Satesik (Sains, Teknologi & Musik) untuk Meningkatkan Minat Belajar dan
Pemahaman Konsep Sains
1
Prodi Pendidikan IPA, Pascasarjana, Universitas Negeri Semarang, Indonesia
2
Jurusan Kimia, FMIPA, Universitas Negeri Semarang, Indonesia
3
Jurusan Fisika, FMIPA, Universitas Negeri Semarang, Indonesia
Abstract
___________________________________________________________________
Satesik is an acronym of Science, Technology, and Music, which is based on quantum teaching. Quantum
teaching is a learning strategy that helps teachers to convey the material through art, while Satesik is learning
that includes technology and music as a media to assist the teacher in the learning process, so that messages and
material to be submitted by teachers to students is really up without any distinction concept among students
and teachers. Satesik in the subject matter colloids to increase interest in science learning and the understanding
of scientific concepts students. Experimental design of this research is Control Group Pre Test-Post Test Design.
Interest in science learning evaluated by questionnaire for experimental class, while the understanding of
scientific concepts students evaluated by cognitive learning outcomes. The analysis of gain score is 0.72 in a
high category for interest in science learning, 0,65 for understanding of scientific concepts students of
experimental class, and 0,56 for understanding of scientific concepts students of control class. It showed that
Satesik can increase both, interest in science learning of students and understanding of scientific concepts
students. The conclusion of this research is the learning Satesik can increase interest in science learning and the
understanding of scientific concepts students.
Alamat korespondensi: p-ISSN 2252-6412
E-mail: sulaimanyahya44@gmail.com
e-ISSN 2502-4523
1
Sulaiman Yahya, dkk. / Journal of Innovative Science Education1 6 (1) (2017)
105
Sulaiman Yahya, dkk. / Journal of Innovative Science Education1 6 (1) (2017)
106
Sulaiman Yahya, dkk. / Journal of Innovative Science Education1 6 (1) (2017)
dilanjutkan dengan uji perbedaan dua rata-rata meliputi uji normalitas dan homogenitas. Data
untuk mengetahui kelas mana yang lebih baik. yang digunakan untuk uji normalitas dan
homogentias ini adalah data populasi yang
diperoleh dari nilai mid semester genap tahun
HASIL DAN PEMBAHASAN
pelajaran 2015/2016.
Hasil perhitungan normalitas dan
Analisis tahap awal digunakan untuk
homogenitas data populasi menggunakan nilai
melihat kondisi awal populasi sebagai
mid semester genap disajikan pada Tabel 1.
pertimbangan dalam pengambilan sampel yang
Normalitas
No Kelas
χ2hit χ2tabel Kriteria
1 XI MIA 1 2,77 6,25 Normal
2 XI MIA 2 3,23 6,25 Normal
3 XI MIA 3 2,46 6,25 Normal
4 XI MIA 4 0,60 6,25 Normal
5 XI MIA 5 5,36 6,25 Normal
6 XI MIA 6 3,46 6,25 Normal
Berdasarkan hasil uji homogenitas tidaknya peningkatan minat belajar siswa selama
diperoleh nilai χ2hit (1,67) <χ2tabel (11,07) proses pembelajaran melalui pendekatan Satesik.
sehingga dapat disimpulkan bahwa keenam kelas Sedangkan hasil pretest-posttest pemahaman
populasi bersifat homogen. Karena keenam kelas konsep siswa digunakan untuk mengetahui ada
populasi berdistribusi normal dan bersifat atau tidaknya peningkatan pemahaman konsep
homogen, maka dapat diambil 2 kelas secara kimia melalui pendekatan Satesik pada materi
acak sebagai sampel penelitian. Kelas XI MIA 1 pokok koloid, selain itu juga untuk menghitung
sebagai kelas eksperimen, sedangkan kelas XI seberapa besar pengaruhnya. Hasil pretest-
MIA 2 sebagai kelas kontrol. posttest siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol
Data pretest-posttest angket minat belajar dinyatakan dalam bentuk grafik seperti
siswa digunakan untuk mengetahui ada atau ditunjukkan pada Gambar 1.
107
Sulaiman Yahya, dkk. / Journal of Innovative Science Education1 6 (1) (2017)
108
Sulaiman Yahya, dkk. / Journal of Innovative Science Education1 6 (1) (2017)
109
Sulaiman Yahya, dkk. / Journal of Innovative Science Education1 6 (1) (2017)
untuk mempelajari konsep koloid melalui lagu. Selanjutnya, nilai post test minat belajar
Hal ini sesuai dengan penelitian Andre (2013) siswa dipisahkan berdasarkan indikator minat
yang menyimpulkan bahwa ada ketertarikan siswa yang dihitung prosentasenya. Hasil
mahasiswa pada perkuliahan biokimia melalui pemisahan minat belajar ini ditunjukkan oleh
lagu dan seni seperti opera untuk memberi Gambar 2.
informasi sejarah kimia.
110
Sulaiman Yahya, dkk. / Journal of Innovative Science Education1 6 (1) (2017)
Indikator kedua yaitu keterlibatan, yang melalui lagu. Pernyataan ini menunjukkan
diwakili oleh 4 pernyataan juga dalam angket bahwa siswa tertarik untuk menghafalkan lagu
minat minat belajar siswa. Pernyataan tersebut sesuai materi yang diajarkan. Ketertarikan siswa
adalah (1) saya merasa bahwa banyak yang untuk menghafal lagu mampu meningkatkan
belum saya ketahui dalam pelajaran kimia dan daya ingat siswa terhadap materi koloid
saya terus berusaha untuk mengetahuinya, (2) sehingga lebih mudah memahami materi yang
jika diberi tugas, saya mengerjakannya dengan disampaikan.
penuh tanggung jawab, (3) bila mendapat tugas Indikator terakhir untuk minat belajar
yang saya anggap sulit, saya berusaha mendapat siswa yaitu perhatian siswa. Perhatian siswa
sumber bacaannya atau berdiskusi dengan dapat diamati dari pernyataan siswa saya sering
teman-teman dan (4) saya saling berkomunikasi memperhatikan video yang ditampilkan oleh
dengan teman-teman dalam mempelajari guru, saya sering mengamati peristiwa di
pelajaran kimia. Skor tertinggi terlihat pada lingkungan sekitar yang berkaitan dengan
pernyataan yang kedua, yaitu sebesar 85%. konsep yang diajarkan dan saya sering
Hasil ini menunjukkan bahwa siswa memperhatikan guru dalam menyampaikan
bertanggungjawab penuh ketika diberi tugas. materi melalui lagu. Skor tertinggi untuk
Keterlibatan siswa ditunjukkan oleh indikator ini terlihat pada pernyataan saya
tanggungjawab siswa terhadap tugas yang sering memperhatikan guru dalam
diberikan. Adanya keterlibatan ini membuat menyampaikan materi melalui lagu. Hal ini
siswa menjadi termotivasi untuk mengikuti membuktikan adanya antusias siswa terhadap
kegiatan pembelajaran. Pernyataan ini sesuai penyampaian materi melalui lagu. Perhatian
dengan Khasanah, et al. (2015) yang siswa terhadap lagu yang disampaikan oleh
menyatakan bahwa keterlibatan siswa dalam guru dapat memotivasi siswa untuk
pembelajaran dari awal sampai akhir mampu menghafalkan lagu agar bisa mengikuti guru
membuat siswa termotivasi untuk mengikuti dalam bernyanyi, bahkan membuat lagu sendiri
pembelajaran. untuk materi lainnya.
Indikator selanjutnya yaitu ketertarikan. Uji hipotesis yang kedua yaitu uji
Indikator ini meliputi 4 pernyataan yaitu saya peningkatan pemahaman konsep sains siswa
merasa pembelajaran kimia ini sesuai dengan pada penerapan pendekatan Satesik materi
keinginan saya, saya merasa bahwa pokok koloid. Sama halnya dengan uji
pembelajaran kimia yang disampaikan melalui peningkatan minat belajar, uji yang digunakan
lagu menarik siswa untuk belajar, saya tertarik yaitu uji peningkatan gain score untuk
untuk menghafalkan lagu sesuai dengan konsep mengetahui ada atau tidaknya peningkatan
kimia yang diajarkan dan saya tertarik pemahaman konsep siswa setelah diterapkan
mengikuti pembelajaran kimia apabila pendekatan Satesik. Berbeda dengan minat
ditampilkan video sesuai dengan konsep yang belajar yang diukur melalui angket tanggapan
diajarkan. Skor tertinggi terlihat pada siswa, nilai pemahaman konsep ini diukur
pernyataan ketiga yaitu sebesar 89%. Hasil ini melalui hasil belajar kognitif berupa soal pilihan
mendukung penerapan pendekatan Satesik ganda yang disesuaikan dengan indikator
111
Sulaiman Yahya, dkk. / Journal of Innovative Science Education1 6 (1) (2017)
pemahaman konsep dan indikator materi dari manfaat penggunaan teknologi sebagai
koloid. Data yang digunakan niai pretest dan media seperti video, internet, dan animasi
postest soal, baik kelas eksperimen maupun pembelajaran lainnya. Suatu proses
kontrol. Hasil uji ini menunjukkan bahwa ada pembelajaran harusnya didukung oleh media
peningkatan pemahaman konsep pada kedua yang dapat membantu guru dan siswa dalam
kelas, yaitu sebesar 0,65 dengan kategori sedang proses belajar mengajar. Penggunaan media
pada kelas eksperimen dan 0,56 kategori sedang pembelajaran yang baik dan tepat dapat
juga pada kelas kontrol. Hasil tersebut ternyata mempermudah guru menyampaikan materi
lebih rendah dibandingkan hasil penelitian sehingga mudah diterima dan dipahami oleh
Rizkianawati, et al. (2015) yang mampu siswa. Hal ini sesuai dengan yang disampaikan
meningkatkan penguasaan konsep sains siswa oleh Emda (2011) bahwa penggunaan media
sebesar 0,77 dalam kategori tinggi setelah pembelajaran yang baik dan tepat dapat
diterapkan model pembelajaran membantu meningkatkan pengenalan dan
multidimensional. pemahaman terhadap materi yang diajarkan.
Besarnya peningkatan pemahaman Menurut Murphy & Beggs (2006), pembelajaran
konsep pada penerapan pendekatan Satesik IPA di sekolah dasar dan menengah dapat
tergolong kategori sedang dan tidak jauh mengembangkan kemampuan proses ilmiah
berbeda dengan kelas kontrol, ini terjadi karena (skill), mendorong pemahaman konsep dan
siswa yang belum terbiasa dengan pendekatan mengembangkan sikap positif terhadap ilmu
pembelajaran yang diterapkan. Ketika diberikan pengetahuan.
pendekatan pembelajaran yang baru tentunya Selain teknologi, musik juga berperan
siswa mulai beradaptasi dengan pendekatan dalam meningkatkan pemahaman konsep sains
pembelajaran tersebut. Adaptasi yang dilakukan siswa karena dapat membantu siswa menghafal
siswa untuk menerima pendekatan konsep-konsep koloid dengan cara yang
pembelajaran yang baru ini dinilai menunjukan menyenangkan yaitu menyanyikan sebuah lagu.
hal yang positif karena terdapat peningkatan Dengan belajar sambil bernyanyi, siswa menjadi
meskipun tidak besar. Selain belum terbiasanya tertarik mengikuti proses pembelajaran di kelas.
siswa, hal lain yang menjadi penyebab pengaruh Ada beberapa penelitian yang mengkaji tentang
pendekatan satesik tergolong kecil karena materi pengaruh musik dalam proses pembelajaran,
koloid merupakan materi yang informatif, salah satunya Salim (2010) menunjukkan
sehingga dapat dipelajari siswa sendiri melalui adanya pengaruh positif musik terhadap
sumber-sumber yang ada, tidak hanya di konsentrasi belajar siswa. Pengaruh positif ini
sekolah dengan bantuan guru. Oleh karena itu, berkaitan dengan emosional siswa. Secara
siswa pada kelas kontrol yang memanfaatkan psikologis, lagu yang berisikan lirik yang berasal
sumber belajar seadanya mampu mengimbangi dari konsep-konsep koloid bila dinyanyikan
siswa kelas eksperimen yang didukung oleh dengan lagu membuat siswa tanpa terbebani
pembelajaran Satesik. untuk menghapal. Sedangkan secara fisiologi
Peranan teknologi dalam meningkatkan konsep-konsep koloid yang dinyanyikan lewat
pemahaman konsep sains siswa dapat dilihat lagu terekam oleh otak. Dalam situasi otak kiri
112
Sulaiman Yahya, dkk. / Journal of Innovative Science Education1 6 (1) (2017)
sedang bekerja seperti memperhatikan materi- melakukan penelitian ini yaitu penggunaan
materi baru, musik membangkitkan reaksi otak jaringan internet. Jaringan internet yang
kanan yang intuitif dan kreatif, otak kanan yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari
cenderung terganggu dalam proses belajar wifi portable smartphone. Dengan adanya
mengajar merupakan penyebab mengapa jaringan internet, bisa lebih luas mengeksplore
kadang-kadang siswa melamun ketika ingin pengetahuan kimia koloid dari berbagai sumber
konsentrasi (Deporter & Hernacki, 2008). yang bisa dijadikan sebagai alat bantu saat
Peningkatan minat belajar dan menjelaskan materi koloid.
pemahaman konsep sains siswa dalam Teknologi dalam pembelajaran
penelitian ini menunjukan adanya pengaruh berpendekatan satesik merupakan suatu langkah
positif dari penggunaan teknologi dan musik inovatif dalam pembelajaran. Bersama dengan
dalam pembelajaran kimia. Penggunaan musik, menjadikan teknologi dan musik sebagai
teknologi berupa video, animasi dan android pasangan media yang saling melengkapi dalam
memberikan dampak yang baik terhadap membantu guru maupun siswa dalam proses
pengalaman belajar siswa. Pernyataan ini sesuai belajar mengajar. Jika teknologi membantu
dengan Inayati, et al. (2012) yang menggunakan dalam hal keefektifan dan keefisienan proses
media Swishmax untuk menarik minat belajar belajar mengajar, maka musik membuat proses
siswa melalui animasi-animasi sehingga lebih pembelajaran menjadi menyenangkan tanpa
mudah memahami materi. Selain itu, dengan melupakan konsep-konsep koloid. Hasil
adanya teknologi guru pun menjadi terbantu penelitian ini ternyata sesuai dengan hasil
karena pembelajaran bisa jadi lebih efektif dan penelitian yang dilakukan oleh Hamid (2014)
efisien. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan tentang keberhasilan musik dalam
Sutjiono (2005) bahwa media belajar itu meningkatkan hasil belajar aspek kognitif dan
diperlukan oleh guru agar pembelajaran berjalan afektif siswa yang tinggi dan Banerjee, et al.
efektif dan efisien. Selain itu, media dan (2015) tentang penggunaan teknologi dalam
teknologi, misal melalui simulasi dan video proses pembelajaran efektif dalam
yang ditampilkan, dapat menarik perhatian meningkatkan hasil belajar kognitif siswa.
siswa yang memungkinkan mereka terusik rasa Keefektifan penggunaan teknologi dan
ingin tahunya. Dengan demikian, media dapat musik sebagai media yang dapat membantu
dimanfaatkan untuk memfasilitasi siswa proses belajar mengajar ini membuktikan bahwa
sehingga mau bertanya (Wiyanto et al., 2017). Satesik berlandaskan pada Quantum Teaching
Hal ini tentu akan membuat proses belajar oleh Bobbi DePorter. Quantum teaching dapat
mengajar di kelas menjadi lebih efektif dan diartikan sebagai suatu pengubahan
efesien. pembelajaran yang menyenangkan sesuai
Meskipun demikian, kemudahan dan dengan situasi dan kondisi lingkungan kelas.
keuntungan yang diperoleh ketika Prinsip utama pembelajaran quantum teaching
menggunakan teknologi dalam proses belajar yaitu “bawalah dunia mereka ke dunia kita dan
mengajar berpendekatan satesik tentu memiliki antarkan dunia kita kedunia mereka” (Deporter,
kendala. kendala menggunakan teknologi saat et al., 2014). Kaitan penelitian ini dengan
113
Sulaiman Yahya, dkk. / Journal of Innovative Science Education1 6 (1) (2017)
quantum teaching yaitu memberikan Banerjee, G., Murthy, S., & Iyer, S. (2015).
Effect Of Active Learning Using Program
pengalaman belajar dengan nuansa belajar yang
Visualization In Technology-Constrained
menyenangkan tetapi tetap memperhatikan College Classrooms. Research andPractice in
Technology Enhanced Learning, 10(15), 1-25.
konsep-konsep materi koloid.
Crowther, G. (2012). Using Science Songs to
Penerapan pendekatan Satesik pada Enhance Learning: An Interdisciplinary
Approach. Life Sciences Education11: 26-
materi koloid di kelas tentunya memiliki
30.DePorter, B., Reardon, M.,.dan Sarah.
kelebihan maupun kekurangan. Kelebihan 2014. Quantum Teaching: Mempraktikkan
Quantum Learning di Ruang-Kelas.
penerapan pendekatan ini yaitu nuansa belajar
Bandung: Kaifa.
yang menyenangkan dapat memberikan De Porter, B. & Hernacki, M. (2008). Quantum
pengaruh positif terhadap minat belajar siswa Learning. Bandung: Kaifa.
Djaali. (2008). Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT.
sehingga lebih mudah memahami konsep materi Bumi Aksara.
koloid, sedangkan kekurangannya yaitu dapat Fitriani, S., Binadja, A., & Supardi, I.K. (2012).
Penerapan Model Connected Bervisi
mengganggu lingkungan sekitar kelas saat Science Environment Technology Society
proses belajar mengajar melalui teknologidan Pada Pembelajaran IPA Terpadu. Unnes
Science Education Journal, 1(2), 111-118.
musik. Penyajian video dan musik berupa Hamalik, O. (2008). Proses Belajar Mengajar.
nyanyian siswa di kelas akan menimbulkan Jakarta: Bumi Aksara.
Hamid, A. (2014). Keefektifan Pembelajaran
suara yang mungkin dapat terdengar keluar Ber-Background Musik Instrumental
kelas sehingga mengganggu proses belajar Klasik Terhadap Aspek Kognitif dan
Afektif Siswa. Jurnal Inovasi Pendidikan
mengajar di kelas lain. Untuk mensiasati ini, Sains 5(2), 103-111.
siswa dianjurkan untuk tidak bernyanyi dengan Ifadah, M. & Aimah, S. (2011). Keefektifan Lagu
Sebagai Media Belajar dalam Media
suara yang lantang, sehingga tidak terlalu Pengajaran Pronounciation/Pengucapan.
menggangu konsentrasi belajar di kelas sebelah. Semarang: Unimus.
Inayati, I., Subroto, T., & Supardi, I. K. (2012).
Pembelajaran Visualisasi, Auditori,
SIMPULAN Kinestetik Menggunakan Media
Swishmax Materi Larutan Elektrolit dan
Simpulan dari penelitian ini yaitu ada Non-elektrolit. Chemistry in Education, 2(1),
peningkatan minat belajar dan pemahaman 35-41.
Istiyana, N., Sari, & Masturi. (2016). Penerapan
konsep sains siswa pada penerapan pendekatan Model Pembelajaran Kooperatif STAD
Satesik materi pokok koloid. Besarnya Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep
dan Keterampilan Proses Belajar Fisika
peningkatan minat belajar dan pemahaman SMP Kelas VIII. Unnes Physics Education
konsep siswa pada penerapan pendekatan Journal, 5(1), 63-69.
Khasanah, R.A.N., Sarwi, & Masturi. (2015).
Satesik materi pokok koloid, yaitu berturut-turut Implementasi Model Project Based
sebesar 72% dan 65%. Learning Berbantuan LKS Untuk
Meningkatkan Penguasaan Konsep Fisika
Dan Performance Siswa. Unnes Physics
DAFTAR PUSTAKA Education Journal, 4(2), 83-89.
Kumbar, M. (2007). A Nine-Part Series on
Andre, P.J. (2013). Opera and Poison: A Secret Generating Music from Chemical
and Enjoyable Approach To Teaching and Processes. Journal of Chemical Education,
Learning Chemistry. Journal Chemistry 84(12), 1933-1936.
Education 90(3), 352-357. Last, A, M. (2009). Using Science Songs to
Arsyad, A. (2011). Media Pembelajaran. Jakarta: Enhance Learning: An Interdisciplinary
PT Raja Grafindo Persada. Approach. Journal of Chemical Education,
114
Sulaiman Yahya, dkk. / Journal of Innovative Science Education1 6 (1) (2017)
115