Anda di halaman 1dari 17

PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)

MENINGKATKAN EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN FISIKA SECARA

KELOMPOK DI KELAS XII SMA KRISTEN KARUNIA JAKARTA MELALUI

MODEL KOGNITIVISME

Disusun Oleh :

Nama : STEPHAN SUPANGAT, ST.

Nomor Peserta : 13016018410177

Kelas : FISIKA (8)

Asal Sekolah : SMA KRISTEN KARUNIA

PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU (PLPG)

RAYON 109

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

TAHUN 2013
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Mata Pelajaran Fisika di Sekolah Menengah Atas (SMA) memiliki tujuan agar
siswa dapat mempelajari dan memahami konsep - konsep fisika yang terjadi di alam dan
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Disamping itu, siswa juga diharapkan
dapat meningkatkan keterampilan dan kreativitas dalam menggunakan aplikasi-aplikasi yang
berhubungan dengan kebutuhan nyata. Berdasarkan pengalaman mengajar di SMA Kristen
Karunia, sebagian siswa SMA Kristen Karunia, pada umumnya kurang aktif dalam
melakukan kegiatan belajar mengajar Fisika. Hal ini tentu saja mengkhawatirkan, terutama
bagi anak-anak kelas XII yang akan melaksanakan Ujian Negara (UN), pada khususnya.
Peningkatan usia siswa yang memasuki masa di atas puber, banyaknya kesibukan dan
kesenangan di luar jam sekolah dan kurangnya ketertarikan pada pelajaran Fisika, karena
adanya anggapan yang menngatakan bahwa Fisika adalah pelajaran yang sulit dan tidak
menarik, membuat minat belajar siswa menjadi rendah. Latar belakang masalah lainnya yang
mendukung adalah siswa kurang memiliki rasa keingintahuan yang tinggi terhadap materi
yang disampaikan oleh guru dan kurang berani mengemukakan pendapat sendiri bila tidak
ada pernyataan tertulis di buku pelajaran. Hal ini akan membuat suasana pembelajaran Fisika
kurang memberikan pengalaman bermakna bagi siswa dan kadang menimbulkan rasa penat
dan jenuh. Siswa juga belum terbiasa mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan yang
diperoleh di sekolah dalam kehidupannya sehari – hari.
Motivasi belajar, tingkat kecerdasan dan pemahaman, kebiasaan, rasa percaya diri,
kompetensi guru, suasana kegiatan pembelajaran, sarana dan prasarana, kurikulum dan
kondisi lingkungan sekolah adalah beberapa faktor yang dapat berpengaruh terhadap
rendahnya sikap dan minat siswa belajar Fisika.
Meninjau masalah-masalah yang dipaparkan di atas, maka diperlukan adanya
strategi baru dalam metode pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif dan kolektif,
sehingga siswa termotivasi untuk meningkatkan kinerja dan hasil dalam proses belajar
mengajar pelajaran Fisika. Data nilai Fisika kelas XII SMA Kristen Karunia selama 3 tahun
terakhir menunjukkan bahwa persentase jumlah siswa yang memenuhi syarat ketuntasan nilai
ulangan untuk 3 bulan pertama ternyata mencapai 40% dari jumlah siswa kelas XII secara
keseluruhan. Rendahnya pemahaman konsep Fisika SMA yang cukup sulit juga menjadi
suatu kendala.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah tersebut diatas, maka dapat di
rumuskan masalah sebagai berikut :
 Bagaimanakah penerapan metode belajar dan merancang strategi yang tepat untuk
memahami konsep-konsep Fisika SMA
 Bagaimanakah merangsang minat belajar dan meningkatkan tingkat pemahaman
siswa terhadap konsep-konsep Fisika SMA
 Bagaimana mengevaluasi efektivitas strategi pembelajaran konsep-konsep Fisika
SMA
Masalah-masalah yang dirumuskan juga memiliki batasan dimana periode pelaksanaan
penelitian bukan bersifat long term, dimana data harus diolah dan dikaji sehingga akan ada
perubahan untuk memperbaiki penelitian yang dilakukan sehingga tujuan dapat tercapai
secara maksimal.

C. Pemecahan Masalah
Cara pemecahan masalah yang akan digunakan dalam Proposal PTK ini adalah
dengan metode pembelajaran model Kognitivisme teori Ausubel yang menekankan pada
aspek pengelolaan (organizer) dimana siswa diminta untuk mengelola sebuah organisasi
dalam skala kecil, dimana pengelolaan ini akan memiliki pengaruh utama dalam proses
pembelajaran. Seluruh siswa dalam satu kelas akan berada dalam suatu mekanisme yang
terintegrasi menjadi kelompok-kelompok kecil. Siklus 1 akan didasarkan atas konsep
pembelajaran yang aktif dan kolektif dalam mengkaji konsep dasar Fisika. Siklus 2 akan
menjadi lanjutan (apabila siklus 1 dianggap berhasil) dan akan didasarkan atas konsep
pembelajaran yang kreatif, inovatif dan terstruktur dalam fase pemantapan konsep.

D. Tujuan Penelitian
Tujuan umum Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah :
 Meningkatkan minat dan tingkat pemahaman siswa terhadap konsep-konsep Fisika
SMA
 Mengefektifkan cara belajar yang menarik dan inovatif untuk mendapatkan hasil yang
maksimal
 Meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dan memecahkan masalah para siswa
 Menciptakan suasana belajar mengajar yang efektif, kondusif dan berkualitas baik
kepada guru sebagai pihak pendidik dan murid sebagai pihak yang dididik.

E. Manfaat Penelitian
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini, diharapkan akan memberikan manfaat sebagai
berikut :
 Bagi siswa : dengan melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas ini, maka hasil
penelitian ini akan meningkatkan minat belajar siswa, pemahaman siswa terhadap
konsep – konsep Fisika dan kemampuan siswa untuk memecahkan masalah. Hal ini
disebabkan karena siswa akan belajar dalam suasana yang kondusif, menyenangkan
dan berkualitas, menelaah secara bersama-sama dan aktif, sehingga siswa dapat
mengingat konsep tersebut lebih lama dan memahaminya dengan lebih mendalam.
Siswa kelas XII juga akan lebih berkonsentrasi dan percaya diri dalam menghadapi
Ujian Negara, sehingga memperoleh hasil yang memuaskan
 Bagi guru : dengan melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas ini, maka hasil
penelitian ini akan meningkatkan mutu pembelajaraan di kelas dan memperbaiki
metode pembelajaran yang selama ini sudah dijalankan, namun kurang efektif. Selain
itu, guru akan terbiasa melakukan penelitian dan mengobservasi lingkungan dan
suasana belajar sehingga apatis dengan kondisi di dalam kelas. Nilai ketuntasan siswa
juga akan bertambah.
 Bagi sekolah : dengan melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas ini, maka hasil
penelitian ini akan meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah, khususnya dalam
pelajaran Fisika dan memperoleh hasil kelulusan yang sempurna di Ujian Negara
(UN), khususnya untuk siswa kelas XII
 Bagi dosen dan perguruan tinggi : dengan melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas
ini dimana sekolah bertindak sebagai mitra, maka dosen akan lebih memahami
kegiatan belajar mengajar di tingkat Sekolah Menengah Atas yang merupakan batu
pijakan dasar untuk masuk ke perguruan tinggi. Perguruan Tinggi juga akan lebih
mengerti permasalahan-permasalahan pembelajaran di sekolah dan cara pendekatan
yang dilakukan terhadap masalah-masalah tersebut.
BAB II
KAJIAN TEORITIK

Belajar adalah suatu hal yang mendasari kehidupan. Karena itulah proses
pembelajaran adalah suatu proses yang hakiki dan berlangsung dari awal mula kehidupan
manusia.
Hilgard dan Marqus menyatakan, bahwa belajar merupakan proses mencari ilmu yang
terjadi dalam diri seorang melalui latihan, pembelajaran dan sebagainya. Sedangkan menurut
Mursell, belajar adalah suatu upaya yang dilakukan dengan mengalami sendiri, menjelajahi,
menelusuri sendiri dan memperoleh sendiri. Karena itu suatu metode pembelajaran yang tepat
untuk diterapkan akan mengatasi masalah-masalah yang dihadapi.
Teori lainnya adalah Teori pembelajaran Problem Based Learning merupakan suatu
model pembelajaran yang melibatkan siswa untuk memecahkan masalah melalui tahap –
tahap model ilmiah sehingga siswa dapat mempelajari pengetahuan yang berhubungan
dengan masalah tersebut dan sekaligus memiliki keterampilan untuk memecahkannya. Lebih
lanjut Boud dan Felleti (1997), Foganty (1997) menyatakan bahwa Problem Based Learning
adalah suatu pendekatan pembelajaran dengan membuat konfrontasi kepada siswa dengan
masalah – masalah yang praktis, berbentuk iil-structured atau open ended melalui suatu
pemicu (stimulus).
Teori Efektif Belajar berkaitan dengan terlaksananya semua tugas pokok, tercapai
tujuan, tepat waktu, adanya partisipasi aktif masyarakat serta memanfaatkan sumber daya dan
sumber belajar untuk mewujudkan tujuan sekolah (Mulyasa, 2002).
Berbagai teori konsep pembelajaran akan memperkaya pemahaman, agar kita dapat
mendeskipsikan konsep yang dibahas. Konsep pembelajaran yang digunakan dalam
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah Teori Belajar Bermakna dari David Ausubel.
Teori Belajar Bermakna dari Ausubel juga cukup relevan dengan Metode Belajar
Konstruksivisme, dimana keduanya menekankan pentingnya para siswa mengasosiasikan
fenomena, pengalaman dan fakta-fakta baru ke dalam sistem pengertian yang telah dimiliki
dan mengasimilasikannya, sehingga siswa belajar secara aktif.

A. Acuan Teori Area dan Fokus yang Diteliti


David Ausubel mengemukakan Teori Belajar Bermakna yang dideskripsikan sebagai
teori yang menyatakan siswa akan belajar menemukan ilmu dan bukan hanya menerima saja.
Faktor-faktor utama yang mempengaruhi belajar bermakna menurut Ausubel adalah struktur
kognitif yang ada, stabilitas dan kejelasan pengetahuan dalam suatu bidang studi tertentu dan
pada waktu tertentu. Pembelajaran bermakna akan terjadi apabila siswa dapat
mengasosiasikan fenomena baru ke dalam struktur pengetahuan mereka. Untuk itu, siswa
diharuskan memiliki strategi belajar bermakna, dimana tugas-tugas yang diberikan kepada
siswa harus sesuai dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa dan sesuai dengan tahap
perkembangan intelektual siswa.
Manfaat metode pembelajaran ini adalah informasi yang dipelajari akan lebih lama
diingat, juga dapat dikaitkan dengan informasi-informasi relevan sebelumnya sehingga akan
memperkaya konsep yang telah dikuasai sebelumnya dan mempermudah proses belajar
mengajar berikutnya yang berkesinambungan.

B. Acuan Teori Rancangan atau Desain


Teori rancangan atau desain yang relevan dan sesuai dengan disain alternatif tindakan
yang dipilih adalah Model Pembelajaran Cooperative Learning. Menurut Slavin 1995, ia
menyatakan bahwa model ini berlandaskan atas asas kerjasama dimana Siswa akan bekerja
bersama-sama dalam 4-6 anggota kelompok untuk menguasai materi yang diberikan oleh
guru mula-mula.
Beberapa metode yang memakai teori ini dan relevan dengan Rancangan Desain
Penelitian ini antara lain : Think, Pair and Share menurut Frank Lywan; Numbered Head
Together menurut Spencer Kagan, metode Snowball Throwing, STAD (Students Team
Achievement Division) dari Salvin dan Metode Jigsaw dari Aronson, Blanney, Stephen,
Sikes & Snapp. Pada prakteknya nanti, Model Pembelajaran ini akan dipadukan dengan Teori
Belajar Bermakna Ausubell yang akan meningkatkan tingkat kognitif siswa yang berbasiskan
otak.
Teori ini dianggap sesuai karena siswa pada umumnya memiliki kecendrungan untuk
malu bertanya dan berdiskusi, dimana justru hal ini terjadi pada siswa yang kurang mampu
dan memiliki nilai ketuntasan rendah. Adanya gap generasi dimana siswa akan enggan
bertanya dengan guru juga harus diperhitungkan. Selain itu teori ini akan memberikan
suasana yang lebih segar dan menyenangkan dalam kegiatan belajar mengajar. Siswa juga
dituntut untuk belajar bekerja sama dimana mereka harus menghargai dan menghormati satu
sama lainnya karena setiap anggota kelompok memiliki peran. Pembagian grup juga akan
meningkatkan daya kompetitif secara sehat dan meningkatkan taraf keaktifan dan tingkat
ketertarikan siswa.
C. Hasil Penelitian yang Relevan
Beberapa hasil penelitian yang relevan untuk Peneletian Tindakan Kelas (PTK) ini antara lain
: Penelitian ini metode Jigsaw di SMK Wongsorejo, Gombong yang bertujuan untuk

mengetahui adakah perbedaan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran dasar

kompetensi kejuruan setelah diajar menggunakan metode pembelajaran Jigsaw jika

dibandingkan dengan metode pembelajaran konvensional. Metode penelitian yang

digunakan adalah metode penelitian experimen. Pelaksanaannya menggunakan

jenis quasi experimen dengan desain Nonequivalent Control Group Design. Subyek

penelitian adalah siswa kelas XMA sebagai kelas kontrol (36 siswa) dan siswa kelas

XMC (36 siswa) sebagai kelas eksperimen. Pembelajaran di kelas eksperimen

menggunakan metode cooperative learning model Jigsaw, sedangkan dalam

kegiatan pembelajaran kelas kontrol menggunakan metode pembelajaran

konvensional. Pengambilan sampel menggunakan teknik simple random sampling.

Data diperoleh dari hasil tes yang diberikan kepada siswa berupa soal pretest yang

diberikan sebelum proses pembelajaran dan posttest yang diberikan diakhir proses

pembelajaran. Pengolahan data menggunakan teknik analisis deskriptif untuk

mengetahui gambaran data yang diperoleh serta analisis inferensial dengan uji-t.

Terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar peserta didik kelas

eksperimen yang menggunakan metode pembelajaran Jigsaw dengan peserta didik

kelas kontrol yang menggunakan metode pembelajaran konvensional pada mata

pelajaran dasar kompetensi kejuruan di SMK Wongsorejo Gombong. Terbukti dari

hasil pembelajaran pada kelas kontrol yang diperoleh kurang memuaskan karena

nilai rata-rata kelasnya 62,17 di bawah Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang

bernilai 70. Hasil pembelajaran pada kelas eksperimen yang diperoleh memuaskan

karena nilai rata-rata kelasnya 76,53, di atas KKM yang bernilai 70. Pembelajaran

yang menggunakan metode Jigsaw terbukti efektif pada mata pelajaran dasar

kompetensi kejuruan di SMK Wongsorejo Gombong. Pembuktian hipotesis

menggunakan hitungan statistik khususnya dengan uji beda atau uji-t pada

Independent Sample Test. Hasil hitungan dari kasus 36 peserta didik kelas
eksperimen dan 36 peserta didik kelas kontrol diperoleh bahwa ttabel < thitung

(2,042 < 4,258). Jadi terdapat pengaruh metode pembelajaran Jigsaw terhadap hasil

belajar mata pelajaran dasar kompetensi kejuruan di SMK Wongsorejo Gombong.

Hasil penelitian lainnya yang dapat dijadikan sebagai acuan adalah Penelitian yang
dilaksanakan di SMA Negeri I Bintauna Kelas X dengan permasalahan yang diambil adalah
mengenai bagaimana Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dalam
meningkatkan hasil belajar siswa Pada mata pelajaran ekonomi di SMA NEGERI I
BINTAUNA ”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar
siswa di SMA NEGERI I BINTAUNA  pada mata pelajaran Ekonomi dengan menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw.

Metode penelitian ini menggunakan metode model rancangan tindakan kelas, bertujuan untuk
mengetahui tentang penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw,dengan materi
penawaran dan permintaan.Dan setelah diteliti hasil Penelitian Menunjukkan bahwa, Pada
siklus pertama, peneliti merasa hasil yang dicapai kurang memuaskan. Dimana presentasi
penilaian proses belajar dari keempat kelompok masih kurang. Selain itu evaluasi hasil
belajar siswa hanya mencapai 57% Setelah melihat hasil evaluasi siklus pertama tidak
mencapai standar ketuntasan belajar secara klasikal maka peneliti melanjutkan penelitian
siklus kedua.Pada penelitian siklus kedua ini peneliti masih menerapkan model pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw. Dengan melakukan pendekatan kepada siswa tadi ternyata ada
peningkatan yaitu dari 23 siswa secara keseluruhan, ada 20 siswa yang telah mencapai
ketuntasan belajar. dan nilai rata-rata , serta presentase capaian klasikal siswa yang telah
tuntas belajar mencapai 87 %(table IV).Selain terjadi peningkatan pada hasil evaluasi
belajar,terjadi juga peningkatan pada presentase proses pembelajaran dari keempat kelompok
yatiu  di atas 85 %.

D. Pengembangan Konseptual Perencanaan Tindakan


Siswa akan dibagi menjadi 4 kelompok dengan jumlah anggota yang sama dan
seimbang baik dari segi kuantitas dan kualitas. Caranya dengan menunjuk rangking 1 hingga
4 dari kelas yang akan diteliti menjadi ketua kelompok. Anggota kelompok lalu ditentukan
dengan mengundi setiap 4 urutan siswa berikutnya. Karena itu, kita akan memperoeh
kelompok dengan komposisi yang seimbang dan adil. Setiap kelompok akan berkompetisi
dalam keseluruhan aspek dari proses belajar mengajar di dalam kelas XII IPA untuk mata
pelajaran Fisika. Variabel tindakan akan meliputi pengujian materi dan konsep dengan
menggunakan instrument yang telah disediakan oleh guru, praktikum, tugas mandiri, diskusi
dan bahkan beberapa kegiatan yang bersifat non formal yang masih berada dalam ruang
lingkup sekolah. Guru sebagai moderator kompetisi akan mengevaluasi setiap bulan dan akan
memberikan penghargaan bagi kelompok yang paling baik. Hal ini bertujuan untuk
memotivasi siswa dengan meningkatkan nilai kompetitif secara sehat dan mencegah siswa
dari tingkat kejenuhan yang berlebihan. Untuk menjaga kontinuitas semangat, penghargaan
utama yang bernilai lebih tinggi akan diberikan di akhir semester.

E. Hipotesis Tindakan
Jika Metode pembelajaran secara berkelompok ini diberikan, maka daya minat kemampuan
pembelajaran dan tingkat pemahaman siswa dapat ditingkatkan. Selain itu, nilai-nilai
kompetitif, kerjasama, rasa tanggung jawab dan saling menghargai juga dapat dipupuk secara
konsisten. Suasana belajar mengajar di dalam kelas juga menjadi lebih hidup, aktif dan
berkualitas, dimana hal ini tentunya akan menguntungkan kedua belah pihak yaitu guru dan
siswa.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Tujuan Penelitian
 Siswa dapat menerapkan metode belajar dan merancang strategi yang tepat untuk
memahami konsep-konsep Fisika SMA
 Untuk merangsang minat belajar dan meningkatkan tingkat pemahaman siswa
terhadap konsep-konsep Fisika SMA, serta kemampuan siswa dalam menyelesaikan
soal dan masalah
 Mengevaluasi efektivitas strategi pembelajaran konsep-konsep Fisika SMA
 Menghasilkan siswa yang kompeten dalam lingkungan belajar mengajar yang
kondusif
 Menciptakan lingkungan sekolah yang bermutu, dengan sumber tenaga pengajar yang
berkualitas

B. Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan di SMA Kristen Karunia pada siswa kelas
XII IPA, dengan jumlah siswa 24 siswa, yang terdiri dari 14 siswa laki – laki dan 12 orang
siswa perempuan. Penelitian ini dilaksanakan dalam waktu setengah tahun atau satu semester,
dari tanggal 15 Juli 2013 hingga 19 Desember 2013.

C. Metode dan Desain Intervensi Tindakan/Rancangan Siklus Penelitian


Penelitian tindakan kelas ini menggunakan Model Action Research yang terdiri atas
Planning (Rencana Tindakan), Acting (Implementasi Rencana Tindakan), Observing ( Amati
dan Jelaskan pengaruh Tindakan) dan Reflecting (Evaluasi dan Refleksi keseluruhan proses).
Model ini akan berupa rangkaian Spiral dimana antara spiral pertaman dan berikutnya
bersifat fleksibel dan tidak mengikat. Hal ini terjadi setelah tahap refleksi dari spiral pertama
dimana hasil yang diinginkan tidak tercapai.

Planning Planning

Reflecting Acting Reflecting Acting

Observing Observing
D. Subjek/Patisipan yang Terlibat dalam Penelitian
Subjek adalah peneliti sekaligus wali kelas dan guru Fisika SMA Kristen Karunia
Kelas XII, beserta guru lain yang bekerja secara koperatif. Guru lain yang dimaksud adalah
gurumata pelajaran Fisika lainnya yang mengajar di kelas lain.
Partisipan yang terlibat adalah 24 siswa kelas XII IPA SMA Kristen Karunia. Siswa
akan dibagi menjadi 4 kelompok dengan mengurutkan siswa yang memiliki rangking 1
hingga 4 untuk menjadi ketua masing-masing kelompok. Anggota kelompok lainnya
ditentukan dengan mengurutkan 4 rangking berikutnya dan mengundinya untuk menentukan
kelompok dari masing-masing partisipan. Dengan hal ini, maka diharapkan setiap kelompok
memiliki anggota yang adil dari segi intelegensi dan beban yang dimiliki setiap kelompok
menjadi sama. Jumlah partisipan pada masing-masing kelompok adalah 6 siswa, dengan
tingkat kecerdasan rata-rata yang seimbang. Siswa yang pintar diharapkan membantu anggota
kelompok lainnya yang kurang sehingga dibutuhkan kerjasama yang aktif dari masing-
masing siswa.

E. Peran dan Posisi dalam Penelitian


Peran Peneliti dalam hal ini adalah menjadi moderator dari kompetisi yang sedang
berlangsung sekaligus eksekutor nilai langsung di lapangan. Peneliti harus mempersiapkan
peraturan dan mendiskusikannya dengan rekan sesama subyek.
Posisi peneliti berada ditengah-tengah anggota kelompok sebagai pembimbing dan
diantara sesama kelompok lainnya sebagai penengah dan penilai akhir.

F. Tahapan Intervensi Tindakan


Berdasarkan rangkaian spiral yang digunakan, maka penelitian tindakan kelas ini
terdiri dari dua siklus, dimana masing-masing siklus akan berjalan selama setengah
semerster dengan jumlah jam pelajaran setiap minggu adalah 9 Jam Pelajaran. Satu jam
pelajaran memiliki durasi 45 menit.

Siklus I
a. Planning (Perencanaan)
1. Merencanakan pembelajaran yang akan diterapkan dalam Proses Belajar
Mengajar.
2. Menentukan pokok bahasan dan mengembangkan skenario pembelajaran.
3. Menyusun RPP, menyiapkan sumber pembelajaran dan instrument yang
berkaitan dengan materi.
4. Menyiapkan format evaluasi dan observasi pembelajaran.
5. Merancang peraturan kelompok dan modul kompetisi antar kelompok
b. Tindakan
1. Menerapkan tindakan mengacu pada skenario dan RPP, yaitu :
1) Membentuk kelompok dengan membagi siswa secara seimbang dan
menunjuk posisi dan tugas dari masing-masing anggota kelompok.
Siswa juga diminta untuk menentukan nama untuk kelompok agar
tingkat kesenangan dan saling memiliki dari masing-masing siswa
sebagai anggota kelompok bertambah.
2) Membahas jumlah pertemuan pada masing-masing siklus dan waktu
kegiatan.
3) Menjelaskan aturan main dan peraturan yang akan dipakai dalam
kompetisi kelompok ini.
4) Memaparkan seluruh kegiatan yang dilaksanakan pada masing-masing
pertemuan.
5) Menjelaskan juga tujuan (goal) dan penghargaan (achievement) yang
akan dicapai dan diperoleh kepada siswa untuk memotivasi siswa.
6) Memberikan materi pembelajaran di dalam kelas dan tugas mandiri
yang harus dikerjakan masing-masing kelompok. Materi akan berupa
teori, konsep dan perhitungan besaran fisika yang berkaitan dengan
materi yang sedang berlangsung.
7) Mendemonstrasikan dan membimbing siswa dalam praktikum dan
penulisan laporan praktikum.
8) Mendorong siswa aktif berdiskusi membahas permasalahan yang
sudah disiapkan guru dan berani mencoba untuk menyelesaikan soal
di depan kelas. Pelaksanaanya adalah dengan menggilir semua
anggota kelompok sehingga merek dituntut untuk tetap aktif dan maju
secara kognitif.
c. Pengamatan
1. Melakukan observasi dengan membuat catatan lapangan, laporan pengamatan
dan mengisi lembar observasi berupa data nilai dan kemajuan dari kelompok
secara umum dan masing-masing siswa secara khusus.
2. Menilai hasil tindakan dengan menggunakan instrument yang relevan dan
membuat catatan hasil penilaian, tabulasi nilai total dan grafik antar
kelompok.
d. Refleksi
1. Melakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukan yang meliputi evaluasi,
mutu dan waktu dari setiap macam tindakan.
2. Menilai hasil kerja siswa secara menyeluruh dan menganalisa grafik dan table
nilai rata-rata anak secara keseluruhan.
3. Melakukan pertemuan membahas hasil evaluasi skenario pembelajaran dan
menganalisa ketercapaian dan faktor-faktor penghambat pada siklus pertama.
4. Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai hasil evaluasi, untuk menjadi
bahan pelaksanaan siklus ke II.

Siklus II
a. Perencanaan
1. Identifikasi masalah yang muncul pada siklus I dan penetapan alternatif
pemecahan masalah.
2. Merencanakan materi / pokok bahasan selanjutnya
3. Menentukan indikator pencapaian hasil belajar
4. Pengembangan program tindakan II
b. Tindakan
Pelaksanaan program tindakan II mengacu pada identifikasi masalah yang muncul pada

siklus I

c. Pengamatan
1. Melakukan observasi sesuai format yang sudah di siapkan dan mencatat hal –
hal yang diperlukan yang terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung.
2. Menilai hasil tindakan sesuai format yang di kembangkan.
d. Refleksi
1. Melakukan evaluasi terhadap tindakan pada siklus II berdasarkan data.
2. Membahas hasil evaluasi skenario pembelajaran siklus II
3. Membahas kemajuan yang dicapai pada siklus II dan membandingkannya
dengan hasil yang di capai pada siklus I.
Kriteria keberhasilan penelitian ini adalah dari segi proses dan hasil. Kemajuan
siswa juga harus tercapai karena hasil ini berkolerasi lurus dengan minat pembelajaran siswa.
G. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan
 Meningkatnya hasil pembelajaran Fisika dan nilai akhir rata-rata dari setiap siswa
 Siswa lulus 100% di Ujian Negara secara umum dan masuk peringkat 10 besar untuk
pelajaran Fisika di Jakarta secara khusus.
 Meningkatnya minat dan motivasi belajar Fisika dari siswa
 Meningkatnya rasa tanggung jawab, saling menghargai, gotong royong dan kerjasama
antara siswa
 Meningkatnya kualitas pengajaran guru di dalam kelas dan kegiatan pendidikan di
sekolah.
 Meningkatkan jumlah siswa yang masuk mendaftar ke perguruan tinggi mitra
penelitian.

H. Data dan Sumber Data


Sumber data berupa observasi langsung pada saat pelaksanaan pembelajaran, data
hasil penilaian antar kelompok bulanan, data hasil penilaian antara kelompok akhir dari
masing-masing siklus, data nilai rata-rata akhir hasil evaluasi belajar dan data hasil evaluasi
penelitian akhir masing-masing siklus.
Sumber data meliputi seluruh komponen yang terlibat, baik guru, siswa, Kegiatan
Belajar Mengajar, sekolah maupun perguruan tinggi sebagai mitra penelitian.

I. Instrumen Pengumpulan Data


Instrumen pengumpulan data berupa lembaran observasi, daftar nilai siswa dan tabel
perhitungan nilai antar kelompok.

Kisi-kisi dari instrumen adalah :


 Nilai rata-rata ulangan harian dari tiap kelompok akan dikali 2.
 Nilai rata-rata tugas mandiri dan praktikum kelompok dari tiap kelompok akan dikali
3.
 Nilai rata-rata ulangan umum blok dari tiap kelompok akan dikali 5.
 Setiap materi soal yang dilontarkan oleh penguji, harus dikerjakan di depan kelas.
Apabila benar akan mendapat nilai 10. Materi soal ini harus dikerjakan bergantian
oleh semua anggota kelompok, baru bisa berulang. Kesempatan untuk mengerjakan
materi juga diukur dari keaktifan dan keantusiasan siswa.
 Penilaian lainnya untuk situasi dan kondisi tertentu akan diatur kemudian seiring
dengan berjalannya penelitian.

Tingkat kesukaran instrument tes juga akan dibuat bertingkat, dimana untuk setiap blok
materi pelajaran tes pertama adalah yang termudah dan tes terakhir adalah yang paling sukar,
karena sudah memasuki fse pengayaan. Dengan hal ini, setiap anggota kelompok diharapkan
aktif dalam menggal informasi dan memperkaya informasi yang sudah dimiliki dengan saling
bekerja sama dan bertukar informasi.

Lembar Observasi siswa :


Kisi Penilaian Siklus I II
Bulan
Minggu
Minat Siswa
Tingkat Keaktifan dan Kemampuan
berkomunikasi Siswa
Tanggung Jawab dan Kedisiplinan
Siswa
Etos Kerja Siswa
Nilai Pelajaran Siswa

Kriteria Skor :
0 – tidak ada kemajuan
1 – sedikit memiliki kemajuan
2 - cukup memiliki kemajuan
3 - sangat memiliki kemajuan

Tabel total nilai kelompok siswa :


Sumber Nilai Nama Kelompok

Total Nilai

J. Teknik Pengumpulan Data


Tehnik yang digunakan adalah menggunakan Tes baik tertulis maupun lisan, Tugas
Mandiri kelompok dan penilaian Kegiatan di luar jam kelas. Tes tertulis menggunakan
metode yang digunakan di RPP, berupa soal pilihan ganda dan essay untuk kegiatan di dalam
ruang kelas, sedangkan untuk kegiatan di luar ruang kelas menggunakan penilaian secara
langsung di lapangan, berupa data terestrial. Tehnik lainnya adalah berupa observasi dan
angket.
DAFTAR PUSTAKA

Betty Zelda Siahaan, Dr. MM. 2013. Diktat Pemusatan Latihan Profesi Guru (PLPG)
Fisika SMA , kelas PTK, Rayon 109

Nur , Azizah (2013) Pengaruh Metode Pembelajaran Jigsaw terhadap hasil belajar mata
pelajaran dasar kompetensi kejuruan di SMK Wongsorejo
Gombong. S1 thesis, UNY.

Cikin Pontoh, Yance Tawas, Consuslasia Korompis. Penggunaan Model Pembelajaran


Kooperatif Tipe Jigsaw dalam meningkatkan Hasil Belajar Siswa
pada mata pelajaran Ekonomi di SMA Negeri I Bintauna

Dina Octaria. 2010. Teori Belajar Bermakna dari David P Ausubel

Suhardjono, 2009.Pertanyaan dan Jawaban di Sekitar penelitian Tindakan Kelas dan


Tindakan Sekolah. Malang. LP3 Univ. Negeri Malang.

Jafar Ahiri, Dr. MPd. 2008. Teknik Penilaian Kelas Dalam Pembelajaran. Jakarta. Uhamka
Press.

Handoko, Hani. 1987. Manajemen Pendidikan. Yogyakarta. BPFE.

Rasyad Aminudin, 2003. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta. Uhamka Press.

Anda mungkin juga menyukai