Anda di halaman 1dari 25

PENGARUH METODE ACTIVE LEARNING TIPE TEAM QUIZ

BERBANTU MEDIA POWER POINT TERHADAP HASIL BELAJAR


SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI

PROPOSAL PENELITIAN
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata
Satu ( S1) Pendidikan Ekonimi Pada Universitas Nurul Huda.

Oleh :

Soni Setiawan

NIM (2087203015)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

FAKULTAS PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NURUL HUDA

OKU TIMUR

2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI......................................................................................................................................II
1. Pendahuluan...................................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang Penelitian......................................................................................................... 1
1.2 Identifikasi Masalah..................................................................................................................3
1.3 Batasan Masalah....................................................................................................................... 3
1.4 Rumusan Masalah.....................................................................................................................3
1.5 Tujuan Penelitian...................................................................................................................... 3
1.6 Manfaat Penelitian.................................................................................................................... 4
2. Kajian Teori.................................................................................................................................5
2.1 Kajian Teoritis..................................................................................................................... 5
2.2 Penelitian Yang Relevan....................................................................................................13
2.3 Kerangka Berfikir.............................................................................................................. 14
2.4 Hipotesis Penelitian............................................................................................................15
3. Metodologi Penelitian...............................................................................................................16
3.1 Metode Penelitian.............................................................................................................. 16
3.2 Lokasi Dan Waktu Penelitian.............................................................................................16
3.3 Kelas Kontrol Dan Kelas Eksperimen................................................................................16
3.4 Variabel Penelitian Dan Desain Penelitian.........................................................................17
3.5 Defenisi Operasional..........................................................................................................18
3.6 Teknik Pengumpulan Data.................................................................................................20
3.7 Teknik Analisi Data............................................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................................27

II
“Pengaruh Metode Active Learning Tipe Team Quiz Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata
Pelajaran Ekonomi”

1. Pendahuluan

1.1 Latar Belakang Penelitian

Pendidikan merupakan suatu bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia,
karena pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting bagi manusia. Pendidikan akan
dibutuhkan selama manusia masih hidup dan terus berkembang seumur hidup manusia. Hal ini
sudah dikemukakan dalam Undang-Undang Republik Indonesia, nomor 20 tahun 2003, tentang
Sistem Pendidikan Nasional dalam bab I pasal 1 menyatakan bahwa: “Pendidikan adalah usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan akhlak
pengendalian diri kepribadian kecerdasan mulia serta ketrampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa, dan Negara” (Pidarta, 2014: 11). Di pahami ataupun tidak, sesungguhnya
sebagian aktivitas di dalam kehidupan sehari-hari kita merupakan kegiatan belajar. Dengan
demikian, dapat kita katakan bahwa itu berarti pula bahwa belajar tidak pernah dibatasi usia, tempat
maupun waktu, karena perubahan yang menuntut terjadinya aktivitas belajar itu juga tidak pernah
berhenti. Dalam hal ini, Syah (2012: 61) mengemukakan pendapatnya bahwa belajar juga
memainkan peran penting dalam mempertahankan kehidupan sekelompok umat manusia (bangsa)
di tengah-tengah persaingan yang semakin ketat di antara bangsa-bangsa lainnya yang lebih dahulu
maju karena belajar.

Pendidikan pada saat ini sangat membutuhkan tangan-tangan guru yang kreatif dan inovatif.
Dalam proses belajar mengajar seorang guru harus mampu menggunakan strategi pembelajaran
yang menarik. Oleh karena itu, dalam praktik di kelas guru hendaknya meningkatkan pemahaman
siswa terhadap materi pembelajaran dengan melakukan perencanaan proses pembelajaran yang
dapat meningkatkan aktivitas siswa serta menggali potensi siswa dalam proses pembelajaran.
Seperti yang diutarakan oleh Suyanto dan Djihad (2012: 8) bahwa sebagai salah elemen tenaga
kependidikan, seorang guru harus mampu melaksanakan tugasnya secara profesional, dengan selalu
berpegang teguh pada etika kerja, independensi (bebas dari tekanan pihak luar), produktif, efektif,
efisien dan inovatif.

Seorang guru dituntut kreatif dalam mengajarkan suatu materi pelajaran, seperti
menggunakan beberapa strategi pembelajaran untuk membantu seorang guru dalam proses belajar
mengajar. Strategi mengajar adalah tindakan guru dalam melaksanakan rencana mengajar. Artinya
usaha guru dalam menggunakan beberapa variabel pengajaran (tujuan, bahan, metode dan alat, serta
1
evaluasi) agar dapat mempengaruhi para siswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam hal
ini, Sudjana (2011: 76) mengemukakan pendapatnya bahwa peranan metode mengajar sebagai alat
untuk menciptakan proses mengajar dan belajar. Dengan metode ini diharapkan tumbuh berbagai
kegiatan belajar siswa sehubungan dengan kegiatan mengajar guru. Oleh karena itu, metode
mengajar yang baik adalah metode yang dapat menumbuhkan kegiatan belajar siswa.

Namun, pada kenyataannya masih banyak guru yang masih memaksakan penggunaan suatu
metode pembelajaran di kelas tanpa melihat karakter belajar siswa di kelas sehingga aktivitas
pembelajaran kurang berjalan secara optimal yang mengakibatkan hasil belajar siswa kurang
maksimal. Salah satunya adalah penggunaan metode ceramah yang masih menjadi pilihan favorit
bagi kebanyakan guru pada umumnya untuk menyampaikan materi di kelas. Metode ceramah
merupakan metode yang berpusat pada guru dimana dalam prakteknya siswa hanya sebagai
pendengar saja, sehingga siswa cenderung kurang aktif dalam aktivitas belajar mengajar.

Maka dari itulah, peneliti berinisiatif untuk memperbaiki keadaan tersebut dengan
melakukan suatu eksperimen yang dikemas ke dalam sebuah karya ilmiah tersebut. Dalam hal ini,
peneliti ingin menerapkan sebuah metode pada pembelajaran mata pelajaran Ekonomi yang dapat
memotivasi siswa untuk belajar secara aktif di kelas, yaitu metode active learning tipe team quiz.
Metode pembelajaran quiz team merupakan metode pembelajaran dimana siswa dibagi menjadi tiga
tim. Setiap siswa dalam tim bertanggung jawab untuk menyiapkan kuis jawaban singkat, dan tim
yang lain menggunakan waktunya untuk memeriksa catatan. Pada pembelajaran quiz team ini siswa
terlibat aktif dengan melakukan pertanyaan dan jawaban yang nantinya akan dipertandingkan antar
kelompok (Wulandari, 2017: 204).

Diharapkan dengan penerapan metode tersebut, aktivitas belajar mengajar khususnya dalam
pembelajaran mata pelajaran Ekonomi dapat terlaksana dengan baik Dan diharapkan pula, dari hasil
penelitian ini, dapat menginspirasi para guru di sekolah tersebut untuk tidak seterusnya
menggunakan metode ceramah sebagai metode yang dominan untuk diterapkan di kelas. Oleh
karenanya, peneliti ingin mengkaji hal tersebut kedalam bentuk penelitian ilmiah yang diberi judul
“Pengaruh Metode Active Learning Tipe Team Quiz Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata
Pelajaran Ekonomi”

2
1.2 Identifikasi Masalah

Adapun masalah-masalah yang tertuang di latar belakang diatas maka identifikasi


masalahnya sebagai berikut:

1. Rendahnya daya serap peserta didik. Hal ini tampak pada hasil belajar peserta didik
yang masih sangat memprihatinkan.
2. Metode yang di terapkan hanya itu dan itu saja sehingga siswa merasa bosan dalam
proses pembelajar.

1.3 Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah ditemukan di atas, maka perlu dibuat
pembatasan masalah agar peneliti menjadi fokus dan dapat mengatasi permasalahan yang ada
penelitian ini lebih menekankan tentang Pengaruh Metode Active Learning Tipe Team Quiz
Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi Kelas X SMA.

1.4 Rumusan Masalah

Mengacu pada latar belakang masalah sebelumnya, dapat dirumuskan pokok permasalahan
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah hasil belajar siswa kelas X setelah diterapkan metode active learning
tipe team quiz berbantu media power point?
2. Apakah metode active learning tipe team quiz berbantu media power point berpengaruh
terhadap hasil belajar siswa kelas X ?

1.5 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui hasil belajar siswa kelas X setelah di terapkan metode active
learning tipe team quiz berbantu media power point.
2. Untuk mengetahui pengaruh metode active learning tipe team quiz berbantu media
power point terhadap hasil belajar siswa kelas X
3
1.6 Manfaat Penelitian

Hasil yang diperoleh dari penelitian tersebut, diharapkan dapat memberikan manfaat antara
lain sebagai berikut:

1. Manfaat teoritis
Di harapkan hasil penelitian ini dapat digunakan untuk pengembangan ilmu pendidikan,
khususnya yang berkaitan dengan penerapan suatu metode pembelajaran dan hasil belajar
siswa.
2. Manfaat praktis
a) Bagi sekolah Hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan oleh lembaga
pendidikan yang bersangkutan guna meningkatkan kualitas pengajaran para guru dan
kualitas pendidikan para siswa pada umumnya.
b) Bagi guru Hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi bagi para guru pada
umumnya, dan khususnya bagi guru mata pelajaran Ekonomi dalam melakukan
kegiatan belajar mengajar di kelas yang menyenangkan dan sekaligus memotivasi
siswanya untuk giat belajar.
c) Bagi siswa Hasil penelitian ini dapat dijadikan informasi serta pengalaman belajar
bagi siswa bahwa kegiatan belajar mengajar akan menjadi optimal apabila guru
mampu memilah-milah materi mana yang ingin diajarkan dengan menggunakan
metode yang tepat dan sesuai yang nantinya dapat memudahkan siswa untuk belajar.
d) Bagi penulis Untuk menambah pengalaman dan wawasan baru sebagai wadah dan
wahana untuk mengembangkan pengetahuan dan cakrawala berpikir, khususnya
dalam dalam bidang pendidikan, sehingga dapat diharapkan apabila sudah terjun di
lapangan dapat mampu membantu guru yang erat kaitannya dengan pelaksanaan itu
sendiri.

4
2. Kajian Teori

2.1 Kajian Teoritis

2.1.1 Active Learning (Pembelajaran Aktif)

a. Pengertian active learning (pembelajaran aktif)


Pembelajaran aktif (active learning) adalah suatu pembelajaran yang mengajak peserta didik
untuk belajar secara aktif. Ketika peserta didik belajar dengan aktif, berarti mereka yang
mendominasi aktifitas pembelajaran. Mereka secara aktif menggunakan otak mereka baik untuk
menemukan ide pokok dari materi pelajaran, memecahkan persoalan atau mengaplikasikan apa
yang baru mereka pelajari ke dalam suatu persoalan yang ada dalam kehidupan nyata (Zaini dalam
Nurbani, 2015: 263).
Menurut Nurbani yang dikutip oleh Wulandari (2017: 204) yang menyatakan bahwa
pembelajaran aktif ialah suatu pembelajaran yang mengajak siswa untuk aktif dalam proses
pembelajaran. Saat siswa belajar dengan aktif, maka siswa dapat menguasai aktifitas dalam proses
pembelajaran. Siswa secara aktif menggunakan akal pikiran mereka baik untuk menemukan ide
pokok dari materi pembelajaran maupun dalam memecahkan permasalahan atau menerapkan apa
yang baru ditemukan ke dalam permasalahan atau fenomena yang ada dalam kehidupan nyata.
Active learning (pembelajaran aktif) pada dasarnya berusaha untuk memperkuat dan
memperlancar stimulus dan respon anak didik dalam pembelajaran, sehingga proses pembelajaran
menjadi hal yang menyenangkan, tidak menjadi hal yang membosankan bagi mereka. Dengan
memberikan strategi active learning (pembelajaran aktif) pada anak didik dapat membantu ingatan
(memory) mereka, sehingga mereka dapat dihantarkan kepada tujuan pembelajaran dengan sukses.
Hal ini kurang diperhatikan pada pembelajaran konvensional (Hartono dalam Rosida, 2011: 91).
Berdasarkan penjelasan di atas, maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa Active learning
(pembelajaran aktif) adalah suatu pembelajaran yang memberikan stimulus atau dorongan bagi
siswa untuk belajar lebih giat daripada sebelumnya dengan cara memberikan suatu permasalahan
terkait materi yang diajarkan untuk dipikirkan bersama.

b. Karakteristik pembelajaran active learning


Menurut Hamid yang dikutip oleh Wisudawati (2015: 25), pembelajaran aktif memiliki
beberapa karakteristik, diantaranya :
1) Penekanan proses pembelajaran bukan pada penyampaian informasi oleh pengajar,
melainkan pada pengembangan keterampilan pemikiran analitis dan kritis terhadap
permasalahan yang ada
5
2) Siswa tidak hanya mendengarkan pelajaran secara pasif, tetapi juga mengerjakan sesuatu
yang berkaitan dengan materi pelajaran
3) Penekanan pada eksplorasi nilai-nilai dan sikap-sikap berkenaan dengan materi pelajaran
4) Siswa lebih banyak dituntut untuk berfikir kritis, menganalisa dan melakukan evaluasi
5) Umpan balik yang lebih cepat akan terjadi pada proses pembelajaran.

Pada saat aktif belajar, siswa melakukan sebagian besar pekerjaan belajar. Siswa
mempelajari gagasan-gagasan, memecahkan berbagai masalah dan menerapkan apa yang dipelajari.
Dan inilah yang menjadi dasar pada pembelajaran aktif. Menurut Sanjaya (2013: 137)
“Pembelajaran aktif menekankan kepada aktivitas siswa secara optimal, artinya pembelajaran aktif
menghendaki adanya aktivitas fisik, aktivitas mental dan emosional.” Dari pendapat tersebut dapat
diartikan bahwa keaktifan siswa tidak hanya dilihat ketika siswa memiliki pemikiran kritis untuk
mengajukan pertanyaan serta menjawab pertanyaan yang diberikan guru, namun ketika siswa juga
melakukan aktivitas fisik seperti mencatat materi pembelajaran juga dapat dikatakan bahwa siswa
tersebut aktif.

Dari uraian pendapat ahli tersebut maka karakteristik active learning dapat ditunjukkan
dengan indikator sebagai berikut :

1) Siswa berperan aktif atau terlibat langsung dalam kegiatan pembelajaran tidak hanya sebagai
pendengar dalam kegiatan pembelajaran namun siswa juga melakukan aktivitas baik fisik
maupun mental.
2) Siswa dapat berfikir kritis terhadap materi yang diajarkan sehingga akan terjadi umpan balik
(feed back) secara langsung antara siswa dengan guru.

Jenis-jenis Active learning (pembelajaran aktif) Aktivitas yang dapat dilakukan siswa di
kelas kompleks dan bervariasi. Aktivitas siswa tidak cukup hanya dengan mendengarkan dan
mencatat saja. Paul D. Dierich dalam Sardirman (2017: 101) menyatakan bahwa keaktifan belajar
dapat diklasifikasikan menjadi 8 kelompok yaitu:
1) Kegiatan visual (visual activities) diantaranya membaca, memperhatikan gambar,
demonstrasi, percobaan, dan pekerjaan orang.
2) Kegiatan lisan (oral activities) diantaranya menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi
saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, dan interupsi.
3) Kegiatan mendengarkan (listening activities) diantaranya mendengar uraian percakapan,
diskusi, musik, dan pidato.
4) Kegiatan menulis (writing activities) diantaranya menulis cerita, karangan, laporan, angket,
dan menyalin.

6
5) Kegiatan menggambar (drawing activities) diantaranya menggambar, membuat grafik, peta,
dan diagram.
6) Kegiatan motor(motor activities) diantaranya melakukan percobaan, membuat konstruksi,
model reparasi, bermain, berkebun, beternak.
7) Kegiatan mental (mental activities) diantaranya menanggapi, mengingat, memecahkan soal,
menganalisis, melihat hubungan dan mengambil keputusan.
8) Kegiatan emosional (emotional activities) diantaranya menaruh minat, merasa bosan,
gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang, dan gugup

2.1.2 Model Team Quiz

a. Pengertian Quiz Team


Menurut Silberman yang dikutip oleh Wulandari (2017: 204) quiz team merupakan model
pembelajaran aktif yang dikembangkan oleh Silberman. Pada metode pembelajaran quiz team ini
siswa dibagi menjadi tiga tim. Setiap siswa dalam tim bertanggung jawab untuk menyiapkan kuis
jawaban singkat, dan tim yang lain menggunakan waktunya untuk memeriksa catatan. Pada
pembelajaran quiz team ini siswa terlibat aktif dengan melakukan pertanyaan dan jawaban yang
nantinya akan dipertandingkan antar kelompok.
Model team quiz dapat meningkatkan kemampuan tanggung jawab peserta didik terhadap
apa yang mereka pelajari melalui cara yang menyenangkan dan tidak menakutkan. Proses belajar
mengajar dengan model team quiz mengajak siswa bekerja sama dengan teamnya dalam melakukan
diskusi bertanya, menjawab pertanyaan, memberi arahan, mengemukakan pendapat, serta
menyampaikan informasi. Kegiatan tersebut akan melatih keterampilan siswa dan juga
memperdalam pemahaman konsep siswa (Silberman, 2013: 49).

b. Kelebihan Model Pembelajaran Quiz Team Adapun kelebihan dari model pembelajaran
Quiz Team adalah :
1) Adanya kuis akan membuat tertarik anak untuk mengikuti proses pembelajaran.
2) Melatih siswa untuk dapat membuat kuis secara baik.
3) Dapat meningkatkan persaingan diantara siswa secara sportif.
4) Setiap kelompok memiliki tugas masing-masing.
5) Memaju siswa untuk menjawab pertanyaan secara baik dan benar
6) Memperjelas rangkaian materi karena diakhir pelajaran guru memperjelas semua rangkaian
pertanyaan yang dianggap perlu untuk dibahas kembali.

7
c. Kelemahan Model Pembelajaran Quiz Team Sebagaimana yang kita ketahui bahwa setiap
model memiliki kelemahan, begitu juga dengan model pembelajaran ini. Adapun kelemahan model
pembelajaran ini adalah sebagai berikut :
1) Menyusun pertanyaan secara berkualitas merupakan pekerjaan sulit siswa.
2) Siswa tidak tahu apa yang mau ditanyakan kepada gurunya.
3) Pertanyaan yang dibuat adakalanya hanya bersifat sekedar dibuat – buat saja, yang penting
ada pertanyaannya dari pada tidak bertanya.
4) Adanya kelompok yang bekerja kurang professional dalam menjalankan tugas yang
diberikan kepadanya.

d. Langkah-langkah dalam melaksanakan Model Pembelajaran Quiz Team adalah sebagai


berikut:
1) Pilihlah topic yang dapat disampaikan dalam tiga bagian.
2) Bagilah siswa menjadi 3 kelompok yaitu A, B, dan C.
3) Sampaikan kepada siswa format penyampaian pelajaran kemudian mulai penyampaian
materi. Batasi penyampaian materi maksimal 10 menit.
4) Setelah penyampaian, minta kelompok A menyiapkan pertanyaan- pertanyaan berkaitan
dengan materi yang baru saja disampaikan. Kelompok B dan C menggunakan waktu ini
untuk melihat lagi catatan mereka.
5) Mintalah kepada kelompok A untuk memberi pertanyaan kepada kelompok B. Jika
kelompok B tidak dapat menjawab pertanyaan, lempar pertanyaan tersebut kepada
kelompok C.
6) Kelompok A memberi pertanyaan kepada kelompok C, jika kelompok C tidak dapat
menjawab, lemparkan kepada kelompok B.
7) Jika tanya jawab selesai, lanjutkan pelajaran kedua dan tunjuk kelompok B untuk menjadi
kelompok penanya. Lakukan seperti proses untuk kelompok A.
8) Setelah kelompok B selesai dengan pertanyaannya, lanjutkan penyampaian materi pelajaran
ketiga dan tunjuk kelompok C sebagai kelompok penanya.
9) Akhiri pelajaran dengan menyimpulkan tanya jawab dan jelaskan sekiranya ada pemahaman
siswa yang keliru.

2.1.3 Media Power point

a. Pengertian Media
Kata media berasal dari bahasan Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang
secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah perantara atau pengantar pesan dari
pengirim ke penerima pesan.
8
Gagne “Menyatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkaran siswa
yang dapat merangsangnya untuk belajar”. Sementara itu Briggs “Menyatakan bahwa media adalah
segala jenis alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar.
Dalam proses pembelajaran Peran guru adalah menyediakan, menunjukkan, membimbing
dan memotivasi siswa agar mereka dapat berinteraksi dengan berbagai sumber belajar yang ada.
Bukan hanya sumber belajar yang berupa orang, melainkan juga sumber belajar yang telah tersedia.
Semua sumber belajar itu dapat kita temukan, kita pilih dan kita manfaatkan sebagai sumber belajar
bagi siswa kita, sumber belajar yang lain itu bisa salah satunya berupa media.
Media adalah alat komunikasi. Media yang digunakan oleh siswa adalah media berbasis
computer, media yang berbasis computer memiliki penekanan yang terletak pada upaya yang dapat
memaksimalkan aktivitas siswa belajar dan mengajar yang menimbulkan intraksi kognitif antara
siswa dan guru. Proses pembelajaran yang berbantukan computer atau yang sering dikenal dengan
computer based instruction (CBI), merupakan istilah untuk segala kegiatan belajar yang
menggunakan komputer.

b. Pengertian Power Point


Power Point atau Microsoft Office Power Point adalah sebuah program yang dikembangkan
oleh Microsoft di dalam paket aplikasi oleh data, Microsoft Office. Aplikasi Power Point pertama
kali dikembangkan oleh Bob Gaskins dan Dennis Autis sebagai presenter untuk perusahaan
bernama Forethought, Inc. Yang kemudian berubah namanya menjadi Power Point. Microsoft
Office Power Point versi pertama dikeluarkan pada tahun 197, lebih dari 20 versi telah dikeluarkan
hingga tahun 2007.
Dalam Power Point, seperti halnya perangkat lunak pengolah presentasi lainnya, objek teks,
grafik, video, suara, dan objek-objek lainnya diposisikan dalam beberapa halaman individual yang
disebut dengan “slide”. Setiap slide dapat dicetak atau ditampilkan pada layar dan dapat
diperintahkan oleh presenter. Keunggulan yang dimiliki oleh Microsoft Power Point adalah sebagai
berikut:
1) Terdapat fasilitas Undo untuk membatalkan perlakuan dan Redo untuk mengembalikan yang
sudah dibatalkan.
2) Menampilkan struktur presentasi yang sudah disusun sebelumnya.
3) Dapat menambahkan grafik, tabel, clip art, musik, film dan lainnya ke dalam slide
presentasi.
4) Dapat diubah sebagai handout presentasi.
5) Memudahkan pembuatan slide presentasi.
6) Menambahkan header (kepala halaman) dan footer (kaki halaman) ke slide presentasi.
7) Dilengkapi banyak tools untuk membuat sebuah presentasi yang bagus.
9
8) Dilengkapi fitur export ke pdf.
9) Adanya fitur kolaborasi.
10) Dilengkapi fitur Cloud service dari mocrosoft.
Di samping kelebihan yang ditawarkan, terdapat kekurangan Microsoft Power Point yang
harus dicermati. Kekurangan tersebut adalah sebagi berikut :
1) Microsoft Office Power Point ini hanya dapat dijalankan pada OS Windows saja.
2) Perubahan tampilan dokumen pada versi Power Point baru berbeda dengan versi yang lama.
3) Harga Microsoft Office cukup tinggi.
4) Video yang disisipkan dalam Power Point apabila digunakan pada PC lain harus
diikutsertakan pada folder yang sama dengan file Ppt. Tidak dapat menampilkan simbol
matematika dalam format equation dapat diedit seperti dalam Ms. Word, melainkan hanya
dalam format gambar.
Keberhasilan presentasi dipengaruhi oleh desain media presentasi yang ditampilkan,
terkadang desain yang kelihatannya rame belum tentu menarik minat peserta, membuat pesan
menjadi jelas bahkan terkadang menjadi tidak karuan. Terkadang desain yang simple justru lebih
komunikatif.

2.1.4 Hasil Belajar

a. Pengertian hasil belajar


Hasil belajar adalah sejumlah pengalaman yang diperoleh siswa yang mencakup ranah
kognitif, afektif, dan psikomotorik. Belajar tidak hanya penguasaan konsep teori mata pelajaran
saja, tapi juga penguasaan kebiasaan, persepsi, kesenangan, minat-bakat, penyesuaian sosial,
macam-macam keterampilan, cita-cita, keinginan dan harapan.
Untuk menentukan berhasil atau gagalnya siswa menempuh pendidikan dalam suatu
lembaga, secara umum digunakan tolak ukur hasil belajar untuk mengetahui kemampuan-
kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia memperoleh pengalaman belajarnya. Menurut Nana
Sudjana, hasil belajar adalah kemampuan- kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima
pengalamannya. Penilaian terhadap hasil belajar siswa untuk mengetahui sejauh mana ia telah
mencapai sasaran, inilah yang disebut prestasi belajar. Seperti yang dikatakan Winkel, bahwa proses
belajar yang dialami siswa perubahan-perubahan dalam bidang pengetahuan dan pemahaman, nilai,
sikap dan keterampilan.
Adapun menurut Arikunto, “hasil belajar adalah hasil setelah mengalami proses belajar,
dimana tingkah laku itu tampak dalam bentuk perbuatan yang dapat diamati dan diukur. Menurut
Hamalik “hasil belajar adalah perubahan tingkah laku subjek yang meliputi kemampuan
kognitif,afektif, dan psikomotor dalam situasi tertentu berkat pengalamannya berulang-ulang.”
10
Dari paparan beberapa teori dan konsep tentang hasil belajar tersebut diatas, maka dapat
disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan perilaku berupa pengetahuan, keterampilan, sikap,
informasi, dan atau strategi kognitif yang baru dan diperoleh siswa setelah berinteraksi dengan
lingkungan dalam suatu suasana atau kondisi pembelajaran.

b. Tujuan Hasil Belajar


Menurut Suprihatiningrum (2014: 38) sesuai dengan taksonomi tujuan pembelajaran, hasil
belajar dibedakan dalam tiga aspek, yaitu hasil belajar aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.
1) Aspek kognitif Dimensi kognitif adalah kemampuan yang berhubungan dengan
berpikir, mengetahui, dan memecahkan masalah, seperti pengetahuan komprehensif,
aplikatif, sintesis, analisis, dan pengetahuan evaluatif. Kawasan kognitif adalah
kawasan yang membahas tujuan pembelajaran berkenaan dengan proses mental yang
berawal dari tingkat pengetahuan sampai ke tingkat yang lebih tinggi, yakni evaluasi.
2) Aspek afektif Dimensi afektif adalah kemampuan yang berhubungan dengan sikap,
nilai, minat, dan apresiasi. Menurut Depdiknas yang dikutip oleh Suprihatiningrum
(2014: 41-42), aspek afektif yang dapat dinilai, antara lain sikap, minat, nilai, dan
konsep diri
3) Aspek psikomotorik Kawasan psikomotorik mencakup tujuan yang berkaitan dengan
keterampilan yang bersifat manual atau motorik. Menurut Suprihatiningrum (2014:
45) aspek tersebut memiliki berbagai tingkatan dari yang paling sederhana hingga
paling kompleks.

c. Indikator Hasil Belajar


Pada prinsipnya, pengungkapan hasil belajar ideal meliputi segenap ranah psikologis
yang berubah sebagai akibat pengalaman dan proses belajar siswa. Namun demikian,
pengungkapan perubahan tingkah laku seluruh ranah itu, khususnya ranah rasa murid, sangat
sulit. Hal ini disebabkan perubahan hasil belajar itu ada yang bersifat intangible (tak dapat
diraba).
Oleh karena itu, yang dapat dilakukan guru dalam hal ini adalah hanya mengambil
cuplikan perubahan tingkah laku yang dianggap penting dan diharapkan dapat
mencerminkan perubahan yang terjadi sebagai hasil belajar siswa, baik yagn berdimensi
cipta dan rasa maupun yang berdimensi karsa.

11
2.1.5 Mata Pelajaran Ekonomi

a. Pengertian Mata Pelajaran Ekonomi


Ekonomi merupakan mata pelajaran yang mengkaji tentang perilaku dan tindakan mannusia
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang banyak, bervariasi, dan berkembang dengan sumber
daya yang ada melalui pilihan-pilihan kegiatan produksi, konsumsi, dan/ atau distribusi (Fajar,
2014: 127).

b. Fungsi dan tujuan mata pelajaran Ekonomi


1. Fungsi mata pelajaran Ekonomi di SMA dan MA adalah: mengembangkan kemampuan
siswa untuk berekonomi, dengan cara mengenal berbagai kenyataan dan peristiwa
ekonomi, memahami konsep dan teori, serta berlatih dalam memecahkan masalah
ekonomi yang terjadi di lingkungan masyarakat.
2. Tujuan mata pelajatan ekonomi di SMA dan MA adalah:
a) Membekali siswa sejumlah konsep ekonomi untuk mengetahui dan mengerti
peristiwa dan masalah ekonomi dalam kehidupan sehari-hari, terutama yang
terjadi di lingkungan setingkat individu/rumah tangga, masyarakat dan negara.
b) Membekali siswa sejumlah konsep ekonomi yang diperlukan untuk mendalami
ilmu ekonomi pada jenjang selanjutnya.
c) Membekali siswa nilai-nilai etika ekonomi dan memiliki jiwa wirausaha.
d) Meningkatkan kemampuan berkompetensi dan bekerjasama dengan masyarakat
yang majemuk, baik dalam skala nasional maupun skala internasional (Fajar,
2014: 128).

c. Karakteristik mata pelajaran Ekonomi


Setiap mata pelajaran mempunyai karakteristik yang khas. Demikian juga halnya dengan
mata pelajaran Ekonomi. Adapun karakteristik mata pelajaran Ekonomi adalah sebagai berikut:
1) Mata pelajaran Ekonomi berangkat dari fakta atau gejala ekonomi yang nyata. Kenyataan
menunjukkan bahwa kebutuhan manusia tidak terbatas, sedangkan sumber-sumber ekonomi
sebagai alat memenuhi kebutuhan jumlahnya terbatas. Ilmu ekonomi mampu menjelaskan
gejala tersebut, sebab ilmu ekonomi dibangun dari dunia nyata.
2) Mata pelajaran Ekonomi mengembangkan teori-teori untuk menjelaskan fakta secara
rasional. Agar manusia mampu membaca dan menjelaskan gejala-gejala ekonomi secara
sistematis, maka disusunlah konsep dan teori ekonomi yang menjadi bangunan ilmu
ekonomi. Selain itu, ilmu ekonomi adalah obyektif dan mempunyai tujuan yang jelas.
3) Umumnya, analisis yang digunakan dalam ilmu ekonomi adalah pemecahan masalah.
Metode pemecahan masalah cocok untuk digunakan dalam analisis ekonomi sebab obyek
12
dalam ilmu ekonomi adalah permasalahan dasar ekonomi, yaitu barang apa yang harus
diproduksi, bagaimana cara memproduksi, dan untuk siapa barang diproduksi.
4) Inti dari ilmu ekonomi adalah memilih alternatif yang terbaik. Untuk mencapai
kemakmuran, manusia mempunyai banyak pilihan kegiatan. Namun, dari sekian banyak pilihan
kegiatan tersebut dapat dianalisis secara ekonomi sehingga dapat ditentukan alternatif pilihan
mana yang paling optimal.
5) Lahirnya ilmu ekonomi karena adanya kelangkaan sumber pemuas kebutuhan manusia
(Fajar, 2014: 129).

2.2 Penelitian Yang Relevan

Pada sub bab ini, peneliti akan mengkaji hasil penelitian terdahulu dengan kemiripan
judul secara empiris. Adapun penelitian yang dimaksud adalah sebagai berikut:
1. Musrifah(2018) dengan judul “Pengaruh Metode Pembelajaran Aktif Tipe Quiz Team
Terhadap Hasil Belajar Ips Murid Kelas V SD Negeri 17 Ujung Labu Kecamatan Bantaeng
Kabupaten Bantaeng” Dari analisis diperoleh kesimpulan bahwa penggunaan metode
pembelajaran aktif tipe quiz team berpengaruh terhadap hasil belajar IPS murid kelas V SD
Negeri 17 Ujung Labbu Kecamatan Bantaeng Kabupaten Bantaeng, hal ini dapat dilihat dari
hasil tes pretest dari 24 murid hanya 6 atau 25% yang memenuhi KKM dan setelah diadakanya
metode pembelajaran aktif tipe Quiz Team kemudian diadakan posttest maka murid yang
memenuhi KKM bertambah menjadi 23 orang atau 96% walaupun masih ada 1 murid yang
tidak memenuhi KKM.
2. Riri Lestari(2018) dengan judul “Pengaruh Metode Pembelajaran Aktiv Learning Tipe Time
Quiz Terhadap Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran Ips Kelas VII SMP Pembangunan
Laboratorium Universitas Negeri Padang” Dari analisis diperoleh kesimpulan bahwa
penggunaan metode pembelajaran aktif tipe quiz team berpengaruh terhadap hasil belajar siswa
pada mata pelajaran IPS kelas VII di SMP Pembangunan Laboratorium UNP Padang. Dimana
hasil belajar dengan menggunakan metode active learning tipe quiz team mendapatkan nilai
rata-rata 72,7 dan kelas dengan menggunakan metode konvensional mendapatkan rata-rata nilai
64.
3. Lola Vitaloka(2019) dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Quiz Team Berbantu Media
Power Point Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Akidah Akhlak Di Mts Al-
Washliyah DC Desa Serang Jaya ” Dari analisis diperoleh kesimpulan bahwa penggunaan
metode pembelajaran aktif tipe quiz team berbantu media power point Terdapat hasil
perhitungan uji hipotesis yang menggunakan uji t, diperoleh dengan thitung = 6,60 dan ttabel =
2,07 karena thitung > ttabel, maka H diterima dan H ditolak. Sehingga dapat disimpulkan

13
bahwa "Terdapat Pengaruh Positif " antara model pembelajaran Quiz Team berbantu media
Powerpoint terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran akidah akhlak di MTs Al-
Washliyah DC Desa Serang Jaya.
4. Arief Budiman(2014) dengan judul “Pengaruh Penerapan Metode Quiz Team Terhadap Hasil
Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih Di Mts Darul Ma’arif Jakarta Selatan ”
Berdasarkan hasil perhitungan uji hipotesis yang menggunakan uji-t, diperoleh harga t hitung =
4,95 dan t tabel = 2,00 karena t hitung > t tabel maka H ₀ ditolak. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa terdapat pengaruh hasil belajar kognitif yang signifikan antara kelompok siswa yang
diajarkan dengan menggunakan metode pembelajaran Quiz Team dengan kelompok siswa yang
diajarkan dengan metode konvensional pada mata pelajaran fiqih materi Makanan dan
Minuman Halal dan Haram. Dan rata-rata hasil belajar fiqih siswa yang diajar dengan metode
Quiz Team secara signifikan lebih tinggi daripada siswa yang diajarkan dengan metode
konvensional.
5. Marini Sumarni(2019) dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Aktif Tipe Quiz Team
Terhadap Hasil Belajar Fisika Dan Keaktifan Peserta Didik Kelas VIII SMP 1 Batang
Kabupaten Jeneponto” dapat disimpulkan bahwa Hasil belajar fisika peserta didik yang diajar
dengan menggunakan model pembelajaran aktif tipe Quiz Team diperoleh pada penelitian ini
Terdapat pengaruh model pembelajaran aktif tipe Quiz Team terhadap hasil belajar fisika
peserta didik dan juga Terdapat pengaruh model pembelajaran aktif tipe Quiz Team terhadap
keaktifan peserta didik.

2.3 Kerangka Berfikir

Melalui penerapan metode active learning tipe team quiz berbantu media power point
yang tepat untuk memobilisasi proses pembelajaran, maka diharapkan dapat mencapai tingkat
keberhasilan siswa dalam meraih prestasi belajarnya, terutama pada mata pelajaran ekonomi.
Metode active learning tipe team quiz tersebut dapat diterapkan pada pelajaran Ekonomi untuk
siswa menengah atas, namun harus disesuaikan dengan materi yang akan diajarkan karena tidak
semua materi cocok menggunakan metode tersebut. Selain itu, dalam penerapan metode active
learning tipe team quiz, seorang guru harus melihat situasi kelas dan karakter belajar siswa
sebelum akhirnya memutuskan untuk menggunakan metode pembelajaran tersebut. Dengan
begitu, guru dapat menyusun rencana pembelajaran dengan matang sehingga target pencapaian
ketuntasan belajar siswa dapat tercapai.
Berdasarkan pemikiran tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa melalui
pemilihan metode active learning tipe team quiz yang disesuaikan dengan materi pilihan yang
akan diajarkan kepada siswa, maka hal tersebut diharapkan dapat membantu keberhasilan siswa

14
dalam meraih prestasi belajar yang optimal, terutama pada mata pelajaran ekonomi. Maka dari
itu, hasil pemikiran tersebut dapat digambarkan melalui bagan berikut ini.

Permasalahan Pencapaian prestasi belajar siswa

Penerapan metode active learning tipe team


quiz quiz berbantu media power point

Hasil belajar siswa

2.4 Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan asumsi sementara atas penelitian yang sedang dilakukan. Maka,
hipotesis yang dapat peneliti himpun dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Hipotesis alternatif (H1)


Metode active learning tipe team quiz berbantu media power point
berpengaruh terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ekonomi kelas X
di SMA N 1Mesuji Makmur Oki Tahun Pelajaran 2022/2023.

2. Hipotesis nihil (H0)


Metode active learning tipe team quiz berbantu media power point tidak
berpengaruh terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ekonomi kelas X
di SMA N 1Mesuji Makmur Oki Tahun Pelajaran 2022/2023.

15
3. Metodologi Penelitian

3.1 Metode Penelitian

Metode penelitian adalah cara yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data
penelitian. Dalam skripsi ini, penulis menggunakan penelitian kuantitatif dimana proses penggalian
informasi diwujudkan dalam bentuk angka-angka sebagai alat untuk menemukan keterangan
mengenai apa yang diketahui.
Jenis Penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen adalah untuk
membangkitkan timbulnya suatu keadaan atau kejadian dilakukan dengan maksud melihat suatu
akibat (treatment atau perlakuan) . Penelitian ini dimaksudkan mengetahui ada tidaknya pengaruh
hasil belajar siswa setelah di terapkan Metode active learning tipe team quiz berbantu media power
point.

3.2 Lokasi Dan Waktu Penelitian


a. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA N 1Mesuji Makmur OKI.

b. Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilaksanakan pada semester genap Tahun Pelajaran 2023/2024.

3.3 Kelas Kontrol Dan Kelas Eksperimen

a. Kelas Kontrol

Kelas Kontrol merupakan kelompok siswa yang diberi perlakuan dengan


menggunakan model pembelajaran yang biasa dilakukan oleh guru atau atau model
pembelajaran konvensional. Didalam kelas kontrol terdapat 25 orang siswa kelas XA.

b. Kelas Eksperimen
Kelas Eksperimen merupakan kelompok siswa yang diberi perlakuan dengan menggunakan
model pembelajaran Quiz Team berbantu media Powerpoint. Adapun didalam kelas eksperimen
terdapat 25 orang siswa kelas XB

Jumlah Siswa di Kelas XA & Kelas XB


Kelompok Penelitian Jumlah
Kelas Kontrol 25 Orang
Kelas Eksperimen 25 Orang
Jumlah 50 Orang

16
3.4 Variabel Penelitian Dan Desain Penelitian

a. Variabel Penelitian
Variabel yang dikaji dalam penelitian ini adalah “Metode active learning tipe team
quiz berbantu media power point ”. Variable yang digunakan yaitu

1) Metode active learning tipe team quiz berbantu media power point sebagai variabel
bebas ( X )atau variabel yang mempengaruhi.
2) Hasil belajar siswa sebagi variabel terikat ( Y ) atau variabel yang dipengaruhi.

b. Desain Penelitian

Penelitian ini melibatkan dua kelas yang diberi perlakuan berbeda, yaitu kelas
eksperimen yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran Quiz Team
dan kelas control yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran
konvensional. Sebelum dilakukan perlakuan terlebih dahulu kedua kelas diberikan
pre-test. Kemudian dilakukan perlakuan, setelah itu baru kedua kelas tersebut
diberikan post-test untuk mengetahui hasil belajar siswa. Desain penelitian seperti
ini disebut dengan pre-test dan post-test group dengan pola:

Didalam penelitian ini observasi dilakukan sebanyak 2 kali yaitu sebelum


eksperimen dan sesudah eksperimen. Observasi dilakukan sebelum eksperimen
(0₁ ) disebut pre-test dan observasi sesudah eksperimen (0₂ ) disebut post-test.
Perbedaan antara 0₁ dan 0₂ yakni 0₂ - 0₁ diasumsikan merupakan efek dari
treatment atau eksperimen. Dengan demikian, rancangan penelitian ini dibuat
sebagai berikut:
Desain Penelitian
Kelas Pre-test Perlakuan Post-test
Eksperimen T P T
₁ ₁ ₂
Kontrol T P T
₁ ₂ ₂

Keterangan :
T₁ = tes pendahuluan (pre-test)
T₂ = tes akhir (post-test)
P₁ = perlakuan pada kelas XA dengan menggunakan model
pembelajaran Quiz Team
P₂ = perlakuan pada kelas XB dengan menggunakan model

17
pembelajaran konvensional

3.5 Defenisi Operasional

Adapun yang menjadi definisi operasional dari masing-masing variabel dalam


penelitian ini adalah:
1) Model Pembelajaran Quiz Team adalah model pembelajaran yang dapat
meningkatkan tanggung jawab belajar peserta didik dalam suasana yang
menyenangkan.

Langkah - Langkah Model Pembelajaran Quiz Team adalah sebagai berikut:


a. Pilihlah topic yang dapat disampaikan dalam tiga bagian.
b. Bagilah siswa menjadi 3 kelompok yaitu A, B, dan C.
c. Sampaikan kepada siswa format penyampaian pelajaran kemudian
mulai penyampaian materi. Batasi penyampaian materi maksimal 10
menit.

18
d. Setelah penyampaian, minta kelompok A menyiapkan pertanyaan-
pertanyaan berkaitan dengan materi yang baru saja disampaikan.
Kelompok B dan C menggunakan waktu ini untuk melihat lagi
catatan mereka.
e. Mintalah kepada kelompok A untuk memberi pertanyaan kepada
kelompok B. Jika kelompok B tidak dapat menjawab pertanyaan,
lempar pertanyaan tersebut kepada kelompok C.

f. Kelompok A memberi pertanyaan kepada kelompok C, jika


kelompok C tidak dapat menjawab, lemparkan kepada kelompok B.
g. Jika tanya jawab selesai, lanjutkan pelajaran kedua dan tunjuk
kelompok B untuk menjadi kelompok penanya. Lakukan seperti
proses untuk kelompok A.
h. Setelah kelompok B selesai dengan pertanyaannya, lanjutkan
penyampaian materi pelajaran ketiga dan tunjuk kelompok C sebagai
kelompok penanya.
i. Akhiri pelajaran dengan menyimpulkan tanya jawab dan jelaskan
sekiranya ada pemahaman siswa yang keliru.

2) Hasil belajar adalah hasil dari proses belajar yang dapat berupa angka
untuk menunjukkan tinggi rendahnya kemampuan siswa dalam memahami
pelajaran akidah akhlak yang telah dikuasai siswa melalui proses belajar
setelah melakukan suatu ujian.

19
3.6 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah melalui tes. Tes ini digunakan
untuk mengetahui hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi sebelum dan sesudah
menerapkan metode aktive learning tipe time quiz. Instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini adalah tes. hasil belajar siswa berupa tes berbentuk pilihan ganda sebanyak
20 butir soal dan terdiri dari 4 pilihan jawaban.

3.7 Teknik Analisi Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis
statistic deskriptif dan teknik analisis statistic inferensial yang bertujuan untuk mengkaji
variabel penelitian.
1) Analisis statistic deskriptif
Teknik analisis deskriptif merupakan jenis analisis data yang dimaksudkan untuk
mengungkapkan atau mendeskripsikan keadaan atau karakteristik masingmasing
variabel penelitian secara tunggal dengan menggunakan analisi distribusi
frekuensi, rata-rata (mean), dan standar devisi.
(i) Persentase P = 𝐅 𝐍 𝑿 𝟏𝟎𝟎 %
Dimana : P = angka persentase

F = Frekuensi jawaban responden

N= jumlah responden .

Rumus rata-rata (mean)


∑ 𝐗𝐈
x=
𝐧

Dimana :

x = Mean

∑ XI= jumlah tiap data

n = jumlah data

20
2) Analisis statistik inferensial
a. Uji Prasyarat

Uji prasyarat untuk bisa melakukan analisis korelasi maka terlebih dahulu
dilakukan uji analisis prasyarat.Uji prasyarat tersebut yaitu uji normalitas data dan
uji linearitas data.
1) Uji Normalitas Data
Uji normalitas adalah pengujian tentang kenormalan distribusi data
sehingga dapat dipakai dalam statistik parametrik (statistik inferensial).Pengujian
dilakukan dengan maksud untuk melihat normal tidaknya data yang dianalisis.
Salah suatu cara melakukan uji normalitas data untuk mengetahui apakah data
menyebar atau tidak dengan menggunakan uji kolmogorov smirnov.
Data penelitian dikatakan menyebar normal atau memenuhi uji normalitas
data apabila nilai Asymp.Sig (2-tailed) variabel berada diatas 0,05. Sebaliknya
apabila nilai Asymp.Sig (2-tailed) variabel berada dibawah 0,05, maka data
tersebut tidak berdistribusi normal atau tidak memenuhi uji normalitas.

Uji normalitas adalah pengujian tentang kenormalan distribusi data


sehingga dapat dipakai dalam statistik parametrik (statistik inferensial).Pengujian
dilakukan dengan maksud untuk melihat normal tidaknya data yang dianalisis.
Salah suatu cara melakukan uji normalitas data untuk mengetahui apakah data
menyebar atau tidak dengan menggunakan uji kolmogorov smirnov.
Data penelitian dikatakan menyebar normal atau memenuhi uji normalitas
data apabila nilai Asymp.Sig (2-tailed) variabel berada diatas 0,05. Sebaliknya
apabila nilai Asymp.Sig (2-tailed) variabel berada dibawah 0,05, maka data
tersebut tidak berdistribusi normal atau tidak memenuhi uji normalitas.

2) Uji Linearitas

Tujuan uji linearitas adalah untuk mengetahui apakah variabel

antara variabel X dan variabel Y linear apabila F hitung lebih kecil dari Ftabel pada

taraf signifikan 5%

3) Uji hipotesis

a. Analisis Regresi Linear Sederhana

Regresi Linear Sederhana digunakan untuk menganalisis hubungan kausal

satu variabel bebas (Penerapan metode active learning tipe team quiz quiz)

21
terhadap satu variabel terikat (Peningkatan hasil belajar).Pengujian dilakukan

dengan menggunakan SPSS for Windows . Model atau persamaan yang digunakan

untuk melakukan regresi Linear sederhana adalah sebagai berikut:

Ŷ = a + bX

Dimana :

Y : variabel terikat (Hasil

Belajar) a : konstanta

b : koefisien regresi variabel X

X : variabel bebas (active learning tipe team quiz quiz)

b. Uji t (Uji Signifikan)

Uji t dalam analisis regresi sederhana bertujuan untuk menguji hipotesis

penelitian dengan mengetahui apakah variabel bebas (X) berpengaruh signifikan

terhadap variabel terikat (Y). Dasar pengambilan keputusan untuk uji t dalam

analisis regresi adalah apabila nilai t > ttabel dan nilai sig. < 0,05 maka H0
hitung

ditolak dan Ha diterima yang artinya ada pengaruh yang signifikan antara variabel

bebas terhadap variabel terikat. Sebaliknya, apabila t <t


hitung tabel dan nilai sig. >

0,05 maka H0 diterima dan Ha ditolak yang artinya tidak ada pengaruh yang

signifikan antara variabel bebas terhadap variabel terikat.

22
DAFTAR PUSTAKA

Ali Mudlofir dan Evi Fatimatur Rusydiyah. Desain Pembelajaran Inovatif.


Jakarta : Rajawali Pers. 2017.

Anas Sudjono. Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: Rajawali Pers. 2010.

Anas Sudjono. Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo Persada.


2010.

Andy Sapta. “Peningkatan Hasil Belajar Sukubanyak Melalui Model


Pembelajaran Quiz Team Berbantuan Aplikasi Maple.” Jurnal
Matematics Paedagogic No. 2. Volume 2. 2018.
Erwin Widiasworo. Strategi & Metode Mengajar Siswa di Luar Kelas
(Outdoor Learning). Yogyakarta: Ar-ruzz Media. 2017.

Hamdani. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia. 2017.

Hasan Baharun. “Penerapan Pembelajaran Active Learning Untuk


Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Di Madrasah.” Jurnal
Pendidikan Pedagogik No. 1. Volume 1. 2015.

Istarani. 58 Model Pembelajaran Inovatif. Medan: Media Persada. 2017

Nanang Martono. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Rajawali Pers.

2010.

Nana Syaodih Sukmadinata. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung:


Remaja Rosdakarya. 2016.

Nunuk Suryani, et.al. Media Pembelajaran Inovatif Dan Pengembangan.


Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2018.

27

Anda mungkin juga menyukai