OLEH:
WARDATUTH THOIYIBAH
19324299006
2019
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.............................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. LATAR BELAKANG..................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH..............................................................................3
C. TUJUAN PENELITIAN...............................................................................4
D. MANFAAT PENELITIAN...........................................................................4
A. KAJIAN TEORI...........................................................................................5
B. KERANGKA BERPIKIR...........................................................................16
C. HIPOTESIS TINDAKAN...........................................................................17
A. SUBJEK PENELITIAN..............................................................................18
C. DESAIN PENELITIAN..............................................................................18
D. INSTRUMEN PENELITIAN.....................................................................21
G. INDIKATOR KEBERHASILAN...............................................................26
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................27
LAMPIRAN
i
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
1
yang berbasis pondok pesantren yang ada di Jombang yang masih
mengedepankan ilmu agama dalam pembelajaran sehari – harinya. Hampir
dari keseluruan peserta didik merupan santri, sehingga mereka kurang bisa
mengelola waktu yang ada untuk penguasaan materi yang ada di sekolah
karena padatnya kegiatan yang ada di pondok pesantren.
Karena padatnya kegiatan yang ada di pondok pesantren, peserta didik
biasanya pada waktu di kelas selalu merasa ngantuk sampai tertidur. Selain
itu, mereka juga kurang bisa menangkap materi dengan tepat. Keterbatasan
waktu juga mempengaruhi proses pembelajaran. Dengan waktu sedikit,
peserta didik dituntut untuk memahami materi yang banyak sehingga pendidik
lebih mengutamakan kegiatan pembelajaran metode teacher center bukan
student center. Sehingga menyebabkan peserta didik merasa ceoat bosan
dengan situasi yang ada di kelas. Peserta didik juga beranggapan bahwa
pelajaran fisika merupakan pelajaran yang sulit, rumit, banyak rumus, bersifat
abstrak dan teoritis serta penerapan dan manfaatnya sangat sedikit dalam
kehidupan manusia yang mangakibatkan kurannya minat peserta didik
terhadap pelajaran Fisika.
Karena permasalahan di atas, menyebabkan berkurangnya hasil belajar
bagi peserta didik. Hal inilah yang perlu diperhatikan oleh seorang pendidik
untuk mengubah proses pembelajaran yang sesuai dengan peserta didik agar
keberhasilan yang minim menjadi lebih baik lagi. Selain itu, diharapkan
proses pembelajaran baru bisa membuat peserta didik menjadi termotovasi
yang menyukai pelajaran fisika secara bertahap. Strategi dan metode
pembelajaran yang berbeda perlu untuk diterapkan oleh pendidik dalam
kegiatan pembelajaran. Pada pelajaran fisika, strategi yang diperlukan
sebaiknya tertuju pada pemecahan masalah, yakni berupa pemecahan masalah
soal. Hal ini dilakukan agar peserta didik dapat dengan mudah mengerjakan
soal dan memahami konsep.
Berdasarkan pengalaman tersebut, peneliti ingin mencoba metode
pembelajaran yang bisa melibatkan peserta didik secara aktif dan antusias
dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning
(pembelajaran berbasis masalah). Pembelajaran berbasis masalah merupakan
2
suatu oendekatan dalam pembelajaran yang membantu peserta didik untuk
menemukan masalah dari suatu peristiwa yang nyata, mengumpulkan
informasi melalui strategi yang telah ditentukan sendiri untuk mengambil satu
keputusan pemecahan masalah yang kemudian akan dipresentasikan dalam
bentuk unjuk kerja.
Salah satu karakteristik pembelajaran berbasis masalah masalah adalah
menggunakan kelompk kecil sebagai konteks untuk oembelajaran. Peserta
didik yang enggan bertanya kepada pendidik dapat bertanya kepada teman
dalam sekelompoknya maupun kelompok lain. Mereka jua tidak merasa takut
menyampaikan pendapatnya sehingga dapat memotivasi peserta didik untuk
gita belajar (Muchammad Afcariono, 2009).
Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti akan meneliti tentang
“Penerapan Model Based Learning untuk Peningkatkan Motivasi Belajar
Fisika Peserta Didik Kelas X SMK IHSANNIAT Jombang”. Materi yang
akan digunakan akan menyesuaikan dengan waktu pelaksaan penelitian.
Metode yang akan dilakukan oleh peneliti adalah menggunakan metode
reward and punishment dan eksperimen.
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN PENELITIAN
3
1. Dengan penerapan model Problem Based Learning kelas X TKJ SMK
IHSANNIAT Jombang untuk meningkatkan motivasi belajar fisika
peserta didik.
2. Mengetahui langkah – langkah pembelajaran model Problem Based
learning yang mampu meningkatkan motivasi peserta didik X TKJ SMK
IHSANNIAT Jombang.
D. MANFAAT PENELITIAN
4
BAB II
KAJIAN TEORI
A. KAJIAN TEORI
1. Motivasi Belajar
Istilah motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai
daya upaya untuk mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif
dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam subtansi
untuk melakukan aktivitas – aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan.
Bahkan motif dapat dapat diartikan sebagai suatu kondisi intern
(kesiapsiagaan). Motif menjadi aktif pada saat tertentu, terutama bila
kebutuhan untuk menjadi tujuan sangat dirasakan untuk mendesak
(Sadirman, 2009:79)
Hamzah B.Uno (2010: 23), mengemukakan bahwa motivasi dan
belajar adalah dua hal yang berkaitan erat dan saling mempengaruhi.
Motivasi dipandang sebagai dorongan mental yang menggerakan dan
mengarahkan perilaku manusia, termasuk perilaku belajar (Dimyati dan
Mudjiono 2002: 80). Merutur Mc. Donald (Sadirman A. M, 2007: 73),
motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai
dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap
adanya tujuan.
Sedangkan belajar merupakan suatu pengalaman yang diperoleh
berkat adanya interaksi antara individu dengana lingkungannya (Hamzah
B. Uno, 2010: 22). Belajar juga dapat dikatakan sebagai suatu proses yang
dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang
baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam
interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 2003: 2). Oleh karena itu,
motivasi sangat diperlukan dalam proses belajar sebab seseorang yang
tidak memiliki motivasi dalam belajar maka tidak akan mungking
melakukan aktivitas belajar.
5
Menurut Hamzah B. Uno (2010: 23), hakikat motivasi belajar adalah
dorongan internal dan eksternal pada siswa – siswi yang sedang belajar
untuk mengadakan perubahan tingkah laku. Sedangkan Abdul Hadis
(2006: 30) menyatakan bahwa motivasi belajar ialah daya penggerak yang
timbul dari dalam individu atau siswa mendorong individu melakukan
aktivitas belajar.
Pendapat tersebut diperkuat oleh sardiman A. M. (2007: 75) yang
mengatakan bahwa: “ motivasi belajar merupakan keseluruhan daya
penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang
menjamin kelangsungan dari dalam siri siswa yang memberikan arah pada
kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek itu dapat
tercapai”.
6
Peran motivasi dalam belajar yaitu menggerakan seseorang untuk
melakukan kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki dapat
tercapai. Eveline Siregar dan Hartini Nara (2010: 51) berpendapat bahwa
terdapat dua peranan penting motivasi dalam belajar: (1) motivasi
merupakan daya penggerak psikis dalam diri siswa yang menimbulkan
kegiatan belajar, menjamin kelangsungan belajar demi mencapai satu
tujuan; (2) motivasi memegang peranan penting dalam memberikan
gairah, semangat dan rasa senang dalam belajar, sehingga siswa yang
mempunyai motivasi tinggi mempunyai energi yang banyak untuk
melaksanakan kegiatan belajar.
Syaiful Bahri Djamarah (2002: 118-122) mengemukakan bahwa
motivasi mempunyai peranan yang strategis dalam aktivitas belajar. Tidak
ada motivasi berarti tidak ada kegiatan belajar, untuk itu perlu
diperhatikan prinsip-prinsip motivasi dalam belajar agar motivasi dapat
ditumbuhkan secara optimal. Adapun prinsip-prinsip motivasi dalam
belajar adalah sebagai berikut:
a. Motivasi sebagai dasar penggerak yang mendorong aktivitas belajar.
Dalam hal ini motivasilah yang menjadi dasar penggerak seseorang
agar terdorong untuk melakukan kegiatan belajar.
b. Motivasi instrinsik lebih utama dari pada motivasi ekstrinsik dalam
belajar. Siswa yang belajar atas dasar motivasi intrinsik akan lebih
bermakna, karena semangat belajar yang dimilikinya sangat kuat
sehingga sangat sedikit terpengaruh dari luar.
c. Motivasi berupa pujian baik daripada hukuman. Dalam hal ini dengan
memberikan motivasi berupa pujian sama halnya dengan memberikan
penghargaan atas prestasi yang dikerjakan oleh oleh
seseorang, sehingga akan menambah semangat untuk lebih
meningkatkan prestasi. Sebuah pujian harus diberikan pada tempat
dan kondisi yang tepat, sebab kesalahan pujian bias bermakna
mengejek
d. Motivasi berhubungan erat dengan kebutuhan dalam belajar.
Kebutuhan yang tidak bisa dihindari siswa yaitu keinginan untuk
7
menguasai sejumlah ilmu pengetahuan. Guru harus bisa
memanfaatkan kebutuhan siswa dengan memancing semangat belajar
siswa, sehingga siswa akan giat belajar untuk memenuhi rasa ingin
tahunya terhadap sesuatu.
e. Motivasi dapat memupuk optimisme dalam belajar. Siswa yang
memiliki motivasi dalam belajar selalu yakin dapat menyelesaikan
setiap pekerjaan yang sedang atau akan dihadapinya.
f. Motivasi melahirkan prestasi dalam belajar. Dari berbagai penelitian
selalu menyimpulkan bahwa motivasi memperngaruhi prestasi belajar.
Tinggi rendahnya motivasi selalu dijadikan indikator baik buruknya
prestasi belajar seorang siswa.
8
mendapatkan rangking tiga besar, dan siswa yang memiliki
keunggulan tertentu.
3) Saingan / kompetisi
Persaingan atau kompetisi dapat digunakan sebagai alat motivasi
untuk mendorong siswa agar mereka bergairah dalam belajar.
Persaingan dalam bentuk individu maupun kelompok dipelukan untuk
meningkatkan kegiatan belajar siswa dan untuk menjadikan proses
interaksi belajar mengajar menjadi kondusif
4) Ego – involvement
Menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan pentingnya
tugas dan menerimanya sebagai tantangan sehingga mau bekerja keras
dengan mempertaruhkan harga diri mereka, merupakan salah satu
bentuk motivasi yang cukup penting. Dapat meyelesaikan tugas
dengan baik adalah simbol kebanggaan dan harga diri bagi siswa.
Dapat dikatakan karena harga dirilah yang menjadikan siswa mau
belajar dengan giat.
5) Memberi ulangan
Memberikan ulangan bisa dijadikan sebagai alat motivasi, sebab siswa
akan menjadi giat belajar jika mengetahui akan ada ulangan. Namun
harus diingat bahwa guru jangan terlalu sering memberikan ulangan,
karena bisa membosankan. Selain itu, guru juga harus terbuka dengan
memberitahu kepada siswa jika akan ada ulangan.
6) Mengetahui hasil
Mengetahui hasil pekerjaan, apalagi kalau terjadi kemajuan, akan
mendorong siswa untuk lebih giat belajar. Semakin mengetahui hasil
belajarnya meningkat, maka ada motivasi pada diri siswa untuk terus
belajar, degan suatu harapan hasilnya terus meningkat.
7) Pujian
Pujian merupakan bentuk reinforcement yang positif dan motivasi
yang baik. Dengan memberikan pujian dengan tepat, maka akan
memupuk suasana menyenangkan dan mempertinggi gairah belajar
serta sekaligus membangkitkan harga diri.
9
8) Hukuman
Hukuman merupakan reinforcement negatif, namun jika diberikan
secara tepat dan bijak bisa menjadi sarana yang dapat menumbuhkan
motivasi. Hukuman akan menjadi alat motivasi bila dilakukan degan
pendekatan edukatif, bukan karena dendam. Oleh karena itu, dalam
memberikan hukuman guru harus memahami prinsip-prinsip
pemberian hukuman.
9) Hasrat untuk belajar
Hasrat untuk belajar berarti ada unsur kesengajaan yaitu ada maksud
dan keinginan untuk belajar. Hasrat untuk belajar berarti pada diri
siswa itu memang ada motivasi untuk belajar, sehingga sudah barang
tentu hasilnya akan lebih baik daripada siswa yang tidak memiliki
hasrat untuk belajar.
10) Minat
Motivasi dan minat muncul karena adanya kebutuhan, sehingga tepat
jika minat dikatakan sebagai alat motivasi yang pokok. Proses belajar
mengajar akan berjalan lancar kalau disertai dengan minat
11) Tujuan yang diakui
Rumusan tujuan yang diakui dan diterima baik oleh siswa, juga
menjadi alat motivasi yang sangat penting. Sebab dengan memahami
tujuan yang ingin dicapai maka akan timbul semangat untuk terus
belajar demi menggapai tujuan yang dimaksud.
Bentuk dan cara yang digunakan untuk menumbuhkan motivasi
belajar Fisika dalam penelitian ini adalah memberikan hadiah (berupa
bintang kertas), saingan/ kompetisi (peserta didik harus berkompetisi untuk
menjawab pertanyaan dengan benar dengan waktu yang dibatasi),
memberikan pujian (berupa applause), dan memunculkan minat/
ketertarikan peserta didik untuk mengikuti pembelajaran Fisika dengan
menggunakan media yang menarik baik berupa gambar maupun video
yang sesuai dalam kehidupan atau video penerapan dari jurusan TKJ.
10
Motivasi memiliki fungsi bagi sesorang, karena motivasi dapat
mendorong seseorang untuk melakukan seseuatu dan menjadikan orang
tersebut mengalami perubahan kearah yang lebih baik. Berikut tiga fungsi
motivasi menurut Sardiman A. M (2007: 85), antara lain:
1) Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau
motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan
motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.
2) Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujan yang hendak
dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan
kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.
3) Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa
yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan
menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi
tujuan tersebut.
Menurut Hamzah B. Uno (2010: 27) mengatakan bahwa peranan
motivasi dalam belajar adalah sebagai berikut:
1) Menentukan hal – hal yang dapat dijadikan penguat belajar.
Motivasi dapat berperan dalam penguatan belajar apabila seorang
anak yang belajar dihadapkan pada suatu masalah yang memerlukan
pemecahan, dan hanya dapat dipecahkan berkat bantuan hal-hal yang
pernah dilaluinya.
2) Memperjelas tujuan belajar yang hendak dicapai.
Anak akan tertarik untuk belajar sesuatu, jika yang dipelajari itu
sedikitnya sudah dapat diketahui dan dinikmati manfaatnya bagi anak.
3) Menentukan ketekunan balajar.
11
Hamzah B. Uno (2010: 23) menyebutkan motivasi belajar
mempunyai peranan besar dalam keberhasilan seseorang dengan beberapa
indikator atau unsur yang mendukung. Adapun indikator tersebut adalah
sebagai berikut:
1) Adanya hasrat dan keinginan untuk berhasil.
2) Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar.
3) Adanya harapan dan cita – cita masa depan.
4) Adanya penghargaan dalam belajar.
5) Adanya keinginan yang menarik dalam belajar.
6) Adanya lingkungan belajar yang kondusif.
Orang yang termotivasi dapat dilihat dari ciri-ciri yang ada pada
diri orang tersebut. Sardiman A. M. (2007: 83) berpendapat bahwa
motivasi yang ada pada setiap orang itu memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1) Tekun menghadapi tugas.
2) Menunjukkan minat terhadap macam – macam masalah.
3) Lebih senang bekerja mandiri.
4) Cepat bosan pada tugas – tugas yang rutin.
5) Dapat mempertahankan pendapatnya.
6) Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu.
7) Senang mencari dan memecahkan masalah soal – soal.
12
b. Model Problem Based Learning (Pembelajaran Berbasis Masalah)
13
5) Apabila guru ingin siswa memahami hubungan antara apa yang
dipelaari dengan kenyataan dalam kehidupan sehari – hari.
14
Siswa merancang pemecahan masalah sesuai permasalahan yang
telah dirumuskan
3) Membimmbing penyelidikan individual maupun kelompok
Yaitu mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang
sesuai, melaksanakan observasi/eksperimen untuk mendapatkan
penjelasan dan pemecahan masalah. Siswa berdiskusi berbagi
informasi setelah mencari dan mengumpulkan informasi yang
diperlukan dari berbagai sumber untuk memecahkan masalah.
4) Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
Yaitu membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan
karya yang sesuai seperti laporan, poster, puisi dan model yang
membantu mereka untuk berbagi tugas dengan temannya. Siswa
menampilkan karyanya/menjelaskan hasil kegiatan pemecahan
masalahnya.
5) Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
Yaitu membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi
terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka
gunakan. Siswa melakukan refleksi/evaluasi terhadap kegiatan
pememecahan masalah yang telah dilakukan.
15
5) Pemecahan masalah dapat membantu siswa untuk mengembangkan
pengetahuan barunya dan bertanggungjawab terhadap pembelajaran
yang mereka lakukan.
6) Melalui pemecahan masalah bahwa belajar tidak hanya dari
guru dan buku.
7) Pemecahan masalah dianggap pembelajaran yang lebih menyenangkan.
8) Pemecahan masalah dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk
berfikir kritis dan mengembangkan pengetahuan mereka untuk
menyesuaikan dengan pengetahuan baru.
9) Pemecahan masalah dapat memberikan kesempatan kepada siswa
untuk mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki dalam dunia
nyata.
10) Pemecahan masalah dapat membangun minat siswa untuk secara terus
menerus belajar sekalipun belajar pada pendidikaan formal berakhir.
Kelemahan:
1) Jika minat siswa kurang atau masalah kurang menarik siswa, maka
siswa akan merasa enggan untuk mencoba.
2) Keberhasilan strategi pembelajaran berbasis masalah membutuhkan
cukup waktu untuk persiapan.
3) Tanpa pemahaman mengapa mereka berusaha memecahkan masalah
yang sedang dipelajari, maka mereka tidak akan belajar apa yang ingin
mereka pelajari.
B. KERANGKA BERPIKIR
16
dominan ceramah tanya jawab serta diskusi. Metode yang kurang bervariasi
tersebut menyebabkan keaktifan kurang dan hasil belajar siswa belum
optimal.
Terkait dengan hal tersebut, perlu adanya suatu tindakan yang dapat
membantu meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa. Tindakan yang
cocok adalah diterapkannya model pembelajaran yang melibatkan siswa
secara langsung. Hal itu dapat dilakukan dengan menerapkan model Problem
Based Learning (PBL), karena dalam model tersebut siswa dapat terlibat
untuk aktif berpikir, menemukan konsep baru dalam memecahkan
permasalahan pembelajaran yang dikaitkan dengan masalah dunia nyata
(a real world problems). Pada proses pembelajaran dengan penerapan model
ini diharapkan dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa. Tetapi,
apabila antara input dan proses pembelajaran tidak saling mendukung, maka
tidak akan terjadi peningkatan keaktifan dan hasil belajar siswa.
C. HIPOTESIS TINDAKAN
17
BAB III
METODE PENELITIAN
A. SUBJEK PENELITIAN
Subjek dari penelitian ini adalah peserta didik kelas X TKJ serjumlah 30
orang untuk uji keberhasilan model problem based learning di SMK
IHSANNIAT, Rejoagung Ngoro Jombang tahun pelajaran 2019 – 2020.
C. DESAIN PENELITIAN
18
Gambar 1. Konsep Metode Penelitian Tindakan Kelas
19
d. Membuat lembar observasi yang dapat memantau hasil belajar siswa
dan keterampilan proses sains. Penilaian pada lembar observasi
keterampilan proses sains ini meliputi siswa saat mengamati,
menyusun hipotesis, melakukan eksperimen, mengklasifikasi data
kedalam tabel, interpretasi data, menyimpulkan, dan
mengomunikasikan. Penilaian tersebut dilakukan dengan
menggunakan indikator dalam setiap kriteria.
e. Membuat lembar respon peserta didik yang merupakan refleksi
terhadap aktivitas dan hasil pembelajaran yang telah dilakukan.
Lembar evaluasi juga berisi pengungkapan perasaan dan pengalaman
siswa selama proses pembelajaran dalam rangka memperbaiki
pembelajaran.
2. Tahap 1: Pelaksanaan tindakan
3. Tahap 3: Pengamatan
20
4. Tahap 4: Refleksi Tindakan
Pada tahap ini menganalisis pada lembar respon peserta didik yang
kemudian akan digunakan sebagai refleksi, metode dan langkah-langkah
pembelajaran mana saja yang kurang atau sudah dapat meningkatkan hasil
belajar fisika dan keterampilan proses sains dengan model pembelajaran
PjBL. Hasil obesrvasi dan refleksi digunakan dalam menentukan perbaikan
pada siklus pembelajaran berikutnya apabila diperlukan.
D. INSTRUMEN PENELITIAN
21
Tidak mudah putus asa
dalam mengerjakan
tugas yang banyak.
3 Menunjukkan minat Memperhatikan 3 5, 6,
belajar fisika penjelasan dari 7
pendidik
Antusias dalam
mengikuti pelajaran
fisika
Mempunyai inisiatif
sendiri untuk belajar
fisika
4 Senang belajar fisika Bersemangat ketika 3 8, 9,
mengikuti pelajaran 10
fisika
Belajar tampa
menunggu perintah
guru / ortang tua
Tetap belaajr walaupun
tidak ada PR
4 Berani berpendapat Selalu memberikan 2 11,
pendapat saat 12
berdiskusi
Menanyakan
permasalahan yang
sulit dimengerti kepada
guru
5 Kerjasama dalam Senang jika belajar di 3 13,
belajar fisika bentuk kelompok 14,
Dapat bekerjasama saat 15
tugas kelompok
Belajar bersama jika
menemui kesulitan
22
2. Lembar Observasi
23
Based Learning fisika melalui ketertarikan terhadap
model Problem pembelajaran
Based Learning Melaksanakan perintah
guru
Kerjasama kelompok
Memperhatikan
presentasi dari
kelompok lain
Berani memberi
tanggapan
2. Observasi
24
pembelajaran dengan menggunakan model problem based learning. Dalam
penelitian ini, observasi dilaksanakan oleh peneliti dan dibantu oleh rekan
peneliti dengan panduan lembar observasi untuk pelaksanaan proses
pembelajaran dengan menggunakan model problem based learning.
25
100 : bilangan tetap
Sumber: Ngalim Purwanto (2013: 102)
Beradasarkan pendapat tersebut, hasil dan perhitungan persentase
penelitian ini ditafsirkan ke dalam kriteria sebagai berikut:
G. INDIKATOR KEBERHASILAN
26
DAFTAR PUSTAKA
Dimyati dan Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Eveline Siregar dan Hartini Nara. 2011. Teori Belajar dan Pembelajaran.
Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia.
Ibrahim dan Nur. 2000. model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based
Learning). http://setyoexoatm.blogspot.com/2010/06/problem-based-
learning.html
Sardiman. 2007. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo
Syaiful Bahri Djamarah. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Ardi Mahasatya.
27
Yamin dan Antasari. 2008.Teknik Mengembangkan Kemampuan Individu Siswa.
Jakarta: GP Press.
28
LAMPIRAN
SKALA MOTIVASI BELAJAR FISIKA PESERTA DIDIK KELAS X TKJ
SMK IHSANNIAT JOMBANG
Nama Siswa :
No. Absen :
Hari / tanggal :
Pilihan Jawaban
No Pernyataan Skala Tidak
Selalu Sering Jarang
pernah
1 Saya berusaha menyelesaikan
tugas yang diberikan guru dengan
sungguh – sungguh
2 Saya tidak berhenti mengerjakan
tugas sebelum tugas tersebut
selesai dikerjakan
3 Saya tidak mudah putus asa ketika
mengerjakan tugas yang sulit
4 Saya tidak mudah putus asa ketika
mengerjakan tugas yang banyak
5 Saya memperhatikan penjelasan
dari guru
6 Saya tertarik saat mengikuti
pelajaran fisika
7 Setiap hari di rumah saya
mengulang pelajaran yang telah
diberikan oleh guru
8 Saya bersemangat ketika
mengikuti pelajaran fisika
9 Saya belajar tanpa menunggu
perintah dari guru/orang tua
10 Saya tetap belajar walaupun tidak
ada PR
11 Saya memberikan pendapat saya
saat berdiskusi
12 Saya bertanya kepada guru tentang
materi yang sulit dimengerti
13 Saya senang jika belajar fisika
dibentuk kelompok – kelompok
14 Saya dapat bekerjasama saat
mengerjakan tugas kelompok
15 Ketika menemui kesulitan dalam
belajar fisika, saya
menyelesaikannya dengan belajar
kelompok