akan kami terima demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah ikut serta
membantu menyelesaikan makalah ini dari awal penulisan hingga akhir. Semoga Tuhan Yang
Maha Esa senantiasa meridhoi segala usaha kita. Amin.
Tim Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3
PENDAHULUAN 4
1.1 Latar Belakang 4
1.2 Rumusan Masalah 4
1.3 Tujuan Pembahasan 5
KAJIAN PUSTAKA 5
PENUTUP 20
Diskusi Presentasi 20
Kesimpulan 20
DAFTAR PUSTAKA 22
3
PENDAHULUAN
Koloni adalah kumpulan dari mikroba yang memiliki kesamaan sifat-sifat seperti bentuk,
susunan, permukaan, dan sebagainya. Sifat-sifat yang perlu diperhatikan pada koloni yang
tumbuh di permukaan medium adalah (Dwidjoseputro, 2005) besar kecilnya koloni. Ada koloni
yang hanya serupa suatu titik, namun ada pula yang melebar sampai menutup permukaan
medium.
Untuk bentuknya ada koloni yang bulat, ada yang memanjang. Ada yang tepinya rata, ada
yang tidak rata. Dari segi kenaikan permukaan, ada koloni yang rata saja dengan permukaan
medium, ada pula yang timbul yaitu menjulang tebal di atas permukaan medium. Ada juga
koloni yang memiliki permukaannya halus, ada yang permukaannya kasar dan tidak rata. Dari
segi wajah permukaannya, ada koloni yang permukaannya mengkilap, ada yang permukaannya
suram.
Ditinjau dari segi warna, kebanyakan koloni bakteri berwarna keputihan atau kekuningan.
Dan jika dilihat dari tingkat kepekatan, ada koloni yang lunak seperti lendir, ada yang keras dan
kering. Untuk mengetahui pertumbuhan suatu bakteri dapat dilakukan dengan menghitung
jumlah koloni bakteri. Perhitungan koloni bakteri dapat dilakukan melalui berbagai cara namun
terdiri dari dua metode yaitu perhitungan secara langsung dan tidak langsung. Perhitungan pada
metode ini juga dibantu dengan alat yang disebut Colony Counter.
4
1.3 Tujuan Pembahasan
KAJIAN PUSTAKA
Metode menghitung mikroba merupakan suatu metode atau cara yang digunakan
untuk menghitung jumlah koloni bakteri. Untuk mengetahui pertumbuhan suatu bakteri
dapat dilakukan dengan menghitung jumlah koloni bakteri. Menurut Jutono, dkk (1980)
ada 2 cara perhitungan jumlah mikroba yaitu perhitungan secara langsung (direct
method) dan secara tidak langsung (indirect method).
5
Dengan alat ini dapat dihitung beribu-ribu bakteri dalam beberapa detik. Penggunaan alat
ini banyak didasarkan atas kerja dengan lubang pengintai elektronik (dapat disamakan
dengan mata elektronik) kerjanya tergantung pada interupsi dari berkas cahaya elektronik
yang melintasi suatu ruang antara dua ruang elektron yang berdekatan letaknya. Tiap
partikel yang karena perbedaan konduktivitas sel dan cairan. Interupsi ini dicetak oleh
suatu alat secara elektris.
2. Perhitungan secara tidak langsung Jumlah mikroba dihitung secara keseluruhan baik
yang mati atau yang hidup atau hanya untuk menentukan jumlah mikroba yang hidup
saja, ini tergantung cara-cara yang digunakan. Untuk menentukan jumlah mikroba yang
hidup dapat dilakukan setelah larutan bahan atau biakan mikroba diencerkan dengan
faktor pengenceran tertentu dan ditumbuhkan dalam media dengan cara-cara tertentu
tergantung dari macam dan sifat-sifat mikroba. Menurut Hadioetomo (1990) menyatakan
bahwa perhitungan secara tidak langsung dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu:
b. Metode turbidimetri
Teknik ini sudah dipakai sebagai cara mengukur kekeruhan suspensi atas dasar
penyerapan dan pemencaran cahaya yang dilintaskan, sehingga yang mengandung lebih
dari 107-108 sel/ml, tampak lebih keruh oleh mata telanjang.
6
Angka Lempeng Total (ALT) adalah pertumbuhan bakteri mesofil aerob setelah
sampel diinkubasi dalam perbenihan yang cocok selama 24-48 jam pada suhu 37o C (SNI,
1992). Metode kuantitatif ALT digunakan untuk mengetahui jumlah mikroba yang ada
pada suatu sampel. Tujuan Metode ALT:
1. Menghitung jumlah mikroba aerob mesofil yang terdapat dalam sampel.
2. Menguji bahwa sampel yang diuji tidak boleh mengandung mikroba melebihi
batas yang ditetapkan, karena membahayakan kesehatan manusia
Prinsip Kerja
Pertumbuhan koloni bakteri aerob mesofil setelah cuplikan diinokulasikan pada
lempeng agar dengan cara tuang, dan diinkubasikan dengan suhu yang sesuai, pengujian
dilakukan secara duplo. Setelah diinkubasi, dipilih cawan petri dari suatu pengenceran
yang menunjukan jumlah koloni antara 30-300 koloni. Hasil akhir diamati jumlah koloni
(CFU) per ml/gram. Jumlah koloni rata-rata dari kedua cawan dihitung lalu dikalikan
dengan faktor pengencerannya.
7
sumber:
http://microbeonline.com/eosin-methylene-blue-emb-agar-composition-uses-colony-characteristics/
.2 Aquadest steril
Berfungsi untuk pelarut media dan alkohol. Berikut gambar aquadest steril;
Sumber:
https://faperta.untidar.ac.id/wp-content/uploads/2019/08/PANDUAN-PRAKTIKUM-MIKROBIOLOGI
-AKUAKULTUR-2019.pdf
Sumber:
https://faperta.untidar.ac.id/wp-content/uploads/2019/08/PANDUAN-PRAKTIKUM-MIKROBIOLOGI
-AKUAKULTUR-2019.pdf
8
5 Mikro pipet
Mikropipet adalah alat untuk memindahkan cairan yang bervolume cukup kecil, biasanya
kurang dari 1.000 μl. Banyak pilihan kapasitas dalam mikropipet, misalnya mikropipet
yang dapat diatur volume pengambilannya (adjustable volume pipette) antara 1- 20 μl atau
mikropipet yang tidak bisa diatur volumenya, hanya tersedia satu pilihan volume (fixed
volume pipette) misalnya mikropipet 5 μl. Berikut gambar mikro pipet;
Sumber:
https://faperta.untidar.ac.id/wp-content/uploads/2019/08/PANDUAN-PRAKTIKUM-MIKROBIOLOGI
-AKUAKULTUR-2019.pdf
9
h) Jika ingin melepas tip putar Thumb Knob searah jarum jam dan ditekan maka tip
akan terdorong keluar dengan sendirinya, atau menggunakan alat tambahan yang
berfungsi mendorong tip keluar
6 Colony counter
Yaitu suatu alat yang berguna untuk mempermudah penghitungan koloni yang
tumbuh setelah diinkubasi di dalam cawan petri karena adanya kaca pembesar. Selain itu,
alat tersebut dilengkapi dengan skala/kuadran yang sangat berguna untuk pengamatan
pertumbuhan koloni yang sangat banyak. Berikut adalah gambar colony counter;
Sumber:
http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/11/mikrobiologi_bab1-9.pdf
Lebih lanjutnya lagi, bagian- bagian colony counter adalah sebagai berikut:
1. Pen jack (tempat memasukkan countpen)
2. Tombol reset ( untuk mengatur tayangan dari indikator hitung dalam keadaan 000
)
3. Power Switch (untuk menghidupkan lampu fluoresen sebelah kiri)
10
4. Power Switch (untuk menghidupkan lampu fluoresen sebelah kanan)
5. Source Switch (untuk menghidupkan lampu pada count indicator)
6. Tombol hitung (tombol untuk memulai hitungan pada count indicator)
7. Lampu signal Count indicator
8. Pembesar (Loupe)
9. Indikator hitung / Count indicator(maksimal 3 digit/3 angka)
10. Petridish/cawan petri yang akan dihitung jumlah koloninya
11. Penjepit petridish/Cawan petri
12. Pen hitung / Count pen
1. Cacah sampel dalam pembungkus lalu timbang sampel sebanyak 10 gram ke dalam
larutan pengencer dalam erlenmeyer yang berisi aquades steril sebanyak 90 ml untuk
pengenceran 10-1, sehingga menggunakan perbandingan 1 : 9. Setelah itu, homogenkan
dan selalu bekerja di dekat pembakaran spritus.
11
2. Ambil 1 ml larutan dari pengenceran 10-1 dan masukan ke dalam tabung reaksi
pengenceran 10-2 yang berisi 9 ml aquades steril menggunakan mikro pipet, lalu
homogenkan
3. Ambil 1 ml larutan pengenceran 10-2 dan masukan ke dalam tabung reaksi pengenceran
10-3 yang berisi 9 ml aquades steril menggunakan mikropipet, lalu homogenkan,
4. Ambil 1 ml larutan dari pengenceran 10-3 dan masukan ke dalam tabung reaksi
pengenceran 10-4 yang berisi 9 ml aquades steril menggunakan mikropipet, lalu
homogenkan.
5. Lalu ambil 0.1 ml dari masing-masing pengenceran untuk ditanam dengan metode spread
plate pada media EMBA, lalu diinkubasi pada suhu 37o selama 1x24 jam
6. Amatilah apa yang terjadi. Warna koloni pada media EMBA akan berwarna hijau metalik
7. Hitung jumlah koloni dengan rentang 30-300, lalu lakukanlah perhitungan dengan rumus:
12
HASIL DAN PEMBAHASAN
Angka Lempeng Total (ALT) menunjukkan jumlah mikroba dalam suatu produk. ALT
juga dinyatakan sebagai Aerobic Plate Count (APC) atau Standard Plate Count (SPC) atau
Aerobic Microbial Count (AMC), di beberapa negara. Angka Lempeng Total (ALT) juga disebut
dengan Total Plate Count (TPC), adalah jumlah mikroba aerob mesofilik per gram atau per
mililiter contoh yang ditentukan melalui metode standar. Dalam menganalisis angka lempeng
total berdasarkan PPOMN (2006 dalam Dewi, 2016), yaitu pilih cawan petri dari satu
pengenceran yang menunjukkan jumlah koloni antara 25-250 setiap cawan. Hitung jumlah
rata-rata jumlah koloni dan dikalikan dengan faktor pengenceran tersebut. Jika hasil dari 2
pengenceran berada di batas 25–250, hitung jumlah koloni dari kedua pengenceran tersebut. Jika
salah satu dari cawan berada di batas lebih kecil dari 25 atau 250, maka dihitung rata-rata jumlah
koloninya, lalu dikalikan dengan faktor pengencer (PPOMN, 2006 dalam Dewi, 2016).
Berdasarkan Food and Drug Administration (2001) dan SNI (2006), perhitungan angka lempeng
total adalah sebagai berikut:
Dimana:
N adalah jumlah koloni produk, dinyatakan dalam koloni per ml atau koloni per gr.
13
ΣC adalah jumlah koloni pada semua cawan yang dihitung
n1 adalah jumlah cawan pada pengenceran pertama yang dihitung
n2 adalah jumlah cawan pada pengenceran kedua yang dihitung
d adalah pengenceran pertama yang dihitung
Sebagai contoh:
Maka perhitungannya:
= 537/0,022
= 24.409
= 24.000 (dibulatkan ke bawah)
Dalam pembacaan jumlah koloni, hanya dua angka penting yang digunakan, angka yang pertama
dan kedua (dimulai dari kiri), sementara itu angka yang ketiga diganti dengan 0 apabila < 5 dan
apabila ≥5 angka ketiga dijadikan 1 ditambahkan pada angka yang kedua. Misalnya:
523.000 dibaca 520.000 (5,2 x 105 )
86.300 dibaca 87.000 (8,7 x 104 )
14
Pada video praktikum, hasil jumlah koloni sampel serbuk jahe adalah:
= 79 x 103
= 79.000
Berdasarkan standar dari BPOM untuk serbuk instan obat tradisional, hasil ini dianggap melebihi
dari normal, dimana angka lempeng total yang ditentukan adalah ≤ 104 koloni/g. Hal ini
menunjukkan bahwa serbuk minuman ini mengandung banyak mikroba.
Menurut Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan, Nomor 13 Tahun 2019, Tentang
Batas Maksimal Cemaran Mikroba Dalam Pangan Olahan. (Hanya diambil satu pangan
olahan dari setiap komoditas)
Kriteria Mikrobiologi Dalam Pangan Olahan
15
Pangan Olahan er Uji Mikroba
16
04.2.2.7 Produk - Escherichia coli 5 0 3 APM/g NA SNI ISO
Fermentas 7251; SNI
i Sayur ISO
16649-3;
SNI ISO
7218
17
Roti koloni/ml koloni/ml
Kadet
Salmonella 5 0 negatif/25 NA ISO 6579
(Roll)
g
18
Enterobacteriacea 5 2 10 102 ISO 21528-2
e koloni/g koloni/ml
Keterangan:
NA = Not Applicable
19
PENUTUP
Diskusi Presentasi
1. Diantara penghitungan koloni secara langsung maupun tidak langsung, yang mana yang
paling efektif?
Jawab:
Perhitungan koloni yang dilakukan secara langsung dapat dikatakan lebih efektif
karena tidak memerlukan waktu yang lama untuk dilakukan namun perhitungan yang
tidak langsung lebih akurat dibandingkan yang langsung.
2. Apa metode penghitungan jumlah koloni bakteri yang paling sering digunakan dan
mengapa demikian?
Jawab:
Metode yang paling sering digunakan adalah metode angka lempeng total
(ALT)/TPC. Hal ini disebabkan karena berbagai faktor, seperti memudahkan praktikan
dalam menghitung jumlah mikroba, biaya yang dikeluarkan cenderung sedikit, dan dapat
menghitung jumlah mikroba secara langsung hanya dengan menghitung jumlah
koloninya.
3. Sifat-sifat koloni seperti bentuk, permukaan halus/kasar dll, apakah mempengaruhi hasil
dari penghitungan koloni atau tidak? Misal seperti permukaan bakteri yang halus lebih
mudah dihitung.
Jawab:
Sifat koloni mempengaruhi penampakan dan sebaran dari koloni, dimana dalam
perhitungan ALT, yang dilihat adalah penampakannya. Terdapat faktor lain yang juga
dapat mempengaruhi hasil perhitungan jumlah koloni bakteri diantaranya pengenceran
seri dan metode atau teknik kultur yang digunakan. Penggunaan pengenceran seri dapat
mengurangi kerapatan pertumbuhan koloni bakteri dari sampel. Untuk metode, metode
cawan sebar dengan menggunakan drygalski memiliki ukuran koloni yang besar dan
cenderung bergerombol atau menggumpal. Sementara itu, hasil metode cawan sebar yang
menggunakan ose bulat, ukuran koloninya lebih kecil dan terpisah. Hal ini dapat
mempengaruhi hasil perhitungan jumlah koloni karena hasil perhitungan koloni pada
20
metode cawan sebar dengan drygalski menjadi lebih sedikit dibandingkan metode cawan
sebar yang memakai ose bulat (Utami, Bintari, dan Susanti, 2018).
Kesimpulan
Dalam menghitung jumlah koloni bakteri, terdapat metode - metode yang berbeda.
Secara umum penghitungan koloni bakteri dibagi menjadi dua, yaitu penghitungan secara
langsung (menggunakan cara pengecatan, menggunakan filter membran, menggunakan alat
penghitung elektronik, dan menggunakan counting chamber), dan perhitungan secara tidak
langsung (penentuan volume total, dan metode turbidimetri). Dan untuk metode yang paling
umum digunakan adalah metode Angka Lempeng Total/ALT (TPC). Adapun tujuan dari
metode ALT ini adalah mengetahui seberapa banyak koloni bakteri pada suatu pangan, dan
menilai apakah pangan tersebut masih layak untuk dikonsumsi (sebaiknya ≤104
koloni/gram)
21
DAFTAR PUSTAKA
Andi Tri, A. 2015 Media EMB Agar. Indonesian Medical Laboratory. Badan Standardisasi
Nasional, 1996. Serbuk Minuman Tradisional. BSN-SNI
Badan Standardisasi Nasional, 2006. Cara uji mikrobiologi-Bagian 3: Penentuan angka lempeng
total (ALT) pada produk perikanan. BSN-SNI
BPOM, 2012. Pedoman Kriteria Cemaran Pada Pangan Siap Saji dan Pangan Industri Rumah
Tangga. Jakarta: Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia
Dewi, M. M., 2016. Uji Angka Kapang/Khamir (AKK) dan Angka Lempeng Total (ALT) pada
Jamu Gendong Temulawak di Pasar Tarumanegara Magelang. Skripsi. Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma. Yogyakarta
Kepala BPOM, 2014. Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Indonesia Nomor
12 Tahun 2014 tentang Persyaratan Mutu Obat Tradisional.
L. Zahrotul, S.P. Nadira, dan M. Tholibah. 2019. Panduan Praktikum Mikrobiologi Dasar.
Saphhira, M. D. C., 2015. Uji Angka Kapang/Khamir (AKK) dan Angka Lempeng Total (ALT)
pada Jamu
Gendong Temulawak di Pasar Tradisional Klaten. Skripsi. Fakultas Farmasi Universitas Sanata
Dharma. Yogyakarta.
U.S. Food and Drug Administration. 2001. BAM Chapter 3: Aerobic Plate Count. [online]
Available at:
<https://www.fda.gov/food/laboratory-methods-food/bam-chapter-3-aerobic-plate-count>
[Accessed 18 March 2021].
Utami, S., Bintari, S. H., dan Susanti, R., 2018. DETEKSI Escherichia coli PADA JAMU
GENDONG DI GUNUNGPATI DENGAN MEDIUM SELEKTIF DIFERENSIAL. Life
Science, 7(2).
22
W.C. Raden, U.L. Evrita, dan Yudianingsih. 2015. Perancangan Alat Penghitung Bakteri.
23