Oleh:
Kelompok 7
Nama:
Dimhjoan Noya
NIM:
082002200018
Nama Asisten:
Naomi Oshin Laurensa Sipahutar
i
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
DAFTAR TABEL.................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………….iv
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................1
BAB II.....................................................................................................................3
TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................................3
BAB III..................................................................................................................10
ALAT DAN BAHAN...........................................................................................10
CARA KERJA.....................................................................................................12
BAB IV..................................................................................................................16
PEMBAHASAN...................................................................................................16
4.1 Pembahasan Enumerasi Mikroba Metode Breed Slide..........................16
4.2 Pembahasan Enumerasi Mikroba Metode Petroff-Houser....................17
4.4 Pembahasan Enumerasi Mikroba Metode Pengenceran........................19
4.5 Pembahasan Enumerasi Mikroba Metode Filtrasi dengan Membran
Filter ................................................................................................................20
4.6 Pembahasan Enumerasi Mikroba Metode Gravimetri dan Aktivitas
Metabolik...........................................................................................................21
4.7 Pembahasan Enumerasi Mikroba Metode Kekeruhan...........................21
4.8 Pembahasan Kurva Pertumbuhan Mikroba...........................................22
BAB V...................................................................................................................24
SIMPULAN..........................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………...25
DAFTAR TABEL
ii
Tabel 3.1.1 Alat dan Bahan Metode Breed Slide Methode .................................. 10
Tabel 3.1.2 Alat dan Bahan Metode Petroff-Houser-Chamber ............................ 10
Tabel 3.1.3 Alat dan Bahan Metode Haemacytometer ......................................... 10
Tabel 3.1.4 Alat dan Bahan Metode Pengenceran ................................................. 11
Tabel 3.1.5 Alat dan Bahan Metode Filtrasi dengan Membran Filter ................... 11
Tabel 3.1.6 Alat dan Bahan Metode Gravimetri dan Aktivitas Metabolik ............ 12
Tabel 3.1.7 Alat dan Bahan Metode Kekeruhan .................................................... 12
Tabel 3.2.1 Cara Kerja Metode Haemacytometer ................................................. 12
Tabel 3.2.2 Cara Kerja Metode Pengenceran ........................................................ 13
Tabel 3.2.3 Cara Kerja Metode Filtrasi dengan Membran Filter ........................... 13
Tabel 3.2.4 Cara Kerja Metode Gravimetri ........................................................... 14
Tabel 3.2.5 Cara Kerja Metode Kekeruhan ........................................................... 14
DAFTAR GAMBAR
iii
Gambar 4.8 Kurva pertumbuhan mikroba.............................................................23
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Pendahuluan
Selain itu dalam bidang mikrobiologi ada satu hal mendasar yang perlu
diperhatikan yaitu analisis kualitatif bahan. Analisis sangat penting untuk
mengetahui jumlah mikroorganisme dalam suatu sampel yang mengandung
banyak mikroorganisme atau sebaliknya. Analisis kualitatif atau sering disebut
dengan enumerasi mikroorganisme. Dalam penghitungan mikrobiologi, jumlah
bakteri di suatu lingkungan dihitung, dalam hal ini dapat dilakukan baik secara
langsung dengan menghitung sampel yang salah satunya di bawah mikroskop,
maupun secara tidak langsung yaitu dengan beberapa metode perhitungan (Gobel,
2008).
1
Pertumbuhan bakteri merupakan kenaikan yang konstan dari semua
komponen kimiawi mikroorganisme yang menyebabkan pertambahan ukuran
dan diikuti pembelahan sel (Waluyo, 2004).
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dalam praktikum ini sebagai berikut :
Untuk mengetahui tentang enumerasi mikroba dengan metode-
metodenya.
Untuk mengetahui teknik perhitungan, agar dapat mengetahui
jumlah mikroba pada suatu sampel yang akan diamati.
Untuk mengetahui fase hidup suatu bakteri dan mengetahui
kecepatan pertumbuhan sel dan pengaruh lingkungan terhadap
kecepatan pertumbuhan.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Enumerasi
Enumerasi adalah teknik perhitungan jumlah mikroba dalam suatu
media tanpa mengidentifikasikan jenis mikroba (bakteri, jamur, yeast), yang
bertujuan untuk menentukan jumlah sel dari suatu kultur bakteri secara
kuantitatif (Purwaningsih, 2005).
3
Dengan alat ini dapat dihitung beribu-ribu bakteri dalam beberapa
detik. Penggunaan alat ini banyak didasarkan atas kerja dengan
libang pengintai elektronik (dapat disamakan dengan mata
elektronik) kerjanya tergantung pada intrupsi dari berkas cahaya
elektronik yang melintasi suatu ruang antara dua ruang elektron yang
berdekatan letaknya. Interupsi ini dicetak olah suatu alat secara
elektris.
3. Menghitung dengan filter membrane.
Contoh cairan yang disaring dan ditakar dengan filter steril yang
terbuat dari membrane berpori. Bakteri yang tertahan oleh filter
bias langsung dihitung. Dalam hal ini banyak bakteri dalam cairan
tidak boleh terlalu banyak dan harus tersebar rata. Keuntungan
enumerasi secara langsung adalah cara penghitungan yang cepat dan
diperoleh informasi tambahan tentang ukuran dan bentuk mikroba
yang sedang dihitung dan jumlah sel yang diperoleh meliputi sel
yang hidup dan sel yang mati. Akan tetapi enumerasi secara
langsung juga memiliki kelemahan yaitu sel yang mati tidak dapat
dibedakan dengan sel yang hidup (Purwaningsih, 2005).
Ada dua metode TPC yang digunakan, yaitu metode sebaran dan metode
tuang. Asumsi digunakannya metode ini adalah bahwa setiap satu sel mikroba
dapat tumbuh dan akhirnya membentuk satu koloni yang dapat dilihat
dengan kasat mata. Pada metode persebaran, volume yang dibutuhkan adalah
0,1 ml agar sampel tersebut dapat tersebar, terendam, dan teresap. Karena jika
4
lebih, sampel akan mengendap dan mengumpul sehingga menyulitkan dalam
perhitungan (Ali, 2008).
Dalam metode ini, luas areal pandang (field) mikroskop yang akan digunakan
harus dihitung terlebih dahulu. Hal ini dapat dilakukan dengan cara mengukur
diameter areal pandang menggunakan mikrometer yang dilihat melalui lensa
minyak imersi. Untuk menghitung jumlah bakteri di dalam susu, sebanyak 0.01
ml susu dipipet dengan pipet Breed dan disebarkan di atas gelas objek sehingga
mencapai luas 1 cm2, kemudian didiamkan sampai kering, difiksasi, dan diwarnai
dengan biru metilen. Rata-rata jumlah bakteri per areal pandang mikroskop
ditentukan setelah mengamati 10 sam pai 60 kali areal pandang, tergantung dari
jumlah bakteri per areal pandang. Sel-sel yang mengumpul dalam kelompok,
dihitung jumlah sel yang terdapat di dalam kelompok tersebut, tetapi jika tidak
mungkin dapat dihitung sebagai satu kelompok.
5
Fase pertumbuhan lambat
Fase pertumbuhan tetap (statis)
Fase menuju kematian
Fase kematian (Fardiaz, 1992)
Dalam perhitungan massa sel secara langsung, jumlah mikroorganisme dapat
dihitung jika medium pertumbuhan tidak akan mengganggu pengukuran (Waluyo,
2016). Penghitungan secara langsung dapat dilakukan secara mikroskopis
yaitu dengan menghitung jumlah bakteri dalam satuan isi yang sangat kecil.
Metode yang digunakan adalah Petroff-Hauser Chamber. Jumlah cairan yang
terdapat antara cover glass dan alat ini mempunyai volume tertentu sehingga
satuan isi yang terdapat dalam satu bujur sangkar juga tertentu (Fardiaz, 1992).
2.5 Haemocytometer
Hemocytometer adalah rung kaca atau gels yang meliliki sisi-sisi ditinggikan
dengan penutup kecil tembus cahaya yang tepat 0,1mm diatas lantai ruang
(Hansen, 2013).
2.6 Pengenceran
6
Pengenceran yaitu suatu cara atau metode yang diterapkan pada suatu
senyawa dengan jalan menambahkan pelarut yang bersifat netral, lazim dipakai
yaitu aquadest dalam jumlah tertentu. Penambahan pelarut dalam suatu senyawa
dan berakibat menurunnya kadar kepekatan atau tingkat konsentrasi dari senyawa
yang dilarutkan atau diencerkan (Brady,1999).
7
3. Dapat menahan bakteri secara kuantitatif pada permukaan atas
membran filter.
2.8 Gravimetri dan Aktivitas Metabolik
2.8.1 Gravimetri
8
pengukuran produksi asam untuk menentukan jumlah vitamin yang dihasilkan
mikroorganisme (Pratiwi, 2008).
2.9 Kekeruhan
2.9.1 Kekeruhan (Turbidimetri)
2.9.2 Spektrophotometer
9
BAB III
2. Mikroskop - 1 - - -
3. Deck Glass - 1 - - -
10
4. Mikropipet - 1 - - -
Tabel 3.5.5 Alat dan Bahan Metode Filtrasi dengan Membran Filter
11
Tabel 3.6.6 Alat dan Bahan Metode Gravimetri dan Aktivitas Metabolik
12
No
Cara Kerja
.
glass kemudian letakkan cover glass pada bagian tengah kaca
preparat hemositometer (pada ruang hitung).
Masukkan biakkan bakteri dengan menggunakan pipet tetes
(lakukan sterilisasi sebelum dan sesudah) ke bagian tepi
3.
cover glass (dengan sendirinya tetesan tersebut akan
mengalir ke bawah cover glass dan mengisi ruang.
Teteskan larutan Trypan blue ke bagian tepi cover glass
4.
hingga menyebar ke ruang hitung.
Amati di bawah mikroskop dan hitung jumlah bakteri yang
viable dan available (bedakan antara activate (kotoran)
dengan bakteri) pada kotak-kotak dalam ruang hitung,
kemudian lakukan perhitungan dan buat kurva
5.
pertumbuhannya.
No Cara Kerja
.
1. Nyalakan pompa vacuum.
2. Sterilkan pinset, ambil millipore/ membran filter dan masukan
ke corong buchner.
3. Masukan sampel air, tunggu hingga surut.
4. Setelah surut, letakan di media agar cawan petri.
5. Inkubasi 24 jam pada suhu 35°C.
6. Amati dengan colony buchner.
13
No
Cara Kerja
.
1. Nyalakan pompa vacuum.
2. Sterilkan pinset, ambil millipore/ membran filter dan
masukan ke corong buchner.
3. Masukan sampel air, tunggu hingga surut.
4. Setelah surut, letakan di media agar cawan petri.
14
No
Cara Kerja
.
1. Hubungkan Spektrofotometer ke sumber arus
Nyalakan spektrofotometer dengan menekan tombol ON pada main
2.
spektrofotometer.
Tampilan program akan muncul dan memberitahukan bahwa proses
3. inisiasi sedang berlangsung, tunggu hingga proses selesai ditandai
dengan munculnya warna hijau dan tertulis status ready.
Biarkan selama 15 menit untuk pemanasan, setelah itu
4.
spektrofotometer siap digunakan.
5. Atur panjang gelombangnya menjadi OD-600 nm.
Setelah itu spektrofotometer siap digunakan untuk pengukuran
6.
serapan sample pada panjang gelombang tertentu..
Kuvet dimasukkan setelah di lap dengan kertas tissue. Sisi kuvet
7.
yang terang menghadap lubang cahaya dari spectrophotometer.
Lakukan secara bergantian antara sampel netral sebagai
8.
pembanding dan sampel yang akan diuji.
Catat hasil panjang gelombang sampel yang diuji lalu buatlah grafik
9.
panjang gelombang tersebut
Setelah selesai bekerja, kuvet dikeluarkan dan dibersihkan dari
10.
pelarutnya kemudian dikeringkan.
Spektrofotometer dimatikan dengan mengklik tombol OFF pada
11.
main unit spektrofotometer.
15
BAB IV
PEMBAHASAN
Dalam metode Breed Slide, luas areal lapangan pandang mikroskop yang
digunakan harus dihitung terlebih dahulu. Mikrometer yang digunakan adalah
mikrometer gelas. Objek yg mempunyai skala terkecil 0,01 mm. Areal pandang
mikroskop biasanya mempunyai ukuran 14-16 skala atau 0,14-0,16 mm. Ada
beberapa mikroskop mempunyai ukuran diameter areal pandang lebih dari 0,18
16
mm. Jumlah areal pandang yg harus di amati tergantung dari jumlah rata – rata
bakteri per areal pandang. Luas areal pandang mikroskop dapat dihitung dengan
rumus :
r : jari – jari (mm) areal pandang. Karena sampel susu disebarkan pada kaca
obyek seluas 1 cm2 ada sebanyak 0,01 ml maka :
Dengan kata lain, untuk mendapatkan 1 ml sampel susu dapat diperoleh dari
10.000/πr² x areal pandang mikroskop. Angka 10.000/πr² disebut juga faktor
mikroskop. Sejumlah volume (0,1 ml) sampel dibuat preparat smear di atas kaca
objek dengan luas tertentu (1 x 4 cm2).
17
Jumlah sel per kotak besar x 25 kotak x 1/0.02 x 10³
Kelemahan metode ini ialah :
Sel mikroba yang telah mati tidak dapat dibedakan dari sel yang hidup,
karena itu keduanya akan terhitung.
Sel yang berukuran kecil sukar dilihat dibawah mikroskop, sehingga kalau
tidak teliti tidak terhitung
Untuk mempertinggi ketelitian, jumlah sel didalam suspensi harus cukup
tinggi, minimal untuk bakteri 10⁶ sel/ml
Tidak dapat digunakan untuk menghitung sel mikroba di dalam bahan
yang banyak mengandung debris atau ekstrak makanan, karena hal
tersebut menganggu dalam perhitungan sel.
4.3 Hemacytometer
18
= 8 x 10-4 mm3 = 8 x 10-4 x 10-3 cm3
= 8 x 10-7 cm3 = 8 x 10-7 m = 8/107 ml
= 1/ 1.250.000 ml.
Maka, jumlah sel dalam kotak (L2) = Jumlah sel per 1/1.250.000 ml)
Luas kotak (L3) = 1/400 mm2.
Kedalaman (d) = 0,02 mm.
Volume (V3) = 1/400 mm2 x 0,02 mm
= 5 x 10-5 mm3 = 5 x 10-5 x 10-3 cm3 = 5 x 10-8 cm3
= 5 x 10-8 ml = 5/108 ml = 1/ 20.000.000 ml
Maka, misalnya, jumlah sel dalam 5 kotak (L2) = 500 sel dalam 5 kotak
L2 terdapat : 5 x 16 kotak L3 = 80 kotak L3. Maka Jumlah rerata sel per
kotak L3 = 500/80 sel/1.20.000.000 ml = 6,25 sel/1.20.000.000 ml = 6,25
x 20.000.000 sel/ml.
4.4 Pengenceran
Pada metode pengenceran, beberapa tabung reaksi disiapkan dengan cara
mengencerkan air sampel dengan aquades, dan dihitung jumlah perbandingan
untuk masing-masing tabung reaksi. Ini terjadi karena koloni menjadi lebih
terlihat saat sampel air diencerkan. Kemudian masing-masing tabung dihitung
jumlah selnya setelah masing-masing sampel yang diencerkan ditumbuhkan
pada media kultur padat plating pada medium padat dan inkubasikan Jika
waktu inkubasi terlalu lama, nutrien akan hilang dan jumlah koloni tidak akan
terlihat. Ketika sel mikroba hidup dibiakkan dalam suatu media, mereka dapat
berkolonisasi dan tumbuh serta dapat langsung dilihat dan dihitung tanpa
menggunakan mikroskop. Metode pengenceran ini hanya dapat dilakukan
untuk bakteri. Pengenceran dilakukan dari yang sangt kental hingga yang
sangat encer. Semakin encer, maka semakin banyak berkoloninya.
19
yang tumbuh tidak selalu berasal dari satu sel mikroba karena beberapa
mikroorganisme tertentu cenderung membentuk kelompok atau berantai.
Keuntungan :
1. Hanya sel mikroba yg hidup yang dapat dihitung
2. Beberapa jasad renik dapat dihitung sekaligus
3. Dapat digunakan untuk isolasi dan identifikasi mikroba
Kelemahan :
1. 1.Hasil perhitungan tidak menunjukan jumlah bakteri yang ada,
karena beberapa sel yg berdekatan membentuk koloni.
2. Medium dan kondisi inkubasi yang berbeda mungkin menghasilkan
jumlah yang berbeda.
3. Mikroba yang ditumbuhkan harus dapat tumbuh pada medium padat
dan membentuk koloni yg jelas, tidak menyebar.
20
3. Lebih cepat dan lebih baik dalam membedakan jenis-jenis bakteri.
Kelemahan :
Membran yang dipakai tidak dapat digunakan untuk menyaring air yang
mengandung lumpur atau sedimen karena dapat menyumbat penyaring
tersebut.
21
4.7 Kekeruhan
Enumerasi mikroba dengan kekeruhan dilakukan untuk mikroba dengan
berbentuk cair. Digunakan untuk jenis bakteri dan mikroalga.
Pengukuran kekeruhan ini dilihat dari tingkat kekeruhan berdasarkan
tingkat cahaya yang dilihat dengan spektrofotometer, dengan panjang 600
Nm. Hal ini dilakukan untuk mengetahui nilai absorben.
Ketika sudah mengetahui nilai absorbennya, selanjutnya buat kurva
standar (sumbu x merupakan konsentrasi dan sumbu y merupakan nilai
absorben yang terbaca). Kurva standar ini dilakukan untuk mengetahui
jumlah fungsi. Kurva standar hanya dilakukan cukup satu kali. Selanjutnya
gunakan rumus fungsi untuk mengukur jumlah sel dari setiap konsentrasi.
Sesudah rumus fungsi, buatlah diagram kurva.
Pertumbuhan populasi dapat dihitung jika populasi yang dihitung cukup
tinggi untuk menunjukkan tingkat kekeruhan/kepekatan yang dapat terdeteksi
Dasar teknik perhitungan ini adalah banyaknya cahaya yang diabsorbsi
sebanding dengan banyaknya sel mikroba pada batas-batas tertentu. Dasar
teknik perhitungan yaitu banyaknya cahaya yang diabsorbsi sebanding
dengan banyaknya sel mikroba pada batas-batas tertentu. Ukuran kuantitatif
yang diekspresikan sebagai rasio logaritmik antara radiasi yang jatuh ke suatu
bahan dan yang ditransmisikan menembus bahan
22
mengalami empat fase pertumbuhan, yaitu fase lag, fase eksponensial, fase
stasioner dan fase kematian.
Fase lag atau fase adaptasi merupakan fase yang dimana belum terjadi
penambahan jumlah sel, tetapi aktivitas metabolisme sedang berlangsung
untuk persiapan pembelahan sel, sehingga fase ini membutuhkan waktu yang
cukup lama atau berjam-jam.
Fase terakhir merupakan fase kematian. Dalam fase kematian nutrisi sudah
habis menjadikan laju kematian lebih tinggi daripada laju pertumbuhan.
23
Gambar 4.8 Kurva pertumbuhan mikroba
BAB V
SIMPULAN
1. Pada metode Breed Slide tidak dibedakan sel yang hidup dan sel
mati.
2. Metode Petroff-Houser untuk menghitung kuantitas mikroorganisme
dalam unit yang sangat kecil. Metode ini menggunakan objek kaca
khusus, kotak bergaris.
3. Heamacytometer adalah alat yang dapat digunakan untuk menghitung
sel secara cepat dan dapat digunakan untuk konsentrasi sel yang
rendah.
4. Pada metode pengenceran semakin encer sampel air tersebut semakin
terlihat berkoloni.
5. Filtrasi menggunnakan membran filter merupakan penyaringan cairan
sampel melewati saringan tipis.
6. Gravimetri digunakan untuk enumerasi fungi dan mikroalga.
24
7. Pertumbuhan populasi dapat dihitung jika populasi yang dihitung
cukup tinggi untuk menunjukkan tingkat kekeruhan / kepekatan yang
dapat terdeteksi.
8. Kurva pertumbuhan mikroba penting untuk dibikin agar tahu kondisi
prima bakteri tersebut. Kurva pertumbuhan terdiri dari tiga fase, yaitu
fase lag/adaptasi, fase eksponensial/prima, fase stasioner, dan fase
kematian.
9.
25
DAFTAR PUSTAKA
Hajar Isworo. 2021. Analisis Filtrasi Susun Rangkap Pada Formasi Filter Sejenis
dengan Media Air Gambut, Prosiding Seminar Nasional Lingkungan
Lahan Basah p-ISSN 2623-1611 Volume 6 Nomor 3 April 2021 e- ISSN
2623-198. Diakses pada 26 November 2022.
Buckle.1985. Ilmu Pangan (Terjemahan). Universitas Indonesia : Jakarta. Diakses
pada 26 November 2022.
Carol.1964. Factors Affecting Haemocytometer Counts of Sperm Concentration
in Human Semen. The Journal of the Society for. Diakses pada 26
November 2022. .
Fardiaz, S. 1992. Mikrobiologi pengolahan pangan. Departemen Pendidikan dan
Kebudayan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Pusat Antar Universitas
Pangan dan Gizi Institut Pertanian Bogor. Bogor. 3- 23. Diakses pada 27
November 2022.
Pratiwi. 2008. Mikrobiologi Farmasi. Jakarta : Penerbit Erlangga. Diakses pada 27
November 2022.
Sri Ayu Wulandari. 201. Kurva Pertumbuhan Bakteri dan Sistem Kultur. Jakarta.
Diakses pada 27 November 2022.
Volk. 1993. Mikrobiologi Dasar. Edisi Kelima. Jilid 1. Penerbit Erlangga. Jakarta.
Diakses pada 27 November 2022.
Winarsih. 2011. Reproduksi dan Pertumbuhan Mikroorganisme. Diakses pada 27
November 2022.
Yustiah, 2011. Teknik Penyimpanan dan Pemeliharaan Mikroba. Bogor Balai
Penelitian Bioteknologi Tanaman Pangan. Diakses pada 27 November
2022.
Soebagya. 1992. Pedoman praktikum mikrobiologi dasar. Jakarta: UI. Diakses
pada 27 November 2022.
Hansen, P. J. 2013. Counting Of Bakteria Colony Forming Units For
Direct Enumeration Of Viable And Total Bakteria In Drinking Water.
Journal Of Microbiological Metods Canada. Vol. 3(7): 77-79. Diakses
pada 27 November 2022
Purwoko, T. 2007. Fisiologi Mikroba. Jakarta. Diakses pada 27 November 2022
Bumi Aksara. Talaro, K. P., dan Talaro, A. 2002. Drugs, microbes, host-The
elements of chemotherapy Foundations in Microbiology 4th ed. New
York. Diakses pada 27 November 2022
Mc Grow Hill. Waluyo, L. 2007. Teknik dan Metode Dasar Dalam
Mikrobiologi. Malang: UMM Press. Diakses pada 27 November 2022
26