Anda di halaman 1dari 9

ANALISIS DAN SINTESIS JURNAL PENELITIAN CONTEXT-BASED LEARNING

diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah


Metode Penelitian Pendidikan Kimia

Dosen Pengampu:

1. Prof. Dr. Liliasari, M.Pd.


2. Dr. Sri Mulyani, M.Si.

Oleh

Arini Fadilah (1101706)

JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2014
UNDERSTANDING ACID-BASE CONCEPTS: EVALUATING THE EFFICACY OF
A SENIOR HIGH SCHOOL STUDENT-CENTRED INSTRUCTIONAL PROGRAM IN
INDONESIA

(MEMAHAMI KONSEP ASAM-BASA: MENGEVALUASI PENGARUH PROGRAM


INSTRUKSIONAL BERPUSAT-SISWA PADA SEKOLAH MENENGAH ATAS DI
INDONESIA)

SRI RAHAYU, A.L. CHANDRASEGARAN, DAVID F. TREAGUST, MASAKAZU


KITA dan SUHADI IBNU

International Journal of Science and Mathematics Education (2011) 9: 1439-1458


National Science Council, Taiwan (2011)

A. Latar Belakang
Program Penilaian Siswa Internasional pada bidang Matematika dan Sains
menyatakan bahwa performa siswa SMA di Indonesia pada bidang Matematika
dan Sains cukup buruk dibandingkan dengan siswa-siswa di negara
berkembang lainnya. Ini merupakan salahsatu alasan mengapa pemerintah
Indonesia sangat gigih dalam memperbaiki pendidikan sains, diantaranya
dengan merilis kurikulum baru tahun 2006 yang menyarankan bahwa pedagogi
yang harus diimplementasikan di seluruh jenjang pendidikan adalah
pembelajaran yang berpusat pada siswa dan menekankan pada kreativitas,
kompetensi, keterampilan dan pengalaman nyata. Konsekuensinya, para guru
harus menciptakan lingkungan belajar yang memfasilitasi siswa untuk
membangun pemahaman sainsnya, keterampilannya, dan sikapnya, seperti
pembelajaran CTL (contextual teaching and learning) PAKEM. Namun,
perbaikan sulit dilakukan di jenjang SMA karena pembelajaran tradisional pada
sains, termasuk kimia, di Indonesia menjadi basis pembelajaran yang utama.
B. Landasan Teori
Terdapat 3 pendekatan, yaitu pertama pendekatan constructivist yang
menekankan pada proses berpikir siswa terhadap pengetahuan, sikap, motivasi,
dan gaya belajar yang mempengaruhi proses belajarnya. Kedua, pendekatan
inquiry yang menekankan bagaimana ilmuwan belajar tentang dunia dan
mengungkapkan penjelasan dari apa yang telah mereka kerjakan (melalui
keterampilan proses sains). Ketiga, pendekatan berbasis konteks (context-based
approach), dimana siswa harus mampu menyajikan apa yang dipelajarinya
tentang kimia dan menghubungkan materi tersebut pada aspek kehidupan
mereka. Model CTL yang memungkinkan dapat diterapkan di SMA-SMA di
Indonesia adalah model CTL 1: konteks sebagai penerapan konsep secara
langsung, dalam penelitian ini tentang materi asam-basa yang diilustrasikan
dengan menghubungkannya pada pengalaman sehari-hari siswa.
C. Rumusan Masalah
1. Apakah inovasi pengajaran pada materi asam-basa lebih efektif dalam
meningkatkan prestasi kognitif siswa daripada dengan pengajaran biasa?
2. Apa persepsi siswa terhadap keterlibatan dan kompetensi dalam melakukan
aktivitas ini dalam inovasi pengajaran materi asam-basa?
3. Apa persepsi siswa terhadap proses inovasi pengajaran dalam materi asam-
basa?
D. Metodologi
Metode yang digunakan adalah gabungan penelitian kuantitatif (desain quasi-
experimental) dan kualitatif. Partisipannya siswa SMA kelas 11 di Malang,
Indonesia, berjumlah 74 siswa; 36 siswa (13 laki-laki, 23 perempuan) di
kelompok eksperimen dan 38 siswa (13 laki-laki, 25 perempuan) di kelompok
pembanding. Kelas eksperimen menggunakan design student-centred
instructional (DSCI), sedangkan kelas pembanding menggunakan pembelajaran
biasa. Instrumen yang digunakan adalah achievement test, self-evaluation
questionnaire, open-ended questionnaire. Analisis data menggunakan software
SPSS dan ANCOVA.
E. Hasil
Secara signifikan, nilai rata-rata posttest kelompok eksperimen mengungguli
kelompok pembanding. Siswa juga menunjukkan respon yang positif dalam
kolaborasi dan partisipasinya dalam kegiatan penelitian. Melalui open-ended
questionnaire, hampir semua siswa dalam kelompok eksperimen menikmati
pelajaran dan merasa bahwa pemahaman mereka tentang materi asam-basa
telah membaik.
F. Kesimpulan
Desain pembelajaran berpusat-siswa (DSCI) secara signifikan meningkatkan
pemahaman siswa tentang konsep asam-basa dibandingkan dengan metode
pengajaran tradisional. Metode ini sangat efektif dalam meningkatkan
keterlibatan siswa dalam pembelajaran (siswa aktif). Ini mengindikasikan bahwa
inovasi pengajaran dapat menyebabkan pembelajaran yang efektif.
G. Komentar
1. Kelebihan
(a) Tahapan-tahapan metodologi penelitian dijelaskan secara rinci dan jelas
(b) Pembelajarannya menyeluruh; tidak hanya tentang pengetahuan
deklaratif (ceramah, diskusi, ekspositori) tetapi juga tentang pengetahuan
prosedural (demonstrasi)
(c) Desain pembelajaran ini dapat digunakan tidak hanya di Indonesia, tetapi
juga di negara lain
2. Kekurangan
(a) Desain pembelajaran hanya dapat diimplementasikan pada jumlah siswa
35-40 orang
(b) Dibutuhkan guru yang kompeten dalam menyampaikan materi asam-basa
menggunakan DSCI ini
(c) Perlu banyak waktu untuk persiapan dan pelaksanaan metode ini
THE EFFECT OF STORYLINES EMBEDDED WITHIN CONTEXT-BASED
LEARNING APPROACH ON GRADE 6 STUDENTS UNDERSTANDING OF
PHYSICAL AND CHEMICAL CHANGE CONCEPTS

(PENGARUH ALUR CERITA YANG DIMASUKKAN KE DALAM PENDEKATAN


PEMBELAJARAN BERBASIS KONTEKS PADA SISWA KELAS 6 DALAM
MEMAHAMI KONSEP PERUBAHAN FISIKA DAN KIMIA)

HLYA DEMIRCIOLU, MUSTAFA DIN, dan MUAMMER ALIK

Journal of Baltic Science Education Vol. 12 No. 5 2013

A. Latar Belakang
Karena siswa dikenalkan dengan konsep-konsep abstrak pada usia dini, mereka
menemukan begitu banyak konsep yang sulit untuk dipelajari dan
divisualisasikan. Ini berarti banyak konsep yang membutuhkan siswa untuk
memiliki kemampuan penalaran abstrak. Beberapa penelitian melaporkan
bahwa siswa di beberapa kelas berbeda mengalami kesulitan dalam memahami
konsep perubahan fisika dan kimia. Konsep perubahan fisika dan kimia
memiliki peran penting dalam memahami lebih lanjut tentang fenomena kimia
seperti kesetimbangan, redoks, radioaktivitas, dan reaksi kimia.
B. Landasan Teori
Ilmu di sekolah tidak dapat membuat siswa mempertahankan rasa ingin tahunya
terhadap dunia nyata, sehingga diperlukan alternatif pembelajaran lain.
Pendekatan pembelajaran berbasis konteks (CBL) menghubungkan ilmu
pengetahuan teoritis dengan kehidupan nyata, menghasilkan rasa ingin tahu
siswa dan meningkatkan antusiasme mereka terhadap sains. Alur cerita, ide-
ide kimia, dan aktivitas juga dapat memberikan kesempatan siswa untuk
menganalisis beberapa fenomena yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari
serta melihat bagaimana sains begitu relevan dengan kehidupan sehari-hari
(sebagai konteks). Ada banyak konsepsi alternatif mengenai perubahan fisika
dan kimia yang telah diperoleh di berbagai jenjang pendidikan, dan konsepsi-
konsepsi ini tidak membaik seiring dengan naiknya tingkat pendidikan (kelas).
Karena itu, untuk meminimalkan pengaruhnya terhadap pembelajaran lebih
lanjut, harus ditangani sejak dini dan diperkenalkan di kelas 6.
C. Rumusan Masalah
Apakah alur cerita yang dimasukkan ke dalam pendekatan pembelajaran
berbasis konteks (CBL) menyebabkan perubahan yang signifikan terhadap
siswa dalam memahami konsep perubahan fisika dan kimia?
D. Metodologi
Penelitian ini menggunakan metode pre-experimental (pre-test/post-test), tidak
memiliki kelompok pembanding (kelas kontrol). Untuk mengurangi ancaman
validitas dari dalam diri siswa terhadap pemahaman konsep perubahan fisika
dan kimia, peneliti menggunakan pre-test untuk mengetahui potensi awal siswa
serta menggunakan kuesioner Chemical and Physical Change Concept
Questionnaire (CPCCQ) untuk mengetahui pengaruh variabel bebas
(pendekatan pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini) terhadap
variabel terikat (pemahaman siswa). Partisipan yang dilibatkan adalah 35 siswa
(18 perempuan, 17 laki-laki) kelas 6 SMP di Kota Trabzon, Turki. Instrumen
yang digunakan adalah CPCCQ, terdiri dari 10 soal pilihan ganda (5 soal
tentang membedakan perubahan fisika dari perubahan kimia; 5 soal
mengidentifikasi perubahan struktur dalam dan luar (komposisi) suatu materi
pada perubahan fisika dan kimia) yang diberikan pada siswa sebagai pre-test 2
minggu sebelum pengajaran diberikan dan sebagai post-test 2 minggu
setelahnya. Pembelajaran dilakukan dalam bentuk diskusi kelas serta kelompok-
kelompok kecil. Analisis data menggunakan uji dua sisi (2-tailed) melibatkan
distribusi-t.
E. Hasil
Hasil menunjukkan perbedaan yang signifikan antara skor rata-rata pre- dan
post-test, nilai post-test lebih tinggi daripada nilai pre-test.
F. Kesimpulan
Metode alur cerita yang dimasukkan ke dalam pendekatan pembelajaran
berbasis konteks dapat meningkatkan prestasi siswa, pemahaman siswa dan
efektif dalam memperbaiki konsepsi alternatif mereka mengenai konsep
perubahan fisika dan kimia.
G. Komentar
1. Kelebihan
(a) Instrumen CPCCQ memiliki reliabilitas yang tinggi yaitu 0,82 sehingga
keajegan instrumen ini tidak diragukan lagi
(b) Dengan mengaplikasikan metode alur cerita yang dimasukkan ke dalam
CBL ini, guru dapat memahami cara menciptakan lingkungan
pembelajaran berpusat-siswa
2. Kekurangan
(a) Ternyata konsep perubahan fisika dan kimia tidak cukup dijelaskan
hanya dengan pendekatan CBL saja, tapi harus dibarengi dengan
pendekatan pembelajaran yang lain
HIGH-SCHOOL CHEMISTRY TEACHING THROUGH ENVIRONMENTALLY
ORIENTED CURRICULA

(PEMBELAJARAN KIMIA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS DENGAN


KURIKULUM BERORIENTASI LINGKUNGAN)

DAPHNA MANDLER, RACHEL MAMLOK-NAAMAN, RON BLONDER, MALKA


YAYON dan AVI HOFSTEIN

Chemistry Education Research and Practice, 2012, 13, 80-92

A. Latar Belakang
Berdasarkan rencana pendidikan jangka panjang, matematika, sains, dan teknik,
(sejalan dengan pemahaman proses sains, teknologi, dan persepsi global)
merupakan unsur esensial yang harus dikembangkan oleh siswa. Di sisi lain,
berbagai laporan telah mengindikasi kebutuhan yang meningkat untuk
mengembangkan pendidikan sains, matematika, dan teknologi di SMA. Melalui
diskusi bertahun-tahun, bersama komunitas pendidikan kimia, telah
menghasilkan berbagai laporan dan rekomendasi untuk memperbaiki kurikulum
kimia. Pembelajaran kimia dalam konteks isu dunia nyata telah dipilih sebagai
suatu cara untuk memotivasi siswa dan menarik perhatian siswa.
Pengimplementasian pembelajaran ini dalam isu lingkungan dan sosial dapat
mendekatkan siswa dengan kehidupan sekolah, sains, aplikasi sains dan
teknologi, serta evaluasi kritisnya.
B. Landasan Teori
Sebuah penelitian kuantitatif kecil telah mengeksplor bagaimana memasukkan
contoh yang sesuai ke dalam materi kimia atau aplikasi kimia jenis apa yang
paling berguna dalam mengembangkan pemahaman siswa. Chemistry in the
Community (ChemCom) (kurikulum berbasis konteks rancangan ACS) dalam
studi eksperimental menunjukkan bahwa siswa yang menggunakan kurikulum
ChemCom memiliki nilai posttes yang lebih baik daripada pembelajaran biasa.
Oleh karena itu, pengembang kurikulum haruslah membuat suatu pembelajaran
lingkungan yang memungkinkan siswa berinteraksi secara fisik dan intelektual
dengan pengenalan material melalui pengalaman dan pemikiran yang sesuai
serta aktivitas berbasis inkuiri.
C. Rumusan Masalah
1. Apakah pembelajaran kimia menggunakan kurikulum berbasis konteks,
konteks lingkungan, dapat mempengaruhi sikap siswa terhadap kimia secara
umum dan terhadap pembelajaran kimia di sekolah?
2. Apakah pembelajaran kimia dengan konteks lingkungan dapat
mempengaruhi persepsi siswa mengenai relevansi kimia di sekolah ke dalam
kehidupan mereka?
3. Adakah keterangan bahwa pembelajaran kimia menggunakan konteks
lingkungan meningkatkan kesadaran siswa terhadap isu lingkungan?
D. Metodologi
Populasi penelitian terdiri dari siswa kelas 12 (400 orang) dengan sampel 90
orang, 18 guru di 18 kelas, dan 16 sekolah jurusan kimia (sekolah ini memiliki
latar belakang akademik dan sosioekonomi rata-rata). Penelitian ini
menggunakan jenis penelitian kualitatif dan kuantitatif menggunakan unit I Have
Chemistry with the Environment. Kuantitatif: pretest dan postest; kualitatif:
wawancara semi-struktur pada individu dan kelompok kecil siswa. Selain itu,
siswa diminta memberikan 4 pertanyaan yang menarik perhatiannya tentang
kimia dalam konteks lingkungan.
E. Hasil
Setelah belajar I Have Chemistry with the Environment, terdapat peningkatan
yang signifikan dalam jumlah siswa yang melaporkan bahwa mereka
membicarakan kimia di luar kelas bersama teman dan keluarga. Sikap siswa
terhadap kimia secara umum dan terhadap pembelajaran kimia di sekolah juga
sesuai harapan (menunjukkan hasil yang positif dan persentase tinggi). Melalui
wawancara, motivasi dan kesadaran siswa terhadap fenomena lingkungan telah
tumbuh (bahkan secara signifikan). Mereka mengindikasi relevansi dan
pentingnya kimia pada kehidupan sehari-hari (melalui pertanyaan-pertanyaan
dalam pretest dan posttest)
F. Kesimpulan
Pembelajaran kimia dengan kurikulum berorientasi lingkungan (unit I Have
Chemistry with the Environment) menunjukkan hasil bahwa siswa memberikan
respon positif serta tingkat kesadaran akan hubungan antara kimia dan
fenomena lingkungan dalam kehidupan mereka pun meningkat. Siswa juga
menjadi lebih kritis dalam belajar dan dalam menanggapi data-data yang
diperoleh.
G. Komentar
1. Kelebihan
(a) Kurikulum berorientasi lingkungan I Have Chemistry with the
Environment dapat diterapkan dengan berbagai pendekatan seperti
aktivitas kelompok, pembelajaran kolaboratif, bermain peran dan projek
independen.
(b) Langkah-langkah pembelajaran diungkapkan secara rinci dan jelas
(termasuk bagan-bagan di dalamnya).
2. Kekurangan
(a) Soal pretest dan posttest tidak dibuat oleh peneliti, sehingga skor pretest
dan posttest dilihat dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan siswa.
Menurut saya ini terasa agak subjektif (walaupun persetujuan antar
peneliti mencapai 85%-95%)
SINTESIS JURNAL CONTEXT-BASED LEARNING
No Tahun Judul, Penulis, Jurnal Fokus Penelitian Hasil
1 2011 Understanding Acid-Base Penggunaan metode Secara signifikan, nilai rata-rata
Concepts: Evaluating The Design Student-Centred posttest kelompok eksperimen
Efficacy of a Senior High Insructional sebagai mengungguli kelompok pembanding.
School Student-Centred inovasi pembelajaran Siswa juga menunjukkan respon yang
Instructional Program in melalui 3 pendekatan: positif dalam kolaborasi dan
Indonesia ditulis oleh Sri constructivist, inkuiri, dan partisipasinya dalam kegiatan
Rahayu, et.al. dalam CTL untuk meningkatkan penelitian. Melalui open-ended
International Journal of prestasi kognitif siswa, questionnaire, hampir semua siswa
Science and Mathematics aktivitas, serta persepsi dalam kelompok eksperimen
Education (2011) 9: 1439- siswa dalam materi asam- menikmati pelajaran dan merasa
1458 basa. bahwa pemahaman mereka tentang
National Science materi asam-basa telah membaik.
Council, Taiwan (2011)
2 2013 The Effect of Storylines Penggunaan alur cerita Hasil menunjukkan perbedaan yang
Embedded Within yang dimasukkan ke signifikan antara skor rata-rata pre-
Context-Based Learning dalam pendekatan dan post-test, nilai post-test lebih
Approach on Grade 6 berbasis konteks untuk tinggi daripada nilai pre-test. Ini
Students Understanding meningkatkan terbukti dapat meningkatkan prestasi
of Physical and Chemical pemahaman siswa dalam siswa, pemahaman siswa dan efektif
Change Concepts ditulis materi perubahan fisika dalam memperbaiki konsepsi alternatif
oleh Hlya Demirciolu, dan kimia. mereka mengenai konsep perubahan
et.al. dalam Journal of fisika dan kimia.
Baltic Science Education
Vol. 12 No. 5 2013
3 2012 High-School Chemistry Penggunaan kurikulum Terdapat peningkatan yang signifikan
Teaching Through berorientasi lingkungan dalam jumlah siswa yang melaporkan
Environmentally dalam pembelajaran kimia bahwa mereka membicarakan kimia di
Oriented Curricula ditulis di SMA untuk luar kelas (persentase tinggi). Sikap
oleh Daphna Mandler, et.al. mengetahui pengaruh siswa terhadap kimia secara umum
dalam Chemistry Education terhadap sikap siswa, menunjukkan hasil yang positif.
Research and Practice, persepsi siswa, serta Melalui wawancara, motivasi dan
2012, 13, 80-92 kesadaran siswa terhadap kesadaran siswa terhadap fenomena
kimia dan relevansinya lingkungan telah tumbuh secara
dengan isu lingkungan signifikan. Mereka mengindikasi
dalam kehidupan sehari- relevansi dan pentingnya kimia pada
hari. kehidupan sehari-hari.

Rangkuman Hasil Analisis dan Peluang Penelitian


Materi-materi kimia di SMP maupun SMA memiliki konsep-konsep yang abstrak, sehingga membuat siswa
seringkali mengeluh betapa sulitnya belajar kimia dan memahami materi-materi di dalamnya. Siswa pun
akan menganggap kimia adalah hal yang mengerikan dan tidak menarik. Ini menyebabkan performa siswa
Indonesia (dalam bidang Matematika dan Sains) cukup buruk dibandingkan siswa di negara berkembang
lain. Jika hal ini terus dibiarkan maka akan berakibat fatal pada prestasi kognitif siswa bahkan perilaku
siswa yang memungkinkan mereka tidak peduli lagi terhadap isu lingkungan yang ada dalam kehidupan
sehari-hari.
Berbagai upaya telah dilakukan, termasuk oleh pemerintah dengan memperbaiki kurikulum pembelajaran
dan pemerintah pun merilis kurikulum 2006 yang didalamnya terdapat metode pembelajaran berpusat siswa.
Salah satu metode pembelajaran berpusat siswa adalah menggunakan pendekatan context-based learning
yang mengaitkan konsep-konsep materi kimia dengan dunia-nyata, sehingga dapat meningkatkan
pemahaman siswa terhadap materi kimia serta meningkatkan kesadaran dan kepedulian mereka terhadap isu
lingkungan yang ada dalam kehidupan sehari-hari.
Keefektifan pendekatan pembelajaran berbasis kontekstual dalam meningkatkan pemahaman siswa pada
materi elektrokimia dapat dijadikan sebagai bahan penelitian baru, sebab konsep-konsep elektrokimia dapat
dikaitkan dengan fakta-fakta dalam kehidupan sehari-hari siswa.

Anda mungkin juga menyukai