Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH REVIEW : PERHITUNGAN JUMLAH BAKTERI DI

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI MENGGUNAKAN


PENGEMBANGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI

Mata Kuliah : Teknologi Bioproses

Dosen Pembimbing : Dr. Amir Husin, ST, MT

Disusun Oleh :

Nama : Putri S M Silalahi/180405173

DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2020
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan kesempatan pada
penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat-Nya lah penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul Metode Pengkuran Perkembangan Pertumbuhan
Bakteri. Makalah ini disusun guna memenuhi tugas dari bapak Dr. Amir Husin, ST, MT
pada mata kuliah Teknologi Bioproses. selain itu, penulis juga berharap agar makalah ini dapat
menambah wawasan bagi pembaca tentang Metode Pengkuran Perkembangan Pertumbuhan
Bakteri.

Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada dosen pembimbing mata


kuliah Teknologi Bioproses. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan
dan wawasan terkait bidang yang ditekuni penulis. Penulis juga mengucapkan terima kasih
pada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.

Medan,02 Oktober 2020

(Putri S M Silalahi)

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................... 1

DAFTAR ISI................................................................................................................... 2

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................... 3


1.1 Latar belakang .................................................................................................. 3
1.2 Rumusan masalah ............................................................................................. 4
1.3 Tujuan masalah ................................................................................................. 4

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................ 5


2.1 Latar Belakang Teori dan Tujuan Penelitian ................................................... 5
2.2 Metode Penelitian ............................................................................................ 6
2.3 Hasil dan Pembahasan ...................................................................................... 8

BAB III PENUTUP ...................................................................................................... 10


3.1 Kesimpulan ..................................................................................................... 10
3.2 Saran ............................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 11

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pentingnya mengetahui perkembangan suatu bakteri dalam sampel diperlukan


karena tingkat perkembangan bakteri berbeda-beda. Bakteri merupakan salah satu
golongan mikroorganisme prokariotik (bersel tunggal) yang hidup berkoloni dan tidak
mempunyai selubung inti namun mampu hidup dimana saja. Bakteri memiliki struktur
dan organisasi dasar yang sama meskipun dengan bentuk yang berbeda, sel yang terdiri
atas lapisan dinding sebagai luar yang kaku dan dibawahnya terdapat membran sel
semipermiabel (Holderman, dkk, 2017).
Koloni bakteri adalah sekumpulan dari bakteri-bakteri yang sejenis yang
mengelompok menjadi satu dan membentuk suatu koloni-koloni. Untuk mengetahui
pertumbuhan suatu bakteri dapat dilakukan dengan menghitung jumlah koloni bakteri.
Metode yang digunakan adalah perhitungan secara langsung dan perhitungan
secara tidak langsung. Perhitungan jumlah bakteri secara langsung digunakan untuk
menentukan jumlah bakteri keseluruhan baik yang mati maupun yang hidup.
Sedangkan perhitungan bakteri secara tidak langsung digunakan untuk menentukan
jumlah bakteri yang hidup saja.
Setiap perhitungan jumlah bakteri baik secara langsung maupun tidak langsung
memiliki kelemahan masing-masing. Jumlah bakteri masih belum mendekati hasil
maksimal dikarenakan perhitungan yang melibatkan sel hidup maupun sel mati bakteri,
keterbatasan alat dan bahan saat perhitungan, keperluan persiapan alat dan bahan yang
cukup panjang, ketelitian penelitian oleh peneliti dan lain-lain
Perhitungan bakteri secara Turbidimetri (kekeruhan) dengan memakai alat
spektrofotometer adalah contoh perhitungan jumlah bakteri secara tidak langsung.
Fungsi alat Spektrofotometer dalam laboratorium adalah mengukur transmitan atau
absorbans suatu contoh yang dinyatakan dalam fungsi panjang gelombang (Rosmania
dan yanti, 2020),

3
1.2 Rumusan masalah
Agar dalam pembuatan makalah ini lebih efisien maka dirumuskan masalah
yaitu sebagai berikut:
1. Apa latar belakang teori dan tujuan penelitian?
2. Bagaimana metode penelitiannya?
3. bagaimana hasil dan pembahasannya?

1.3 Tujuan Masalah


Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan masalah adalah sebagai
berikut:
1. Untuk latar belakang teori dan tujuan penelitian
2. Untuk mengetahui metode penelitiannya
3. Untuk mengetahui hasil dan pembahasan

4
BAB II

PEMBAHASAN

Judul jurnal :

Perhitungan Jumlah Bakteri di Laboratorium Mikrobiologi Menggunakan Pengembangan


Metode Spektofotometri

Penulis :

Rosmania, Fitri Yanti

Sumber :

e-jurnal.com, Jurnal Biologi, Farmasi, Universitas Sriwijaya Vol. 2, No.22 (2020)

Penerbit :

Jurusan Biologi, Jurusan Farmasi, Fakultas MIPA, Universitas Sriwijaya

2.1 LATAR BELAKANG TEORI DAN TUJUAN PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian penjelasan pengukuran pertumbuhan jumlah


bakteri di laboratorium mikrobiologi dan yang akan membuktikan keakuratan dalam
pengukuran pertumbuhan batkteri menggunakan metode spektofometri. Metode
turbidimetri(spektofotometri) merupakan cara yang cepat untuk menghitung jumlah bakteri
dalam suatu larutan dengan menggunakan alat spektrofotometer. Digunakan untuk uji
antibakteri, dimana jumlah bakteri nya dihitung dengan membandingkan kekeruhan
suspensi bakteri dengan menggunakan larutan standar McFarland

Pada penelitian ini larutan McFarland standar digunakan sebagai referensi untuk
menyesuaikan kekeruhan bakteri suspensi sehingga jumlah bakteri dalam kisaran yang
diberikan untuk membakukan mikroba pengujian.

Pada penelitian ini untuk membuktikan bahwa metode spektrofotometri (turbidity)


memberikan hasil yang valid maka peneliti melakukan pengujian akurasi metode yang
dibandingkan dengan metode hitungan cawan. Pada penelitian ini menggunakan bakteri
Escherichia coli dan bakteri Staphylococcus aureus sebagai bakteri uji yang sering
digunakan dalam uji aktivitas antibakteri dan konsentrasi hambat minimum.

5
Peneliti melakukan pembuatan McFarland standard untuk mendapatkan keakuratannya
sama dengan McFarland standard kit sebagai pengganti di laboratorium. Untuk itu
dilakukan pembacaan nilai absorban kultur bakteri yang kekeruhan nya sama dengan
McFarland standard menunjukan jumlah bakteri yang sama dengan McFarland standard.
Penentuan jumlah bakteri yang nilai absorban nya sama dengan larutan standar McFarland
0,5 dengan menggunakan metode hitungan cawan.

Penelitian ini menganggap bahwa :

1. Metode hitungan cawan memiliki kelemahan yaitu membutuhkan persiapan dan waktu
inkubasi beberapa hari untuk menghitung pertumbuhan koloni bakteri.

2. Penelitian kebanyakan menggunakan metode turbidity saja untuk menentukan jumlah


bakteri dalam suspensi bakteri uji yang akan digunakan

3. Contoh pengujian adalah erentanan pengujian oleh pengukuran konsentrasi


penghambatan minimum yang secara rutin digunakan dalam medis mikrobiologi dan
penelitian. Jika suspensi yang digunakan terlalu pekat atau terlalu encer, hasil yang
salah (tahan palsu atau palsu rentan) untuk setiap agen antimikroba yang diberikan bisa
terjadi

4. Larutan McFarland standard kit mudah di dapat dan nilai nya lebih ekonomis dan lebih
sering digunakan sebagai pengganti di laboratorium

Tujuan penelitian ini adalah untuk :


1. Mengetahui keakuratan dalam pengukuran pertumbuhan bakteri menggunakan metode
spektofometri.
2. Membandingkan pengukuran pertumbuhan bakteri menggunakan metode
spektofotometri dengan metode hitungan cawan.

2.2 METODE

Metode yang digunakan untuk pengukuran pertumbuhan bakteri dalam penlitian ini
adalah metode spektrofotometri (turbidity).
Pembuatan Media Pemurnian, Peremajaan¸Su-spensi dan Pengujian Bakteri Media
Eosin Methylen Blue Agar (EMBA). Ditimbang 36 gram dilarutkan dengan aquadest
sebanyak 1 liter dalam Erlenmeyer 1000 ml kemudian dimasak sampai larut diatas hot plate
magnetic stirrer yang ditandai dengan muncul nya gelembung air didasar erlenmeyer, alat

6
dimatikan. begitu juga untuk pembuatan media Brain Heart Infusion (BHI) Agar, media
Nutrient Agar (NA) dan media Nutrient Broth (NB)
Media yang sudah dibuat di sterilisasi bersama dengan alat-alat lain yang akan dipakai
menggunakan alat Autoklaf pada suhu 121 0C tekanan 15 lbs selama 15 menit.
Bakteri uji yang digunakan adalan Escherichia coli dan Staphilococcus aureus. Masing
-masing bakteri diinokulasikan kedalam cawan petri secara kuadrant 4. setelah
dinokulasikan bakteri, cawan petri dibungkus dengan kertas, dimasukan ke dalam incubator
secara tebalik pada suhu 37 ̊ C selama 1x24 jam. Koloni tunggal yang tumbuh pada media
cawan diambil dengan jarum ose, diinokulasikan ke dalam media miring dalam tabung
reaksi secara zig zag. Tabung reaksi dibungkus dengan kertas, diinkubasi dalam inkubator
selama 1x24 jam.
Pembuatan Larutan Standar McFarland 0,5 yang terdiri dari pembuatan Larutan BaCl2
1 %, pembuatan Larutan H2SO4 1 %, pembuatan Larutan McFarland 0,5. Kemudian dipipet
larutan BaCl2 1 % sebanyak 0,05 ml dimasukan ke dalam tabung reaksi tutup ulir.
Kemudian dipipet juga larutan H2SO4 1 % sebanyak 9,95 ml. Dicampurkan kedalam tabung
reaksi tutup ulir yang sudah berisi larutan BaCl2 1 %. larutan ini di vortex sampai tercampur
sempurna. Penyimpanan larutan di dalam kulkas.
Bakteri Escherichia coli dan Staphilococcus aureus yang digunakan diambil masing-
masing 2 ose, dimasukan dalam 25 ml media Nutrient Broth (NB) yang sudah disterilkan.
Kemudian di inkubasi pada shaker incubator suhu 37 ̊ C, 120 rpm selama semalaman,
sehingga didapatkan kultur bakteri. Pengukuran nilai Absorban dengan alat
Spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 625 nm. Diencerkan kultur bakteri
dengan pengenceran 1;1, 1:2, 1:4, 1:8, 1:16, 1:32 dengan larutan pengencer (NaCl 0,85 %).
Dilakukan lagi pengukuran nilai Absorban untuk setiap pengenceran dan jumlah sel
bakteri dengan metode hitungan cawan.
Pengumpulan data dilakukan dengan membuat kurva standar yaitu grafik hubungan
antara Absorban pada sumbu y dengan jumlah sel bakteri pada sumbu x. Pada grafik akan
didapatkan persamaan regresi linier yang akan digunakan untuk menghitung jumlah sel
bakteri pada kurva pertumbuhan bakteri.
Kemudian pengumpulan data untuk menhitung pertumbukan Bakteri Escherichia coli
dan Staphilococcus aureus yang digunakan diambil masing-masing 2 ose, proses untuk
mendapatkan kultur bakterinya sama dengan proses hitungan cawan. Setelah itu, diukur
nilai Absorban nya dengan alat Spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 625 nm.

7
Lalu dilakukan pengenceran kultur bakteri dengan larutan pengencer NaCl fisiologis dengan
nilai Absorban 0,08–1. Setelah didapatkan kultur bakteri yang Absorban nya
Bakteri Escherichia coli dan Staphilococcus aureus diambil masing-masing 1 ose,
dimasukan dalam 25 ml media Nutrient Broth (NB) yang sudah disterilkan. Kemudian di
inkubasi pada shaker incubator suhu 37 ̊ C, 120 rpm selama waktu generasi terpendek nya.
kemudian diukur nilai Absorban nya dengan alat Spektrofotometer UV-Vis pada panjang
gelombang 625 nm.
Untuk pnegumpulan data terakhir yaitu pengukuran jumlah bakteri secara metode
turbidity (spektrofotometri). Peneliti menggunakan larutan standar McFarland 0,5 dan
suspensi bakteri uji yang sudah diukur nilai Absorban nya. Kalau nilai Absorban suspensi
bakteri uji lebih besar, peneliti akan mengencerkannya sehingga didapatkan nilai Absorban
suspensi uji sama dengan larutan standar McFarland yaitu pada panjang gelombang 625
memberikan hasil nilai Absorban 0,08 – 0,1.
Dan pengumpulan data pengukuran jumlah bakteri secara metode hitungan cawan
Suspensi bakteri uji yang sudah ditentukan nilai absorban nya harus segera dihitung jumlah
sel bakteri nya. Suspensi bakteri uji diencerkan dari 10-1 sampai 10-7, tujuan peneliti
melakukan pengenceran bertingkat untuk mengurangi jumlah mikroba dalam cairan
memudahkan dalam melakukan perhitungan. Penentuan tingkat pengenceran tergantung
kepada perkiraan peneliti terhadap jumlah mikroba yang ada pada sampel. Suspensi bakteri
1 ml diambil dengan mikropipet lalu dimasukan pada tabung pertama (10-1) yang berisi 9
ml larutan NaCl fisiologi lalu di vortex sampai homogen. Selanjutnya diambil 1 ml lalu
dimasukan ke dalam tabung kedua (10-2) di vortex sampai homogen. Ini dilakukan terus
sampai tabung ketujuh. kemudian pengenceran 2 terakhir masing-masing diambil 100 μl
dengan mikropipet dimasukan kedalam cawan petri steril kemudian tuangkan media
Nutrient agar (NA) steril yang suhu nya ± 40 ̊ C. homogenkan dengan cara memutar cawan
diatas meja secara perlahan dengan gerakan seperti angka delapan. Biarkan ± 15 menit,
kemudian cawan dibungkus dengan kertas dan di inkubasi dalam incubator secara terbalik
suhu 37 ̊ C selama 1x24 jam.

2.3 HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil analisis penelitian ini dapat di uraikan sebagia berikut :

Dengan metode spektrofotometer

8
Penelitian ini membuktikan bahwa penggunaan metode spektofotometer menujukkan
bahwa semakin tinggi pengencerannya maka jumlah sel bakteri nya akan semakin sedikit
seperti yang di tunjukkan oleh grafik di bawah ini.

Gambar 1. Kurva standar bakteri Escherichia coli dan Staphilococcus aureus

Penelitian ini juga menunjukkan bahwa metode turbidimetri memiliki kelebihan, yaitu cepat,
tidak destruktif, dan tidak mahal.

Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa waktu yang efektif untuk
melakukan uji aktivitas antibakteri kurang dari jam ke 18, karena bakteri masih mengalami
pertumbuhan yang baik

Metode cawan hitung

Dari hasil penelitian ini membuktikan bahwa penggunaan metode cawan hitung tidak
akurat karena hasil larutan standar McFarland 0,5 pada pembacaan panjang gelombang 625 nm
memberikan nilai Absorban 0,08 - 0,1 yang ekuivalen dengan jumlah bakteri 1,5 x 108
CFU/ml. Jumlah sel bakteri uji yang digunakan tidak sama jumlahnya dengan larutan standar
McFarland 0,5 ini mungkin disebabkan oleh faktor lingkungan yang mempengaruhi
pertumbuhan bakteri yaitu nutrisi, suhu, pH dan kelembaban.
Dan penelitian ini juga menunjukkan dengan meningkatnya suhu maka reaksi kimia
akan meningkat. Peningkatan suhu menyebabkan peningkatan energi kinetik reaktan, maka
peningkatan suhu akan menyebabkan peningkatan pertumbuhan hingga suatu saat peningkatan
suhu tidak diikuti dengan meningkatnya pertumbuhan. Penentuan pengaruh pH awal penting
untuk dilakukan karena pH awal kultur bakteri yang berpengaruh pada laju pertumbuhan
spesifik.

Jadi penggunaan metode turbidimetri(spektofotometer) lebih akurat dibandingkan


dengan metode cawan hitung.

9
BAB III

PENUTUP

1.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan hasil penelitian yang telah
dikemukakan,dapat disimpulkan beberapa hal penting dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Larutan standar McFarland 0,5 penting dalam referensi untuk menyesuaikan atau
diasumsikan setara dengan kekeruhan bakteri suspensi sehingga jumlah bakteri dalam
kisaran yang diberikan untuk membakukan mikroba pengujian
2. Tujuan dari pengenceran bertingkat untuk mengurangi jumlah mikroba dalam cairan
memudahkan dalam melakukan perhitungan.
3. penggunaan metode turbidimetri (spektofotometer) lebih akurat Kinerja nya, dengan
memberikan hasil pembacaan nilai Absorban McFarland standar kit (Himedia) yaitu
0,08. dibandingkan dengan metode cawan hitung yang memberikan hasil pembacaan
tidak sama dengan nilai Absorban McFarland standar kit (Himedia)

1.2 Saran
Secara keseluruhan, jurnal ini sudah cukup lengkap dan memenuhi standar
penulisan.Namun, ada baiknya jika penulis menjelaskan lebih rinci penelitian dengan
menambahi metode perbandingan pengukuran pertumbuhan bakteri yang dilakukan.Hal ini
akan lebih memudahkan pembaca dalam memahami isi jurnal/ penelitian.
Dengan menjelaskan metode secara lebih mendetail dan sistematik, akan dapat
menjelaskan lebih rinci dari sumber mana alasan-alasan yang dikemukakan oleh penulis
tentang pengukuran pertumbuhan bakteri. Misalnya, pembaca tentu akan bertanya-tanya
mengenai perbedaan metode pengukuran pertumbuhan bakteri
Untuk lebih mengetahui lebih jauh tentang metode pengukuran pertumbuhan bakteri,
maka penulis sebaiknya melakukan penelitian lanjutan.

10
DAFTAR PUSTAKA

Holderman, Michelle V., Edwin de Queljoe dan Sendy B. Rondonuwu. 2017. Identifikasi
Bakteri Pada Pegangan Eskalator di Salah Satu Pusat Perbelanjaan di Kota Manado.
Jurnal Ilmiah Sains. Program Studi Biologi, FMIPA Universitas Sam Ratulangi
Manado. Vol. 17, No. 1.
Rosmania1 & Yanti, Fitri. 2020. Perhitungan Jumlah Bakteri di Laboratorium Mikrobiologi
Menggunakan Pengembangan Metode Spektrofotometri. Journal Penelitian Sains.
Jurusan Biologi, Farmasi, Fakultas MIPA, Universitas Sriwijaya, Sumatera Selatan.
Vol 2, No.22.

11

Anda mungkin juga menyukai