MODEL KOGNITIVISME
Disusun Oleh :
RAYON 109
TAHUN 2013
BAB I
PENDAHULUAN
C. Pemecahan Masalah
Cara pemecahan masalah yang akan digunakan dalam Proposal PTK ini adalah
dengan metode pembelajaran model Kognitivisme teori Ausubel yang menekankan pada
aspek pengelolaan (organizer) dimana siswa diminta untuk mengelola sebuah organisasi
dalam skala kecil, dimana pengelolaan ini akan memiliki pengaruh utama dalam proses
pembelajaran. Seluruh siswa dalam satu kelas akan berada dalam suatu mekanisme yang
terintegrasi menjadi kelompok-kelompok kecil. Siklus 1 akan didasarkan atas konsep
pembelajaran yang aktif dan kolektif dalam mengkaji konsep dasar Fisika. Siklus 2 akan
menjadi lanjutan (apabila siklus 1 dianggap berhasil) dan akan didasarkan atas konsep
pembelajaran yang kreatif, inovatif dan terstruktur dalam fase pemantapan konsep.
D. Tujuan Penelitian
Tujuan umum Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah :
Meningkatkan minat dan tingkat pemahaman siswa terhadap konsep-konsep Fisika
SMA
Mengefektifkan cara belajar yang menarik dan inovatif untuk mendapatkan hasil yang
maksimal
Meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dan memecahkan masalah para siswa
Menciptakan suasana belajar mengajar yang efektif, kondusif dan berkualitas baik
kepada guru sebagai pihak pendidik dan murid sebagai pihak yang dididik.
E. Manfaat Penelitian
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini, diharapkan akan memberikan manfaat sebagai
berikut :
Bagi siswa : dengan melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas ini, maka hasil
penelitian ini akan meningkatkan minat belajar siswa, pemahaman siswa terhadap
konsep – konsep Fisika dan kemampuan siswa untuk memecahkan masalah. Hal ini
disebabkan karena siswa akan belajar dalam suasana yang kondusif, menyenangkan
dan berkualitas, menelaah secara bersama-sama dan aktif, sehingga siswa dapat
mengingat konsep tersebut lebih lama dan memahaminya dengan lebih mendalam.
Siswa kelas XII juga akan lebih berkonsentrasi dan percaya diri dalam menghadapi
Ujian Negara, sehingga memperoleh hasil yang memuaskan
Bagi guru : dengan melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas ini, maka hasil
penelitian ini akan meningkatkan mutu pembelajaraan di kelas dan memperbaiki
metode pembelajaran yang selama ini sudah dijalankan, namun kurang efektif. Selain
itu, guru akan terbiasa melakukan penelitian dan mengobservasi lingkungan dan
suasana belajar sehingga apatis dengan kondisi di dalam kelas. Nilai ketuntasan siswa
juga akan bertambah.
Bagi sekolah : dengan melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas ini, maka hasil
penelitian ini akan meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah, khususnya dalam
pelajaran Fisika dan memperoleh hasil kelulusan yang sempurna di Ujian Negara
(UN), khususnya untuk siswa kelas XII
Bagi dosen dan perguruan tinggi : dengan melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas
ini dimana sekolah bertindak sebagai mitra, maka dosen akan lebih memahami
kegiatan belajar mengajar di tingkat Sekolah Menengah Atas yang merupakan batu
pijakan dasar untuk masuk ke perguruan tinggi. Perguruan Tinggi juga akan lebih
mengerti permasalahan-permasalahan pembelajaran di sekolah dan cara pendekatan
yang dilakukan terhadap masalah-masalah tersebut.
BAB II
KAJIAN TEORITIK
Belajar adalah suatu hal yang mendasari kehidupan. Karena itulah proses
pembelajaran adalah suatu proses yang hakiki dan berlangsung dari awal mula kehidupan
manusia.
Hilgard dan Marqus menyatakan, bahwa belajar merupakan proses mencari ilmu yang
terjadi dalam diri seorang melalui latihan, pembelajaran dan sebagainya. Sedangkan menurut
Mursell, belajar adalah suatu upaya yang dilakukan dengan mengalami sendiri, menjelajahi,
menelusuri sendiri dan memperoleh sendiri. Karena itu suatu metode pembelajaran yang tepat
untuk diterapkan akan mengatasi masalah-masalah yang dihadapi.
Teori lainnya adalah Teori pembelajaran Problem Based Learning merupakan suatu
model pembelajaran yang melibatkan siswa untuk memecahkan masalah melalui tahap –
tahap model ilmiah sehingga siswa dapat mempelajari pengetahuan yang berhubungan
dengan masalah tersebut dan sekaligus memiliki keterampilan untuk memecahkannya. Lebih
lanjut Boud dan Felleti (1997), Foganty (1997) menyatakan bahwa Problem Based Learning
adalah suatu pendekatan pembelajaran dengan membuat konfrontasi kepada siswa dengan
masalah – masalah yang praktis, berbentuk iil-structured atau open ended melalui suatu
pemicu (stimulus).
Teori Efektif Belajar berkaitan dengan terlaksananya semua tugas pokok, tercapai
tujuan, tepat waktu, adanya partisipasi aktif masyarakat serta memanfaatkan sumber daya dan
sumber belajar untuk mewujudkan tujuan sekolah (Mulyasa, 2002).
Berbagai teori konsep pembelajaran akan memperkaya pemahaman, agar kita dapat
mendeskipsikan konsep yang dibahas. Konsep pembelajaran yang digunakan dalam
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah Teori Belajar Bermakna dari David Ausubel.
Teori Belajar Bermakna dari Ausubel juga cukup relevan dengan Metode Belajar
Konstruksivisme, dimana keduanya menekankan pentingnya para siswa mengasosiasikan
fenomena, pengalaman dan fakta-fakta baru ke dalam sistem pengertian yang telah dimiliki
dan mengasimilasikannya, sehingga siswa belajar secara aktif.
mengetahui adakah perbedaan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran dasar
jenis quasi experimen dengan desain Nonequivalent Control Group Design. Subyek
penelitian adalah siswa kelas XMA sebagai kelas kontrol (36 siswa) dan siswa kelas
Data diperoleh dari hasil tes yang diberikan kepada siswa berupa soal pretest yang
diberikan sebelum proses pembelajaran dan posttest yang diberikan diakhir proses
mengetahui gambaran data yang diperoleh serta analisis inferensial dengan uji-t.
Terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar peserta didik kelas
hasil pembelajaran pada kelas kontrol yang diperoleh kurang memuaskan karena
nilai rata-rata kelasnya 62,17 di bawah Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang
bernilai 70. Hasil pembelajaran pada kelas eksperimen yang diperoleh memuaskan
karena nilai rata-rata kelasnya 76,53, di atas KKM yang bernilai 70. Pembelajaran
yang menggunakan metode Jigsaw terbukti efektif pada mata pelajaran dasar
menggunakan hitungan statistik khususnya dengan uji beda atau uji-t pada
Independent Sample Test. Hasil hitungan dari kasus 36 peserta didik kelas
eksperimen dan 36 peserta didik kelas kontrol diperoleh bahwa ttabel < thitung
(2,042 < 4,258). Jadi terdapat pengaruh metode pembelajaran Jigsaw terhadap hasil
Hasil penelitian lainnya yang dapat dijadikan sebagai acuan adalah Penelitian yang
dilaksanakan di SMA Negeri I Bintauna Kelas X dengan permasalahan yang diambil adalah
mengenai bagaimana Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dalam
meningkatkan hasil belajar siswa Pada mata pelajaran ekonomi di SMA NEGERI I
BINTAUNA ”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar
siswa di SMA NEGERI I BINTAUNA pada mata pelajaran Ekonomi dengan menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw.
Metode penelitian ini menggunakan metode model rancangan tindakan kelas, bertujuan untuk
mengetahui tentang penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw,dengan materi
penawaran dan permintaan.Dan setelah diteliti hasil Penelitian Menunjukkan bahwa, Pada
siklus pertama, peneliti merasa hasil yang dicapai kurang memuaskan. Dimana presentasi
penilaian proses belajar dari keempat kelompok masih kurang. Selain itu evaluasi hasil
belajar siswa hanya mencapai 57% Setelah melihat hasil evaluasi siklus pertama tidak
mencapai standar ketuntasan belajar secara klasikal maka peneliti melanjutkan penelitian
siklus kedua.Pada penelitian siklus kedua ini peneliti masih menerapkan model pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw. Dengan melakukan pendekatan kepada siswa tadi ternyata ada
peningkatan yaitu dari 23 siswa secara keseluruhan, ada 20 siswa yang telah mencapai
ketuntasan belajar. dan nilai rata-rata , serta presentase capaian klasikal siswa yang telah
tuntas belajar mencapai 87 %(table IV).Selain terjadi peningkatan pada hasil evaluasi
belajar,terjadi juga peningkatan pada presentase proses pembelajaran dari keempat kelompok
yatiu di atas 85 %.
E. Hipotesis Tindakan
Jika Metode pembelajaran secara berkelompok ini diberikan, maka daya minat kemampuan
pembelajaran dan tingkat pemahaman siswa dapat ditingkatkan. Selain itu, nilai-nilai
kompetitif, kerjasama, rasa tanggung jawab dan saling menghargai juga dapat dipupuk secara
konsisten. Suasana belajar mengajar di dalam kelas juga menjadi lebih hidup, aktif dan
berkualitas, dimana hal ini tentunya akan menguntungkan kedua belah pihak yaitu guru dan
siswa.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian
Siswa dapat menerapkan metode belajar dan merancang strategi yang tepat untuk
memahami konsep-konsep Fisika SMA
Untuk merangsang minat belajar dan meningkatkan tingkat pemahaman siswa
terhadap konsep-konsep Fisika SMA, serta kemampuan siswa dalam menyelesaikan
soal dan masalah
Mengevaluasi efektivitas strategi pembelajaran konsep-konsep Fisika SMA
Menghasilkan siswa yang kompeten dalam lingkungan belajar mengajar yang
kondusif
Menciptakan lingkungan sekolah yang bermutu, dengan sumber tenaga pengajar yang
berkualitas
Planning Planning
Observing Observing
D. Subjek/Patisipan yang Terlibat dalam Penelitian
Subjek adalah peneliti sekaligus wali kelas dan guru Fisika SMA Kristen Karunia
Kelas XII, beserta guru lain yang bekerja secara koperatif. Guru lain yang dimaksud adalah
gurumata pelajaran Fisika lainnya yang mengajar di kelas lain.
Partisipan yang terlibat adalah 24 siswa kelas XII IPA SMA Kristen Karunia. Siswa
akan dibagi menjadi 4 kelompok dengan mengurutkan siswa yang memiliki rangking 1
hingga 4 untuk menjadi ketua masing-masing kelompok. Anggota kelompok lainnya
ditentukan dengan mengurutkan 4 rangking berikutnya dan mengundinya untuk menentukan
kelompok dari masing-masing partisipan. Dengan hal ini, maka diharapkan setiap kelompok
memiliki anggota yang adil dari segi intelegensi dan beban yang dimiliki setiap kelompok
menjadi sama. Jumlah partisipan pada masing-masing kelompok adalah 6 siswa, dengan
tingkat kecerdasan rata-rata yang seimbang. Siswa yang pintar diharapkan membantu anggota
kelompok lainnya yang kurang sehingga dibutuhkan kerjasama yang aktif dari masing-
masing siswa.
Siklus I
a. Planning (Perencanaan)
1. Merencanakan pembelajaran yang akan diterapkan dalam Proses Belajar
Mengajar.
2. Menentukan pokok bahasan dan mengembangkan skenario pembelajaran.
3. Menyusun RPP, menyiapkan sumber pembelajaran dan instrument yang
berkaitan dengan materi.
4. Menyiapkan format evaluasi dan observasi pembelajaran.
5. Merancang peraturan kelompok dan modul kompetisi antar kelompok
b. Tindakan
1. Menerapkan tindakan mengacu pada skenario dan RPP, yaitu :
1) Membentuk kelompok dengan membagi siswa secara seimbang dan
menunjuk posisi dan tugas dari masing-masing anggota kelompok.
Siswa juga diminta untuk menentukan nama untuk kelompok agar
tingkat kesenangan dan saling memiliki dari masing-masing siswa
sebagai anggota kelompok bertambah.
2) Membahas jumlah pertemuan pada masing-masing siklus dan waktu
kegiatan.
3) Menjelaskan aturan main dan peraturan yang akan dipakai dalam
kompetisi kelompok ini.
4) Memaparkan seluruh kegiatan yang dilaksanakan pada masing-masing
pertemuan.
5) Menjelaskan juga tujuan (goal) dan penghargaan (achievement) yang
akan dicapai dan diperoleh kepada siswa untuk memotivasi siswa.
6) Memberikan materi pembelajaran di dalam kelas dan tugas mandiri
yang harus dikerjakan masing-masing kelompok. Materi akan berupa
teori, konsep dan perhitungan besaran fisika yang berkaitan dengan
materi yang sedang berlangsung.
7) Mendemonstrasikan dan membimbing siswa dalam praktikum dan
penulisan laporan praktikum.
8) Mendorong siswa aktif berdiskusi membahas permasalahan yang
sudah disiapkan guru dan berani mencoba untuk menyelesaikan soal
di depan kelas. Pelaksanaanya adalah dengan menggilir semua
anggota kelompok sehingga merek dituntut untuk tetap aktif dan maju
secara kognitif.
c. Pengamatan
1. Melakukan observasi dengan membuat catatan lapangan, laporan pengamatan
dan mengisi lembar observasi berupa data nilai dan kemajuan dari kelompok
secara umum dan masing-masing siswa secara khusus.
2. Menilai hasil tindakan dengan menggunakan instrument yang relevan dan
membuat catatan hasil penilaian, tabulasi nilai total dan grafik antar
kelompok.
d. Refleksi
1. Melakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukan yang meliputi evaluasi,
mutu dan waktu dari setiap macam tindakan.
2. Menilai hasil kerja siswa secara menyeluruh dan menganalisa grafik dan table
nilai rata-rata anak secara keseluruhan.
3. Melakukan pertemuan membahas hasil evaluasi skenario pembelajaran dan
menganalisa ketercapaian dan faktor-faktor penghambat pada siklus pertama.
4. Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai hasil evaluasi, untuk menjadi
bahan pelaksanaan siklus ke II.
Siklus II
a. Perencanaan
1. Identifikasi masalah yang muncul pada siklus I dan penetapan alternatif
pemecahan masalah.
2. Merencanakan materi / pokok bahasan selanjutnya
3. Menentukan indikator pencapaian hasil belajar
4. Pengembangan program tindakan II
b. Tindakan
Pelaksanaan program tindakan II mengacu pada identifikasi masalah yang muncul pada
siklus I
c. Pengamatan
1. Melakukan observasi sesuai format yang sudah di siapkan dan mencatat hal –
hal yang diperlukan yang terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung.
2. Menilai hasil tindakan sesuai format yang di kembangkan.
d. Refleksi
1. Melakukan evaluasi terhadap tindakan pada siklus II berdasarkan data.
2. Membahas hasil evaluasi skenario pembelajaran siklus II
3. Membahas kemajuan yang dicapai pada siklus II dan membandingkannya
dengan hasil yang di capai pada siklus I.
Kriteria keberhasilan penelitian ini adalah dari segi proses dan hasil. Kemajuan
siswa juga harus tercapai karena hasil ini berkolerasi lurus dengan minat pembelajaran siswa.
G. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan
Meningkatnya hasil pembelajaran Fisika dan nilai akhir rata-rata dari setiap siswa
Siswa lulus 100% di Ujian Negara secara umum dan masuk peringkat 10 besar untuk
pelajaran Fisika di Jakarta secara khusus.
Meningkatnya minat dan motivasi belajar Fisika dari siswa
Meningkatnya rasa tanggung jawab, saling menghargai, gotong royong dan kerjasama
antara siswa
Meningkatnya kualitas pengajaran guru di dalam kelas dan kegiatan pendidikan di
sekolah.
Meningkatkan jumlah siswa yang masuk mendaftar ke perguruan tinggi mitra
penelitian.
Tingkat kesukaran instrument tes juga akan dibuat bertingkat, dimana untuk setiap blok
materi pelajaran tes pertama adalah yang termudah dan tes terakhir adalah yang paling sukar,
karena sudah memasuki fse pengayaan. Dengan hal ini, setiap anggota kelompok diharapkan
aktif dalam menggal informasi dan memperkaya informasi yang sudah dimiliki dengan saling
bekerja sama dan bertukar informasi.
Kriteria Skor :
0 – tidak ada kemajuan
1 – sedikit memiliki kemajuan
2 - cukup memiliki kemajuan
3 - sangat memiliki kemajuan
Total Nilai
Betty Zelda Siahaan, Dr. MM. 2013. Diktat Pemusatan Latihan Profesi Guru (PLPG)
Fisika SMA , kelas PTK, Rayon 109
Nur , Azizah (2013) Pengaruh Metode Pembelajaran Jigsaw terhadap hasil belajar mata
pelajaran dasar kompetensi kejuruan di SMK Wongsorejo
Gombong. S1 thesis, UNY.
Jafar Ahiri, Dr. MPd. 2008. Teknik Penilaian Kelas Dalam Pembelajaran. Jakarta. Uhamka
Press.
Rasyad Aminudin, 2003. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta. Uhamka Press.