Anda di halaman 1dari 15

PENGEMBANGAN KOMIK ELEKTRONIK KIMIA PADA MATERI POKOK

IKATAN KIMIA UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR


PESERTA DIDIK KELAS X SMA NEGERI 14 MAKASSAR

1)
Siti Marwah, 2)Ramlawati, 3)Muh.Syahrir
1)
Mahasiswa Pascasarjana Pendidikan Kimia Universitas Negeri Makassar
2,3)
Dosen Pascasarjana Pendidikan Kimia Universitas Negeri Makassar
Jalan Bonto Langkasa Kota Makassar
Telp. : (0411) 855288 – 830366 Fax. 855288
E-mail: pasca@unm.ac.id
sitimarwah1012@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk merancang media pembelajaran yaitu komik elektronik kimia
agar dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar peserta didik pada materi pokok Ikatan Kimia dan
untuk mengetahui kualitas komik elektronik kimia yang dihasilkan memenuhi kevalidan, kepraktisan
dan keefektifan. Model pengembangan mengikuti model Plomp dengan 3 tahap utama yaitu (1)
penelitian pendahuluan (preliminary research), (2) fase pengembaangan atau prototipe (development
or prototyping phase), (3) fase penialaian (assessment phase). Sasaran ujicoba penelitian ini adalah
peserta didik kelas X MIA 5 SMAN 14 Makassar sebanyak 30 orang. Hasil penelitian menunjukkan:
(1) kevalidan komik elektronik kimia berdasarkan penilaian dari ahli media dengan nilai rata-rata 3,87
termasuk kategori sangat valid dan ahli materi yaitu 3,62 (sangat valid); (2) kepraktisan didasarkan:
(a) keterlaksanaan pembelajaran menggunakan komik elektronik kimia dengan nilai 1,76 termasuk
kategori terlaksana seluruhnya, (b) respons guru terhadap komik elektronik kimia dengan nilai 3,77
(praktis), (c) respons peserta didik terhadap komik elektronik kimia dengan nilai 87,61 (sangat
merespon); dan (3) keefektifan didasarkan: (a) aktivitas peserta didik dengan nilai 87,16% memenuhi
kriteria sangat baik, (b) motivasi belajar peserta didik dengan nilai 81,22% (sangat tinggi), (c) tes
hasil belajar peserta didik dengan nilai pretest 13,67% (sangat rendah) dan postttest 80% (tinggi) dan
hasil N-gain 0,71 (tinggi).

Kata kunci: Komik Elektronik, Motivasi, Hasil Belajar, Ikatan Kimia.

ABSTRACT

This study aims to designing chemistry learning media, namely chemistry electronic comic to
improve the motivation and student learning outcomes on subject metter of chemical bonding and
examining the quality of chemistry electronic comic obtained is valid, practical and effective. The
development employed referred to Plomp's model which consisted of 3 main phases, namely (1)
preliminary research, (2) development or prototyping phase, and (3) assessment phase. The target of
this research are students of class X MIA 5 SMAN 14 Makassar with a total of 30 students. The
result of the research shows that : (1) the validity of chemistry electronics comic was based on the
media experts obtained the mean score 3.87 which was in very valid category, and the material expert
namely 3.62 (very valid) category; (2) the practicality was based on: (a) the learning implementation
employed chemistry electronics comic obtained 1.76 which was in “fully implemented” category, (b)
the teacher's response on chemistry electronics comic obtained 3.77 (practical) , (c) the students'
response on chemistry electronics comic obtained 87.6 (strongly responded); (3) the effectiveness was
based on: (a) the students' activities obtained 87.16% which had met “excellent” criteria, (b) the
students' learning motivation obtained 81.22% (very high), (c) the learning outcomes test obtained the
mean score of pretest was 13.67% (low) and the posttest was 80% (high), and the result of N-gain
0.71 (high).

Keywords: Electronic Comic, Motivation, Learning Outcomes, Chemical Bonding

1
PENDAHULUAN informasi bahwa rata-rata peserta didik kurang
Sekolah merupakan salah satu wahana tertarik dengan pelajaran kimia dikarenakan
pembentuk karakter suatu bangsa. Tempat suasana pembelajaran dan kurang
dilahirkannya generasi muda yang terdidik dan dioptimalkannya atau terbatasnya penggunaan
terpelajar, yang diharapkan dapat berjuang media pembelajaran. Hal ini tentunya
membawa negara bersaing di kancah global. mengindikasi kurangnya motivasi belajar
Seiring dengan derasnya tantangan global, peserta didk terutama dalam hal mempelajari
tantangan dunia pendidikanpun menjadi kimia, akibatnya peserta didik kurang aktif
semakin besar, tak terkecuali bagi bangsa (memusatkan perhatian) dalam pembelajaran
Indonesia. Untuk meningkatkan kualitas dan kemampuan berfikir terhadap materi
pendidikan, perbaikan diberbagai aspek terus pelajaran kimia kurang diasah, yang tentunya
dilakukan baik dalam hal peningkatan metode berimplikasi pada hasil belajar peserta didik.
pembelajaran, pelatihan guru, sarana dan Guru diharapkan mampu membangun
prasarana maupun pembaharuan kurikulum motivasi belajar peserta didik, agar
yaitu dengan memberlakukan Kurikulum 2013 ketidaktertarikan ataupun kesulitan
(K13) demi terwujudnya praktik pembelajaran mempelajari materi pelajaran yang dihadapi
yang lebih berkualitas bagi peserta didik, peserta didik akan dijalani dengan sangat
sehingga berdampak pada peningkatan menyenangkan sehingga dapat ikut
kualitas sumber daya manusia. berparpartisipasi dalam proses pembelajaran.
Kurikulum 2013 bertujuan untuk Menurut Arigiyati (2011), seseorang yang
menjawab tantangan zaman terhadap memiliki motivasi besar akan menampakkan
pendidikan yakni untuk menghasilkan lulusan minat, perhatian, konsentrasi penuh,
kompetitif, inovatif, kreatif, kolaboratif serta ketekuanan tinggi, serta berorientasi pada
berkarakter (Kemendikbud, 2013). Pada prestasi tanpa mengenal perasaan bosan,
kurikulum ini peran guru berfungsi sebagai jenuh, dan menyerah.
mediator, fasilitator, motivator serta menuntut Berbagai hasil penelitian telah
peserta didik belajar secara aktif. menunjukkan bahwa untuk mengatasi
Salah satu kelemahan yang dihadapi karakteristik Ikatan Kimia yang abstrak maka
dunia pendidikan kita adalah masalah dalam mengajarkan materinya digunakan
lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses media pembelajaran yang bervariasi dan
pembelajaran, peserta didik kurang didorong inovatif misalnya animasi, power point, video.
untuk mengembangkan kemampuan berpikir, Hal ini dibuktikan dengan hasil penelitian dari
memahami informasi serta Salam (2016) yang menggunakan media
menghubungkannya dengan kehidupan sehari- animasi dalam mengajarkan materi Ikatan
hari. Akibatnya daya serap peserta didik Kimia, dengan alasan bahwa media animasi
kurang dan ketika peserta didik kita lulus dari dapat membantu proses pembelajaran dan
sekolah, mereka pintar secara teoritis, tetapi menarik perhatian peserta didik untuk belajar
mereka miskin aplikasi (Sanjaya, 2006). lebih bersungguh-sungguh dan aktif bertanya.
Padahal sebenarnya peserta didik memiliki Sementara Jumadil (2013), menggunakan
potensi besar untuk bisa dikembangkan, jika media power point dalam pembelajaran
proses pembelajaran dapat diolah sebaik dikarenakan dapat membuat proses
mungkin. pembelajaran lebih menarik dan memudahkan
Hasil wawancara dengan guru kelas X siswa memahami pelajaran Ikatan Kimia
di SMA Negeri 14 Makassar, diperoleh karena dapat memperjelas gaya atau
informasi bahwa penguasaan materi mengilustrasi fakta yang mungkin akan cepat
pembelajaran kimia peserta didik masih dilupakan apabila hanya dengan penjelasan
kurang, salah satunya pada materi Ikatan verbal. Serta penelitian Nuroifah (2016) yang
Kimia dengan nilai rata-rata ketuntasan kurang menggunakan video dalam membelajarkan
dari 40% dengan KKM yang ditetapkan yaitu materi Ikatan Kimia karena kemampuan video
75. Hal ini karena peserta didik kesulitan dalam melukiskan gambar hidup, memaparkan
memahami konsep-konsep Ikatan Kimia yang proses, menjelaskan konsep-konsep yang
abstrak, terutama pada proses pembentukan rumit dan suara memberikan daya tarik
Ikatan Kimia dan penyelesaian soalnya yang tersendiri. Hal ini menunjukkan bahwa untuk
perlu penalaran. Selain itu berdasarkan hasil mengajarkan materi Ikatan Kimia diperlukan
observasi dengan peserta didik, diperoleh media untuk membantu memperjelas konsep.

2
Selain menggunakan media menyampaikan materi secara sederhana dan
pembelajaran tersebut, peneliti mencoba menarik minat peserta didik untuk belajar.
menggunakan media pembelajaran lain yang Komik kimia juga secara nyata
mudah dipahami dan menarik minat peserta memberikan andil yang cukup besar terhadap
didik terhadap mata pelajaran kimia terkhusus motivasi belajar peserta didik. Hal ini
pada materi Ikatan Kimia, sehingga mampu didukung oleh hasil penelitian Lubis (2010)
memotivasi peseta didik untuk belajar. Dalam yang menyimpulkan bahwa terdapat
hal ini adalah penggunaan media komik perbedaan motivasi belajar antara peserta didik
sebagai salah satu sumber belajar bagi peserta yang dibelajarkan dengan menggunakan media
didik. Karena selama ini, diusia remaja seperti komik dengan peserta didik yang dibelajarkan
ini lebih cenderung suka membaca komik. tanpa menggunakan media komilk. Selain itu
Tiemensma (2009) mengemukakan bahwa komik kimia juga dapat meningkatkan hasil
membaca adalah komponen terpenting diabad belajar peserta didik, yang didukung oleh hasil
ke-21 agar bisa bertahan diera globalisasi. penelitian Zulkifli (2010) yang menyimpulkan
Keberhasilan peserta didik dalam proses bahwa terdapat pengaruh yang signifikan pada
pembelajaran di sekolah banyak ditentukan penggunaan media komik kimia terhadap hasil
kemampuannya dalam membaca. belajar peserta didik pada materi reaksi redoks.
Pemilihan komik kimia sebagai media Oleh karena itu diperlukan pengembangan
pembelajaran di SMA Negeri 14 Makassar, media pembelajaran komik kimia pada materi
juga berdasarkan pertimbangan dari hasil Ikatan Kimia yang dapat mendukung dalam
wawancara dengan guru yang menyatakan proses pembelajaran, untuk meningkatkan
bahwa media pembelajaran yang biasa motivasi dan hasil belajar peserta didik.
digunakan adalah buku pembelajaran dan Pengembangan komik kimia telah
LKPD dan belum ada yang pernah dilakukan sebelumnya oleh Wardani (2013)
mengembangkan komik kimia dalam yang menyimpulkan bahwa pengembangan
pembelajaran. Padahal menurut Hamalik komik kimia pada materi tata nama senyawa
(2008), dengan mengaktifkan indera kimia siswa kelas X MIA SMA Negeri 7
penglihatan (seperti menggunakan buku, Pontianak dinyatakan valid dan sangat layak
gambar, peta, bagan, film, model dan alat-alat pada kelayakan isi, penyajian, bahasa,
demonstrasi) peserta didik akan belajar lebih kegrafikan dan media. Hal ini sejalan dengan
efektif. Hal ini karena dengan penglihatan penelitian yang dilakukan oleh Ramdani
akan memberikan kesan yang lebih lama, lebih (2014) yang menyimpulkan bahwa komik
muda diingat dan mudah dipahami. Syarat kimia yang dikembangakan baik dan layak
tersebut dapat tesaji dalam satu rangkaian untuk diuji coba lanjut, dengan persentase
yaitu komik. Selain itu, hasil observasi dengan keidealan 81,71%.
peserta didk menyatakan bahwa peserta didik Seiring dengan perkembangan arus
merasa bingung atau kesulitan dalam modernisasi teknologi, maka komik kimia
memahami materi buku pembelajaran maupun yang disusun dalam penelitian ini adalah
LKPD dan lebih suka membaca buku komik pembelajaran berbentuk komik
bergambar kartun (komik). Sama seperti elektronik (e-comic) dimana tampilan saat
halnya yang dikemukakan oleh Daryanto membuka atau membaca setiap halaman
(2013), bahwa peserta didik cenderung tidak menjadi layaknya sebuah buku. Komik
menyukai buku teks apalagi yang tidak disertai elektronik ini bisa dibuka atau digunakan pada
gambar dan ilustrasi yang menarik, dan secara berbagai jenis media elektronik atau gadget
empirik peserta didik cenderung menyukai diantaranya laptop, tablet dan hp. Penyajian
buku bergambar, penuh dengan warna dan komik dalam bentuk elektronik ini diharapkan
divisualisasikan dalam bentuk realistis atau mampu menarik perhatian peserta didik dan
kartun. merangsang minatnya atau termotivasi untuk
Penggunaan media pembelajaran belajar sehingga informasi atau materi dalam
komik kimia dalam proses pembelajaran telah komik dapat tersmpaiakan dan bermakna,
dilakukan oleh beberapa peneliti. Seperti yang yang pada akhirnya peningkatan kualitas dan
dilakuakan oleh Putri (2015) yang tujuan pembelajaran dapat tercapai. Apalagi
menggunakan komik kimia dalam melihat keadaan peserta didik saat ini yang
mengajarkan materi tata nama senyawa sangat dekat dengan teknologi (tidak terlepas
dengan alasan komik kimia dapat dari gadget) baik untuk keperluan pendidikan

3
maupun hiburan. Jadi pertimbangan komik sekolah. Peserta didik yang telah termotivasi
dibuat dalam bentuk elektronik karena untuk belajar menjadikan komik elektronik
memudahakan peserta didik untuk kimia sebagai media pembelajaan mandiri
mengaksesnya kapanpun dan dimanapun. diluar jam pembelajaran, sehingga peserta
Mayer dalam Wankel & Blessinger (2013) didik dapat lebih memperdalam lagi materi
mengungkapkan bahwa seseorang dapat yang telah diajarkan (Ramdani, 2014). Bahkan
belajar lebih baik dengan mengombinasikan komik bisa membantu peserta didik
gambar dan tulisan. Selain itu, komik mempersiapkan diri mempelajari materi yang
elektronik (e-comic) bisa juga disajikan akan dipelajari selanjutnya.
dengan audio agar peserta didik tidak cepat Adapun kespesifikan komik
bosan. Hal ini sejalan dengan yang eleketronik kimia yang dikembangkan
diungkapkan oleh Comer (2015) bahwa dibandingkan dengan komik yang ada
mengombinasikan kata, gambar, gesture, dan sebelumnya adalah dari segi format, dimana
audio benar-benar memberikan pengalaman komik elektronik kimia sebelumnya hanya
menarik bagi siswa. bisa digunakan dilaptop atau komputer,
Adapun penelitian yang relevan sementara peneliti membuat komik elektronik
dilakukan oleh Hayati (2017), dimana hasil kimia yang tidak hanya bisa digunakan
validasi dan uji coba kelompok kecil dikomputer atau laptop dalam bentuk flip book
menunjukkan bahwa media pembelajaran tapi juga bisa di tablet atau hp yang dibaca
komik elektronik termokimia layak digunakan atau dibuka melalui aplikasi FB Reader
sebagai media pembelajaran. sehingga tampilannya lebih menarik. Selain itu
Menurut Munadi dalam Zulkifli produk terdahulu menggunakan karakter
(2010) kelebihan komik diantaranya yaitu kartun yang sudah ada (Larva) sehingga
memiliki sifat sederhana dan menarik dalam penggambaran ilustrasi tentang materinya
penyajiannya baik dari segi isi maupun bahasa, belum optimal karena terbatas pada gambar
yang diamana disajikan dalam bentuk cerita yang sudah ada dan penjelasan materi dengan
bergambar kartun sehingga membuat peserta tulisan, sementara disini peneliti akan
didik tidak cepat bosan. Selain itu bahasa yang membuat karakter yang baru dan penjelasan
digunakan pun juga tidak selalu menggunakan materi dapat diilustrasikan lebih baik dan
bahasa baku seperti buku pelajaran (Hadi, imajinatif karena digambar langsung oleh
2015). Adapun keunggulan komik elektronik ahlinya, sehingga pesan materi dapat
diantaranya dapat menghemat biaya, mudah tersampaikan dengan mudah. Dan penelitian
dalam penyimpanan atau pengarsipannya dan tentang komik elektronik terkhusus pada mata
penyebarannya, lebih praktis untuk dibawa- pelajaran kimia masih sangat sedikit sehingga
bawa serta lebih awet dibandingkan dengan perlu untuk ditingkatkan agar bisa menjadi
media kertas (Irawati, 2016). Tampilan komik sumbangsi alternatif media pembelajaran lain.
elektronik kimia yang menarik karena daya Komik elektronik kimia akan
visualisasinya, mampu merangsang otak dikembangkan dengan menggunakan model
peserta didik sehingga tertarik membacanya. pengembangan Plomp, karena tahapan dalam
Adanya ketertarikan peserta didik tersebut Plomp sesuai dengan pengembangan komik,
mampu memotivasi diri peserta didik untuk yaitu (1) penelitian pendahuluan (Preliminary
belajar, mencari, dan mengembangkan ide-ide research), (2) fase pengembangan atau
atau pemahamannya sendiri. Sehingga apa prototipe (development or prototyping phase),
yang dibaca dan dipelajarinya atas materi (3) fase penilaian (assessment phase).
pembelajaran kimia mudah dipahami dan tidak Berdasarkan uraian yang telah
mudah dilupakan seperti halnya membaca dikemukakan di atas, penulis merasa tertarik
komik pada umumnya, dan pada akhirnya untuk melakukan penelitian dengan judul
akan memberikan hasil belajar yang optimal “Pengembangan Komik Elektronik Kimia
dan tujuan pembelajaran pun dapat tercapai pada Materi Pokok Ikatan Kimia untuk
(Zulkifli, 2010). Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar
Keberadaan komik elektronik kimia Peserta Didik Kelas X SMA” dan diuji coba
tidak hanya membantu guru dalam terbatas pada peserta didik kelas X SMAN 14
penyampaian materi tetapi juga dapat Makassar”
dijadikan peserta didik sebagai sumber belajar
tidak hanya di sekolah tapi juga di luar

4
METODE PENELITIAN HASIL PENELITIAN
Penelitian ini merupakan jenis 1. Proses Pengembangan Komik
Penelitian Pengembangan (Research and Elektronik Kimia
Development) yang mengikuti model
penelitian pengembangan oleh Plomp yang a. Penelitian pendahuluan (preliminary
meliputi 3 tahap utama yaitu (1) penelitian research)
pendahuluan (preliminary research), (2) fase
pengembaangan atau prototipe (development Secara umum fase ini bertujuan untuk
or prototyping phase), (3) fase penialaian memenuhi kebutuhan pengembangan.
(assessment phase). Kegiatan pada fase ini meliputi:

1) Analisis kebutuhan
Tahap awal pada fase ini adalah
analisis kebutuhan. Dilakukan dengan
mengidentifikasi masalah pembelajaran kimia
yang ada di SMA Negeri 14 Makassar melalui
wawancara tak berstruktur dengan guru dan
peserta didik.
Didapatkan informasi bahwa peserta
Gambar 3.1. Prosedur Penelitian & Pengembangan didik kurang tertarik dengan pelajaran kimia
menurut Plomp (2013) dikarenakan suasana pembelajran atau cara
pembelajaran yang didapatkan dianggap
Tujuan penelitian ini untuk kurang menarik. Selain itu, pelajaran kimia
merancang media pembelajaran kimia SMA dianggap sulit bagi sebagian peserta didik
yaitu komik elektronik kimia agar dapat karena memerlukan pemahaman konsep yang
meningkatkan motivasi dan hasil belajar cukup tinggi. Hal ini tentunya mengindikasi
peserta didik pada materi pokok Ikatan Kimia. kurangnya motivasi belajar peserta didk
Penelitian ini mengembangkan produk utama terutama dalam hal mempelajari kimia,
yaitu komik elektronik kimia dan perangkat akibatnya peserta didik kurang aktif
pendukung pembelajaran yaitu rencana (memusatkan perhatian) dalam pembelajaran
pelaksanaan pembelajaran (RPP), lembar kerja dan mempengaruhi daya serap peserta didik
peserta didik (LKPD) dan tes hasil belajar terhadap materi yang diajarkan, yang tentunya
(THB). berimplikasi pada hasil belajar peserta didik.
Penelitian dilakukan di SMA Negeri Hasil wawancara dengan guru kimia
14 Makassar pada semester ganjil tahun diperoleh informasi bahwa dominasi atau
pelajaran 2018/ 2019 dengan subjek peran aktif peserta didik dalam pembelajaran
penelitian adalah peserta didik kelas X MIA 5 masih kurang dan peserta didik lebih banyak
yang berjumlah 30 orang. Komik elektronik menunggu penjelasan materi dari guru. Selain
kimia yang telah dikembangkan selanjutnya itu media pembelajaran yang biasa digunakan
divalidasi oleh validator (tim ahli materi dan oleh guru adalah buku paket dan untuk peserta
media) dan kemudian diujicobakan pada didiknya itu sendiri hanya sebagian kecil saja
subjek penelitian. yang memiliki buku pegangan sendiri
Data dikumpulkan dengan sehingga menyebabkan peserta didik kurang
menggunakan instrumen pengumpulan data. terbantu dalam memahami materi yang
Selanjutnya dianalisis secara kuantitatif dan disampaikan. Pengguaan LKPD dalam proses
diarahkan untuk menjelaskan: (1) kevalidan pembelajaran juga jarang digunakan.
yang didasarkan atas penilaian tim ahli atau Ditambah peserta didik yang merasa bingung
validator, (2) kepraktisan yang didasarkan dan kesulitan dalam memahami materi buku
atas keterlaksanaan pembelajaran pembelajaran maupun LKPD. Hal ini berarti
menggunakan komik elektronik kimia, respons penggunaan media pembelajaran yang
guru terhadap komik elektronik kimia dan bervariasi dan inovatif kurang dioptimalkan.
respons peserta didik terhadap komik elktronik Sementara itu, untuk penguasaan
kimia, dan (3) keefektifan yang didasarkan materi pembelajaran kimia peserta didik
atas aktivitas peserta didik, motivasi belajar masih kurang. Salah satunya pada materi
dan tes hasil belajar peserta didik. Ikatan Kimia dengan nilai rata-rata ketuntasa

5
<40% dari KKM yang ditetapkan yaitu 75. Hal pelajaran yang dianggap sulit dipahami
ini karena peserta didik kesulitan memahami konsep-konsepnya oleh peserta didik.
konsep-konsep Ikatan Kimia yang abstrak, Adapun materi prasyarat Ikatan Kimia
terutama pada proses pembentukan Ikatan adalah Sistem Periodik Unsur dan
Kimia dan penyelesaian soalnya yang perlu Konfigurasi Elektron. Materi Ikatan Kimia
penalaran. Guru telah melakukan beberapa
cara atau pendekatan dalam mengajarkan
yang terdapat dalam komik elektronik
materi pembelajaran (Ikatan Kimia) namun kimia berdasarkan Kurikulum 2013.
belum mampu membuat peserta didik lebih Konsep penting yang harus dikuasai
bersemangat atau termotivasi untuk belajar. peserta didik dalam materi Ikatan Kimia
adalah: a) cara suatu unsur mencapai
2) Kajian literatur kestabilan, b) lambang Lewis, c) proses
Masalah-masalah yang telah terbentuknya ikatan ion dan sifat fisis
ditemukan tersebut, selanjutnya dianalisis senyawanya, d) proses terbentuknya ikatan
dengan mengkaji beberapa literatur dan kovalen, sifat fisis senyawanya, dan jenis-
penelitian-penelitian yang telah dilakukan jenis ikatan kovalen (berdasarkan jumlah
terkait masalah yang dihadapi. Pada tahap ini, ikatan yang digunakan yaitu ikatan
didapatkan dari hasil penelitian terdahulu kovalen tunggal, rangkap dua, rangkap
bahwa untuk mengatasi karakteristik Ikatan
tiga; berdasarkan kepolarannya yaitu
Kimia yang abstrak maka dalam mengajarkan
materinya digunakan media pembelajaran kovalen polar dan nonpolar; dan ikatan
yang bervariasi dan inovatif misalnya animasi, kovalen koordinasi; e) proses terbentuknya
power point, video. ikatan logam dan sifat fisis senyawanya
Selain menggunakan media Peneliti mengaplikasikan komik
pembelajaran tersebut, peneliti mencoba elektronik kimia ini pada model pembelajaran
menggunakan media pembelajaran lain yang discovery learning agar peserta didik dapat
mudah dipahami dan menarik minat peserta menemukan sendiri konsep atau materi
didik terhadap mata pelajaran kimia, sehingga pelajaran yang diajarkan tanpa harus
mampu memotivasi peseta didik untuk belajar. menunggu penjelasan dari guru. Hal ini tentu
Dalam hal ini adalah penggunaan media akan mengurangi dominasi guru dalam proses
komik sebagai salah satu sumber belajar bagi pembelajaran.
peserta didik. Karena selama ini, diusia remaja
seperti ini lebih cenderung suka membaca 3) Pengembangan kerangka konseptual
komik. Tahap selanjutnya adalah peneliti
Melihat keadaan peserta didik yang membuat kerangka konseptual dari analisis-
saat ini sangat dekat dengan teknologi, maka analisis yang telah dilakukan.
peneliti memanfaatkan hal tersebut dengan
membuat komik kimia dalam bentuk b. Fase pengembangan atau prototipe
elektronik (e-comic), yang diharapkan mampu (development or prototyping phase)
menarik perhatian peserta didik dan Pada fase ini meliputi tahap desain
merangsang minatnya atau termotivasi untuk produk dan pengembangannya. Dimana
belajar sehingga informasi atau materi dalam peneliti merancang media pembelajaran komik
komik dapat tersampaikan dan bermakna, elektronik kimia yang akan dikembangkan,
yang pada akhirnya peningkatan kualitas dan merancang perangkat pembalajaran
tujuan pembelajaran dapat tercapai. pendukungnya serta instrumen yang akan
Keberadaan komik elektronik kimia tidak digunakan dalam menilai kualitas produk yang
hanya membantu guru dalam penyampaian dikembangkan, berdasarkan data yang didapat
materi tetapi juga dapat dijadikan peserta didik dari fase penelitian pendahuluan (preliminary
sebagai sumber belajar tidak hanya di sekolah research).
tapi juga di luar sekolah.
Komik elektronik kimia yang 1) Tahap desain komik elektronik kimia
Dalam mendesain komik elektronik
dibuat memuat materi Ikatan Kimia.
kimia ini, terlebih dahulu penulis membuat
Dimana berdasarkan hasil analisis flowchart (bagan alir) yang akan digunakan
kebutuhan merupakan salah satu mata pada proses produksi:

6
2) Merancang perangkat pendukung
pembalajaran (THB, RPP, LKPD)
Perancanagan perangkat pembelajaran
pendukung disusun berlandaskan indikator
pada materi Ikatan Kimia.
Setelah dihasilkan produk berupa
komik elektronik kimia yang disebut sebagai
prototype 1, selanjutnya dilakukan tahap
pengembangan produk. Produk yang
dihasilkan (prototype 1) selanjutnya divalidasi.
Tujuannya untuk mengetahui kevalidan atau
kelayakan media dalam meningkatkan
motivasi dan hasil belajar peserta didik. Proses
Gambar 4.1 Bagan Alir Komik Elektronik Kimia
validasi terdiri dari validasi ahli (expert
Materi Ikatan Kimia
appraisal) dan uji coba produk (developmental
Selanjutnya berdasarkan bagan alir testing).
tersebut kemudian dilakukan: Pada proses validasi ahli (expert
a) Penentuan judul komik elektronik kimia, appraisal), komik elektronik kimia (prototype
dengan judul “Komkim” I) dinilai kelayakan rancangan produknya oleh
b) Penentuan karakter/ penokohan dan alur ahli media dan ahli materi. Tujuan proses ini
cerita (skenario) dengan mengaitkannya adalah untuk mengetahui kevalidan produk
dengan materi pelajaran Ikatan Kimia. yang telah dikembangkan, dalam hal ini adalah
c) Pembuatan storyline. Storyline adalah komik elektronik kimia.
naskah komik yang akan dibuat lengkap Selain itu tim ahli juga melakukan
dengan dialog dan ekspresi tokoh, validasi terhadap perangkat pendukung
latar/setting, dan alur cerita. pembelajaran dan instrumen untuk menilai
d) Pembuatan rough sketch (sketsa kasar), produk tersebut.
dimana storyline yang telah dibuat Saran dan komentar para ahli di atas
diwujudkan dalam bentuk sketsa gambar digunakan untuk merevisi produk sehingga
secara garis besar atau kisi-kisi gambaran dihasilkan produk baru yang disebut prototype
cerita dalam komik. II yang valid berdasarkan penilaian para ahli.
e) Memvisualisasikan sketsa kasar ke dalam Berikut gambar beberapa hasil prototype II:
bentuk sketsa gambar yang lebih sempurna
(sketsa jadi) menggunakan alat pen tablet
(wacom,hanvon,dll). Proses penggambaran
dalam bentuk sketsa dikerjakan oleh yang
ahli dalam menggambar komik.
f) Editing, sketsa gambar yang telah dibuat
diedit menggunakan Adobe Photoshop
CS6. Proses editing gambar meliputi
Gambar cover komik elektronik kimia
pemberian teks pada balon kata, pewarnaan
dan pengaturan margin.
g) Pengkorversian komik ke dalam komik
elektronik dengan bentuk format file jpg
dan kemudian dibuat ke dalam format
komik elektronik berbasis file flip book
maker dan pdf yang dibuka melelui aplikasi
FB Reader, sehingga saat membaca setiap
halaman menjadi layaknya sebuah buku.
h) Selanjutnya tahap produksi terhadap
rancangan yang telah dibuat berupa produk
komik elektronik kimia materi Ikatan
Kimia yang disebut sebagai prototype 1.
Gambar cuplikan isi komik elektronik kimia
7
Selanjutnya proses uji coba produk dijadikan sebagai acuan dalam merevisi dan
(developmental testing) prototype II. menghasilkan produk (komik elektronik
Development testing merupakan kegiatan kimia) yang bisa digunakan dan membantu
menguji rancangan produk pada sasaran dalam proses pembelajaran (terkhusus materi
subjek yang sesungguhnya untuk mendapatkan Ikatan Kimia).
respons, yaitu pada 30 peserta didik kelas X Setelah dilakukan perbaikan
MIA 5 SMA Negeri 14 Makassar. Proses ini berdasarkan saran dan masukan dari ahli
bertujuan untuk mengetahui kepraktisan media maka dihasilkan produk yang disebut
produk (komik elektronik kimia) yang sebagai prototype II. Dari sini didapatkan hasil
dikembangkan. Tingkat kepraktisan produk penilaian oleh ahli media bahwa media
(komik elektronik kimia) dapat diperoleh pembelajaran (komik elektronik kimia) berada
melalui instrument: (1) observasi dalam kategori sangat valid dengan nilai 3,87.
keterlaksanaan pembelajaran kimia
menggunakan komik elektronik kimia, (2) 2) Penilaian ahli materi
respons guru (pengamat) terhadap komik Penilaian produk (komik elektronik
elektronik kimia dan (3) respons peserta didik kimia dan perangkat pembelajaran pendukung)
terhadap komik elektronik kimia. oleh ahli materi dilakukan Dosen Jurusan
Kimia FMIPA UNM. Komentar dan saran dari
c. Fase penillaian (assesment phase) ahli materi dijadikan sebagai acuan dalam
Fase terakhir ini dilakukan untuk merevisi dan menghasilkan produk (komik
mengetahui tingkat keefektifan produk (komik elektronik kimia) yang bisa digunakan dan
elektronik kimia) yang telah membantu dalam proses pembelajaran
diimplementasikan. Data keefektifan diperoleh (terkhusus materi Ikatan Kimia).
dari: (1) aktivitas peserta didik selama proses Setelah dilakukan perbaikan
pembelajaran, (2) motivasi belajar peserta berdasarkan saran dan masukan dari ahli
didik yang diberikan setelah belajar dengan materi maka dihasilkan produk yang disebut
menggunakan komik elektronik kimia (3) tes sebagai prototype II. Dari sini didapatkan hasil
hasil belajar. penilaian oleh ahli materi bahwa media
pembelajaran (komik elektronik kimia) layak
2. Kualitas Produk digunakan, dengan kriteria sangat valid (3.62)

a. Analisis data kevalidan b. Analisis data kepraktisan


Proses validasi terdiri dari validasi ahli
(expert appraisal) dan uji coba produk 1) Keterlaksanaan pembelajaran
(developmental testing). Namun fokus utama menggunakan komik elektronik kimia
yang dilakukan pada analisis ini adalah Hasil analisis ini menunjukkan bahwa
validasi ahli (expert appraisal), sementara uji keterlaksanaan pembelajaran menggunakan
coba produk (developmental testing) dilakukan komik elektronik kimia berada pada kategori
pada analisis kepraktisan dan keefektifan. “terlaksana seluruhnya” (1,5 ≤ M ≤ 2.0),
Tahap validasi ahli (expert appraisal) dengan nilai M = 1.76.
merupakan teknik untuk memvalidasi atau
menilai kelayakan rancangan produk yang 2) Respons guru (pengamat) terhadap komik
dilakukan oleh para ahli, baik itu oleh ahli elektronik kimia
materi maupun ahli media. Saran-saran yang Berdasarkan hasil analisis
diberikan oleh ahli untuk memperbaiki menunjukkan bahwa respons guru terhadap
rancangan produk yang telah disusun. media pembelajaran (komik elektronik kimia)
Penilaian produk (komik elektronik kimia) diperoleh nilai P = 3.77 berada dalam kategori
yang dihasilkan dinilai oleh 1 ahli media dan 1 (3,25 ≤ P ≤4.0) “praktis dan tidak revisi
ahli materi.
3) Respons peserta didik
1) Penilaian ahli media Angket respons peserta didik
Penilaian produk (komik elektronik dibagikan di akhir pertemuan. Tujuannya
kimia) oleh ahli media dilakukan Dosen Prodi untuk melihat sejauh mana ketercapaian
Pendidikan Seni Rupa Jurusan Seni Rupa FSD penerapan atau penggunaan komik elektronik
UNM. Didapatkan komentar dan saran yang kimia diminati oleh hampir setiap peserta

8
didik. Hasil analisis respons peserta didik Berdasarkan hasil analisis data data
dapat dilihat pada Lampiran 21, dimana hasil belajar peserta didk diperoleh bahwa
terdapat empat kriteria penilaian, yakni: nilai 1 terdapat 24 peserta didik yang memenuhi
untuk respon “sangat tidak setuju”, nilai 2 KKM (75) dengan persentase ketuntasan kelas
untuk respon “tidak setuju”, nilai 3 untuk 80%.
respon “setuju” dan nilai 4 untuk respon Berdaarkan analisis N-Gain diperoleh
“sangat setuju”. Berdasarkan keempat data bahwa 22 peserta didik atau 73.33%
penilaian tersebut dapat disimpulkan bahwa mengalami peningkatan yang tergolong tinggi,
kriteria penilaian berada pada interval nilai 8 peserta didik atau 26.66% mengalami
(80% ≤ X ≤ 100%) yaitu 87.61% (sangat peningkatan yang tergolong sedang, dan tidak
merespon). ada peserta didik mengalami peningkatan
yang tergolong rendah.
c. Analisis data keefektifan
PEMBAHASAN
1) Hasil pengamatan aktivitas peserta didik 1. Proses pengembangan produk
Data hasil pengamatan aktivitas Pada fase I (preliminary research)
peserta didik diperoleh melalui pengamatan/ dilakukan analisis kebutuhan, kajian literatur
observasi yang dilakukan oleh pengamat yaitu dan pengembangan kerangka konseptual.
dari guru dan teman peneliti. Pengamatan Diawali dengan mengidentifikasi masalah
aktivitas peserta didik didasarkan pada pembelajaran kimia yang ada di SMA Negeri
instrumen aktivits peserta didik selama proses 14 Makassar melalui wawancara tak
pembelajaran dengan beberapa kriteria yang berstruktur dengan guru dan peserta didik.
telah ditetapkan dan dilakukan dengan Selanjutnya kajian literatur, dimana masalah
mengamati kelompok belajar yang masing- yang ditemukan kemudian dianalisis dengan
masing terdiri dari 6 orang setiap kelompok. mengkaji beberapa literatur dan penelitian-
Berdasarka hasil analisis didapatkan penelitian terdahulu terkait masalah yang
kesimpulan bahwa komik elektronik kimia dihadapi. Dilanjutkan dengan membuat
yang digunakan dalam proses pembelajaran kerangka konseptualnya, berdasarkan data atau
memenuhi kriteria keaktifan sangat baik informasi yang telah didapat.
(87.16%). Pada fase II (prototyping phase)
dilakukan perancangan produk (komik
2) Motivasi belajar peserta didik elektronik kimia). Termasuk juga merancang
Pemberian angket motivasi belajar perangkat pendukung pembalajaran (RPP,
bertujuan untuk mengetahui ketertarikan atau LKPD, THB) serta instrumen yang akan
minat belajar peserta didik terhadap mata digunakan dalam menilai kualitas produk yang
pelajaran kimia khususnya materi Ikatan dikembangkan. Selanjutnya dihasilkan produk
Kimia setelah belajar dengan menggunakan berupa komik elektonik kimia yang disebut
komik elektronik kimia yang dikembangkan prototype I, yang kemudian dilanjutkan ke
dan untuk mengetahui perkembangan motivasi tahap pengembangan produk yaitu dengan
belajar peserta didik. Angket motivasi belajar memvalidasinya. Validasi dilakukan oleh 2
diberikan sebelum dan setelah proses orang ahli yaitu ahli media dan ahli materi.
pembelajaran. Hasil validasi kemudian digunakan untuk
Hasil analisis data menunjukkan merevisi kembali komik elektronik kimia
bahwa persentase motivasi belajar peserta sehingga menghasilkan produk baru yang
didik kelas X MIA 5 adalah 81.2% termasuk disebut sebagai prototype II yang valid. Selain
dalam kategori sangat tinggi dengan nilai N- dihasilkan komik elektronik kimia, juga
Gain sebesar 0.88. dihasilkan perangkat pendukung pembelajaran
yang disusun berlandaskan standar revisi
3) Data hasil belajar Kurikulum 2013 terkhusus pada indikator
Tes hasil belajar bertujuan untuk materi Ikatan Kimia.
mengetahui tingkat pemahaman peserta didik Selanjutnya tahap implementasi
terhadap materi Ikatan Kimia setelah belajar prototype II (uji coba produk komik elektronik
dengan menggunakan komik elektronik kimia kimia) pada peserta didik, baik pada kelompok
yang dikembangkan peneliti. kecil maupun pada kelompok besar. Uji coba

9
produk dilakukan pada 30 peserta didik kelas menyeluruh dengan nilai kevalaidan secara
X MIA 5 SMA Negeri 14 Makassar. Uji ini berturut-turut adalah 4, 3.8, 4 dan 3.7. Adapun
dilakukan untuk mengetahui tingkat rata-rata nilai keseluruhannya yaitu 3,8 dengan
kepraktisan dan keefektifan penerapan komik kriteria sangat valid.
elektronik kimia yang dikembangkan, namun Kelayakan komik elektronik kimia
pada fase ini fokus utama yang dilakukan oleh ahli materi ditinjau dari lima aspek yaitu
adalah untuk mengetahui tingkat kepraktisan, isi materi, kebahasaan, penyajian, efek media
yang mana dari hasil analisisnya tersebut terhadap model pembelajaran, dan tampilan
didapatkan bahwa komik elektronik kimia media secara menyeluruh. Adapun hasil
sudah praktis. analisis penilaiannya diperoleh bahwa rata-rata
Fase terakhir (assesment phase) yaitu skor penilaian aspek penyajian yaitu 3.6,
uji coba produk untuk mengetahui tingkat kebahasaan/ komunikasi dengan rata-rata skor
keefektifan komik elektronik kimia. Dari hasil 3.6, efek media terhadap model pembelajaran
analisis menunjukkan bahwa komik elektronik yaitu 3.6, tampilan secara menyeluruh dengan
kimia efektif dengan uji N-Gain sebesar 0.71 rata-rata skor 3,7 dan aspek materi dengan
yang termasuk kategori tinggi. Sehingga rata-rata skor 3,6. Setiap aspek penilaian
setelah melalui tiga fase dalam model termasuk dalam kategori sangat valid, dan
pengembangan Plomp, dihasilkan komik dengan rata-rata nilai kesuluruhan adalah 3.62
elektronik kimia yang valid, praktis dan efektif (Sangat Valid).
yang dapat meningkatkan motivasi dan hasil Jadi dari uraian yang telah
belajar peserta didik. dikemukakan di atas menunjukkan bahwa
Hasil penelitian pengembangan ini komik elektronik kimia yang dikembangkan
terutama pada pengembangan komik sangat valid dengan sedikit revisi. Kevalidan
elektronik kimia memperoleh hasil sama perangkat pembelajaran ini tidak terlepas dari
dengan penelitian yang dilakukan oleh Hayati komentar dan saran dari ahli media dan ahli
(2017), diperoleh bahwa hasil validasi dan uji materi yang dijadikan sebagai acuan sehingga
kelompok kecil menunjukkan bahwa media mengalami revisi dan akhirnya diperoleh
pembelajaran komik elektronik termokimia produk akhir yang layak digunakan sebagai
layak digunakan sebagai media pembelajaran. media pembelajaran (terkhusus materi Ikatan
Kimia) bagi peserta didik, dan diharapkan
2. Kualitas produk dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar
peserta didik. Produk ini dikatakan valid
a. Kevalidan karena nilai yang didapatakan telah memenuhi
. Tahap validasi dilakukan untuk kriteria valid serta proses pengembangan
menilai kualitas produk atau mengetahui komik elektronik kimia telah sesuai dengan
kesesuaian konten antar produk yang ketentuan yang berlaku dengan melalui revisi
dikembangkan dengan tujuan instruksional atau perbaikan produk.
yang ada, dalam hal ini cakupan keterwakilan Kategori valid yang sama diperoleh
materi Ikatan Kimia pada produk tersebut berdasarkan uji kevalidan yang dilakukan oleh
(komik elektronik kimia). Kevalidan komik Ramdani (2014) dalam penelitian dan
elektronik kimia diukur berdasarkan hasil pengembangan media pembelajran komik
penilaian dari validator, baik itu ahli media kimia dengan tema petualangan untuk
maupun ahli materi. Pada tahap ini produk SMA/MA kelas XII semester gasal dengan
awal yang dihasilkan dianamakan prototype I materi kimia unsur.
dan produk hasil revisi dianamakan prototype
II. Produk baru yang dihasilkan kemudian b. Kepraktisan
diuji cobakan pada peserta didik kelas X MIA Kepraktisan komik elektronik kimia
5 SMAN 14 Makassar. berdasarkan hasil pengamatan dan penilaian
Berdasarkan data dari hasil penilaian dari observer. Instrumen kepraktisan komik
ahli media diperoleh bahwa media elektronik kimia dapat diperoleh dari:
pembelajaran yang dikembangkan (komik observasi keterlaksanaan pembelajaran
elektronik kimia) layak digunakan dalam menggunakan komik elektronik kimia, respons
proses pembelajaran dari aspek bahasa, pengamat (guru) terhadap komik elektronik
penyajian, efek media terhadap model kimia, dan repons peserta didik terhadap
pembelajaran, dan tampilan media secara komik elektronik kimia.

10
Hasil analisis penilaian oleh observer tertarik menggunakan komik elektronik kimia
selama tahap implementasi atau uji coba dalam pembelajaran. Karena lebih menarik
produk terhadap keterlaksanaan pembelajaran dari segi tampilannya dengan gambar atau
menggunakan komik elektronik kimia, visualisasi kartun, tidak membosankan dan
bahasa yang digunaknnya pun sederhana
diperoleh bahwa nilai rata-rata ( M ) = 1.76
sehingga materi pelajaran yang ada dalam
berada dalam kategori (1,5 ≤ M ≤ 2.0) yang
komik elektronik kimia lebih mudah untuk
berarti bahwa aspek dan kriteria yang diamati
dipahami. Selain itu pesrta didik bisa
pada keterlaksanaan perangkat pembelajaran
mengaksesnya kapanpun dan dimanapun
berada pada kategori “terlaksana seluruhnya”.
melalui gadget. Hal ini sejalan dengan teori
Hal ini karena hampir semua kegiatan dalam
yang dikemukakan oleh Daryanto (2013) yang
proses pembelajaran termasuk penggunaan
menyatakan bahwa peserta didik cenderung
perangkat pendukung pembelajaran berjalan
tidak menyukai buku teks apalagi yang tidak
sesuai rencana. Terutama pada pembacaan
disertai gambar dan ilustrasi yang menarik,
komik elektronik kimia oleh peserta didik
dan secara empirik siswa cenderung menyukai
dalam rangka mencari dan mendapatkan
buku bergambar, penuh dengan warna, dan
konsep/ informasi materi ajar. Disini yang
divisualisasikan dalam bentuk realistis atau
perlu diperhatikan adalah peserta didik harus
kartun.
diajar untuk mengoptimlkan atau
Berdasarkan hasil analisis 3 komponen
memanfaatkan waktu yang ada, baik itu dalam
untuk mengatahui tingkat kepraktisan komik
proses pencarian informasi pada komik,
elektronik kimia menunjukkan bahwa semua
pengerjaan LKPD maupun persentasi. Selain
penilaian berada pada kategori terlaksana
itu peniliti tidak hanya memfokuskan
seluruhnya, pendidik memberikan respons
perhatian penuh pada peserta didik yang
positif, dan peserta didik sangat merespons.
berkemampuan lebih tetapi juga pada peserta
Artinya komik elektronik kimia yang
didik yang kurang, sehingga membuat semua
dikembangkan praktis, dimana dapat
peserta didik nyaman dalam pembelajaran.
digunakan dalam pembelajaran kimia (sebagai
Dan peneliti juga membuat suasana
media pembelajaran) di SMA kelas X
pembelajaran lebih menarik, misalnya
khususnya pada materi Ikatan Kimia.
pemberian penjelasan materi pembelajaran
Kategori praktis yang sama diperoleh
dengan mengaitkannya dengan kehidupan
berdasarkan uji kepraktisan yang dilakukan
sehari-hari atau mengkontekstualkan materi
oleh Wardani (2013) dimana diperoleh hasil
dan pemberian penghargaan pada peserta didik
uji produk dalam kategori praktis pada
sehingga lebih semangat lagi mengikuti
penelitian dan pengembangan komik kimia
pembelajaran.
berbasis inkuiri pada materi tata nama
Sementara respons guru terhadap
senyawa kimia di kelas X SMA Negeri 7
komik elektronik kimia yang dikembangkan
Pontianak.
diperoleh nilai P = 3.77 berada dalam kategori
(3,25 ≤ P ≤4.0) yang berarti bahwa perangkat
c. Keefektifan
pembelajaran berada pada kategori “praktis
Dari hasil analisis dapat disimpulkan
dan tidak revisi”, dan mendapatkan respons
bahwa komik elektronik kimia yang
positif dari guru. Hal ini karena menurut guru
dikembangkan telah efektif, dikarenakan nilai
yang mengajar media pembelajaran tersebut
setiap kategori instrumen yang digunakan
(komik elektronik kimia) mampu menarik
untuk mengukur keefektifan telah memenuhi
perhatian peserta didik untuk belajar dan
semua persyaratan yang ditetapkan.
membaca materi ajar karena tampilan komik
elektronik kimia. Sebelumnya juga, belum
1) Hasil pengamatan aktivitas peserta didik
pernah ada yang menggunakan komik dalam
Aktivitas peserta didik dapat
proses pembelajaran.
dikatakan tercapai jika keterlaksnaan aktivitas
Hasil analisis respons peserta didik
peserta didik minimal 70 % aspek yang
menunjukkan bahwa kriteria penilaian berada
diamati. Hal ini berarti dari 10 aktivitas
pada interval nilai (80% ≤ X ≤ 100%) yaitu
peserta didik yang diamati, 7 diantaranya
88% yang berarti bahwa peserta didik
harus terlaksana. Kriteria penilaian aktivitas
memberikan penilaian dengan kategori “sangat
peserta didik selama proses pembelajaran
merespons”. Hal ini berarti peserta didik
berlangsung terdiri dari: bertanya kepada

11
guru, menjawab pertanyaan/masalah dari pembelajaran diluar jam pelajaran sehingga
gur, menyelesaikan tugas pada LKPD, lebih memperkuat pemahaman terhadap materi
diskusi dengan kelompok, membaca/ yang telah diajarkan atau bahkan bisa
mengkaji informasi dari sumber belajar mempelajari materi komik elektronik kimia
(komik elektronik kimia), mengamati sebagai modal atau pengetahuan awal sebelum
belajar di kelas.
kegiatan presentasi , mencatat informasi/
materi pelajaran, mengemukakan pendapat, 3) Hasil belajar peserta didik
mendengarkan penjelasan/informasi guru, Analisis tes hasil belajar yang
percaya diri dalam kegiatan pembelajaran. diperoleh peserta didik sudah cukup baik
Berdasarkan hasil analisis didapatkan dengan perolehan persentase ketuntasan kelas
kesimpulan bahwa komik elektronik kimia mencapai 80% yang berarti ketuntasan telah
yang digunakan dalam proses pembelajaran memenuhi dari KKM yang telah ditetapkan
memenuhi kriteria keaktifan sangat baik sebesar 75. Berdasarkan hasil tersebut
dengan persentase aktivitas peserta didik menunjukkan bahwa media yang
senilai 87.16%. Hal ini terbukti selama uji dikembangkan memenuhi kriteria efektif.
coba komik elektronik kimia dalam proses Ketercapaian kriteria tersebut karena pada
pembelajaran, terlihat peserta didik setiap umumnya peserta didik telah menunjukkan
pertemuannya mulai mengalami perubahan peningkatan kualitas belajarnya selama
sikap dan pola pikir dalam menanggapi menggunakan komik elektronik kimia, dimana
pembelajaran, dimana peserta didik mulai aktif peserta didik terlihat lebih aktif pada proses
dan antusias menanyakan sesuatu hal yang pembelejaran. Artinya peserta didik mampu
tidak diketahui kepada guru, menjawab menyerap materi pelajaran dengan baik
pertanyaan, persentasi, mengerjakan tugas, melalui media pembelajaran (komik elektronik
kerja sama atau berdiskusi dalam kelompok. kimia), sehingga berpengaruh pada hasil
Bahkan ada beberapa peserta didik yang belajarnya. Selain itu dapat dilihat dari nilai
inisiatif mendatangi peneliti diluar jam LKPD peserta didik yang cukup bagus.
pelajaran untuk belajar dan menanyakan Berdasarkan uraian di atas,
materi ajar yang kurang dimengerti. Terlihat selanjutnya dapat disimpulkan bahwa komik
juga dominasi guru dalam pembelajaran mulai elektronik kimia yang dikembangkan efektif.
berkurang karena peserta didik yang sudah Dimana memberikan gambaran bahwa secara
bisa menemukan sendiri konsep materi atau umum peserta didik dapat memahami materi
informasi di komik elektronik kimia yang melalui pengunaan komik elektronik kimia
dibagikan. sehingga mampu meningkatkan motivasi dan
hasil belajar.
2) Motivasi belajar peserta didik Hasil yang sama juga ditunjukkan
Hasil analisis data menunjukkan oleh Wardani (2013), dimana diperoleh hasil
bahwa persentase motivasi belajar peserta uji keefektifan dari pengembangan komik
didik pada kategori sangat tinggi sebesar kimia berbasis inkuiri pada materi tata nama
83.33% dan pada kategori tinggi sebesar senyawa kimia di kelas X SMA Negeri 7
16.66%. Namun secara keseluruhan persentase Pontianak, termasuk dalam kategori efektif.
motivasi belajar peserta didik kelas X MIA 5
adalah 81.2%, yang mana termasuk dalam 3. Peningkatan motivasi dan hasil belajar
kategori sangat tinggi. Artinya komik peserta didik
elektronik kimia dapat meningkatkan motivasi Berdasarkan dari hasil analisis data,
belajar peserta didik. Dikarenakan komik persentase motivasi belajar peserta didik kelas
elektronik kimia menjadi daya tarik tersendiri X MIA SMS Negeri 14 Makassar berada
bagi peserta didik karena merupakan sesuatu dalam kategori sangat tinggi yaitu sebasar
hal baru yang didapatkan bagi pengalaman 81.22% dan peningkatan motivasi belajar
belajarnya. Peserta didik merasa tidak cepat dapat diketahui dengan menggunakan analisis
bosan dan senang membaca komik elektronik uji N-Gain dimana didapatkan nilai N-Gain
kimia sehingga lebih termotivasi untuk belajar. sebesar 0.73 yang berada pada kategori
Selain itu karena kemudahan mengaksesnya “tinggi”. Sementara peningkatan hasil belajar
kapanpun dan dimanapun, membuat peserta peserta didaapatkan uji N-Gain sebesar 0.71
didik dapat mengulang kembali materi yang berada pada kategori “tinggi”. Jadi hal

12
ini menandakan bahwa terjadi peningkatan pwndahuluan berupa KD dan tujuan
motivasi dan hasil belajar peserta didik setelah pembelajaran materi Iktan Kimia
menggunakan komik elektronik kimia dalam berdasarkan kurikulum 2013.
proses pembelajaran pada materi Ikatan h. Pada setiap akhir pembahasan submateri
Kimia. Dari hasil analisis data juga terlihat dilengkapi dengan soal latihan.
bahwa motivasi belajar peserta didik
berbanding lurus dengan hasil belajarnya, KESIMPULAN
dimana peserta didik yang memiliki motivasi Berdasarkan hasil penelitian yang
belajar tinggi maka berefek pada nilai tes hasil telah diuraikan, dapat disimpulkan sebagai
belajarnya yang juga ikut tinggi dan begitupun berikut:
sebaliknya Hal ini sejalan dengan apa yang 1. Proses pengembangan komik elektronik
dikemukakan oleh Arigiyanti (2011) bahwa kimia mengdaptasi model penelitian
seseorang yang memiliki motivasi besar akan pengembangan Plomp, dimana tahapan
menampakkan minat, perhatian, konsentrasi utamanya terdiri dari: 1) penelitian
penuh, ketekunan tinggi serta berorientasi pendahuluan (preliminary research) yang
pada prestasi tanpa mengenal bosan, jenuh dan meliputi analisis kebutuhan, kajian literatur
menyerah. dan pengembangan kerangka konseptual;
Berdasarkan hasil analisis dan 2) fase pengembangan atau prototipe
pembahasan dapat disimpulkan bahwa komik (development or prototyping phase)
elektronik kimia yang dikembangkan telah meliputi tahap perancangan produk (komik
memenuhi kriteria valid, praktis dan efektif, elektronik kimia dan perangkat pendukung
sehingga dapat meningkatkan motivasi dan pembelajaran) dan tahap pengembangan
hasil belajar. produk (yang terdiri dari validasi oleh ahli
media dan materi, uji coba produk untuk
3. Spesifikasi produk mengetahui kepraktisannya) , 3) fase
a. Produk yang dikembangkan adalah media penilaian (assessment phase) meliputi
pembelajaran berupa komik elektronik tahap uji coba produk untuk mengetahui
kimia berbasis file flip book maker dan pdf keefektifan komik elektronik kimia yang
yang dibuka melelui aplikasi FBReader, telah dikembangkan.
dimana dapat dijalankan dengan mode 2. Kualitas komik elektronik kimia yakni:
offline. 1) sangat valid dengan sedikit revisi,
b. Komik elektronik kimia ini dapat dibaca berdasarkan penilaian oleh ahli media dan
atau dibuka dikomputer, laptop, notebook materi, 2) praktis karena seluruh aspek
yang telah terinstal aplikasi pembaca adobe pembelajaran dapat terlaksana, mendapat
flash player serta tablet, hp yang sudah respons sangat positif dari observer (guru),
terinstal aplikasi pembaca FB Reader. dan peserta didik yang sangat merespon
c. Komik elektronik kimia ini berjudul positif; 3) efektif karena aktivitas peserta
“Komkim” sangat baik, motivasi belajar peserta didik
d. Komik elektronik kimia ini terdiri dari sangat tinggi, dan data perolehan hasil
sampul, pengenalan karakter, cara belajar peserta didik memenuhi KKM yang
membaca komik, daftar isi, isi materi yang telah ditetapkan yaitu 75.
terdiri dari 3 pertemuan dan terdapat 3. Komik elektronik kimia dapat
pembatas materi atau pembatas setiap meningkatkan motivasi dan hasil belajar
pertemuannya. peserta didik dengan hasil analisis uji N-
e. Pada sampul komik terdapat identitas Gain masing-masing sebesar sebesar 0.73
media pembelajaran berupa judul, materi (kategori tinggi) dan 0.71 (kategori tinggi).
bahan ajar yang dimuatnya, konsep/ ide
cerita, illustrator, dosen pembimbing. DAFTAR PUSTAKA
f. Komik elektronik kimia ini memuat materi A.M.Sardiman. 2011. Interaksi dan Motivasi
kelas X SMA yaitu Ikatan Kimia: Belajar Mengajar. Jakarta: Raja
kestabilan unsur, lambang Lewis, ikatan Grafindo Persada.
ion (pertemuan 1); Ikatan Kovalen Arigiyati, T. A. 2011. “Pengaruh Kedisiplinan,
(pertemuan 2); ikatan logam (pertemuan3). Motivasi Belajar, dan Dukungan
g. Sebelum masuk disetiap pertemuan atau Orang tua terhadap Prestasi Belajar
pembahasan sub materi terdapat

13
Mata Kulian Metode Statistika SMA Kelas XI Pada Pokok Bahasan
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Struktur Atom dan Sistem Periodik
Matematika Angkatan 2009”. Jurnal Unsur. Tesis(online). Medan: Program
Wacana Akademika (Online), Vol.3, Pascasarjana Universitas Negeri
No.9, (Diakses 14 Juli 2018). Medan, Diakses 5 Agustus 2018).
Arikunto, S. 2012. Prosedur Penelitian, Suatu Masdiono, M. 2004. 14 Jurus Membuat
Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Komik. Jakarta: Creative Media.
Cipta. McCloud. 2001. Understanding Comic .
B. Uno, H. 2007. Teori Motivasi dan Kepustakaan Populer Gramedia.
Pengukurannya Analisis Di Bidang Jakarta.
Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Meltzer, D. E. 2002. The Relationship between
Comer, K. 2015. Ilustrating Praxis: Comic Mathematics Preparation and
Composition, Narrative Rhetoric and Conceptual Learning Gain in Physics
Critical Multiliteracies. Composition “Hidden Variable” in Diagnostic
Studies, 43(1), 75-104. Pretes Scores. Am. J . Phys. 70(12) :
Daryanto. 2013. Media Pembelajaran. 1259-1268. Diakses 14 Agustus 2018.
Yogyakarta: Gava Media. Munadi. 2008. Media Pembelajaran Sebuah
Emzir. 2007. Metodologi Penelitian Pendekatan Baru. Gaung Persada
Pendidikan Kuantitatif dan Kualitatif. Press. Jakarta.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Nurdin. 2007. Model Pembelajaran
Ensiklopedi Nasional Indonesia. 1997. Jakarta: Matematika yang Menumbuhkan
PT. Delta Pamungkas . Kemampuan Metakognitif untuk
Hamalik, O. 2008. Kurikulum dan Menguasai Bahan Ajar. Disertasi.
Pembelajaran. Jakarta: Sinar Grafika. Tidak diterbitkan. Surabaya: PPs
Hamalik, O. 2010. Proses Belajar Mengajar. UNESA.
Jakarta: PT Bumi Aksara. Nuroifah, N. 2016. Pemanfaatan Media Video
Haryati, E. N. 2017. Pengembangan Media Terhadap Peningkatan Hasil Belajar
Pembelajaran Komik Elektronik pada Materi Ikatan Kimia Siswa Kelas X
Materi Termokimia untuk Siswa Kelas SMA Negeri 1 Dawarblandong
XI. . Jurnal Akademik Kimia Mojokero. Proceedings of
UM(Online),(http://karya- International Research Clinic &
ilmiah.um.ac.id, Diakses 14 Juli Scientific Publications of Educational
2018). Technology (Online),
Hobri. 2009. Metodologi Penelitian (https://journal.unesa.ac.id/index.pHP/
Pengembangan. Jakarta: Proyek jtp/article/download/1110/754,Diakses
DIABERMUTU Program Pendidikan 14 Juli 2018).
Matematika FKIP Universitas Jember. Permana, I. 2009. Memahami Kimia untuk
Iskandar. 2008. Metodologi Penelitian SMA/MA Kelas X. Jakarta: PT Intan
Pendidikan dan Sosial (Kuantitatif Pariwara
dan Kualitatif). Jakarta: GP Press. Plomp, T, et all. 2013. Educational Design
Jumadil. 2013. Peningkatan Hasil Belajar Research - Part A: An Introduction.
Kimia Menggunakan Multimedia Pada Netherland : National Institute for
Materi Ikatan Kimia Kelas X Smk Curriculum Development.
Negeri Parigi Selatan. Jurnal Plomp, T. 1997. Education and Training
Akademika Kimia (Online), Vol.2, System Design. Enschede, The
No.1,(http://jurnal.untad.ac.id/jurnal/in Netherlands: University of Twente
dex.pHP/JAK/article/view/7724 , Putri, E. Y. 2015. Pengaruh Penggunaan
Diakses 14 Juli 2018). Media Komik terhadap Hasil Belajar
Kemendikbud. 2013. Konsep dan Siswa pada Materi Tata Nama
Implementasi Kurikulum 2013. Senyawa Kimia. Jurnal Pendidikan
Jakarta: Kementerian Pendidikan dan dan Pembelajaran Untan Pontianak
Kebudayaan. (online), Diakses 14 Juli 2018).
Lubis, A. A. 2010. Pengaruh Penggunaan Ramadani, P. K . 2014. PengembangAn Media
Media Komik Kimia Terhadap Pembelajaran Konik Kimia dengan
Motivasi dan Hasil Belajar Siswa Tema Petualangan untuk SMA/MA

14
Kelas XII Semester Gasal Dengan Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran
Materi Kimia Unsur. Digital Library Untan Pontianak, (Online), Vol 7, No
UIN Sunan Kalijaga, (Online), Skripsi 1,(http://jurnal.untan.ac.id/index.pHP/j
(https://digilib.uin-suka.ac.id/18560/, pdpb/article/view/23423, Diakses 14
Diakses 14 Juli 2018). Juli 2018).
Richey, R & Nelson. 1996. Developmental Waluyanto. 2005. Komik Sebagai Media
Research. In Jonassen (Ed). Hand Komunikasi Visual Pembelajaran.
Book of Research for Educational Jurnal Nirmana (Online), Vol.7, No.1,
Communicational and Technology. (www.lifemosaic.net/.../Komik_Sebag
New York: McMillan Publishing ai_Media_Komunikasi_Visual_Pembe
Company. lajaran.pdf, Diakses 14 Juli 2018).
Salam, M. 2016. Pengaruh Media Animasi Wankel, L.A. & Blessinger, P. 2013. Inventive
dalam Model Pembelajaran Think Approaches in Higher Education: An
Pair Share (TPS) terhadap Hasil Introduction to Using Multimedia
Belajar Siswa kelas X Sains SMAN 1 Technologies in Increasing Student
Pinrang studi pada Materi Pokok Engagement and Retention Using
Ikatan Kimia. Jurnal Chemica Multimedia Technologies: Video
UNM,(Online),Vol.17,No.2,(http://ojs. Annotation, Multimedia Applications,
unm.ac.id/index.pHP/chemica/article/ Video Conferencing and Transmedia
view/4690, Diakses 14 Juli 2018). Storytelling. Cutting-edge
Sanjaya, W. 2006. Strategi Pembelajaran Technologies in Higher Education, 6F,
Berorientasi Standar Proses 3-16.
Pendidikan. Bandung: Kencana Weber, et all. 2013. Introduction Comics as an
Prenada Media Group. Alternative Scientivic Narrative in
Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Chemistry. Journal of Bati Anadolu
Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Egitim Bilimleri Dergisi (online),
Bandung: Alfabeta (http://web.deu.edu.tr/baed, Diakses
Tatalovic. 2009. Science Comic As Tools for 14 Juli 2018).
Science Education and Zulkifli. 2010. Pengaruh Media Komik
Communication: A Brief, Exploratory terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa
Study. Journal of Science pada Konsep Reaksi Redoks. Skripsi
Communication International School (online). Jakarta:UIN Syarif
for Advanced Studies, Vol.8(4). USA. Hidayatullah. (Diakses 14 Juli 2018).
Tiemesma, L. 2009. Visual Literacy: to Comic
or Not ? Promoting Literacy Pushing
Comic. Milan: IFLA
Trianto. 2011. Model Pembelajaran Inovatif
dan Implementasinya pada Sekolah
Menengah Atas. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group.
Utami, B. 2009. Kimia Untuk Sekolah
Menengah Atas/ Madrasah Aliyah
(SMA/MA) Kelas X. Jakarta: CV HaKa
Mj.
Van den Akker. 1999. Principles and Method
of Development Research. London.
Dalam van den Akker, J., Branch,
R.M., Gustafson, K., Nieveen, N., &
Plomp, T. (eds). Design approaches
and tools in educational and training
Dordrecht: Kluwer Academic
Publisher.
Wardani, Y. W. S. 2013. Pengembangan
Komik Kimia Berbasis Inkuiri pada
Materi Tata Nama Senyawa Kimia.

15

Anda mungkin juga menyukai