Anda di halaman 1dari 8

Serambi Akademica Vol. 8, No.

7, pISSN 2337–8085
Jurnal Pendidikan, Sains, dan Humaniora Oktober 2020 eISSN 2657- 0998

Penerapan Metode Demonstrasi Pada Materi Martiks Guna


Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Kelas XI IPS-1
Pada SMA Negeri 1 Bandar
Fitra

SMA Negeri 1 Bandar Kabupaten Bener Meriah


fitra010980@gmail.com

ABSTRAK

Matematika merupakan salah satu disiplin ilmu yang dipelajari dari sekolah dasar
sampai perguruan tinggi. Ketuntasan belajar siswa dalam bidang studi matematika
dapat diusahakan oleh guru melalui metode mengajar yang sesuai dengan bahan
yang diajarkan. Salah satu metode yang dapat digunakan dalam mengajar
matematika yaitu metode Demonstrasi. Penelitian ini tentang penerapan metode
demonstrasi pada materi Matriks dikelas XI IPS.1 SMA Negeri 1 Bandar.
Berdasarkan masalah “apakah siswa kelas XI IPS.1 SMA Negeri 1 Bandar yang
mengalami pembelajaran metode demonstrasi pada materi Matriks dapat mencapai
ketuntasan belajar”. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui ketuntasan
belajar siswa kelas XI IPS.1 SMA Negeri 1 Bandar dalam materi Matriks melalui
penerapan metode demonstrasi. Penelitian yang digunakan bersifat kuantitatif
dengan sampel penelitian adalah siswa kelas XI IPS.1 yang berjumlah 34 orang.
Penelitian ini dapat dijadikan masukan dan bahan acuan dalam mencapai ketuntasan
belajar siswa pada materi Matriks. Data yang tercantum dalam penelitian ini
diperoleh dari hasil jawaban siswa terhadap soal yang diberikan yang berbentuk
essay. Dari hasil jawaban siswa dengan menggunakan metode demonstrasi bahwa
Pada masa pra siklus nilai rata-rata adalah 60,47. Siswa yang mempunyai nilai di
bawah KKM (72) sebanyak 28 atau 82%, Pada siklus I, siswa yang mempunyai
nilai di bawah KKM sebanyak 14 atau 41% sedangkan yang sudah memenuhi
KKM (>72) adalah 20 siswa atau 59% masih dibawah indikator keberhasilan yaitu
75%, Pada siklus II nilai rata-rata yang diperoleh yaitu 78,18 melebihi rata-rata 75.
Siswa yang telah mencapai KKM sebanyak 29 atau 85% sehingga telah melebihi
indikator keberhasilan yang ditetapkan, sehingga pada siklus II perbaikan
pembelajaran dinyatakan berhasil. Kesimpulan dalam penelitian ini menunjukkan
bahwa Siswa kelas XI IPS.1 SMA Negeri 1 Bandar yang mengalami metode
pembelajaran demonstrasi pada materi Matriks dapat mencapai ketuntasan belajar.
Kata Kunci: Demontrasi, Matriks

PENDAHULUAN
Dalam rangka mencapai tujuan pengajaran, kegiatan belajar mengajar harus
diarahkan pada aktifitas pengajaran yang mampu mengembangkan segala potensi dan
kreatifitas siswa. Tinggi rendahnya tingkat kreatifitas belajar siswa di sekolah banyak
dipengaruhi oleh interaksi komponen-komponen pembelajaran. Pengajaran bukan hanya

1183
Fitra

memindahkan pengetahuan ke generasi muda, atau hanya proses perubahan kebudayaan


dan mengembangkan kepribadian. Pengajaran siswa yang baik melibatkan siswa secara
aktif dan meniadakan pandangan bahwa siswa sebagai makhluk pasif. Guru sebagai
pengajar tidak hanya menyampaikan materi, tetapi harus mampu mengorganisir proses
belajar mengajar, sehingga siswa termotivasi untuk belajar.
Menurut Sunaryo dalam Komalasari (2011: 2) belajar merupakan suatu kegiatan
dimana seseorang membuat atau menghasilkan suatu perubahan tingkah laku yang ada
pada dirinya dalam pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Menurut Lester D. Crow dalam
Syaiful (2012:13) belajar adalah upaya untuk memperoleh kebiasaan-kebiasaan,
pengetahuan, dan sikap-sikap. Sedangkan Hilgard dan Marquis berpendapat bahwa belajar
merupakan proses mencari ilmu yang terjadi dalam diri seseorang melalui latihan,
pembelajaran, dan sebagainya sehingga terjadi perubahan dalm diri. Sebagian orang
beranggapan bahwa belajar adalah semata-mata mengumpulkan atau menghafalkan fakta-
fakta yang tersaji dalam bentuk informasi atau materi pelajaran. Orang yang beranggapan
demikian biasanya akan segera merasa bangga ketika anak-anaknya telah mampu
menyebutkan kembali secara lisan sebagian besar informasi yang terdapat dalam buku tes
atau yang diajarkan oleh guru (Syah, 2011: 87-88). Usaha dan keberhasilan belajar
dipengaruhi oleh banyak faktor. Menurut Sukmadinata (2009: 162-163) factor-faktor
tersebut dapat bersumber pada dirinya atau di luar dirinya atau lingkungannya.
Pembenahan dalam pembelajaran perlu dilakukan, yaitu pembaharuan pada
pemilihan metode, penggunaan metode yang tepat, penyediaan media dan penanaman
konsep yang benar. Pembelajaran merupakan interaksi dua arah dari seorang guru dan
peserta didik, dimana keduanya terjadi komunikasi (transfer) yang intens dan terarah
menuju pada suatu target yang telah ditetapkan sebelumnya, Trianto (2010:17).
Pembaharuan bersifat memperbaiki dan menyempurnakan yang telah ada. Hasil yang
diharapkan dengan adanya pembaharuan pada pemilihan metode, penggunaan metode
yang tepat, penyediaan metode dan penanaman konsep yang benar adalah tujuan
pengajaran yang belum tercapai dapat diselesaikan dan dapat memperbaiki pemahaman
konsep yang salah pada diri siswa.
Pembenahan sistem pengajaran harus mampu membangkitkan minat para siswa
untuk belajar lebih aktif. Pembaharuan pengajaran, penerapan metode yang tepat,
penyediaan media pengajaran terutama harus dilakukan dalam pendidikan matematika.
Karena dalam pendidikan matematika secara umum masih banyak kendala dan masalah
yang dihadapi, misalnya nilai anak untuk mata pelajaran matematika rendah, pelajaran
matematika belum mempunyai makna sebagai bagian dalam kehidupans sehari-hari,
pelajaran matematika masih dianggap sebagai pelajaran yang sulit, pembelajaran
matematika yang dilaksanakan guru masih cenderung bersifat konfensional, minimnya
penerapan metode demonstrasi dalam pembelajaran matematika, minimnya daya inovatif,
kreatifitas dalam pembelajaran matematika menjadikan mata pelajaran ini tidak disukai
anak.
Matematika merupakan salah satu ilmu pengetahuan yang sangat penting dalam
kehidupan. Menurut Novita E.I dan Anita Listiara (2006: 11) salah satu alasan mengapa
matematika dipelajari adalah karena berguna, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun
1184
Serambi Akademica Vol. 8, No. 7, pISSN 2337–8085
Jurnal Pendidikan, Sains, dan Humaniora Oktober 2020 eISSN 2657- 0998

sebagai bahasa dan alat dalam perkembangan sains dan tehnologi. Matematika memuat
suatu kumpulan konsep dan operasi-operasi, tetapi di dalam pembelajaran matematika
pemahaman siswa mengenai hal-hal tersebut lebih objektif dibanding mengembangkan
kekuatannya dalam perhitungan-perhitungannya (Hendriana dan Soemarmo, 2014: 6).
Nurhadi (2010) menjelasakan fungsi matematika adalah mengembangkan kemampuan
menghitung, mengukur, menurunkan dan menggunakan rumus matematika yang
diperlukan dalam kehidupan sehari-hari melalui materi pengukuran dan geometri, aljabar
dan trigonometri, matematika juga berfungsi mengembangkan kemampuan
mengkomunikasikan gagasan dengan bahasa melalui model matematika yang dapat berupa
kalimat dan persamaan matematika, diagram, grafik, atau tabel.
Dari data di SMA Negeri 1 Bandar, ternyata prestasi pembelajaran matamatika
siswa masih di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), baik secara individual
maupun secara klasikal. Hal ini disebabkan karena di dalam kegiatan belajar hanya
mengandalkan teori dan kurang menyadari pentingnya pendekatan pembelajaran yakni
metode pembelajaran. Berdasarkan kajian latar belakang masalah tersebut di atas, maka
ditemukan permasalahan dalam pembelajaran matematika di SMA Negeri 1 Bandar
sebagai berikut: 1) Prestasi matematika siswa SMA Negeri 1 Bandar masih tergolong
sedang, 2) Pelajaran matematika belum memiliki makna sebagai bagian dalam kehidupan
sehari-hari, 3) Pelajaran matematika masih dianggap sebagai pelajaran yang sulit, 4)
Pembelajaran matematika yang dilaksanakan oleh guru masih bersifat konvensional, 5)
Minimnya penerapan metode demonstrasi dalam pembelajaran matematika khususnya
Matriks, 6) Minimnya guru dalam pembelajaran menggunakan media atau alat peraga.
Agar kualitas pendidikan anak meningkat maka seorang guru harus tahu
pentingnya metode pembelajaran. Ada tiga cara utama dalam belajar yaitu model visual,
auditorial, dan kinestetik. Visual adalah belajar melalui indra penglihatan. Auditorial
adalah belajar melalui indra pendengaran. Kinestetik adalah belajar melalui peraba dan
penglihatan. Dari ketiga cara tersebut harus didukung oleh sarana dan prasarana dan tidak
kalah pentingnya dengan metode demonstrasi. Dengan metode demonstrasi ini ketiga cara
turut bisa menyatu sehingga belajar anak lebih maksimal. Dalam hal ini penulis mencoba
menerapkan metode demonstrasi dalam pemahaman Matriks guna meningkatkan prestasi
belajar matematika kelas XI IPS-1 di SMA Negeri 1 Bandar.
Menurut Sanjaya (2008: 152) metode demontrasi adalah metode penyajian
pembelajaran yang memperagakan dan mempertunjukkan kepada peserta didik tentang
suatu proses, situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekedar tiruan.
Walaupun dalam proses demontrasi peran peserta didik hanya sekedar memperhatikan,
akan tetapi demontrasi dapat menyajikan bahan pelajaran lebih konkret. Hall ini sejalan
dengan yang diungkapkan oleh Roestiyah (2008: 80) yang menyatakan bahwa metode
demonstrasi adalah cara mengajar agar seorang siswa menunjukan dan memperlihatkan
sesuatu proses/kegiatan percobaan. Langkah-langkah penggunaan metode demontrasi
adalah : 1) Persiapan pemakaian metode demonstrasi, meliputi : mengkaji kesesuaian
metode terhadap tujuan yang akan dicapai, analisis kebutuhan peralatan untuk
demonstrasi, mencoba peralatan dan analisis kebutuhan waktu dan merancang garis-garis

1185
Fitra

besar demonstrasi. 2) Pelaksanaan pemakaian metode demonstrasi, meliputi :


mempersiapkan peralatan dan bahan yang diperlukan untuk demonstrasi, memberikan
pengantar demonstrasi untuk mempersiapkan para siswa mengikuti demonstrasi, berisikan
penjelasan tentang prosedur dan instruksi keamanan demonstrasi, dan memeragakan
tindakan, proses atau prosedur yang disertai penjelasan, ilustrasi dan pertanyaan. 3) Tindak
lanjut pemakaian metode demonstrasi, meliputi : Diskusi tentang tindakan, proses atau
prosedur yang baru saja didemonstrasikan, memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mencoba melakukan segala hal yang telah didemonstrasikan.
Metode demonstrasi sejenis dengan metode ceramah dan ekspositori. Kegiatan
belajar mengajar berpusat pada guru atau guru mendominasi kegiatan belajar mengajar.
Tetapi pada metode demontrasi aktivitas murid lebih banyak dilibatkan. Dengan demikian
dominasi guru akan lebih berkurang. Ciri metode demontrasi tampak dengan adanya
penonjolan mengenai suatu kemampuan, misalnya kemampuan guru membuktikan dalil,
atau menurunkan rumus, atau memecahkan soal cerita. Sedangkan yang berhubungan
dengan alat, maka guru dan murid sama-sama berperan dalam proses pembelajaran.
Tujuan dan fungsi metode demonstrasi 1) mengajarkan suatu tindakan, proses, atau
prosedur ketrampilan-ketrampilan fisik/motorik, 2) Mengembangkan kemampuan
pengamatan pendengaran dan penglihatan para siswa secara bersama-sama, 3)
Mengkonkretkan informasi yang disajikan kepada para siswa.
Pengajaran matematika akan menunjukkan hasil memuaskan, jika pengajaran
mampu menyampaikan konsep dengan benar, mampu memilih pendekatan dalam
mengajar dengan benar. Matematika tidak akan menjadi sulit jika sejak dini ditanamkan
dan diawali dengan penyampaian konsep-konsep secara benar. Hal yang perlu
diperhatikan adalah penanaman konsep pada anak yang benar, pembelajaran yang
menyenangkan, dihadapkan pada benda-benda yang ada di sekelilingnya serta benda yang
sesungguhnya.
Berdasarkan uraian tersebut di atas maka judul dalam Penelitian Tindakan Kelas ini
adalah “Penerapan Metode Demonstrasi Pada Materi Matriks Guna Meningkatkan Prestasi
Belajar Matematika Kelas XI IPS-1 SMA Negeri 1 Bandar Tahun Pelajaran 2018/2019”.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Bandar. Subjek penelitian ini adalah
siswa dan guru matematika SMA Negeri 1 Bandar. Siswa yang dijadikan subjek penelitian
ini adalah siswa kelas XI IPS-1 dengan jumlah siswa 34 orang. Dengan perkataan lain,
kelas XI IPS-1 ditetapkan sebagai setting kelas. Sementara itu guru yang dijadikan subjek
penelitian adalah peneliti sendiri dengan dibantu dengan teman sejawat selaku observer
yang juga guru bidang studi matematika. Teknik pengumpulan data dalam penelitian
melalui observasi, dokumentasi dan wawancara. Teknik analisis data yang digunakan
adalah teknik deskriptif komparatif dan teknik analisis kritis.Teknik deskriptif komparatif
digunakan untuk membandingkan hasil antar siklus yaitu prestasi belajar siswa pada
konsep Matriks sebelum siklus, siklus I dan siklus II. Sedangkan teknik analisis kritis

1186
Serambi Akademica Vol. 8, No. 7, pISSN 2337–8085
Jurnal Pendidikan, Sains, dan Humaniora Oktober 2020 eISSN 2657- 0998

untuk menganalisis hasil observasi dari teman sejawat dan wawancara dengan siswa yang
telah terkumpul.

HASIL PENELITIAN DA N PEMBAHASAN


Kondisi Awal (Pra Siklus)
Dalam pos tes yang diadakan sebelum perbaikan (pra siklus) siswa kelas XI IPS-1
SMA Negeri 1 Bandar mengalami kesulitan dalam pembelajaran Matematika, khususnya
dalam hal pemahaman terhadap Pokok Bahasan Matriks, dimana rata-rata nilai yang
dicapai adalah 60 jauh di bawah nilai KKM yang telah ditetapkan yaitu 72. Kondisi ini
sangat merisaukan pihak sekolah, khususnya para guru matematika karena rendahnya
prestasi di bidang Matematika sehingga berpengaruh pada persiapan pada ujian nasional.
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pada mata pelajaran Matematika Pokok
Bahasan Matriks adalah 72. Siswa yang belum memenuhi KKM (< 72) adalah sebanyak
28 siswa atau 82% sedangkan yang sudah memenuhi KKM (>78) adalah sebanyak 6 siswa
atau 18%. Dengan demikian tingkat ketuntasan siswa masih kurang dari 75% sehingga
memerlukan tindakan perbaikan pembelajaran agar tingkat ketuntasan siswa dalam pokok
bahasan Matriks dapat meningkat.
Nilai terendah yang diperoleh siswa adalah 30 dan nilai tertinggi adalah 82.
Berdasarkan hal tersebut dapat dibuat sebaran frekuensi skor hasil belajar matematika pada
Pokok Bahasan Matriks yang dibagi ke dalam lima interval kelas sebagai berikut :
Tabel 1. Sebaran Frekuensi Skor Hasil Belajar Matematika Pokok Bahasan Matriks
Siswa Kelas XI IPS-1 SMA Negeri 1 Bandar Pra Siklus
Pra Siklus
No Nilai Jumlah Siswa Persentase
1 30 s/d 39 4 11%
2 40 s/d 49 6 18%
3 50 s/d 59 5 15%
4 60 s/d 69 10 29%
5 70 s/d 79 6 18%
6 80 s/d 89 3 9%
Jumlah 34 100%
Siklus I
a. Perencanaan
Pada kondisi awal sebelum diadakan perbaikan (pra siklus) siswa kelas XI IPS-1
SMA Negeri 1 Bandar yang memenuhi KKM sebanyak 6 siswa atau 18% sedangkan 28
siswa atau 82% lainnya tidak dapat memenuhi KKM. Adapun kriteria tindakan dianggap
berhasil apabila telah mencapai 75%. Melihat rendahnya prestasi belajar siswa ini maka
diadakan perbaikan pembelajaran dengan Siklus I untuk meningkatkan hasil belajar
Matematika pada pokok bahasan Matriks dengan menggunakan metode demonstrasi
dengan langkah sebagai berikut :
1) Mempersiapkan perangkat pembelajaran
2) Mendemonstrasikan konsep Matriks di hadapan siswa.
1187
Fitra

3) Secara individu siswa diberi tugas soal-soal konsep Matriks.


4) Memberi tes akhir
5) Menilai hasil tes akhir.
6) Refleksi
b. Pelaksanaan Tindakan
Tindakan penelitian yaitu melaksanakan kegiatan perbaikan pembelajaran pada
pokok bahasan Matriks dengan metode demonstrasi. Selama kegiatan berlangsung
diadakan pengamatan pada pelaksanaan perbaikan pembelajaran. Nilai terendah yang
diperoleh siswa adalah 60 dan nilai tertinggi adalah 90. Berdasarkan hal tersebut dapat
dibuat sebaran frekuensi skor hasil belajar Matematika pada Pokok Bahasan Matriks yang
dibagi ke dalam empat interval kelas sebagai berikut :
Tabel 2. Sebaran Frekuensi Skor Hasil Belajar Matematika Pokok Bahasan Matriks
Siswa Kelas XI IPS-1 SMA Negeri 1 Bandar Siklus I
Siklus I
No Nilai Jumlah Siswa Persentase
1 60 s/d 69 5 15%
2 70 s/d 79 16 47%
3 80 s/d 89 12 35%
4 90 s/d 99 1 3%
Jumlah 34 100%
c. Refleksi
Pada Siklus I terjadi peningkatan prestasi belajar matematika pokok bahasan Matriks.
Dimana sebelum perbaikan rata-rata yang dicapai adalah 60,64 meningkat menjadi 74,41. Kriteria
Ketuntasan Minimal pada pelajaran Matematika Pokok Bahasan Matriks adalah 72. Siswa yang
belum memenuhi KKM (< 72) adalah 14 siswa atau 41% sedangkan yang sudah memenuhi KKM
(≥72) adalah 20 siswa atau 59%.
Berdasarkan perbaikan Siklus I terjadi peningkatan hasil belajar, dimana pada Pra Siklus
yang tidak memenuhi KKM sebanyak 25 siswa pada Siklus I berkurang menjadi 14 siswa. Kriteria
Ketuntasan Minimal belum melampaui indikator perbaikan pembelajaran 75% yaitu sebesar 59%.
Dan rata-rata nilai evaluasi masih di bawah 75 yaitu 74,41 sehingga Siklus I dianggap gagal.
Kegagalan ini dikarenakan dalam menggunakan metode demonstrasi guru belum melibatkan siswa
untuk aktif secara maksimal. Untuk menyikapi hal ini, maka peneliti mengadakan perbaikan
pembelajaran Siklus II agar pembelajaran Matematika pada Pokok Bahasan Matriks dapat
memenuhi KKM yang ditetapkan.

Siklus II
a. Perencanaan
Setelah diadakan perbaikan dengan siklus I pada pembelajaran Matematika Pokok
Bahasan Matriks siswa kelas XI IPS-1 SMA Negeri 1 Bandar, diperoleh hasil bahwa siswa
yang memenuhi KKM sebanyak 20 siswa atau 59% sedangkan 14 siswa atau 41% tidak
dapat memenuhi KKM. Rata-rata yang dicapai adalah 74,41masih di bawah indikator yang
ditetapkan yaitu 75. Dengan melihat kenyataan ini maka diadakan perbaikan pembelajaran
dengan Siklus II untuk meningkatkan prestasi belajar Matematika Pokok Bahasan Matriks
dengan menggunakan metode demonstrasi dengan langkah sebagai berikut :
1188
Serambi Akademica Vol. 8, No. 7, pISSN 2337–8085
Jurnal Pendidikan, Sains, dan Humaniora Oktober 2020 eISSN 2657- 0998

1) Mempersiapkan perangkat pembelajaran


2) Sebelum proses pembelajaran berlangsung guru mengelola kelas sehingga kelas
menjadi kondusif.
3) Guru menjelaskan konsep Matriks dengan metode demonstrasi.
4) Guru memberi tugas kepada siswa dan secara bergantian siswa maju ke depan untuk
mendemonstrasikan jawaban soal yang telah dikerjakannya.
5) Memberi penguatan dengan perijinan dan acungan jempol kepada siswa yang
menjawab dengan benar.
6) Guru bersama-sama siswa membuat kesimpulan materi.
7) Memberi tes akhir. Secara individu siswa yang belum tuntas diberi soal perbaikan
dan siswa yang sudah tuntas diberi soal pengayaan.
8) Menilai hasil tes akhir.
9) Refleksi

b. Pelaksanaan Tindakan
Tindakan penelitian yaitu melaksanakan kegiatan perbaikan pembelajaran pada
Pokok Bahasan Matriks dengan metode demonstrasi. Selama kegiatan berlangsung
diadakan pengamatan pada pelaksanaan perbaikan pembelajaran. Nilai terendah yang
diperoleh siswa adalah 65 dan nilai tertinggi adalah 95. Berdasarkan hal tersebut dapat
dibuat sebaran frekuensi prestasi belajar Matematika pada Pokok Bahasan Matriks yang
dibagi ke dalam empat interval kelas sebagai berikut :
Tabel 3. Sebaran Frekuensi Prestasi Belajar Matematika Pokok Bahasan Matriks
Siswa Kelas XI IPS-1 SMA Negeri 1 Bandar Siklus II
Siklus II
No Nilai Jumlah Siswa Persentase
1 60 s/d 69 5 15%
2 70 s/d 79 18 53%
3 80 s/d 89 8 23%
4 90 s/d 100 3 9%
Jumlah 34 100%
c. Refleksi
Pada Siklus II ini hasil prestasi belajar terdapat 5 siswa atau 15% yang mendapat
nilai di bawah KKM yang ditetapkan yaitu 72 sedangkan 29 siswa atau 85% siswa telah
memenuhi KKM. Karena pada Siklus II ini tingkat ketuntasan siswa melebihi indikator
kinerja yang ditetapkan yaitu 75%, dan rata-rata yang diperoleh 78,18 melebihi rata-rata
75 maka perbaikan pembelajaran Siklus II dinyatakan berhasil.

PENUTUP
Simpulan
Berdasarkan hasil pengolahan data dari perbaikan pembelajaran yang telah
dilaksanakan dapat ditarik kesimpulan :

1189
Fitra

1. Penggunaan metode demonstrasi dengan melibatkan siswa secara aktif dalam


pembelajaran matematika pada Pokok Bahasan Matriks sangat efektif untuk
memudahkan siswa dalam memahami materi.
2. Hasil dari Penelitian Tindakan Kelas ini adalah:
a. Pada kondisi awal diperoleh hasil yang tidak memuaskan dimana sebanyak 28
siswa atau 82% tidak tuntas karena di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) yaitu 72. Sedangkan yang mencapai KKM sebanyak 6 siswa atau 18%.
Rata-rata prestasi belajar matematika juga rendah yaitu 60,47 masih kurang dari
rata-rata 75.
b. Siklus I, sebanyak 20 siswa atau 59% tuntas, sedangkan 14 siswa atau 41%
siswa tidak tuntas. Tingkat ketuntasan ini masih di bawah 75%. Dan rata-rata
prestasi belajar yang dicapai 74,41 masih berada di bawah rata-rata sesuai
indikator keberhasilan yaitu 75, maka diadakan lagi perbaikan pembelajaran
dengan siklus II.
c. Siklus II, sebanyak 29 siswa atau 85% tuntas dan 5 siswa atau 15% tidak tuntas.
Rata-rata prestasi belajar matematika yaitu 78,18 berada di atas dari rata-rata 75.
dengan hasil ini perbaikan pembelajaran pada siklus II dengan menggunakan
metode demonstrasi telah berhasil.

DAFTAR PUSTAKA
Hendriana, Heris dan Soemarmo, Utari.2014. Penilaian Pembelajaran Matematika.
Bandung: Refika Aditama.
Komalasari, Kokom. 2011. Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi. Bandung:
PT. Refika Aditama.
Novita E.I dan Anita Listiara. 2006. Evektifitas Metode Pembelajaran Gotong Royong
untuk Menurunkan Kecemasan Siswa dalam Menghadapi Pelajaran Matematika.
Semarang: Jurnal Psikologi Unversias Diponegoro Vol. 3 No. 1, 2006 hal 11.
Rosmaini Sembiring dan Julaga Situmorang. 2010. Pengaruh Model Pembelajaran dan
Gaya Belajar Terhadap Hasil Belajar Matematika. Medan: Jurnal Pendidikan
Universitas Medan, 2010, hal 2.
Roestiyah. 2008. Model dan Metode Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Sanjaya, Wina. 2008. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
Jakarta: kencana prenada media group.
Syaiful Sagala. 2012. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : Alfabeta.
Syah, Muhibbin. 2011. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2009. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya.
Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana.

1190

Anda mungkin juga menyukai