Anda di halaman 1dari 12

Pengembangan Animasi Berbasis Simulasi Molekul

pada Metode Kromatografi

Vina Rosalina*, Tasviri Efkar, Lisa Tania


1
FKIP Universitas Lampung, Jl. Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro No. 1 Bandar Lampung
*Email: vinarosalina13@gmail.com, Telp: +6282176995011

Received: Mar 2018, 9th Accepted: Apr 2018, 11th Online Published: Apr 2018, 12th

Abstract : The development of Animation Based on Molecular Simulation by


Chromatography Method. This research was aimed to develop method animation based
on molecular simulation by chromatography method. This research used research and
development method (R&D). The result of the reseach was animation by chromatography
method that displaying molecule visualization of mixture separation by chromatography
method. Based on the preliminary field test result, the response of teachers and validator
to the content suitability was respectively percentage of 91,11%, and as much as 90,83%
was categorized as very hight. The response of teachers, validator, students, in
attractiveness and easyness aspects was respectively percentage of 90,19%, 90,56%, and
89,72% with very high category.

Keywords : animation, chromatography, mixture separation, molecular simulation

Abstrak : Pengembangan Animasi Berbasis Simulasi Molekul pada Metode


Kromatografi. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan animasi berbasis simulasi
molekul pada metode kromatografi. Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan
pengembangan (R&D). Hasil penelitian ini yaitu animasi pada metode kromatografi yang
menampilkan visualisasi molekul pemisahan campuran dengan metode kromatografi.
Berdasarkan hasil uji coba lapangan awal, guru dan validator memberikan tanggapan
terhadap aspek kesesuaian isi yaitu masing-masing persentase sebanyak 91,11%, dan
sebanyak 90,83% yang dikategorikan sangat tinggi, serta tanggapan guru, validator, dan
siswa terhadap aspek kemenarikan dan kemudahan penggunaan yaitu masing-masing
persentase sebanyak 90,19%, 90,56%, dan 89,72% dengan kategori sangat tinggi.

Kata Kunci : animasi, kromatografi, pemisahan campuran, simulasi molekul

PENDAHULUAN Kimia merupakan pengetahuan


Hakikat IPA menurut Carin dan yang dilandasi dengan eksperimen,
Sund memiliki empat unsur utama yang aplikasi dan pengembangannya
yaitu, sikap rasa ingin tahu tentang menjadi standar kerja eksperimen
benda, makhluk hidup, fenomena (Pujiati dan Nurhayati, 2012). Konsep
alam, serta hubungan sebab akibat. ilmu kimia umumnya bersifat abstrak
Keempat unsur ini merupakan ciri dan kompleks serta membutuhkan
pembelajaran IPA yang saling penalaran dan pemikiran tingkat
berkaitan satu sama lain (Wisudawati tinggi (Tsaparlis dan Zoller, 2003 ;
dan Sulistyowati, 2015). Kimia Lubezky dkk., 2004). Materi kimia
merupakan ilmu yang termasuk sebaiknya dijelaskan melalui
kedalam rumpun IPA, sehingga kimia visualisasi menggunakan animasi dan
memiliki karakteristik yang sama simulasi molekul yang dapat
dengan IPA. membantu pembelajar untuk
mengembangkan model mental, siswa, serta meningkatkan minat
imajinasi, serta membantu memahami siswa tentang materi yang diajarkan
konsep-konsep kimia yang sulit dan (Haryati, dkk., 2013 ; Soendari dan
kompleks (Kozma dan Russell, 2005). Asri, 2016).
Pembelajaran dengan simulasi Materi pemisahan campuran
molekul dapat membantu siswa dalam merupakan salah satu materi kimia
memrepresentasikan molekul yang yang diajarkan di kelas VII SMP.
ada pada level submikroskopis, Pemisahan campuran merupakan
sehingga perlu adanya media materi yang berhubungan langsung
pembelajaran yang tepat untuk dengan pengetahuan alam, yang
menjelaskannya. Pemilihan media sering dijumpai di lingkungan sekitar
pembelajaran harus disesuaikan dan tersusun dari berbagai macam
dengan kebutuhan materi, jika tidak campuran zat. Jenis campuran terbagi
maka akan membuat siswa kesulitan menjadi dua yaitu campuran
dalam memahami isi materi, dan akan heterogen dan campuran homogen.
berdampak pada prestasi siswa di Campuran heterogen dapat
sekolah (Daryanto, 2011). Media dipisahkan secara langsung, karena
yang tepat dan sesuai dengan materi komponen campurannya masih
akan sangat efektif untuk terlihat dan terpisah, sedangkan
meningkatkan minat, motivasi, campuran homogen dipisahkan
sehingga siswa akan lebih mudah dengan cara khusus sebab komponen
memahami materi, dan dengan dari campurannya di seluruh bagian
sendirinya prestasi siswa akan larutan adalah sama (sulit dibedakan)
meningkat (Fuady, 2015 ; Septhiani, (Chang, 2005). Tinta merupakan
dkk., 2015). salah satu contoh campuran homogen
Ilmu pengetahuan dan teknologi yang komponen-komponen di
yang terus berkembang semakin dalamnya sulit dibedakan, sehingga
mendorong upaya pembaharuan dan untuk mengetahui apa saja komponen
pemanfaatannya sebagai alat bantu tinta tersebut diperlukan adanya
atau media pembelajaran yang pemisahan. Pemisahan campuran
interaktif seperti adanya komputer memiliki banyak metode, salah
(Miswadi, dkk., 2008 : Triyanto, dkk., satunya untuk mengetahui komponen
2013). Penggunaan media berbasis warna tinta digunakan metode
komputer sangat efektif dalam pemisahan secara kromatografi.
membantu siswa memperoleh Pemisahan secara kromatografi
pemahaman yang mendalam tentang memiliki banyak metode, salah
fenomena kimia (Levy dan Wilensky, satunya adalah kromatografi kertas.
2009). Salah satu multimedia berbasis Kromatografi kertas merupakan
komputer yaitu animasi. Animasi metode pemisahan sederhana yang
adalah proses membuat efek gerak digunakan untuk memisahkan
yang terjadi beberapa waktu komponen pigmen zat warna, serta
membentuk rangkaian obyek gambar merupakan metode pemisahan yang
bergerak seperti tampak hidup sesuai dengan indikator yang ada di
(Utami, 2011 ; Orvilla dan Santoso, kurikulum SMP. Kromatografi kertas
2018). Animasi merupakan media perlu diajarkan, karena dalam
alternatif sebagai penunjang proses membelajarkannya membutuhkan
pembelajaran yang menarik dan adanya visualisasi molekul untuk
menyenangkan, memperkuat motivasi menjelaskan pemisahan zat warna
atau pigmen dari campuran zat cair Berdasarkan data angket siswa
yang bersifat homogen. Proses diperoleh data sebanyak 77,5% siswa
visualisasi molekul pada pemisahan mengalami kesulitan dalam
zat warna dari campuran zat cair yang mempelajari materi pemisahan
bersifat homogen ini belum diajarkan campuran. Hal ini karena penjelasan
di sekolah, karena proses pergerakan guru dalam menyampaikan materi
molekul itu bersifat abstrak dan masih sulit dipahami oleh siswa dan
dalam mengamati komponen zat cair materi ini hanya sekilas saja
yang bersifat homogen menjadi dipelajarinya. Diperoleh juga data
komponen-komponen penyusunnya sebanyak 56,6% siswa merasa bahwa
cukup sulit dipahami. Proses media yang digunakan guru dalam
pergerakan molekul mulai dari mengajar itu sulit dipahami, karena
pemisahan sampai zat warna terpisah media yang digunakan guru tidak
menjadi komponen penyusunanya, bervariasi dan tidah menarik
hal ini dapat divisualisasikan dengan perhatian siswa. Selain itu, sebanyak
bantuan komputer, salah satunya 94,16% siswa menyatakan perlu
dengan media animasi berbasis adanya perbaikan dalam media yang
simulasi molekul. digunakan oleh guru mereka. Seluruh
Studi lapangan dilakukan siswa setuju akan dikembangkannya
melalui observasi dan penyebaran media animasi berbasis simulasi
angket analisis kebutuhan terhadap 6 molekul, karena untuk mempermudah
orang guru IPA dan 20 orang siswa memahami materi pemisahan
kelas VII IPA. Penelitian campuran, menambah ketertarikan
pendahuluan dilakukan di 6 SMP siswa sehingga menambah semangat
yang ada di Bandarlampung. Adapun belajar.
SMP tersebut yaitu SMP Negeri 9, Animasi berbasis simulasi
SMP Negeri 4, SMP Negeri 23, SMP molekul merupakan media yang dapat
Muhammadiyah 3, SMP Al Kautsar, memvisualisasikan molekul ditingkat
dan SMP Al Azhar 1 Bandarlampung. submikroskopis. Animasi berbasis
Berdasarkan penyebaran angket yang simulasi dapat digunakan sebagai
telah dilakukan, diperoleh hasil media pengganti kegiatan di
sebanyak 50% guru telah laboratorium sehingga dapat
menggunakan media powerpoint, dan meningkatkan pemahaman siswa
sisanya guru melakukan pembelajaran yang lebih baik terkait teknik, konsep
dengan menggunakan media gambar, dasar, dan membantu mengatasi
serta tidak ada guru yang kesalahpahaman siswa di tingkat
menggunakan media animasi dalam molekular (De Jong dan Van
pembelajarannya. Diperoleh pula Joolingen, 1998 ; Meir dkk., 2005).
informasi bahwa keenam sekolah Penelitian White, dkk., (2010) dalam
tersebut belum menggunakan sebuah studi pada topik struktur
pembelajaran animasi berbasis protein menyatakan bahwa kegiatan
simulasi molekul, sehingga seluruh pembelajaran dengan visualisasi dan
guru setuju dengan adanya simulasi lebih efektif dari pada
pengembangan media animasi pembelajaran tradisional.
berbasis simulasi molekul, guna Berdasarkan pendahuluan yang
mempermudah siswa dalam telah diuraikan di atas, maka
memahami materi pemisahan dilakukan pengembangan animasi
campuran. pembelajaran dengan judul :
“Pengembangan Animasi Berbasis storyboard. Flowchart berisi tentang
Simulasi Molekul pada Metode diagram yang menggambarkan urutan
Kromatografi”. materi, yaitu berupa simbol-simbol
yang dapat menjelaskan semua aliran
METODE dari suatu tampilan ketampilan yang
Metode penelitian yang lain secara lengkap. Storyboard berisi
digunakan adalah metode penelitian materi yang akan disampaikan dan
dan pengembangan (Research and rancangan visual dari materi.
Development / R&D) sampai revisi Flowchart dan storyboard yang telah
hasil uji coba. Subjek penelitian yaitu dirancang ini yang kemudian
media animasi berbasis simulasi dijadikan sebagai acuan dalam
molekul pada materi pemisahan membuat tampilan media animasi
campuran dengan metode berbasis simulasi molekul pada materi
kromatografi. Adapun langkah- permisahan campuran dengan metode
langkah penelitian yaitu. kromaatografi.

Penelitian Pendahuluan Pengembangan Produk Awal


Tahap ini dilakukan studi Tahap ini dilakukan
lapangan dan studi pustaka. Studi pengembangan produk awal media
lapangan penelitian dilakukan dengan animasi berbasis simulasi molekul
cara menyebarkan angket di 6 sekolah pada materi pemisahan campuran
SMP di Bandarlampung, yaitu SMP dengan metode kromatografi, serta
Negeri 9 Bandarlampung, SMP dilakukan penyusunan instrumen
Negeri 4 Bandarlampung, SMP validasi. Setelah pengembangan
Negeri 23 Bandarlampung, SMP Al produk animasi selesai, dilakukan
Kautsar Bandarlampung, SMP Al validasi oleh validator dengan cara
Azhar 1 Bandarlampung, dan SMP pemberian angket aspek kesesuaian
Muhammadiyah 3 Bandarlampung. isi dan angket aspek kemenarikan dan
Pengumpulan data dilakukan dengan kemudahan penggunaan, beserta
cara penyebaran angket ke 1 orang produk animasinya untuk mengetahui
guru IPA dan 20 orang siswa kelas validitas media animasi berbasis
VII pada masing-masing sekolah simulasi molekul yang telah
yang telah memperoleh materi dikembangkan. Perbaikan dilakukan
pemisahan campuran. setelah mendapat masukan dari
Studi pustaka dilakukan dengan validator.
cara analisis terhadap materi
pemisahan campuran yang meliputi Uji Coba Lapangan Awal,
KI, KD, analisis konsep, silabus, dan Instrumen Penelitian dan Teknik
RPP, mengkaji materi pemisahan Analisis Data
dengan metode kromatografi, Tahap uji coba lapangan awal
mengkaji media animasi yang sudah dilakukan di SMP Al Kautsar
ada, serta produk penelitian sejenis Bandarlampung, dengan responden
yang berbentuk dokumen-dokumen sebanyak 6 orang guru IPA dan 20
hasil penelitian atau hasil evaluasi. orang siswa kelas VII. Instrumen
yang digunakan berupa angket
Rancangan Pengembangan Produk tanggapan guru dan angket tanggapan
Tahap perencanaan produk ini siswa. Instrumen tanggapan guru
terdiri dari perencanaan flowchart dan berupa angket yang berisi tentang
aspek kesesuaian isi dan aspek persentase jawaban angket dengan
kemenarikan dan kemudahan menggunakan rumus:
penggunaan. Instrumen tanggapan ∑
siswa berisi tentang aspek
kemenarikan dan kemudahan dengan adalah persentase
penggunaan. jawaban angket-i, ∑ yaitu jumlah
Teknik pengumpulan data skor jawaban, dan yaitu skor
menggunakan teknik kuisioner maksimum. Kemudian, menghitung
(angket) dengan jawaban tertutup. rata-rata persentase angket
Angket ini dilengkapi kolom menggunakan rumus :
tanggapan, agar responden dapat ∑
memberi komentar maupun saran.
Teknik analisis data menggunakan
dengan adalah rata-rata
teknik analisis data angket kebutuhan persentase semua item pertanyaan-i,
dan teknik analisis data angket hasil ∑ yaitu jumlah persentase
validasi. Teknik analisis data
semua item pertanyaan-i, dan yaitu
kebutuhan dilakukan dengan cara
jumlah butir soal angket (Sudjana,
mengklasifikasi, mentabulasi data,
2005). Persentase jawaban yang
serta menghitung persentase jawaban
dihasilkan lalu ditafsirkan dengan
menggunakan rumus:
menggunakan tafsiran Arikunto

(2010) berdasarkan Tabel 2.
dengan adalah persentase
Tabel 2. Tafsiran skor (persentase)
pilihan jawaban-i, ∑ adalah jumlah Skor Kriteria
responden yang menjawab jawaban-i, 81,1% – 100% Sangat tinggi
dan N adalah jumlah seluruh 61,1% – 80% Tinggi
responden. Kemudian menjelaskan 40,1% – 60% Sedang
20,1% – 40% Rendah
hasil persentase jawaban responden
0% – 20% Sangat rendah
dalam bentuk deskriptrif naratif
(Sudjana, 2005). HASIL DAN PEMBAHASAN
Teknik analisis data angket
Hasil Penelitian Pendahuluan
hasil validasi, penilaian guru dan Hasil penelitian pendahuluan
respon siswa dilakukan dengan cara terdiri atas hasil studi pustaka dan
mengkode, mengklasifikasi data, hasil studi lapangan. Hasil studi
mentabulasi, dan memberi skor pustaka diperoleh hasil analisis
jawaban responden berdasarkan skala tentang analisis KI-KD, analisis
Likert yang ada pada Tabel 1. konsep, silabus, dan RPP, mengkaji
tentang materi pemisahan campuran
Tabel 1. Penskoran skala Likert dengan metode kromatografi,
Pilihan jawaban Skor
Sangat Setuju (SS) 5 mengkaji media animasi yang sudah
Setuju (ST) 4 ada, serta produk penelitian sejenis
Kurang setuju (KS) 3 yang digunakan sebagai literatur
Tidak setuju (TS) 2 dalam langkah-langkah penelitian dan
Sangat tidak setuju (STS) 1
pengembangan media animasi
berbasis simulasi molekul pada materi
Kemudian mengolah jumlah pemisahan campuran dengan metode
skor jawaban dan menghitung kromatografi.
Hasil studi lapangan dilakukan masih sulit dipahami oleh siswa dan
dengan cara pemberian angket pada 6 materi ini hanya sekilas saja
orang guru IPA, dan 20 orang siswa dipelajarinya. Diperoleh juga data
kelas VII SMP yang ada di sebanyak 56,6% siswa merasa bahwa
Bandarlampung. Studi lapangan media yang digunakan guru dalam
dilakukan untuk mengetahui media mengajar itu sulit dipahami. Hal ini
seperti apa yang digunakan saat karena media yang digunakan guru
pembelajaran materi pemisahan tidak bervariasi dan tidak menarik
campuran dan bila sudah pehatian siswa. Selain itu, sebanyak
menggunakan media animasi, seperti 94,16% siswa menyatakan perlu
apa yang digunakan dalam adanya perbaikan dalam media yang
pembelajaran tersebut, sehingga dapat digunakan oleh guru mereka. Seluruh
diidentifikasi kelebihan dan siswa setuju akan dikembangkannya
kekurangan media yang digunkan media animasi berbasis simulasi
tersebut. molekul, karena untuk mempermudah
Berdasarkan hasil studi memahami materi pemisahan
lapangan diperoleh hasil sebanyak campuran, menambah ketertarikan
83,3% guru telah melakukan siswa sehingga menambah semangat
pembelajaran pemisahan campuran belajar. Berdasarkan hasil analisis
dengan menggunakan media. kebutuhan, baik studi pustaka
Pelaksanaan pembelajaran pemisahan maupun studi lapangan maka perlu
campuran sebanyak 50% guru telah dilakukan pengembangan media
menggunakan media powerpoint, dan animasi pada materi pemisahan
sisanya guru melakukan pembelajaran campuran dengan metode
dengan menggunakan media gambar, kromatografi.
serta tidak ada guru yang
menggunakan media animasi dalam Hasil Perencanaan Produk
pembelajarannya. Guru juga Perencanaan produk meliputi
memberikan informasi bahwa di pembuatan flowchart dan storyboard
sekolah mereka belum ada yang yang akan menjadi penuntun
menggunakan pembelajaran dengan pengembangan desain media animasi.
animasi berbasis simulasi molekul, Flowchart berisi diagram yang
sehingga seluruh guru setuju dengan menggambarkan urutan materi, yaitu
adanya pengembangan media animasi berupa simbol-simbol yang dapat
berbasis simulasi molekul, guna menjelaskan semua aliran dari suatu
mempermudah siswa dalam tampilan ketampilan yang lain secara
memahami materi pemisahan lengkap. Berdasarkan flowchart yang
campuran. Adanya pengembangan sudah dibuat, media animasi berbasis
media animasi ini diharapkan dapat simulasi molekul pada materi
membantu meningkatkan mutu pemisahan campuran dengan metode
pembelajaran berbasis simulasi kromatografi diawali dengan “mulai”,
molekul. kemudian menuju “menu utama”
Hasil penyebaran angket yang terdapat enam menu utama
terhadap 20 orang siswa sebanyak (prakata, profil pengembang,
77,5% siswa mengalami kesulitan petunjuk penggunaan, tujuan
dalam mempelajari materi pemisahan pembelajaran, materi kromatografi,
campuran. Hal ini karena penjelasan animasi kromatografi), dan diakhiri
guru dalam menyampaikan materi dengan “selesai”. Flowchart
digunakan sebagai pedoman untuk untuk kembali ke menu utama.
membuat storyboard, lalu dilanjutkan Selanjutnya layar indikator
pengembangan media animasi pembelajaran, menampilakan KD dan
berbasis simulasi molekul pada materi indikator yang hendak dicapai melalui
pemisahan campuran dengan metode media animasi berbasis simulasi
kromatografi. molekul yang telah dikembangkan,
Hasil perencanaan storyboard dan terdapat tombol home untuk
berisi materi yang akan disampaikan kembali ke menu utama.
dan rancangan visual dari materi. Layar materi kromatografi,
Storyboard media animasi berbasis menampilkan materi pemisahan
simulasi molekul berbentuk tabel campuran dengan metode
yang terdiri dari satu kolom yaitu kromatografi. Mulai dari pengertian
visualisasi dengan keterangan di pemisahan campuran, pengertian
bawahnya. Storyboard yang telah kromatografi, apersepsi tentang
dibuat terdiri dari beberapa layar. penggunaan metode kromatografi
Layar pertama adalah layar pembuka. dalam kehidupan sehari-hari, dan
Layar ini berisi judul media animasi referensi. Layar ini juga menyediakan
berbasis simulasi molekul dan nama tombol next yang berfungsi untuk
pengembang, serta terdapat satu mebuka halaman berikutnya, tombol
tombol navigasi (tombol play) yang back untuk kembali ke halaman
berfungsi untuk masuk ke halaman sebelumnya, dan home untuk kembali
berikutnya (menu utama). Selanjutnya ke menu utama.
Layar menu utama, menampilkan sub Layar media animasi,
menu media animasi berbasis menampilkan alat dan bahan
simulasi molekul yang berfungsi percobaan kromatografi, prosedur/
untuk memasuki halaman prakata, langkah kerja pemisahan
profil pengembang, petunjuk kromatografi, proses pemisahan
penggunaan, indikator pembelajaran, secara kromatografi, dan visualisasi
materi kromatografi, dan animasi proses pemisahan dengan metode
kromatografi. kromatografi berbasis simulasi
Layar prakata, berisikan kalimat molekul. Tampilan layar ini
pembuka animasi dan terdapat tombol dilengkapi dengan tombol-tombol
home yang berfungsi untuk kembali navigasi seperti, tombol play untuk
ke menu utama. Selanjutnya adalah memulai animasi, tombol pause untuk
Layar profil pengembang, yang menghentikan animasi, tombol next
menampilkan data diri pengembang untuk membuka halaman selanjutnya,
media animasi berbasis simulasi tombol back untuk kembali ke
molekul, serta nama lengkap dosen- halaman sebelumnya, tombol home
dosen pembimbing, serta terdapat untuk kembali ke menu utama.
tombol home untuk kembali ke menu
utama. Hasil Pengembangan Produk
Layar petunjuk penggunaan, Pengembangan media animasi
menampilkan petunjuk penggunaan berbasis simulasi molekul ini
media animasi berbasis simulasi mengacu pada storyboard yang telah
molekul beserta fungsi-fungsi tombol dibuat sebelumnya. Media animasi ini
navigasi agar mempermudah dibuat dengan menggunakan software
pengguna dalam menjalankan media Macromedia Flash 8 dan Chem Draw
animasi, serta terdapat tombol home Ultra 12.0. Macromedia Flash 8
digunakan untuk membuat animasi, Ultra 12.0, sedangkan molekul
tampilan media animasi, dan sampel tinta hitam dibuat
penggabungan komponen-komponen menggunakan software Macromedia
media animasi. Software Chem Draw Flash 8. Sebelum membuat media
Ultra 12.0 digunakan untuk membuat animasi berbasis simulasi molekul
molekul-molekul yang selanjutnya di menggunakan software Macromedia
input ke dalam Macromedia Flash 8. Flash 8, terlebih dahulu dibuat
Proses pembuatan media rancangan berupa gambar-gambar
animasi berbasis simulasi molekul yang akan mempermudah dalam
pada materi pemisahan campuran pembuatan media animasi. Animasi
dengan metode kromatografi terbagi yang dibuat merupakan penjelasan
menjadi 3 bagian. Pertama, dari proses pemisahan komponen zat
pengembangan media animasi pada warna dalam bentuk animasi berbasis
poses pemishan zat warna. simulasi molekul yang ditampilkan di
Berdasarkan storyboard yang telah media animasi tersebut.
dibuat, maka animasi menampilkan Ketiga, pengembangan proses
fenomena nyata berupa percobaan di tampilan media animasi. Tampilan
laboratorium guna untuk mengetahui media animasi ini dibuat dengan
pemisahan zat warna sampel spidol menggunakan software Macromedia
tinta hitam yang terpisah berdasarkan Flash 8. Semua komponen gambar
komponen warna penyusunnya yang atau multimedia yang sudah dibuat
di gambarkan dalam bentuk animasi. dengan menggunakan Chem Draw
Proses pemisahan zat warna dalam Ultra 12.0 dan Macromedia Flash 8,
animasi ini dibuat selayaknya dimasukkan ke dalam tampilan media
percobaan di laboratorium yang animasi yang telah dibuat dengan
sesungguhnya, seperti dalam Macromedia Flash 8 sehingga
penyiapan alat dan bahan (gelas dihasilkan media animasi berbasis
kimia, kertas saring whatman, lidi, simulasi molekul pada proses
pensil, spidol tinta hitam, 2-butanol, pemisahan zat warna. Contoh
dan aquades yang dibuat semirip dan tampilan animasi berbasis simulasi
semenarik mungkin dengan molekul dapat dilihat pada Gambar 1.
menggunakan software Macromedia
Flash 8. Setiap frame animasi dibuat Hasil Validasi Ahli
judul sesuai isi yang ditampilkan Setelah media animasi selesai
guna sebagai petunjuk untuk dikembangkan, maka dilakukan
memfokuskan perhatian siswa penyusunan instrumen untuk validasi
terhadap fenomena / materi yang dan uji coba lapangan awal. Media
diamati. animasi divalidasi oleh dua orang
Kedua, pengembangan media dosen pendidikan Kimia FKIP
animasi berbasis simulasi molekul. Universitas Lampung yang ahli dalam
Animasi berbasis simulasi molekul konten kesesuaian isi dan
yang ditampilkan adalah media kemenarikan dan kemudahan
animasi yang dirancang guna untuk penggunaan media. Hasil validasi
menggambarkan dunia molekul oleh validator terhadap aspek
secara dinamis (Tasker dan Dalton, kesesuaian isi, kemenarikan dan
2006). Pembuatan molekul 2-butanol kemudahan penggunaan media
dan aquades (H2O) dibuat dengan animasi berbasis simulasi molekul
menggunakan software Chem Draw pada materi pemisahan campuran
(a) Komponen warna tinta hitam (sampel)

(b) Komponen warna pertama (biru) (c) Komponen warna kedua (ungu)
Gambar 1. Tampilan animasi berbasis simulasi molekul sampel tinta hitam

dengan metode kromatografi Hasil validasi dari masing-


memiliki kategori sangat tinggi, masing aspek penilaian memperoleh
sehingga dapat dikatakan bahwa kategori sangat tinggi, tetapi masih
media animasi yang telah ada beberapa perbaikan dan masukan
dikembangkan dapat dinyatakan pada media animasi berbasis simulasi
valid. Adapun hasil validasi aspek molekul yang dikembangkan. Adapun
kesesuaian isi, kemenarikan dan saran dari validator yaitu gambar
kemudahan penggunaan media pada tampilan materi kromatografi
animasi terdapat pada Tabel 3. kurang diperbesar, dan diberi
keterangan sumber gambar, serta
Tabel 3. Persentase hasil validasi penambahan sumber referensi. Selain
Aspek yang itu, terdapat saran pada pemisahan
No. Persentase Kategori
dinilai dengan metode kromatografi yaitu
Kesesuaian Sangat
1.
isi
90,83%
tinggi animasi diberi keterangan 1 cm pada
2. Kemenarikan animasi kertas saring, dan latar
dan Sangat belakang yang awalnya putih di ganti
90,56%
kemudahan tinggi agar animasi lebih terlihat lebih jelas.
penggunaan Hasil revisi pada tampilan materi
kromatografi dapat dilihat pada animasi pemisahan dengan metode
Gambar 2, dan revisi tampilan kromatografi pada Gambar 3.

Sebelum revisi Sesudah direvisi

Sesudah direvisi
Gambar 2. Tampilan materi kromatografi

Sebelum revisi Sesudah direvisi


Gambar 3. Tampilan animasi pemisahan dengan metode kromatografi

Hasil Uji Coba Lapangan Awal SMP Al Kautsar Bandarlampung


Uji coba lapangan awal kelas VII. Hasil tanggapan guru
dilakukan untuk mengetahui terhadap aspek kesesuaian isi dan
tanggapan guru dan siswa terhadap kemudahan penggunaan memiliki
kelayakan media animasi berbasis kategori sangat tinggi dengan
simulasi molekul yang telah persentase masing-masing 91,11%
dikembangkan. Uji coba dilakukan di dan 90,19%.
Hasil tanggapan siswa terhadap De Jong, T., dan W. R. Van
aspek kemenarikan dan kemudahan Joolingen. 1998. Scientific
penggunaan juga memiliki kategori discovery learning with
sangat tinggi, dengan persentase computer simulations of
sebanyak 89,72%, sehingga dapat conceptual domains. Review of
disimpulkan bahwa media animasi educational research. 68(2):
berbasis molekul pada materi 179-201.
pemisahan campuran dengan metode Fuady, C. A. 2015. Pengembangan
kromatografi, hasil pengembangan Media Animasi Flash Player
layak untuk digunakan pada pada Materi Laju Reaksi di
pembelajaran di sekolah. SMK Negeri 1 Banda Aceh.
Jurnal Pendidikan dan
SIMPULAN Teknologi Informasi. 1 (1): 34-
Berdasarkan hasil penelitian 47.
yang telah dilakukan, disimpulkan Haryati, S., Miharty., dan R. Pratiwi.
bahwa telah dikembangkan animasi 2013. Pemanfaatan media
berbasis simulasi molekul pada animasi dalam pembelajaran
metode kromatografi. Hasil penilaian kimia untuk meningkatkan
menurut guru dan validator terhadap motivasi dan prestasi belajar
aspek kesesuaian isi yaitu masing- siswa di SMAN 12 Pekanbaru.
masing persentase sebanyak 91,11%, Prosiding SEMIRATA 2013.
dan sebanyak 90,83% yang 1(1): 363-368.
dikategorikan sangat tinggi, serta Kozma, R. B., dan J. Russell. 2005.
tanggapan guru, validator, dan siswa Students Becoming Chemists:
terhadap aspek kemenarikan dan Developing Representational
kemudahan penggunaan yaitu Competence. In J. Gilbert (Ed.),
masing-masing persentase sebanyak Visualization in Science
90,19%, 90,56%, dan 89,72% dengan Education. Dordrecht: Springer.
kategori sangat tinggi. 7: 121-145.
Levy, S. T., dan U. Wilensky. 2009.
DAFTAR RUJUKAN Students’ learning with the
Arikunto, S. 2010. Prosedur Connected Chemistry (CC1)
Penelitian Suatu Pendekatan curriculum: navigating the
Taktik Edisi Revisi. Jakarta: complexities of the particulate
Rineka Cipta. world. Journal of Science
Chang, R. 2005. Kimia Dasar: Education and Technology.
Konsep-Konsep Inti Edisi 18(3): 243-254.
Ketiga Jilid 1. Jakarta : Lubezky, A., Y. J. Dori., dan U.
Erlangga. Zoller. 2004. Hocs-Promoting
Daryanto. 2011. Media Pembe- Assessment of Students’
lajaran. Bandung: PT. Sarana performance on Environment-
Tutorial Nurani Sejahtera. Related Undergraduate
Chemistry. Chemistry
Education Research and
Practice. 5(2): 175-184.
Meir, E., J. Perry., D. Stal., S. Sudjana. 2005. Metode Statistika.
Maruca., dan E. Klopfer. 2005. Bandung: Tarsito.
How effective are simulated Tasker, R., dan R. Dalton. 2006.
molecular-level experiments for Research into practice:
teaching diffusion and visualisation of the molecular
osmosis?. Cell Biology world using animations.
Education. 4(3): 235-248. Chemistry Education Research
Miswadi, S. S., S. Priatmoko., dan A. and Practice. 7(2): 141-159.
Inayah. 2008. Peningkatan Triyanto, E., S. Anitah., dan N.
Hasil Belajar Kimia Melalui Suryani. 2013. Peran
Pembelajaran Berbantuan Kepemimpinan Kepala Sekolah
Komputer Dengan Media dalam Pemanfaatan Media
Chemo-Edutainment. Jurnal Pembelajaran Sebagai Upaya
Inovasi Pendidikan Kimia. 2(1): Peningkatan Kualitas Proses
182-189. Pembelajaran. Teknologi
Orvilla, S., dan F. Santoso. 2018. Pendidikan. 1(2): 226-238.
Perancangan Visual Tsaparlis, G., dan U. Zoller. 2003.
Environment Bertemakan Evaluation of Higher vs.
Kampung Warna-Warni di Lower-order Cognitive Skills-
Indonesia dalam Film Pendek type Examinations in
Animasi “Corazón”. Jurnal Chemistry: Implications for
Desain. 5(02): 123-134. University in-class Assessment
Pujiati, A. dan Nurhayati. 2012. and Examinations. University
Pengaruh Model Pembelajaran Chemistry Education. 7(2): 50-
(Berbantuan Laboratorium 57.
Virtual) dan Minat Belajar Utami, D. 2011. Animasi Dalam
Tehadap Kemampuan Berpikir Pembelajaran. Majalah Ilmiah
Kreatif Kimia. Jurnal Pembelajaran. KTP FIP UNY.
Universitas Indraprasta PGRI. 7(1): 44-52.
Jakarta. 2(3): 182-189. White, B., A. Kahriman., L.
Septhiani, S., J. Mujamil., dan R. Luberice., dan F. Idleh. 2010.
Ibrahim. 2015. Pengaruh Evaluation of software for
Penggunaan Multimedia introducing protein structure.
Berbasis Komputer Terhadap Biochemistry and Molecular
Hasil Belajar Kimia pada Biology Education. 38(5): 284-
Materi Minyak Bumi di Kelas 289.
X SMA N 1 Indralaya. Jurnal Wisudawati, A. W., dan E.
Pendidikan Kimia. 7(3): 1-5. Sulistyowati. 2015. Metodologi
Soendari, T., dan P. Asri. 2016. Pembelajaran IPA. Jakarta:
Pengaruh Media Animasi Bumi Aksara.
Komputer terhadap Hasil
Belajar Sains Anak Tunagrahita
Ringan. Jassi Anakku. 8(2): 94-
99.

Anda mungkin juga menyukai