Anda di halaman 1dari 12

JISE 6 (1) (2017)

Journal of Innovative Science Education


http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jise

Satesik (Sains, Teknologi & Musik) untuk Meningkatkan Minat Belajar dan
Pemahaman Konsep Sains

Sulaiman Yahya1, Kasmadi Imam Supardi2, Masturi3

1
Prodi Pendidikan IPA, Pascasarjana, Universitas Negeri Semarang, Indonesia
2
Jurusan Kimia, FMIPA, Universitas Negeri Semarang, Indonesia
3
Jurusan Fisika, FMIPA, Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Info Artikel Abstrak


________________ ___________________________________________________________________
Sejarah Artikel: Satesik merupakan akronim dari Sains, Teknologi, dan Musik yang berlandaskan pada strategi
Diterima Januari 2017 pembelajaran quantum teaching. Quantum teaching adalah strategi pembelajaran yang membantu
Disetujui April 2017 guru untuk menyampaikan materi melalui seni, sedangkan satesik adalah pembelajaran yang
Dipublikasikan Agustus didalamnya menggunakan teknologi dan musik sebagai media untuk membantu guru dalam proses
2017
belajar mengajar sehingga pesan ataupun materi yang hendak disampaikan guru kepada siswa
________________ benar-benar sampai tanpa adanya perbedaan konsep antara siswa dengan guru. Satesik diterapkan
Keywords: pada materi pokok koloid untuk meningkatkan minat belajar dan pemahaman konsep sains siswa.
conceptual understanding;
Penelitian ini menggunakan Control Group Pre Test-Post Test Design. Minat belajar siswa diukur
interest in learning; musics;
melalui angket tanggapan siswa kelas eksperimen yang menerapkan pendekatan Satesik,
technology; science.
sedangkan pemahaman konsep sains siswa diukur melalui hasil belajar kognitif materi koloid, baik
____________________ siswa kelas eksperimen maupun kontrol. Hasil analisis gain score minat belajar menunjukkan hasil
sebesar 0,72 dengan kategori tinggi, sedangkan gain score untuk pemahaman konsep kelas
eksperimen dan kontrol berturut-turut sebesar 0,65 dan 0,56 dengan kategori sedang. Hasil tersebut
menunjukkan bahwa satesik mampu meningkatkan minat belajar siswa dan pemahaman konsep
sains siswa. Simpulan dalam penelitian ini adalah pembelajaran dengan satesik dapat
meningkatkan minat belajar dan pemahaman konsep sains siswa.

Abstract
___________________________________________________________________
Satesik is an acronym of Science, Technology, and Music, which is based on quantum teaching. Quantum
teaching is a learning strategy that helps teachers to convey the material through art, while Satesik is learning
that includes technology and music as a media to assist the teacher in the learning process, so that messages and
material to be submitted by teachers to students is really up without any distinction concept among students
and teachers. Satesik in the subject matter colloids to increase interest in science learning and the understanding
of scientific concepts students. Experimental design of this research is Control Group Pre Test-Post Test Design.
Interest in science learning evaluated by questionnaire for experimental class, while the understanding of
scientific concepts students evaluated by cognitive learning outcomes. The analysis of gain score is 0.72 in a
high category for interest in science learning, 0,65 for understanding of scientific concepts students of
experimental class, and 0,56 for understanding of scientific concepts students of control class. It showed that
Satesik can increase both, interest in science learning of students and understanding of scientific concepts
students. The conclusion of this research is the learning Satesik can increase interest in science learning and the
understanding of scientific concepts students.

© 2017 Universitas Negeri Semarang


Alamat korespondensi: p-ISSN 2252-6412
E-mail: sulaimanyahya44@gmail.com
e-ISSN 2502-4523

1
Sulaiman Yahya, dkk. / Journal of Innovative Science Education1 6 (1) (2017)

PENDAHULUAN mengakibatkan rendahnya nilai ulangan siswa.


Hal ini terlihat dari nilai rata-rata ulangan
Penggunaan model pembelajaran yang
harian materi pokok koloid tahun 2014/2015
cocok untuk materi dan kondisi siswa dapat
SMA N 5 Semarang kelas XI MIA 1, XI MIA 2,
membantu pelaksanaan kegiatan belajar
XI MIA 3, XI MIA 4, XI MIA 5 dan XI MIA 6
mengajar yang efektif dan menyenangkan bagi
berturut-turut 61,34; 55,34; 60,03; 60,78; 59,75;
siswa. Dengan demikian, keberhasilan dalam
57,38 dan 59,44. Kesulitan mencapai KKM
belajar dapat diraih oleh siswa. Salah satu
pada materi ini juga terlihat dari rata-rata
indikator keberhasilan siswa dalam
jumlah siswa yang sudah memenuhi KKM 70
pembelajaran adalah perolehan hasil belajar
materi pokok koloid adalah sekitar 18%.
yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal
Oleh karena itu, diperlukan penerapan
(KKM). Sulitnya mencapai KKM pada setiap
model pembelajaran kimia yang sesuai dengan
mata pelajaran terkadang menjadikan guru
kendala diatas. Model ini harus dapat
kesulitan dalam mengarahkan siswa.
meningkatkan minat belajar dan memfasilitasi
Berdasarkan hasil observasi yang telah
siswa untuk mengembangkan kemampuannya
dilakukan pada salah satu guru kimia di SMA N
secara optimal, salah satunya yaitu dengan
5 Semarang, salah satu kendala yang dialami
menggunakan model pembelajaran Satesik
oleh guru adalah kurangnya minat belajar
(Sains, Teknologi, dan Musik). Pembelajaran
dalam mengikuti pembelajaran kimia di kelas.
satesik adalah suatu pendekatan pembelajaran
Kurangnya minat belajar siswa dalam kegiatan
sains yang memanfaatkan teknologi sebagai
pembelajaran menjadikan pembelajaran lebih
media sehingga dapat membantu siswa dalam
berpusat pada guru (teacher-centered). Akhirnya
memahami konsep dari materi pelajaran
pembelajaran kimia terkesan tidak menarik
(terutama berkaitan dalam hal visualisasi materi
karena siswa tidak mengembangkan
kimia yang bersifat abstrak dan mikro menjadi
kreativitasnya. Keadaan ini menjadikan siswa
nyata dan makro) serta pemanfaatan musik
kurang memahami materi yang diajarkan dan
sebagai media yang dapat menarik minat belajar
mudah lupa sehingga berpengaruh terhadap
siswa dan menumbuhkan suasana nyaman di
rendahnya hasil belajar siswa, khususnya pada
dalam kelas melalui lagu. Kumbar (2007)
materi pokok koloid.
menjelaskan bahwa musik merupakan bahasa
Koloid adalah materi pelajaran yang
universal yang bisa dijadikan sebagai media
bersifat teoritis, yang pada umumnya
untuk mengekspresikan bahasa simbolik
disampaikan oleh guru dengan metode
sehingga konsep kimia lebih mudah dipahami.
ceramah. Hal ini cenderung mengakibatkan
Dengan penerapan satesik, pembelajaran di
kejenuhan pada siswa terhadap materi pelajaran
kelas menjadi interaktif melalui teknologi dan
sehingga mengurangi minat siswa dalam
menarik melalui musik (lagu).
belajar. Apabila siswa sudah tidak tertarik
Fungsi utama media pembelajaran
dengan materi koloid maka konsep-konsep
adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut
koloid menjadi sulit dipahami oleh siswa.
mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan
Kesulitan memahami konsep materi koloid
belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru

105
Sulaiman Yahya, dkk. / Journal of Innovative Science Education1 6 (1) (2017)

(Arsyad, 2011). Penggunaan media XI SMA Negeri 5 Semarang tahun pelajaran


pembelajaran dalam proses belajar mengajar 2015/2016. Pengambilan sampel dilakukan
dapat membangkitkan belajar, membangkitkan dengan teknik cluster random sampling.
motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan Penelitian ini diambil dua kelas dari enam kelas
bahkan membawa pengaruh-pengaruh populasi secara acak sebagai sampel dengan
psikologis terhadap siswa (Hamalik, 2008). Last syarat kelas harus berdistribusi normal dan
(2009) dan Pye (2004) mengemukakan hal yang homogen.
sama bahwa lagu mampu menjadi media untuk Variabel bebas dalam penelitian ini
memudahkan siswa mengingat konsep kimia adalah pendekatan pembelajaran. Variasi
lewat lirik-lirik lagu yang dinyanyikan siswa. perlakuan penggunaan pendekatan
Apabila siswa sering menyanyikan lagu dengan pembelajaran Satesik pada kelas eksperimen dan
lirik konsep kimia, maka secara tidak sadar akan metode konvensional pada kelas kontrol.
disimpan dalam memori di otak. Musik yang Variabel terikat dalam penelitian ini adalah
menyenangkan bisa membuat siswa merasa minat belajar dan pemahaman konsep sains
lingkungan sains menjadi lebih menyenangkan siswa pokok bahasan koloid. Variabel kontrol
dimana mereka berada dan menurunkan dalam penelitian ini adalah materi pelajaran,
tekanan terhadap materi yang tidak terlalu siswa kurikulum yang digunakan, dan jumlah jam
suka (Crowther, 2012). Keadaan ini yang justru pelajaran.
menjadikan proses pembelajaran menjadi tidak Metode pengumpulan data dilakukan
kaku dan terkesan dikondisikan, yang kadang dengan metode dokumentasi, metode tes,
dalam beberapa hal tidak disenangi oleh siswa metode observasi, dan metode angket. Metode
(Ifadah, 2011). dokumentasi digunakan untuk mendata nama,
Tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk jumlah siswa, dan semua data yang diperlukan
mengetahui ada atau tidaknya peningkatan dalam penelitian. Metode tes digunakan untuk
minat belajar siswa pada kelas eksperimen yang mendapatkan data pemahaman konsep sains
menerapkan pendekatan Satesik, peningkatan siswa. Metode observasi digunakan untuk
pemahaman konsep baik kelas yang mengetahui aspek sikap dan keterampilan siswa.
menerapkan pendekatan Satesik maupun kelas Metode angket digunakan untuk memperoleh
yang menerapkan metode konvensional. data minat belajar siswa terhadap pembelajaran
Manfaat pada penelitian ini diperoleh dengan pendekatan Satesik.
pendekatan pembelajaran yang efektif dalam Data penelitian minat belajar dan
meningkatkan minat belajar dan pemahaman pemahaman konsep sains siswa dianalisis
konsep sains siswa materi pokok koloid. dengan gain score untuk mengetahui ada atau
tidaknya peningkatan, serta berapa besar
METODE
peningkatannya. Data pemahaman konsep sains
Penelitian dilakukan di SMA Negeri 5 siswa juga dilakukan uji anava untuk
Semarang pada materi pokok koloid. Penelitian mengetahui kesamaan varians antara kedua
digunakan Control Group Pretest-Posttest Design. kelas. Apabila varians berbeda, maka uji
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas

106
Sulaiman Yahya, dkk. / Journal of Innovative Science Education1 6 (1) (2017)

dilanjutkan dengan uji perbedaan dua rata-rata meliputi uji normalitas dan homogenitas. Data
untuk mengetahui kelas mana yang lebih baik. yang digunakan untuk uji normalitas dan
homogentias ini adalah data populasi yang
diperoleh dari nilai mid semester genap tahun
HASIL DAN PEMBAHASAN
pelajaran 2015/2016.
Hasil perhitungan normalitas dan
Analisis tahap awal digunakan untuk
homogenitas data populasi menggunakan nilai
melihat kondisi awal populasi sebagai
mid semester genap disajikan pada Tabel 1.
pertimbangan dalam pengambilan sampel yang

Tabel 1 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Data Populasi

Normalitas
No Kelas
χ2hit χ2tabel Kriteria
1 XI MIA 1 2,77 6,25 Normal
2 XI MIA 2 3,23 6,25 Normal
3 XI MIA 3 2,46 6,25 Normal
4 XI MIA 4 0,60 6,25 Normal
5 XI MIA 5 5,36 6,25 Normal
6 XI MIA 6 3,46 6,25 Normal

Berdasarkan hasil uji homogenitas tidaknya peningkatan minat belajar siswa selama
diperoleh nilai χ2hit (1,67) <χ2tabel (11,07) proses pembelajaran melalui pendekatan Satesik.
sehingga dapat disimpulkan bahwa keenam kelas Sedangkan hasil pretest-posttest pemahaman
populasi bersifat homogen. Karena keenam kelas konsep siswa digunakan untuk mengetahui ada
populasi berdistribusi normal dan bersifat atau tidaknya peningkatan pemahaman konsep
homogen, maka dapat diambil 2 kelas secara kimia melalui pendekatan Satesik pada materi
acak sebagai sampel penelitian. Kelas XI MIA 1 pokok koloid, selain itu juga untuk menghitung
sebagai kelas eksperimen, sedangkan kelas XI seberapa besar pengaruhnya. Hasil pretest-
MIA 2 sebagai kelas kontrol. posttest siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol
Data pretest-posttest angket minat belajar dinyatakan dalam bentuk grafik seperti
siswa digunakan untuk mengetahui ada atau ditunjukkan pada Gambar 1.

Gambar 1 Perbandingan Nilai Pretest-Postest Siswa

107
Sulaiman Yahya, dkk. / Journal of Innovative Science Education1 6 (1) (2017)

Berdasarkan Gambar 1, terlihat bahwa diterapkan pendekatan Satesik yang diukur


hasil pretest pemahaman konsep siswa tidak jauh melalui angket minat siswa. Angket yang berisi
berbeda antara kelas eksperimen dan kelas 15pernyataan dibagikan sebelum kegiatan
kontrol. Hasil ini menunjukkan bahwa kedua pembelajaran (pretest) dan setelah kegiatan
kelas sampel dianggap memiliki kemampuan pembelajaran (posttest). Pernyataan yang
awal yang sama. Hasil posttest pemahaman disebutkan dalam angket ini mengacu pada 4
konsep siswa kelas eksperimen lebih tinggi indikator minat belajar siswa menurut Slameto
dibandingkan kelas kontrol. Hasil ini didukung (2010), yaitu perasaan senang, keterlibatan,
oleh uji kesamaan varians dan uji perbedaan dua ketertarikan dan perhatian siswa. Skor yang
rata-rata. Berdasarkan kedua uji tersebut, diperoleh siswa, baik pada saat pretest maupun
ternyata kedua kelas memiliki varians yang posttest, dikonversi menjadi nilai minat belajar
berbeda dan kelas eksperimen lebih baik siswa. Nilai tersebut diuji untuk mengetahui ada
daripada kelas kontrol. atau tidaknya peningkatan minat belajar siswa.
Proses pembelajaran kimia pada kelas Berdasarkan hasil yang diperoleh, nilai rata-rata
eksperimen dibantu dengan pendekatan Satesik pretest minat belajar siswa sebesar 45,73 dan
yang meliputi pendekatan sains, teknologi dan nilai post test sebesar 85,02. Hasil inilah yang
musik. Pendekatan sains yang dimaksud yaitu kemudian diuji menggunakan uji gain score
cara menyampaikan materi pokok koloid melalui untuk mengetahui peningkatannya. Gain score
contoh-contoh nyata dalam kehidupan sehari- minat belajar siswa kelas eksperimen sebesar
hari yang berkaitan dengan materi koloid. 0,72 dalam kategori tinggi. Hal ini menunjukkan
Pernyataan ini sejalan dengan Nurhidayati, et al. bahwa penerapan pendekatan Satesik mampu
(2016) dan Fitriani, et al. (2012) yang meningkatan minat belajar siswa, khususnya
menerapkan pendekatan Sains sebagai bagian pada materi pokok koloid.
dari pendekatan SETS dengan mengaplikasikan Penggunaan teknologi dan musik saling
konsep ke kehidupan nyata. Pada satesik, berkaitan sebagai pendukung media
didukung dengan adanya teknologi dan musik pembelajaran Satesik. Selama proses
untuk menunjukkan contoh-contoh nyata pembelajaran, ternyata Satesik mampu menarik
tersebut,. Misalnya, dalam penyampaian sifat minat belajar siswa sekaligus membuat siswa
koloid koagulasi pada proses penjernihan air menjadi lebih mudah memahami materi yang
menggunakan tawas ditunjukkan oleh video dijelaskan. Ketertarikan siswa ini terlihat dari
penjernihan air. Penggunaan teknologi pada antusias siswa selama kegiatan pembelajaran
pendekatan ini berupa powerpoint, video, video berlangsung. Siswa yang awalnya kebingungan
animasi dan android, sedangkan penggunaan memahami materi koloid yang disampaikan
musik berupa lagu pupoler Indonesia yang secara verbal menjadi jelas setelah mengamati
diubah liriknya menjadi konsep-konsep kimia. video dan menyanyikan lagu koloid yang telah
Uji hipotesis yang pertama pada disiapkan. Hasil ini ternyata sesuai dengan hasil
penelitian ini yaitu uji peningkatan gain score penelitian Wahyudin, et al. (2010) yang
untuk mengetahui ada atau tidaknya memanfaatkan software Macromedia Flash 8
peningkatan minat belajar siswa setelah Profesional berisi video dan suara sebagai media

108
Sulaiman Yahya, dkk. / Journal of Innovative Science Education1 6 (1) (2017)

pembelajaran ternyata mampu meningkatkan dan membuat pembelajaran menjadi lebih


minat belajar dan pemahaman siswa. Begitu pula atraktif, menarik dan menyenangkan.
dengan Kumbar (2007) yang menunjukkan Pernyataan tersebut didukung oleh hasil
keefektifan musik pada materi pokok sistem penelitian Prasetyo, et al. (2015) yang
periodik unsur untuk memudahkan siswa menunjukkan adanya peningkatan motivasi
menghafalkan unsur-unsur dari kiri ke kanan belajar siswa secara signifikan pada siswa yang
dalam satu periode dan dari atas ke bawah menggunakan media pembelajaran berbasis
dalam satu golongan. android.
Teknologi yang digunakan pada Sama halnya dengan teknologi, musik
pendekatan Satesik meliputi video dan aplikasi juga dapat menarik minat belajar siswa.
android. Video yang digunakan merupakan Penggunaan musik berupa lagu populer
video yang diperoleh dari YouTube dan situs Indonesia yaitu dengan mengubah lirik lagu asli
lain yang berkaitan dengan materi yang menjadi lirik sub-materi yang telah disesuaikan.
disampaikan. Aplikasi android yang digunakan Lagu kimia yang digunakan yaitu lagu dari
yaitu ChemOnDro sistem koloid yang Peterpan yang berjudul “Menghapus Jejakmu”
dikembangkan oleh Nendrowati, S.Pd. dan untuk sub-materi definisi dan cara pembuatan
Yogo Dwi Prasetyo, M.Pd, mahasiswa koloid, Ungu yang berjudul “Sejauh Mungkin”
Universitas Negeri Yogyakarta. Penggunaan untuk sub-materi jenis-jenis koloid dan Nidji
aplikasi android ini yaitu dengan cara yang berjudul “Hapus Aku” untuk sub-materi
menghubungkan aplikasi android dengan laptop sifat-sifat koloid. Pemilihan lagu yang digunakan
menggunakan software Splashtop 2 Remote sebagai media selain didasarkan dari
Desktop. Kelemahan dari penggunaan Splashtop kepopuleran lagu yaitu merupakan lagu hits
2 Remote Dekstop yaitu memerlukan jaringan dalam album dari band-band ternama, juga
internet. Pada penelitian ini, digunakan jaringan didasarkan pada kemudahan untuk dinyanyikan,
internet yang diperoleh dari wifi portable atau easy listening dan keserasian nada lagu dengan
Mobile Hotspot Smartphone. Kelebihan konsep materi koloid. Sama halnya dengan Last
menggunakan Splashtop 2 Remote Dekstop (2009) yang mengubah lirik lagu “The Pirates of
yaitu dengan menggunakan aplikasi ini, semua Penzance” dari “Gilbert and Sullivan’s” untuk
aplikasi android bisa dimunculkan di layar menjelaskan 102 unsur dalam sistem periodik
laptop dan mengendalikan laptop tersebut. dan “Sugar” dari “Bing Crosby and Louis
Teknologi dapat menarik minat belajar Armstrong” untuk menjelaskan materi
siswa dari video maupun animasi karena dapat karbohidrat.
memperjelas materi yang disampaikan secara Musik dapat meningkatkan minat belajar
verbal ke dalam bentuk visual. Istiyana, et al. siswa melalui cara menghafal materi koloid yang
(2016) yang menggunakan media power point lebih mudah dengan bernyanyi. Antusiasme
dan video pembelajaran untuk menarik minat siswa ketika bernyanyi kemudian
dan motivasi belajar siswa. Matsuo, et al. (2012) menyampaikan kembali konsep materi koloid
mengatakan bahwa penggunaan media berbasis yang ada pada lirik lagu menjadi salah satu
teknologi dapat meningkatkan motivasi belajar indikator ketertarikan dan kemudahan siswa

109
Sulaiman Yahya, dkk. / Journal of Innovative Science Education1 6 (1) (2017)

untuk mempelajari konsep koloid melalui lagu. Selanjutnya, nilai post test minat belajar
Hal ini sesuai dengan penelitian Andre (2013) siswa dipisahkan berdasarkan indikator minat
yang menyimpulkan bahwa ada ketertarikan siswa yang dihitung prosentasenya. Hasil
mahasiswa pada perkuliahan biokimia melalui pemisahan minat belajar ini ditunjukkan oleh
lagu dan seni seperti opera untuk memberi Gambar 2.
informasi sejarah kimia.

Gambar 2 Persentase Skor Postest Indikator Minat Belajar Siswa

Berdasarkan Gambar 2, ternyata pembelajaran kimia dengan berdiskusi dalam


hasilnya tidak jauh berbeda untuk masing- kelompok bersama teman-teman sekelas saya,
masing indikator namun hasil tertinggi terlihat saya tidak merasa malu untuk bertanya, baik
pada indikator ketertarikan. Berdasarkan hasil pada guru atau teman kelompok setiap ada
tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa minat kesempatan bertanya dan saya merasa senang
belajar siswa tumbuh karena adanya bila keberhasilan saya mendapat pengakuan dan
ketertarikan siswa terhadap proses pujian dari guru dan teman-teman. Apabila
pembelajaran, materi pelajaran, cara mengajar diamati dari masing-masing pernyataan, skor
guru, maupun guru yang mengajar. Hal ini tertinggi tampak pada pernyataan yang terakhir,
sependapat dengan Djaali (2008) yang yaitu sebanyak 90% siswa menyatakan setuju
mendefinisikan minat sebagai rasa lebih suka bahwa siswa akan merasa senang apabila
dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau keberhasilannya mendapat pujian dari guru dan
aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. teman-teman. Perasaan yang seperti inilah yang
Indikator minat belajar siswa yang mampu menarik minat belajar lebih tinggi untuk
pertama yaitu perasaan senang. Indikator ini memperoleh hasil yang lebih baik sehingga
diwakili oleh 4 pernyataan dalam angket minat siswa saling berlomba-lomba untuk
belajar, yaitu saya senang mempelajari kimia menunjukkan keberhasilannya.
melalui lagu, saya senang mengikuti

110
Sulaiman Yahya, dkk. / Journal of Innovative Science Education1 6 (1) (2017)

Indikator kedua yaitu keterlibatan, yang melalui lagu. Pernyataan ini menunjukkan
diwakili oleh 4 pernyataan juga dalam angket bahwa siswa tertarik untuk menghafalkan lagu
minat minat belajar siswa. Pernyataan tersebut sesuai materi yang diajarkan. Ketertarikan siswa
adalah (1) saya merasa bahwa banyak yang untuk menghafal lagu mampu meningkatkan
belum saya ketahui dalam pelajaran kimia dan daya ingat siswa terhadap materi koloid
saya terus berusaha untuk mengetahuinya, (2) sehingga lebih mudah memahami materi yang
jika diberi tugas, saya mengerjakannya dengan disampaikan.
penuh tanggung jawab, (3) bila mendapat tugas Indikator terakhir untuk minat belajar
yang saya anggap sulit, saya berusaha mendapat siswa yaitu perhatian siswa. Perhatian siswa
sumber bacaannya atau berdiskusi dengan dapat diamati dari pernyataan siswa saya sering
teman-teman dan (4) saya saling berkomunikasi memperhatikan video yang ditampilkan oleh
dengan teman-teman dalam mempelajari guru, saya sering mengamati peristiwa di
pelajaran kimia. Skor tertinggi terlihat pada lingkungan sekitar yang berkaitan dengan
pernyataan yang kedua, yaitu sebesar 85%. konsep yang diajarkan dan saya sering
Hasil ini menunjukkan bahwa siswa memperhatikan guru dalam menyampaikan
bertanggungjawab penuh ketika diberi tugas. materi melalui lagu. Skor tertinggi untuk
Keterlibatan siswa ditunjukkan oleh indikator ini terlihat pada pernyataan saya
tanggungjawab siswa terhadap tugas yang sering memperhatikan guru dalam
diberikan. Adanya keterlibatan ini membuat menyampaikan materi melalui lagu. Hal ini
siswa menjadi termotivasi untuk mengikuti membuktikan adanya antusias siswa terhadap
kegiatan pembelajaran. Pernyataan ini sesuai penyampaian materi melalui lagu. Perhatian
dengan Khasanah, et al. (2015) yang siswa terhadap lagu yang disampaikan oleh
menyatakan bahwa keterlibatan siswa dalam guru dapat memotivasi siswa untuk
pembelajaran dari awal sampai akhir mampu menghafalkan lagu agar bisa mengikuti guru
membuat siswa termotivasi untuk mengikuti dalam bernyanyi, bahkan membuat lagu sendiri
pembelajaran. untuk materi lainnya.
Indikator selanjutnya yaitu ketertarikan. Uji hipotesis yang kedua yaitu uji
Indikator ini meliputi 4 pernyataan yaitu saya peningkatan pemahaman konsep sains siswa
merasa pembelajaran kimia ini sesuai dengan pada penerapan pendekatan Satesik materi
keinginan saya, saya merasa bahwa pokok koloid. Sama halnya dengan uji
pembelajaran kimia yang disampaikan melalui peningkatan minat belajar, uji yang digunakan
lagu menarik siswa untuk belajar, saya tertarik yaitu uji peningkatan gain score untuk
untuk menghafalkan lagu sesuai dengan konsep mengetahui ada atau tidaknya peningkatan
kimia yang diajarkan dan saya tertarik pemahaman konsep siswa setelah diterapkan
mengikuti pembelajaran kimia apabila pendekatan Satesik. Berbeda dengan minat
ditampilkan video sesuai dengan konsep yang belajar yang diukur melalui angket tanggapan
diajarkan. Skor tertinggi terlihat pada siswa, nilai pemahaman konsep ini diukur
pernyataan ketiga yaitu sebesar 89%. Hasil ini melalui hasil belajar kognitif berupa soal pilihan
mendukung penerapan pendekatan Satesik ganda yang disesuaikan dengan indikator

111
Sulaiman Yahya, dkk. / Journal of Innovative Science Education1 6 (1) (2017)

pemahaman konsep dan indikator materi dari manfaat penggunaan teknologi sebagai
koloid. Data yang digunakan niai pretest dan media seperti video, internet, dan animasi
postest soal, baik kelas eksperimen maupun pembelajaran lainnya. Suatu proses
kontrol. Hasil uji ini menunjukkan bahwa ada pembelajaran harusnya didukung oleh media
peningkatan pemahaman konsep pada kedua yang dapat membantu guru dan siswa dalam
kelas, yaitu sebesar 0,65 dengan kategori sedang proses belajar mengajar. Penggunaan media
pada kelas eksperimen dan 0,56 kategori sedang pembelajaran yang baik dan tepat dapat
juga pada kelas kontrol. Hasil tersebut ternyata mempermudah guru menyampaikan materi
lebih rendah dibandingkan hasil penelitian sehingga mudah diterima dan dipahami oleh
Rizkianawati, et al. (2015) yang mampu siswa. Hal ini sesuai dengan yang disampaikan
meningkatkan penguasaan konsep sains siswa oleh Emda (2011) bahwa penggunaan media
sebesar 0,77 dalam kategori tinggi setelah pembelajaran yang baik dan tepat dapat
diterapkan model pembelajaran membantu meningkatkan pengenalan dan
multidimensional. pemahaman terhadap materi yang diajarkan.
Besarnya peningkatan pemahaman Menurut Murphy & Beggs (2006), pembelajaran
konsep pada penerapan pendekatan Satesik IPA di sekolah dasar dan menengah dapat
tergolong kategori sedang dan tidak jauh mengembangkan kemampuan proses ilmiah
berbeda dengan kelas kontrol, ini terjadi karena (skill), mendorong pemahaman konsep dan
siswa yang belum terbiasa dengan pendekatan mengembangkan sikap positif terhadap ilmu
pembelajaran yang diterapkan. Ketika diberikan pengetahuan.
pendekatan pembelajaran yang baru tentunya Selain teknologi, musik juga berperan
siswa mulai beradaptasi dengan pendekatan dalam meningkatkan pemahaman konsep sains
pembelajaran tersebut. Adaptasi yang dilakukan siswa karena dapat membantu siswa menghafal
siswa untuk menerima pendekatan konsep-konsep koloid dengan cara yang
pembelajaran yang baru ini dinilai menunjukan menyenangkan yaitu menyanyikan sebuah lagu.
hal yang positif karena terdapat peningkatan Dengan belajar sambil bernyanyi, siswa menjadi
meskipun tidak besar. Selain belum terbiasanya tertarik mengikuti proses pembelajaran di kelas.
siswa, hal lain yang menjadi penyebab pengaruh Ada beberapa penelitian yang mengkaji tentang
pendekatan satesik tergolong kecil karena materi pengaruh musik dalam proses pembelajaran,
koloid merupakan materi yang informatif, salah satunya Salim (2010) menunjukkan
sehingga dapat dipelajari siswa sendiri melalui adanya pengaruh positif musik terhadap
sumber-sumber yang ada, tidak hanya di konsentrasi belajar siswa. Pengaruh positif ini
sekolah dengan bantuan guru. Oleh karena itu, berkaitan dengan emosional siswa. Secara
siswa pada kelas kontrol yang memanfaatkan psikologis, lagu yang berisikan lirik yang berasal
sumber belajar seadanya mampu mengimbangi dari konsep-konsep koloid bila dinyanyikan
siswa kelas eksperimen yang didukung oleh dengan lagu membuat siswa tanpa terbebani
pembelajaran Satesik. untuk menghapal. Sedangkan secara fisiologi
Peranan teknologi dalam meningkatkan konsep-konsep koloid yang dinyanyikan lewat
pemahaman konsep sains siswa dapat dilihat lagu terekam oleh otak. Dalam situasi otak kiri

112
Sulaiman Yahya, dkk. / Journal of Innovative Science Education1 6 (1) (2017)

sedang bekerja seperti memperhatikan materi- melakukan penelitian ini yaitu penggunaan
materi baru, musik membangkitkan reaksi otak jaringan internet. Jaringan internet yang
kanan yang intuitif dan kreatif, otak kanan yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari
cenderung terganggu dalam proses belajar wifi portable smartphone. Dengan adanya
mengajar merupakan penyebab mengapa jaringan internet, bisa lebih luas mengeksplore
kadang-kadang siswa melamun ketika ingin pengetahuan kimia koloid dari berbagai sumber
konsentrasi (Deporter & Hernacki, 2008). yang bisa dijadikan sebagai alat bantu saat
Peningkatan minat belajar dan menjelaskan materi koloid.
pemahaman konsep sains siswa dalam Teknologi dalam pembelajaran
penelitian ini menunjukan adanya pengaruh berpendekatan satesik merupakan suatu langkah
positif dari penggunaan teknologi dan musik inovatif dalam pembelajaran. Bersama dengan
dalam pembelajaran kimia. Penggunaan musik, menjadikan teknologi dan musik sebagai
teknologi berupa video, animasi dan android pasangan media yang saling melengkapi dalam
memberikan dampak yang baik terhadap membantu guru maupun siswa dalam proses
pengalaman belajar siswa. Pernyataan ini sesuai belajar mengajar. Jika teknologi membantu
dengan Inayati, et al. (2012) yang menggunakan dalam hal keefektifan dan keefisienan proses
media Swishmax untuk menarik minat belajar belajar mengajar, maka musik membuat proses
siswa melalui animasi-animasi sehingga lebih pembelajaran menjadi menyenangkan tanpa
mudah memahami materi. Selain itu, dengan melupakan konsep-konsep koloid. Hasil
adanya teknologi guru pun menjadi terbantu penelitian ini ternyata sesuai dengan hasil
karena pembelajaran bisa jadi lebih efektif dan penelitian yang dilakukan oleh Hamid (2014)
efisien. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan tentang keberhasilan musik dalam
Sutjiono (2005) bahwa media belajar itu meningkatkan hasil belajar aspek kognitif dan
diperlukan oleh guru agar pembelajaran berjalan afektif siswa yang tinggi dan Banerjee, et al.
efektif dan efisien. Selain itu, media dan (2015) tentang penggunaan teknologi dalam
teknologi, misal melalui simulasi dan video proses pembelajaran efektif dalam
yang ditampilkan, dapat menarik perhatian meningkatkan hasil belajar kognitif siswa.
siswa yang memungkinkan mereka terusik rasa Keefektifan penggunaan teknologi dan
ingin tahunya. Dengan demikian, media dapat musik sebagai media yang dapat membantu
dimanfaatkan untuk memfasilitasi siswa proses belajar mengajar ini membuktikan bahwa
sehingga mau bertanya (Wiyanto et al., 2017). Satesik berlandaskan pada Quantum Teaching
Hal ini tentu akan membuat proses belajar oleh Bobbi DePorter. Quantum teaching dapat
mengajar di kelas menjadi lebih efektif dan diartikan sebagai suatu pengubahan
efesien. pembelajaran yang menyenangkan sesuai
Meskipun demikian, kemudahan dan dengan situasi dan kondisi lingkungan kelas.
keuntungan yang diperoleh ketika Prinsip utama pembelajaran quantum teaching
menggunakan teknologi dalam proses belajar yaitu “bawalah dunia mereka ke dunia kita dan
mengajar berpendekatan satesik tentu memiliki antarkan dunia kita kedunia mereka” (Deporter,
kendala. kendala menggunakan teknologi saat et al., 2014). Kaitan penelitian ini dengan

113
Sulaiman Yahya, dkk. / Journal of Innovative Science Education1 6 (1) (2017)

quantum teaching yaitu memberikan Banerjee, G., Murthy, S., & Iyer, S. (2015).
Effect Of Active Learning Using Program
pengalaman belajar dengan nuansa belajar yang
Visualization In Technology-Constrained
menyenangkan tetapi tetap memperhatikan College Classrooms. Research andPractice in
Technology Enhanced Learning, 10(15), 1-25.
konsep-konsep materi koloid.
Crowther, G. (2012). Using Science Songs to
Penerapan pendekatan Satesik pada Enhance Learning: An Interdisciplinary
Approach. Life Sciences Education11: 26-
materi koloid di kelas tentunya memiliki
30.DePorter, B., Reardon, M.,.dan Sarah.
kelebihan maupun kekurangan. Kelebihan 2014. Quantum Teaching: Mempraktikkan
Quantum Learning di Ruang-Kelas.
penerapan pendekatan ini yaitu nuansa belajar
Bandung: Kaifa.
yang menyenangkan dapat memberikan De Porter, B. & Hernacki, M. (2008). Quantum
pengaruh positif terhadap minat belajar siswa Learning. Bandung: Kaifa.
Djaali. (2008). Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT.
sehingga lebih mudah memahami konsep materi Bumi Aksara.
koloid, sedangkan kekurangannya yaitu dapat Fitriani, S., Binadja, A., & Supardi, I.K. (2012).
Penerapan Model Connected Bervisi
mengganggu lingkungan sekitar kelas saat Science Environment Technology Society
proses belajar mengajar melalui teknologidan Pada Pembelajaran IPA Terpadu. Unnes
Science Education Journal, 1(2), 111-118.
musik. Penyajian video dan musik berupa Hamalik, O. (2008). Proses Belajar Mengajar.
nyanyian siswa di kelas akan menimbulkan Jakarta: Bumi Aksara.
Hamid, A. (2014). Keefektifan Pembelajaran
suara yang mungkin dapat terdengar keluar Ber-Background Musik Instrumental
kelas sehingga mengganggu proses belajar Klasik Terhadap Aspek Kognitif dan
Afektif Siswa. Jurnal Inovasi Pendidikan
mengajar di kelas lain. Untuk mensiasati ini, Sains 5(2), 103-111.
siswa dianjurkan untuk tidak bernyanyi dengan Ifadah, M. & Aimah, S. (2011). Keefektifan Lagu
Sebagai Media Belajar dalam Media
suara yang lantang, sehingga tidak terlalu Pengajaran Pronounciation/Pengucapan.
menggangu konsentrasi belajar di kelas sebelah. Semarang: Unimus.
Inayati, I., Subroto, T., & Supardi, I. K. (2012).
Pembelajaran Visualisasi, Auditori,
SIMPULAN Kinestetik Menggunakan Media
Swishmax Materi Larutan Elektrolit dan
Simpulan dari penelitian ini yaitu ada Non-elektrolit. Chemistry in Education, 2(1),
peningkatan minat belajar dan pemahaman 35-41.
Istiyana, N., Sari, & Masturi. (2016). Penerapan
konsep sains siswa pada penerapan pendekatan Model Pembelajaran Kooperatif STAD
Satesik materi pokok koloid. Besarnya Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep
dan Keterampilan Proses Belajar Fisika
peningkatan minat belajar dan pemahaman SMP Kelas VIII. Unnes Physics Education
konsep siswa pada penerapan pendekatan Journal, 5(1), 63-69.
Khasanah, R.A.N., Sarwi, & Masturi. (2015).
Satesik materi pokok koloid, yaitu berturut-turut Implementasi Model Project Based
sebesar 72% dan 65%. Learning Berbantuan LKS Untuk
Meningkatkan Penguasaan Konsep Fisika
Dan Performance Siswa. Unnes Physics
DAFTAR PUSTAKA Education Journal, 4(2), 83-89.
Kumbar, M. (2007). A Nine-Part Series on
Andre, P.J. (2013). Opera and Poison: A Secret Generating Music from Chemical
and Enjoyable Approach To Teaching and Processes. Journal of Chemical Education,
Learning Chemistry. Journal Chemistry 84(12), 1933-1936.
Education 90(3), 352-357. Last, A, M. (2009). Using Science Songs to
Arsyad, A. (2011). Media Pembelajaran. Jakarta: Enhance Learning: An Interdisciplinary
PT Raja Grafindo Persada. Approach. Journal of Chemical Education,

114
Sulaiman Yahya, dkk. / Journal of Innovative Science Education1 6 (1) (2017)

86(10), 1202-1204. Rizkianawati, A., Wiyanto, & Masturi. (2015).


Matsuo, K., Barolli, L., Xhafa, F., Koyama, A., Implementasi Model Pembelajaran
& Duressi, A. (2012). New Function for Multidimensional pada Pembelajaran
Stimulating Leaners’ Motivation in a Fisika Untuk Meningkatkan Keterampilan
Web-Based e-Learning System. Journal of Proses Sains Siswa. Unnes Physics
Distance Education Technologies, 6(4), 34-49. Education Journal, 4(2), 62-68.
Nurhidayati, E., Binadja, A., & Supardi, I. K. Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-faktor Belajar
(2016). Penggunaan Learning Cycle Tipe yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka
7E Bervisi SETS Untuk Meningkatkan Cipta.
Penguasaan Konsep Kimia. Chemistry In Sutjiono. (2005). Media Pembelajaran. Jakarta:
Education, 5(1), 35-40. Rineka Cipta.
Prasetyo, Y.D., Yektyastuti, R., Solihah, M., Wahyudin, Sutikno, & Isa, A. (2010).
Ikhsan, J., & Sugiarto, K.H. (2015). Keefektifan Pembelajaran Berbantuan
Pengaruh Penggunaan Media Multimedia Menggunakan Metode Inkuiri
Pembelajaran Kimia Berbasis Android Terbimbing untuk Meningkatkan Minat
Terhadap Peningkatan Motivasi Belajar dan Pemahaman Siswa. Jurnal Pendidikan
Siswa SMA. Diperoleh di Fisika Indonesia, 6(1), 58-62.
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/penel Wiyanto, Nugroho, S.E., & Hartono. (2017).
itian/jaslin-ikhsan-drs-mappsc- The Scientific Approach Learning: How
phd/2015yogoandroid-untuk-motivasi.pdf prospective science teachers understand
(diakses tanggal 1 Oktober 2016). about questioning. Journal of Physics:
Pye, C. C. (2004). Chemistry and Song: A Novel Conference Series, 824(1), 012015.
Way To Educate and Entertain. Journal of
Chemical Education, 81(4), 507-508.

115

Anda mungkin juga menyukai