Original Paper
Dedi Setiawan 1*
1 Sekolah Menengah Pertama Negeri 3 Lingsar, Kabupaten Lombok Barat, NTB, Indonesia
DOI: https://doi.org/10.29303/jcar.v3i1.629
*Corresponding Author: Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk memperkenalkan Segitiga Bongkar
Dedi Setiawan, Sekolah Pasang sebagai sebuah media pembelajaran materi Matematika untuk
Menengah Pertama Negeri 3 sekolah di daerah tertinggal seperti SMP Terbuka. Pembuatan media
Lingsar, Kabupaten Lombok dilakukan untuk membuat pembelajaran lebih menarik dan realistis pada
Barat, NTB, Indonesia. 15 Tempat Kegiatan Belajar (TKB) SMP terbuka Narmada I yang berinduk
Email: di SMPN 3 Lingsar seperti TKB Mandiri Montong Buwuh II. Jenis
dsetiawan_smp3@gmail.com penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas dengan
melibatkan 7 orang siswa kelas VII. Teknik pengumpulan data pada hasil
belajar dengan memberikan tes evaluasi pada siswa setelah pembelajaran
berlangsung di setiap siklus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan
KKM 70, ketuntasan klasikal siswa pada Siklus I sebesar 28,6% dan
meningkat menjadi 85.7% pada Siklus II. Berdasarkan hal tersebut dapat
disimpulkan bahwa penerapan media Segitiga Bongkar Pasang dengan
strategi STAD dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Kata kunci: Media Segitiga Bongkar Pasang; Strategi STAD; Hasil belajar
© 2020 The Author(s). This open access article is distributed under a Lisensi
Creative Commons 4.0 Internasional
Journal of Classroom Action Research, 2021 (3) 1 : 7-14 e-ISSN:2656-2340 , p-ISSN: 2656-3460
8
Journal of Classroom Action Research, 2021 (3) 1 : 7-14 e-ISSN:2656-2340 , p-ISSN: 2656-3460
9
Journal of Classroom Action Research, 2021 (3) 1 : 7-14 e-ISSN:2656-2340 , p-ISSN: 2656-3460
kegiatan yang telah dilakukan dapat Disamping itu dilakukan tes akhir pada
meningkatkan hasil belajar peserta didik. setiap tindakan untuk mengukur hasil belajar
Apabila dalam pelaksanaan pada siklus I Matematika dan tingkat keberhasilan
belum berhasil atau belum sesuai dengan pembelajaran tiap siklus. Tes merupakan
kriteria keberhasilan maka dilanjutkan prosedur yang digunakan untuk mengadakan
pada siklus II. penilaian yang berbentuk suatu tugas atau
serangkaian tugas yang harus dikerjakan satu
2. Tahap II kelompok sehingga menghasilkan suatu nilai
Apabila refleksi siklus I memperoleh tentang keterampilan atau hasil belajar siswa
hasil kurang optimal maka pada siklus II perlu tersebut yang dapat dibandingkan dengan
dilakukan perbaikan dari siklus sebelumnya. nilai yang dicapai oleh siswa atau dengan
Perbedaan pada siklus II merupakan standar nilai yang ditetapkan (Arikunto, 2011).
perbaikan dari siklus sebelumnya yang Hasil belajar dianalisis secara deskriptif
berdasarkan hasil refleksi. Pada siklus II dengan mencari ketuntasan belajar secara
tindakan yang dilakukan sama dengan siklus I klasikal minimal 85 % dari jumlah siswa yang
dengan memperhatikan kekurangan pada memperoleh nilai 74 keatas yang dilihat pada
siklus I. hasil evaluasi tiap-tiap siklusnya. Persamaan
Teknik pengumpulan data dari ketuntasan klasikal adalah:
penelitian ini adalah dengan observasi ………………..…..……. (2)
terhadap kegiatan pembelajaran yang lebih
Keterangan :
difokuskan untuk mengetahui keterlaksanaan KK = Ketuntasan klasikal
RPP selama proses pembelajaran. Catatan X = Jumlah siswa yang memperoleh nilai 75
lapangan juga dilakukan untuk memperoleh z = Jumlah siswa
data mengenai hal-hal yang tejadi selama
proses pembelajaran berlangsung yang tidak
Hasil dan Pembahasan
tercantum dalam lembar observasi. Data hasil
observasi aktivitas guru dalam keterlaksanaan
Ide Dasar Media Segitiga Bongkar Pasang
RPP dianalisis menggunakan rumus sebagai
Berdasarkan hasil survei di SMP
berikut:
Terbuka Narmada I, pembelajaran materi
……… (1) bangun datar segitiga umumnya dilaksanakan
Keterangan : menggunakan strategi pembelajaran langsung.
A = Jumlah langkah pembelajaran yang terlaksana Pemodelan segitiga hanya berupa gambar,
B = Jumlah langkah pembelajaran yang dimana guru akan menggambar di papan tulis
direncanakan beberapa jenis segitiga. Penulisan sudut dan
panjang sisi lebih banyak berdasarkan
Untuk mengetahui tingkat perkiraan dan intuisi guru yang telah menjadi
keterlaksanaan langkah pembelajaran, maka sebuah kebiasaan. Terkadang guru membekali
prosentase keterlaksanaan dicocokkan dengan diri dengan penggaris kayu ukuran satu meter
kriteria yang dilihat pada Tabel 1. dan sebuah busur derajat yang juga terbuat
Tabel 1: Pedoman Kategori Keterlaksanaan dari kayu. Meskipun demikian,
Pembelajaran pelaksanaannya tetap hanya untuk
Interval Kategori menggambar di papan tulis.
80% - 100% Sangat baik Berdasarkan hal tersebut, penulis
60% - 79% Baik
mencoba membuat sebuah segitiga dengan
40% - 55% Cukup
menyusun tiga buah penggaris yang
20% - 39% Kurang baik
< 20 % Tidak baik disediakan oleh sekolah. Dengan
mengkombinasikan posisi ketiganya, akan
10
Journal of Classroom Action Research, 2021 (3) 1 : 7-14 e-ISSN:2656-2340 , p-ISSN: 2656-3460
11
Journal of Classroom Action Research, 2021 (3) 1 : 7-14 e-ISSN:2656-2340 , p-ISSN: 2656-3460
berlangsung dilakukan observasi oleh guru direfleksikan bersama antara peneliti dan guru
bina sebagai observer. Hasil observasi bina guna perbaikan pada siklus II.
Tabel 3. Hasil rekap nilai tes formatif (siklus I dan Siklus II)
Siklus I Siklus II
No Nama Siswa
Nilai Tuntas Nilai Tuntas
1 Sare’ah 80 Ya 85 Ya
2 Meli Mulyana 65 Tidak 75 Ya
3 Lia Rohani 65 Tidak 75 Ya
4 Piati 50 Tidak 70 Tidak
5 Liza Septi Arini 55 Tidak 80 Ya
6 Julianti 75 Ya 85 Ya
7 Hendriani 60 Tidak 85 Ya
Ketuntasan klasikal 28.6 % 85.7 %
12
Journal of Classroom Action Research, 2021 (3) 1 : 7-14 e-ISSN:2656-2340 , p-ISSN: 2656-3460
13
Journal of Classroom Action Research, 2021 (3) 1 : 7-14 e-ISSN:2656-2340 , p-ISSN: 2656-3460
14